1. Odontektomi
Oleh :
1. M. Ali Riswandi
2. Ariska Endariantari
3. Anis Belinda
4. Annisa Maya Nugraha
5. Saldy Rizky Saputra
6. Dian Pratiwi
7. Riski Agustin
8. Renita Rahmad
9. Fransiska V
10. Putri Amalia
11. Gusti Gina P
2. Definisi Impaksi
Gigi impaksi adalah gigi yang erupsi normalnya
terhalang oleh gigi, tulang, atau jaringan lunak
yang ada disekitarnya.
3. Etiologi Impaksi
1. Posisi gigi yang abnormal
2. Tekanan terhadap gigi tersebut dari gigi tetangga
3. Pencabutan gigi yang prematur
4. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
5. Kurangnya tempat untuk gigi tersebut
6. Gigi desidui persintensi
7. Inflamasi yang kronis yang menyebabkan penebalan mukosa sekeliling
gigi
4. Klasifikasi Impaksi
Klasifikasi impaksi menurut Pell and Gregory
1. Kelas I, ukuran mesio distal molar tiga lebih kecil dibandingkan jarak
molar dua dengan anterior border ramus mandibula
5. 2. Kelas II, ukuran mesio distal molar tiga lebih besar
dibandingkan jarak molar dua dengan anterior border
ramus mandibula
6. 3. Kelas III, seluruh atau sebagian besar molar tiga berada
dalam anterior border ramus mandibula
7. Klasifikasi impaksi
berdasarkan letaknya
didalam rahang
1. Posisi A, bagian tertinggi
gigi berada setinggi
garis oklusal
2. Posisi B, bagian tertinggi
gigi molar tiga berada
diantara garis oklusal
dan garis servikal molar
dua
3. Posisi C, bagian
tertinggi gigi berada
dibawah garis servikal
molar dua
8. Menurut Winter,
Berdasarkan angulasi
1. Mesioangular
2. Distoangular
3. Vertikal
4. Horizontal
5. Bukoangular
6. Linguoangular
7. Inverted
15. Odontektomi
Odontektomi adalah suatu prosedur operasi
pengangkatan gigi yang tidak erupsi atau impaksi dimana
melibatkan pembukaan flap mukoperiosteal dan mengambil
jaringan tulang sekitarnya yang menghalangi dengan bur.
(Kamadjaja DB, 2016)
16. Indikasi Odontektomi
1. Pencegahan perikoronitis
2. Pencegahan karies
3. Pencegahan adanya resorpsi akar
4. Pencegahan penyakit periodontal
5. Gigi malposisi
6. Untuk keperluan Ortodontik dan Prostodontik
7. Pencegahan kista dan tumor odontogen
8. Penanganan karena nyeri yang dikeluhkan
17. Kontraindikasi
Kontraindikasi
absolut
Apabila pasien tidak menghendaki giginya
dicabut
jika diperkirakan terjadi erupsi sempurna
dan tidak ada keluhan
jika resiko pencabutan lebih besar daripada
manfaatnya terutama yang berhubungan
dengan kesehatan pasien
Kontraindikasi relatif
Pasien mempunyai riwayat penyakit sistemik
18. Odontektomi
Clinical evaluation
Pemeriksaan awal meliputi riwayat kesehatan, riwayat dental,
pemeriksaan ekstra oral dan intra oral.
Pemeriksaan penunjang radiografi
Tentukan klasifikasi impaksi gigi
Perencanaan prosedur operasi
19. Pre operasi
1. Informed consent
2. Persiapan alat dan bahan
3. Persiapan operator
4. Persiapan pasien
5. Pemilihan teknik dan jenis anastesi
20. Alat dan Bahan :
12/18/20
23
20
CUCI TANGAN
• Bahan :
• sabun cuci tangan
clorhexidine 4%
(handscrub)
• Alat : lap steril
untuk tangan,
korentang, tromol,
• APD : masker,
handscoon, pakaian
bedah, cap, sandal
tertutup
21. ASEPSIS
• Bahan :
• pov.iodine 10%,
alkohol 70%,
clorhexidine 0,4 %,
kasa/tampon steril
• Alat : diagnostik
set, pinset
anatomis 4 buah,
nierbeken, kain duk
Alat dan Bahan :
12/18/20
23
21
22. ANASTESI
• Bahan :
(lidocain 2% :
adrenaline
80.000 : 1)
• Alat : spuit 3
cc
lidocaine+epinefrin
Spuit 3 cc
Alat dan Bahan :
12/18/20
23
22
23. Alat dan Bahan :
OBSERVASI
• Alat :
rasparatorium 2
buah
33. Persiapan operator meliputi:
Cuci tangan dan penggunaan pakaian bedah
Dokter gigi harus menggunakan sepatu, cap untuk menutupi rambut, dan
masker
Prosedur disinfeksi diawali dengan mencuci tangan menggunakan sabun.
Waktu cuci tangan direkomendasikan 3-5 menit
Pertama-tama mencuci tangan, lengan dan siku, kemudian pergelangan
tangan dan telapak tangan didisinfeksi
Perlu diperhatikan area non steril diatas siku agar tidak tersentuh saat
prosedur dilaksanakan
Kemudian dokter gigi menggunakan pakaian steril dan sarung tangan
Sarung tangan pertama dipegang pada bagian dalam dengan tangan kanan
dan dipasangkan pada tangan kiri, sarung tangan kedua dipegang pada
permukaan luar dan dipasangkan pada tangan kanan.
12/18/20
23
33
34. 1. Assisten Operator 1
Membantu operator saat operasi berlangsung
Memegang suction dan cheek retractor
Memasang foto rontgent
Memegang dan mengatur posisi lampu
2. Assisten Operator 2
Mempersiapkan alat-alat operasi
Mencatat waktu tahapan-tahapan operasi
Mengulaskan Povidone Iodine disekitar mulut pasien
Membantu mengambilkan alat pada saat operasi berlangsung
12/18/20
23
34
36. Persiapan pasien
Setelah pasien duduk di dental chair, asisten melakukan
asepsis di sekitar rongga mulut
Pasien ditutup dengan duk steril
Duk menutupi dada hingga leher pasien, menyisakan
lapangan pandang berupa hidung, mulut dan batas inferior
dari mandibular
12/18/20
23
36
37. Prosedur Odontektomi
Informed consent
Anastesi
Observasi
Insisi dan refleksi flap
Pengurangan tulang
Separasi
Pengambilan gigi
Penghalusan tulang
Penutupan luka dan penjahitan
Instruksi post odontektomi
Kontrol post odontektomi
39. Anestesi
Bahan:
Spuit 3cc
Lidocaine 2% : epinephrine 80.000 : 1
Anestesi pada kasus impaksi gigi molar ketiga mandibula
dilakukan pada:
nervus alveolaris inferior 1 cc
nervus bukalis 0,5 cc
nervus lingualis 0,5 cc
12/18/20
23
39
40. Observasi
Lakukan perabaan pada bagian lingual daerah gigi 8 yang akan di
odontektomi untuk mendapatkan panjang tulang alveolar dan
mempreservasi nervus lingualis dimana bertujuan untuk menentukan
insisi yg akan dilakukan.
41. Metode Odontektomi
mendesain bentuk flap memperkirakan posisi gigi molar tiga
yang impaksi yang berhubungan dengan pengambilan tulang
yang menutupinya, struktur anatomi
Desain flap yang banyak digunakan yaitu :
Flap insisi triangular
41
44. Pengurangan tulang
Tulang yang menutupi gigi dikurangi dengan menggunakan round bur hingga seluruh
mahkota terlihat.
Mengurangi tulang yg menjadi retensi yang dapat mempersulit pengeluaran gigi.
Hati-hati terkena dengan canalis mandibularis saat mengurangi. Jadi jangan terlalu
dalam.
45. Separasi Gigi dan Pengambilan Gigi
Pada gigi akar ganda, akar sebaiknya diseparasi sehingga dapat diambil dengan
mudah
Groove vertikal dibuat pada mahkota gigi menggunakan round bur hingga tulang
intraradikuler
46. Separasi diselesaikan dengan penggunaan elevator di grove yang dibuat
Separasi gigi memungkinkan pengurangan tulang yang lebih sedikit,
menyebabkan trauma lebih sedikit dan selesainya prosedur pembedahan lebih
cepat
47. Luksasi segmen distal gigi dengan rotasi elevator ke arah distal
Luksasi segmen mesial dengan menggunakan elevator
48. Penghalusan tulang yang
tajam
Tepi tulang yang tajam dihaluskan
Debridement, dapat dilakukan dengan :
Curettage pada soket dengan menggunakan alat kuret untuk
mengangkat serpihan tulang.
Rongga diirigasi dengan sodium chl0ride 0,9% agar pecahan partikel-
partikel tulang dapat keluar semua dan dihisap dengan suction.
49. Penutupan luka dan penjahitan
Dilakukan suture pada daerah yang telah dilakukan
pembedahan
Simple interrupted suture
50. INSTRUKSI
Lakukan kompres es dalam 24 jam pasca odontektomi.
Analgesik (natrium diklofenak 50 mg 2x sehari selama 3 hari)
Pasien tidak boleh berkumur keras selama 24 jam, boleh berkumur
dengan larutan air garam 3x sehari selama 3-4 hari
Menjaga kebersihan rongga mulut dan luka post operasi
Setelah pembedahan pasien disarankan untuk istirahat dirumah, tidak
melakukan pekerjaan berat selama 1-2 hari
Pasien sebaiknya makan diet lunak dan dingin
51. Kontrol Post Odontektomi
Kontrol 24 jam post odontektomi
Kontrol hari ke-3 post odontektomi
Kontrol hari ke-7 post odontektomi
52. Komplikasi Post Odontektomi
Fraktur akar
Gigi molar dua goyang
Gangguan pada temporomandibular
Parastesi
Infeksi
Trismus
Dry socket
53.
54. Daftar Pustaka
Deshpande P, Mahima VG, Karthikey P. 2013. Proximity of Impacted Mandibular Third Molars to the InferiorAlveolar Canal and Its
Radiographic Predictors: A Panoramic Radiographic Study. J. Maxillofac. Oral Surg. (Apr-June 2013) 12(2):145–151
Sane VD et al. Is Post-operative antibiotic therapy justified for surgical removal of mandibular third molar? A comparative study. J.
Maxillofac. Oral Surg. 2014: 13 (2): 189-194
Elitsa GD et al. 2016. Complications after extraction of impacted third molars. Journal of IMAB, 2016,vol 22, issue 3
Fragiskos FD. Oral Surgery. Springer, Berlin, Germany, 2007
Rahayu S. Odontektomi, Tatalaksana Gigi Bungsu Impaksi. Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Indonesia. E-Journal WIDYA Kesehatan dan Lingkungan.Vol 1; No. 2 Juli 2014.
Dwipayanti A, Adriatmoko W, Rochim A. Komplikasi post odontektomi gigi molar ketiga rahang bawah impaksi (Complication post-
odontectomy of lower third molar impacted). Jurnal PDGI Vol. 58, No. 2, Mei 2009, hal. 20-24.
Andreasen J.O., 1997, textbook and Color Atlas of Tooth Impactins Diagnosis Treatment Prevention, 1sted., Mosby
Archer WH. Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders, USA, 1975.
Editor's Notes
Figure 9.3 Projection of bone over lower third molar. The dotted line in (b) is a
projection of the anterior border of the ascending ramus extended to join the margin
of the alveolar bone distal to the second molar, indicating that the distal cusp of the
third molar is just covered by bone.
1. Freddy Kersi Mistry, Nidarsh Diwakar Hegde, Mithra Nidarsh Hegde. Postsurgical consequences in lower third molar surgical extraction using micromotor and piezosurgery. Annals of Maxillofacial Surgery 2016:6(2)