SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I
KINETIC OF REDOX REACTION

Disusun Oleh:
K-113-12-002-F
K-113-12-010-F
K-113-12-040-F
K-113-12-054-F

LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Nomor Lab

: K-113-12-002-f

NIM

: 1203111791

Kelas / Kelompok

: A / IX

Tanggal Praktikum

: 04 Desember 2013

Judul Praktikum

: Kinetika Reaksi Redoks
Pekanbaru,27 Desember 2013
Praktikan

(k-113-12-054-f)(k-113-12-040-f)(k-113-12-010-f))(k-113-12-002-f)
NIM.120313612NIM.1203136098NIM.1203121006

Menyetujui,
Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I

(Ade Priyanto,S.Si)
NIM.1110247272

NIM.1203111791

Mengetahui,
Asisten

(Riri Elija Herawati)
NIM. 1003135719
KINETIC OF REDOX REACTION

ABSTRACT
Percobaan kinetika reaksi redoks ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi dan
tetapan laju reaksi redoks. Kinetika reaksi redoks merupakan cabang ilmu kimia yang
membahas tentang laju reaksi dan factor- factor yang mempengaruhinya dalam suatu
reaksi oksidasi-reduksi. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
pengadukan. Dalam percobaan ini digunakan garam kasar dan garam halus dengan
massa yang bervariasi dan penambahan akuades dengan volume yang sama pada tiaptiap massa, serta kekuatan pengadukan yang tetap yaitu tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu pelan. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh orde reaksi untuk
garam halus 0.68 serta tetapan orde reaksinya 0.0115-1. Sedangkan pengadukan
untuk garam kasar adalah 0.48 serta tetapan laju reaksinya adalah 0.0075-1.
Pengadukan serta waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan garam halus lebih sedikit
dibandingkan garam kasar. Kelarutan dari garam halus dan garam kasar dipengaruhi
oleh pengadukan, luas permukaan pengadukan serta sifat dan keadaan zat pereaksi.
Kelarutan garam halus lebih cepat dari pada garam kasar.
I. PURPOSE
1. Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi redoks
2. Membedakan laju reaksi antara dua garam yang memiliki luas
permukaan yang berbeda
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

II. THEORY
Kinetika adalah ilmu yang mempelajari tentang kelajuan reaksi. Beberapa
reaksi berjalan cepat, sedang yang lain berjalan lambat (Anton,2011).

Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasilreaksi. Proses
itu ada yang lambat dan ada yang cepat.Contohnya bensin terbakar lebih cepat
dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat,
seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat
adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi
disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan laju
reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri,1999).
Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju
reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan
sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju
rekasi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk
reaksi berikut:
A + B AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
R = k [A]m [B]n
K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi
(Petrucci, 1987).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam
mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari
nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi
kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi,
memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999).
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
a. Sifat dan ukuran pereaksi.
Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau
reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi
akan semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat
yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat
pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk
meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila
dibandingkan dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987).
b. Konsentrasi.
Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka
akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 (cepat)
H2S2O3 H2SO3 + S (lambat)
Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 + S
Reaksi ini terdiri dari dua buah reaksi yang konsekutif (sambung
menyambung). Pada reaksi demikian, reaksi yang berlangsung lambat menentukan
laju reaksi keseluruhan. Dalam hal ini reaksi yang paling lambat ialah penguraian
H2S2O3 (Petrucci, 1987).
Berhasil atau gagalnya suatu proses komersial untuk menghasilkan suatu
senyawa sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok. Selang suhu dan
tekanan yang dapat digunakan dalam proses industri tidak mungkin berlangsung
dalam reaksi biokimia. Tersedianya katalis yang cocok untuk reaksi-reaksi ini mutlak
bagi makhluk hidup (Hiskia, 1992).
c. Suhu Reaksi.
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan
energi tumbukan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi
secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan dengan
persamaan sebagi berikut:
k = Ae-Ea/RT atau ln k = -Ea + ln ART
Dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor
frekuensi) dan Ea = energi aktivasi yang bersangkutan (Petrucci, 1987).
d. Katalis
katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk memepercepat
jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk
kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut
reaksikatalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan
diatas tanda panah (Petrucci, 1987).
Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi yang
berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut orde
reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakkan konsentrasi tunggal dalam
hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum
dari hukum laju reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua
konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi
memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua
membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu.
Untuk mendapatkan grafik garis lurus (Hiskia, 1992).
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun
produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju
berkurangnya konsentrasi suatu produk (Keenan,1996)
Reaksi asam basa dapat dikenali sebagai transfer proton. Kelompok reaksi
yang disebut reaksi oksidasi reduksi dikenal juga sebagai reaksi transfer electron.
Reaksi redoks berperan danyak dalam hal di dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi ini
mulai terlibat dalam pembakaran bahan bakar minyak bumi sampai sampai dengan
kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga. Selain itu, sebagian besar
unsure logam dan non logam di peroleh dari bijihnya melalui proses oksidasi dan
reduksi (Chang, 2003).
Laju didefenisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu. Satuan
yang umum adalah mol dm-3. Umumnya laju reaksi meningkatnya dan dapat
dinyatakan sebagai:
Laju

f ( C1 , C2……………….Ci ) ………...……….(1)

Atau
Laju

: kf ( C1 , C2……………….Ci ) ………………(2)

Dimana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau
konstanta kecepatan, C1 , C2 ………….. adalah konsentrasi dari reaktan , reaktan dan
produk-produk sebagai contoh dalam reaksi umum
Aa + bB + …….

Pp + Qq + ……………….........…..(3)
Laju reaksi dapat dinyatakan dalam batasan tiap reaktan atau produk
=

=……………

=

= K [A ] [B] m

Dimana a,b………. p,q adalah koefisien, koefisien stoikiometri terhadap A,B
volumenya tidak berubah selama berlangsungnya reaksi (Dogra, 1990).
Untuk beberapa reaksi , laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaaan
matematik yang dikenal sebagai hokum laju atau persamaaan laju
Aa + bB + ………….

Gg + Hh +……………

Dimana a,b ………… merupakan koefisien reaksi, laju reaksi dapat
dinyatakan sebagai sebagai laju :
K [A]m [B]n
Kebenaran hukum pertama

kali dikenal oleh ahli matematika Norwegia,

Cato Guldberg dan Peter Weage, tahun 1805 mengajukan bahwa daya (laju) suatu
reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif (konsentrasi ) pereaksi-pereaksi dan
koefisien afinitas (tetapan kecepatan). Dengan setiap massa aktif mengikat sampai
daya tertentu. Rumusan ini dikenal sebagai hokum aksi massa (Petrucci, 1985).
Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen, dan hanya dapat
diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui keseluruhan orde reaksi yang dapat
ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuki masing-masing

reaktan dikenal

sebagi orde reaksi untuk komponen :
A. Reaksi orde nol
Reaksi orde nol adalah reaksi-reaksi yang lajunya dapat ditulis sebagai :
= K…………….. (1)

B. Reaksi orde Satu
Reaksi orde satu adalah reaksi-reaksi yang lajunya berbanding langsung dengan
konsentrasi reakstan yaitu :
= K [C ]…………….. (2)

C. Reaksi orde dua
Dalam reaksi orde dua, laju berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi dari
satu reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu
atau dua dari reaktan-reaktan tersebut.

D. Reaksi orde tiga
Reaksi orde tiga merupakan laju yang berbanding langsung dengan pangkat tiga
konsentrasi dari suatu reaktan, yakni :
3R

P
= K [R ]2
Laju sebanding dengan kuadrat konsentrasi dan reaktan dan pangkat satu dari

kionsentrasi reaktan kedua yaitu :
= K [R 1]2 [R3 ]

(Dogra, 1990).

Dalam proses oksidasi reduksi yang sesungguhnya electron. Electron
dipindahkan dari zat pereduksi ke zat pengoksidasi. Oksidasi adalah proses yang
mengakibatkan kehilangan atau lebih electron dari dalam atom atau ion. Reduksi
adalah proses yang mengakibatkan diperolehnya satu atau lebih electron dari ataom
atau ion. Zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh electron dan tereduksi, zat
pereuksi adalah zat yang kehilangan electron dan teroksidasi (Vogel, 1994).
Bidang kimia yang mengkaji kecepatan atau laju terjadinya reaksi kimia
dinamakan kinetika kimia, karena kinetic menyeretkan gerakan atau perubahan
(Chang, 2005).
Reaksi kimia berlangsung pada kecepatan tertentu, dapat berlangsung sangat
cepat, misalnya reaksi ion-ion, tetapi juga terdapat reaksi yang memiliki kecepatan
yang dapat diamati dilaboratorium, baik reaksi organic maupun anorganik (Tim
Labor Kimia Fisika, 2013 ).
Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tetang proses
yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlangsung
dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda. Namun dalam kehidupan sehariharisering dijumpai teaksi yang berlangsung lambat. Oleh karena itu dengan
mempelajari kinetika kimia maka seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi laju
suatu reaksin dapat dikendalikan sehingga lebih hemat dan efisien (Tim Dosen
UNHAS, 2004).
Pengertian tentang laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil
reaksi per satuan waktu. Karena reaksi berlangsung kearah pembentukan hasil, maka
laju reaksi tak lain dari pengurangan jumlah pereaksi per satuan waktu, atau
pertambahan jumlah hasil reaksinper satuan waktu. Dimensi untuk waktu umumnya
digunakan menit atau detik, sedangkan satuan untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi
adalah konsentrasi molar (Tim Dosen UNHAS, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi ialah: macam zat yang
mengadakan reaksi, konstr/tekanan, temperature, adanya katalisator dan radiasi yaitu
adanya sinar dengan panjang gelombang tertentu. Beberapa reaksi terjadi dengan
sangat cepat misalnya penetralan larutan asam kuat dengan basa kuat. Tetapi ada pula
reaksi yang berjalan sangat lambat, misalnya reaksi H2 dan O2 pada temperature
kamar tanpa adanya katalisator. Beberapa reaksi berjalan sangat lambat pada
temperature kamar, tetapi kecepatan reaksi ini akan bertambah dengan cepat pada
kenaikan temperature (Respati, 1981).

III. EQUIPMENTS AND MATERIAL
a. Equipments
1. Stir bar

: 3 pieces

2. Spatula

: 1 piece
3. Beaker glass 100 ml

: 5 pieces

4. Measuring cylinder 50 ml

: 1 piece

5. Stopwatch

: 3 pieces

6. Spray bottle

: 1 piece

b. Materials
1. Hard salt
2. Smooth salt
3. Aquadest
4. Tissue

IV.SCHEME OF WORK
The hard salt was scaled each 1,3,5,7 and 9 grams then were inserted to beaker
glass 100 ml

Each salt were soluted by aquadest 40 ml

The mixture were waited for 1 minute, until the mixture waited for 1 minute
then mixed it.

The mixture were mixed so that solute perfectly, keep the mixture constant.
The times to solute the salt were noted, then did the same scheme to the
smooth salt

V. DATA AND RESULT AND OBSERVATION
a. Garam Halus
Massa (gr)

Volume (ml)

Waktu (s)

Jumlah Pengadukan

1 gr

40 ml

96 s

112

3 gr

40 ml

110 s

120

5 gr

40 ml

126 s

135

7 gr

40 ml

130 s

144

9 gr

40 ml

195 s

250

b. Garam Kasar
Massa (gr)

Volume (ml)

Waktu (s)

Jumlah Pengadukan

1 gr

40 ml

77 s

100

3 gr

40 ml

182 s

205

5 gr

40 ml

223 s

309

7 gr

40 ml

252 s

377

9 gr

40 ml

288 s

412

VI. CALCULATION
1. Konsentarsi NaCl
A. NaCl 1 gram
M=
=
=
= 0.425 M
B. NaCl 3 gram
M=
=
=
= 1.275 M
C. NaCL 5 gram
M=
=
=
= 2.125 M
D. NaCl 7 gram
M=
=
=
= 2.975 M
E. NaCl 9 gram
M=
=
=
= 3.825 M
2. Laju Reaksi
A. Garam Halus
a. Massa 1 gram
V=
=
= 0.0044 M/s
b. Massa 3 gram
V=
=
= 0.0116 M/s
c. Massa 5 gram
V=
=
= 0.0169 M/s
d. Massa 7 gram
V=
=
= 0.0229 M/s
e. Massa 9 gram
V=
=
= 0.0196 M/s
B. Garam Halus
a. Massa 1 gram
V=
=
= 0.0055 M/s
b. Massa 3 Gram
V=
=
= 0.007 M/s
c. Massa 5 gram
V=
=
= 0.0095 M/s
d. Massa 7 gram
V=
=
= 0.0118 M/s
e. Massa 9 gram
V=
=
= 0.0133 M/s
3. Orde Reaksi
A. Garam Halus
No.

V (M/s)

[NaCl] M

1.

0.0044

0.425

2.

0.0116

1,275

3.

0.0169

2.215

4.

0.0229

2.975

5.

0.0196

3.825
=
=

x

x

1.457 = (1.737)x
Log 1.457 = (log 1.737)x
0.163 = ( 0.239)x
X=
x = 0.68
B. Garam Kasar
No.

V

[NaCl]

1.

0.0055

0.425

2.

0.007

1.275

3.

0.0095

2.215

4.

0.0118

2.975

5.

0.0133

3.825

y

=

=

y

1.127 = (1.286)x
Log 1.127 = (log 1.286)x
0.052 = (0.109)x
x=
x = 0.48
4. Konstanta Laju
A. Garam Halus
k=

x
k=
k = 0.011 S-1
B. Garam Kasar
k=

y

k=
k = 0.007 S-1

5.

Grafik

A. Garam Halus
No

t (s)

[NaCl] (M)

1/t (s-1)

1

96

0.425

0.0104

2

110

1.275

0.0091

3

126

2.215

0.0079

4

130

2.975

0.007

5

195

3.825

0.0051
0.012

1/t Vs [NaCl]

0.01

y = -0.001x + 0.011
R² = 0.986

0.008
1/t 0.006

Series1
0.004

Linear (Series1)

0.002
0
0

1

2

3
[NaCl]

B. Garam Kasar
No

[NaCl] (M)

t (s)

1

0.425

77

2

1.275

182

3

2.215

223

4

2.975

252

5

3.825

288

4

5
350

t Vs [NaCl]

300

y = 58.06x + 79.97
R² = 0.925

250
200
t
150

Series1

100

Linear (Series1)

50
0
0

1

2

3

4

5

[NaCl]

VII.CHEMICAL REACTION
NaCl(s) + H2O(aq) → Na+ + Cl-

VIII. DISCUSSION
Percobaan Kinetika reaksi redoks ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi
dan tetapan laju reaksi redoks. Dari percobaan ini sampel yang digunakan adalah
garam kasar dan garam halus dengan variasi massa dan penambahan akuades dengan
volume yang sama pada masing-masing massa bertujuan untuk membandingkan
pengadukan pada garam kasar dan garam halus terhadap kelarutan masing-masing
garam untuk tiap-tiap massa. Pengadukan dengan kekuatan yang sama atau tetap,
yaitu tidak terlalu cepat dan tidak terlalu pelan bertujuan untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan untuk melarutkan masing-masing garam pada tiap-tiap massa. Sebelum
dilakukan pengadukan, campuran didiamkan selama 1 menit bertujuan untuk
mengetahui larut tidaknya campuran tersebut apabila tidak dilakukan pengadukan.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, laju reaksi atau kecepatan
melarutnya atau kelarutan dari garam kasar dan garam halus yang memiliki rumus
molekul sama, yaitu NaCl, tidak langsung terurai menjadi ion-ionnya, jika
direaksikan dengan akuades, akan melarut dan juga terurai, seharusnya NaCl bias
dikatakan sebagai reaksi redoks apabila dibuat elektrolisis larutan NaCl dengan
menggunakan elektroda grafik, reaksi ini dapat dipengaruhi oleh pengadukan,
semakin banyak pengadukan maka semakin cepat melarut. Sifat dan keadaan zat
pelarutnya, pada garam kasar memiliki bentuk atau struktur yang besar sedangkan
pada garam harus memiliki bentuk atau struktur yang kecil sehingga lebih cepat
untuk melarut.
Zat yang memiliki ukuran kecil mempunyai luas permukaan besar, sehingga
memungkinkan jumlah tumbukkan makin banyak dan reaksi akan makin cepat. Itulah
sebabnya waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan garam halus pada tiap-tiap massa
lebih cepat dari pada garam kasar. Bedasarkan hasil pengamatan. Orde reaksi untuk
garam halus 0,68 dan untuk garam kasar 0,48 yang mana maisng-masing garam
berarti memiliki orde reaksi yang sama yaitu 0, pada orde reaksi nol (0), laju reaksi
tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Tetapan laju reaksi garam halus lebih
besar, yaitu 0,011 s-1 sedangkan garam kasar tetapan laju reaksi lebih kecil, yaitu
0,007s-1.

IX. QUESTION AND ANSWER
1. Jelaskan sifat-sifat dari reaksi redoks dalam suatu reaksi.
a. Reaksi yang melepas dan mengikat oksigen
Reduksi : reaksi yang melepas oksigen
Oksidasi : reaksi yang mengikat oksigen
b.Reaksi yang melepas dan mengikat elektron
Reduksi : reaksi yang mengikat elektron
Oksidasi : reaksi yang melepas elektron
c. Kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
Reduksi : penurunan bilangan oksidasi
Oksidasi : kenaikan bilangan oksidasi

2. Jelaskan jenis orde reaksi beserta contohnya
a. Orde reaksi nol : jika perubahan konsentrasi reaktan tidak mempengaruhi laju
reaksi, besarnya hanya dipengaruhi besarnya k.

V=k[x]0=k

b.Orde reaksi satu : perubahan konsentrasi berbanding lurus dengan kenaikan laju
reaksi
V=k[A]1[B]
c. Orde reaksi dua : bergantung pada dua reaktan yang masing-masing konsentrasi
salah satu reaktan dipangkatkan dua atau pada konsentrasi dua reaktan berbeda
yang masing-masing dipangkatkan 1.

V=k[A]1[B]1

d.Orde reaksi tiga : bergantung pada konsentrasi dua reaktan berbeda yang masingmasing dipangkatkan 1 dan 2.

V=k[A]1[B]2

3. Sebutkan beberapa contoh proses di alam yang melibatkan reaksi redoks dan
buatlah bagaimana reaksi yang terjadi.
a. Peristiwa korosi besi : 4Fe + 3O2 → 2Fe2O3
b.Peristiwa pembentukan ATP : ADP + P
c. Peristiwa pembakaran gas metana : CH4 + 2O2 → CO2 + 2H
d.Penyepuhan emas : Au + e → Au
e. Pernafasan sel : C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O

XI. REFERENCE
Anton.2011. factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. http:// anton.
Blogspot.com/2011/05/

factor-faktor-yang-mempengaruhi-laju-html.

Diakses pada 30 November 2013.
Chang, R . 2003. Kimia Dasar Jilid 1 . Erlangga, Jakarta.
Chang, R . 2005. Kimia Dasar Jilid 11 . Erlangga, Jakarta.
Dogra, S . 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Ui-Press, Jakarta.
Keenan. 1996. Kimia untuk universitas. Erlangga, Jakarta.
Petrucci. 1985. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 3. Erlangga, Jakarta.
Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1. FMIPA-UR,
Pekanbaru.
Vogel.1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

XII. ATTACHMENT
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasilreaksi. Proses itu
ada yang lambat dan ada yang cepat.Contohnya bensin terbakar lebih cepat
dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat,
seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat
adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi
disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan laju
reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri,1999).
Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju
reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan
sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju
rekasi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk
reaksi berikut:
A + B AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
R = k [A]m [B]n
K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi
(Petrucci, 1987).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam
mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari
nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi
kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi,
memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999).
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
a. Sifat dan ukuran pereaksi.
Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau
reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi
akan semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat
yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat
pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk
meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila
dibandingkan dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987).
b. Konsentrasi.
Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka
akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 (cepat)
H2S2O3 H2SO3 + S (lambat)
Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 + S
Reaksi ini terdiri dari dua buah reaksi yang konsekutif (sambung
menyambung). Pada reaksi demikian, reaksi yang berlangsung lambat menentukan
laju reaksi keseluruhan. Dalam hal ini reaksi yang paling lambat ialah penguraian
H2S2O3 (Petrucci, 1987).
Berhasil atau gagalnya suatu proses komersial untuk menghasilkan suatu
senyawa sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok. Selang suhu dan
tekanan yang dapat digunakan dalam proses industri tidak mungkin berlangsung
dalam reaksi biokimia. Tersedianya katalis yang cocok untuk reaksi-reaksi ini mutlak
bagi makhluk hidup (Hiskia, 1992).
c. Suhu Reaksi.
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan
energi tumbukan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi
secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan dengan
persamaan sebagi berikut:
k = Ae-Ea/RT atau ln k = -Ea + ln A
RT
Dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor
frekuensi) dan Ea = energi aktivasi yang bersangkutan (Petrucci, 1987).
d. Katalis
katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk memepercepat
jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk
kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi
katalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan
diatas tanda panah (Petrucci, 1987).
Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi yang
berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut orde
reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakkan konsentrasi tunggal dalam
hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum
dari hukum laju reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua
konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi
memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua
membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu.
Untuk mendapatkan grafik garis lurus (Hiskia, 1992).
Kinetika menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahanperubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi ditentukan oleh
kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan
kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara
kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan.
Misalnya:
Reaksi

A+B

mA + nB

C+D

xC + yD

maka kecepatan reaksinya adalah :
V=

=

=

=

= K [A]m[B]n

Dimana K adalah konstanta kecepatan reaksi, m dan n merupakan orde reaksi
(Anonim, 2011).
Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tetang proses
yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlangsung
dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda. Namun dalam kehidupan sehariharisering dijumpai teaksi yang berlangsung lambat. Oleh karena itu dengan
mempelajari kinetika kimia maka seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi laju
suatu reaksin dapat dikendalikan sehingga lebih hemat dan efisien (Tim Dosen
UNHAS, 2004).
Pengertian tentang laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi
per satuan waktu. Karena reaksi berlangsung kearah pembentukan hasil, maka laju
reaksi tak lain dari pengurangan jumlah pereaksi per satuan waktu, atau pertambahan
jumlah hasil reaksinper satuan waktu. Dimensi untuk waktu umumnya digunakan
menit atau detik, sedangkan satuan untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi adalah
konsentrasi molar (Tim Dosen UNHAS, 2004).
Laju didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu. Satuan yang
umum adalah mol dm-3-1. Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi, dan dapat dinyatakan dengan:
Laju = k f (C1, C2, … Ci)
Dimana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta
kecepatan, C1,C2 … adaalah konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk
(Dogra, 1984).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi ialah: macam zat yang
mengadakan reaksi, konstr/tekanan, temperature, adanya katalisator dan radiasi yaitu
adanya sinar dengan panjang gelombang tertentu. Beberapa reaksi terjadi dengan
sangat cepat misalnya penetralan larutan asam kuat dengan basa kuat. Tetapi ada pula
reaksi yang berjalan sangat lambat, misalnya reaksi H2 dan O2 pada temperature
kamar tanpa adanya katalisator. Beberapa reaksi berjalan sangat lambat pada
temperature kamar, tetapi kecepatan reaksi ini akan bertambah dengan cepat pada
kenaikan temperature (Respati, 1981).
Orde reaksi menggambarkan bentuk matematik di mana hasil percobaan dapat
dtunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitunf secara eksperimen, dan hanya dapat
diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat
ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan
harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk
komponen itu (Dogra, 1984).
Waktu paruh (t1/2) suatu zat radioaktif merupakan waktu yang diperlukan oleh
separuh dari bobot awal tertentu dari zat itu untuk berubah menjadi zat lain. Waktuparuh ditentukan secara eksperimen dengan mencacah banyaknya pancaran dalam
suatu kurun waktu yang sesuai, oleh sautu contoh radioaktif yang bobotnya diketahui.
Unsure-unsur radioaktif tertentu mempunyai waktu-paruh yang amat pendek dan
unsur-unsur lain yang waktu-paruhnya amat panjang (Keenan, 1986).
Waktu paruh didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan bila separuh
konsentrasi dari suatu reaktan digunakan. Waktu paruh dapat ditentukan dengan tepat
hanya jika satu jenis reaksn terlibat, tetapi jika suatu reaksi berlangsung antara jenis
reaktan yang berbeda, waktu paruh harus ditentukan terhadap reaktan tertentu saja
(Dogra, 1984).

More Related Content

What's hot

laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
praditya_21
 
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2  Potensial kimia pptKimia fisik 2  Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Daniel Marison
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
qlp
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
qlp
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
Linda Rosita
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
Linda Rosita
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
qlp
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogenHilya Fithri
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
Saya Kamu
 
laporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenalaporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenawd_amaliah
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
qlp
 
Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2
Zainudin Alamsyah
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
qlp
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuNurmalina Adhiyanti
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Laporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Percobaan Nernst PotensialLaporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Percobaan Nernst Potensial
Nurfaizatul Jannah
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Ahmad Dzikrullah
 

What's hot (20)

laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2  Potensial kimia pptKimia fisik 2  Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
363346658 16-soal-jawab-kinetik-kimia-nop-bahan-uas-docx
 
laporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenalaporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilena
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Percobaan Nernst PotensialLaporan Percobaan Nernst Potensial
Laporan Percobaan Nernst Potensial
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 

Viewers also liked

Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
samira_fa34
 
Reaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasiReaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasi
Friska Purba Sidadolog
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
Ernalia Rosita
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Dwi Karyani
 
Makalah reaksi fredoks
Makalah reaksi fredoksMakalah reaksi fredoks
Makalah reaksi fredoks
Septian Muna Barakati
 
Antum praktikum
Antum praktikum Antum praktikum
Antum praktikum tetsumaru
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
qlp
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
nurul limsun
 
Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Ryuzaeky Ika
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
Laporan praktikum 1 pemrograman mobile
Laporan praktikum 1 pemrograman mobileLaporan praktikum 1 pemrograman mobile
Laporan praktikum 1 pemrograman mobile
Ali Ikhsan
 
Kimia tata nama senyawa dan persamaan reaksi
Kimia tata nama senyawa dan persamaan reaksiKimia tata nama senyawa dan persamaan reaksi
Kimia tata nama senyawa dan persamaan reaksi
Hana Verdian
 
Laporan praktikum semster 7
Laporan praktikum semster 7Laporan praktikum semster 7
Laporan praktikum semster 7Defri Susanto
 
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Jessy Damayanti
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Ernalia Rosita
 
Makalah kimia reaksi redoks
Makalah kimia reaksi redoksMakalah kimia reaksi redoks
Makalah kimia reaksi redoks
Yunan Malifah
 
Reaksi reduksi dan oksidasi
Reaksi reduksi dan oksidasiReaksi reduksi dan oksidasi
Reaksi reduksi dan oksidasi
trisucihandayani
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Arsyi Nurani
 
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)Monika Sihaloho
 

Viewers also liked (20)

Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
Reaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasiReaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasi
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
 
Makalah reaksi fredoks
Makalah reaksi fredoksMakalah reaksi fredoks
Makalah reaksi fredoks
 
Antum praktikum
Antum praktikum Antum praktikum
Antum praktikum
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
 
Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
Laju Reaksi XI
Laju Reaksi XILaju Reaksi XI
Laju Reaksi XI
 
Laporan praktikum 1 pemrograman mobile
Laporan praktikum 1 pemrograman mobileLaporan praktikum 1 pemrograman mobile
Laporan praktikum 1 pemrograman mobile
 
Kimia tata nama senyawa dan persamaan reaksi
Kimia tata nama senyawa dan persamaan reaksiKimia tata nama senyawa dan persamaan reaksi
Kimia tata nama senyawa dan persamaan reaksi
 
Laporan praktikum semster 7
Laporan praktikum semster 7Laporan praktikum semster 7
Laporan praktikum semster 7
 
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
 
Makalah kimia reaksi redoks
Makalah kimia reaksi redoksMakalah kimia reaksi redoks
Makalah kimia reaksi redoks
 
Reaksi reduksi dan oksidasi
Reaksi reduksi dan oksidasiReaksi reduksi dan oksidasi
Reaksi reduksi dan oksidasi
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
 
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
Laporan Biologi (Bentuk Jaring Tumbuhan)
 

Similar to Laporan praktikum kimfis kel ix

Laporan Kimia Dasar
Laporan Kimia DasarLaporan Kimia Dasar
Laporan Kimia Dasar
Nurrahmah Azizah
 
Kinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me oKinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me o
Nailul Husni Asfar
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
Ade Irma Suryani
 
laju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.pptlaju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.ppt
NinoMarcellino3
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
Julfiana Mardatillah
 
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoKecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Quina Fathonah
 
Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4
Nanda Reda
 
LAJU REAKSI.ppt
LAJU REAKSI.pptLAJU REAKSI.ppt
LAJU REAKSI.ppt
DianAnisa11
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
Laila Sekar Langit
 
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
farihatulummah62
 
LAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxLAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptx
jjdkdsnda
 
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
Muhamad Jamil
 
Kinematika reaksi
Kinematika reaksiKinematika reaksi
Kinematika reaksi
Daniel Gbcx Panggabean
 
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.pptTugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
Faziyahnet2021
 
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Laju reaksi  ivan kimiakusukaLaju reaksi  ivan kimiakusuka
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Ipunk HLF
 
Laporan praktikum kimia laju reaksi
Laporan praktikum kimia laju reaksiLaporan praktikum kimia laju reaksi
Laporan praktikum kimia laju reaksi
anggundiantriana
 
50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia
Dianira Maengkom
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
Indri Sukmawati Rahayu
 

Similar to Laporan praktikum kimfis kel ix (20)

Laporan Kimia Dasar
Laporan Kimia DasarLaporan Kimia Dasar
Laporan Kimia Dasar
 
Kinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me oKinetika reduksi me o
Kinetika reduksi me o
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
laju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.pptlaju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.ppt
 
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptxMATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx
 
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBoKecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo
 
Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4
 
LAJU REAKSI.ppt
LAJU REAKSI.pptLAJU REAKSI.ppt
LAJU REAKSI.ppt
 
Lajureaksi
LajureaksiLajureaksi
Lajureaksi
 
Lajur eaksi
Lajur eaksiLajur eaksi
Lajur eaksi
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
 
LAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxLAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptx
 
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
 
Kinematika reaksi
Kinematika reaksiKinematika reaksi
Kinematika reaksi
 
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.pptTugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
 
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Laju reaksi  ivan kimiakusukaLaju reaksi  ivan kimiakusuka
Laju reaksi ivan kimiakusuka
 
Laporan praktikum kimia laju reaksi
Laporan praktikum kimia laju reaksiLaporan praktikum kimia laju reaksi
Laporan praktikum kimia laju reaksi
 
50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia50773875 kinetika-kimia
50773875 kinetika-kimia
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
 

More from Dede Suhendra

Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Dede Suhendra
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Dede Suhendra
 
Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Dede Suhendra
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Dede Suhendra
 
Destilation of biner solution
Destilation of biner solution Destilation of biner solution
Destilation of biner solution Dede Suhendra
 
Model ikatan kimia
Model ikatan kimia Model ikatan kimia
Model ikatan kimia
Dede Suhendra
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
Dede Suhendra
 
Kartu merah
Kartu merahKartu merah
Kartu merah
Dede Suhendra
 
orbital molekul
orbital molekulorbital molekul
orbital molekul
Dede Suhendra
 

More from Dede Suhendra (10)

Isi
Isi Isi
Isi
 
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
 
Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika Laporan praktikum kimia fisika
Laporan praktikum kimia fisika
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaan Tegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
Destilation of biner solution
Destilation of biner solution Destilation of biner solution
Destilation of biner solution
 
Model ikatan kimia
Model ikatan kimia Model ikatan kimia
Model ikatan kimia
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
 
Kartu merah
Kartu merahKartu merah
Kartu merah
 
orbital molekul
orbital molekulorbital molekul
orbital molekul
 

Recently uploaded

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 

Recently uploaded (20)

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

Laporan praktikum kimfis kel ix

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I KINETIC OF REDOX REACTION Disusun Oleh: K-113-12-002-F K-113-12-010-F K-113-12-040-F K-113-12-054-F LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Nomor Lab : K-113-12-002-f NIM : 1203111791 Kelas / Kelompok : A / IX Tanggal Praktikum : 04 Desember 2013 Judul Praktikum : Kinetika Reaksi Redoks Pekanbaru,27 Desember 2013 Praktikan (k-113-12-054-f)(k-113-12-040-f)(k-113-12-010-f))(k-113-12-002-f) NIM.120313612NIM.1203136098NIM.1203121006 Menyetujui, Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I (Ade Priyanto,S.Si) NIM.1110247272 NIM.1203111791 Mengetahui, Asisten (Riri Elija Herawati) NIM. 1003135719
  • 3. KINETIC OF REDOX REACTION ABSTRACT Percobaan kinetika reaksi redoks ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi redoks. Kinetika reaksi redoks merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan factor- factor yang mempengaruhinya dalam suatu reaksi oksidasi-reduksi. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah pengadukan. Dalam percobaan ini digunakan garam kasar dan garam halus dengan massa yang bervariasi dan penambahan akuades dengan volume yang sama pada tiaptiap massa, serta kekuatan pengadukan yang tetap yaitu tidak terlalu cepat dan tidak terlalu pelan. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh orde reaksi untuk garam halus 0.68 serta tetapan orde reaksinya 0.0115-1. Sedangkan pengadukan untuk garam kasar adalah 0.48 serta tetapan laju reaksinya adalah 0.0075-1. Pengadukan serta waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan garam halus lebih sedikit dibandingkan garam kasar. Kelarutan dari garam halus dan garam kasar dipengaruhi oleh pengadukan, luas permukaan pengadukan serta sifat dan keadaan zat pereaksi. Kelarutan garam halus lebih cepat dari pada garam kasar.
  • 4. I. PURPOSE 1. Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi redoks 2. Membedakan laju reaksi antara dua garam yang memiliki luas permukaan yang berbeda 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi II. THEORY Kinetika adalah ilmu yang mempelajari tentang kelajuan reaksi. Beberapa reaksi berjalan cepat, sedang yang lain berjalan lambat (Anton,2011). Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasilreaksi. Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat.Contohnya bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri,1999). Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju rekasi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut: A + B AB Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut: R = k [A]m [B]n
  • 5. K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi (Petrucci, 1987). Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999). Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: a. Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987). b. Konsentrasi. Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 (cepat) H2S2O3 H2SO3 + S (lambat) Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 + S
  • 6. Reaksi ini terdiri dari dua buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung). Pada reaksi demikian, reaksi yang berlangsung lambat menentukan laju reaksi keseluruhan. Dalam hal ini reaksi yang paling lambat ialah penguraian H2S2O3 (Petrucci, 1987). Berhasil atau gagalnya suatu proses komersial untuk menghasilkan suatu senyawa sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok. Selang suhu dan tekanan yang dapat digunakan dalam proses industri tidak mungkin berlangsung dalam reaksi biokimia. Tersedianya katalis yang cocok untuk reaksi-reaksi ini mutlak bagi makhluk hidup (Hiskia, 1992). c. Suhu Reaksi. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan dengan persamaan sebagi berikut: k = Ae-Ea/RT atau ln k = -Ea + ln ART Dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor frekuensi) dan Ea = energi aktivasi yang bersangkutan (Petrucci, 1987). d. Katalis katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk memepercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksikatalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan diatas tanda panah (Petrucci, 1987).
  • 7. Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi yang berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut orde reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakkan konsentrasi tunggal dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu. Untuk mendapatkan grafik garis lurus (Hiskia, 1992). Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu produk (Keenan,1996) Reaksi asam basa dapat dikenali sebagai transfer proton. Kelompok reaksi yang disebut reaksi oksidasi reduksi dikenal juga sebagai reaksi transfer electron. Reaksi redoks berperan danyak dalam hal di dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi ini mulai terlibat dalam pembakaran bahan bakar minyak bumi sampai sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga. Selain itu, sebagian besar unsure logam dan non logam di peroleh dari bijihnya melalui proses oksidasi dan reduksi (Chang, 2003). Laju didefenisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu. Satuan yang umum adalah mol dm-3. Umumnya laju reaksi meningkatnya dan dapat dinyatakan sebagai: Laju f ( C1 , C2……………….Ci ) ………...……….(1) Atau Laju : kf ( C1 , C2……………….Ci ) ………………(2) Dimana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta kecepatan, C1 , C2 ………….. adalah konsentrasi dari reaktan , reaktan dan produk-produk sebagai contoh dalam reaksi umum Aa + bB + ……. Pp + Qq + ……………….........…..(3)
  • 8. Laju reaksi dapat dinyatakan dalam batasan tiap reaktan atau produk = =…………… = = K [A ] [B] m Dimana a,b………. p,q adalah koefisien, koefisien stoikiometri terhadap A,B volumenya tidak berubah selama berlangsungnya reaksi (Dogra, 1990). Untuk beberapa reaksi , laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaaan matematik yang dikenal sebagai hokum laju atau persamaaan laju Aa + bB + …………. Gg + Hh +…………… Dimana a,b ………… merupakan koefisien reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan sebagai sebagai laju : K [A]m [B]n Kebenaran hukum pertama kali dikenal oleh ahli matematika Norwegia, Cato Guldberg dan Peter Weage, tahun 1805 mengajukan bahwa daya (laju) suatu reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif (konsentrasi ) pereaksi-pereaksi dan koefisien afinitas (tetapan kecepatan). Dengan setiap massa aktif mengikat sampai daya tertentu. Rumusan ini dikenal sebagai hokum aksi massa (Petrucci, 1985). Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen, dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui keseluruhan orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuki masing-masing reaktan dikenal sebagi orde reaksi untuk komponen : A. Reaksi orde nol Reaksi orde nol adalah reaksi-reaksi yang lajunya dapat ditulis sebagai : = K…………….. (1) B. Reaksi orde Satu
  • 9. Reaksi orde satu adalah reaksi-reaksi yang lajunya berbanding langsung dengan konsentrasi reakstan yaitu : = K [C ]…………….. (2) C. Reaksi orde dua Dalam reaksi orde dua, laju berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi dari satu reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu atau dua dari reaktan-reaktan tersebut. D. Reaksi orde tiga Reaksi orde tiga merupakan laju yang berbanding langsung dengan pangkat tiga konsentrasi dari suatu reaktan, yakni : 3R P = K [R ]2 Laju sebanding dengan kuadrat konsentrasi dan reaktan dan pangkat satu dari kionsentrasi reaktan kedua yaitu : = K [R 1]2 [R3 ] (Dogra, 1990). Dalam proses oksidasi reduksi yang sesungguhnya electron. Electron dipindahkan dari zat pereduksi ke zat pengoksidasi. Oksidasi adalah proses yang mengakibatkan kehilangan atau lebih electron dari dalam atom atau ion. Reduksi adalah proses yang mengakibatkan diperolehnya satu atau lebih electron dari ataom atau ion. Zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh electron dan tereduksi, zat pereuksi adalah zat yang kehilangan electron dan teroksidasi (Vogel, 1994). Bidang kimia yang mengkaji kecepatan atau laju terjadinya reaksi kimia dinamakan kinetika kimia, karena kinetic menyeretkan gerakan atau perubahan (Chang, 2005). Reaksi kimia berlangsung pada kecepatan tertentu, dapat berlangsung sangat cepat, misalnya reaksi ion-ion, tetapi juga terdapat reaksi yang memiliki kecepatan
  • 10. yang dapat diamati dilaboratorium, baik reaksi organic maupun anorganik (Tim Labor Kimia Fisika, 2013 ). Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tetang proses yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda. Namun dalam kehidupan sehariharisering dijumpai teaksi yang berlangsung lambat. Oleh karena itu dengan mempelajari kinetika kimia maka seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksin dapat dikendalikan sehingga lebih hemat dan efisien (Tim Dosen UNHAS, 2004). Pengertian tentang laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu. Karena reaksi berlangsung kearah pembentukan hasil, maka laju reaksi tak lain dari pengurangan jumlah pereaksi per satuan waktu, atau pertambahan jumlah hasil reaksinper satuan waktu. Dimensi untuk waktu umumnya digunakan menit atau detik, sedangkan satuan untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi adalah konsentrasi molar (Tim Dosen UNHAS, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi ialah: macam zat yang mengadakan reaksi, konstr/tekanan, temperature, adanya katalisator dan radiasi yaitu adanya sinar dengan panjang gelombang tertentu. Beberapa reaksi terjadi dengan sangat cepat misalnya penetralan larutan asam kuat dengan basa kuat. Tetapi ada pula reaksi yang berjalan sangat lambat, misalnya reaksi H2 dan O2 pada temperature kamar tanpa adanya katalisator. Beberapa reaksi berjalan sangat lambat pada temperature kamar, tetapi kecepatan reaksi ini akan bertambah dengan cepat pada kenaikan temperature (Respati, 1981). III. EQUIPMENTS AND MATERIAL a. Equipments 1. Stir bar : 3 pieces 2. Spatula : 1 piece
  • 11. 3. Beaker glass 100 ml : 5 pieces 4. Measuring cylinder 50 ml : 1 piece 5. Stopwatch : 3 pieces 6. Spray bottle : 1 piece b. Materials 1. Hard salt 2. Smooth salt 3. Aquadest 4. Tissue IV.SCHEME OF WORK The hard salt was scaled each 1,3,5,7 and 9 grams then were inserted to beaker glass 100 ml Each salt were soluted by aquadest 40 ml The mixture were waited for 1 minute, until the mixture waited for 1 minute then mixed it. The mixture were mixed so that solute perfectly, keep the mixture constant.
  • 12. The times to solute the salt were noted, then did the same scheme to the smooth salt V. DATA AND RESULT AND OBSERVATION a. Garam Halus Massa (gr) Volume (ml) Waktu (s) Jumlah Pengadukan 1 gr 40 ml 96 s 112 3 gr 40 ml 110 s 120 5 gr 40 ml 126 s 135 7 gr 40 ml 130 s 144 9 gr 40 ml 195 s 250 b. Garam Kasar Massa (gr) Volume (ml) Waktu (s) Jumlah Pengadukan 1 gr 40 ml 77 s 100 3 gr 40 ml 182 s 205 5 gr 40 ml 223 s 309 7 gr 40 ml 252 s 377 9 gr 40 ml 288 s 412 VI. CALCULATION
  • 13. 1. Konsentarsi NaCl A. NaCl 1 gram M= = = = 0.425 M B. NaCl 3 gram M= = = = 1.275 M C. NaCL 5 gram M= = = = 2.125 M D. NaCl 7 gram M= = = = 2.975 M E. NaCl 9 gram M= = =
  • 14. = 3.825 M 2. Laju Reaksi A. Garam Halus a. Massa 1 gram V= = = 0.0044 M/s b. Massa 3 gram V= = = 0.0116 M/s c. Massa 5 gram V= = = 0.0169 M/s d. Massa 7 gram V= = = 0.0229 M/s e. Massa 9 gram V= = = 0.0196 M/s B. Garam Halus a. Massa 1 gram V=
  • 15. = = 0.0055 M/s b. Massa 3 Gram V= = = 0.007 M/s c. Massa 5 gram V= = = 0.0095 M/s d. Massa 7 gram V= = = 0.0118 M/s e. Massa 9 gram V= = = 0.0133 M/s 3. Orde Reaksi A. Garam Halus No. V (M/s) [NaCl] M 1. 0.0044 0.425 2. 0.0116 1,275 3. 0.0169 2.215 4. 0.0229 2.975 5. 0.0196 3.825
  • 16. = = x x 1.457 = (1.737)x Log 1.457 = (log 1.737)x 0.163 = ( 0.239)x X= x = 0.68 B. Garam Kasar No. V [NaCl] 1. 0.0055 0.425 2. 0.007 1.275 3. 0.0095 2.215 4. 0.0118 2.975 5. 0.0133 3.825 y = = y 1.127 = (1.286)x Log 1.127 = (log 1.286)x 0.052 = (0.109)x x= x = 0.48 4. Konstanta Laju A. Garam Halus k= x
  • 17. k= k = 0.011 S-1 B. Garam Kasar k= y k= k = 0.007 S-1 5. Grafik A. Garam Halus No t (s) [NaCl] (M) 1/t (s-1) 1 96 0.425 0.0104 2 110 1.275 0.0091 3 126 2.215 0.0079 4 130 2.975 0.007 5 195 3.825 0.0051
  • 18. 0.012 1/t Vs [NaCl] 0.01 y = -0.001x + 0.011 R² = 0.986 0.008 1/t 0.006 Series1 0.004 Linear (Series1) 0.002 0 0 1 2 3 [NaCl] B. Garam Kasar No [NaCl] (M) t (s) 1 0.425 77 2 1.275 182 3 2.215 223 4 2.975 252 5 3.825 288 4 5
  • 19. 350 t Vs [NaCl] 300 y = 58.06x + 79.97 R² = 0.925 250 200 t 150 Series1 100 Linear (Series1) 50 0 0 1 2 3 4 5 [NaCl] VII.CHEMICAL REACTION NaCl(s) + H2O(aq) → Na+ + Cl- VIII. DISCUSSION Percobaan Kinetika reaksi redoks ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi redoks. Dari percobaan ini sampel yang digunakan adalah garam kasar dan garam halus dengan variasi massa dan penambahan akuades dengan volume yang sama pada masing-masing massa bertujuan untuk membandingkan pengadukan pada garam kasar dan garam halus terhadap kelarutan masing-masing garam untuk tiap-tiap massa. Pengadukan dengan kekuatan yang sama atau tetap, yaitu tidak terlalu cepat dan tidak terlalu pelan bertujuan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan masing-masing garam pada tiap-tiap massa. Sebelum dilakukan pengadukan, campuran didiamkan selama 1 menit bertujuan untuk mengetahui larut tidaknya campuran tersebut apabila tidak dilakukan pengadukan.
  • 20. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, laju reaksi atau kecepatan melarutnya atau kelarutan dari garam kasar dan garam halus yang memiliki rumus molekul sama, yaitu NaCl, tidak langsung terurai menjadi ion-ionnya, jika direaksikan dengan akuades, akan melarut dan juga terurai, seharusnya NaCl bias dikatakan sebagai reaksi redoks apabila dibuat elektrolisis larutan NaCl dengan menggunakan elektroda grafik, reaksi ini dapat dipengaruhi oleh pengadukan, semakin banyak pengadukan maka semakin cepat melarut. Sifat dan keadaan zat pelarutnya, pada garam kasar memiliki bentuk atau struktur yang besar sedangkan pada garam harus memiliki bentuk atau struktur yang kecil sehingga lebih cepat untuk melarut. Zat yang memiliki ukuran kecil mempunyai luas permukaan besar, sehingga memungkinkan jumlah tumbukkan makin banyak dan reaksi akan makin cepat. Itulah sebabnya waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan garam halus pada tiap-tiap massa lebih cepat dari pada garam kasar. Bedasarkan hasil pengamatan. Orde reaksi untuk garam halus 0,68 dan untuk garam kasar 0,48 yang mana maisng-masing garam berarti memiliki orde reaksi yang sama yaitu 0, pada orde reaksi nol (0), laju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Tetapan laju reaksi garam halus lebih besar, yaitu 0,011 s-1 sedangkan garam kasar tetapan laju reaksi lebih kecil, yaitu 0,007s-1. IX. QUESTION AND ANSWER 1. Jelaskan sifat-sifat dari reaksi redoks dalam suatu reaksi. a. Reaksi yang melepas dan mengikat oksigen Reduksi : reaksi yang melepas oksigen Oksidasi : reaksi yang mengikat oksigen b.Reaksi yang melepas dan mengikat elektron Reduksi : reaksi yang mengikat elektron Oksidasi : reaksi yang melepas elektron c. Kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
  • 21. Reduksi : penurunan bilangan oksidasi Oksidasi : kenaikan bilangan oksidasi 2. Jelaskan jenis orde reaksi beserta contohnya a. Orde reaksi nol : jika perubahan konsentrasi reaktan tidak mempengaruhi laju reaksi, besarnya hanya dipengaruhi besarnya k. V=k[x]0=k b.Orde reaksi satu : perubahan konsentrasi berbanding lurus dengan kenaikan laju reaksi V=k[A]1[B] c. Orde reaksi dua : bergantung pada dua reaktan yang masing-masing konsentrasi salah satu reaktan dipangkatkan dua atau pada konsentrasi dua reaktan berbeda yang masing-masing dipangkatkan 1. V=k[A]1[B]1 d.Orde reaksi tiga : bergantung pada konsentrasi dua reaktan berbeda yang masingmasing dipangkatkan 1 dan 2. V=k[A]1[B]2 3. Sebutkan beberapa contoh proses di alam yang melibatkan reaksi redoks dan buatlah bagaimana reaksi yang terjadi. a. Peristiwa korosi besi : 4Fe + 3O2 → 2Fe2O3 b.Peristiwa pembentukan ATP : ADP + P c. Peristiwa pembakaran gas metana : CH4 + 2O2 → CO2 + 2H d.Penyepuhan emas : Au + e → Au e. Pernafasan sel : C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O XI. REFERENCE Anton.2011. factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. http:// anton. Blogspot.com/2011/05/ factor-faktor-yang-mempengaruhi-laju-html. Diakses pada 30 November 2013. Chang, R . 2003. Kimia Dasar Jilid 1 . Erlangga, Jakarta.
  • 22. Chang, R . 2005. Kimia Dasar Jilid 11 . Erlangga, Jakarta. Dogra, S . 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Ui-Press, Jakarta. Keenan. 1996. Kimia untuk universitas. Erlangga, Jakarta. Petrucci. 1985. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 3. Erlangga, Jakarta. Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1. FMIPA-UR, Pekanbaru. Vogel.1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. XII. ATTACHMENT Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasilreaksi. Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat.Contohnya bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri,1999). Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju rekasi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut: A + B AB Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
  • 23. R = k [A]m [B]n K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi (Petrucci, 1987). Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999). Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: a. Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987). b. Konsentrasi. Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 (cepat) H2S2O3 H2SO3 + S (lambat) Na2S2O3 + 2H+ 2Na+ + H2S2O3 + S
  • 24. Reaksi ini terdiri dari dua buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung). Pada reaksi demikian, reaksi yang berlangsung lambat menentukan laju reaksi keseluruhan. Dalam hal ini reaksi yang paling lambat ialah penguraian H2S2O3 (Petrucci, 1987). Berhasil atau gagalnya suatu proses komersial untuk menghasilkan suatu senyawa sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok. Selang suhu dan tekanan yang dapat digunakan dalam proses industri tidak mungkin berlangsung dalam reaksi biokimia. Tersedianya katalis yang cocok untuk reaksi-reaksi ini mutlak bagi makhluk hidup (Hiskia, 1992). c. Suhu Reaksi. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan dengan persamaan sebagi berikut: k = Ae-Ea/RT atau ln k = -Ea + ln A RT Dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor frekuensi) dan Ea = energi aktivasi yang bersangkutan (Petrucci, 1987). d. Katalis katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk memepercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi
  • 25. katalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan diatas tanda panah (Petrucci, 1987). Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi yang berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut orde reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakkan konsentrasi tunggal dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi masing-masing berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran laju reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu. Untuk mendapatkan grafik garis lurus (Hiskia, 1992). Kinetika menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahanperubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan. Misalnya: Reaksi A+B mA + nB C+D xC + yD maka kecepatan reaksinya adalah : V= = = = = K [A]m[B]n Dimana K adalah konstanta kecepatan reaksi, m dan n merupakan orde reaksi (Anonim, 2011). Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tetang proses yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda. Namun dalam kehidupan sehariharisering dijumpai teaksi yang berlangsung lambat. Oleh karena itu dengan
  • 26. mempelajari kinetika kimia maka seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksin dapat dikendalikan sehingga lebih hemat dan efisien (Tim Dosen UNHAS, 2004). Pengertian tentang laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu. Karena reaksi berlangsung kearah pembentukan hasil, maka laju reaksi tak lain dari pengurangan jumlah pereaksi per satuan waktu, atau pertambahan jumlah hasil reaksinper satuan waktu. Dimensi untuk waktu umumnya digunakan menit atau detik, sedangkan satuan untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi adalah konsentrasi molar (Tim Dosen UNHAS, 2004). Laju didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu. Satuan yang umum adalah mol dm-3-1. Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi, dan dapat dinyatakan dengan: Laju = k f (C1, C2, … Ci) Dimana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta kecepatan, C1,C2 … adaalah konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk (Dogra, 1984). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi ialah: macam zat yang mengadakan reaksi, konstr/tekanan, temperature, adanya katalisator dan radiasi yaitu adanya sinar dengan panjang gelombang tertentu. Beberapa reaksi terjadi dengan sangat cepat misalnya penetralan larutan asam kuat dengan basa kuat. Tetapi ada pula reaksi yang berjalan sangat lambat, misalnya reaksi H2 dan O2 pada temperature kamar tanpa adanya katalisator. Beberapa reaksi berjalan sangat lambat pada temperature kamar, tetapi kecepatan reaksi ini akan bertambah dengan cepat pada kenaikan temperature (Respati, 1981). Orde reaksi menggambarkan bentuk matematik di mana hasil percobaan dapat dtunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitunf secara eksperimen, dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu (Dogra, 1984).
  • 27. Waktu paruh (t1/2) suatu zat radioaktif merupakan waktu yang diperlukan oleh separuh dari bobot awal tertentu dari zat itu untuk berubah menjadi zat lain. Waktuparuh ditentukan secara eksperimen dengan mencacah banyaknya pancaran dalam suatu kurun waktu yang sesuai, oleh sautu contoh radioaktif yang bobotnya diketahui. Unsure-unsur radioaktif tertentu mempunyai waktu-paruh yang amat pendek dan unsur-unsur lain yang waktu-paruhnya amat panjang (Keenan, 1986). Waktu paruh didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan bila separuh konsentrasi dari suatu reaktan digunakan. Waktu paruh dapat ditentukan dengan tepat hanya jika satu jenis reaksn terlibat, tetapi jika suatu reaksi berlangsung antara jenis reaktan yang berbeda, waktu paruh harus ditentukan terhadap reaktan tertentu saja (Dogra, 1984).