SlideShare a Scribd company logo
58
SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI
BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH
SUMATERA BARAT
1
Noveri Rahmawati, 2
Dian Handayani, 1
Nofri Mulyanti
1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Pekanbaru
2
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang
ABSTRAK
Telah dilakukan skrining aktivitas sitotoksik dari beberapa jenis spon laut yang
diperoleh dari Pulau Mandeh Sumatera Barat. Ekstrak methanol spon yang telah
dikeringkan difraksinasi ke dalam fraksi non polar, semi polar dan polar, masing-masing
dengan menggunakan heksan, etil asetat, dan butanol. Uji aktifitas sitotoksik dilakukan
dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil Uji sitotoksik terhadap ekstrak
methanol menunjukkan bahwa sampel spon AN 07 mempunyai nilai LC50 yang paling
tinggi yaitu 26,1036 µg/ml. Hasil uji sitotoksik terhadap fraksi heksan dan etil asetat
menunjukkan bahwa sampel spon AN 01 mempunyai nilai LC50 1,4585 µg/ml dan
29,4289 µg/ml sedangkan fraksi butanol menunjukkan bahwa sampel AN 04 mempunyai
LC50 yang paling tinggi yaitu 0,0002 µg/ml.
Kata kunci : Sitotoksik, Spon Laut, Brine Shrimp Lethaliy Test
PENDAHULUAN
Spon (porifera) merupakan organisme multiselular yang paling primitif yang
dapat memproduksi racun dan senyawa kimia lain yang dapat digunakan untuk
mempertahankan dirinya dari serangan predator (Ferretti et al, 2007). Spon kaya akan
senyawa sitotoksik yang melebihi biota laut lainnya maupun biota darat. Dalam suatu
proses skrining masal senyawa sitotoksik dari bahan alam oleh NCI (National Cancer
Institute) Amerika, ternyata >10% dari semua jenis spon yang diobservasi bersifat aktif.
Hal ini disebabkan karena spon termasuk pada hewan pemakan dengan cara menyaring
(filter feeder). Dalam penyaringan tersebut, ribuan sampai jutaan mikroba terperangkap.
Apabila konsentrasi mikroba sangat besar maka spon akan terkena infeksi dan sakit oleh
karena itu spon memproduksi senyawa kimia yang mampu melumpuhkan mikroba yang
terperangkap. Mikroba yang resisten terhadap senyawa kimia tersebut akan bertahan dan
hidup bersimbiosis di dalam tubuh spon. Senyawa kimia yang merupakan metabolit
sekunder tersebut dirancang untuk melawan pertumbuhan sel yang sangat cepat, mirip
ciri-ciri pertumbuhan sel kanker (Cetkovic and Lada, 2003). Selain itu, spon mudah
dikoleksi dan memiliki kandungan metabolit sekunder dengan bioaktivitas menarik
lainnya seperti antioksidan yang telah berhasil diisolasi dari Callyspongia sp, antifungi
dari Stylissa flabelliformis,antibakteri dari Axinella dan insektisida dari Axinella carteri
(Yalcin, 2007).
Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas sitotoksik terhadap ekstrak dan fraksi
beberapa jenis spon laut dari Sumatera Barat yang diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengobati penyakit kanker. Setiap ekstrak dan fraksi diuji aktivitas sitotoksisitasnya
dengan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan menggunakan larva udang
Artemia salina Leach sebagai hewan percobaan (Fajarningsih et al, 2008).
59
Gambar 1. Sembilan Jenis Spon Laut
METODOLOGI
Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan untuk ekstraksi adalah 9 jenis spon laut diambil di
Pulau Mandeh, aquadest, metanol, heksan, etil asetat dan butanol. Bahan-bahan yang
digunakan untuk uji aktivitas sitotoksik adalah ekstrak dan fraksi spon laut, air laut, larva
Artemia salina Leach, metanol dan dimetilsulfoksida (DMSO).
Alat Penelitian
Destilasi vakum, rotary evaporator, desikator, penangas air, plat tetes, pipet tetes,
tabung reaksi dan rak, spatel, timbangan analitik, corong, corong pisah, kapas dan
alumunium foil. Alat-alat yang digunakan untuk pengerjaan uji aktivitas sitotoksik adalah
wadah pembiakan larva, airasi (pembentuk gelembung udara), lampu, timbangan analitik,
pipet mikro, pipet tetes dan vial yang telah dikalibrasi.
Jalannya Penelitian
1. Ekstraksi spon laut
Sampel ditimbang ± 300 gram kemudian direndam dalam pelarut metanol 3-5
hari. Lakukan hingga 3x maserasi, hasil maserasi kemudian dipekatkan menjadi ekstrak
kental dan ditimbang. Ekstrak kental yang diperoleh masih mengandung campuran
beberapa senyawa sehingga perlu dilakukan pemisahan dengan cara fraksinasi.
2. Pemeriksaan kandungan metabolit sekunder
Pemeriksaan kandungan metabolit sekunder dilakukan terhadap ekstrak kental
metanol dengan cara menambahkan air suling dan kloroform sama banyak (± 5 ml) lalu
dikocok kuat dan dibiarkan sampai terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan
kloroform kemudian pisahkan. Lapisan air digunakan untuk uji senyawa fenolik dan
saponin. Sedangkan lapisan kloroform digunakan untuk uji senyawa alkaloid, terpenoid
dan steroid.
3. Pemeriksaan Saponin
Lapisan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dikocok kuat. Apabila
terbentuk busa yang bertahan selama 15 menit berarti positif adanya saponin.
60
4. Pemeriksaan Fenolik
Beberapa tetes lapisan air diletakkan pada plat tetes kemudian ditambahkan 1-2
tetes larutan besi (III) klorida 1%. Apabila terbentuk warna biru berarti positif adanya
fenolik.
5. Pemeriksaan Alkaloid
Beberapa tetes lapisan kloroform ditambahkan kloroforn amoniak 0,05 N
dikocok, ambil lapisan kloroform. Tambahkan asam sulfat 2 N, dikocok perlahan. Ambil
lapisan asam kemudian tambahkan pereaksi Mayer atau Dragendorff. Apabila terbentuk
endapan putih dengan pereaksi Mayer atau warna jingga dengan peraksi Dragendorff
berarti positif alkaloid.
6. Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid
Lapisan kloroform disaring melalui pipet yang berisi norit dan kapas. Hasil
saringan dipipet dan dibiarkan mengering pada plat tetes. Setelah kering ditambahkan
pereaksi Liebermann-Burchard ( 2 tetes asam asetat anhidrat ditambah 1 tetes asam sulfat
pekat). Apabila terbentuk warna merah berarti positif adanya terpenoid dan warna hijau-
biru berarti positif adanya steroid.
7. Pengujian aktivitas sitotoksik terhadap ekstrak dari spon laut dengan metoda
Brine Shrimp Lethality Test
Larva udang Artemia salina Leach ditetaskan dalam wadah pembiakan yang
berisi air laut dan digunakan setelah 48 jam setelah pembentukan larva. Masing-masing
ekstrak ditimbang sebanyak 30 mg kemudian dilarutkan dalam 3 ml metanol maka
didapat larutan induk masing-masing ekstrak dengan konsentrasi 10.000 µg/ml.
Pengujian aktivitas dilakukan dengan 3 variasi konsentrasi yaitu 1000, 100 dan 10 µg/ml
dengan pengulangan masing-masing tiga kali.
Larutan uji dibuat dengan memipet masing-masing 500, 50 dan 5 µl dari larutan
induk. Setelah itu larutan uji dimasukkan ke dalam desikator sampai pelarutnya menguap.
Ekstrak yang telah kering dari masing-masing vial dilarutkan dengan 50 µl DMSO
kemudian ditambahkan air laut ± 2 ml. Masukkan larva Artemia salina Leach pada
masing-masing vial sebanyak 10 ekor kemudian tambahkan air laut hingga batas
kalibrasi. Kematian larva udang diamati setelah 24 jam dan nilai LC50 dapat dihitung
dengan metoda probit.
Untuk kontrol 50 µl DMSO dimasukkan ke dalam vial uji kemudian tambahkan
air laut ± 2 ml. Masukkan larva Artemia salina Leach 10 ekor kemudian tambahkan lagi
air laut hingga batas kalibrasi. Masing-masing konsentrasi dibuat 3 kali pengulangan.
8. Fraksinasi spon laut
Ekstrak kental metanol ditambahkan aquadest dan dihomogenkan kemudian
difraksinasi dalam corong pisah. Fraksinasi dilakukan terhadap tiga pelarut berdasarkan
tingkat kepolaran yang berbeda. Pertama difraksinasi dengan pelarut heksan yang bersifat
non polar kemudian dikocok dan dibiarkan hingga terbentuk dua lapisan yang terdiri dari
fraksi heksan dan fraksi air. Fraksinasi dilakukan berulang sampai ekstrak terfraksi
sempurna. Hasil fraksi diambil dan dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga
didapatkan fraksi kental heksan.
Fraksi air selanjutnya difraksinasi dengan pelarut etil asetat yang bersifat semi
polar kemudian dikocok dan dibiarkan hingga terbentuk dua lapisan yang terdiri dari
fraksi etil asetat dan fraksi air. Hasil fraksi diambil dan dipekatkan dengan rotary
evaporator sehingga didapat fraksi kental etil asetat.
61
Fraksi air selanjutnya difraksinasi dengan pelarut butanol yang bersifat polar
kemudian dikocok dan dibiarkan hingga terbentuk dua lapisan yang terdiri dari lapisan
butanol dan lapisan air. Hasil fraksi diambil dan dipekatkan dengan rotary evaporator
sehingga didapat fraksi kental butanol.
9. Pemeriksaan aktivitas sitotoksik terhadap hasil fraksinasi dengan metoda
Brine Shrime Lethality Test
Uji aktivitas sitotoksik hasil fraksinasi dilakukan terhadap larva Artemia Salina
Leach dengan metoda BSLT. Larutan fraksi dibuat dengan konsentrasi 1000, 100 dan 10
µg/mL.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sampel spon laut diambil di Pulau Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan
Kanagarian Ampang Pulau Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat pada kedalaman ±
15 m. Sampel dibersihkan dari kotoran dan disiram dengan metanol agar sampel tidak
busuk sampai di Laboratorium Biota Sumatera (LBS). Sampel terlebih dahulu dirajang
halus. Penghalusan sampel bertujuan untuk memperluas permukaan sampel agar kontak
antara pelarut dengan sampel semakin luas sehingga mempermudah penetrasi pelarut ke
dalam membran sel dan proses penarikan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam
sampel juga semakin optimal.
Kemudian sampel diekstraksi dengan metode maserasi yaitu penyarian dengan
cara merendam sampel dalam pelarut yang sesuai selama waktu tertentu. Metoda ini
dipilih karena metode ini merupakan metode yang paling sederhana, pengerjaannya lebih
mudah dibandingkan dengan metode penyarian lainnya, tidak memerlukan perlakuan
khusus dan menghindari terjadinya penguraian zat aktif oleh pemanasan. Proses maserasi
dilakukan dengan menggunakan pelarut metanol. Pelarut metanol ini dipilih karena sifat
kimianya yang menguntungkan, selain itu metanol bersifat universal dimana dapat
melarutkan senyawa-senyawa nonpolar sampai polar. Proses ekstraksi dilakukan hingga
ekstrak yang keluar tidak menampakkan noda bila ditotolkan pada plat KLT. Ekstrak
yang didapat diuapkan dengan alat rotary evaporator sehingga didapat ekstrak kental
metanol (Bogoriani et al, 2007).
Hasil ekstraksi dengan metoda maserasi dari sampel spon laut didapat berat
ekstrak metanol AN 01 sebanyak 17,9441 gram (5,981%), AN 02 sebanyak 11,4110
(3,804%), AN 03 sebanyak 9,6750 gram (3,225%), AN 04 sebanyak 13,5941 gram
(4,651%), AN 06 sebanyak 8,9312 gram (2,977%), AN 07 sebanyak 6,2279 gram
(5,662%), AN 08 sebanyak 14,0255 gram (4,675%), AN 09 sebanyak 13,5659 gram
(4,522%), AN 10 sebanyak 9,7144 gram (4,626%).
Setelah didapatkan ekstrak kental metanol dilakukan uji pendahuluan terhadap
kandungan kimia dan uji aktivitas sitotoksik. Dari hasil uji pendahuluan terhadap
kandungan kimia diketahui bahwa spon laut mengandung alkaloid, fenolik, terpenoid,
saponin dan steroid yang dapat dilihat pada Tabel I sebagai berikut:
62
Tabel I. Kandungan Kimia Spon Laut
No Sampel
Kandungan Kimia
A F T Sp St
1 AN 1 + + + - -
2 AN 2 - - - - +
3 AN 3 - - + - -
4 AN 4 - - + + +
5 AN 6 - - + - -
6 AN 7 + + + - +
7 AN 8 - - + - -
8 AN 9 - + + - -
9 AN 10 - - - - +
Keterangan : A = Alkaloid, F = Flavonoid, T = Terpenoid, Sp= Saponin, St = Steroid
Uji aktivitas sitotoksik dilakukan terhadap larva Artemia salina Leach dengan
menggunakan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Masing-masing ekstrak yang
akan diuji dibuat dalam konsentrasi 1000, 100 dan 10 µg/ml. Larutan uji dibuat dengan
mengunakan pelarut metanol karena pelarut ini melarutkan hampir semua senyawa dan
mudah menguap. Dimana pelarut ini akan dibiarkan menguap sempurna agar tidak
mengganggu pada pengujian sitotoksik. Sebelum ditambahkan air laut, larutan uji terlebih
dahulu ditambahkan DMSO (dimethylsulfoksida) sebanyak 50 µl. Penambahan DMSO
ini bertujuan untuk membantu kelarutan ekstrak didalam air. Penambahan DMSO tidak
boleh lebih dari 50 µl, karena jika lebih akan dapat menyebabkan kematian pada larva
udang. Pemilihan DMSO untuk membantu kelarutan senyawa dalam air laut ini karena
sifatnya yang tidak terlalu toksik. Proses fraksinasi dilakukan dengan menggunakan
pelarut heksan, etil asetat dan butanol. Senyawa-senyawa nonpolar akan larut dalam
pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut dalam dalam pelarut polar.
Fraksinasi dilakukan sampai terfraksi sempurna sehingga didapat fraksi heksan, etil asetat
dan butanol. Tiap-tiap fraksi dilakukan uji aktivitas sitotoksik terhadap larva Artemia
salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).
Hasil uji aktivitas sitotoksik dari ekstrak metanol, fraksi heksan, etil asetat dan
butanol spon laut AN 01, AN 02, AN 03, AN 04, AN 06, AN 07, AN 08, AN 09 dan AN
10 pada Tabel II. Ekstrak dikatakan aktif sitotoksik jika nilai LC50 nya kecil dari 1000
µg/ml.
Tabel II. Nilai LC50 (µg/ml) dari ekstrak metanol, fraksi heksan, etil asetat dan butanol
beberapa jenis spon laut
No Sampel Ekstrak
metanol
Fraksi
Heksan
Fraksi
Etil Asetat
Fraksi
Butanol
1 AN 01 46,9462 1,4585 29,4239 14,8765
2 AN 02 1281,1500 287,4749 159,1109 160,0663
3 AN 03 453,0019 300,1926 509,2136 647,7389
4 AN 04 58,7219 8,6996 669,2679 0,0002
5 AN 06 98627,9486 133,1680 149,5891 6,4938
6 AN 07 26,1036 42,4913 56,0789 1109,6857
7 AN 08 255,2114 64,4021 1021,8802 104,3278
8 AN 09 1198,9470 295,7331 307,2557 53,3703
9 AN 10 96,9393 219,7354 195,1192 149,9685
63
KESIMPULAN
1. Hasil uji aktivitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan
mengunakan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap ekstrak metanol
beberapa jenis spon laut didapatkan hasil bahwa sampel spon AN 07 mempunyai
aktivitas sitotoksik yang tinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
2. Sampel spon dengan nomor koleksi AN 01 mempunyai aktivitas sitotoksik paling
tinggi pada fraksi heksan yaitu 1,4585 µg/ml dan fraksi etil asetat yaitu 29,4289
µg/ml.
3. Fraksi butanol dari sampel AN 04 mempunyai aktivitas yang paling tinggi yaitu
0,0002 µg/ml.
DAFTAR PUSTAKA
Bogoriani, N. W., Santi, S. R., dan Asih, I. A. R. A., 2007, Isolasi Senyawa Sitotoksik dari Daun
Andong (Cordyline terminalis Kunth), Jurnal Kimia 1(1) : 1-6
Cetkovic, H. And Lada, L. B., 2003, HMGB2 Protein from The Marine Sponge Suberites
Docuncula, Jurnal of Food Technol. Biotechnol. 41 (4) : 361-365
Fajarningsih, N. D., Januar, H. D., Wikanta, T. and Cytotoxicity Assay in Marine Natural Products
Screening, Internasional Seminar and Workshop Marine Biodiversity and Their Potential
for Developing Bio-Pharmaceutical Industry in Indonesia, 136-141
Ferriti, C., Morengo, B., Ciucis, D. C., Nitti, M., Pronzato, A. M., Marinari, M. U., Pronzato, R.,
Manconi, R. and Dominicotti, C., 2007, Effects of Angelas Oroides and Petrosia
ficiformis Crude Extracts on Human Neuroblastoma Cell Survival, Internasional Jurnal
of Oncology 30 : 161-169
Yalcin, F. N., 2007, ‘’Biological Activities of the Marine Sponge Axinella’’, Hacettepe University
Jurnal of the Faculty of Pharmacy, Volume 27/Number1 2007/pp.47-60

More Related Content

What's hot

Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
dewisetiyana52
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
IshakZw
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
qlp
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Dhiarrafii Bintang Matahari
 
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Malikul Mulki
 
laporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotiklaporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotik
Atika95
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
Nadiyayoo
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
aufia w
 
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisisLaporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Rosinda Grace
 
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq GaertnLaporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
dewisetiyana52
 
Ppt Mikroteknik Whole Mount Protozoa dan Whole Mount Epidermis
Ppt Mikroteknik Whole Mount Protozoa dan Whole Mount EpidermisPpt Mikroteknik Whole Mount Protozoa dan Whole Mount Epidermis
Ppt Mikroteknik Whole Mount Protozoa dan Whole Mount Epidermis
dewisetiyana52
 
biochemi
biochemibiochemi
biochemi
Hendra Mosse
 
Laporan praktikum biologi (osmosis pada tumbuhan)
Laporan  praktikum biologi (osmosis pada tumbuhan)Laporan  praktikum biologi (osmosis pada tumbuhan)
Laporan praktikum biologi (osmosis pada tumbuhan)Nurul Wulandari
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
dewisetiyana52
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
aufia w
 
Mypptbioenergi 1 afia_a34170002_
Mypptbioenergi 1 afia_a34170002_Mypptbioenergi 1 afia_a34170002_
Mypptbioenergi 1 afia_a34170002_
afia deifitita
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
dewisetiyana52
 
Artikel fenil tiourea
Artikel fenil tioureaArtikel fenil tiourea
Artikel fenil tiourea
ruswanto Zalfa
 

What's hot (20)

Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
 
Identifikasi Antioksidan
Identifikasi AntioksidanIdentifikasi Antioksidan
Identifikasi Antioksidan
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
 
laporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotiklaporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotik
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
Laporan tlc
Laporan tlcLaporan tlc
Laporan tlc
 
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 3 (klt)
 
391 754-1-pb
391 754-1-pb391 754-1-pb
391 754-1-pb
 
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisisLaporan kegiatan praktikum_plasmolisis
Laporan kegiatan praktikum_plasmolisis
 
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq GaertnLaporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
 
Ppt Mikroteknik Whole Mount Protozoa dan Whole Mount Epidermis
Ppt Mikroteknik Whole Mount Protozoa dan Whole Mount EpidermisPpt Mikroteknik Whole Mount Protozoa dan Whole Mount Epidermis
Ppt Mikroteknik Whole Mount Protozoa dan Whole Mount Epidermis
 
biochemi
biochemibiochemi
biochemi
 
Laporan praktikum biologi (osmosis pada tumbuhan)
Laporan  praktikum biologi (osmosis pada tumbuhan)Laporan  praktikum biologi (osmosis pada tumbuhan)
Laporan praktikum biologi (osmosis pada tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Mypptbioenergi 1 afia_a34170002_
Mypptbioenergi 1 afia_a34170002_Mypptbioenergi 1 afia_a34170002_
Mypptbioenergi 1 afia_a34170002_
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
 
Artikel fenil tiourea
Artikel fenil tioureaArtikel fenil tiourea
Artikel fenil tiourea
 

Viewers also liked

Ibm battelle-
Ibm   battelle-Ibm   battelle-
Ibm battelle-
Satya Harish
 
Game
GameGame
Gm assessing performance
Gm assessing performanceGm assessing performance
Gm assessing performance
Satya Harish
 
Ewrt1 a f15 class 5
Ewrt1 a f15 class 5Ewrt1 a f15 class 5
Ewrt1 a f15 class 5
grendel8729
 
Iranian & Persian Holidays
Iranian & Persian HolidaysIranian & Persian Holidays
Iranian & Persian Holidays
Global Ties Akron
 
Sme15 dk-hn-vi-04-1.0 huong-dan_chuyen_doi_du_lieu_sme2012_len_sme2015_qd48
Sme15 dk-hn-vi-04-1.0 huong-dan_chuyen_doi_du_lieu_sme2012_len_sme2015_qd48Sme15 dk-hn-vi-04-1.0 huong-dan_chuyen_doi_du_lieu_sme2012_len_sme2015_qd48
Sme15 dk-hn-vi-04-1.0 huong-dan_chuyen_doi_du_lieu_sme2012_len_sme2015_qd48
laonap166
 
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak BerbagiLentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Ananta Bangun
 
HP Bank of India
HP Bank of IndiaHP Bank of India
HP Bank of India
Satya Harish
 
Rpp 5.2
Rpp 5.2Rpp 5.2
Rpp 5.2
Hari Azhari
 
Operasi dasar peralatan komputer BAB 1 TIK
Operasi dasar peralatan komputer BAB 1 TIKOperasi dasar peralatan komputer BAB 1 TIK
Operasi dasar peralatan komputer BAB 1 TIK
feroniawidyap
 
Wisata kuliner dan religi
Wisata kuliner dan religiWisata kuliner dan religi
Wisata kuliner dan religi
afanutoyo
 
PEMBERONTAKAN DI / TII ACEH
PEMBERONTAKAN DI / TII ACEHPEMBERONTAKAN DI / TII ACEH
PEMBERONTAKAN DI / TII ACEH
cyntialam08
 
Film referencing
Film referencingFilm referencing
Film referencing
Hamza Bhawana
 
Brett Dickinson Current Resume October 2015
Brett Dickinson Current Resume October 2015Brett Dickinson Current Resume October 2015
Brett Dickinson Current Resume October 2015Brett Dickinson
 
ovidiu_popoviciu_trading_analytics
ovidiu_popoviciu_trading_analyticsovidiu_popoviciu_trading_analytics
ovidiu_popoviciu_trading_analyticsOvidiu Popoviciu
 
Estructurasistemas
EstructurasistemasEstructurasistemas
Estructurasistemas
AMEC1882
 
Sigamos contando
Sigamos contandoSigamos contando
Sigamos contando
Ximena Uquillas
 

Viewers also liked (20)

BallotMeasures101
BallotMeasures101BallotMeasures101
BallotMeasures101
 
Ibm battelle-
Ibm   battelle-Ibm   battelle-
Ibm battelle-
 
Game
GameGame
Game
 
Gm assessing performance
Gm assessing performanceGm assessing performance
Gm assessing performance
 
Ewrt1 a f15 class 5
Ewrt1 a f15 class 5Ewrt1 a f15 class 5
Ewrt1 a f15 class 5
 
Iranian & Persian Holidays
Iranian & Persian HolidaysIranian & Persian Holidays
Iranian & Persian Holidays
 
Sme15 dk-hn-vi-04-1.0 huong-dan_chuyen_doi_du_lieu_sme2012_len_sme2015_qd48
Sme15 dk-hn-vi-04-1.0 huong-dan_chuyen_doi_du_lieu_sme2012_len_sme2015_qd48Sme15 dk-hn-vi-04-1.0 huong-dan_chuyen_doi_du_lieu_sme2012_len_sme2015_qd48
Sme15 dk-hn-vi-04-1.0 huong-dan_chuyen_doi_du_lieu_sme2012_len_sme2015_qd48
 
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak BerbagiLentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
Lentera News edisi September 2015 | Bijak Kata Bijak Berbagi
 
HP Bank of India
HP Bank of IndiaHP Bank of India
HP Bank of India
 
Rpp 5.2
Rpp 5.2Rpp 5.2
Rpp 5.2
 
Operasi dasar peralatan komputer BAB 1 TIK
Operasi dasar peralatan komputer BAB 1 TIKOperasi dasar peralatan komputer BAB 1 TIK
Operasi dasar peralatan komputer BAB 1 TIK
 
Wisata kuliner dan religi
Wisata kuliner dan religiWisata kuliner dan religi
Wisata kuliner dan religi
 
PEMBERONTAKAN DI / TII ACEH
PEMBERONTAKAN DI / TII ACEHPEMBERONTAKAN DI / TII ACEH
PEMBERONTAKAN DI / TII ACEH
 
Film referencing
Film referencingFilm referencing
Film referencing
 
Brett Dickinson Current Resume October 2015
Brett Dickinson Current Resume October 2015Brett Dickinson Current Resume October 2015
Brett Dickinson Current Resume October 2015
 
Fiona Campbell 2015
Fiona Campbell 2015Fiona Campbell 2015
Fiona Campbell 2015
 
ovidiu_popoviciu_trading_analytics
ovidiu_popoviciu_trading_analyticsovidiu_popoviciu_trading_analytics
ovidiu_popoviciu_trading_analytics
 
Abhishek Dhatrika resume
Abhishek Dhatrika resumeAbhishek Dhatrika resume
Abhishek Dhatrika resume
 
Estructurasistemas
EstructurasistemasEstructurasistemas
Estructurasistemas
 
Sigamos contando
Sigamos contandoSigamos contando
Sigamos contando
 

Similar to 380 855-1-sm

PP HASIL SARI-ok.pptx
PP HASIL SARI-ok.pptxPP HASIL SARI-ok.pptx
PP HASIL SARI-ok.pptx
NoviFirmansyah2
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
dwifitriyani7
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah parePuspita Eka Rohmah
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
brawijaya university
 
Paper agung
Paper agungPaper agung
Paper agung
Agung Nugraha
 
LABORATORIUM KIMIA FARMAS3 (1).docx
LABORATORIUM KIMIA FARMAS3 (1).docxLABORATORIUM KIMIA FARMAS3 (1).docx
LABORATORIUM KIMIA FARMAS3 (1).docx
NurfitraAmalia
 
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptxPPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
WawaSAT
 
PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
Irenee9
 
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Alif Zulfikar
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
UIN Alauddin Makassar
 
Review jurnal - anggi rona satria
Review jurnal - anggi rona satriaReview jurnal - anggi rona satria
Review jurnal - anggi rona satriaEllyas Enda Bangun
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
PT. SASA
 
FLAVONOID PART II.pptx
FLAVONOID PART II.pptxFLAVONOID PART II.pptx
FLAVONOID PART II.pptx
CitraCirebon
 
Jurnal echino
Jurnal echinoJurnal echino
Jurnal echino
yustisriwulandarii
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
Reza Fahlevi
 

Similar to 380 855-1-sm (20)

PP HASIL SARI-ok.pptx
PP HASIL SARI-ok.pptxPP HASIL SARI-ok.pptx
PP HASIL SARI-ok.pptx
 
PP KOMPRE.pptx
PP KOMPRE.pptxPP KOMPRE.pptx
PP KOMPRE.pptx
 
Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027Naskah publikasi k100130027
Naskah publikasi k100130027
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
 
3 rofiq1
3 rofiq13 rofiq1
3 rofiq1
 
Paper agung
Paper agungPaper agung
Paper agung
 
LABORATORIUM KIMIA FARMAS3 (1).docx
LABORATORIUM KIMIA FARMAS3 (1).docxLABORATORIUM KIMIA FARMAS3 (1).docx
LABORATORIUM KIMIA FARMAS3 (1).docx
 
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptxPPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
 
PPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptxPPT Review jurnal anatomi.pptx
PPT Review jurnal anatomi.pptx
 
Review materi jurnal kimia
Review materi jurnal kimiaReview materi jurnal kimia
Review materi jurnal kimia
 
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
Review jurnal 2 (jurnal M. Alif Zulfikar wajib individu)
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Review jurnal - anggi rona satria
Review jurnal - anggi rona satriaReview jurnal - anggi rona satria
Review jurnal - anggi rona satria
 
148 154-1-pb(1)
148 154-1-pb(1)148 154-1-pb(1)
148 154-1-pb(1)
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
FLAVONOID PART II.pptx
FLAVONOID PART II.pptxFLAVONOID PART II.pptx
FLAVONOID PART II.pptx
 
Jurnal echino
Jurnal echinoJurnal echino
Jurnal echino
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 

Recently uploaded

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 

Recently uploaded (11)

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 

380 855-1-sm

  • 1. 58 SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT 1 Noveri Rahmawati, 2 Dian Handayani, 1 Nofri Mulyanti 1 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Pekanbaru 2 Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang ABSTRAK Telah dilakukan skrining aktivitas sitotoksik dari beberapa jenis spon laut yang diperoleh dari Pulau Mandeh Sumatera Barat. Ekstrak methanol spon yang telah dikeringkan difraksinasi ke dalam fraksi non polar, semi polar dan polar, masing-masing dengan menggunakan heksan, etil asetat, dan butanol. Uji aktifitas sitotoksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil Uji sitotoksik terhadap ekstrak methanol menunjukkan bahwa sampel spon AN 07 mempunyai nilai LC50 yang paling tinggi yaitu 26,1036 µg/ml. Hasil uji sitotoksik terhadap fraksi heksan dan etil asetat menunjukkan bahwa sampel spon AN 01 mempunyai nilai LC50 1,4585 µg/ml dan 29,4289 µg/ml sedangkan fraksi butanol menunjukkan bahwa sampel AN 04 mempunyai LC50 yang paling tinggi yaitu 0,0002 µg/ml. Kata kunci : Sitotoksik, Spon Laut, Brine Shrimp Lethaliy Test PENDAHULUAN Spon (porifera) merupakan organisme multiselular yang paling primitif yang dapat memproduksi racun dan senyawa kimia lain yang dapat digunakan untuk mempertahankan dirinya dari serangan predator (Ferretti et al, 2007). Spon kaya akan senyawa sitotoksik yang melebihi biota laut lainnya maupun biota darat. Dalam suatu proses skrining masal senyawa sitotoksik dari bahan alam oleh NCI (National Cancer Institute) Amerika, ternyata >10% dari semua jenis spon yang diobservasi bersifat aktif. Hal ini disebabkan karena spon termasuk pada hewan pemakan dengan cara menyaring (filter feeder). Dalam penyaringan tersebut, ribuan sampai jutaan mikroba terperangkap. Apabila konsentrasi mikroba sangat besar maka spon akan terkena infeksi dan sakit oleh karena itu spon memproduksi senyawa kimia yang mampu melumpuhkan mikroba yang terperangkap. Mikroba yang resisten terhadap senyawa kimia tersebut akan bertahan dan hidup bersimbiosis di dalam tubuh spon. Senyawa kimia yang merupakan metabolit sekunder tersebut dirancang untuk melawan pertumbuhan sel yang sangat cepat, mirip ciri-ciri pertumbuhan sel kanker (Cetkovic and Lada, 2003). Selain itu, spon mudah dikoleksi dan memiliki kandungan metabolit sekunder dengan bioaktivitas menarik lainnya seperti antioksidan yang telah berhasil diisolasi dari Callyspongia sp, antifungi dari Stylissa flabelliformis,antibakteri dari Axinella dan insektisida dari Axinella carteri (Yalcin, 2007). Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas sitotoksik terhadap ekstrak dan fraksi beberapa jenis spon laut dari Sumatera Barat yang diharapkan dapat bermanfaat untuk mengobati penyakit kanker. Setiap ekstrak dan fraksi diuji aktivitas sitotoksisitasnya dengan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach sebagai hewan percobaan (Fajarningsih et al, 2008).
  • 2. 59 Gambar 1. Sembilan Jenis Spon Laut METODOLOGI Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan untuk ekstraksi adalah 9 jenis spon laut diambil di Pulau Mandeh, aquadest, metanol, heksan, etil asetat dan butanol. Bahan-bahan yang digunakan untuk uji aktivitas sitotoksik adalah ekstrak dan fraksi spon laut, air laut, larva Artemia salina Leach, metanol dan dimetilsulfoksida (DMSO). Alat Penelitian Destilasi vakum, rotary evaporator, desikator, penangas air, plat tetes, pipet tetes, tabung reaksi dan rak, spatel, timbangan analitik, corong, corong pisah, kapas dan alumunium foil. Alat-alat yang digunakan untuk pengerjaan uji aktivitas sitotoksik adalah wadah pembiakan larva, airasi (pembentuk gelembung udara), lampu, timbangan analitik, pipet mikro, pipet tetes dan vial yang telah dikalibrasi. Jalannya Penelitian 1. Ekstraksi spon laut Sampel ditimbang ± 300 gram kemudian direndam dalam pelarut metanol 3-5 hari. Lakukan hingga 3x maserasi, hasil maserasi kemudian dipekatkan menjadi ekstrak kental dan ditimbang. Ekstrak kental yang diperoleh masih mengandung campuran beberapa senyawa sehingga perlu dilakukan pemisahan dengan cara fraksinasi. 2. Pemeriksaan kandungan metabolit sekunder Pemeriksaan kandungan metabolit sekunder dilakukan terhadap ekstrak kental metanol dengan cara menambahkan air suling dan kloroform sama banyak (± 5 ml) lalu dikocok kuat dan dibiarkan sampai terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan kloroform kemudian pisahkan. Lapisan air digunakan untuk uji senyawa fenolik dan saponin. Sedangkan lapisan kloroform digunakan untuk uji senyawa alkaloid, terpenoid dan steroid. 3. Pemeriksaan Saponin Lapisan air dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dikocok kuat. Apabila terbentuk busa yang bertahan selama 15 menit berarti positif adanya saponin.
  • 3. 60 4. Pemeriksaan Fenolik Beberapa tetes lapisan air diletakkan pada plat tetes kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutan besi (III) klorida 1%. Apabila terbentuk warna biru berarti positif adanya fenolik. 5. Pemeriksaan Alkaloid Beberapa tetes lapisan kloroform ditambahkan kloroforn amoniak 0,05 N dikocok, ambil lapisan kloroform. Tambahkan asam sulfat 2 N, dikocok perlahan. Ambil lapisan asam kemudian tambahkan pereaksi Mayer atau Dragendorff. Apabila terbentuk endapan putih dengan pereaksi Mayer atau warna jingga dengan peraksi Dragendorff berarti positif alkaloid. 6. Pemeriksaan Terpenoid dan Steroid Lapisan kloroform disaring melalui pipet yang berisi norit dan kapas. Hasil saringan dipipet dan dibiarkan mengering pada plat tetes. Setelah kering ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard ( 2 tetes asam asetat anhidrat ditambah 1 tetes asam sulfat pekat). Apabila terbentuk warna merah berarti positif adanya terpenoid dan warna hijau- biru berarti positif adanya steroid. 7. Pengujian aktivitas sitotoksik terhadap ekstrak dari spon laut dengan metoda Brine Shrimp Lethality Test Larva udang Artemia salina Leach ditetaskan dalam wadah pembiakan yang berisi air laut dan digunakan setelah 48 jam setelah pembentukan larva. Masing-masing ekstrak ditimbang sebanyak 30 mg kemudian dilarutkan dalam 3 ml metanol maka didapat larutan induk masing-masing ekstrak dengan konsentrasi 10.000 µg/ml. Pengujian aktivitas dilakukan dengan 3 variasi konsentrasi yaitu 1000, 100 dan 10 µg/ml dengan pengulangan masing-masing tiga kali. Larutan uji dibuat dengan memipet masing-masing 500, 50 dan 5 µl dari larutan induk. Setelah itu larutan uji dimasukkan ke dalam desikator sampai pelarutnya menguap. Ekstrak yang telah kering dari masing-masing vial dilarutkan dengan 50 µl DMSO kemudian ditambahkan air laut ± 2 ml. Masukkan larva Artemia salina Leach pada masing-masing vial sebanyak 10 ekor kemudian tambahkan air laut hingga batas kalibrasi. Kematian larva udang diamati setelah 24 jam dan nilai LC50 dapat dihitung dengan metoda probit. Untuk kontrol 50 µl DMSO dimasukkan ke dalam vial uji kemudian tambahkan air laut ± 2 ml. Masukkan larva Artemia salina Leach 10 ekor kemudian tambahkan lagi air laut hingga batas kalibrasi. Masing-masing konsentrasi dibuat 3 kali pengulangan. 8. Fraksinasi spon laut Ekstrak kental metanol ditambahkan aquadest dan dihomogenkan kemudian difraksinasi dalam corong pisah. Fraksinasi dilakukan terhadap tiga pelarut berdasarkan tingkat kepolaran yang berbeda. Pertama difraksinasi dengan pelarut heksan yang bersifat non polar kemudian dikocok dan dibiarkan hingga terbentuk dua lapisan yang terdiri dari fraksi heksan dan fraksi air. Fraksinasi dilakukan berulang sampai ekstrak terfraksi sempurna. Hasil fraksi diambil dan dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga didapatkan fraksi kental heksan. Fraksi air selanjutnya difraksinasi dengan pelarut etil asetat yang bersifat semi polar kemudian dikocok dan dibiarkan hingga terbentuk dua lapisan yang terdiri dari fraksi etil asetat dan fraksi air. Hasil fraksi diambil dan dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga didapat fraksi kental etil asetat.
  • 4. 61 Fraksi air selanjutnya difraksinasi dengan pelarut butanol yang bersifat polar kemudian dikocok dan dibiarkan hingga terbentuk dua lapisan yang terdiri dari lapisan butanol dan lapisan air. Hasil fraksi diambil dan dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga didapat fraksi kental butanol. 9. Pemeriksaan aktivitas sitotoksik terhadap hasil fraksinasi dengan metoda Brine Shrime Lethality Test Uji aktivitas sitotoksik hasil fraksinasi dilakukan terhadap larva Artemia Salina Leach dengan metoda BSLT. Larutan fraksi dibuat dengan konsentrasi 1000, 100 dan 10 µg/mL. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel spon laut diambil di Pulau Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan Kanagarian Ampang Pulau Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat pada kedalaman ± 15 m. Sampel dibersihkan dari kotoran dan disiram dengan metanol agar sampel tidak busuk sampai di Laboratorium Biota Sumatera (LBS). Sampel terlebih dahulu dirajang halus. Penghalusan sampel bertujuan untuk memperluas permukaan sampel agar kontak antara pelarut dengan sampel semakin luas sehingga mempermudah penetrasi pelarut ke dalam membran sel dan proses penarikan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam sampel juga semakin optimal. Kemudian sampel diekstraksi dengan metode maserasi yaitu penyarian dengan cara merendam sampel dalam pelarut yang sesuai selama waktu tertentu. Metoda ini dipilih karena metode ini merupakan metode yang paling sederhana, pengerjaannya lebih mudah dibandingkan dengan metode penyarian lainnya, tidak memerlukan perlakuan khusus dan menghindari terjadinya penguraian zat aktif oleh pemanasan. Proses maserasi dilakukan dengan menggunakan pelarut metanol. Pelarut metanol ini dipilih karena sifat kimianya yang menguntungkan, selain itu metanol bersifat universal dimana dapat melarutkan senyawa-senyawa nonpolar sampai polar. Proses ekstraksi dilakukan hingga ekstrak yang keluar tidak menampakkan noda bila ditotolkan pada plat KLT. Ekstrak yang didapat diuapkan dengan alat rotary evaporator sehingga didapat ekstrak kental metanol (Bogoriani et al, 2007). Hasil ekstraksi dengan metoda maserasi dari sampel spon laut didapat berat ekstrak metanol AN 01 sebanyak 17,9441 gram (5,981%), AN 02 sebanyak 11,4110 (3,804%), AN 03 sebanyak 9,6750 gram (3,225%), AN 04 sebanyak 13,5941 gram (4,651%), AN 06 sebanyak 8,9312 gram (2,977%), AN 07 sebanyak 6,2279 gram (5,662%), AN 08 sebanyak 14,0255 gram (4,675%), AN 09 sebanyak 13,5659 gram (4,522%), AN 10 sebanyak 9,7144 gram (4,626%). Setelah didapatkan ekstrak kental metanol dilakukan uji pendahuluan terhadap kandungan kimia dan uji aktivitas sitotoksik. Dari hasil uji pendahuluan terhadap kandungan kimia diketahui bahwa spon laut mengandung alkaloid, fenolik, terpenoid, saponin dan steroid yang dapat dilihat pada Tabel I sebagai berikut:
  • 5. 62 Tabel I. Kandungan Kimia Spon Laut No Sampel Kandungan Kimia A F T Sp St 1 AN 1 + + + - - 2 AN 2 - - - - + 3 AN 3 - - + - - 4 AN 4 - - + + + 5 AN 6 - - + - - 6 AN 7 + + + - + 7 AN 8 - - + - - 8 AN 9 - + + - - 9 AN 10 - - - - + Keterangan : A = Alkaloid, F = Flavonoid, T = Terpenoid, Sp= Saponin, St = Steroid Uji aktivitas sitotoksik dilakukan terhadap larva Artemia salina Leach dengan menggunakan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Masing-masing ekstrak yang akan diuji dibuat dalam konsentrasi 1000, 100 dan 10 µg/ml. Larutan uji dibuat dengan mengunakan pelarut metanol karena pelarut ini melarutkan hampir semua senyawa dan mudah menguap. Dimana pelarut ini akan dibiarkan menguap sempurna agar tidak mengganggu pada pengujian sitotoksik. Sebelum ditambahkan air laut, larutan uji terlebih dahulu ditambahkan DMSO (dimethylsulfoksida) sebanyak 50 µl. Penambahan DMSO ini bertujuan untuk membantu kelarutan ekstrak didalam air. Penambahan DMSO tidak boleh lebih dari 50 µl, karena jika lebih akan dapat menyebabkan kematian pada larva udang. Pemilihan DMSO untuk membantu kelarutan senyawa dalam air laut ini karena sifatnya yang tidak terlalu toksik. Proses fraksinasi dilakukan dengan menggunakan pelarut heksan, etil asetat dan butanol. Senyawa-senyawa nonpolar akan larut dalam pelarut nonpolar dan senyawa-senyawa polar akan larut dalam dalam pelarut polar. Fraksinasi dilakukan sampai terfraksi sempurna sehingga didapat fraksi heksan, etil asetat dan butanol. Tiap-tiap fraksi dilakukan uji aktivitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil uji aktivitas sitotoksik dari ekstrak metanol, fraksi heksan, etil asetat dan butanol spon laut AN 01, AN 02, AN 03, AN 04, AN 06, AN 07, AN 08, AN 09 dan AN 10 pada Tabel II. Ekstrak dikatakan aktif sitotoksik jika nilai LC50 nya kecil dari 1000 µg/ml. Tabel II. Nilai LC50 (µg/ml) dari ekstrak metanol, fraksi heksan, etil asetat dan butanol beberapa jenis spon laut No Sampel Ekstrak metanol Fraksi Heksan Fraksi Etil Asetat Fraksi Butanol 1 AN 01 46,9462 1,4585 29,4239 14,8765 2 AN 02 1281,1500 287,4749 159,1109 160,0663 3 AN 03 453,0019 300,1926 509,2136 647,7389 4 AN 04 58,7219 8,6996 669,2679 0,0002 5 AN 06 98627,9486 133,1680 149,5891 6,4938 6 AN 07 26,1036 42,4913 56,0789 1109,6857 7 AN 08 255,2114 64,4021 1021,8802 104,3278 8 AN 09 1198,9470 295,7331 307,2557 53,3703 9 AN 10 96,9393 219,7354 195,1192 149,9685
  • 6. 63 KESIMPULAN 1. Hasil uji aktivitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan mengunakan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap ekstrak metanol beberapa jenis spon laut didapatkan hasil bahwa sampel spon AN 07 mempunyai aktivitas sitotoksik yang tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. 2. Sampel spon dengan nomor koleksi AN 01 mempunyai aktivitas sitotoksik paling tinggi pada fraksi heksan yaitu 1,4585 µg/ml dan fraksi etil asetat yaitu 29,4289 µg/ml. 3. Fraksi butanol dari sampel AN 04 mempunyai aktivitas yang paling tinggi yaitu 0,0002 µg/ml. DAFTAR PUSTAKA Bogoriani, N. W., Santi, S. R., dan Asih, I. A. R. A., 2007, Isolasi Senyawa Sitotoksik dari Daun Andong (Cordyline terminalis Kunth), Jurnal Kimia 1(1) : 1-6 Cetkovic, H. And Lada, L. B., 2003, HMGB2 Protein from The Marine Sponge Suberites Docuncula, Jurnal of Food Technol. Biotechnol. 41 (4) : 361-365 Fajarningsih, N. D., Januar, H. D., Wikanta, T. and Cytotoxicity Assay in Marine Natural Products Screening, Internasional Seminar and Workshop Marine Biodiversity and Their Potential for Developing Bio-Pharmaceutical Industry in Indonesia, 136-141 Ferriti, C., Morengo, B., Ciucis, D. C., Nitti, M., Pronzato, A. M., Marinari, M. U., Pronzato, R., Manconi, R. and Dominicotti, C., 2007, Effects of Angelas Oroides and Petrosia ficiformis Crude Extracts on Human Neuroblastoma Cell Survival, Internasional Jurnal of Oncology 30 : 161-169 Yalcin, F. N., 2007, ‘’Biological Activities of the Marine Sponge Axinella’’, Hacettepe University Jurnal of the Faculty of Pharmacy, Volume 27/Number1 2007/pp.47-60