1. LAPORAN KASUS
STROKE INFARK
Oleh
Hanin Thifail Salsabila
NIM 20710124
Pembimbing
dr. Azham Purwandhono, M.Si., Sp.N
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KUSUMA
SURABAYA
SMF/ LAB. ILMU PENYAKIT SARAF
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2021
2. Identitas Pasien
• Nama : Ny. M
• Umur : 45 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• Alamat : Dsn. Curahrejo, Sumberejo, Ambulu, Jember
• Pekerjaan : IRT
• Tanggal Pemeriksaan : 13 Desember 2021
LAPORAN KASUS
3. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama
01
02
Penurunan kesadaran
Pasien datang ke IGD RSD dr. Soebandi rujukan dari Klinik Aisyiyah pada
tanggal 13 Desember 2021 pukul 13.45 dengan keluhan penurunan
kesadaran. Pasien ditemukan jatuh di lantai oleh suami dalam keadaan tidak
sadarkan diri dan mulut berbusa. Menurut keluarga pasien, pagi hari
sebelumnya pasien mengeluhkan pusing berbutar dan muntah sebanyak 3
kali. Demam (-), Kejang (-). Riwayat trauma disangkal.
4. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Dahulu
03
04
Stroke sebelumnya disangkal
Hipertensi (-), DM (-)
Penyakit jantung (-)
Vertigo (+)
Hipertensi (+) orangtua
DM (-)
Stroke (-)
Riwayat Pengobatan
Riwayat Alergi
05
06
Riwayat alergi obat dan makanan
disangkal
(-)
5. ANAMNESIS
Riwayat Psikososial
07 • Community : Pasien tinggal bersama suami
dan 2 anaknya
• Occupational : Pasien sehari-hari bekerja
sebagai Ibu Rumah Tangga
• Drugs and Diet : Menu makanan terdiri dari
nasi, lauk pauk, sayur mayur. Rokok (-),
Alkohol (-)
8. N I : SDE
N II
Tajam penglihatan : SDE
Lapang pandang : SDE
Melihat warna : SDE
Funduskopi : TDL
N III, IV, VI
Kelopak mata : Ptosis (-/-)
Exoftalmus (-/-)
Nistagmus (-/-)
Pupil : Bentuk (bulat)
Isokor 3mm/3mm
RC direct/indirect (+/+)
Gerakan bola mata : SDE
N V
Sensorik : Sensibilitas wajah (SDE)
: Refleks kornea (SDE)
Motorik : Buka tutup mulut (SDE)
Menggigit (SDE)
Mengunyah (SDE)
Pemeriksaan N. Cranialis
N VII
- Wajah (asimetris)
- Paralisis fasial sinistra
- Kedipan mata (+/+)
- Mengerutkan dahi (SDE)
- Mengerutkan alis (SDE)
- Menutup mata (SDE)
- Meringis (SDE)
- Mengembungkan pipi (SDE)
- Pengecap 2/3 lidah anterior (SDE)
N VIII
Mendengar suara berbisik (SDE)
Tes rinne (TDL)
Tes Weber (TDL)
N IX, N X
Sensorik : Reflek muntah (TDL)
Motorik : Menelan (TDL)
N XI
Memalingkan kepala (SDE)
Mengangkat dagu (SDE)
N XII
Deviasi dextra
Menjulurkan lidah (SDE)
Tremor lidah (SDE)
Atrofi lidah (SDE)
Fasikulasi (SDE)
9. SENSORIK DAN MOTORIK
sde sde
sde sde
Kekuatan otot
hipotonia N
N N
Tonus otot
- -
- -
Atrofi otot
sde sde
sde sde
Sensibilitas
+1 +3
+3 +2
+2 +2
+2 +2
BPR
TPR
KPR
APR
Refleks Fisiologis
Reflek patologis
- -
- -
+ -
+ -
Hoofman
Trommer
Babinski
Chaddok
Oppenheim
Gordon
Stransky
+ -
- -
- -
Otonom
BAB (-)
BAK (+) via DC
11. Gajah Mada Score
Penurunan
kesadaran
Nyeri kepala Babinski Jenis Stroke
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemia
- - - Iskemia
Berdasarkan tabel gajah mada pasien mengalami stroke Iskemik
akut atau Stroke Infark
12. NIHSS
Tingkat kesadaran (0) CM
Pertanyaan orientasi (2) afasia
Respon terhadap perintah (0) mampu melakukan dua perintah
Gaze (1) Gerakan mata lumpuh Sebagian
Lapang pandang (1) Hemianopia partial
Parese wajah (1) Paralisis minor (asimetris saat tersenyum)
Fungsi motoric lengan kanan (4) Tidak ada Gerakan
Fungsi motoric tungkai kanan (4) Tidak ada Gerakan
Fungsi motoric lengan kiri (0) Normal
Fungsi motoric tungkai kiri (0) Normal
Ataksia (1) Ataksia pada satu ekstremitas
Sensoris (2) Gangguan berat
Kemampuan Bahasa (3) Afasia global
Artikulasi (2) disartia berat
Neglet (1) tidak ada atensi salah 1 modalitas visual/tactile
Total : 22 (Stroke berat)
Skor <5 : def. neurologis ringan
Skor 6-14 : def. neurologis sedang
Skor 15-24 : def. neurologis berat
Skor >25 : def. neurologis sangat berat
18. CT-Scan
13 Desember 2021
Kesan :
Infark luas pada lobus
frontoparietotemporal kiri
sesuai teritoria MCA kiri yang
menyebabkan midline shift ke
kanan 5 mm
19. Planning of Action
- Breath : Perbaiki airway
- Blood : Stabilisasi hemodinamik, manajemen HT
- Brain : Obs GCS, TTV, kejang, TIK
- Bowel : Nutrisi enteral dimulai setelah 48 jam
- Bladder : Obs retensi urin, kebutuhan cairan
- Bone : Tidur miring kiri-kanan bergantian untuk
mencegah komplikasi
Infus NaCL 0,9% 14 tpm
Injeksi Omeprazole 2x40mg
Injeksi Furosemide 1x1
Infus Manitol 4x100 ml (selama 3 hari)
p/o Warfarin 2mg 0-0-1
Bisoprolol 2,5 mg 1-0-0
Atorvastatine 20mg 0-0-1
Planning Terapi Umum Planning Terapi Spesifik
20. Edukasi
• Edukasi mengenai penjelasan stroke iskemik, risiko dan komplikasi selama perawatan
• Edukasi kepada keluarga pasien agar memahami kondisi pasien
• Mengedukasikan perihal fisioterapi kepada pasien
• Edukasi untuk kontrol secara rutin
• Edukasi untuk mengonsumsi obat secara rutin
• Edukasi untuk melakukan aktivitas motorik agar tidak terjadi atrofi dan kontraktur otot
21. Planning of Action
- GCS
- Observasi TTV
- Observasi tanda-tanda
peningkatan TIK
Planning Monitoring
24. STROKE
Definisi
“Manifestasi klinis akut akibat disfungsi
neurologis pada otak, medulla spinalis, dan retina
baik sebagian atau menyeluruh yang menetap
selama ≥ 24 jam atau menimbulkan kematian
akibat gangguan pembuluh darah.”
(PNPK Kemenkes RI, 2019)
26. Stroke Iskemik Trombotik
Stroke trombotik yaitu stroke yang disebabkan
karena adanya penyumbatan lumen pembuluh darah
otak karena trombus yang makin lama makin
menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar.
Penurunan aliran darah ini menyebabkan iskemia.
Trombosis serebri adalah obstruksi aliran darah yang
terjadi pada proses oklusi satu atau lebih pembuluh
darah lokal.
27. Infark iskemik dapat diakibatkan oleh emboli yang
timbul dari lesi ateromatus yang terletak pada
pembuluh yang lebih distal. Gumpalan-gumpalan
kecil dapat terlepas dari trombus yang lebih besar
dan dibawa ke tempat-tempat lain dalam aliran
darah. Bila embolus mencapai arteri yang terlalu
sempit untuk dilewati dan menjadi tersumbat,
aliran darah fragmen distal akan terhenti,
mengakibatkan infark jaringan otak distal karena
kurangnya nutrisi dan oksigen. Emboli merupakan
32% dari penyebab stroke non hemoragik.
Stroke Iskemik Emboli
28. Kejadian stroke lebih banyak pada
kelompok usia 55-64 th. Risiko
meningkat seiring bertambahnya usia
(Kemenkes RI, 2018)
40% 60 %
Epidemiologi
Kejadian stroke iskemik (non-
hemoragic) lebih sering
daripada stroke hemoragic
yaitu 87%
CVA Infark di Indonesia
CVA Infark paling banyak
disebabkan oleh hipertensi dan
penyakit jantung
CVA Infark
30. Faktor Risiko
1. Diabetes Melitus
2. Obesitas
3. Dislipidemia
4. Kebiasaan merokok
5. Genetik
6. Penyakit Kardiovaskuler (Penyakit
Jantung Koroner, Gagal jantung, Atrial
Fibrilasi)
7. Hipertensi
8. Hiperkoagulasi
31. Diagnosis
Onset akut : mendadak.
Melibatkan SSP : lokasi, pemeriksaan neurologis, confirm CT Scan/MRI
Durasi dari defisit neurologis : menetap
manifestasi klinis berlangsung selama ≥ 24 jam. Biasanya terjadi saat
istirahat.
Riwayat penyakit keluarga, penyakit dahulu, dan obat-obatan sangat
penting untuk digali
32. DIAGNOSIS
Klinis Gambar sebelah dari pemeriksaan
Topis letak kerusakan hemisparese D/S
Etiologis Hemoragik/Iskemik
34. DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : TTV, Kepala Leher, Thorax, dan Abdomen
Status neurologi :
Kesadaran (GCS)
Nervus Kranialis terutama VII, IX-X dan XII
Motorik meliputi kekuatan motorik, tonus otot, reflek patologis (terutama
babinski), dan reflek fisiologi
Otonom; Sensorik
2. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi : CT-Scan, MRI
Darah Lengkap
EKG
35. Gejala Klinis
Menurut Word Healt Organization (WHO), gejala paling umum pada
stroke :
Kelemahan mendadak atau mati rasa pada lengan, wajah atau kaki, dan
paling sering pada satu sisi tubuh
Gangguan sesorik satu sisi
Kebingungan
Kesulitan berbicara dan memahami pembicaraan
Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan
Nyeri kepala hebat
Pingsan atau tidak sadarkan diri
38. Tatalaksana Umum
Breath
•Perbaiki airway
Blood
•Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
•Manajemen Hipertensi
Brain
•Observasi GCS, TTV
•Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
•Pengendalian tekanan intrakranial (Head up, manitol, furosemide, jika diperlukan)
Bowel
•Nutrisi enteral harus segera di mulai setelah 48 jam untuk mencegah malnutrisi
Bladder
•Retensi urin dan kebutuhan cairan
Bone
•Tidur miring kiri dan kanan secara bergantian tiap selang waktu beberapa jam untuk
mencegah komplikasi: decubitus, postural pneumoni, dll.
39. Terapi Khusus
Anti Trombus
Trombolitik: r-TPA (recombinant- tissue plasminogen activator)
Golden periode : 3 - 4,5 jam setelah onset stroke dosis yang dianjurkan
0,6-0,9mg/kgBB
Anti Koagulan
Pemberian urgent tidak di rekomendasikan karena meningkatkan risiko
komplikasi perdarahan intrakranial
- Heparin
- LMWH Fraxiparin 1-2x, 0,4mg/sc 7-10 hari
- Warfarin 10 mg/hari 2-4 bulan
40. Terapi Khusus
Anti Platelet
- Aspirin: dosis awal 325mg dalam 24-48 jam setelah awitan stroke
- Dipyridamole 75-100 mg(tab) 3-4x/hari
- Ticlopidine (Ticlid): 250 gr-500mg/hari (sediaan 250mg tab)
- Clopidogrel 75mg/hari
Neuroprotective
- Citicolin (Nicholine) 2-3x250 mg/hari
- Piracetam (Nootropil) 4x3 gr/IV/hari
- Nimodipine (Nimotop) 3-4 x 1 tab/hari
(30 mg/tab)
41. 4
1
Tatalaksana Medis Lain
Bila TD > 180/130 mmHg, tekanan darah diturunkan secara hati hati dengan
pemantauan setiap 15 menit hingga 160/90 mmHg. TDS boleh diturunkan
hingga mencapai 140 mmHg.
Gula darah target antara 140 – 180 mg/dL. Hiperglikemi (>180 mg/dL)
diterapi dengan titrasi insulin. Hipoglikemi (< 50 mg/dL) pada pasien sadar
beri glukosa 15-20 gr (2-3 sendok makan) dilarutkan air. Saat pasien tidak
sadar, berikan D20% 50cc atau D40% 25cc.
Analgesik dan antiemesis jika diperlukan
H2 antagonis jika ada indikasi perdarahan lambung
44. Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stroke
T. Aninditha., W. Wiratman. 2017. Buku Ajar Neurologi. Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran
Indonesia
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2013.
Indonesia, P.D.S.S., 2016. Panduan praktik klinis neurologi. Jakarta: Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia
Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Ketrampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Layanan
Primer. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia
Kementerian Kesehatan. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stroke.
M. Baerh., M. Forotscher. 2016. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. EGC
Lumbantobing, 2016. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Badan Penerbit FK UI
The National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS). Diakses melalui www.stroke.nih.gov pada
18 Desember 2020
45. PR
Pada pasien stroke iskemik
akut, penurunan tekanan
darah dilakukan segera
apabila terdapat komorbid :
• Sindrom coroner akut
• Ensefalopati HT
• Gagal jantung akut
• Diseksi aorta
• Infark Miokard akut
• Edema paru akut
Obat yang menyebabkan terjadinya stroke :
• Pemeriksaan DSA (digital substraction angiography)
• Metamfetamin efek toksik dan imunologi langsung
terhadap pembuluh darah vascular menyebabkan
vasculitis serebral
• Phenypropanolamine suatu vasokonstriktor
menyebabkan pembuluh darah kontriksi aliran darah
dalam tubuh sedikit dan tekanan pembuluh darah lebih
tinggiruptur pembuluh darah dan perdarahan tidak
terkontrol