2. Gigi sulung merupakan gigi yang
tumbuh pada masa periode anak-anak
Salah satu perawatan dalam bidang
kedokteran gigi anak adalah prosedur
pencabutan gigi sulung
Adakalanya terjadi kesulitan dalam
pencabutan
PENDAHULUAN
3. Prinsip Dasar Ekstraksi Gigi Sulung
• Jangan melukai jaringan lunak (lidah, bibir,
gingiva dan mukosa pipi).
• Jangan melukai gigi tetap pengganti dan
jaringan keras lain (tulang, gigi tetangga serta
gigi antagonis).
• Rontgen foto ukuran dan bentuk akar,
jumlah dan arah resorpsi akar, posisi dan tahap
perkembangan gigi pengganti dan melihat
adanya kelainan patologik.
• Mengetahui jenis anestesi yang diperlukan.
4. Prinsip Dasar Ekstraksi Gigi Sulung
Indikasi :
• Karies yang tidak dapat direstorasi lagi.
• Fraktur yang tidak dapat direstorasi lagi.
• Kerusakan hebat disertai lesi periapikal.
• Overretained gigi sulung
menghalangi erupsi gigi tetap pengganti.
5. Prinsip Dasar Ekstraksi Gigi Sulung
• Supernumerary teeth yang tidak
dibutuhkan dalam lengkung gigi geligi.
• Ankilosis gigi sulung yang memiliki
gigi tetap pengganti.
• Gigi impaksi.
• Gigi ektopik yang tidak berfungsi.
6. Prinsip Dasar Ekstraksi Gigi Sulung
Kontraindikasi:
• Pada rontgen foto tidak terlihat benih gigi tetap.
• Pasien memiliki kelainan darah harus
dikonsultasikan dulu pada dokter ahli.
• Penyakit jantung dan ginjal harus
dikonsultasikan dulu pada dokter ahli.
• Infeksi sistemik akut yang tidak terkontrol.
• Diabetes melitus yang tidak terkontrol.
8. Persiapan
• izin tertulis dari orang tua (Informed Concent)
• Kunjungan untuk pencabutan sebaiknya
dilakukan pagi hari (saat anak masih aktif) dan
dijadwalkan
• Instrumen yang akan dipakai, sebaiknya jangan
diletakkan di atas meja.
• Sebaiknya dikatakan kepada anak yang
sebenarnya bahwa akan ditusuk dengan jarum
(disuntik) dan terasa sakit sedikit, tidak boleh
dibohongi.
9. Posisi Pasien serta
Operator
Ekstraksi rahang bawah
Posisi pasien :
a. Kepala dan punggung merupakan satu garis
lurus.
b. Membentuk sudut kurang lebih 110° dengan
lantai.
c. Bagian oklusal pasien sewaktu membuka mulut
sejajar dengan lantai.
d. Mulut pasien posisinya setinggi sikut tangan
operator.
10. Posisi Pasien serta
Operator
Posisi operator :
a. Ekstraksi gigi anterior dan posterior kiri
disebelah kanan pasien.
b. Ekstraksi gigi posterior kanan, posisi operator di
belakang pasien dengan tangan kiri melengkung
dari belakang.
c. Posisi tangan kanan memegang tang.
Posisi tangan kiri 2 jari memfiksasi tulang
alveolar dan 3 jari lainnya memfiksasi tulang
rahang.
11. Posisi Pasien serta
Operator
Ekstraksi rahang atas
Posisi pasien :
a. Kepala dan punggung membentuk satu
garis lurus.
b. Sudut yang dibentuk lebih dari 110°
dengan lantai.
c. Mulut pasien setinggi bahu operator
12. Posisi Pasien serta
Operator
Posisi operator :
di sebelah kanan depan dari pasien
dengan posisi tangan sama dengan
ekstraksi pada rahang bawah.
13. Tehnik Ekstraksi
Meliputi 3 macam gerakan yaitu:
• Rotasi
Diputar mesio-distal.
• Luksasi
Digerakan ke arah palatal atau lingual.
Digerakan ke arah bukal atau labial.
• Ekstraksi
14. Tehnik Ekstraksi
Kasus ekstraksi gigi sulung yang
paling banyak ditemui akar gigi
molar sulung terletak berdekatan
dengan mahkota gigi permanen
(premolar), bahkan gigi premolar
terjebak diantara dan dikelilingi oleh
akar gigi molar sulung.
16. Tehnik Ekstraksi
Bila tindakan hemiseksi pada kasus tersebut tidak
dilakukan avulsi premolar operator harus
mengembalikan tooth bud ke posisi semula
dengan hati-hati posisi bukolingual dari tooth
bud tidak berubah.
McCallum mengatakan bahwa perlu dilakukan
penjahitan di sekitar area tooth bud yang
mengalami avulsi dan menutup tooth bud dengan
gelfoam.
17. Tehnik Ekstraksi
Kasus lain : pola resorpsi akar yang
tidak dapat diprediksi pada gigi sulung
seringkali menyebabkan fraktur
fragmen akar sewaktu dilakukan
ekstraksi.
19. Ekstraksi pada Pasien Beresiko
Tinggi
Pasien yang menjalani radioterapi
• Apabila tindakan ekstraksi harus dilakukan
paling sedikit 3 minggu sebelum
dimulai radioterapi.
• Tindakan ekstraksi yang dilakukan harus
bersifat atraumatik.
20. Ekstraksi pada Pasien Beresiko
Tinggi
• Penutupan jaringan lunak awal harus
dicapai meskipun terjadi pembuangan
beberapa tulang. Semua tulang yang tajam
dihaluskan dan di irigasi sebelum dijahit.
• Pada pasien post radiasi yang memerlukan
tindakan ekstraksi insidensi terjadinya
osteoradionekrosis post ekstraksi tinggi.
21. Ekstraksi pada Pasien Beresiko
Tinggi
Pasien yang menjalani kemoterapi
• Beresiko hemorhagi dan infeksi.
• Pemulihan sel setelah kemoterapi biasanya
sudah selesai dalam waktu 3 minggu dan
pasien dengan nonhematologik neoplasma
dapat dirawat.
22. Ekstraksi pada Pasien Beresiko
Tinggi
• Konsul terlebih dahulu dengan dokter ahli
diketahui dengan jelas kondisi darah
pasien setelah 3 minggu post kemoterapi.
Jumlah sel darah putih pasien paling sedikit
2000/ mm2 dengan jumlah platelet 50.000/
mm2 sebelum dilakukan tindakan ekstraksi.