SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr.,
M.Biomed
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Kinetika kimia → bagian ilmu fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor
yang mempengaruhi serta penjelasan hubungan terhadap mekanisme reaksi
 Kinetika → disebut dinamika kimia → karena ada gerakan molekul, elemen atau
ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu
 Mekanisme reaksi → serangkaian tahap reaksi yang terjadi secara berurutan
selama proses perubahan reaktan menjadi produk
 Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan
pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Prinsip yang mendasari ilmu kinetika adalah hukum aksi
 Hukum ini menyatakan bahwa reaksi kimia yaitu kecepatan reaksi sebanding
dengan masa aktif senyawa yang bereaksi
 Laju suatu reaksi kimia hanya bergantung pada beberapa konsentrasi dan
jumlah perpangkatan konsentrasi (diistilahkan dengan orde reaksi)
 Tujuan utama kinetika kimia → menjelaskan bagaimana laju reaksi bergantung
pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi yang
diperoleh dari suatu eksperimen
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Kinetika kimia → cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang proses yang
berhubungan dengan kecepatan atau laju reaksi dan faktor yang mempengaruhi
laju reaksi karena suatu reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju atau
kecepatan yang berbeda-beda
 Namun dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai reaksi yang berlangsung
lambat
 Oleh karena itu dengan mempelajari kinetika kimia maka seluruh factor-factor
yang mempengaruhi laju suatu reaksi dapat dikendalikan sehingga lebih hemat
dan efisien
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Kecepatan reaksi bergantung banyak factor → ditentukan oleh kecepatan
terbentuknya zat hasil dan kecepatan pengurangan reaktan
 Konsentrasi reaksi memainkan peran penting dalam mempercepat atau
memperlambat reaksi tertentu
 Sebagaimana akan banyak rekasi yang sangat peka terhadap suhu, sehingga
pengendalian suhu sangat penting untuk pengukuran kuantitatif dalam kinetika
kimia
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Ada beberapa reaksi yang laju reaksinya tidak bergantung pada konsentrasi
pereaksinya, misal reaksi fotosintesis
 Reaksi fotosintesis dikatakan berorde reaksi nol
 Contoh lain seperti penguraian amoniak pada permukaan katalis wolfram
 Keberadaan reaksi kimia ditentukan oleh tinjauan termodinamika dan kinetika
 Termodinamika memberikan informasi ke arah mana reaksi atau perubahan
kimia secara spontan dapat berlangsung (ke arah mana ke stabilan yang lebih
besar)
 Sedangkan kinetika mempermasalahkan laju reaksi dan mekanisme reaksinya
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Laju reaksi → perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu
 Dimensi untuk waktu umumnya digunakan menit atau detik, sedangkan satuan
untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi adalah konsentrasi molar
 Laju didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu.
 Satuan yang umum adalah mol/L-1s-1
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Secara umum ditulis:
 Keterangan:
 k sebagai konstanta laju reaksi
 m dan n adalah orde parsial masing-masing pereaksi
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi, dan dapat
dinyatakan dengan:
 Perhatikan reaksi berikut:
 aA + bB + cC + dD → pada suatu saat tertentu, konsentrasi reaktan A dan B
adalah [A] dan [B], dan konsentrasi produk reaksi C dan D adalah [C] dan [D]
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Sifat dan ukuran pereaksi
 Konsentrasi
 Suhu reaksi
 Katalis
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Sifat dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi
 Semakin reaktif sifat pereaksi → laju reaksi semakin bertambah → reaksi
semakin cepat
 Semakin luas permukaan zat pereaksi → laju reaksi semakin bertambah →
semakin luas permukaan zat yang bereaksi
 Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi
 Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk
lebih baik dibandingkan dalam bentuk bongkahan
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Dalam persamaan umum laju reaksi → besarnya laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi pereaksi
 Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul
endapan putih
 Berhasil atau gagalnya suatu proses untuk menghasilkan suatu senyawa sering
tergantung pada penggunaan katalis yang cocok
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetic partikel pereaksi
 Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar
 Kenaikan temperature sebesar 10°C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar 2
– 3 kali
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Berzelius → orang pertama kali menggunakan istilah katalis pada tahun 1835
 Katalis → zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat
jalannya reaksi
 Sedangkan zat yang memperlambat laju reaksi disebut inhibitor
 Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali
sebagai zat bebas
 Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya
disebut katalisme
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Tidak bereaksi secara permanen, karena tidak mengalami perubahan kimia
selama reaksi
 Tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi
 Tidak memulai reaksi tetapi hanya mempengaruhi lajunya
 Bekerja efektif pada suhu optimum
 Hanya mempengaruhi laju reaksi spesifik
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Hubungan matematis antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan dikenal
sebagai rate laws
 Hubungan ini mungkin lebih bergantung pada konsentrasi satu reaktan tertentu,
dan hukum laju yang dihasilkan mungkin mencakup beberapa, semua, atau tidak
satupun spesies reaktan yang terlibat dalam reaksi
 Untuk reaksi hipotesis berikut:
 aA + bB → cC
 Rate laws dapat dinyatakan sebagai:
 Rate = k[A]y[B]z
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Konstanta proporsionalitas
 k dikenal sebagai konstanta laju dan spesifik untuk reaksi yang ditunjukkan
pada suhu tertentu
 Konstanta laju berubah seiring suhu, dan satuannya bergantung pada jumlah
eksponen suhu konsentrasi dalam rate laws
 Eksponen (y dan z) harus ditentukan secara eksperimental dan tidak harus
sesuai dengan koefisien dalam persamaan kimia setara
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Peluruhan radioaktif (radioactive decay) → pelepasan energi dalam bentuk
ionizing radiation
 Ionizing radiation yang dipancarkan dapat mencakup partikel alfa, partikel beta,
dan atau sinar gamma
 Radioactive decay terjadi pada atom yang tidak seimbang yang disebut
radionuclides
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Unsur-unsur dalam table periodic dapat mempunyai beberapa bentuk, ada yang
bentuknya stabil dan bentuk lain tidak stabil
 Biasanya bentuk paling stabil suatu unsur adalah yang paling umum di alam
 Namun semua unsur mempunyai bentuk yang tidak stabil
 Bentuk tidak stabil memancarkan ionizing radiation dan bersifat radioaktif
 Ada beberapa untur yang tidak memiliki bentuk stabil namun selalu bersifat
radioaktif seperti uranium
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Ketika meluruh (decay), radionuklida berubah menjadi atom lain (produk
peluruhan)
 Atom terus berubah menjadi produk peluruhan baru hingga mencapai keadaan
stabil dan tidak bersifat radioaktif
 Mayoritas radionuklida hanya meluruh satu kali sebelum menjadi stabil
 Radionuklida yang meluruh lebih dari satu tahap disebut radionuclides series
 Rangkaian produk peluruhan yang diciptakan untuk mencapai keseimbangan
disebut decay chain
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Setiap seri memiliki rantai peluruhan uniknya sendiri
 Produk peluruhan dalam rantai selalu bersifat radioaktif
 Hanya atom terakhir yang stabil dalam rantai tersebut yang tidak bersifat
radioaktif
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Dalam kimia → mekanisme reaksi adalah urutan Langkah demi Langkah dari
reaksi elementer yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia secara keseluruhan.
 Mekanisme kimia → dugaan teoritis yang mencoba menjelaskan secara rinci apa
yang terjadi pada setiap tahap reaksi kimia secara keseluruhan
 Mekanisme dugaan dipilih karena layak secara termodinamika
 Hal ini menjelaskan setiap keadaan antara reaktif, kompleks teraktivasi dan
transisi, ikatan mana yang diputus (dan dalam urutan apa), dan ikatan mana
yang terbentuk (dan dalam urutan apa)
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
 Mekanisme yang lengkap juga harus menjelaskan alasan penggunaan reaktan
dan katalis, stereokimia yang diamati pada reaktan dan produk, semua produk
yang terbentuk dan jumlahnya masing-masing
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Mekanisme reaksi SN2.
Perhatikan keadaan transisi bermuatan negative dalam tanda kurung dimana
atom karbon pusat yang dimaksud menunjukkan lima ikatan, suatu kondisi tidak
stabil
Program Studi Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin

More Related Content

Similar to MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx

Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksiMUNZAKI
 
Kimia Dasar - Bab 10.docx
Kimia Dasar - Bab 10.docxKimia Dasar - Bab 10.docx
Kimia Dasar - Bab 10.docxAgnesClarabella
 
Laporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ixLaporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ixDede Suhendra
 
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Laju reaksi  ivan kimiakusukaLaju reaksi  ivan kimiakusuka
Laju reaksi ivan kimiakusukaIpunk HLF
 
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docxJurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docxAzkaKamilah
 
Materi laju reaksi fix
Materi laju reaksi fixMateri laju reaksi fix
Materi laju reaksi fixastriatina
 
faktor-faktor laju reaksi.ppt
faktor-faktor laju reaksi.pptfaktor-faktor laju reaksi.ppt
faktor-faktor laju reaksi.pptRookyRooby
 
Bab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiBab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiSinta Sry
 
Bab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiBab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiSinta Sry
 
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01sanoptri
 
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksiMuhamad Jamil
 
LAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxLAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxjjdkdsnda
 

Similar to MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx (20)

Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Teori Tumbukan
Teori TumbukanTeori Tumbukan
Teori Tumbukan
 
KINETIKA KIMIA.pptx
KINETIKA KIMIA.pptxKINETIKA KIMIA.pptx
KINETIKA KIMIA.pptx
 
Kimia Dasar - Bab 10.docx
Kimia Dasar - Bab 10.docxKimia Dasar - Bab 10.docx
Kimia Dasar - Bab 10.docx
 
Laporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ixLaporan praktikum kimfis kel ix
Laporan praktikum kimfis kel ix
 
Laju reaksi ivan kimiakusuka
Laju reaksi  ivan kimiakusukaLaju reaksi  ivan kimiakusuka
Laju reaksi ivan kimiakusuka
 
Konsentrasi larutan
Konsentrasi larutanKonsentrasi larutan
Konsentrasi larutan
 
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docxJurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
 
Bab3 laju
Bab3 lajuBab3 laju
Bab3 laju
 
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XIBab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
Bab3 laju reaksi | Kimia Kelas XI
 
Materi laju reaksi fix
Materi laju reaksi fixMateri laju reaksi fix
Materi laju reaksi fix
 
faktor-faktor laju reaksi.ppt
faktor-faktor laju reaksi.pptfaktor-faktor laju reaksi.ppt
faktor-faktor laju reaksi.ppt
 
Bab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiBab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksi
 
Bab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksiBab3 lajureaksi
Bab3 lajureaksi
 
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
Bab3lajureaksi 141112045300-conversion-gate01
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
thermokimia
thermokimiathermokimia
thermokimia
 
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi52418228 isi-makalah-laju-reaksi
52418228 isi-makalah-laju-reaksi
 
LAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxLAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptx
 
Laju Reaksi
Laju ReaksiLaju Reaksi
Laju Reaksi
 

More from Julfiana Mardatillah

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxJulfiana Mardatillah
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxJulfiana Mardatillah
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIJulfiana Mardatillah
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxJulfiana Mardatillah
 

More from Julfiana Mardatillah (20)

FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - TORTICOLIS.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - CTEV.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI PADA KASUS - AUTISME.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - TRAUMATIC BRAIN INJURY.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdfFISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
FISIOTERAPI PEDIATRI - DOWN SYNDROME.pdf
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - GLOBAL DELAY DEVELOPMENTAL.pptx
 
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptxFISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
FISIOTERAPI PEDIATRI - CEREBRAL PALSY.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdfSARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
SARJANAN FISIOTERAPI - ANATOMI FISIOLOGI KVP TEMU 1.pdf
 
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - RADANG SENDI.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptxSARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL.pptx
 
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptxSARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
SARJANAN FISIOTERAPI - GANGGUAN KEBUGARAN.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 4.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 3.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 2.pptx
 
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptxSARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - FISIOLOGI LATIHAN TEMU 1.pptx
 
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPIPENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
PENGUKURAN ACTIVE ROM (AROM) SARJANA FISIOTERAPI
 
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPIANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
ANTROPOMETRI DAN PENGUKURAN SARJANA FISIOTERAPI
 
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPIINSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI, AUSKULTASI - SARJANA FISIOTERAPI
 
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptxMATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
MATERI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN SARJANA FISIOTERAPI.pptx
 

MATERI BIOLOGI MOLEKULER - PRINCIPLES OF CHEMICAL KINETICS.pptx

  • 1. Julfiana Mardatillah, S.Ft., Ftr., M.Biomed Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 2.  Kinetika kimia → bagian ilmu fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor yang mempengaruhi serta penjelasan hubungan terhadap mekanisme reaksi  Kinetika → disebut dinamika kimia → karena ada gerakan molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu  Mekanisme reaksi → serangkaian tahap reaksi yang terjadi secara berurutan selama proses perubahan reaktan menjadi produk  Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 3.  Prinsip yang mendasari ilmu kinetika adalah hukum aksi  Hukum ini menyatakan bahwa reaksi kimia yaitu kecepatan reaksi sebanding dengan masa aktif senyawa yang bereaksi  Laju suatu reaksi kimia hanya bergantung pada beberapa konsentrasi dan jumlah perpangkatan konsentrasi (diistilahkan dengan orde reaksi)  Tujuan utama kinetika kimia → menjelaskan bagaimana laju reaksi bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi yang diperoleh dari suatu eksperimen Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 4.  Kinetika kimia → cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang proses yang berhubungan dengan kecepatan atau laju reaksi dan faktor yang mempengaruhi laju reaksi karena suatu reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda  Namun dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai reaksi yang berlangsung lambat  Oleh karena itu dengan mempelajari kinetika kimia maka seluruh factor-factor yang mempengaruhi laju suatu reaksi dapat dikendalikan sehingga lebih hemat dan efisien Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 5.  Kecepatan reaksi bergantung banyak factor → ditentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil dan kecepatan pengurangan reaktan  Konsentrasi reaksi memainkan peran penting dalam mempercepat atau memperlambat reaksi tertentu  Sebagaimana akan banyak rekasi yang sangat peka terhadap suhu, sehingga pengendalian suhu sangat penting untuk pengukuran kuantitatif dalam kinetika kimia Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 6.  Ada beberapa reaksi yang laju reaksinya tidak bergantung pada konsentrasi pereaksinya, misal reaksi fotosintesis  Reaksi fotosintesis dikatakan berorde reaksi nol  Contoh lain seperti penguraian amoniak pada permukaan katalis wolfram  Keberadaan reaksi kimia ditentukan oleh tinjauan termodinamika dan kinetika  Termodinamika memberikan informasi ke arah mana reaksi atau perubahan kimia secara spontan dapat berlangsung (ke arah mana ke stabilan yang lebih besar)  Sedangkan kinetika mempermasalahkan laju reaksi dan mekanisme reaksinya Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 7. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 8.  Laju reaksi → perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu  Dimensi untuk waktu umumnya digunakan menit atau detik, sedangkan satuan untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi adalah konsentrasi molar  Laju didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu.  Satuan yang umum adalah mol/L-1s-1 Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 9.  Secara umum ditulis:  Keterangan:  k sebagai konstanta laju reaksi  m dan n adalah orde parsial masing-masing pereaksi Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 10.  Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi, dan dapat dinyatakan dengan:  Perhatikan reaksi berikut:  aA + bB + cC + dD → pada suatu saat tertentu, konsentrasi reaktan A dan B adalah [A] dan [B], dan konsentrasi produk reaksi C dan D adalah [C] dan [D] Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 11.  Sifat dan ukuran pereaksi  Konsentrasi  Suhu reaksi  Katalis Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 12.  Sifat dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi  Semakin reaktif sifat pereaksi → laju reaksi semakin bertambah → reaksi semakin cepat  Semakin luas permukaan zat pereaksi → laju reaksi semakin bertambah → semakin luas permukaan zat yang bereaksi  Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi  Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik dibandingkan dalam bentuk bongkahan Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 13.  Dalam persamaan umum laju reaksi → besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi  Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih  Berhasil atau gagalnya suatu proses untuk menghasilkan suatu senyawa sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 14.  Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetic partikel pereaksi  Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar  Kenaikan temperature sebesar 10°C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar 2 – 3 kali Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 15.  Berzelius → orang pertama kali menggunakan istilah katalis pada tahun 1835  Katalis → zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat jalannya reaksi  Sedangkan zat yang memperlambat laju reaksi disebut inhibitor  Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas  Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 16.  Tidak bereaksi secara permanen, karena tidak mengalami perubahan kimia selama reaksi  Tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi  Tidak memulai reaksi tetapi hanya mempengaruhi lajunya  Bekerja efektif pada suhu optimum  Hanya mempengaruhi laju reaksi spesifik Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 17. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 18.  Hubungan matematis antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan dikenal sebagai rate laws  Hubungan ini mungkin lebih bergantung pada konsentrasi satu reaktan tertentu, dan hukum laju yang dihasilkan mungkin mencakup beberapa, semua, atau tidak satupun spesies reaktan yang terlibat dalam reaksi  Untuk reaksi hipotesis berikut:  aA + bB → cC  Rate laws dapat dinyatakan sebagai:  Rate = k[A]y[B]z Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 19.  Konstanta proporsionalitas  k dikenal sebagai konstanta laju dan spesifik untuk reaksi yang ditunjukkan pada suhu tertentu  Konstanta laju berubah seiring suhu, dan satuannya bergantung pada jumlah eksponen suhu konsentrasi dalam rate laws  Eksponen (y dan z) harus ditentukan secara eksperimental dan tidak harus sesuai dengan koefisien dalam persamaan kimia setara Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 20. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 21.  Peluruhan radioaktif (radioactive decay) → pelepasan energi dalam bentuk ionizing radiation  Ionizing radiation yang dipancarkan dapat mencakup partikel alfa, partikel beta, dan atau sinar gamma  Radioactive decay terjadi pada atom yang tidak seimbang yang disebut radionuclides Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 22.  Unsur-unsur dalam table periodic dapat mempunyai beberapa bentuk, ada yang bentuknya stabil dan bentuk lain tidak stabil  Biasanya bentuk paling stabil suatu unsur adalah yang paling umum di alam  Namun semua unsur mempunyai bentuk yang tidak stabil  Bentuk tidak stabil memancarkan ionizing radiation dan bersifat radioaktif  Ada beberapa untur yang tidak memiliki bentuk stabil namun selalu bersifat radioaktif seperti uranium Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 23. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 24.  Ketika meluruh (decay), radionuklida berubah menjadi atom lain (produk peluruhan)  Atom terus berubah menjadi produk peluruhan baru hingga mencapai keadaan stabil dan tidak bersifat radioaktif  Mayoritas radionuklida hanya meluruh satu kali sebelum menjadi stabil  Radionuklida yang meluruh lebih dari satu tahap disebut radionuclides series  Rangkaian produk peluruhan yang diciptakan untuk mencapai keseimbangan disebut decay chain Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 25.  Setiap seri memiliki rantai peluruhan uniknya sendiri  Produk peluruhan dalam rantai selalu bersifat radioaktif  Hanya atom terakhir yang stabil dalam rantai tersebut yang tidak bersifat radioaktif Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 26. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 27. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 28. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 29.  Dalam kimia → mekanisme reaksi adalah urutan Langkah demi Langkah dari reaksi elementer yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia secara keseluruhan.  Mekanisme kimia → dugaan teoritis yang mencoba menjelaskan secara rinci apa yang terjadi pada setiap tahap reaksi kimia secara keseluruhan  Mekanisme dugaan dipilih karena layak secara termodinamika  Hal ini menjelaskan setiap keadaan antara reaktif, kompleks teraktivasi dan transisi, ikatan mana yang diputus (dan dalam urutan apa), dan ikatan mana yang terbentuk (dan dalam urutan apa) Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin
  • 30.  Mekanisme yang lengkap juga harus menjelaskan alasan penggunaan reaktan dan katalis, stereokimia yang diamati pada reaktan dan produk, semua produk yang terbentuk dan jumlahnya masing-masing Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin Mekanisme reaksi SN2. Perhatikan keadaan transisi bermuatan negative dalam tanda kurung dimana atom karbon pusat yang dimaksud menunjukkan lima ikatan, suatu kondisi tidak stabil
  • 31. Program Studi Fisioterapi STIKES Suaka Insan Banjarmasin