Dokumen tersebut merangkum hasil praktikum uji viabilitas benih jagung menggunakan metode tetrazolium. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat viabilitas benih secara cepat dengan melihat perubahan warna benih setelah direndam larutan tetrazolium. Hasilnya menunjukkan rata-rata viabilitas benih 80,75% berdasarkan uji tetrazolium, sedangkan uji daya kecambah menunjukkan 82,75%, menand
1. DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................................i
DAFTARISI...............................................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan praktikum .............................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................................5
MATERI DAN METODE.............................................................................................................5
A. Tempat dan Waktu ..........................................................................................................5
B. Bahan dan Alat ................................................................................................................5
C. Cara Kerja....................................................................................................................5
BAB IV.........................................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................6
A. Hasil .................................................................................................................................6
B. Pembahasan....................................................................................................................7
BAB V..........................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................9
LAMPIRAN................................................................................................................................10
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetrazolium merupakan suatu cara pengujian terhadap viabilitas benih secara cepat
dan bersifat tidak langsung. Pengujian ini menggunakan garam tetrazolium. Garam
tetrazolium ini merupakan senyawa kimia yang dapat direduksi secara enzymatic didalam
jaringan benih yang masih hidup. Reduksi senyawa ini akan merubah senyawa formazan
yang berwarna mwerah cerah.
Garam tetrazoluim merupakan bahan yang tidak berwarna, di dalam jaringan-jaringan
sel hidup, zat ini ikut serta dalam proses reduksi. Dengan proses hidrogenida, dalam sel
hidup terbentuklah triphenyl formazan yang berwarna merah stabil dan bersifat tidak difus.
Dan ini kemungkinan untuk dapat membedakan sel hidup yang berwarna merah dari
bagian sel mati yang tidak berwarna. Dari posisi dan ukuran daerah berwarna dan tidak
berwarna pada embrio dan atau endisperm dapat ditentuka apakah benih tersebut
digiolongkan sebagai vabel atau non viabel.
Reaksi tetrazolium akan sangat baik apabila berada pada suhu udara sekitar 40oC
dan dalam larutan denagn pH 7. Dasar dari pertimbangan uji tetrazolium adalah
keterbatasan waktu, benih bersifat dorman dan kepentingan riset. Kriteria pewarnaan untuk
uji tetrazolim meliputi : jika warna merah cerah maka jaringan masih hidup, warna merah
jambu maka jaringan sudah lemah, jika warna merah tua maka jaringan rusak, dan jika
tidak berwarna maka jaringan sudah mati.
Prinsip kerja uji Tetrazolium adalah berdasarkan perbedaan warna dari benih setelah
direndam dalam larutan Tetrazolium. Jaringan dalam benih itu hidup akan menghasilkan
suatu reaksi pada benih dengan menimbulkan Kriteria pewarnaan : merah cerah, jaringan
masih hidup ; merah jambu, jaringan sudah lemah ; merah tua, jaringan rusak ; tak
berwarna, jaringan sudah mati.
3. 2
B. Tujuan praktikum
1. Agar mahasiswa mampu mendeteksi viabilitas benih dengan metode cepat uji
tetrazolium.
2. Agar dapat mahasiswa mempelajari morfologi internal benih dan bagian-bagian benih
yang kritis untuk perkecambahan benih.
4. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Viabilitas adalah kemampuan benih tumbuh normal dalam kondisi yang optimum
(Anonim 2008). Viabilitas adalah kemampuan benih berkecambah dan menghasilkan
kecambah normal dalam kondisi lingkungan yang optimum. Viabilitas suboptimum (vigor)
merupakan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi normal
dalam keadaan optimum atau mampu disimpan dalam kondisi simpan yang suboptimum dan
tahan simpan lama dalam keadaan yang optimum. Uji Viabilitas Dapat melalui indikasi
langsung ataupun indikasi tidak langsung, yaitu Uji Daya Kecambah (%) uji viabilitas
langsung (menguji kinerja pertumbuhan /perkecambahan benih) dan Uji Secara Biokimia uji
viabilitas tidak langsung (gejala kehidupan atau kapasitas metabolisme). Contoh: Uji
Tetrazolium, Uji FeCl3, Uji DHL (Daya Hantar Listrik), dll (Sadjad 2004).
Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah vigor
benih dari galur genetik yang berbeda-beda sedang vigor fisiologi adalah vigor yang dapat
dibedakan dalam galur genetik yang sama.Vigor fisiologi dapat dilihat antara lain dari indikasi
tumbuh akar dari plumula atau koleptilnya, ketahanan terhadap serangan penyakit dan
warna kotiledon dalam efeknya terhadap Tetrazolium Test (Kamil 2006).
Uji viabilitas benih atau daya hidup benih yang dicerminkan oleh dua informasi
masing-masing daya kecambah dan kekuatan tumbuh dapat ditunjukan melalui gejala-gejala
metabolisme benih dan/atau gejala pertumbuhan. Uji viabilitas benih dapat dilakukan secara
tak langsung, misalkan dengan mengukur gejala-gejala metabolisme ataupun secara
langsung dengan mengamati dan membandingkan unsur-unsur tumbuh tertentu. stuktur
pertumbuhan yang dinila dari akar, batang, daun dan daun lembaga. Nilai hasil pengujian
daya kecambah merupakan nilai minimum. Harga tengah antara kedua nilai pengujian di
laboratorium akan menjadi nilai tumbuh di lapangan (Anonim 2008).
Viabilitas benih didefinisikan sebagai kemampuan benih untuk berkembang atau
daya kecambah pada tanaman muda (misal perkecambahan) di bawah kondisi lingkungan
yang menguntungkan setelah dormansi. Pengeringan terlalu lama pada temperature yang
tinggi akan menyebabkan viabilitas benih mengalami degradasi pada enzim dan hidrolisis
pada pati. Semakin lama pada temperature tinggi akan menyebabkan benih mati (Gine
2006).
5. 4
Semua kekurangan-kekurangan uji perkecambahan secara langsung dapat diatasi
apabila viabilitas benih dapat diukur dengan suatu penduga biokimia di aktivitas metabolisme
benih. Di dalam suatu uji biokimia tanda terjadinya proses reduksi dalam sel hidup dihasilkan
oleh reduksi di suatu indikator. Garam tetrazolium merupakan bahan yang tidak berwarna, di
dalam jaringan sel hi bahan ini akan ikut serta dalam proses reduksi (Soejadi dan Sadiman
2007).
6. 5
BAB III
MATERI DAN METODE
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksankan di Kampus 1, Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan
dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 01 bulan Desember tahun 2018.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalampraktikum ini adalah jagung, kertas dan larutan tetrazolium.
Alat yang dipakai dalam praktikum ini adalah petridis, gelas ukur, pinset dan pisau.
C. Cara Kerja
1. Menyiapkan benih jagung yang akan diuji ( benih lama dan baru ) dengan carabenih
dilembabkan terlebih dahulu selama 12 jam atau direndam selama 4 jam
2. Menyiapkan larutan tetrazolium konsentrasi 0,1 persen.
3. Benih jagung dibelah secara longitudinal kemudian direndam dalam larutan tetrazolium
konsentrasi 0.1 persen.
4. Meletakkan wadah perendaman didalam oven pada suhu 400
c dan diamkan kurang lebih
dua jam.
5. Setelah 2 jam mencuci benih yang direndam dalam larutan tetrazolium dengan air.
6. Mengevaluasi dengan mengamati pola pewarnaan pada (sel/jaringan) benih.
7. Menghitung presentase benih yang hidup dan benih yang mati berdasarkan pola
peawrnaan yang terjadi.
8. Sebagai pembanding kecambahkan benih jagung masing-masing 50 butir untuk benih
baru dan benih rusak tiap kelompok.
9. Menghitung daya kecambah benih sampai hari ke-7
7. 6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Perlakuan Uji Tetrozolium Uji Kertas Digulung
L1 85 % 89 %
L2 80 % 82 %
L3 76 % 89 %
L4 82 % 71 %
Rata-Rata 80,75 % 82,75 %
8. 7
B. Pembahasan
Uji tetrazolium merupakan pengujian terhadap viabilitas benih secara cepat dan
bersibenih secara cepat dan bersifat tidak langsung. Pada hasil praktikum dapat dilihat
benih jagung berwarna merah cerah, merah sebagian dan merah muda. Menunjukkan
bahwa benih memiliki viabilitas tinggi, viabilitas rendah dan viabilitas rendah.
Perbedaan warna pada benih karena tingkat viabilitas pada benih berbeda-beda. Pada
jaringan benih yang masih hidup, garam tetrazolium akan direduksi secara enzimatik yang
kemudian berubah menjadi senyawa formazen yang berwarna merah cerah. Oleh karena
itu, warna merah cerah diindikasikan sebagai benih yang masih hidup dam memiliki
viabilitas yang tinggi.
Uji tetrazolium merupakan metode secara cepat dan tidak langsung karena dalam
pengujiannya hanya memasukkan benih pada garam tetrazolium tanpa perlakuan yang
lain. Dengan menunggu beberapa saat dapat diketahui viabilitas benih dengan warna
yang ditunjukkan. Tidak membutuhkan waktu yang lama dapat diketahui apakah jaringan
dalam benih masih hidup atau sudah mati. Karena itu dikatakan metode secara cepat dan
tidak langsung.
Uji tetrazolium adalah uji cepat viabilitas benih secara biokimia yang didasarkan
kepada pewarnaan yang menggunakan garam tetrazolium yang membentuk endapan
formazan merah pada setiap sel hidup dan warna putih pada sel mati. Kriteria pewarnaan
yaitu (1)Merah cerah : jaringan masih hidup (2) Merah jambu : jaringan sudah lemah (3)
Merah tua : jaringan rusak (4) Tidak berwarna : jaringan sudah mati (Balai teknologi
pembenihan 2005).
Pada praktikum kami melakukan juga perbandingan uji daya kecambah dengan dua
metode yaitu uji tertazolium dan uji daya kecambah dengan kertas digulung, dan dilihat
dari hasil praktikum yang telah dilakukan perbedaan antara dua metode tersebut tidak
jauh berbeda yaitu pada uji tetrazolium daya kecambah benih 80,75 % dan uji daya
kecambah benih dengan metode kertas digulung 82,75 %.
9. 8
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan menyipulkan bahwa :
a. Uji Tetrazolium bertujuan untuk mengetahui viabilitas dari benih.
b. Uji tetrazolium disebut metode cepat dan tidak langsung karena pengujian hanya
memasukkan benih ke dalam garam tetrazolium dan dilakukan dengan waktu yang
singkat sedangkan dengan metode uji kertas digulung waktu yang membutuhkan
waktu yang lama. Dan dilihat darinya perbandingan daya kecambah anatar dua
metode tersebut tidak jauh berbeda.
c. Warna merah cerah menunjukkan benih variabel, merah muda benih sudah lemah
dan benih tidak berwarna menunjukkan jaringan benih sudah mati.
10. 9
DAFTAR PUSTAKA
Anomim 2008. Vigor dan Viabilitas. http://veganojustice.wordpress.com. Diunduh pada
tanggal 15 Desember 2018
Balai teknologi pembenihan 2005. Pedoman Standardisasi Pengujian Mutu Fisik dan
Fisiologis Benih Tanaman Hutan. Jakarta: BSN
Gine LO 2006. Principle of Seed Science and Technology. USA: Burgess Publishing Co.
Kamil jurnalis . 2006 . Dasar Teknologi Benih. Padang : Angkasa Raya.
Soejadi G, Sadiman I 2007. Identifikasi Tingkat Kemunduran Benih Kedelai Melalui daya
hantar listrik dan Viabilitas. Agrijurnal VIII(2) : 38-49
Yuni 2011. Uji Tetrazolium. yuniartiweni.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 Desember
2018
11. 10
LAMPIRAN
Hasil uji Tetrazolium
Kecambah normal
Kecambah abnormal
Warna sebagian lembaga benih
menunjukkan benih sudah mati sehingga
jagung dikategorikan sudah mati
Warna merah cerah benih masih variabel
sehingga jagung dikategorikan masih baik