SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PREPARAT APUS DARAH
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik
Dosen pengampu : Dra. Ely Rudyatmi,M.Si
Oleh :
Aisyah Fitri Astuti 4401412075
Pendidikan Biologi/3
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
PREPARAT APUS DARAH
A. TUJUAN
1. Untuk membuat preparat apus darah dengan metode apus dan pewarnaan metode
Romanowski
2. Untuk menganalisis preparat apus darah dengan melihat bentuk maupun struktur
dari sel darah
B. DASAR TEORI
Preparat apus darah merupakan preparat permanen, yaitu preparat yang
keawetannya bertahun-tahun. Preparat permanen ini proses pembuatannya cukup sukar,
memerlukan berbagai macam zat kimia, perlu perencanaan yang matang dan ketelitian.
Tujuan pembuatan preparat permanen adalah untuk menyediakan obyek yang
bersangkutan selalu tersedia pada setiap waktu diperlukan secara umum, prosedur
pembuatan preparat permanen melalui tahapan: fiksasi, pencucian, dehidrasi dengan
disisipi staining, dealkoholisasi/clearing, mounting atau penutupan dan labeling
(Rudyatmi, 2014).
Preparat apus atau smear adalah preparat yang proses pembuatannnya dengan
metode apus atau smear, yaitu dengan cara mengapuskan atau membuat lapisan tipis
atau film suatu bahan yang berupa cairan atau bukan cairan diatas gelas benda yang
bersih dan bebas lemak. Selanjutnya melakukan fiksasi, mewarnai, dan menutupnya
dengan gelas penutup untuk diamati dibawah mikroskop. Preparat apus darah adalah
untuk mempelajari struktur eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Pada pembuatan preparat apus darah menggunakan zat warna giemsa atau
disebut juga pewarnaan Romanowski. Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi
hitam yang terbentuk dari penambahan larutan methylene blue dan eosin yang
dilarutkan di dalam methanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel
dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
trombosit.
Darah adalah salah satu jaringan ikat yang mempunyai fungsi sebagai
penghubung (alat transport) yang sel-selnya tertahan dan dibawa dalam matriks cairan
(plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental pula. Cairan ini emiliki
pH 7,35 sampai 7,45. Warna darah bervariasi dari merah sampai merah tua kebiruan,
tergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah itu sendiri (Subowo,
1992).
Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang sebagian
besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma
darah adalah albumin. Protein lainnya adalah antibody (imunoglobin) dan protein
pembekuan.
Pada dasarnya, darah mempunyai 3 fungsi utama, yaitu membantu
pengangkutan zat-zat makanan, perlindungan atau proteksi dari benda asing dan
mengatur regulasi kandungan air jaringan, pengaturan suhu tubuh dan pengaturan pH
(Subowo, 1992).
1. Sel darah merah (Eritrosit)
Eritrosit berbentuk diskus bikonkaf, yaitu bulat dengan lekukan pada
sentralnya dan berdiameter 7,65 mikrometer. Eritrosit merupakan sel yang
paling banyak dibandingkan dengan sel lainnya. Eritrosit mengandung
hemoglobin, yang berfungsi untuk mengikat sel darah merah dan membawa
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
2. Sel darah putih (leukosit)
Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih
untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih
yang bekerjasama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan
infeksi, termasuk menghasilkan antinodi. Dibedakan berdasarkan ada tidaknya
granula terbagi atas granulosit (Neutrofil, Eusinofil, dan basofil) dan agranulosit
(limfosit dan monosit).
a) Granulosit
1. Neutrofil
Neutrofil berfungsi membantu melindungi tubuh melawan
infeksi balteri, jamur ataupun mikroorganisme berbahaya yang masuk
ke dalam tubuh. Selain itu juga berperan dalam mencerna atau
memfagositosis benda asing sisa-sisa peradangan. Ada dua jenis
neutrofil yaitu neutrofil berbentuk pita dan bersegmen. Neutrofil
meiliki 3-5 lobus yang terhubungkan dnegan benang-benang kromatin
tipis.
2. Eusinofil
Eusinofil meiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar. Sel
ini memiliki inti yang berlobus dua dan berdiamater 12-15 mikrometer.
Berfungsi sebagai fagositosik lemak. Jmlahnya akan meningkat ssaat
terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stress
berkepanjangan.
3. Basofil
Basofil memiliki sejumlah sitoplasma besar dan bentuknya tidak
beraturan.
b) Agranulosit
1. Limfosit
Mempunyai ukuran yang lebih kecil daripada makrofag dan
neutrofil. Memiliki inti yang relative besar, bulat sedikit cekung pada
satu sisi..
2. Monosit
Merupakan sel leukosit yang relative besar 3-8% dari jumlah
leukosit normal, diamternya 9-10 mikrometer. Inti biasanya eksentris,
adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda.
3. Trombosit
Merupakan partikel yang relative menyerupai sel, dengan
ukuran lebih kecil daripada eritrosit ata pun leukosit. Berperan dalam
proses pemebekuan darah setelah terjadi luka. Trombosit berkumpul
pada daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktifan.
Selanjutnya, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal
untuk membentuk filament atau fibril-fibril penutup luka.
C. PROSEDUR
Tahapan pembuatan film darah tipis
1. Ujung jari kiri bagian tengah atau manis disiapkan dan dikipas-kipaskan ke arah
kaki kemudian diurut dengan tangan kanan ke arah ujung jari.
2. Ujung jari tengah atau manis dan jarum franke disterilkan dengan alcohol 70%.
3. Ujung jari tersebut ditusuk dengan jarum franke, darah dikeluarkan.
4. Tetesan darah pertama diusap menggunakan kapas beralkohol.
5. Tetesan berikutnya diteteskan pada gelas benda A yang bebas lemak pada posisi 0,5
cm dari sisi pendek atau tepi kanan gelas benda A.
6. Gelas benda B yang sisi pendeknya rata diambil dan ditegakkan disebelah kiri
tetesan darah dengan kemiringan gelas benda B sebesar 450
C.
7. Gelas benda B ditarik ke arah tetesan darah sehingga terjadi kapilaritas.
8. Gelas benda B didorong ke arah kiri gelas benda A dengan kuat dan kecepatan yang
konstan, sehingga terbentuk film darah yang tipis dan rata.
9. Film darah tersebut dikeringkan pada rak pewarnaan datar yang bersih.
Tahapan pewarnaan dengan Metode Romanowski
1. Film darah pada rak pewarnaan dipastikan sudah kering.
2. Semua permukaan film darah difiksasi dengan meneteskan fiksatif (metil alcohol)
selama 5 menit.
3. Permukaan film darah yang sudah difiksasi dikeringkan sampai kering.
4. Film darah yang sudah kering diwarnai dengan cara meneteskan zat warna Giemsa
3% selama 30-40 menit.
5. Film darah yang sudah diwarnai kemudian dicuci smapai bersih dengan tetesan
aquades dingin yang sudah didihkan terlebih dahulu.
6. Film darah yang sudah dicuci kemudian dikeringkan.
7. Film darah tersebut kemudian diberi label sesuai identitas preparat yang
bersangkutan pada ujung kanan gelas benda A dengan posisi memanjang.
8. Preparat diamati dengan perbesaran kuat, kemudian difoto dan dianalisis.
D. PEMBAHASAN DAN HASIL
Pembuatan preparat apus darah ini, dilakukan dengan metode apus/smear/oles.
Sampel darah yang digunakan yaitu darah manusia. Berdasarkan hasil dan foto yang
didapatkan saat pengamatan di bawah mikroskop, preparat apus darah dengan
pewarnaan Giemsa ini terlihat cukup baik dan dapat terlihat adanya eritrosit dan
beberapa macam leukosit yang tampak menonjol dengan warna ungu. Jumlah eritrosit
tampak paling menonjol jika dibandingkan dengan leukosit.
Eritrosit yang tampak di mikroskop berwarna bening transparan dengan bentuk
bulat seperti cekungan (cakram) pada posisi dalam (tengah) dan tidak berinti,
sedangkan leukosit terlihat seperti sel yang memiliki inti berwarna ungu. Warna ungu
yang tampak pada leukosit tersebut disebabkan oleh inti leukosit yang bersifat basa
sehingga mudah menyerap zat warna Giemsa. Leukosit yang terlihat hanya beberapa
tidak terlihat keseluruhan macam dari eritrosit diantaranya eosinophil, limfosit dan
netrofil. Persentase netrofil memang paling banyak dalam darah, yaitu mencapai 50-
70% dari jumlah leukosit yang ada, sedangkan jumlah paling sedikit yaitu basophil
dengan jumlah persentase hanya 1% saja dari berbagai macam leukosit. Tetapi pada
pengamatan preparat apus darah ini yang terlihat paling menonojol yaitu limfosit
meskipun jumlah persentasenya hanya 20% di dalam darah. Entuk leukosit yang
lainseperti eosinophil dan netrofil hanya terlihat 1% saja seangkan monosit dan
basophil tidak terlihat mungkin karena masih terdapat film darah yang bertumpuk
tumpuk karena saat pembuatan film darah kurang tipis dan rata, preparat yang
dihasilkan tidak semuanya menampakkan hasil yang bagus, hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa kesalahan :
1. Kesalahan prosedur yang dilakukan oleh praktikan pada saat pembuatan apusan
atau film darah, sehingga sel-selnya ada yang rusak karena tertekan.
2. Kurangya keterampilan praktikan dalam penggunaan mikroskop, sehingga dalam
pencahayaan dan pemfokusan kurang.
3. Banyaknya tetesan darah saat pembuatan film darah melebihi kapasitas, sehingga
tidak terjadi kapilaritas tetapi terjadi penumpukan lapisan darah.
4. Penempatan posisi gelas benda B tidak mencapai 45° pada ujung sisi pendeknya
sehingga gesekan film darah tidak berbuahmaximal.
Pada perbesaran 10 x 10 masih terlihat apusan darah yang bertumpukrapat dan
yang terlihat jelas hanya eritrosit dengan bentuk bikonkaf sedangkan struktur dan
macam-macam bentuk leukosit baru dapat teramati jelas pada perbesaran 40 x 10.
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sekitar 45-50 menit. Ditemukannya
leukosit dalam jumlah banyak pada preparat apus darah menunjukkan bahwa pendonor
sedang mengalami sakit berkaitan dengan fungsi leukosit sebagai bentuk pertahanan
tubuh manusia.
Pada pembuatan preparat apus darah ini menggunakan beberapa larutan,
diantaranya yaitu Alkohol 70% yang berfungsi untuk mensterilkan jari tengah dan
peralatan seperti jarum franked an gelas benda, metil alcohol berfungsi untuk fiksator
dalam proses fiksasi dan larutan Giemsa 3% berfungsi untuk melakukan pewarnaan
seluruh permukaan film darah. Maksud dari pembuangan tetesan darah pertama saat
pembuatan film darah yaitu agar darah tidak terkontaminasi dengan alcohol sewaktu
jari tengah dibersihkan dan tetesan kedua dan ketiga dianggap sudah steril dan baru
bisa diambil untuk dijadikan sample dan diamati bagian-bagian maupun morfologinya.
1
2
3
Keterangan :
1. Limfosit
2. Sel darah merah
3. Netrofil
4. Plasma
5. Membrane sel
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Preparat apus darah dapat dibuat dengan metode apus maupun metode
pewarnaan Romanowski.
Pewarnaan pada preparat apus darah ini menggunakan zat warna Giemsa 3%
yang berfungsi untuk membedakaneritrosit yang tidak terwarna Giemsa secara jelas
dengan leukosit yang berwarna kontras sehingga dapat dibedakan antara nucleus
dengan bagian sel yang lain.
Bentuk sel darah merah (eritrosit) berbentuk bulat bikonkaf dan tidak memiliki
inti sedangkan sel darah putih (leukosit) ukuranyya tampak lebih besar dengan bentuk
yang bermacam-macam, dengan dua jenis yaitu ada yang granulosit maupun
agranulosit. Leukosit memiliki inti. Pada preparat apus darah ini tampak kontras
dengan warna ungu dari zat warna Giemsa.
F. SARAN
Apus darah manusia
Apus
Giemsa
5
4
1. Untuk menghapus darah atau saat pembuatan film darah harus dilakukan setipis
mungkin sehingga preparat tidak terlalu rapat atu bertumpuk.
2. Untuk pewarnaan Giemsa pastikan zat warna terlihat belum rusak atau
terkontaminasisehingga hasil pewarnaa baik.
3. Dalam proses pembuatan preparat harus dilakukan secara sistematis berdasarkan
prosedur dan dibutuhkan ketelitian maupun keterampilan yang baik.
G. DAFTAR PUSTAKA
Darah Manusia. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Blood_smear.jpg
(Diakses pada tanggal 3 November 2014)
Marianti, Aditya.2014. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang : Biologi
FMIPA UNNES.
Rudyatmi,Eli. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
1. Untuk menghapus darah atau saat pembuatan film darah harus dilakukan setipis
mungkin sehingga preparat tidak terlalu rapat atu bertumpuk.
2. Untuk pewarnaan Giemsa pastikan zat warna terlihat belum rusak atau
terkontaminasisehingga hasil pewarnaa baik.
3. Dalam proses pembuatan preparat harus dilakukan secara sistematis berdasarkan
prosedur dan dibutuhkan ketelitian maupun keterampilan yang baik.
G. DAFTAR PUSTAKA
Darah Manusia. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Blood_smear.jpg
(Diakses pada tanggal 3 November 2014)
Marianti, Aditya.2014. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang : Biologi
FMIPA UNNES.
Rudyatmi,Eli. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

More Related Content

What's hot

Mikroskop dan se1
Mikroskop dan se1Mikroskop dan se1
Mikroskop dan se1
Operator Warnet Vast Raha
 
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBPertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Muhammad Luthfan
 
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxMengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Ardi Setyo W
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
SofiaNofianti
 
BIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisBIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_Organogenesis
Nur Aini
 
mikromiretik
mikromiretikmikromiretik
mikromiretik
Dokter Tekno
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaEla Afellay
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
dewisetiyana52
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
Ernalia Rosita
 
Laporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriLaporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetri
UHO University
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirFransiska Puteri
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Iswi Haniffah
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
Warnet Raha
 
Dinding sel
Dinding selDinding sel
Dinding sel
Abror Abrori
 
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
UNESA
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Evi Yuniar
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Rukmana Suharta
 

What's hot (20)

Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Mikroskop dan se1
Mikroskop dan se1Mikroskop dan se1
Mikroskop dan se1
 
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBPertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
 
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxMengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
 
VISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELDVISKOSITAS BROOKFIELD
VISKOSITAS BROOKFIELD
 
BIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_OrganogenesisBIOUnnes_Organogenesis
BIOUnnes_Organogenesis
 
mikromiretik
mikromiretikmikromiretik
mikromiretik
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriLaporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
 
Makalah amilun
Makalah amilunMakalah amilun
Makalah amilun
 
Dinding sel
Dinding selDinding sel
Dinding sel
 
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
 
Mikroteknik ppt
Mikroteknik pptMikroteknik ppt
Mikroteknik ppt
 
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
Biologi XI Organela SEL (Lisosom,Peroksisom, Glioksisom)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 

Similar to Apus darah sudah diedit

Percobaan viii
Percobaan viiiPercobaan viii
Percobaan viiiNovela Fivka
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
Sri Rezki Ramadhani
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Warnet Raha
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
sarahmae26
 
Biologi peredaran darah kelas XI
Biologi peredaran darah kelas XIBiologi peredaran darah kelas XI
Biologi peredaran darah kelas XI
Quirella Bellinda
 
Makalah hematologi
Makalah hematologiMakalah hematologi
Makalah hematologi
Viliansyah Viliansyah
 
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darahIpa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
SMPK Stella Maris
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleurapdspatklinsby
 
Pengolahan darah
Pengolahan darahPengolahan darah
Pengolahan darah
dewisetiyana52
 
Makalah peredaran darah tenia
Makalah peredaran darah teniaMakalah peredaran darah tenia
Makalah peredaran darah tenia
teniaputri
 
Makalah Peredaran Darah
Makalah Peredaran Darah Makalah Peredaran Darah
Makalah Peredaran Darah
teniaputri
 
darah
darahdarah
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-ifahruludin
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-ifahruludin
 
Materi biologi x ppt bab 5 fix
Materi biologi x ppt bab 5 fixMateri biologi x ppt bab 5 fix
Materi biologi x ppt bab 5 fix
eli priyatna laidan
 
idoc.pub_leukosit.pdf
idoc.pub_leukosit.pdfidoc.pub_leukosit.pdf
idoc.pub_leukosit.pdf
NurFatimahAzzahra6
 
Askep dhf print
Askep dhf printAskep dhf print
Askep dhf print
vio1992
 

Similar to Apus darah sudah diedit (20)

Percobaan viii
Percobaan viiiPercobaan viii
Percobaan viii
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
 
Biologi peredaran darah kelas XI
Biologi peredaran darah kelas XIBiologi peredaran darah kelas XI
Biologi peredaran darah kelas XI
 
Makalah hematologi
Makalah hematologiMakalah hematologi
Makalah hematologi
 
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
Pengertian darah dan AKBID PARAMATA RAHA
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darahIpa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
Ipa8 kd7-struktur dan fungsi sistem peredaran darah
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 
Pengolahan darah
Pengolahan darahPengolahan darah
Pengolahan darah
 
Makalah peredaran darah tenia
Makalah peredaran darah teniaMakalah peredaran darah tenia
Makalah peredaran darah tenia
 
Makalah Peredaran Darah
Makalah Peredaran Darah Makalah Peredaran Darah
Makalah Peredaran Darah
 
darah
darahdarah
darah
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
Materi biologi x ppt bab 5 fix
Materi biologi x ppt bab 5 fixMateri biologi x ppt bab 5 fix
Materi biologi x ppt bab 5 fix
 
idoc.pub_leukosit.pdf
idoc.pub_leukosit.pdfidoc.pub_leukosit.pdf
idoc.pub_leukosit.pdf
 
Askep dhf print
Askep dhf printAskep dhf print
Askep dhf print
 

Recently uploaded

Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARAwebinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
RazefZulkarnain1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARAwebinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF  KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
webinar DISEMINASI BUDAYA POSITIF KOMBEL GUGUS KIHAJAR DEWANTARA
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 

Apus darah sudah diedit

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PREPARAT APUS DARAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Dosen pengampu : Dra. Ely Rudyatmi,M.Si Oleh : Aisyah Fitri Astuti 4401412075 Pendidikan Biologi/3 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
  • 2. PREPARAT APUS DARAH A. TUJUAN 1. Untuk membuat preparat apus darah dengan metode apus dan pewarnaan metode Romanowski 2. Untuk menganalisis preparat apus darah dengan melihat bentuk maupun struktur dari sel darah B. DASAR TEORI Preparat apus darah merupakan preparat permanen, yaitu preparat yang keawetannya bertahun-tahun. Preparat permanen ini proses pembuatannya cukup sukar, memerlukan berbagai macam zat kimia, perlu perencanaan yang matang dan ketelitian. Tujuan pembuatan preparat permanen adalah untuk menyediakan obyek yang bersangkutan selalu tersedia pada setiap waktu diperlukan secara umum, prosedur pembuatan preparat permanen melalui tahapan: fiksasi, pencucian, dehidrasi dengan disisipi staining, dealkoholisasi/clearing, mounting atau penutupan dan labeling (Rudyatmi, 2014). Preparat apus atau smear adalah preparat yang proses pembuatannnya dengan metode apus atau smear, yaitu dengan cara mengapuskan atau membuat lapisan tipis atau film suatu bahan yang berupa cairan atau bukan cairan diatas gelas benda yang bersih dan bebas lemak. Selanjutnya melakukan fiksasi, mewarnai, dan menutupnya dengan gelas penutup untuk diamati dibawah mikroskop. Preparat apus darah adalah untuk mempelajari struktur eritrosit, leukosit, dan trombosit. Pada pembuatan preparat apus darah menggunakan zat warna giemsa atau disebut juga pewarnaan Romanowski. Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan methylene blue dan eosin yang dilarutkan di dalam methanol. Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Darah adalah salah satu jaringan ikat yang mempunyai fungsi sebagai penghubung (alat transport) yang sel-selnya tertahan dan dibawa dalam matriks cairan
  • 3. (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental pula. Cairan ini emiliki pH 7,35 sampai 7,45. Warna darah bervariasi dari merah sampai merah tua kebiruan, tergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah itu sendiri (Subowo, 1992). Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma darah adalah albumin. Protein lainnya adalah antibody (imunoglobin) dan protein pembekuan. Pada dasarnya, darah mempunyai 3 fungsi utama, yaitu membantu pengangkutan zat-zat makanan, perlindungan atau proteksi dari benda asing dan mengatur regulasi kandungan air jaringan, pengaturan suhu tubuh dan pengaturan pH (Subowo, 1992). 1. Sel darah merah (Eritrosit) Eritrosit berbentuk diskus bikonkaf, yaitu bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 mikrometer. Eritrosit merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan sel lainnya. Eritrosit mengandung hemoglobin, yang berfungsi untuk mengikat sel darah merah dan membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. 2. Sel darah putih (leukosit) Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerjasama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antinodi. Dibedakan berdasarkan ada tidaknya granula terbagi atas granulosit (Neutrofil, Eusinofil, dan basofil) dan agranulosit (limfosit dan monosit). a) Granulosit 1. Neutrofil
  • 4. Neutrofil berfungsi membantu melindungi tubuh melawan infeksi balteri, jamur ataupun mikroorganisme berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu juga berperan dalam mencerna atau memfagositosis benda asing sisa-sisa peradangan. Ada dua jenis neutrofil yaitu neutrofil berbentuk pita dan bersegmen. Neutrofil meiliki 3-5 lobus yang terhubungkan dnegan benang-benang kromatin tipis. 2. Eusinofil Eusinofil meiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar. Sel ini memiliki inti yang berlobus dua dan berdiamater 12-15 mikrometer. Berfungsi sebagai fagositosik lemak. Jmlahnya akan meningkat ssaat terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stress berkepanjangan. 3. Basofil Basofil memiliki sejumlah sitoplasma besar dan bentuknya tidak beraturan. b) Agranulosit 1. Limfosit Mempunyai ukuran yang lebih kecil daripada makrofag dan neutrofil. Memiliki inti yang relative besar, bulat sedikit cekung pada satu sisi.. 2. Monosit Merupakan sel leukosit yang relative besar 3-8% dari jumlah leukosit normal, diamternya 9-10 mikrometer. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda.
  • 5. 3. Trombosit Merupakan partikel yang relative menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada eritrosit ata pun leukosit. Berperan dalam proses pemebekuan darah setelah terjadi luka. Trombosit berkumpul pada daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktifan. Selanjutnya, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk filament atau fibril-fibril penutup luka. C. PROSEDUR Tahapan pembuatan film darah tipis 1. Ujung jari kiri bagian tengah atau manis disiapkan dan dikipas-kipaskan ke arah kaki kemudian diurut dengan tangan kanan ke arah ujung jari. 2. Ujung jari tengah atau manis dan jarum franke disterilkan dengan alcohol 70%. 3. Ujung jari tersebut ditusuk dengan jarum franke, darah dikeluarkan. 4. Tetesan darah pertama diusap menggunakan kapas beralkohol. 5. Tetesan berikutnya diteteskan pada gelas benda A yang bebas lemak pada posisi 0,5 cm dari sisi pendek atau tepi kanan gelas benda A. 6. Gelas benda B yang sisi pendeknya rata diambil dan ditegakkan disebelah kiri tetesan darah dengan kemiringan gelas benda B sebesar 450 C. 7. Gelas benda B ditarik ke arah tetesan darah sehingga terjadi kapilaritas. 8. Gelas benda B didorong ke arah kiri gelas benda A dengan kuat dan kecepatan yang konstan, sehingga terbentuk film darah yang tipis dan rata. 9. Film darah tersebut dikeringkan pada rak pewarnaan datar yang bersih. Tahapan pewarnaan dengan Metode Romanowski 1. Film darah pada rak pewarnaan dipastikan sudah kering. 2. Semua permukaan film darah difiksasi dengan meneteskan fiksatif (metil alcohol) selama 5 menit. 3. Permukaan film darah yang sudah difiksasi dikeringkan sampai kering.
  • 6. 4. Film darah yang sudah kering diwarnai dengan cara meneteskan zat warna Giemsa 3% selama 30-40 menit. 5. Film darah yang sudah diwarnai kemudian dicuci smapai bersih dengan tetesan aquades dingin yang sudah didihkan terlebih dahulu. 6. Film darah yang sudah dicuci kemudian dikeringkan. 7. Film darah tersebut kemudian diberi label sesuai identitas preparat yang bersangkutan pada ujung kanan gelas benda A dengan posisi memanjang. 8. Preparat diamati dengan perbesaran kuat, kemudian difoto dan dianalisis. D. PEMBAHASAN DAN HASIL Pembuatan preparat apus darah ini, dilakukan dengan metode apus/smear/oles. Sampel darah yang digunakan yaitu darah manusia. Berdasarkan hasil dan foto yang didapatkan saat pengamatan di bawah mikroskop, preparat apus darah dengan pewarnaan Giemsa ini terlihat cukup baik dan dapat terlihat adanya eritrosit dan beberapa macam leukosit yang tampak menonjol dengan warna ungu. Jumlah eritrosit tampak paling menonjol jika dibandingkan dengan leukosit. Eritrosit yang tampak di mikroskop berwarna bening transparan dengan bentuk bulat seperti cekungan (cakram) pada posisi dalam (tengah) dan tidak berinti, sedangkan leukosit terlihat seperti sel yang memiliki inti berwarna ungu. Warna ungu yang tampak pada leukosit tersebut disebabkan oleh inti leukosit yang bersifat basa sehingga mudah menyerap zat warna Giemsa. Leukosit yang terlihat hanya beberapa tidak terlihat keseluruhan macam dari eritrosit diantaranya eosinophil, limfosit dan netrofil. Persentase netrofil memang paling banyak dalam darah, yaitu mencapai 50- 70% dari jumlah leukosit yang ada, sedangkan jumlah paling sedikit yaitu basophil dengan jumlah persentase hanya 1% saja dari berbagai macam leukosit. Tetapi pada pengamatan preparat apus darah ini yang terlihat paling menonojol yaitu limfosit meskipun jumlah persentasenya hanya 20% di dalam darah. Entuk leukosit yang lainseperti eosinophil dan netrofil hanya terlihat 1% saja seangkan monosit dan basophil tidak terlihat mungkin karena masih terdapat film darah yang bertumpuk tumpuk karena saat pembuatan film darah kurang tipis dan rata, preparat yang
  • 7. dihasilkan tidak semuanya menampakkan hasil yang bagus, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa kesalahan : 1. Kesalahan prosedur yang dilakukan oleh praktikan pada saat pembuatan apusan atau film darah, sehingga sel-selnya ada yang rusak karena tertekan. 2. Kurangya keterampilan praktikan dalam penggunaan mikroskop, sehingga dalam pencahayaan dan pemfokusan kurang. 3. Banyaknya tetesan darah saat pembuatan film darah melebihi kapasitas, sehingga tidak terjadi kapilaritas tetapi terjadi penumpukan lapisan darah. 4. Penempatan posisi gelas benda B tidak mencapai 45° pada ujung sisi pendeknya sehingga gesekan film darah tidak berbuahmaximal. Pada perbesaran 10 x 10 masih terlihat apusan darah yang bertumpukrapat dan yang terlihat jelas hanya eritrosit dengan bentuk bikonkaf sedangkan struktur dan macam-macam bentuk leukosit baru dapat teramati jelas pada perbesaran 40 x 10. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sekitar 45-50 menit. Ditemukannya leukosit dalam jumlah banyak pada preparat apus darah menunjukkan bahwa pendonor sedang mengalami sakit berkaitan dengan fungsi leukosit sebagai bentuk pertahanan tubuh manusia. Pada pembuatan preparat apus darah ini menggunakan beberapa larutan, diantaranya yaitu Alkohol 70% yang berfungsi untuk mensterilkan jari tengah dan peralatan seperti jarum franked an gelas benda, metil alcohol berfungsi untuk fiksator dalam proses fiksasi dan larutan Giemsa 3% berfungsi untuk melakukan pewarnaan seluruh permukaan film darah. Maksud dari pembuangan tetesan darah pertama saat pembuatan film darah yaitu agar darah tidak terkontaminasi dengan alcohol sewaktu jari tengah dibersihkan dan tetesan kedua dan ketiga dianggap sudah steril dan baru bisa diambil untuk dijadikan sample dan diamati bagian-bagian maupun morfologinya. 1 2 3
  • 8. Keterangan : 1. Limfosit 2. Sel darah merah 3. Netrofil 4. Plasma 5. Membrane sel E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Preparat apus darah dapat dibuat dengan metode apus maupun metode pewarnaan Romanowski. Pewarnaan pada preparat apus darah ini menggunakan zat warna Giemsa 3% yang berfungsi untuk membedakaneritrosit yang tidak terwarna Giemsa secara jelas dengan leukosit yang berwarna kontras sehingga dapat dibedakan antara nucleus dengan bagian sel yang lain. Bentuk sel darah merah (eritrosit) berbentuk bulat bikonkaf dan tidak memiliki inti sedangkan sel darah putih (leukosit) ukuranyya tampak lebih besar dengan bentuk yang bermacam-macam, dengan dua jenis yaitu ada yang granulosit maupun agranulosit. Leukosit memiliki inti. Pada preparat apus darah ini tampak kontras dengan warna ungu dari zat warna Giemsa. F. SARAN Apus darah manusia Apus Giemsa 5 4
  • 9. 1. Untuk menghapus darah atau saat pembuatan film darah harus dilakukan setipis mungkin sehingga preparat tidak terlalu rapat atu bertumpuk. 2. Untuk pewarnaan Giemsa pastikan zat warna terlihat belum rusak atau terkontaminasisehingga hasil pewarnaa baik. 3. Dalam proses pembuatan preparat harus dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur dan dibutuhkan ketelitian maupun keterampilan yang baik. G. DAFTAR PUSTAKA Darah Manusia. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Blood_smear.jpg (Diakses pada tanggal 3 November 2014) Marianti, Aditya.2014. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang : Biologi FMIPA UNNES. Rudyatmi,Eli. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
  • 10. 1. Untuk menghapus darah atau saat pembuatan film darah harus dilakukan setipis mungkin sehingga preparat tidak terlalu rapat atu bertumpuk. 2. Untuk pewarnaan Giemsa pastikan zat warna terlihat belum rusak atau terkontaminasisehingga hasil pewarnaa baik. 3. Dalam proses pembuatan preparat harus dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur dan dibutuhkan ketelitian maupun keterampilan yang baik. G. DAFTAR PUSTAKA Darah Manusia. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Blood_smear.jpg (Diakses pada tanggal 3 November 2014) Marianti, Aditya.2014. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang : Biologi FMIPA UNNES. Rudyatmi,Eli. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara.