SlideShare a Scribd company logo
P. Akhriadi
MANUAL LAPANGAN
PEMBUATAN SPESIMEN HERBARIUM
© 2016, P. AKHRIADI
MANUAL - Edisi 1
Foto Muka: Ilustrasi spesimen Polyalthia longifolia (Sonn.) Thw. [Annonaceae] yang disimpan di
Herbarium Universitas Andalas (ANDA) Padang dengan kolektor P. Akhriadi dan nomor koleksi 158.
Sitasi: Akhriadi, P. 2016. Manual Lapangan: Pembuatan Specimen Herbarium.
Manual Edisi 1. Radesa Press. Padang.
Publikasi manual ini dibuat atas lisensi sukarela dalam prinsip Ilmu Pengetahuan dan Informasi
Merupakan Hak Semua Manusia.
Silahkan memperbanyak, menyebarkan, menduplikasi, meniru dan mendiskusikan publikasi ini
secara bertanggung jawab dan bertanggung gugat yang sebaiknya menyertai sumber publikasi
seperti yang tertulis pada Sitasi.
Isi diluar tanggungjawab Penerbit Radesa Press.
Untuk diskusi dan informasi lebih lanjut silahkan menghubungi Penulis melalui email
dheckylle[at]photographer.net
Penulis:
P. AKHRIADI
A A P N AR
K
ehilangan spesies pada masa sekarang ini semakin sering menjadi perbincangan dikalangan pemer-
hati, komunitas, peneliti dan berbagai pihak lainnya. Ancaman tersebut tidak hanya dialami oleh
berbagai spesies hewan yang menjadi isu strategis dalam upaya penyelamatan alam dan ling-
kungan, melainkan juga dialami oleh spesies tumbuhan. Tidak seseksi spesies hewan, ancaman kehilangan
spesies tumbuhan tertentu baik yang terancam punah maupun yang endemik tidak menjadi perhatian khusus
bagi berbagai kalangan tersebut. Penyelamatannya hanya dilakukan dalam tatanan peneliti spesies itu
sendiri walaupun upaya kolaborasi terus di-lakukan. Alasan penyelamatan hutan menjadi dukungan utama
bagi pelestarian spesies tumbuhan. Apalagi isu perubahan iklim dalam konteks pemanasan global yang salah
satunya disebabkan oleh kehilangan hutan telah menjadi berita yang menyentakkan berbagai pihak terma-
suk para petani dan komunitas yang selama ini hidup berketergantungan terhadap hasil hutan. Padahal ke-
hilangan populasi dari spesies tumbuhan yang selama ini dikesampingkan dalam upaya pelestarian alam ter-
sebutlah yang menjadi penyebab utamanya.
Seiring dengan berbagai isu lingkungan tersebut, berbagai upaya mengembalikan kondisi hutan dalam artian
menghadirkan spesies tumbuhan dalam bentuk tanaman menjadi usaha yang dikenal dengan reboisasi, reha-
bilitasi dan restorasi ekosistem alam. Upaya tersebut tanpa adanya pengetahuan terhadap nama dari masing
-masing spesies tumbuhan menjadi tidak berarti. Sehingga dalam anekdot tak tahu maka tak kenal, tak ke-
nal maka tak sayang terhadap cara, pemilihan dan perawatan spesies tersebut dapat menjadi upaya yang
sia-sia.
Bagi upaya mengenali spesies tumbuhan tersebut, tata cara mengkoleksi yang lestari tanpa menghilangkan
banyak individu dari satu spesies tumbuhan tertentu menjadi pengetahuan penting. Seiring dengan kebu-
tuhan tersebut, maka Penulis mencoba menyiapkan sebuah Manual Lapangan dalam Pembuatan Spesimen
(Koleksi) Herbarium bagi pengenalan spesies tumbuhan khususnya bagi kepentingan ilmiah.
Manual ini dapat diselesaikan atas dasar kebutuhan terhadap berbagi pengetahuan dalam koleksi tumbuhan
dan tanaman serta atas dorongan Santi Nurul Kamilah, M.Si, salah seorang kawan belajar dasar-dasar botani
yang menjadi Dosen di Universitas Bengkulu, terima kasih untuk ide dan masukannya. Terima kasih dan Al-
fatihah penulis ingin ucapkan kepada almarhum Prof. Rusjdi Tamin yang dengan sabar dan selalu memberi
kesempatan kepada penulis untuk berinovasi dan berkreativitas di Herbarium ANDA dan rimba belantara
Sumatera. Selain itu penulis secara khusus ingin menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Ibunda
Saufni Chalid, S.IP yang menyiapkan Penerbit Radesa Press sebagai wadah untuk berbagi informasi dan
pengetahuan serta mengembangkan ide dan kreativitas penulis.
Keberadaan Manual ini selain diharapkan sebagai wadah berbagi pengetahuan, juga dapat menjadi panduan
berbagai pihak terutama kawan-kawan muda yang tertarik dengan penyelamatan spesies tumbuhan. Keku-
rangan dan kekhilafan dalam Manual ini diharapkan juga dapat menjadi wahana diskusi yang memberikan
pengetahuan baru dan masukan bagi penulis di masa depan.
Hulu Batang Hari, 28 Oktober 2016
ii
Manual Edisi 1 / 2016
AF AR I
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. iii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN …………………………………………………………………………………………………………………… iv
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 1
CARA MENGGUNAKAN MANUAL ………………………………………………………………………………………………………………………. 2
TUJUAN DAN MANFAAT …………………………………………………………………………………………………………………………………… 3
PENGENALAN KARAKTER TUMBUHAN ……………………………………………………………………………………………………………… 4
TATA CARA PEMBUATAN SPESIMEN HERBARIUM ……………………………………………………………………………………………… 7
Peralatan dan Bahan ………………………………………………………………………………………………………………………………… 8
Cara Kerja Pembuatan Spesimen ……………………………………………………………………………………………………………… 10
1. Proses Koleksi Di Lapangan ………………………………………………………………………………………………………………10
2. Proses Pengepresan dan Pengawetan Di Camp ……………………………………………………………………………… 12
3. Proses Pengeringan di Herbarium atau Laboratorium …………………………………………………………………… 14
4. Proses Mounting atau Penempelan di Herbarium atau Laboratorium …………………………………………… 15
5. Perawatan Spesimen Herbarium ……………………………………………………………………………………………………..17
PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 18
KEPUSTAKAAN …………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 19
iii
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
AF AR S AH N A N
Determinasi : Proses menganalisa dan mendeskripsikan karakter-karakter tumbuhan untuk
mendapatkan Nama Latin.
Habit : Cara hidup dari suatu individu makhluk hidup.
Herbarium : 1) Lembaga yang menyimpan spesimen tumbuhan dan tanaman .
2) Spesimen tumbuhan.
Index Herbariorum : Kode dan Daftar Herbarium yang sudah teregistrasi secara Internasional yang
dikelola oleh New York Botanical Garden seperti kode ANDA untuk Herbari-
um Universitas Andalas.
Nama Latin : Bahasa yang digunakan bagi nama spesies yang diakui secara ilmiah dan ter-
daftar secara internasional.
Nama Lokal : Sebutan bagi nama spesies oleh masyarakat tempatan bukan sebutan
menggunakan nama dagang atau Bahasa Indonesia.
Spesies Endemik : Spesies yang hanya hidup dan tersebar di suatu tempat tertentu dan tidak
ditemukan di tempat lain, biasanya didasarkan pada sebaran yang hanya da-
lam satu pulau.
Spesies Terancam Punah : Spesies tumbuhan dan hewan yang terdaftar dalam Redlist IUCN maupun
Redlist Nasional tiap-tiap Negara yang berkategori Vulnerable (VU), Endan-
gered (EN) dan Critically Endangered (CR).
Spesimen : Koleksi bagian tumbuhan baik lengkap maupun tidak lengkap yang sudah di-
awetkan melalui proses pengawetan kering dan/atau pengawetan basah.
Spesimen type : Spesimen yang digunakan untuk memberi Nama Latin terhadap suatu spesies
baru yang nomor koleksinya terpublikasikan dalam publikasi resmi.
Manual Edisi 1 / 2016
iv
Ilustrasi oleh Rusjdi Tamin
P A N
P
engenalan tumbuhan dalam bahasa akademis dikenal dengan nama Taksonomi Tumbuhan. Tak-
sonomi Tumbuhan merupakan salah satu cabang dari bidang ilmu Biologi. Bidang ilmu ini telah men-
jadi dasar dalam penentuan nama spesies dari suatu makhluk hidup. Secara harfiah, taksonomi dide-
finisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari berbagai spesies tumbuhan melalui proses identifikasi, de-
terminasi, klasifikasi dan tata nama.
Dalam sejarah tata nama spesies di muka bumi, Carolus Linnaeus, seorang peneliti berkebangsaan Swedia,
telah ditetapkan oleh para ahli tumbuhan sebagai pencetus tata nama binomial system pada tahun 1753
melalui publikasinya yang berjudul Species Plantarum. Sejak saat itu disepakati pemberian nama terhadap
suatu spesies baik hewan maupun tumbuhan harus menggunakan binomial system tersebut dengan
menggunakan Nama dalam Bahasa Latin, termasuk juga manusia yang dikenal dengan Homo sapiens. Pasca
Linnaeus, penggunaan nama spesies yang benar dan valid dipublikasikan dalam Jurnal atau Publikasi yang
terakreditasi secara Internasional dengan menampilkan deskripsi Latin dari spesies tersebut.
Bagi mendapatkan Nama Latin suatu spesies tumbuhan atau tanaman diperlukan koleksi berupa spesimen
dari tumbuhan maupun tanaman dimaksud. Spesimen-spesimen tersebut nantinya disimpan di Herbarium
dan akan dideterminasi oleh para taxonomist dan botanist untuk diketahui nama Latinnya. Pada masa
sekarang ini, foto specimen yang menampilkan detailnya karakter dari suatu spesies juga dapat digunakan
dalam determinasi naman suatu spesies.
Untuk membantu proses determinasi tersebut, maka perlu diketahui cara untuk membuat specimen herbari-
um dari suatu spesies tumbuhan. Atas dasar tersebutlah Manual Lapangan ini dibuat agar dapat membantu
para kolektor, peneliti dan penggiat reboisasi, rehabilitasi dan restorasi dalam mendapatkan Nama Latin.
1
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 1. Bidang ilmu Taksonomi sebagai pusat dari berbagai bidang ilmu terutama dalam kajian keanekaragaman hayati sehingga
dengan diketahui Nama Latin dari suatu spesies dapat dilakukan berbagai kajian lainnya. Kesalahan dalam pemberian nama suatu
spesies akan berdampak fatal bagi analisis dalam bidang ilmu lainnya (Sumber: Lawrence, 1955).
A A M N L
M
anual ini dibuat untuk memudahkan siapa pun termasuk pemula yang mau mengkoleksi tumbuhan
atau tanaman bagi mengetahui Nama Latin melalui proses identifikasi dan determinasi ilmiah.
Selain itu juga dapat menjadi bukti bagi siapa saja keberadaan dari suatu spesies yang pernah
tumbuh di suatu daerah dengan menyimpannya di Herbarium.
Tata cara menggunakan Manual ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami istilah-istilah dalam dunia tumbuhan khususnya istilah dalam kajian morfologi tumbuhan dan
kelembagaan dalam bidang taksonomi tumbuhan, seperti klasifikasi, spesies terancam punah, spesies
endemik, laboratorium, herbarium, index herbariorum.
2. Memahami dan mensimulasikan isi dari Manual bila ragu dan tidak malu bertanya kepada ahlinya agar
tidak terjadi kesalahan atau kekurangan/kelebihan spesimen dari lokasi koleksi.
3. Menyediakan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan koleksi di lapangan atau
mencari alternatif penggantinya yang memiliki fungsi dan manfaat yang sama.
4. Menggunakan tenaga lokal dalam pelaksanaan koleksi tumbuhan seperti masyarakat yang sudah biasa
berkegiatan ke/di dalam hutan atau lokasi koleksi agar mendapatkan informasi mengenai Nama Lokal
dan manfaat dari tumbuhan yang dikoleksi.
5. Membuat koleksi secukupnya untuk menghindari prinsip kehilangan spesies terutama spesies baru, spe-
sies terancam punah dan spesies endemik.
6. Mencatat semua informasi lapangan yang dituliskan dalam Label Herbarium secara singkat, jelas dan
padat.
7. Mengetahui tempat penyimpanan spesimen atau Herbarium yang sudah terdaftar dalam Index Herbario-
rum seperti Herbarium Universitas Andalas (ANDA) di Padang, Herbarium Bogoriense (BO) di Cibinong,
Herbarium Biotrop
(BIOT) di Bogor.
8. Mendistribusikan spesi-
men ke beberapa Her-
barium minimal satu
Herbarium untuk disim-
pan dan dideterminasi
oleh para taxonomist
atau botanist agar
diketahui nama Latin
yang benar dan valid,
termasuk bila kolektor
sudah tahu Nama Latin
dari spesies yang
dikoleksi tersebut.
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
2
Gambar 2. Penyimpanan spesi-
men di dalam sebuah Herbarium
(foto: P. Akhriadi)
N N N !AT
M
anual Lapangan Pembuatan Spesimen Herbarium ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi
masyarakat banyak, penggiat wisata alam, penggiat alam bebas, pelajar, mahasiswa, peneliti
botani dan kehutanan, penggiat dan konsultan lingkungan dan konservasi alam serta siapa saja
yang ingin mengetahui proses pembuatan spesimen tumbuhan. Penulisan Manual ini secara umum memiliki
tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai tata cara pembuatan koleksi tumbuhan berdasarkan metodologi ilmiah
sehingga semua kalangan dapat mengimplementasikannya.
2. Mempermudah para pihak untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai spesies tumbuhan dan
tanaman secara ilmiah.
3. Berbagi pembelajaran dalam upaya dokumentasi spesies tumbuhan terhadap ancaman kehilangan habitat
dan degradasi serta konversi lahan dan hutan.
4. Membantu pengelola kawasan hutan dalam mengetahui pilihan spesies tumbuhan dan tanaman dalam
kegiatan reboisasi, rehabilitasi dan restorasi ekosistem.
5. Menyampaikan informasi dan harapan bahwasanya penyelamatan spesies tumbuhan dapat mengurangi
dampak pemanasan global.
3
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 3. Penataletakan spesimen dalam proses pengoranan di lapangan menjadi salah satu proses penting dalam pembuatan
koleksi herbarium yang bagus dan informatif (foto: P. Akhriadi)
P G N A KTER %U N
L
andasan awal dalam membuat spesimen herbarium yang patut diketahui adalah mengetahui bagian-
bagian dari tumbuhan maupun tanaman (penulisan tumbuhan dan tanaman selanjutnya ditulis
dengan tumbuhan saja untuk memudahkan narasi) yang mesti dikoleksi. Ada banyak bentuk dan ha
bit dari tumbuhan yang dijumpai setiap hari. Masing-masing habit memiliki tata cara dan teknik koleksi
tersendiri sehingga dalam proses determinasinya memudahkan semua orang yang melihatnya untuk menge-
tahui karakter-karakter penting dari tumbuhan tersebut.
Secara umum bagian-bagian tumbuhan yang dikenali adalah berupa:
1. AKAR, yang terdiri dari akar tunggang, akar serabut dan berbagai modifikasi akar seperti akar udara
(pada beringin - Ficus benjamina), banir (pada Surian - Toona sureni) dan akar nafas (pada tumbuhan
Mangrove).
2. BATANG, yang memiliki berbagai bentuk seperti bulat (pada Bambu - Bambusa vulgaris), segitiga (pada
Rumput Teki - Cyperus rotundus), segiempat (pada Markisah - Passiflora quadrangularis); dan berbagai
modifikasi berupa rimpang (pada Jahe - Zingiber officinale), stolon (pada Pegagan - Centella asiatica),
umbi (pada Kentang - Solanum tuberosum), duri (pada Jeruk - Citrus aurantifolia).
3. DAUN, yang menjadi salah satu bagian dengan kompleksitas karakter dalam proses determinasi serta
menjadi memiliki karakter kunci bagi mengetahui Nama Latin. Beberapa karakter penting dari bagian ini
antara lain:
a. Daun Tunggal yang terdiri dari pelepah (pada Pisang - Musa paradisiaca), tangkai dan lembaran.
b. Daun Majemuk yang terdiri dari tangkai daun utama, anak tangkai daun, perpanjangan anak tangkai
daun, lembaran anak daun, daun penumpu.
Dalam pembuatan spesimen dan proses determinasi beberapa karakter daun yang patut diperhatikan
dan dicatat adalah:
a. Kedudukan daun seperti selang-seling, berhadapan, berhadapan bersilang, menumpuk dan berka-
rang.
b. Bentuk pangkal dan ujung daun seperti runcing, meruncing, membulat dan terpotong.
c. Bentuk pucuk seperti tanpa pembungkus atau ada pembungkus (stipula).
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
4
Gambar 4. Berbagai bentuk stipula yang dapat menjadi karakter penting dalam mengetahui Nama Latin suatu spesies tumbuhan
(Ilustrasi: De Vogel, 1987)
d. Bentuk dan posisi stipula berupa tudung di pucuk (pada Beringin), bumbung di pucuk (pada Meranti -
Shorea leprosula), pelana (biasanya pada buku dari ruas seperti pada Nusa Indah - Musaenda fron-
dosa), jarum pada pangkal tangkai daun (pada Mempening - Quercus argentata).
e. Organ tambahan seperti sulur (pada Markisah), kantong (pada Kantong Semar - Nepenthes ampullar-
ia), duri (pada Rotan - Calamus javensis).
f. Berbulu atau tidak pada bagian-bagian daun.
g. Warna pada pucuk, stipula, lembaran daun terutama warna belakang dan warna bulu.
h. Jumlah anak daun pada daun majemuk pada perpanjangan anak tangkai daun.
4. BUNGA, juga menjadi bagian terpenting dalam proses determinasi tumbuhan karena memiliki karakter
lebih komplit dibanding bagian lainnya. Beberapa bagian bunga yang perlu diketahui dan dicatat di
lapangan adalah:
a. Kedudukan bunga pada batang berupa bunga yang tumbuh di ujung batang atau pucuk dan bunga di
ketiak daun atau dekat ruas.
b. Keberadaan dan bentuk organ pokok bunga yang terdiri dari tangkai, dasar, perhiasan (kelopak dan
mahkota), alat kelamin jantan (tangkai, kepala dan serbuk sari), alat kelamin betina (kepala dan
tangkai putik serta ovari) sehingga dapat diketahui bunga tersebut bunga berkelamin tunggal atau
bunga banci dan bunga berumah satu atau berumah dua.
c. Struktur bunga berupa bunga tunggal yang bagian-bagiannya seperti pada point b; dan bunga
majemuk yang terdiri dari tangkai, daun pelindung bunga, anak tangkai bunga, anak daun pelindung
bunga dan bunga serta beberapa organ lainnya seperti daun pembalut, seludang dan kelopak tamba-
han.
d. Warna bagian-bagian bunga khususnya perhiasan Bungan dan bau bunga.
5
Manual Edisi 1 / 2016
BAGIAN-BAGIAN BUNGA MAJEMUK
A.Tangkai bunga majemuk = peduncle (pedunculus), B. Daun pelindung bunga majemuk = bract (bractea), C.
Tangkai bunga = pedicel (pedicellus), D. Bunga = flos, E. Daun pelindung bunga = bracteoli
A
B
C
D
E
Gambar 5. Struktur bunga majemuk yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembuatan specimen di lapangan (Ilustrasi: De Vogel,
1987)
5. BUAH, menjadi salah satu bagian tanaman yang juga dapat membantu proses determinasi pada spesi-
men tumbuhan yang dikoleksi. Beberapa karakter bunga yang patut diperhatikan dan dicatat selama
proses koleksi lapangan adalah:
a. Organ pada buah berupa tangkai buah, ada/tidak daun pelindung bunga, ada/tidak kelopak bunga
dan ada/tidak kepala putik seperti pada Manggis - Garcinia mangostana.
b. Bentuk dan tipe buah seperti buah keras (pada Barangan - Castanopsis argentea), buah berkendaga
tiga (pada Karet - Hevea brasiliensis), buah kotak sejati/kapsul (pada Durian - Durio zibethinus),
buah batu majemuk (pada Pandan - Pandanus tectorius), buah batu (pada Mangga - Mangifera indi-
ca).
c. Warna buah termasuk warna biji dan bulu.
Selain karakter dari bagian-bagian tumbuhan tersebut diatas, beberapa hal yang kemungkinan hilang
setelah menjadi spesimen herbarium perlu dicatat pada saat koleksi di lapangan yaitu berupa:
a. Habit seperti herba, pohon, anakan, semak, perdu, memanjat, menjalar dan merambat.
b. Warna, kecuali hijau.
c. Getah, baik warna maupun kekentalan.
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
6
Gambar 6. Karakter warna dan getah dapat menjadi salah satu karakter penting yang harus dicatat selama proses koleksi di lapan-
gan seperti karakter warna buah pada rotan Daemonorops draco (gambar kiri) dan warna kepala sari pada Hibiscus rosa-sinensis
(gambar kanan) [foto: P. Akhriadi]
A A A A P' % A N (P )M N HE %A ) M
S
ebagai materi utama dari Manual ini, pada bagian ini akan dijabarkan secara informatif mengenai
tata cara pembuatan spesimen herbarium. Sebelum itu perlu dipahami bahwasanya kumpulan dari
specimen-spesimen yang dihasilkan tersebut nantinya akan dikatakan sebagai koleksi. Agar spesimen
yang dikoleksi bernilai secara ilmiah, dalam pembuatannya koleksi harus memenuhi beberapa persyaratan,
baik ukuran maupun kelengkapannya. Secara keseluruhan kolesi dimaksudkan untuk mengumpulkan semua
karakter dan sifat tumbuhan secara lengkap sehingga proses pemberian nama menjadi lebih mudah.
Semakin lengkap karakter yang didapatkan semakin cepat proses identifikasi dapat dilakukan dan jika
karakter sampel yang didapatkan tidak lengkap, maka semakin sulit proses identifikasi dilakukan. Perlu
diingat bahwa kita tidak bisa memberikan nama kepada suatu jenis tumbuhan hanya dengan menggunakan
satu karakter tunggal.
Pada saat melakukan kegiatan lapangan beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan kegiatan lapangan secara baik terutama dari sisi fisik, mental, peralatan dan bahan.
2. Membangun komunikasi dengan masyarakat tempatan sehingga memudahkan kegiatan lapangan terutama
dari sisi keamanan, kenyamanan dan kemudahan akses terhadap lokasi dan sampel tumbuhan serta
penambahan informasi terhadap spesies tumbuhan yang dikoleksi baik Nama Lokal maupun Kegunaan
dari spesies tumbuhan yang dikoleksi.
3. Melakukan dokumentasi berupa catatan lapangan dan foto secara detail semua informasi dan data lapan-
gan seperti kondisi lokasi, penggunaan lahan, vegetasi dan terutama karakter dari tumbuhan yang
dikoleksi.
4. Melakukan pembuatan spesimen sebagai kegiatan utama dari kegiatan lapangan dengan memprioritaskan
tumbuhan yang sedang berbunga atau berbuah kecuali untuk kepentingan khusus pada spesies tertentu
hingga proses pengawetan di camp sekembalinya dari lapangan pada hari yang sama.
5. Melanjutkan proses pembuatan spesimen hingga siap untuk disimpan di Herbarium serta menyiapkan
daftar koleksi selama kegiatan lapangan.
7
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 7. Para mahasiswa yang menjadi kolektor berbagai spesies tumbuhan menyelesaikan proses pembuatan spesimen di camp
setelah kembali dari lapangan (foto: P. Akhriadi)
Peralatan dan Bahan
Koleksi spesimen lebih sering dilakukan di lokasi yang masih berhutan. Sehingga diperlukan persiapan yang
matang dalam sebuah kegiatan lapangannya. Untuk itu persiapan peralatan dan bahan baik untuk keperluan
pribadi, tim dan koleksi menjadi penting bagi kelancaran proses koleksi. Khusus bagi peralatan dan bahan
koleksi terutama yang digunakan dalam koleksi lapangan sebaiknya dilengkapi sehingga tidak mengganggu
proses koleksi yang dilakukan.
⇒ Kebutuhan Pribadi
⇒ Kebutuhan Tim
♦ Obat-obatan ♦ Topi
♦ Baju lengan Panjang ♦ Celana panjang, termasuk bagi Wanita
♦ Sepatu boot atau sepatu kets ♦ Tas atau ransel yang cukup memuat peralatan
♦ Kamera ♦ GPS
♦ Buku catatan lapangan ♦ Pensil, pena, karet penghapus, penggaris
♦ Spidol permanen ♦ Parang bersarung
♦ Gunting tanaman ♦ Logistik (bahan makanan & minuman)
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
8
Gambar 8. Bentuk gunting tanaman yang digunakan dalam kegiatan (gambar kiri) dan label lapangan atau label gantung yang
digunakan untuk mencatat nomor koleksi tiap spesimen (gambar kanan) [foto: P. Akhriadi]
⇒ Kebutuhan Spesimen dan Koleksi
♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Karet gelang
♦ Plastik 2 kg & 5 kg ♦ Karung plastik
♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Plastik karung
♦ Etanol/alkohol 70% atau metanol/spiritus ♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang
♦ Lakban/selotip besar, biasanya selotip kuning ♦ Potongan kardus ukuran 40x30 cm
♦ Oven lampu atau oven listrik ♦ Karton tik/kertas specimen ukuran 39x29 cm
♦ Jarum jahit besar (biasa untuk kasur) ♦ Benang jagung
♦ Label herbarium ♦ Lem bebas asam, seperti Lem Fox
♦ Kertas sampul spesimen seperti karton manila
ukuran 40x30 cm
♦ Label map herbarium
9
Manual Edisi 1 / 2016
a
b
c
d
Gambar 9. a) Map herbarium yang menggunakan karton manila dan sudah ditempeli label map herbarium, b) peralatan yang
digunakan pasca pengeringan, c) model oven lampu dan susunan specimen dalam proses pengeringan, d) contoh label herbarium
yang informatif [foto: P. Akhriadi]
Cara Kerja Pembuatan Spesimen
1. Proses Koleksi Di Lapangan
Pada saat melakukan kegiatan pengambilan spesimen di lapangan, peralatan dan bahan yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut:
Cara Kerja:
⇒ Rentang ukuran sampel adalah 39x29 cm, kecuali habit tertentu.
⇒ Lakukan pengambilan titik koordinat dengan GPS dan foto menggunakan kamera dimana nomor/
nama pada kedua alat tersebut dicatat sebaris dengan nomor label lapangan diakhir proses koleksi
ini.
⇒ Tumbuhan berhabit herba dan semak:
♦ Lakukan pengambilan sampel dengan mencabut individu yang dikoleksi
♦ Bagi tumbuhan yang berukuran lebih dari 1 meter seperti pisang dan jahe, lakukan pemotongan
dengan gunting tanaman hingga menjadi 3 bagian dengan rentang ukuran 39x29 cm yaitu pada
bagian ujung, tengah dan pangkal (termasuk akar).
⇒ Tumbuhan berhabit pohon:
♦ Lakukan pengambilan sampel menggunakan gunting tanaman dengan memotong bagian ujung
ranting (termasuk pucuk) yang memiliki bunga atau buah dalam rentang ukuran 39x29 cm.
♦ Bagi tumbuhan yang bunga atau buahnya berada di batang atau cabang yang besar seperti
nangka, lakukan penyayatan kulit luar batang dengan parang pada bagian pangkal tangkai bun-
ga/buah.
⇒ Tumbuhan berhabit memanjat, menjalar atau merambat dan berdaun majemuk berukuran lebih
dari 1 meter:
♦ Untuk tumbuhan dikotil, lakukan pengambilan sampel seperti pada tumbuhan berhabit pohon.
♦ Untuk tumbuhan monokotil seperti rotan dan pandan, lakukan pemotongan pakai gunting tana-
man dengan rentang ukuran 39x29 cm pada bagian pucuk dan bagian tengah yang berdaun.
♦ Parang bersarung ♦ Gunting tanaman
♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Karet gelang
♦ Pensil ♦ Plastik 2 kg & 5 kg
♦ Kamera ♦ GPS
♦ Karung plastik ♦ Buku catatan lapangan
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
10
♦ Bila daun berukuran lebih dari 1 meter, lakukan pemotongan menjadi 3 bagian yaitu ujung, ten-
gah dan bagian batang tempat menempelnya pangkal daun.
⇒ Pengambilan sampel diusahakan 3 rangkap untuk masing-masing spesies yang sama (bisa dari indi-
vidu berbeda).
⇒ Lakukan pengikatan ketiga rangkap sampel dengan karet gelang.
⇒ Lakukan pemberian nomor koleksi pada label lapangan yang ditulis dengan menggunakan pensil dan
digantungkan pada sampel yang sudah terikat.
⇒ Bila sampel yang didapatkan sedang berbunga atau berbuah atau memiliki bagian yang memung-
kinkan akan gugur dalam perjalanan, masukkan sampel ke dalam plastik 2 kg atau 5 kg.
⇒ Bila bagian bunga/buah atau kulit batang terpisah dari ikatan ranting, lakukan penyimpanan pada
plastik yang sudah diisi dengan label lapangan yang sudah ditulis dengan nomor koleksi yang sama.
⇒ Lakukan pencatatan di buku catatan lapangan bagi karakter yang mudah hilang seperti warna,
getah, bau, habit dan informasi yang dirasa penting lainnya.
⇒ Setelah satu spesies sudah terkoleksi lakukan penyimpanan sementara ke dalam karung plastik
dengan posisi mendatar mengikuti lebar karung plastik.
⇒ Lanjutkan pengkoleksian untuk spesies lain.
11
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 10. Pembuatan koleksi dari sampel buah yang berukuran besar dan berair secara membujur dan memperlihatkan isi dalam
buah dan susunan biji yang dapat menjadi beberapa karakter penting dalam proses determinasi dan identifikasi untuk mendapatkan
Nama Latin dari spesies tersebut (foto: P. Akhriadi).
2. Proses Pengepresan dan Pengawetan Di Camp
Setelah selesai proses koleksi di lapangan, sekembalinya ke camp kegiatan pembuatan spesimen
dilanjutkan dengan proses pengepresan dan pengawetan. Kedua proses ini menjadi penentu bagus/
baiknya spesimen yang dibuat. Kegagalan dalam proses ini dapat menyebabkan spesimen yang dibuat
menjadi sampah layaknya seresah di lantai hutan atau daun jambu di halaman rumah.
Alat dan bahan:
Cara Kerja Proses Pengepresan:
⇒ Keluarkan sampel dari karung plastik.
⇒ Masukkan sampel masing-masing satu rangkap ke lipatan kertas koran dengan menatanya
sedemikian rupa sehingga memperlihatkan karakter dari bagian-bagiannya dimana salah satu lem-
baran daun ditata dengan membalikkan lembarannya dari yang lainnya.
⇒ Bila sampel berukuran lebih panjang dari lembaran koran dan memiliki karakter yang tidak boleh
hilang, lipat sampel tersebut dengan tatanan yang baik.
⇒ Bila sampel yang berukuran lebih panjang tersebut tidak memiliki karakter penting, potong pada
bagian ke arah bagian yang sudah terpotong sebelumnya.
⇒ Bila sampel dari tumbuhan herba atau monokotil seperti pakis besar dan jahe-jahean
(Zingiberaceae), lakukan pembelahan pada bagian batang dan akar yang tebal dan diletakkan pada
koran yang sama atau diberi label lapangan dengan nomor yang sama.
⇒ Untuk sampel bunga yang bagian-bagiannya telah gugur, buatkan amplop dari koran sebagai pem-
bungkusnya yang dituliskan nomor koleksinya pada amplop dengan spidol permanen dan ditaruh
bersama sampel rantingnya pada koran yang sama.
⇒ Untuk sampel buah, lakukan pembelahan dengan parang baik posisi melintang maupun posisi mem-
bujur untuk melihat karakter biji atau bagian dalamnya.
⇒ Bila memungkinkan, untuk bagian tertentu seperti bunga atau buah lakukan pengawetan basah
dengan menyimpannya ke dalam botol yang sudah berisi etanol.
♦ Parang bersarung ♦ Gunting tanaman
♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Pensil
♦ Kamera ♦ Buku catatan lapangan
♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Spidol permanen
♦ Plastik karung ♦ Etanol/alkohol 70% atau metanol/spiritus
♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang ♦ Lakban/selotip besar, biasanya selotip kuning
♦ Karung plastik
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
12
⇒ Tetap gantungkan label lapangan (dengan nomor yang sesuai bila label diganti karena rusak)
dengan label lapangan pada proses koleksi pada masing-masing sampel yang sudah didalam koran.
⇒ Selama proses penataan sampel pada koran, lakukan pengamatan ulang bila dibutuhkan terhadap
sampel dan catat hasil pengamatan tersebut serta lakukan pengambilan gambar dengan kamera
kembali.
⇒ Lakukan pengikatan sekuat-kuatnya dengan tali raffia dengan mengepress atau menekan tumpukan
koran tersebut.
⇒ Lanjutkan pengepresan dan pengikatan pada sampel lainnya.
Cara Kerja Proses Pengawetan :
⇒ Setelah semua sampel diikat dan dipress, masukkan 1 atau 2 ikat sampel tersebut ke dalam plastik
karung dengan posisi bagian terpanjang sejajar atau mendatar dengan bagian lebar plastik karung.
⇒ Siram sampel dalam plastik karung dengan pengawet (etanol/metanol) dengan mengayun wadah
pengawet sepanjang lebar plastik karung dengan asumsi sampel sudah dibasahi oleh pengawet
secara menyeluruh.
⇒ Bila ada genangan pengawet dalam plastik karung, tutup plastik dan distribusikan genangan
pengawet ke sampel dengan mengayun atau menggoncang-goncang bungkusan tersebut.
⇒ Bila pengawet sudah terlihat merata pada sampel, tutup plastik karung sedemikian rupa sehingga
menjadi rapi dengan lakban sambil menekan bungkusan sampai kedap udara serta lilitkan lakban
agar dapat menutupi bungkusan yang bocor.
⇒ Susun spesimen yang sudah dibungkus plastik karung ke dalam karung plastik untuk transportasi ke
herbarium atau laboratorium.
13
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 11. Penataan sampel dan identifikasi awal serta melengkapi informasi sampel menjadi salah satu kegiatan pada proses pen-
geringan dan pengawetan setelah sampai di camp sekembalinya dari lapangan (foto: P. Akhriadi).
3. Proses Pengeringan di Herbarium atau Laboratorium
Proses pengeringan ini sebaiknya dilakukan setelah 48 jam sampel melalui proses pengawetan. Bila pros-
es pengawetan dilakukan dengan benar, kedap udara dan plastik pembungkusnya tidak ada yang bocor,
sampel tersebut dapat disimpan hingga beberapa bulan.
Alat dan bahan:
Cara Kerja Proses Pengeringan:
⇒ Keluarkan sampel dari karung plastik dan plastik karung.
⇒ Susunlah koran yang berisi sampel secara bergantian dengan karton kardus dimana sebagai alas dan
paling atasnya adalah karton kardus hingga setinggi kira-kira 30-40 cm.
⇒ Dalam penyusunan tersebut, cek kembali tatanan sampel. Bila tatanan sampel acak-acakan, tata
ulang sampel sebaik mungkin.
⇒ Lakukan pengikatan
sekuat-kuatnya dengan
tali raffia dengan
mengepress atau
menekan tumpukan
kardus & koran terse-
but.
⇒ Masukkan ikatan-
ikatan sampel terse-
but ke dalam oven
dengan suhu 50-600
C
selama 48 jam. Bila
menggunakan oven
lampu yang posisi
lampunya hanya be-
rada dibawah, putar
balik sampel setelah
24 jam.
♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Pensil
♦ Kamera ♦ Buku catatan lapangan
♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Spidol permanen
♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang ♦ Potongan kardus ukuran 40x30 cm
♦ Oven lampu (pijar) atau oven listrik
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
14
Gambar 12. Proses pengeringan yang dilakukan sebagai salah satu proses dalam pembu-
atan spesimen herbarium dimana dilakukan penyusunan koran - kardus - koran - kardus
dan seterusnya (foto: P. Akhriadi).
4. Proses Mounting atau Penempelan di Herbarium atau Laboratorium
Proses mounting atau penempelan spesimen biasanya dilakukan dengan menjahit specimen pada bagian-
bagian tertentu. Beberapa herbarium ada juga yang menempelkan spesimen dengan lakban non-acid.
Proses ini merupakan tahap akhir sebelum spesimen disimpan di lemari spesimen.
Alat dan bahan:
Cara Kerja Proses Mounting :
⇒ Setelah sampel melewati proses pengeringan selama 48 jam, keluarkan sampel dari oven dan cek
sampel yang belum kering untuk dioven ulang. Biasanya sampel dari tumbuhan herba dan tebal ter-
masuk juga buah dari beberapa spesies tertentu.
♦ Karton tik/kertas specimen ukuran 39x29 cm ♦ Jarum jahit besar (biasa untuk kasur)
♦ Benang jagung ♦ Label herbarium
♦ Pensil, Pena, Karet Penghapus ♦ Buku catatan lapangan
♦ Lem bebas asam, seperti Lem Fox ♦ Kertas sampul spesimen seperti karton manila
♦ Label map herbarium ukuran 40x30 cm
15
Manual Edisi 1 / 2016
Gambar 13. Proses pengerjaan mounting dengan menggunakan penjahit dan benang pada karton tik (foto: P. Akhriadi)
⇒ Selama proses pengeringan berjalan, lakukan pembuatan label herbarium dan label map herbarium
serta siapkan peralatan dan bahan untuk pemountingan.
⇒ Pindahkan informasi lapangan dari buku catatan ke label herbarium sesuai dengan poin-poin pada
format label herbarium tersebut.
⇒ Sambil mengecek sampel tersebut, lakukan penyusunan sampel berdasarkan nomor urut koleksi
(bisa juga berdasarkan abjad family bila nama family sudah diketahui).
⇒ Selain itu pisahkan satu rangkap sampel yang dianggap bagus dan baik (berbunga/berbuah) terma-
suk bunga atau buah yang terpisah dari nomor koleksi berbeda untuk dimounting.
⇒ Lakukan pemountingan diatas karton tik yang sudah ditempeli label herbarium.
⇒ Bagi sampel berukuran besar yang terdiri dari banyak bagian terpisah untuk satu rangkap seperti
sampel jahe-jahean, lakukan pemountingan untuk semua bagian dengan memberikan keterangan
mengenai bagian tersebut (misalnya bagian ujung atau bagian tengah atau bagian pangkal) pada
poin keterangan di label herbarium.
⇒ Bagian bunga atau buah maupun bagian yang lepas, masukkan ke dalam amplop yang dibuat sesuai
ukurannya dan ditempelkan di tempat yang kosong pada karton tik.
⇒ Setelah pemountingan selesai, masukkan sampel ke dalam map herbarium yang sudah ditempeli
labe map herbarium sesuai dengan nama family.
⇒ Lakukan penyimpanan sampel di lemari herbarium.
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
16
Gambar 14. Contoh Label Map Herbarium (kiri) dan label herbarium (kanan) yang digunakan di Herbarium ANDA
Gambar 15. Susunan lemari penyimpanan herbarium berisi spesimen-spesimen koleksi banyak pihak dari berbagai daerah dalam
ruangan spesimen. Pada gambar kiri, terlihat kotak-kotak tempat penyimpanan spesimen buah yang terkoneksi nomor koleksinya
dengan spesimen yang berada dalam lemari penyimpanan (foto: P. Akhriadi)
4. Perawatan Spesimen Herbarium
Spesimen herbarium yang sudah disimpan sebaiknya juga dilakukan perawatan agar tidak rusak. Biasanya
setelah disimpan beberapa lama, spesimen akan dikunjungi oleh beberapa spesies serangga kecil, apala-
gi bila tidak kering pada saat pengeringan. Selain itu kondisi ruangan penyimpanan yang lembab juga
bisa menumbuhkan beberapa spesies jamur pada specimen. Bagi mempertahankan spesimen-spesimen
tersebut perlu dilakukan berbagai perlakuan dan perawatan, yaitu sebagai berikut:
⇒ Ruang penyimpanan sebaiknya ruangan khusus yang tertutup rapat serta menggunakan Air Condi-
tioner.
⇒ Spesimen hanya boleh diakses oleh orang yang mempunyai kepentingan dengan spesimen tersebut.
⇒ Lakukan pemfreezeran spesimen selama 48 jam sebanyak satu kali dalam setahun.
⇒ Simpan spesimen type pada lemari atau ruangan tersendiri.
17
Manual Edisi 1 / 2016
P U P
M
anual Pembuatan Spesimen Herbarium ini dapat dijadikan panduan bagi berbagai pihak baik untuk
kegiatan survey lapangan maupun untuk manajemen sederhana bagi koleksi-koleksi specimen tum-
buhan. Sebagai sebuah Manual, penggunaan dari proses-proses yang dilakukan sebaiknya mengikuti
alur yang sudah disiapkan dalam Manual ini. Seperti yang dituliskan sebelumnya, keseriusan dalam
mengimplementasikan proses yang tertulis dalam Manual ini akan dapat menghasilkan spesimen yang baik
dan bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan. Proses pengepresan, pengawetan dan pemountingan patut
diperhatikan secara baik karena bagus atau baiknya suatu spesimen ditentukan pada keberhasilan ketiga
proses tersebut.
Selain pemahaman terhadap semua proses tersebut, perlu diingat bahwasanya pengkoleksian berbagai spe-
sies tumbuhan dalam suatu waktu dan lokasi tertentu menjadi sangat penting. Hal ini mengingat biaya yang
dikeluarkan dalam survey lapangan tersebut. Selain itu laju degradasi dan konversi hutan serta deforestasi
yang sangat tinggi walaupun upaya-upaya pencegahan terus dilakukan dari waktu ke waktu.
Bagi menjaga konsistensi implementasi Manual dalam mendapatkan spesimen yang baik tersebut, pada saat
kembali dari lapangan ke camp sering digunakan istilah Mandikan Sampel Terlebih Dahulu Sebelum Kolektor
Memandikan Badannya. Istilah ini menjadi filosofis yang baik apalagi survey dilakukan pada musim kema-
rau yang mempercepat proses penguapan pada sampel. (Q)
Gambar 16. Spesimen type yang dihasilkan dari proses pembuatan spesimen yang sudah berumur 10 tahun (foto: P. Akhriadi)
18
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
K * S ! N
Benson, L. 1957. Plant Classification. D.C. Heath and Company. Boston
De Vogel, E.F. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy, Theory and Practice. UNESCO. Scientific and Cultural
Organization, Regional Office for Science and Technology for South East Asia. Jakarta. 10240. Indonesia.
Dutta, A.C. 1968. Botany for Degree Student. Second Edition. Oxford University Press.
Harrington, H.D. & L.W. Durrel. How To Identify Plants. Swallow Press. Athens.
Harris, J.G. & M.W. Harris. Plant Identification Terminology: An Illustrated Glossary. Spring Lake Publ.
Utah, USA.
Hickey, M. and C. King. 2005. The Cambridge Illustrated Glossary of Botanical Terms. Cambridge University
Press.
Jeffrey, C. 1978. Biological Nomenclature. The Commelot Press. Ltd. Southamton.
Judd, W.S. 1999. Plant systematics: A Phylogenetics Approach. Sinauer Assoc. USA
Lawrence, G.H.M. 1955. Taxonomy of Vascular Plant. The MacMillan Company. New York.
Radford, A.E. 1986. Fundamentals of Plant Systematics. Harper and Low Publisher Inc. New York.
Singh, G. 2003. Plant Systematics: An Integrated Approach. Science Publ. Enfield, USA.
19
Manual Edisi 1 / 2016
dheckylle[at]photographer.net

More Related Content

What's hot

Botani 2 Daun Tunggal
Botani 2 Daun TunggalBotani 2 Daun Tunggal
Botani 2 Daun Tunggal
Sinergi Inspiration
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
Lana Karyatna
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
Agustin Dian Kartikasari
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
Monalisa Pirade
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
brasti nurhidayah
 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
brasti nurhidayah
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
dewisetiyana52
 
pembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basahpembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basah
Sitti Nur Fadillah
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
Agustin Dian Kartikasari
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
Nike Triwahyuningsih
 
Ppt poltekes diagram dan rumus bunga
Ppt poltekes diagram dan rumus bungaPpt poltekes diagram dan rumus bunga
Ppt poltekes diagram dan rumus bunga
Muhammad Abdul Rohman
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Botani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun MajemukBotani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun Majemuk
Sinergi Inspiration
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Dokter Tekno
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Selly Noviyanty Yunus
 
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
 

What's hot (20)

Botani 2 Daun Tunggal
Botani 2 Daun TunggalBotani 2 Daun Tunggal
Botani 2 Daun Tunggal
 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
pembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basahpembuatan insektarium dan preparat basah
pembuatan insektarium dan preparat basah
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Ppt poltekes diagram dan rumus bunga
Ppt poltekes diagram dan rumus bungaPpt poltekes diagram dan rumus bunga
Ppt poltekes diagram dan rumus bunga
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
 
Botani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun MajemukBotani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun Majemuk
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
Laporan Praktikum II Batang (Caulis)
 

Viewers also liked

Makalah herbarium
Makalah herbariumMakalah herbarium
Makalah herbarium
Dian Luvia Adifaa
 
laporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbariumlaporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbarium
mazidahsenjaramadhan qurrotuaini
 
Ppt poltekes koleksi, herbarium
Ppt poltekes koleksi, herbariumPpt poltekes koleksi, herbarium
Ppt poltekes koleksi, herbarium
Muhammad Abdul Rohman
 
HANCALA membuat HERBARIUM
HANCALA membuat HERBARIUM HANCALA membuat HERBARIUM
HANCALA membuat HERBARIUM
Harini Asri Bahari Binti Anwar Romadi
 
Herbarium basah tumb.doc
Herbarium basah tumb.docHerbarium basah tumb.doc
Herbarium basah tumb.doc
Fajar Adinugraha
 
Herbarium orthosiphon
Herbarium orthosiphon Herbarium orthosiphon
Herbarium orthosiphon
fauzdra
 
Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017
Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017
Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017
P A Q-ting
 
PPT HERBARIUM HANCALA
PPT HERBARIUM HANCALAPPT HERBARIUM HANCALA
Laporan PKL ALI 2015
Laporan PKL ALI 2015Laporan PKL ALI 2015
Laporan PKL ALI 2015
Muhammad Ali Rohman
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Google
 
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq GaertnLaporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
dewisetiyana52
 
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
himabioummy
 
Preparing the herbarium
Preparing the herbariumPreparing the herbarium
Preparing the herbarium
ibelmonte.comenius
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Wulung Gono
 
Laporan Amali Biologi: Sel Haiwan dan Sel Tumbuhan
Laporan Amali Biologi: Sel Haiwan dan Sel TumbuhanLaporan Amali Biologi: Sel Haiwan dan Sel Tumbuhan
Laporan Amali Biologi: Sel Haiwan dan Sel Tumbuhan
Atifah Ruzana Abd Wahab
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
Volker Hirsch
 

Viewers also liked (16)

Makalah herbarium
Makalah herbariumMakalah herbarium
Makalah herbarium
 
laporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbariumlaporan fieldtrip herbarium
laporan fieldtrip herbarium
 
Ppt poltekes koleksi, herbarium
Ppt poltekes koleksi, herbariumPpt poltekes koleksi, herbarium
Ppt poltekes koleksi, herbarium
 
HANCALA membuat HERBARIUM
HANCALA membuat HERBARIUM HANCALA membuat HERBARIUM
HANCALA membuat HERBARIUM
 
Herbarium basah tumb.doc
Herbarium basah tumb.docHerbarium basah tumb.doc
Herbarium basah tumb.doc
 
Herbarium orthosiphon
Herbarium orthosiphon Herbarium orthosiphon
Herbarium orthosiphon
 
Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017
Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017
Bulletin KABARIMBO edisi 2 / Januari 2017
 
PPT HERBARIUM HANCALA
PPT HERBARIUM HANCALAPPT HERBARIUM HANCALA
PPT HERBARIUM HANCALA
 
Laporan PKL ALI 2015
Laporan PKL ALI 2015Laporan PKL ALI 2015
Laporan PKL ALI 2015
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
 
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq GaertnLaporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
 
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUD...
 
Preparing the herbarium
Preparing the herbariumPreparing the herbarium
Preparing the herbarium
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
 
Laporan Amali Biologi: Sel Haiwan dan Sel Tumbuhan
Laporan Amali Biologi: Sel Haiwan dan Sel TumbuhanLaporan Amali Biologi: Sel Haiwan dan Sel Tumbuhan
Laporan Amali Biologi: Sel Haiwan dan Sel Tumbuhan
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
 

Similar to Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium

Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>NdlksKeanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
ErikaPutri80
 
Herbarium
HerbariumHerbarium
Herbarium
guanguan6
 
Laporan kegiatan study lapangan
Laporan kegiatan study lapanganLaporan kegiatan study lapangan
Laporan kegiatan study lapangan
yusri rachma
 
Fitoremediasi ry06 tugas dr nugroho
Fitoremediasi ry06 tugas dr nugrohoFitoremediasi ry06 tugas dr nugroho
Fitoremediasi ry06 tugas dr nugroho
Rony - LIPI
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Jessy Damayanti
 
Gas mulia
Gas muliaGas mulia
Gas mulia
Tedi Eka
 
Rempah-Herba-E-Book.pdf
Rempah-Herba-E-Book.pdfRempah-Herba-E-Book.pdf
Rempah-Herba-E-Book.pdf
bayutrinurcahyo2
 
Geografi sma xi rpp xi 1
Geografi sma xi rpp xi 1Geografi sma xi rpp xi 1
Geografi sma xi rpp xi 1
eli priyatna laidan
 
Kls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Kls xi rpp 01 flora dan fauna okeKls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Kls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Wawan Ihwanul Hakim
 
Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhan
Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhanMakalah klasifikasi hewan dan tumbuhan
Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhan
Septian Muna Barakati
 
Fitory TL UINSA
Fitory TL UINSAFitory TL UINSA
Fitory TL UINSA
Rony - LIPI
 
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
Ummi Fitri
 
Fitoremediasi ry01 tugas prof marsoedi
Fitoremediasi ry01 tugas prof marsoediFitoremediasi ry01 tugas prof marsoedi
Fitoremediasi ry01 tugas prof marsoedi
Rony - LIPI
 
1. silabus-selamatkan-makhluk-hidup-kelas-vi ok
1. silabus-selamatkan-makhluk-hidup-kelas-vi ok1. silabus-selamatkan-makhluk-hidup-kelas-vi ok
1. silabus-selamatkan-makhluk-hidup-kelas-vi ok
Hilman Sapirin
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
rezaPah1999
 
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdfadoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
Airenart
 
Botani farmasi 2
Botani farmasi 2Botani farmasi 2
Botani farmasi 2
ninaagustiana2
 
Kantong semar
Kantong semarKantong semar
Kantong semar
Dettha Sumbayak
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
AgathaHaselvin
 

Similar to Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium (20)

Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>NdlksKeanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
Keanekaragaman I.ppthadsjkkfahkhdsm,<NZC<>Ndlks
 
Herbarium
HerbariumHerbarium
Herbarium
 
Laporan kegiatan study lapangan
Laporan kegiatan study lapanganLaporan kegiatan study lapangan
Laporan kegiatan study lapangan
 
Fitoremediasi ry06 tugas dr nugroho
Fitoremediasi ry06 tugas dr nugrohoFitoremediasi ry06 tugas dr nugroho
Fitoremediasi ry06 tugas dr nugroho
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
 
Gas mulia
Gas muliaGas mulia
Gas mulia
 
Rempah-Herba-E-Book.pdf
Rempah-Herba-E-Book.pdfRempah-Herba-E-Book.pdf
Rempah-Herba-E-Book.pdf
 
Geografi sma xi rpp xi 1
Geografi sma xi rpp xi 1Geografi sma xi rpp xi 1
Geografi sma xi rpp xi 1
 
Kls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Kls xi rpp 01 flora dan fauna okeKls xi rpp 01 flora dan fauna oke
Kls xi rpp 01 flora dan fauna oke
 
Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhan
Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhanMakalah klasifikasi hewan dan tumbuhan
Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhan
 
Fitory TL UINSA
Fitory TL UINSAFitory TL UINSA
Fitory TL UINSA
 
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
Handout materi-kuliah-taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp(1)
 
Fitoremediasi ry01 tugas prof marsoedi
Fitoremediasi ry01 tugas prof marsoediFitoremediasi ry01 tugas prof marsoedi
Fitoremediasi ry01 tugas prof marsoedi
 
1. silabus-selamatkan-makhluk-hidup-kelas-vi ok
1. silabus-selamatkan-makhluk-hidup-kelas-vi ok1. silabus-selamatkan-makhluk-hidup-kelas-vi ok
1. silabus-selamatkan-makhluk-hidup-kelas-vi ok
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Laporan kjt
Laporan kjtLaporan kjt
Laporan kjt
 
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdfadoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
adoc.pub_najmi-firdaus-msi-zoologi-vertebrata-dasar-dasar-t.pdf
 
Botani farmasi 2
Botani farmasi 2Botani farmasi 2
Botani farmasi 2
 
Kantong semar
Kantong semarKantong semar
Kantong semar
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
 

Recently uploaded

Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 

Recently uploaded (20)

Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 

Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium

  • 2.
  • 3. MANUAL LAPANGAN PEMBUATAN SPESIMEN HERBARIUM © 2016, P. AKHRIADI MANUAL - Edisi 1 Foto Muka: Ilustrasi spesimen Polyalthia longifolia (Sonn.) Thw. [Annonaceae] yang disimpan di Herbarium Universitas Andalas (ANDA) Padang dengan kolektor P. Akhriadi dan nomor koleksi 158. Sitasi: Akhriadi, P. 2016. Manual Lapangan: Pembuatan Specimen Herbarium. Manual Edisi 1. Radesa Press. Padang. Publikasi manual ini dibuat atas lisensi sukarela dalam prinsip Ilmu Pengetahuan dan Informasi Merupakan Hak Semua Manusia. Silahkan memperbanyak, menyebarkan, menduplikasi, meniru dan mendiskusikan publikasi ini secara bertanggung jawab dan bertanggung gugat yang sebaiknya menyertai sumber publikasi seperti yang tertulis pada Sitasi. Isi diluar tanggungjawab Penerbit Radesa Press. Untuk diskusi dan informasi lebih lanjut silahkan menghubungi Penulis melalui email dheckylle[at]photographer.net Penulis: P. AKHRIADI
  • 4. A A P N AR K ehilangan spesies pada masa sekarang ini semakin sering menjadi perbincangan dikalangan pemer- hati, komunitas, peneliti dan berbagai pihak lainnya. Ancaman tersebut tidak hanya dialami oleh berbagai spesies hewan yang menjadi isu strategis dalam upaya penyelamatan alam dan ling- kungan, melainkan juga dialami oleh spesies tumbuhan. Tidak seseksi spesies hewan, ancaman kehilangan spesies tumbuhan tertentu baik yang terancam punah maupun yang endemik tidak menjadi perhatian khusus bagi berbagai kalangan tersebut. Penyelamatannya hanya dilakukan dalam tatanan peneliti spesies itu sendiri walaupun upaya kolaborasi terus di-lakukan. Alasan penyelamatan hutan menjadi dukungan utama bagi pelestarian spesies tumbuhan. Apalagi isu perubahan iklim dalam konteks pemanasan global yang salah satunya disebabkan oleh kehilangan hutan telah menjadi berita yang menyentakkan berbagai pihak terma- suk para petani dan komunitas yang selama ini hidup berketergantungan terhadap hasil hutan. Padahal ke- hilangan populasi dari spesies tumbuhan yang selama ini dikesampingkan dalam upaya pelestarian alam ter- sebutlah yang menjadi penyebab utamanya. Seiring dengan berbagai isu lingkungan tersebut, berbagai upaya mengembalikan kondisi hutan dalam artian menghadirkan spesies tumbuhan dalam bentuk tanaman menjadi usaha yang dikenal dengan reboisasi, reha- bilitasi dan restorasi ekosistem alam. Upaya tersebut tanpa adanya pengetahuan terhadap nama dari masing -masing spesies tumbuhan menjadi tidak berarti. Sehingga dalam anekdot tak tahu maka tak kenal, tak ke- nal maka tak sayang terhadap cara, pemilihan dan perawatan spesies tersebut dapat menjadi upaya yang sia-sia. Bagi upaya mengenali spesies tumbuhan tersebut, tata cara mengkoleksi yang lestari tanpa menghilangkan banyak individu dari satu spesies tumbuhan tertentu menjadi pengetahuan penting. Seiring dengan kebu- tuhan tersebut, maka Penulis mencoba menyiapkan sebuah Manual Lapangan dalam Pembuatan Spesimen (Koleksi) Herbarium bagi pengenalan spesies tumbuhan khususnya bagi kepentingan ilmiah. Manual ini dapat diselesaikan atas dasar kebutuhan terhadap berbagi pengetahuan dalam koleksi tumbuhan dan tanaman serta atas dorongan Santi Nurul Kamilah, M.Si, salah seorang kawan belajar dasar-dasar botani yang menjadi Dosen di Universitas Bengkulu, terima kasih untuk ide dan masukannya. Terima kasih dan Al- fatihah penulis ingin ucapkan kepada almarhum Prof. Rusjdi Tamin yang dengan sabar dan selalu memberi kesempatan kepada penulis untuk berinovasi dan berkreativitas di Herbarium ANDA dan rimba belantara Sumatera. Selain itu penulis secara khusus ingin menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Ibunda Saufni Chalid, S.IP yang menyiapkan Penerbit Radesa Press sebagai wadah untuk berbagi informasi dan pengetahuan serta mengembangkan ide dan kreativitas penulis. Keberadaan Manual ini selain diharapkan sebagai wadah berbagi pengetahuan, juga dapat menjadi panduan berbagai pihak terutama kawan-kawan muda yang tertarik dengan penyelamatan spesies tumbuhan. Keku- rangan dan kekhilafan dalam Manual ini diharapkan juga dapat menjadi wahana diskusi yang memberikan pengetahuan baru dan masukan bagi penulis di masa depan. Hulu Batang Hari, 28 Oktober 2016 ii Manual Edisi 1 / 2016
  • 5. AF AR I KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. iii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN …………………………………………………………………………………………………………………… iv PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 1 CARA MENGGUNAKAN MANUAL ………………………………………………………………………………………………………………………. 2 TUJUAN DAN MANFAAT …………………………………………………………………………………………………………………………………… 3 PENGENALAN KARAKTER TUMBUHAN ……………………………………………………………………………………………………………… 4 TATA CARA PEMBUATAN SPESIMEN HERBARIUM ……………………………………………………………………………………………… 7 Peralatan dan Bahan ………………………………………………………………………………………………………………………………… 8 Cara Kerja Pembuatan Spesimen ……………………………………………………………………………………………………………… 10 1. Proses Koleksi Di Lapangan ………………………………………………………………………………………………………………10 2. Proses Pengepresan dan Pengawetan Di Camp ……………………………………………………………………………… 12 3. Proses Pengeringan di Herbarium atau Laboratorium …………………………………………………………………… 14 4. Proses Mounting atau Penempelan di Herbarium atau Laboratorium …………………………………………… 15 5. Perawatan Spesimen Herbarium ……………………………………………………………………………………………………..17 PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 18 KEPUSTAKAAN …………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 19 iii Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
  • 6. AF AR S AH N A N Determinasi : Proses menganalisa dan mendeskripsikan karakter-karakter tumbuhan untuk mendapatkan Nama Latin. Habit : Cara hidup dari suatu individu makhluk hidup. Herbarium : 1) Lembaga yang menyimpan spesimen tumbuhan dan tanaman . 2) Spesimen tumbuhan. Index Herbariorum : Kode dan Daftar Herbarium yang sudah teregistrasi secara Internasional yang dikelola oleh New York Botanical Garden seperti kode ANDA untuk Herbari- um Universitas Andalas. Nama Latin : Bahasa yang digunakan bagi nama spesies yang diakui secara ilmiah dan ter- daftar secara internasional. Nama Lokal : Sebutan bagi nama spesies oleh masyarakat tempatan bukan sebutan menggunakan nama dagang atau Bahasa Indonesia. Spesies Endemik : Spesies yang hanya hidup dan tersebar di suatu tempat tertentu dan tidak ditemukan di tempat lain, biasanya didasarkan pada sebaran yang hanya da- lam satu pulau. Spesies Terancam Punah : Spesies tumbuhan dan hewan yang terdaftar dalam Redlist IUCN maupun Redlist Nasional tiap-tiap Negara yang berkategori Vulnerable (VU), Endan- gered (EN) dan Critically Endangered (CR). Spesimen : Koleksi bagian tumbuhan baik lengkap maupun tidak lengkap yang sudah di- awetkan melalui proses pengawetan kering dan/atau pengawetan basah. Spesimen type : Spesimen yang digunakan untuk memberi Nama Latin terhadap suatu spesies baru yang nomor koleksinya terpublikasikan dalam publikasi resmi. Manual Edisi 1 / 2016 iv
  • 8. P A N P engenalan tumbuhan dalam bahasa akademis dikenal dengan nama Taksonomi Tumbuhan. Tak- sonomi Tumbuhan merupakan salah satu cabang dari bidang ilmu Biologi. Bidang ilmu ini telah men- jadi dasar dalam penentuan nama spesies dari suatu makhluk hidup. Secara harfiah, taksonomi dide- finisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari berbagai spesies tumbuhan melalui proses identifikasi, de- terminasi, klasifikasi dan tata nama. Dalam sejarah tata nama spesies di muka bumi, Carolus Linnaeus, seorang peneliti berkebangsaan Swedia, telah ditetapkan oleh para ahli tumbuhan sebagai pencetus tata nama binomial system pada tahun 1753 melalui publikasinya yang berjudul Species Plantarum. Sejak saat itu disepakati pemberian nama terhadap suatu spesies baik hewan maupun tumbuhan harus menggunakan binomial system tersebut dengan menggunakan Nama dalam Bahasa Latin, termasuk juga manusia yang dikenal dengan Homo sapiens. Pasca Linnaeus, penggunaan nama spesies yang benar dan valid dipublikasikan dalam Jurnal atau Publikasi yang terakreditasi secara Internasional dengan menampilkan deskripsi Latin dari spesies tersebut. Bagi mendapatkan Nama Latin suatu spesies tumbuhan atau tanaman diperlukan koleksi berupa spesimen dari tumbuhan maupun tanaman dimaksud. Spesimen-spesimen tersebut nantinya disimpan di Herbarium dan akan dideterminasi oleh para taxonomist dan botanist untuk diketahui nama Latinnya. Pada masa sekarang ini, foto specimen yang menampilkan detailnya karakter dari suatu spesies juga dapat digunakan dalam determinasi naman suatu spesies. Untuk membantu proses determinasi tersebut, maka perlu diketahui cara untuk membuat specimen herbari- um dari suatu spesies tumbuhan. Atas dasar tersebutlah Manual Lapangan ini dibuat agar dapat membantu para kolektor, peneliti dan penggiat reboisasi, rehabilitasi dan restorasi dalam mendapatkan Nama Latin. 1 Manual Edisi 1 / 2016 Gambar 1. Bidang ilmu Taksonomi sebagai pusat dari berbagai bidang ilmu terutama dalam kajian keanekaragaman hayati sehingga dengan diketahui Nama Latin dari suatu spesies dapat dilakukan berbagai kajian lainnya. Kesalahan dalam pemberian nama suatu spesies akan berdampak fatal bagi analisis dalam bidang ilmu lainnya (Sumber: Lawrence, 1955).
  • 9. A A M N L M anual ini dibuat untuk memudahkan siapa pun termasuk pemula yang mau mengkoleksi tumbuhan atau tanaman bagi mengetahui Nama Latin melalui proses identifikasi dan determinasi ilmiah. Selain itu juga dapat menjadi bukti bagi siapa saja keberadaan dari suatu spesies yang pernah tumbuh di suatu daerah dengan menyimpannya di Herbarium. Tata cara menggunakan Manual ini adalah sebagai berikut: 1. Memahami istilah-istilah dalam dunia tumbuhan khususnya istilah dalam kajian morfologi tumbuhan dan kelembagaan dalam bidang taksonomi tumbuhan, seperti klasifikasi, spesies terancam punah, spesies endemik, laboratorium, herbarium, index herbariorum. 2. Memahami dan mensimulasikan isi dari Manual bila ragu dan tidak malu bertanya kepada ahlinya agar tidak terjadi kesalahan atau kekurangan/kelebihan spesimen dari lokasi koleksi. 3. Menyediakan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan koleksi di lapangan atau mencari alternatif penggantinya yang memiliki fungsi dan manfaat yang sama. 4. Menggunakan tenaga lokal dalam pelaksanaan koleksi tumbuhan seperti masyarakat yang sudah biasa berkegiatan ke/di dalam hutan atau lokasi koleksi agar mendapatkan informasi mengenai Nama Lokal dan manfaat dari tumbuhan yang dikoleksi. 5. Membuat koleksi secukupnya untuk menghindari prinsip kehilangan spesies terutama spesies baru, spe- sies terancam punah dan spesies endemik. 6. Mencatat semua informasi lapangan yang dituliskan dalam Label Herbarium secara singkat, jelas dan padat. 7. Mengetahui tempat penyimpanan spesimen atau Herbarium yang sudah terdaftar dalam Index Herbario- rum seperti Herbarium Universitas Andalas (ANDA) di Padang, Herbarium Bogoriense (BO) di Cibinong, Herbarium Biotrop (BIOT) di Bogor. 8. Mendistribusikan spesi- men ke beberapa Her- barium minimal satu Herbarium untuk disim- pan dan dideterminasi oleh para taxonomist atau botanist agar diketahui nama Latin yang benar dan valid, termasuk bila kolektor sudah tahu Nama Latin dari spesies yang dikoleksi tersebut. Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium 2 Gambar 2. Penyimpanan spesi- men di dalam sebuah Herbarium (foto: P. Akhriadi)
  • 10. N N N !AT M anual Lapangan Pembuatan Spesimen Herbarium ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi masyarakat banyak, penggiat wisata alam, penggiat alam bebas, pelajar, mahasiswa, peneliti botani dan kehutanan, penggiat dan konsultan lingkungan dan konservasi alam serta siapa saja yang ingin mengetahui proses pembuatan spesimen tumbuhan. Penulisan Manual ini secara umum memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan informasi mengenai tata cara pembuatan koleksi tumbuhan berdasarkan metodologi ilmiah sehingga semua kalangan dapat mengimplementasikannya. 2. Mempermudah para pihak untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai spesies tumbuhan dan tanaman secara ilmiah. 3. Berbagi pembelajaran dalam upaya dokumentasi spesies tumbuhan terhadap ancaman kehilangan habitat dan degradasi serta konversi lahan dan hutan. 4. Membantu pengelola kawasan hutan dalam mengetahui pilihan spesies tumbuhan dan tanaman dalam kegiatan reboisasi, rehabilitasi dan restorasi ekosistem. 5. Menyampaikan informasi dan harapan bahwasanya penyelamatan spesies tumbuhan dapat mengurangi dampak pemanasan global. 3 Manual Edisi 1 / 2016 Gambar 3. Penataletakan spesimen dalam proses pengoranan di lapangan menjadi salah satu proses penting dalam pembuatan koleksi herbarium yang bagus dan informatif (foto: P. Akhriadi)
  • 11. P G N A KTER %U N L andasan awal dalam membuat spesimen herbarium yang patut diketahui adalah mengetahui bagian- bagian dari tumbuhan maupun tanaman (penulisan tumbuhan dan tanaman selanjutnya ditulis dengan tumbuhan saja untuk memudahkan narasi) yang mesti dikoleksi. Ada banyak bentuk dan ha bit dari tumbuhan yang dijumpai setiap hari. Masing-masing habit memiliki tata cara dan teknik koleksi tersendiri sehingga dalam proses determinasinya memudahkan semua orang yang melihatnya untuk menge- tahui karakter-karakter penting dari tumbuhan tersebut. Secara umum bagian-bagian tumbuhan yang dikenali adalah berupa: 1. AKAR, yang terdiri dari akar tunggang, akar serabut dan berbagai modifikasi akar seperti akar udara (pada beringin - Ficus benjamina), banir (pada Surian - Toona sureni) dan akar nafas (pada tumbuhan Mangrove). 2. BATANG, yang memiliki berbagai bentuk seperti bulat (pada Bambu - Bambusa vulgaris), segitiga (pada Rumput Teki - Cyperus rotundus), segiempat (pada Markisah - Passiflora quadrangularis); dan berbagai modifikasi berupa rimpang (pada Jahe - Zingiber officinale), stolon (pada Pegagan - Centella asiatica), umbi (pada Kentang - Solanum tuberosum), duri (pada Jeruk - Citrus aurantifolia). 3. DAUN, yang menjadi salah satu bagian dengan kompleksitas karakter dalam proses determinasi serta menjadi memiliki karakter kunci bagi mengetahui Nama Latin. Beberapa karakter penting dari bagian ini antara lain: a. Daun Tunggal yang terdiri dari pelepah (pada Pisang - Musa paradisiaca), tangkai dan lembaran. b. Daun Majemuk yang terdiri dari tangkai daun utama, anak tangkai daun, perpanjangan anak tangkai daun, lembaran anak daun, daun penumpu. Dalam pembuatan spesimen dan proses determinasi beberapa karakter daun yang patut diperhatikan dan dicatat adalah: a. Kedudukan daun seperti selang-seling, berhadapan, berhadapan bersilang, menumpuk dan berka- rang. b. Bentuk pangkal dan ujung daun seperti runcing, meruncing, membulat dan terpotong. c. Bentuk pucuk seperti tanpa pembungkus atau ada pembungkus (stipula). Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium 4 Gambar 4. Berbagai bentuk stipula yang dapat menjadi karakter penting dalam mengetahui Nama Latin suatu spesies tumbuhan (Ilustrasi: De Vogel, 1987)
  • 12. d. Bentuk dan posisi stipula berupa tudung di pucuk (pada Beringin), bumbung di pucuk (pada Meranti - Shorea leprosula), pelana (biasanya pada buku dari ruas seperti pada Nusa Indah - Musaenda fron- dosa), jarum pada pangkal tangkai daun (pada Mempening - Quercus argentata). e. Organ tambahan seperti sulur (pada Markisah), kantong (pada Kantong Semar - Nepenthes ampullar- ia), duri (pada Rotan - Calamus javensis). f. Berbulu atau tidak pada bagian-bagian daun. g. Warna pada pucuk, stipula, lembaran daun terutama warna belakang dan warna bulu. h. Jumlah anak daun pada daun majemuk pada perpanjangan anak tangkai daun. 4. BUNGA, juga menjadi bagian terpenting dalam proses determinasi tumbuhan karena memiliki karakter lebih komplit dibanding bagian lainnya. Beberapa bagian bunga yang perlu diketahui dan dicatat di lapangan adalah: a. Kedudukan bunga pada batang berupa bunga yang tumbuh di ujung batang atau pucuk dan bunga di ketiak daun atau dekat ruas. b. Keberadaan dan bentuk organ pokok bunga yang terdiri dari tangkai, dasar, perhiasan (kelopak dan mahkota), alat kelamin jantan (tangkai, kepala dan serbuk sari), alat kelamin betina (kepala dan tangkai putik serta ovari) sehingga dapat diketahui bunga tersebut bunga berkelamin tunggal atau bunga banci dan bunga berumah satu atau berumah dua. c. Struktur bunga berupa bunga tunggal yang bagian-bagiannya seperti pada point b; dan bunga majemuk yang terdiri dari tangkai, daun pelindung bunga, anak tangkai bunga, anak daun pelindung bunga dan bunga serta beberapa organ lainnya seperti daun pembalut, seludang dan kelopak tamba- han. d. Warna bagian-bagian bunga khususnya perhiasan Bungan dan bau bunga. 5 Manual Edisi 1 / 2016 BAGIAN-BAGIAN BUNGA MAJEMUK A.Tangkai bunga majemuk = peduncle (pedunculus), B. Daun pelindung bunga majemuk = bract (bractea), C. Tangkai bunga = pedicel (pedicellus), D. Bunga = flos, E. Daun pelindung bunga = bracteoli A B C D E Gambar 5. Struktur bunga majemuk yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembuatan specimen di lapangan (Ilustrasi: De Vogel, 1987)
  • 13. 5. BUAH, menjadi salah satu bagian tanaman yang juga dapat membantu proses determinasi pada spesi- men tumbuhan yang dikoleksi. Beberapa karakter bunga yang patut diperhatikan dan dicatat selama proses koleksi lapangan adalah: a. Organ pada buah berupa tangkai buah, ada/tidak daun pelindung bunga, ada/tidak kelopak bunga dan ada/tidak kepala putik seperti pada Manggis - Garcinia mangostana. b. Bentuk dan tipe buah seperti buah keras (pada Barangan - Castanopsis argentea), buah berkendaga tiga (pada Karet - Hevea brasiliensis), buah kotak sejati/kapsul (pada Durian - Durio zibethinus), buah batu majemuk (pada Pandan - Pandanus tectorius), buah batu (pada Mangga - Mangifera indi- ca). c. Warna buah termasuk warna biji dan bulu. Selain karakter dari bagian-bagian tumbuhan tersebut diatas, beberapa hal yang kemungkinan hilang setelah menjadi spesimen herbarium perlu dicatat pada saat koleksi di lapangan yaitu berupa: a. Habit seperti herba, pohon, anakan, semak, perdu, memanjat, menjalar dan merambat. b. Warna, kecuali hijau. c. Getah, baik warna maupun kekentalan. Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium 6 Gambar 6. Karakter warna dan getah dapat menjadi salah satu karakter penting yang harus dicatat selama proses koleksi di lapan- gan seperti karakter warna buah pada rotan Daemonorops draco (gambar kiri) dan warna kepala sari pada Hibiscus rosa-sinensis (gambar kanan) [foto: P. Akhriadi]
  • 14. A A A A P' % A N (P )M N HE %A ) M S ebagai materi utama dari Manual ini, pada bagian ini akan dijabarkan secara informatif mengenai tata cara pembuatan spesimen herbarium. Sebelum itu perlu dipahami bahwasanya kumpulan dari specimen-spesimen yang dihasilkan tersebut nantinya akan dikatakan sebagai koleksi. Agar spesimen yang dikoleksi bernilai secara ilmiah, dalam pembuatannya koleksi harus memenuhi beberapa persyaratan, baik ukuran maupun kelengkapannya. Secara keseluruhan kolesi dimaksudkan untuk mengumpulkan semua karakter dan sifat tumbuhan secara lengkap sehingga proses pemberian nama menjadi lebih mudah. Semakin lengkap karakter yang didapatkan semakin cepat proses identifikasi dapat dilakukan dan jika karakter sampel yang didapatkan tidak lengkap, maka semakin sulit proses identifikasi dilakukan. Perlu diingat bahwa kita tidak bisa memberikan nama kepada suatu jenis tumbuhan hanya dengan menggunakan satu karakter tunggal. Pada saat melakukan kegiatan lapangan beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan kegiatan lapangan secara baik terutama dari sisi fisik, mental, peralatan dan bahan. 2. Membangun komunikasi dengan masyarakat tempatan sehingga memudahkan kegiatan lapangan terutama dari sisi keamanan, kenyamanan dan kemudahan akses terhadap lokasi dan sampel tumbuhan serta penambahan informasi terhadap spesies tumbuhan yang dikoleksi baik Nama Lokal maupun Kegunaan dari spesies tumbuhan yang dikoleksi. 3. Melakukan dokumentasi berupa catatan lapangan dan foto secara detail semua informasi dan data lapan- gan seperti kondisi lokasi, penggunaan lahan, vegetasi dan terutama karakter dari tumbuhan yang dikoleksi. 4. Melakukan pembuatan spesimen sebagai kegiatan utama dari kegiatan lapangan dengan memprioritaskan tumbuhan yang sedang berbunga atau berbuah kecuali untuk kepentingan khusus pada spesies tertentu hingga proses pengawetan di camp sekembalinya dari lapangan pada hari yang sama. 5. Melanjutkan proses pembuatan spesimen hingga siap untuk disimpan di Herbarium serta menyiapkan daftar koleksi selama kegiatan lapangan. 7 Manual Edisi 1 / 2016 Gambar 7. Para mahasiswa yang menjadi kolektor berbagai spesies tumbuhan menyelesaikan proses pembuatan spesimen di camp setelah kembali dari lapangan (foto: P. Akhriadi)
  • 15. Peralatan dan Bahan Koleksi spesimen lebih sering dilakukan di lokasi yang masih berhutan. Sehingga diperlukan persiapan yang matang dalam sebuah kegiatan lapangannya. Untuk itu persiapan peralatan dan bahan baik untuk keperluan pribadi, tim dan koleksi menjadi penting bagi kelancaran proses koleksi. Khusus bagi peralatan dan bahan koleksi terutama yang digunakan dalam koleksi lapangan sebaiknya dilengkapi sehingga tidak mengganggu proses koleksi yang dilakukan. ⇒ Kebutuhan Pribadi ⇒ Kebutuhan Tim ♦ Obat-obatan ♦ Topi ♦ Baju lengan Panjang ♦ Celana panjang, termasuk bagi Wanita ♦ Sepatu boot atau sepatu kets ♦ Tas atau ransel yang cukup memuat peralatan ♦ Kamera ♦ GPS ♦ Buku catatan lapangan ♦ Pensil, pena, karet penghapus, penggaris ♦ Spidol permanen ♦ Parang bersarung ♦ Gunting tanaman ♦ Logistik (bahan makanan & minuman) Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium 8 Gambar 8. Bentuk gunting tanaman yang digunakan dalam kegiatan (gambar kiri) dan label lapangan atau label gantung yang digunakan untuk mencatat nomor koleksi tiap spesimen (gambar kanan) [foto: P. Akhriadi]
  • 16. ⇒ Kebutuhan Spesimen dan Koleksi ♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Karet gelang ♦ Plastik 2 kg & 5 kg ♦ Karung plastik ♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Plastik karung ♦ Etanol/alkohol 70% atau metanol/spiritus ♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang ♦ Lakban/selotip besar, biasanya selotip kuning ♦ Potongan kardus ukuran 40x30 cm ♦ Oven lampu atau oven listrik ♦ Karton tik/kertas specimen ukuran 39x29 cm ♦ Jarum jahit besar (biasa untuk kasur) ♦ Benang jagung ♦ Label herbarium ♦ Lem bebas asam, seperti Lem Fox ♦ Kertas sampul spesimen seperti karton manila ukuran 40x30 cm ♦ Label map herbarium 9 Manual Edisi 1 / 2016 a b c d Gambar 9. a) Map herbarium yang menggunakan karton manila dan sudah ditempeli label map herbarium, b) peralatan yang digunakan pasca pengeringan, c) model oven lampu dan susunan specimen dalam proses pengeringan, d) contoh label herbarium yang informatif [foto: P. Akhriadi]
  • 17. Cara Kerja Pembuatan Spesimen 1. Proses Koleksi Di Lapangan Pada saat melakukan kegiatan pengambilan spesimen di lapangan, peralatan dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Cara Kerja: ⇒ Rentang ukuran sampel adalah 39x29 cm, kecuali habit tertentu. ⇒ Lakukan pengambilan titik koordinat dengan GPS dan foto menggunakan kamera dimana nomor/ nama pada kedua alat tersebut dicatat sebaris dengan nomor label lapangan diakhir proses koleksi ini. ⇒ Tumbuhan berhabit herba dan semak: ♦ Lakukan pengambilan sampel dengan mencabut individu yang dikoleksi ♦ Bagi tumbuhan yang berukuran lebih dari 1 meter seperti pisang dan jahe, lakukan pemotongan dengan gunting tanaman hingga menjadi 3 bagian dengan rentang ukuran 39x29 cm yaitu pada bagian ujung, tengah dan pangkal (termasuk akar). ⇒ Tumbuhan berhabit pohon: ♦ Lakukan pengambilan sampel menggunakan gunting tanaman dengan memotong bagian ujung ranting (termasuk pucuk) yang memiliki bunga atau buah dalam rentang ukuran 39x29 cm. ♦ Bagi tumbuhan yang bunga atau buahnya berada di batang atau cabang yang besar seperti nangka, lakukan penyayatan kulit luar batang dengan parang pada bagian pangkal tangkai bun- ga/buah. ⇒ Tumbuhan berhabit memanjat, menjalar atau merambat dan berdaun majemuk berukuran lebih dari 1 meter: ♦ Untuk tumbuhan dikotil, lakukan pengambilan sampel seperti pada tumbuhan berhabit pohon. ♦ Untuk tumbuhan monokotil seperti rotan dan pandan, lakukan pemotongan pakai gunting tana- man dengan rentang ukuran 39x29 cm pada bagian pucuk dan bagian tengah yang berdaun. ♦ Parang bersarung ♦ Gunting tanaman ♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Karet gelang ♦ Pensil ♦ Plastik 2 kg & 5 kg ♦ Kamera ♦ GPS ♦ Karung plastik ♦ Buku catatan lapangan Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium 10
  • 18. ♦ Bila daun berukuran lebih dari 1 meter, lakukan pemotongan menjadi 3 bagian yaitu ujung, ten- gah dan bagian batang tempat menempelnya pangkal daun. ⇒ Pengambilan sampel diusahakan 3 rangkap untuk masing-masing spesies yang sama (bisa dari indi- vidu berbeda). ⇒ Lakukan pengikatan ketiga rangkap sampel dengan karet gelang. ⇒ Lakukan pemberian nomor koleksi pada label lapangan yang ditulis dengan menggunakan pensil dan digantungkan pada sampel yang sudah terikat. ⇒ Bila sampel yang didapatkan sedang berbunga atau berbuah atau memiliki bagian yang memung- kinkan akan gugur dalam perjalanan, masukkan sampel ke dalam plastik 2 kg atau 5 kg. ⇒ Bila bagian bunga/buah atau kulit batang terpisah dari ikatan ranting, lakukan penyimpanan pada plastik yang sudah diisi dengan label lapangan yang sudah ditulis dengan nomor koleksi yang sama. ⇒ Lakukan pencatatan di buku catatan lapangan bagi karakter yang mudah hilang seperti warna, getah, bau, habit dan informasi yang dirasa penting lainnya. ⇒ Setelah satu spesies sudah terkoleksi lakukan penyimpanan sementara ke dalam karung plastik dengan posisi mendatar mengikuti lebar karung plastik. ⇒ Lanjutkan pengkoleksian untuk spesies lain. 11 Manual Edisi 1 / 2016 Gambar 10. Pembuatan koleksi dari sampel buah yang berukuran besar dan berair secara membujur dan memperlihatkan isi dalam buah dan susunan biji yang dapat menjadi beberapa karakter penting dalam proses determinasi dan identifikasi untuk mendapatkan Nama Latin dari spesies tersebut (foto: P. Akhriadi).
  • 19. 2. Proses Pengepresan dan Pengawetan Di Camp Setelah selesai proses koleksi di lapangan, sekembalinya ke camp kegiatan pembuatan spesimen dilanjutkan dengan proses pengepresan dan pengawetan. Kedua proses ini menjadi penentu bagus/ baiknya spesimen yang dibuat. Kegagalan dalam proses ini dapat menyebabkan spesimen yang dibuat menjadi sampah layaknya seresah di lantai hutan atau daun jambu di halaman rumah. Alat dan bahan: Cara Kerja Proses Pengepresan: ⇒ Keluarkan sampel dari karung plastik. ⇒ Masukkan sampel masing-masing satu rangkap ke lipatan kertas koran dengan menatanya sedemikian rupa sehingga memperlihatkan karakter dari bagian-bagiannya dimana salah satu lem- baran daun ditata dengan membalikkan lembarannya dari yang lainnya. ⇒ Bila sampel berukuran lebih panjang dari lembaran koran dan memiliki karakter yang tidak boleh hilang, lipat sampel tersebut dengan tatanan yang baik. ⇒ Bila sampel yang berukuran lebih panjang tersebut tidak memiliki karakter penting, potong pada bagian ke arah bagian yang sudah terpotong sebelumnya. ⇒ Bila sampel dari tumbuhan herba atau monokotil seperti pakis besar dan jahe-jahean (Zingiberaceae), lakukan pembelahan pada bagian batang dan akar yang tebal dan diletakkan pada koran yang sama atau diberi label lapangan dengan nomor yang sama. ⇒ Untuk sampel bunga yang bagian-bagiannya telah gugur, buatkan amplop dari koran sebagai pem- bungkusnya yang dituliskan nomor koleksinya pada amplop dengan spidol permanen dan ditaruh bersama sampel rantingnya pada koran yang sama. ⇒ Untuk sampel buah, lakukan pembelahan dengan parang baik posisi melintang maupun posisi mem- bujur untuk melihat karakter biji atau bagian dalamnya. ⇒ Bila memungkinkan, untuk bagian tertentu seperti bunga atau buah lakukan pengawetan basah dengan menyimpannya ke dalam botol yang sudah berisi etanol. ♦ Parang bersarung ♦ Gunting tanaman ♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Pensil ♦ Kamera ♦ Buku catatan lapangan ♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Spidol permanen ♦ Plastik karung ♦ Etanol/alkohol 70% atau metanol/spiritus ♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang ♦ Lakban/selotip besar, biasanya selotip kuning ♦ Karung plastik Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium 12
  • 20. ⇒ Tetap gantungkan label lapangan (dengan nomor yang sesuai bila label diganti karena rusak) dengan label lapangan pada proses koleksi pada masing-masing sampel yang sudah didalam koran. ⇒ Selama proses penataan sampel pada koran, lakukan pengamatan ulang bila dibutuhkan terhadap sampel dan catat hasil pengamatan tersebut serta lakukan pengambilan gambar dengan kamera kembali. ⇒ Lakukan pengikatan sekuat-kuatnya dengan tali raffia dengan mengepress atau menekan tumpukan koran tersebut. ⇒ Lanjutkan pengepresan dan pengikatan pada sampel lainnya. Cara Kerja Proses Pengawetan : ⇒ Setelah semua sampel diikat dan dipress, masukkan 1 atau 2 ikat sampel tersebut ke dalam plastik karung dengan posisi bagian terpanjang sejajar atau mendatar dengan bagian lebar plastik karung. ⇒ Siram sampel dalam plastik karung dengan pengawet (etanol/metanol) dengan mengayun wadah pengawet sepanjang lebar plastik karung dengan asumsi sampel sudah dibasahi oleh pengawet secara menyeluruh. ⇒ Bila ada genangan pengawet dalam plastik karung, tutup plastik dan distribusikan genangan pengawet ke sampel dengan mengayun atau menggoncang-goncang bungkusan tersebut. ⇒ Bila pengawet sudah terlihat merata pada sampel, tutup plastik karung sedemikian rupa sehingga menjadi rapi dengan lakban sambil menekan bungkusan sampai kedap udara serta lilitkan lakban agar dapat menutupi bungkusan yang bocor. ⇒ Susun spesimen yang sudah dibungkus plastik karung ke dalam karung plastik untuk transportasi ke herbarium atau laboratorium. 13 Manual Edisi 1 / 2016 Gambar 11. Penataan sampel dan identifikasi awal serta melengkapi informasi sampel menjadi salah satu kegiatan pada proses pen- geringan dan pengawetan setelah sampai di camp sekembalinya dari lapangan (foto: P. Akhriadi).
  • 21. 3. Proses Pengeringan di Herbarium atau Laboratorium Proses pengeringan ini sebaiknya dilakukan setelah 48 jam sampel melalui proses pengawetan. Bila pros- es pengawetan dilakukan dengan benar, kedap udara dan plastik pembungkusnya tidak ada yang bocor, sampel tersebut dapat disimpan hingga beberapa bulan. Alat dan bahan: Cara Kerja Proses Pengeringan: ⇒ Keluarkan sampel dari karung plastik dan plastik karung. ⇒ Susunlah koran yang berisi sampel secara bergantian dengan karton kardus dimana sebagai alas dan paling atasnya adalah karton kardus hingga setinggi kira-kira 30-40 cm. ⇒ Dalam penyusunan tersebut, cek kembali tatanan sampel. Bila tatanan sampel acak-acakan, tata ulang sampel sebaik mungkin. ⇒ Lakukan pengikatan sekuat-kuatnya dengan tali raffia dengan mengepress atau menekan tumpukan kardus & koran terse- but. ⇒ Masukkan ikatan- ikatan sampel terse- but ke dalam oven dengan suhu 50-600 C selama 48 jam. Bila menggunakan oven lampu yang posisi lampunya hanya be- rada dibawah, putar balik sampel setelah 24 jam. ♦ Label Lapangan ukuran 2x3 cm ♦ Pensil ♦ Kamera ♦ Buku catatan lapangan ♦ Kertas koran ukuran tabloid ♦ Spidol permanen ♦ Tali plastik, bukan yang daur ulang ♦ Potongan kardus ukuran 40x30 cm ♦ Oven lampu (pijar) atau oven listrik Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium 14 Gambar 12. Proses pengeringan yang dilakukan sebagai salah satu proses dalam pembu- atan spesimen herbarium dimana dilakukan penyusunan koran - kardus - koran - kardus dan seterusnya (foto: P. Akhriadi).
  • 22. 4. Proses Mounting atau Penempelan di Herbarium atau Laboratorium Proses mounting atau penempelan spesimen biasanya dilakukan dengan menjahit specimen pada bagian- bagian tertentu. Beberapa herbarium ada juga yang menempelkan spesimen dengan lakban non-acid. Proses ini merupakan tahap akhir sebelum spesimen disimpan di lemari spesimen. Alat dan bahan: Cara Kerja Proses Mounting : ⇒ Setelah sampel melewati proses pengeringan selama 48 jam, keluarkan sampel dari oven dan cek sampel yang belum kering untuk dioven ulang. Biasanya sampel dari tumbuhan herba dan tebal ter- masuk juga buah dari beberapa spesies tertentu. ♦ Karton tik/kertas specimen ukuran 39x29 cm ♦ Jarum jahit besar (biasa untuk kasur) ♦ Benang jagung ♦ Label herbarium ♦ Pensil, Pena, Karet Penghapus ♦ Buku catatan lapangan ♦ Lem bebas asam, seperti Lem Fox ♦ Kertas sampul spesimen seperti karton manila ♦ Label map herbarium ukuran 40x30 cm 15 Manual Edisi 1 / 2016 Gambar 13. Proses pengerjaan mounting dengan menggunakan penjahit dan benang pada karton tik (foto: P. Akhriadi)
  • 23. ⇒ Selama proses pengeringan berjalan, lakukan pembuatan label herbarium dan label map herbarium serta siapkan peralatan dan bahan untuk pemountingan. ⇒ Pindahkan informasi lapangan dari buku catatan ke label herbarium sesuai dengan poin-poin pada format label herbarium tersebut. ⇒ Sambil mengecek sampel tersebut, lakukan penyusunan sampel berdasarkan nomor urut koleksi (bisa juga berdasarkan abjad family bila nama family sudah diketahui). ⇒ Selain itu pisahkan satu rangkap sampel yang dianggap bagus dan baik (berbunga/berbuah) terma- suk bunga atau buah yang terpisah dari nomor koleksi berbeda untuk dimounting. ⇒ Lakukan pemountingan diatas karton tik yang sudah ditempeli label herbarium. ⇒ Bagi sampel berukuran besar yang terdiri dari banyak bagian terpisah untuk satu rangkap seperti sampel jahe-jahean, lakukan pemountingan untuk semua bagian dengan memberikan keterangan mengenai bagian tersebut (misalnya bagian ujung atau bagian tengah atau bagian pangkal) pada poin keterangan di label herbarium. ⇒ Bagian bunga atau buah maupun bagian yang lepas, masukkan ke dalam amplop yang dibuat sesuai ukurannya dan ditempelkan di tempat yang kosong pada karton tik. ⇒ Setelah pemountingan selesai, masukkan sampel ke dalam map herbarium yang sudah ditempeli labe map herbarium sesuai dengan nama family. ⇒ Lakukan penyimpanan sampel di lemari herbarium. Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium 16 Gambar 14. Contoh Label Map Herbarium (kiri) dan label herbarium (kanan) yang digunakan di Herbarium ANDA
  • 24. Gambar 15. Susunan lemari penyimpanan herbarium berisi spesimen-spesimen koleksi banyak pihak dari berbagai daerah dalam ruangan spesimen. Pada gambar kiri, terlihat kotak-kotak tempat penyimpanan spesimen buah yang terkoneksi nomor koleksinya dengan spesimen yang berada dalam lemari penyimpanan (foto: P. Akhriadi) 4. Perawatan Spesimen Herbarium Spesimen herbarium yang sudah disimpan sebaiknya juga dilakukan perawatan agar tidak rusak. Biasanya setelah disimpan beberapa lama, spesimen akan dikunjungi oleh beberapa spesies serangga kecil, apala- gi bila tidak kering pada saat pengeringan. Selain itu kondisi ruangan penyimpanan yang lembab juga bisa menumbuhkan beberapa spesies jamur pada specimen. Bagi mempertahankan spesimen-spesimen tersebut perlu dilakukan berbagai perlakuan dan perawatan, yaitu sebagai berikut: ⇒ Ruang penyimpanan sebaiknya ruangan khusus yang tertutup rapat serta menggunakan Air Condi- tioner. ⇒ Spesimen hanya boleh diakses oleh orang yang mempunyai kepentingan dengan spesimen tersebut. ⇒ Lakukan pemfreezeran spesimen selama 48 jam sebanyak satu kali dalam setahun. ⇒ Simpan spesimen type pada lemari atau ruangan tersendiri. 17 Manual Edisi 1 / 2016
  • 25. P U P M anual Pembuatan Spesimen Herbarium ini dapat dijadikan panduan bagi berbagai pihak baik untuk kegiatan survey lapangan maupun untuk manajemen sederhana bagi koleksi-koleksi specimen tum- buhan. Sebagai sebuah Manual, penggunaan dari proses-proses yang dilakukan sebaiknya mengikuti alur yang sudah disiapkan dalam Manual ini. Seperti yang dituliskan sebelumnya, keseriusan dalam mengimplementasikan proses yang tertulis dalam Manual ini akan dapat menghasilkan spesimen yang baik dan bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan. Proses pengepresan, pengawetan dan pemountingan patut diperhatikan secara baik karena bagus atau baiknya suatu spesimen ditentukan pada keberhasilan ketiga proses tersebut. Selain pemahaman terhadap semua proses tersebut, perlu diingat bahwasanya pengkoleksian berbagai spe- sies tumbuhan dalam suatu waktu dan lokasi tertentu menjadi sangat penting. Hal ini mengingat biaya yang dikeluarkan dalam survey lapangan tersebut. Selain itu laju degradasi dan konversi hutan serta deforestasi yang sangat tinggi walaupun upaya-upaya pencegahan terus dilakukan dari waktu ke waktu. Bagi menjaga konsistensi implementasi Manual dalam mendapatkan spesimen yang baik tersebut, pada saat kembali dari lapangan ke camp sering digunakan istilah Mandikan Sampel Terlebih Dahulu Sebelum Kolektor Memandikan Badannya. Istilah ini menjadi filosofis yang baik apalagi survey dilakukan pada musim kema- rau yang mempercepat proses penguapan pada sampel. (Q) Gambar 16. Spesimen type yang dihasilkan dari proses pembuatan spesimen yang sudah berumur 10 tahun (foto: P. Akhriadi) 18 Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
  • 26. K * S ! N Benson, L. 1957. Plant Classification. D.C. Heath and Company. Boston De Vogel, E.F. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy, Theory and Practice. UNESCO. Scientific and Cultural Organization, Regional Office for Science and Technology for South East Asia. Jakarta. 10240. Indonesia. Dutta, A.C. 1968. Botany for Degree Student. Second Edition. Oxford University Press. Harrington, H.D. & L.W. Durrel. How To Identify Plants. Swallow Press. Athens. Harris, J.G. & M.W. Harris. Plant Identification Terminology: An Illustrated Glossary. Spring Lake Publ. Utah, USA. Hickey, M. and C. King. 2005. The Cambridge Illustrated Glossary of Botanical Terms. Cambridge University Press. Jeffrey, C. 1978. Biological Nomenclature. The Commelot Press. Ltd. Southamton. Judd, W.S. 1999. Plant systematics: A Phylogenetics Approach. Sinauer Assoc. USA Lawrence, G.H.M. 1955. Taxonomy of Vascular Plant. The MacMillan Company. New York. Radford, A.E. 1986. Fundamentals of Plant Systematics. Harper and Low Publisher Inc. New York. Singh, G. 2003. Plant Systematics: An Integrated Approach. Science Publ. Enfield, USA. 19 Manual Edisi 1 / 2016
  • 27.