Manual ini merupakan sebuah panduan bagi para pihak yang ingin melakukan pengkoleksian tumbuhan atau tanaman dalam bentuk spesimen kering (herbarium).
Manual ini dipublikasikan dengan lisensi sukarela.
Untuk pengenalan, diskusi dan info lebih lanjut silahkan hubungi penulis atau direct message atau email dheckylle@photographer.net
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas"
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Pinophyta pada divisi tumbuhan yang meliputi ciri-ciri, siklus hidup, dan manfaat beberapa familia dan genus yang termasuk ke dalam kelas tersebut seperti familia Pinaceae, Cupressaceae, Podocarpaceae, Araucariaceae, Gnetaceae, serta genus seperti Pinus, Cupressus, Podocarpus, Araucaria, dan Gnetum.
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal pada 7 jenis tanaman. Laporan ini menjelaskan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan berupa tabel dan gambar, serta analisis data dari masing-masing tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh tentang morfologi daun pada beberapa tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang Gymnospermae dan Gnetum gnemon. Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka yang reproduksinya menggunakan konus atau strobilus, dan penyerbukannya selalu terjadi secara anemogami. Gnetum gnemon adalah contoh Gymnospermae yang reproduksinya menggunakan strobilus jantan dan betina, dengan siklus hidup yang meliputi pembentukan gamet, polinasi, fertilisasi, dan embriogenesis.
Daun memiliki berbagai struktur dan fungsi. Struktur anatomi daun meliputi epidermis, mesofil, sistem pembuluh, dan jaringan penyokong. Fungsi utama daun adalah fotosintesis, pertukaran gas, dan penyimpanan makanan. Struktur daun bervariasi antara tumbuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang bunga majemuk dan bagian-bagiannya. Bunga majemuk dibedakan menjadi tak berbatas dan berbatas, dan masing-masing memiliki beberapa bentuk seperti malai, payung, dan sekerup. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian pada bunga majemuk seperti ibu tangkai, tangkai bunga, kelopak, dan lainnya.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas"
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Pinophyta pada divisi tumbuhan yang meliputi ciri-ciri, siklus hidup, dan manfaat beberapa familia dan genus yang termasuk ke dalam kelas tersebut seperti familia Pinaceae, Cupressaceae, Podocarpaceae, Araucariaceae, Gnetaceae, serta genus seperti Pinus, Cupressus, Podocarpus, Araucaria, dan Gnetum.
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal pada 7 jenis tanaman. Laporan ini menjelaskan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan berupa tabel dan gambar, serta analisis data dari masing-masing tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh tentang morfologi daun pada beberapa tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang Gymnospermae dan Gnetum gnemon. Gymnospermae adalah tumbuhan berbiji terbuka yang reproduksinya menggunakan konus atau strobilus, dan penyerbukannya selalu terjadi secara anemogami. Gnetum gnemon adalah contoh Gymnospermae yang reproduksinya menggunakan strobilus jantan dan betina, dengan siklus hidup yang meliputi pembentukan gamet, polinasi, fertilisasi, dan embriogenesis.
Daun memiliki berbagai struktur dan fungsi. Struktur anatomi daun meliputi epidermis, mesofil, sistem pembuluh, dan jaringan penyokong. Fungsi utama daun adalah fotosintesis, pertukaran gas, dan penyimpanan makanan. Struktur daun bervariasi antara tumbuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang bunga majemuk dan bagian-bagiannya. Bunga majemuk dibedakan menjadi tak berbatas dan berbatas, dan masing-masing memiliki beberapa bentuk seperti malai, payung, dan sekerup. Dokumen juga menjelaskan bagian-bagian pada bunga majemuk seperti ibu tangkai, tangkai bunga, kelopak, dan lainnya.
Ilmu morfologi tumbuhan membahas bentuk dan struktur tubuh tumbuhan, termasuk organ-organ seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Daun memiliki bagian-bagian seperti helaian daun, tangkai daun, dan upih daun. Bentuk helaian daun dapat bermacam-macam seperti bulat, jorong, lanset. Tulang daun dapat berpola menyirip, menjari, melengkung, atau sejajar.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas tentang morfologi daun majemuk dan bagian-bagiannya pada 10 spesies tanaman. Terdapat penjelasan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan, analisis data, dan klasifikasi tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenali macam-macam bentuk daun majemuk dan bagian-bagiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
1) Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan insektarium dan preparat basa, mencakup tinjauan pustaka, alat dan bahan, prosedur kerja, pembahasan struktur tubuh serangga seperti belalang dan laba-laba serta klasifikasi filum arthropoda dan insecta.
Lumut memiliki siklus hidup yang kompleks dengan pergantian generasi antara gametofit haploid dan sporofit diploid. Gametofit berkembang dari spora dan menghasilkan gamet. Pembuahan gamet menghasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan spora baru untuk melanjutkan siklus.
Dokumen ini menjelaskan diagram dan rumus bunga, termasuk pengertian diagram bunga, bagian-bagiannya, cara membuat diagram bunga, dan simbol-simbolnya. Juga dijelaskan pengertian rumus bunga, unsur-unsurnya seperti kelamin, simetri, jumlah dan susunan bagian-bagian bunga, serta contoh rumus bunga pada dua spesies tumbuhan.
Terdapat dua pola evolusi utama, yaitu divergen dan konvergen. Divergen menyebabkan spesies induk membelah menjadi spesies baru yang semakin berbeda satu sama lain, sementara konvergen menyebabkan spesies yang berbeda menjadi mirip karena adaptasi terhadap lingkungan yang sama. Kedua pola ini telah berlangsung lama dan menghasilkan keanekaragaman hayati di bumi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai ciri-ciri daun majemuk dan jenis-jenisnya berdasarkan susunan anak daun. Terdapat empat jenis utama daun majemuk yaitu menyirip, menjari, bangun kaki, dan campuran. Daun majemuk menyirip dibedakan lebih lanjut berdasarkan jumlah dan susunan anak daun serta letaknya pada cabang. Sedangkan daun majemuk menjari dibedakan berdasarkan
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Praktikum mengenali berbagai jenis buah dan biji melalui observasi morfologi. Terdapat 11 jenis buah yang diamati, diantaranya jambu mete, nangka, pepaya, kacang tanah, mangga, karet, melinjo, mentimun, jeruk, nenas dan srikaya. Hasilnya memberikan penjelasan tentang klasifikasi tumbuhan, jenis buah sejati dan semu, serta bagian-bagian biji.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
1. Dokumen tersebut membahas tentang morfologi katak dan kodok berdasarkan hasil pengamatan. 2. Terdapat perbedaan ciri antara katak dan kodok, seperti bentuk tubuh, kulit, dan struktur anggota gerak. 3. Katak memiliki kulit lunak dan basah serta memiliki selaput renang pada kaki belakang, sedangkan kodok memiliki kulit kasar dan kering tanpa selaput renang.
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap beberapa sifat umum batang pada tumbuhan jati muda dan tua serta tebu muda dan tua. Tujuannya adalah untuk mengenal struktur dan morfologi batang serta jenis-jenis dan fungsi batang pada tumbuhan."
Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan yang telah dikeringkan dan diawetkan untuk keperluan penelitian dan identifikasi. Herbarium memiliki fungsi sebagai pusat referensi, lembaga dokumentasi, dan pusat penyimpanan data. Pembuatan herbarium memerlukan waktu minimal 2 minggu dengan suhu kamar dan faktor-faktor seperti lama pembuatan, penyimpanan, dan lingkungan dapat mempengaruhi hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang herbarium, yang didefinisikan sebagai koleksi spesimen tumbuhan yang dikeringkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Ia membahas tentang fungsi dan manfaat herbarium, serta beberapa institusi herbarium internasional terkemuka seperti Missouri Botanical Garden dan Herbarium Bogoriense.
Ilmu morfologi tumbuhan membahas bentuk dan struktur tubuh tumbuhan, termasuk organ-organ seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Daun memiliki bagian-bagian seperti helaian daun, tangkai daun, dan upih daun. Bentuk helaian daun dapat bermacam-macam seperti bulat, jorong, lanset. Tulang daun dapat berpola menyirip, menjari, melengkung, atau sejajar.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas tentang morfologi daun majemuk dan bagian-bagiannya pada 10 spesies tanaman. Terdapat penjelasan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan, analisis data, dan klasifikasi tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenali macam-macam bentuk daun majemuk dan bagian-bagiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang tata letak daun pada batang tumbuhan, yang terdiri dari tiga jenis pola utama yaitu folia spara (satu daun per buku), folia opposida (dua daun berhadapan per buku), dan folia verticillata (lebih dari dua daun per buku). Dokumen juga menjelaskan istilah-istilah terkait seperti buku-buku batang, ruas, dan rumus daun."
1) Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan insektarium dan preparat basa, mencakup tinjauan pustaka, alat dan bahan, prosedur kerja, pembahasan struktur tubuh serangga seperti belalang dan laba-laba serta klasifikasi filum arthropoda dan insecta.
Lumut memiliki siklus hidup yang kompleks dengan pergantian generasi antara gametofit haploid dan sporofit diploid. Gametofit berkembang dari spora dan menghasilkan gamet. Pembuahan gamet menghasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan spora baru untuk melanjutkan siklus.
Dokumen ini menjelaskan diagram dan rumus bunga, termasuk pengertian diagram bunga, bagian-bagiannya, cara membuat diagram bunga, dan simbol-simbolnya. Juga dijelaskan pengertian rumus bunga, unsur-unsurnya seperti kelamin, simetri, jumlah dan susunan bagian-bagian bunga, serta contoh rumus bunga pada dua spesies tumbuhan.
Terdapat dua pola evolusi utama, yaitu divergen dan konvergen. Divergen menyebabkan spesies induk membelah menjadi spesies baru yang semakin berbeda satu sama lain, sementara konvergen menyebabkan spesies yang berbeda menjadi mirip karena adaptasi terhadap lingkungan yang sama. Kedua pola ini telah berlangsung lama dan menghasilkan keanekaragaman hayati di bumi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai ciri-ciri daun majemuk dan jenis-jenisnya berdasarkan susunan anak daun. Terdapat empat jenis utama daun majemuk yaitu menyirip, menjari, bangun kaki, dan campuran. Daun majemuk menyirip dibedakan lebih lanjut berdasarkan jumlah dan susunan anak daun serta letaknya pada cabang. Sedangkan daun majemuk menjari dibedakan berdasarkan
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Praktikum mengenali berbagai jenis buah dan biji melalui observasi morfologi. Terdapat 11 jenis buah yang diamati, diantaranya jambu mete, nangka, pepaya, kacang tanah, mangga, karet, melinjo, mentimun, jeruk, nenas dan srikaya. Hasilnya memberikan penjelasan tentang klasifikasi tumbuhan, jenis buah sejati dan semu, serta bagian-bagian biji.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
1. Dokumen tersebut membahas tentang morfologi katak dan kodok berdasarkan hasil pengamatan. 2. Terdapat perbedaan ciri antara katak dan kodok, seperti bentuk tubuh, kulit, dan struktur anggota gerak. 3. Katak memiliki kulit lunak dan basah serta memiliki selaput renang pada kaki belakang, sedangkan kodok memiliki kulit kasar dan kering tanpa selaput renang.
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap beberapa sifat umum batang pada tumbuhan jati muda dan tua serta tebu muda dan tua. Tujuannya adalah untuk mengenal struktur dan morfologi batang serta jenis-jenis dan fungsi batang pada tumbuhan."
Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan yang telah dikeringkan dan diawetkan untuk keperluan penelitian dan identifikasi. Herbarium memiliki fungsi sebagai pusat referensi, lembaga dokumentasi, dan pusat penyimpanan data. Pembuatan herbarium memerlukan waktu minimal 2 minggu dengan suhu kamar dan faktor-faktor seperti lama pembuatan, penyimpanan, dan lingkungan dapat mempengaruhi hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang herbarium, yang didefinisikan sebagai koleksi spesimen tumbuhan yang dikeringkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Ia membahas tentang fungsi dan manfaat herbarium, serta beberapa institusi herbarium internasional terkemuka seperti Missouri Botanical Garden dan Herbarium Bogoriense.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang koleksi sampel tumbuhan dan pembuatan herbarium, mulai dari pengumpulan sampel, deskripsi, dan proses pembuatan herbarium sampai penyimpanannya.
2. Terdapat uraian langkah-langkah pengumpulan sampel tumbuhan mulai dari pengambilan sampel yang representatif beserta etiketnya, hingga pengawetan sementara men
Observasi ini membuat herbarium dari 13 jenis tumbuhan obat yang ditemukan di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo berdasarkan observasi sebelumnya. Herbarium dibuat dengan teknik kering untuk melestarikan cirri-ciri morfologi tumbuhan agar memudahkan identifikasi di masa depan.
This document contains information on a plant specimen from the Ficus genus collected by a student for a high school biology laboratory herbarium. It lists the taxonomic classification of Ficus septica including its super division, division, class, subclass, order, family, genus, species, and vernacular name. It also provides collection and identification details like the collector's name and contact information for the teacher.
Herbarium Orthosiphon stamineus merupakan koleksi spesimen tanaman yang telah dikeringkan untuk keperluan dokumentasi dan penelitian. Kandungannya meliputi minyak atsiri dan berbagai senyawa fenolik dan flavonoid yang bermanfaat sebagai diuretika.
Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017P A Q-ting
Bulletin yang dikelola oleh anggota KCA-LH Rafflesia FMIPA UNAND. Pada edisi 2 ini berisikan kegiatan Pengenalan Kebun Raya Unand yang menjadi rangkaian 36 tahun KCA-LH Rafflesia berkiprah dalam dunia kepecintaalaman. Selain itu menginformasikan fakta tentang spesies Kelelawar yang akrab bagi para Caver dan tulisan bersambung mengenai pentingnya Team Work.
Redaktur mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang menyempatkan waktu untuk mengambil pembelajaran dari kegiatan KCA-LH Rafflesia.
SELAMAT ULANG TAHUN KE-36 KCA-LH RAFFLESIA FMIPA UNAND
Analisis kadar karbohidrat Spirulina platensis pada media kultur berbeda. Penelitian ini menganalisis kadar karbohidrat Spirulina platensis yang dikultur pada media Zarrouk dan Johnson. Hasil penelitian menunjukkan kadar karbohidrat tertinggi pada fase log dan stasioner ditemukan pada kultur yang dikultur pada media Johnson."
Laporan ini membahas kunjungan studi lapangan kelompok mahasiswa Biologi ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mempelajari taksonomi vertebrata. Mahasiswa melakukan pengamatan langsung terhadap koleksi herbarium basah dan kering di LIPI.
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...himabioummy
Laporan ini mendeskripsikan praktikum taksonomi vertebrata yang dilakukan di Kebun Binatang Bukittinggi. Kebun binatang ini memiliki koleksi hewan terlengkap di Sumatera dan merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap kelompok vertebrata seperti burung, ikan, reptil, mamalia, dan amfibi untuk mempelajari morfologi dan mengidentifikasi jenisnya.
The document discusses the process of creating and maintaining a herbarium, which is a collection of preserved plant specimens. It explains that specimens are collected, pressed, dried, mounted, and catalogued according to taxonomic classification. Maintaining a herbarium allows for the study and preservation of plant species, as well as educating students and the public about plants and the effects of climate change. The document provides detailed instructions on collecting, pressing, drying, and mounting plant specimens to create a permanent preserved collection.
SCE1034 BIOLOGI I
MENGKAJI DAN MEMERHATI SEL HAIWAN (SEL PIPI) DAN SEL TUMBUHAN (SEL BAWANG)
By: Atifah Ruzana binti Abd Wahab, PPISMP Sains Ambilan Jun 2014, IPG Kampus Kent Tuaran Sabah
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkVolker Hirsch
TEDx Manchester talk on artificial intelligence (AI) and how the ascent of AI and robotics impacts our future work environments.
The video of the talk is now also available here: https://youtu.be/dRw4d2Si8LA
Herbarium memiliki berbagai manfaat sebagai bahan rujukan untuk identifikasi tumbuhan, lembaga dokumentasi, penelitian, dan bahan ajar. Herbarium dapat digunakan untuk mengidentifikasi taksonomi tumbuhan, meneliti evolusi, dan mendukung penelitian fitokimia dan ekologi. Pengelolaan herbarium yang tepat diperlukan untuk memaksimalkan manfaatnya.
Laporan ini merangkum hasil observasi kelompok mahasiswa ke Kebun Raya Purwodadi. Laporan mencakup sejarah berdirinya kebun raya pada tahun 1941, tujuan dan fungsi sebagai tempat konservasi, penelitian, dan pendidikan lingkungan, serta identifikasi lebih dari 30.000 spesies tumbuhan yang dikoleksi.
Berdasarkan kajian pustaka selama 10 tahun di Universitas Brawijaya, didapatkan 47 publikasi penelitian fitoremediasi yang menggunakan 30 jenis tumbuhan. Jenis tumbuhan akuatik yang paling sering digunakan adalah Eichornia crassipes dan Pistia stratiotes, meskipun kemungkinan besar masih banyak jenis tumbuhan akuatik lain yang berpotensi untuk fitoremediasi namun belum banyak diteliti.
Makalah ini membahas reproduksi pada tumbuhan, meliputi definisi reproduksi tumbuhan, jenis-jenis reproduksi yang terdiri dari reproduksi seksual dan aseksual, serta proses dan contoh metode reproduksi vegetatif pada tumbuhan seperti stek, cangkok, okulasi, dan kultur jaringan.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Geografi tentang sebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia ini membahas tentang kompetensi yang akan dicapai, materi pembelajaran pertemuan, metode dan sumber yang digunakan. Materi akan diberikan selama 6 pertemuan untuk membahas faktor penyebaran, sebaran di Indonesia dan dunia, pemanfaatan sumber daya alam, serta upaya konservasi. Metode pembelajaran kombinasi diskusi, penugasan,
Kuliah ini membahas konservasi tumbuhan, fitoteknologi dan lingkungan. Fitoteknologi memanfaatkan peran tumbuhan dalam menyelesaikan masalah lingkungan secara alami, seperti fitoremediasi untuk membersihkan limbah cair menggunakan tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan potensial untuk fitoremediasi juga dibahas, termasuk studi digital mengenai tumbuhan dan logam berat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan. Perubahan klasifikasi organisme hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan dipindahkan ke dalam dunia (regnum)
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan akuatik sebagai fitoremediasi untuk membersihkan air yang tercemar limbah. Jenis-jenis tumbuhan akuatik yang sering digunakan dalam penelitian fitoremediasi antara lain eceng gondok, kiambang, kayu apu, dan lidi air. Namun, masih sedikitnya jenis tumbuhan akuatik yang digunakan padahal Indonesia kaya akan keanekaragaman tumbuh
Silabus ini membahas tentang tema "Selamatkan Makhluk Hidup" untuk kelas VI SD/MI. Terdapat lima minggu kegiatan pembelajaran yang mencakup pengetahuan tentang rantai makanan, penyesuaian diri hewan dan tumbuhan, serta pentingnya melestarikan lingkungan. Siswa akan melakukan pengamatan, eksperimen, dan diskusi untuk memahami hubungan antar makhluk hidup dan cara melindungi lingkungan.
Makalah ini membahas tumbuhan kantong semar (Nepenthes sp.) yang merupakan tumbuhan karnivora endemik Sumatera Utara. Dibahas taksonomi, sejarah penemuan, dan penyebarannya di Indonesia serta konservasi yang dilakukan pemerintah untuk melindungi tumbuhan langka ini. Tumbuhan kantong semar kini juga dikembangkan sebagai tanaman hias dan dieksplorasi manfaat obatnya.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
4. A A P N AR
K
ehilangan spesies pada masa sekarang ini semakin sering menjadi perbincangan dikalangan pemer-
hati, komunitas, peneliti dan berbagai pihak lainnya. Ancaman tersebut tidak hanya dialami oleh
berbagai spesies hewan yang menjadi isu strategis dalam upaya penyelamatan alam dan ling-
kungan, melainkan juga dialami oleh spesies tumbuhan. Tidak seseksi spesies hewan, ancaman kehilangan
spesies tumbuhan tertentu baik yang terancam punah maupun yang endemik tidak menjadi perhatian khusus
bagi berbagai kalangan tersebut. Penyelamatannya hanya dilakukan dalam tatanan peneliti spesies itu
sendiri walaupun upaya kolaborasi terus di-lakukan. Alasan penyelamatan hutan menjadi dukungan utama
bagi pelestarian spesies tumbuhan. Apalagi isu perubahan iklim dalam konteks pemanasan global yang salah
satunya disebabkan oleh kehilangan hutan telah menjadi berita yang menyentakkan berbagai pihak terma-
suk para petani dan komunitas yang selama ini hidup berketergantungan terhadap hasil hutan. Padahal ke-
hilangan populasi dari spesies tumbuhan yang selama ini dikesampingkan dalam upaya pelestarian alam ter-
sebutlah yang menjadi penyebab utamanya.
Seiring dengan berbagai isu lingkungan tersebut, berbagai upaya mengembalikan kondisi hutan dalam artian
menghadirkan spesies tumbuhan dalam bentuk tanaman menjadi usaha yang dikenal dengan reboisasi, reha-
bilitasi dan restorasi ekosistem alam. Upaya tersebut tanpa adanya pengetahuan terhadap nama dari masing
-masing spesies tumbuhan menjadi tidak berarti. Sehingga dalam anekdot tak tahu maka tak kenal, tak ke-
nal maka tak sayang terhadap cara, pemilihan dan perawatan spesies tersebut dapat menjadi upaya yang
sia-sia.
Bagi upaya mengenali spesies tumbuhan tersebut, tata cara mengkoleksi yang lestari tanpa menghilangkan
banyak individu dari satu spesies tumbuhan tertentu menjadi pengetahuan penting. Seiring dengan kebu-
tuhan tersebut, maka Penulis mencoba menyiapkan sebuah Manual Lapangan dalam Pembuatan Spesimen
(Koleksi) Herbarium bagi pengenalan spesies tumbuhan khususnya bagi kepentingan ilmiah.
Manual ini dapat diselesaikan atas dasar kebutuhan terhadap berbagi pengetahuan dalam koleksi tumbuhan
dan tanaman serta atas dorongan Santi Nurul Kamilah, M.Si, salah seorang kawan belajar dasar-dasar botani
yang menjadi Dosen di Universitas Bengkulu, terima kasih untuk ide dan masukannya. Terima kasih dan Al-
fatihah penulis ingin ucapkan kepada almarhum Prof. Rusjdi Tamin yang dengan sabar dan selalu memberi
kesempatan kepada penulis untuk berinovasi dan berkreativitas di Herbarium ANDA dan rimba belantara
Sumatera. Selain itu penulis secara khusus ingin menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Ibunda
Saufni Chalid, S.IP yang menyiapkan Penerbit Radesa Press sebagai wadah untuk berbagi informasi dan
pengetahuan serta mengembangkan ide dan kreativitas penulis.
Keberadaan Manual ini selain diharapkan sebagai wadah berbagi pengetahuan, juga dapat menjadi panduan
berbagai pihak terutama kawan-kawan muda yang tertarik dengan penyelamatan spesies tumbuhan. Keku-
rangan dan kekhilafan dalam Manual ini diharapkan juga dapat menjadi wahana diskusi yang memberikan
pengetahuan baru dan masukan bagi penulis di masa depan.
Hulu Batang Hari, 28 Oktober 2016
ii
Manual Edisi 1 / 2016
5. AF AR I
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN …………………………………………………………………………………………………………………… iv
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 1
CARA MENGGUNAKAN MANUAL ………………………………………………………………………………………………………………………. 2
TUJUAN DAN MANFAAT …………………………………………………………………………………………………………………………………… 3
PENGENALAN KARAKTER TUMBUHAN ……………………………………………………………………………………………………………… 4
TATA CARA PEMBUATAN SPESIMEN HERBARIUM ……………………………………………………………………………………………… 7
Peralatan dan Bahan ………………………………………………………………………………………………………………………………… 8
Cara Kerja Pembuatan Spesimen ……………………………………………………………………………………………………………… 10
1. Proses Koleksi Di Lapangan ………………………………………………………………………………………………………………10
2. Proses Pengepresan dan Pengawetan Di Camp ……………………………………………………………………………… 12
3. Proses Pengeringan di Herbarium atau Laboratorium …………………………………………………………………… 14
4. Proses Mounting atau Penempelan di Herbarium atau Laboratorium …………………………………………… 15
5. Perawatan Spesimen Herbarium ……………………………………………………………………………………………………..17
PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 18
KEPUSTAKAAN …………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 19
iii
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
6. AF AR S AH N A N
Determinasi : Proses menganalisa dan mendeskripsikan karakter-karakter tumbuhan untuk
mendapatkan Nama Latin.
Habit : Cara hidup dari suatu individu makhluk hidup.
Herbarium : 1) Lembaga yang menyimpan spesimen tumbuhan dan tanaman .
2) Spesimen tumbuhan.
Index Herbariorum : Kode dan Daftar Herbarium yang sudah teregistrasi secara Internasional yang
dikelola oleh New York Botanical Garden seperti kode ANDA untuk Herbari-
um Universitas Andalas.
Nama Latin : Bahasa yang digunakan bagi nama spesies yang diakui secara ilmiah dan ter-
daftar secara internasional.
Nama Lokal : Sebutan bagi nama spesies oleh masyarakat tempatan bukan sebutan
menggunakan nama dagang atau Bahasa Indonesia.
Spesies Endemik : Spesies yang hanya hidup dan tersebar di suatu tempat tertentu dan tidak
ditemukan di tempat lain, biasanya didasarkan pada sebaran yang hanya da-
lam satu pulau.
Spesies Terancam Punah : Spesies tumbuhan dan hewan yang terdaftar dalam Redlist IUCN maupun
Redlist Nasional tiap-tiap Negara yang berkategori Vulnerable (VU), Endan-
gered (EN) dan Critically Endangered (CR).
Spesimen : Koleksi bagian tumbuhan baik lengkap maupun tidak lengkap yang sudah di-
awetkan melalui proses pengawetan kering dan/atau pengawetan basah.
Spesimen type : Spesimen yang digunakan untuk memberi Nama Latin terhadap suatu spesies
baru yang nomor koleksinya terpublikasikan dalam publikasi resmi.
Manual Edisi 1 / 2016
iv
8. P A N
P
engenalan tumbuhan dalam bahasa akademis dikenal dengan nama Taksonomi Tumbuhan. Tak-
sonomi Tumbuhan merupakan salah satu cabang dari bidang ilmu Biologi. Bidang ilmu ini telah men-
jadi dasar dalam penentuan nama spesies dari suatu makhluk hidup. Secara harfiah, taksonomi dide-
finisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari berbagai spesies tumbuhan melalui proses identifikasi, de-
terminasi, klasifikasi dan tata nama.
Dalam sejarah tata nama spesies di muka bumi, Carolus Linnaeus, seorang peneliti berkebangsaan Swedia,
telah ditetapkan oleh para ahli tumbuhan sebagai pencetus tata nama binomial system pada tahun 1753
melalui publikasinya yang berjudul Species Plantarum. Sejak saat itu disepakati pemberian nama terhadap
suatu spesies baik hewan maupun tumbuhan harus menggunakan binomial system tersebut dengan
menggunakan Nama dalam Bahasa Latin, termasuk juga manusia yang dikenal dengan Homo sapiens. Pasca
Linnaeus, penggunaan nama spesies yang benar dan valid dipublikasikan dalam Jurnal atau Publikasi yang
terakreditasi secara Internasional dengan menampilkan deskripsi Latin dari spesies tersebut.
Bagi mendapatkan Nama Latin suatu spesies tumbuhan atau tanaman diperlukan koleksi berupa spesimen
dari tumbuhan maupun tanaman dimaksud. Spesimen-spesimen tersebut nantinya disimpan di Herbarium
dan akan dideterminasi oleh para taxonomist dan botanist untuk diketahui nama Latinnya. Pada masa
sekarang ini, foto specimen yang menampilkan detailnya karakter dari suatu spesies juga dapat digunakan
dalam determinasi naman suatu spesies.
Untuk membantu proses determinasi tersebut, maka perlu diketahui cara untuk membuat specimen herbari-
um dari suatu spesies tumbuhan. Atas dasar tersebutlah Manual Lapangan ini dibuat agar dapat membantu
para kolektor, peneliti dan penggiat reboisasi, rehabilitasi dan restorasi dalam mendapatkan Nama Latin.
1
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 1. Bidang ilmu Taksonomi sebagai pusat dari berbagai bidang ilmu terutama dalam kajian keanekaragaman hayati sehingga
dengan diketahui Nama Latin dari suatu spesies dapat dilakukan berbagai kajian lainnya. Kesalahan dalam pemberian nama suatu
spesies akan berdampak fatal bagi analisis dalam bidang ilmu lainnya (Sumber: Lawrence, 1955).
9. A A M N L
M
anual ini dibuat untuk memudahkan siapa pun termasuk pemula yang mau mengkoleksi tumbuhan
atau tanaman bagi mengetahui Nama Latin melalui proses identifikasi dan determinasi ilmiah.
Selain itu juga dapat menjadi bukti bagi siapa saja keberadaan dari suatu spesies yang pernah
tumbuh di suatu daerah dengan menyimpannya di Herbarium.
Tata cara menggunakan Manual ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami istilah-istilah dalam dunia tumbuhan khususnya istilah dalam kajian morfologi tumbuhan dan
kelembagaan dalam bidang taksonomi tumbuhan, seperti klasifikasi, spesies terancam punah, spesies
endemik, laboratorium, herbarium, index herbariorum.
2. Memahami dan mensimulasikan isi dari Manual bila ragu dan tidak malu bertanya kepada ahlinya agar
tidak terjadi kesalahan atau kekurangan/kelebihan spesimen dari lokasi koleksi.
3. Menyediakan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan koleksi di lapangan atau
mencari alternatif penggantinya yang memiliki fungsi dan manfaat yang sama.
4. Menggunakan tenaga lokal dalam pelaksanaan koleksi tumbuhan seperti masyarakat yang sudah biasa
berkegiatan ke/di dalam hutan atau lokasi koleksi agar mendapatkan informasi mengenai Nama Lokal
dan manfaat dari tumbuhan yang dikoleksi.
5. Membuat koleksi secukupnya untuk menghindari prinsip kehilangan spesies terutama spesies baru, spe-
sies terancam punah dan spesies endemik.
6. Mencatat semua informasi lapangan yang dituliskan dalam Label Herbarium secara singkat, jelas dan
padat.
7. Mengetahui tempat penyimpanan spesimen atau Herbarium yang sudah terdaftar dalam Index Herbario-
rum seperti Herbarium Universitas Andalas (ANDA) di Padang, Herbarium Bogoriense (BO) di Cibinong,
Herbarium Biotrop
(BIOT) di Bogor.
8. Mendistribusikan spesi-
men ke beberapa Her-
barium minimal satu
Herbarium untuk disim-
pan dan dideterminasi
oleh para taxonomist
atau botanist agar
diketahui nama Latin
yang benar dan valid,
termasuk bila kolektor
sudah tahu Nama Latin
dari spesies yang
dikoleksi tersebut.
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
2
Gambar 2. Penyimpanan spesi-
men di dalam sebuah Herbarium
(foto: P. Akhriadi)
10. N N N !AT
M
anual Lapangan Pembuatan Spesimen Herbarium ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi
masyarakat banyak, penggiat wisata alam, penggiat alam bebas, pelajar, mahasiswa, peneliti
botani dan kehutanan, penggiat dan konsultan lingkungan dan konservasi alam serta siapa saja
yang ingin mengetahui proses pembuatan spesimen tumbuhan. Penulisan Manual ini secara umum memiliki
tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai tata cara pembuatan koleksi tumbuhan berdasarkan metodologi ilmiah
sehingga semua kalangan dapat mengimplementasikannya.
2. Mempermudah para pihak untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai spesies tumbuhan dan
tanaman secara ilmiah.
3. Berbagi pembelajaran dalam upaya dokumentasi spesies tumbuhan terhadap ancaman kehilangan habitat
dan degradasi serta konversi lahan dan hutan.
4. Membantu pengelola kawasan hutan dalam mengetahui pilihan spesies tumbuhan dan tanaman dalam
kegiatan reboisasi, rehabilitasi dan restorasi ekosistem.
5. Menyampaikan informasi dan harapan bahwasanya penyelamatan spesies tumbuhan dapat mengurangi
dampak pemanasan global.
3
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 3. Penataletakan spesimen dalam proses pengoranan di lapangan menjadi salah satu proses penting dalam pembuatan
koleksi herbarium yang bagus dan informatif (foto: P. Akhriadi)
11. P G N A KTER %U N
L
andasan awal dalam membuat spesimen herbarium yang patut diketahui adalah mengetahui bagian-
bagian dari tumbuhan maupun tanaman (penulisan tumbuhan dan tanaman selanjutnya ditulis
dengan tumbuhan saja untuk memudahkan narasi) yang mesti dikoleksi. Ada banyak bentuk dan ha
bit dari tumbuhan yang dijumpai setiap hari. Masing-masing habit memiliki tata cara dan teknik koleksi
tersendiri sehingga dalam proses determinasinya memudahkan semua orang yang melihatnya untuk menge-
tahui karakter-karakter penting dari tumbuhan tersebut.
Secara umum bagian-bagian tumbuhan yang dikenali adalah berupa:
1. AKAR, yang terdiri dari akar tunggang, akar serabut dan berbagai modifikasi akar seperti akar udara
(pada beringin - Ficus benjamina), banir (pada Surian - Toona sureni) dan akar nafas (pada tumbuhan
Mangrove).
2. BATANG, yang memiliki berbagai bentuk seperti bulat (pada Bambu - Bambusa vulgaris), segitiga (pada
Rumput Teki - Cyperus rotundus), segiempat (pada Markisah - Passiflora quadrangularis); dan berbagai
modifikasi berupa rimpang (pada Jahe - Zingiber officinale), stolon (pada Pegagan - Centella asiatica),
umbi (pada Kentang - Solanum tuberosum), duri (pada Jeruk - Citrus aurantifolia).
3. DAUN, yang menjadi salah satu bagian dengan kompleksitas karakter dalam proses determinasi serta
menjadi memiliki karakter kunci bagi mengetahui Nama Latin. Beberapa karakter penting dari bagian ini
antara lain:
a. Daun Tunggal yang terdiri dari pelepah (pada Pisang - Musa paradisiaca), tangkai dan lembaran.
b. Daun Majemuk yang terdiri dari tangkai daun utama, anak tangkai daun, perpanjangan anak tangkai
daun, lembaran anak daun, daun penumpu.
Dalam pembuatan spesimen dan proses determinasi beberapa karakter daun yang patut diperhatikan
dan dicatat adalah:
a. Kedudukan daun seperti selang-seling, berhadapan, berhadapan bersilang, menumpuk dan berka-
rang.
b. Bentuk pangkal dan ujung daun seperti runcing, meruncing, membulat dan terpotong.
c. Bentuk pucuk seperti tanpa pembungkus atau ada pembungkus (stipula).
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
4
Gambar 4. Berbagai bentuk stipula yang dapat menjadi karakter penting dalam mengetahui Nama Latin suatu spesies tumbuhan
(Ilustrasi: De Vogel, 1987)
12. d. Bentuk dan posisi stipula berupa tudung di pucuk (pada Beringin), bumbung di pucuk (pada Meranti -
Shorea leprosula), pelana (biasanya pada buku dari ruas seperti pada Nusa Indah - Musaenda fron-
dosa), jarum pada pangkal tangkai daun (pada Mempening - Quercus argentata).
e. Organ tambahan seperti sulur (pada Markisah), kantong (pada Kantong Semar - Nepenthes ampullar-
ia), duri (pada Rotan - Calamus javensis).
f. Berbulu atau tidak pada bagian-bagian daun.
g. Warna pada pucuk, stipula, lembaran daun terutama warna belakang dan warna bulu.
h. Jumlah anak daun pada daun majemuk pada perpanjangan anak tangkai daun.
4. BUNGA, juga menjadi bagian terpenting dalam proses determinasi tumbuhan karena memiliki karakter
lebih komplit dibanding bagian lainnya. Beberapa bagian bunga yang perlu diketahui dan dicatat di
lapangan adalah:
a. Kedudukan bunga pada batang berupa bunga yang tumbuh di ujung batang atau pucuk dan bunga di
ketiak daun atau dekat ruas.
b. Keberadaan dan bentuk organ pokok bunga yang terdiri dari tangkai, dasar, perhiasan (kelopak dan
mahkota), alat kelamin jantan (tangkai, kepala dan serbuk sari), alat kelamin betina (kepala dan
tangkai putik serta ovari) sehingga dapat diketahui bunga tersebut bunga berkelamin tunggal atau
bunga banci dan bunga berumah satu atau berumah dua.
c. Struktur bunga berupa bunga tunggal yang bagian-bagiannya seperti pada point b; dan bunga
majemuk yang terdiri dari tangkai, daun pelindung bunga, anak tangkai bunga, anak daun pelindung
bunga dan bunga serta beberapa organ lainnya seperti daun pembalut, seludang dan kelopak tamba-
han.
d. Warna bagian-bagian bunga khususnya perhiasan Bungan dan bau bunga.
5
Manual Edisi 1 / 2016
BAGIAN-BAGIAN BUNGA MAJEMUK
A.Tangkai bunga majemuk = peduncle (pedunculus), B. Daun pelindung bunga majemuk = bract (bractea), C.
Tangkai bunga = pedicel (pedicellus), D. Bunga = flos, E. Daun pelindung bunga = bracteoli
A
B
C
D
E
Gambar 5. Struktur bunga majemuk yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembuatan specimen di lapangan (Ilustrasi: De Vogel,
1987)
13. 5. BUAH, menjadi salah satu bagian tanaman yang juga dapat membantu proses determinasi pada spesi-
men tumbuhan yang dikoleksi. Beberapa karakter bunga yang patut diperhatikan dan dicatat selama
proses koleksi lapangan adalah:
a. Organ pada buah berupa tangkai buah, ada/tidak daun pelindung bunga, ada/tidak kelopak bunga
dan ada/tidak kepala putik seperti pada Manggis - Garcinia mangostana.
b. Bentuk dan tipe buah seperti buah keras (pada Barangan - Castanopsis argentea), buah berkendaga
tiga (pada Karet - Hevea brasiliensis), buah kotak sejati/kapsul (pada Durian - Durio zibethinus),
buah batu majemuk (pada Pandan - Pandanus tectorius), buah batu (pada Mangga - Mangifera indi-
ca).
c. Warna buah termasuk warna biji dan bulu.
Selain karakter dari bagian-bagian tumbuhan tersebut diatas, beberapa hal yang kemungkinan hilang
setelah menjadi spesimen herbarium perlu dicatat pada saat koleksi di lapangan yaitu berupa:
a. Habit seperti herba, pohon, anakan, semak, perdu, memanjat, menjalar dan merambat.
b. Warna, kecuali hijau.
c. Getah, baik warna maupun kekentalan.
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
6
Gambar 6. Karakter warna dan getah dapat menjadi salah satu karakter penting yang harus dicatat selama proses koleksi di lapan-
gan seperti karakter warna buah pada rotan Daemonorops draco (gambar kiri) dan warna kepala sari pada Hibiscus rosa-sinensis
(gambar kanan) [foto: P. Akhriadi]
14. A A A A P' % A N (P )M N HE %A ) M
S
ebagai materi utama dari Manual ini, pada bagian ini akan dijabarkan secara informatif mengenai
tata cara pembuatan spesimen herbarium. Sebelum itu perlu dipahami bahwasanya kumpulan dari
specimen-spesimen yang dihasilkan tersebut nantinya akan dikatakan sebagai koleksi. Agar spesimen
yang dikoleksi bernilai secara ilmiah, dalam pembuatannya koleksi harus memenuhi beberapa persyaratan,
baik ukuran maupun kelengkapannya. Secara keseluruhan kolesi dimaksudkan untuk mengumpulkan semua
karakter dan sifat tumbuhan secara lengkap sehingga proses pemberian nama menjadi lebih mudah.
Semakin lengkap karakter yang didapatkan semakin cepat proses identifikasi dapat dilakukan dan jika
karakter sampel yang didapatkan tidak lengkap, maka semakin sulit proses identifikasi dilakukan. Perlu
diingat bahwa kita tidak bisa memberikan nama kepada suatu jenis tumbuhan hanya dengan menggunakan
satu karakter tunggal.
Pada saat melakukan kegiatan lapangan beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan kegiatan lapangan secara baik terutama dari sisi fisik, mental, peralatan dan bahan.
2. Membangun komunikasi dengan masyarakat tempatan sehingga memudahkan kegiatan lapangan terutama
dari sisi keamanan, kenyamanan dan kemudahan akses terhadap lokasi dan sampel tumbuhan serta
penambahan informasi terhadap spesies tumbuhan yang dikoleksi baik Nama Lokal maupun Kegunaan
dari spesies tumbuhan yang dikoleksi.
3. Melakukan dokumentasi berupa catatan lapangan dan foto secara detail semua informasi dan data lapan-
gan seperti kondisi lokasi, penggunaan lahan, vegetasi dan terutama karakter dari tumbuhan yang
dikoleksi.
4. Melakukan pembuatan spesimen sebagai kegiatan utama dari kegiatan lapangan dengan memprioritaskan
tumbuhan yang sedang berbunga atau berbuah kecuali untuk kepentingan khusus pada spesies tertentu
hingga proses pengawetan di camp sekembalinya dari lapangan pada hari yang sama.
5. Melanjutkan proses pembuatan spesimen hingga siap untuk disimpan di Herbarium serta menyiapkan
daftar koleksi selama kegiatan lapangan.
7
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 7. Para mahasiswa yang menjadi kolektor berbagai spesies tumbuhan menyelesaikan proses pembuatan spesimen di camp
setelah kembali dari lapangan (foto: P. Akhriadi)
15. Peralatan dan Bahan
Koleksi spesimen lebih sering dilakukan di lokasi yang masih berhutan. Sehingga diperlukan persiapan yang
matang dalam sebuah kegiatan lapangannya. Untuk itu persiapan peralatan dan bahan baik untuk keperluan
pribadi, tim dan koleksi menjadi penting bagi kelancaran proses koleksi. Khusus bagi peralatan dan bahan
koleksi terutama yang digunakan dalam koleksi lapangan sebaiknya dilengkapi sehingga tidak mengganggu
proses koleksi yang dilakukan.
⇒ Kebutuhan Pribadi
⇒ Kebutuhan Tim
♦ Obat-obatan ♦ Topi
♦ Baju lengan Panjang ♦ Celana panjang, termasuk bagi Wanita
♦ Sepatu boot atau sepatu kets ♦ Tas atau ransel yang cukup memuat peralatan
♦ Kamera ♦ GPS
♦ Buku catatan lapangan ♦ Pensil, pena, karet penghapus, penggaris
♦ Spidol permanen ♦ Parang bersarung
♦ Gunting tanaman ♦ Logistik (bahan makanan & minuman)
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
8
Gambar 8. Bentuk gunting tanaman yang digunakan dalam kegiatan (gambar kiri) dan label lapangan atau label gantung yang
digunakan untuk mencatat nomor koleksi tiap spesimen (gambar kanan) [foto: P. Akhriadi]
16. ⇒ Kebutuhan Spesimen dan Koleksi
♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Karet gelang
♦ Plastik 2 kg & 5 kg ♦ Karung plastik
♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Plastik karung
♦ Etanol/alkohol 70% atau metanol/spiritus ♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang
♦ Lakban/selotip besar, biasanya selotip kuning ♦ Potongan kardus ukuran 40x30 cm
♦ Oven lampu atau oven listrik ♦ Karton tik/kertas specimen ukuran 39x29 cm
♦ Jarum jahit besar (biasa untuk kasur) ♦ Benang jagung
♦ Label herbarium ♦ Lem bebas asam, seperti Lem Fox
♦ Kertas sampul spesimen seperti karton manila
ukuran 40x30 cm
♦ Label map herbarium
9
Manual Edisi 1 / 2016
a
b
c
d
Gambar 9. a) Map herbarium yang menggunakan karton manila dan sudah ditempeli label map herbarium, b) peralatan yang
digunakan pasca pengeringan, c) model oven lampu dan susunan specimen dalam proses pengeringan, d) contoh label herbarium
yang informatif [foto: P. Akhriadi]
17. Cara Kerja Pembuatan Spesimen
1. Proses Koleksi Di Lapangan
Pada saat melakukan kegiatan pengambilan spesimen di lapangan, peralatan dan bahan yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut:
Cara Kerja:
⇒ Rentang ukuran sampel adalah 39x29 cm, kecuali habit tertentu.
⇒ Lakukan pengambilan titik koordinat dengan GPS dan foto menggunakan kamera dimana nomor/
nama pada kedua alat tersebut dicatat sebaris dengan nomor label lapangan diakhir proses koleksi
ini.
⇒ Tumbuhan berhabit herba dan semak:
♦ Lakukan pengambilan sampel dengan mencabut individu yang dikoleksi
♦ Bagi tumbuhan yang berukuran lebih dari 1 meter seperti pisang dan jahe, lakukan pemotongan
dengan gunting tanaman hingga menjadi 3 bagian dengan rentang ukuran 39x29 cm yaitu pada
bagian ujung, tengah dan pangkal (termasuk akar).
⇒ Tumbuhan berhabit pohon:
♦ Lakukan pengambilan sampel menggunakan gunting tanaman dengan memotong bagian ujung
ranting (termasuk pucuk) yang memiliki bunga atau buah dalam rentang ukuran 39x29 cm.
♦ Bagi tumbuhan yang bunga atau buahnya berada di batang atau cabang yang besar seperti
nangka, lakukan penyayatan kulit luar batang dengan parang pada bagian pangkal tangkai bun-
ga/buah.
⇒ Tumbuhan berhabit memanjat, menjalar atau merambat dan berdaun majemuk berukuran lebih
dari 1 meter:
♦ Untuk tumbuhan dikotil, lakukan pengambilan sampel seperti pada tumbuhan berhabit pohon.
♦ Untuk tumbuhan monokotil seperti rotan dan pandan, lakukan pemotongan pakai gunting tana-
man dengan rentang ukuran 39x29 cm pada bagian pucuk dan bagian tengah yang berdaun.
♦ Parang bersarung ♦ Gunting tanaman
♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Karet gelang
♦ Pensil ♦ Plastik 2 kg & 5 kg
♦ Kamera ♦ GPS
♦ Karung plastik ♦ Buku catatan lapangan
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
10
18. ♦ Bila daun berukuran lebih dari 1 meter, lakukan pemotongan menjadi 3 bagian yaitu ujung, ten-
gah dan bagian batang tempat menempelnya pangkal daun.
⇒ Pengambilan sampel diusahakan 3 rangkap untuk masing-masing spesies yang sama (bisa dari indi-
vidu berbeda).
⇒ Lakukan pengikatan ketiga rangkap sampel dengan karet gelang.
⇒ Lakukan pemberian nomor koleksi pada label lapangan yang ditulis dengan menggunakan pensil dan
digantungkan pada sampel yang sudah terikat.
⇒ Bila sampel yang didapatkan sedang berbunga atau berbuah atau memiliki bagian yang memung-
kinkan akan gugur dalam perjalanan, masukkan sampel ke dalam plastik 2 kg atau 5 kg.
⇒ Bila bagian bunga/buah atau kulit batang terpisah dari ikatan ranting, lakukan penyimpanan pada
plastik yang sudah diisi dengan label lapangan yang sudah ditulis dengan nomor koleksi yang sama.
⇒ Lakukan pencatatan di buku catatan lapangan bagi karakter yang mudah hilang seperti warna,
getah, bau, habit dan informasi yang dirasa penting lainnya.
⇒ Setelah satu spesies sudah terkoleksi lakukan penyimpanan sementara ke dalam karung plastik
dengan posisi mendatar mengikuti lebar karung plastik.
⇒ Lanjutkan pengkoleksian untuk spesies lain.
11
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 10. Pembuatan koleksi dari sampel buah yang berukuran besar dan berair secara membujur dan memperlihatkan isi dalam
buah dan susunan biji yang dapat menjadi beberapa karakter penting dalam proses determinasi dan identifikasi untuk mendapatkan
Nama Latin dari spesies tersebut (foto: P. Akhriadi).
19. 2. Proses Pengepresan dan Pengawetan Di Camp
Setelah selesai proses koleksi di lapangan, sekembalinya ke camp kegiatan pembuatan spesimen
dilanjutkan dengan proses pengepresan dan pengawetan. Kedua proses ini menjadi penentu bagus/
baiknya spesimen yang dibuat. Kegagalan dalam proses ini dapat menyebabkan spesimen yang dibuat
menjadi sampah layaknya seresah di lantai hutan atau daun jambu di halaman rumah.
Alat dan bahan:
Cara Kerja Proses Pengepresan:
⇒ Keluarkan sampel dari karung plastik.
⇒ Masukkan sampel masing-masing satu rangkap ke lipatan kertas koran dengan menatanya
sedemikian rupa sehingga memperlihatkan karakter dari bagian-bagiannya dimana salah satu lem-
baran daun ditata dengan membalikkan lembarannya dari yang lainnya.
⇒ Bila sampel berukuran lebih panjang dari lembaran koran dan memiliki karakter yang tidak boleh
hilang, lipat sampel tersebut dengan tatanan yang baik.
⇒ Bila sampel yang berukuran lebih panjang tersebut tidak memiliki karakter penting, potong pada
bagian ke arah bagian yang sudah terpotong sebelumnya.
⇒ Bila sampel dari tumbuhan herba atau monokotil seperti pakis besar dan jahe-jahean
(Zingiberaceae), lakukan pembelahan pada bagian batang dan akar yang tebal dan diletakkan pada
koran yang sama atau diberi label lapangan dengan nomor yang sama.
⇒ Untuk sampel bunga yang bagian-bagiannya telah gugur, buatkan amplop dari koran sebagai pem-
bungkusnya yang dituliskan nomor koleksinya pada amplop dengan spidol permanen dan ditaruh
bersama sampel rantingnya pada koran yang sama.
⇒ Untuk sampel buah, lakukan pembelahan dengan parang baik posisi melintang maupun posisi mem-
bujur untuk melihat karakter biji atau bagian dalamnya.
⇒ Bila memungkinkan, untuk bagian tertentu seperti bunga atau buah lakukan pengawetan basah
dengan menyimpannya ke dalam botol yang sudah berisi etanol.
♦ Parang bersarung ♦ Gunting tanaman
♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Pensil
♦ Kamera ♦ Buku catatan lapangan
♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Spidol permanen
♦ Plastik karung ♦ Etanol/alkohol 70% atau metanol/spiritus
♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang ♦ Lakban/selotip besar, biasanya selotip kuning
♦ Karung plastik
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
12
20. ⇒ Tetap gantungkan label lapangan (dengan nomor yang sesuai bila label diganti karena rusak)
dengan label lapangan pada proses koleksi pada masing-masing sampel yang sudah didalam koran.
⇒ Selama proses penataan sampel pada koran, lakukan pengamatan ulang bila dibutuhkan terhadap
sampel dan catat hasil pengamatan tersebut serta lakukan pengambilan gambar dengan kamera
kembali.
⇒ Lakukan pengikatan sekuat-kuatnya dengan tali raffia dengan mengepress atau menekan tumpukan
koran tersebut.
⇒ Lanjutkan pengepresan dan pengikatan pada sampel lainnya.
Cara Kerja Proses Pengawetan :
⇒ Setelah semua sampel diikat dan dipress, masukkan 1 atau 2 ikat sampel tersebut ke dalam plastik
karung dengan posisi bagian terpanjang sejajar atau mendatar dengan bagian lebar plastik karung.
⇒ Siram sampel dalam plastik karung dengan pengawet (etanol/metanol) dengan mengayun wadah
pengawet sepanjang lebar plastik karung dengan asumsi sampel sudah dibasahi oleh pengawet
secara menyeluruh.
⇒ Bila ada genangan pengawet dalam plastik karung, tutup plastik dan distribusikan genangan
pengawet ke sampel dengan mengayun atau menggoncang-goncang bungkusan tersebut.
⇒ Bila pengawet sudah terlihat merata pada sampel, tutup plastik karung sedemikian rupa sehingga
menjadi rapi dengan lakban sambil menekan bungkusan sampai kedap udara serta lilitkan lakban
agar dapat menutupi bungkusan yang bocor.
⇒ Susun spesimen yang sudah dibungkus plastik karung ke dalam karung plastik untuk transportasi ke
herbarium atau laboratorium.
13
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 11. Penataan sampel dan identifikasi awal serta melengkapi informasi sampel menjadi salah satu kegiatan pada proses pen-
geringan dan pengawetan setelah sampai di camp sekembalinya dari lapangan (foto: P. Akhriadi).
21. 3. Proses Pengeringan di Herbarium atau Laboratorium
Proses pengeringan ini sebaiknya dilakukan setelah 48 jam sampel melalui proses pengawetan. Bila pros-
es pengawetan dilakukan dengan benar, kedap udara dan plastik pembungkusnya tidak ada yang bocor,
sampel tersebut dapat disimpan hingga beberapa bulan.
Alat dan bahan:
Cara Kerja Proses Pengeringan:
⇒ Keluarkan sampel dari karung plastik dan plastik karung.
⇒ Susunlah koran yang berisi sampel secara bergantian dengan karton kardus dimana sebagai alas dan
paling atasnya adalah karton kardus hingga setinggi kira-kira 30-40 cm.
⇒ Dalam penyusunan tersebut, cek kembali tatanan sampel. Bila tatanan sampel acak-acakan, tata
ulang sampel sebaik mungkin.
⇒ Lakukan pengikatan
sekuat-kuatnya dengan
tali raffia dengan
mengepress atau
menekan tumpukan
kardus & koran terse-
but.
⇒ Masukkan ikatan-
ikatan sampel terse-
but ke dalam oven
dengan suhu 50-600
C
selama 48 jam. Bila
menggunakan oven
lampu yang posisi
lampunya hanya be-
rada dibawah, putar
balik sampel setelah
24 jam.
♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Pensil
♦ Kamera ♦ Buku catatan lapangan
♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Spidol permanen
♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang ♦ Potongan kardus ukuran 40x30 cm
♦ Oven lampu (pijar) atau oven listrik
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
14
Gambar 12. Proses pengeringan yang dilakukan sebagai salah satu proses dalam pembu-
atan spesimen herbarium dimana dilakukan penyusunan koran - kardus - koran - kardus
dan seterusnya (foto: P. Akhriadi).
22. 4. Proses Mounting atau Penempelan di Herbarium atau Laboratorium
Proses mounting atau penempelan spesimen biasanya dilakukan dengan menjahit specimen pada bagian-
bagian tertentu. Beberapa herbarium ada juga yang menempelkan spesimen dengan lakban non-acid.
Proses ini merupakan tahap akhir sebelum spesimen disimpan di lemari spesimen.
Alat dan bahan:
Cara Kerja Proses Mounting :
⇒ Setelah sampel melewati proses pengeringan selama 48 jam, keluarkan sampel dari oven dan cek
sampel yang belum kering untuk dioven ulang. Biasanya sampel dari tumbuhan herba dan tebal ter-
masuk juga buah dari beberapa spesies tertentu.
♦ Karton tik/kertas specimen ukuran 39x29 cm ♦ Jarum jahit besar (biasa untuk kasur)
♦ Benang jagung ♦ Label herbarium
♦ Pensil, Pena, Karet Penghapus ♦ Buku catatan lapangan
♦ Lem bebas asam, seperti Lem Fox ♦ Kertas sampul spesimen seperti karton manila
♦ Label map herbarium ukuran 40x30 cm
15
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 13. Proses pengerjaan mounting dengan menggunakan penjahit dan benang pada karton tik (foto: P. Akhriadi)
23. ⇒ Selama proses pengeringan berjalan, lakukan pembuatan label herbarium dan label map herbarium
serta siapkan peralatan dan bahan untuk pemountingan.
⇒ Pindahkan informasi lapangan dari buku catatan ke label herbarium sesuai dengan poin-poin pada
format label herbarium tersebut.
⇒ Sambil mengecek sampel tersebut, lakukan penyusunan sampel berdasarkan nomor urut koleksi
(bisa juga berdasarkan abjad family bila nama family sudah diketahui).
⇒ Selain itu pisahkan satu rangkap sampel yang dianggap bagus dan baik (berbunga/berbuah) terma-
suk bunga atau buah yang terpisah dari nomor koleksi berbeda untuk dimounting.
⇒ Lakukan pemountingan diatas karton tik yang sudah ditempeli label herbarium.
⇒ Bagi sampel berukuran besar yang terdiri dari banyak bagian terpisah untuk satu rangkap seperti
sampel jahe-jahean, lakukan pemountingan untuk semua bagian dengan memberikan keterangan
mengenai bagian tersebut (misalnya bagian ujung atau bagian tengah atau bagian pangkal) pada
poin keterangan di label herbarium.
⇒ Bagian bunga atau buah maupun bagian yang lepas, masukkan ke dalam amplop yang dibuat sesuai
ukurannya dan ditempelkan di tempat yang kosong pada karton tik.
⇒ Setelah pemountingan selesai, masukkan sampel ke dalam map herbarium yang sudah ditempeli
labe map herbarium sesuai dengan nama family.
⇒ Lakukan penyimpanan sampel di lemari herbarium.
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
16
Gambar 14. Contoh Label Map Herbarium (kiri) dan label herbarium (kanan) yang digunakan di Herbarium ANDA
24. Gambar 15. Susunan lemari penyimpanan herbarium berisi spesimen-spesimen koleksi banyak pihak dari berbagai daerah dalam
ruangan spesimen. Pada gambar kiri, terlihat kotak-kotak tempat penyimpanan spesimen buah yang terkoneksi nomor koleksinya
dengan spesimen yang berada dalam lemari penyimpanan (foto: P. Akhriadi)
4. Perawatan Spesimen Herbarium
Spesimen herbarium yang sudah disimpan sebaiknya juga dilakukan perawatan agar tidak rusak. Biasanya
setelah disimpan beberapa lama, spesimen akan dikunjungi oleh beberapa spesies serangga kecil, apala-
gi bila tidak kering pada saat pengeringan. Selain itu kondisi ruangan penyimpanan yang lembab juga
bisa menumbuhkan beberapa spesies jamur pada specimen. Bagi mempertahankan spesimen-spesimen
tersebut perlu dilakukan berbagai perlakuan dan perawatan, yaitu sebagai berikut:
⇒ Ruang penyimpanan sebaiknya ruangan khusus yang tertutup rapat serta menggunakan Air Condi-
tioner.
⇒ Spesimen hanya boleh diakses oleh orang yang mempunyai kepentingan dengan spesimen tersebut.
⇒ Lakukan pemfreezeran spesimen selama 48 jam sebanyak satu kali dalam setahun.
⇒ Simpan spesimen type pada lemari atau ruangan tersendiri.
17
Manual Edisi 1 / 2016
25. P U P
M
anual Pembuatan Spesimen Herbarium ini dapat dijadikan panduan bagi berbagai pihak baik untuk
kegiatan survey lapangan maupun untuk manajemen sederhana bagi koleksi-koleksi specimen tum-
buhan. Sebagai sebuah Manual, penggunaan dari proses-proses yang dilakukan sebaiknya mengikuti
alur yang sudah disiapkan dalam Manual ini. Seperti yang dituliskan sebelumnya, keseriusan dalam
mengimplementasikan proses yang tertulis dalam Manual ini akan dapat menghasilkan spesimen yang baik
dan bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan. Proses pengepresan, pengawetan dan pemountingan patut
diperhatikan secara baik karena bagus atau baiknya suatu spesimen ditentukan pada keberhasilan ketiga
proses tersebut.
Selain pemahaman terhadap semua proses tersebut, perlu diingat bahwasanya pengkoleksian berbagai spe-
sies tumbuhan dalam suatu waktu dan lokasi tertentu menjadi sangat penting. Hal ini mengingat biaya yang
dikeluarkan dalam survey lapangan tersebut. Selain itu laju degradasi dan konversi hutan serta deforestasi
yang sangat tinggi walaupun upaya-upaya pencegahan terus dilakukan dari waktu ke waktu.
Bagi menjaga konsistensi implementasi Manual dalam mendapatkan spesimen yang baik tersebut, pada saat
kembali dari lapangan ke camp sering digunakan istilah Mandikan Sampel Terlebih Dahulu Sebelum Kolektor
Memandikan Badannya. Istilah ini menjadi filosofis yang baik apalagi survey dilakukan pada musim kema-
rau yang mempercepat proses penguapan pada sampel. (Q)
Gambar 16. Spesimen type yang dihasilkan dari proses pembuatan spesimen yang sudah berumur 10 tahun (foto: P. Akhriadi)
18
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
26. K * S ! N
Benson, L. 1957. Plant Classification. D.C. Heath and Company. Boston
De Vogel, E.F. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy, Theory and Practice. UNESCO. Scientific and Cultural
Organization, Regional Office for Science and Technology for South East Asia. Jakarta. 10240. Indonesia.
Dutta, A.C. 1968. Botany for Degree Student. Second Edition. Oxford University Press.
Harrington, H.D. & L.W. Durrel. How To Identify Plants. Swallow Press. Athens.
Harris, J.G. & M.W. Harris. Plant Identification Terminology: An Illustrated Glossary. Spring Lake Publ.
Utah, USA.
Hickey, M. and C. King. 2005. The Cambridge Illustrated Glossary of Botanical Terms. Cambridge University
Press.
Jeffrey, C. 1978. Biological Nomenclature. The Commelot Press. Ltd. Southamton.
Judd, W.S. 1999. Plant systematics: A Phylogenetics Approach. Sinauer Assoc. USA
Lawrence, G.H.M. 1955. Taxonomy of Vascular Plant. The MacMillan Company. New York.
Radford, A.E. 1986. Fundamentals of Plant Systematics. Harper and Low Publisher Inc. New York.
Singh, G. 2003. Plant Systematics: An Integrated Approach. Science Publ. Enfield, USA.
19
Manual Edisi 1 / 2016