Laporan kasus alveolektomi pasien bernama Triras Hardiyanto yang datang untuk membuat gigi palsu karena giginya sudah ompong. Dilakukan reduksi tulang pada rahang atas dan bawah pasien menggunakan teknik alveolektomi untuk memperbaiki kontur ridge sebelum pembuatan gigi palsu. Prosedur berjalan lancar dan prognosis pasien baik.
2. Identitas Pasien
Nama Triras Hardiyanto
Tempat
Tanggal Lahir
Purbalingga, 2 Agustus 1982
Jenis Kelamin Laki-Laki
Usia 41 tahun
Pekerjaan Karyawan Swasta
No. RM 081656
KU
Pasien datang ingin dibuatkan gigi
palsu untuk rahang atas dan bawahnya
yang sudah ompong.
PI
Pasien tidak merasakan adanya sakit
apapun namun pasien merasa bekas
cabut gigi pada rahang bawahnya
menonjol.
PDH
Pencabutan terakhir dilakukan pada
tanggal 13 Maret 2023 pada gigi 35,
pasien tidak ada keluhan setelah
dilakukan pencabutan.
PMH
Tidak ada alergi makanan, tidak ada
alergi obat, tidak ada riwayat penyakit
sistemik, pasien memiliki kebiasaan
merokok sehari 2 bungkus.
3. Pemeriksaan Subjektif
Keluhan Utama
Pasien datang dengan
keluhan ingin dibuatkan
gigi palsu rahang atas dan
bawah karena sudah
ompong.
Riwayat Dental
Pencabutan terakhir dilakukan
pada tanggal 13 Maret 2023 pada
gigi 35, pasien tidak ada keluhan
setelah dilakukan pencabutan.
Present illness
Pasien tidak merasakan
adanya sakit apapun namun
pasien merasa bekas cabut
gigi pada rahang bawahnya
menonjol.
Past Medical History
Tidak ada alergi makanan, tidak
ada alergi obat, tidak ada riwayat
penyakit sistemik, pasien memiliki
kebiasaan merokok sehari 2
bungkus.
5. B. Pemeriksaan Ekstra Oral
TMJ : DBN
Bentuk Wajah : tapering
Hidung : simetris
Bibir : kompeten
Warna kulit : sawo matang
Kelenjar Limfe : tidak teraba
6. B. Pemeriksaan Intra Oral
Gigi geligi : Tidak ada
Torus Palatina : Tidak ada
Jaringan Lunak
RA: masih terdapat edema pada beberapa
puncak ridge pasca alveolektomi tanggal 31
Maret 2023
RB: DBN
Torus Mandibula : Tidak ada
Tuber Maksila : Teraba
Exostosis : Ada, pada regio 3 dan
4
Vestibulum rahang atas
● Anterior: dalam
● Posterior kanan: dalam
● Posterior kiri: dalam
● Frenulum: normal
Vestibulum rahang bawah
● Anterior: dalam
● Posterior kanan: dalam
● Posterior kiri: dalam
● Frenulum: normal
Bentuk ridge
● Anterior RA: ovoid
● Anterior RB: ovoid
● Posterior RA: square
● Posterior RB: square
10. 1. Bedah preprostetik alveolektomi
2. Pro GTL maksila dan mandibula
1. Exostosis (K10.8) pada regio 3 dan 4
2. Edentulous ridge RA dan RB (K08.2)
Diagnosis Kerja
Rencana Perawatan
11. ALVEOLEKTOMI
Alveolektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan dukungan yang baik bagi gigi tiruan (bedah preprostetik).
Apabila prosesus alveolaris yang menonjol / tidak teratur tidak direduksi
sebelum pemasangan gigi tiruan, maka dapat mempengaruhi stabilitas dan
retensi dari gigi tiruan.
Alveolektomi dilakukan dengan cara mereduksi prosesus alveolaris yang
menonjol atau tajam pada maksila maupun mandibula, sehingga dapat
terbentuk kontur alveolar ridge yang baik.
12. Indikasi Alveolektomi
3
1
Terdapat ridge prosesus
alveolaris yang menonjol atau
tajam sehingga menimbulkan
rasa sakit setempat.
Terdapat undercut pada prosesus
alveolaris, cortical plate yang tajam, puncak
ridge tidak teratur sehingga mengganggu
proses pembuatan & adaptasi gigi tiruan.
Setelah tindakan ekstraksi satu /
beberapa gigi, untuk segera
dilakukan pencetakan gigi tiruan.
2
13. Kontraindikasi Alveolektomi
1
Pasien memiliki bentuk prosesus
alveolaris yang tidak rata namun tidak
mengganggu pemasangan, retensi,
maupun stabilitas gigi tiruan.
Pasien menderita penyakit sistemik
yang tidak terkontrol seperti penyakit
kardiovaskuler, aterosklerosis, dan
Diabetes Mellitus (DM).
2
15. Informed Consent
PROSEDUR PERAWATAN
Penjelasan mengenai garis
besar prosedur yang akan
dilakukan, yaitu tindakan
anestesi, pengurangan tulang,
penjahitan luka, dan proses
penyembuhan luka.
RISIKO KOMPLIKASI POST-
OP
Risiko yang mungkin muncul
adalah pembengkakan, nyeri,
perdarahan, dan infeksi.
PERSETUJUAN PASIEN
● Pasien dalam
keadaan optimal saat
menerima dan
memahami informasi
yang disampaikan.
● Pasien
menandatangani
lembar informed
consent tanpa
paksaan.
16. Alat dan Bahan
ALAT
▪ Diagnostic set
▪ Syringe 3 cc, syringe irigasi
▪ Scalpel, Blade no. 15
▪ Raspatorium
▪ Bone rongeur / knabel tang
▪ Bone file
▪ Bur tulang
▪ Low speed handpiece
▪ Needle holder
▪ Needle
▪ Pinset chirurgis
▪ Irrigation instrument
▪ Gunting bedah
▪ Suction tip
BAHAN
▪ Povidone iodine 10% solution
▪ Povidone iodine 1% gargle
▪ Pehacain
▪ Tampon, kasa
▪ Cotton pellet
▪ Cotton roll
▪ Benang 3-0 non absorbable
▪ NaCl 0,9%
▪ Surgical handscoon
17. Tahapan Kerja
1. Penjelasan kepada pasien mengenai prosedur alveolektomi
2. Penandatanganan informed consent
3. Pemeriksaan tekanan darah pasien
4. Persiapan pasien, operator, dan asisten operator
5. Pasien diminta untuk berkumur dengan povidone iodine
mouthwash & gargle
18. Tahapan Kerja
6. Asepsis area kerja menggunakan kasa dan larutan povidone iodine dengan
gerakan sentrifugal
7. Aplikasi anestesi topikal dilanjutkan melakukan anestesi blok mandibula (1,5 cc)
dan infiltrasi bukal regio 3 dan 4 masing masing sebanyak 0,5 cc
8. Lakukan insisi horizontal pada puncak alveolar regio gigi 35 sampai 45
dengan scalpel dan blade no. 15 untuk membentuk flap
9. Flap dibuka dengan raspatorium
10. Tulang yang menonjol dikurangi menggunakan bone
rongeur atau bur tulang
19.
20. Tahapan Kerja
11. Penghalusan tulang menggunakan bone file
12.Selama prosedur, area kerja harus diirigasi dengan NaCl 0,9%
13. Raba menggunakan jari telunjuk apakah masih ada tulang yang tajam
dan menonjol
14. Irigasi akhir menggunakan NaCl 0,9%
15. Sebelum dilakukan penjahitan, flap dibersihkan dengan
menggunakan menggunakan saline agar sisa tulang terbuang
21.
22. Tahapan Kerja
16. Kelebihan jaringan dikurangi dengan menggunakan soft tissue scissors / blade no. 15
17. Flap direposisi dan dijahit dengan teknik continuous interlocking
suture menggunakan jarum dan benang 3-0 non absorbable
24. Instruksi Pasca Bedah
1. Meminum obat yang sudah diresepkan
5. Tidak menghisap-hisap atau
memainkan area luka dengan lidah
2. Gunakan obat kumur yang
mengandung antiseptik selama 3-4 hari
setelah tindakan
6. Tidak makan atau minum yang panas
serta menghindari makanan yang keras
3. Perdarahan ringan umum terjadi
dalam 24 jam pertama, pasien
diingatkan untuk menggigit tampon
7. Tidak melakukan pekerjaan berat
selama 1-2 hari
4. Bila terjadi pembengkakan, pasien
dapat melakukan kompres dingin pada
area wajah dekat daerah yang dioperasi
26. Prognosis
Baik, karena kondisi umum pasien baik dan
tidak memiliki riwayat penyakit sistemik,
pasien kooperatif, dan tulang yang direduksi
tidak banyak.