Karya tulis ini membahas asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. Berdasarkan survei, hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% di Lampung. Ny. F mengalami mual 12 kali sehari, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, dan penurunan berat badan 4 kg. Penelitian ini bertujuan memberikan asuhan kebidanan pada Ny. F dengan menggunakan pendekatan 7 langkah Varney.
1. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMILTERHADAP NY. F
UMUR 30 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU
2 HARI DENGAN HEG TINGKAT I DI BPM
ROSBIATUL AAWIYAH,SKM.,MKes
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
N a m a : DIKA ANGGUN SARI
NIM : 201305011
AKADEMI KEBIDANAN NADIRA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
2. 2
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMILTERHADAP NY. F
UMUR 30 TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU
2 HARI DENGAN HEG TINGKAT I DI BPM
ROSBIATUL AAWIYAH,SKM.,MKes
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya Kebidanan
N a m a : DIKA ANGGUN SARI
NIM : 201305011
AKADEMI KEBIDANAN NADIRA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
i
3. 3
PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan
Diploma III Kebidanan Nadira pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 29 April 2017
Penguji I Penguji II
Karsiyah, S.Kep.,M.Kes Eka Ayu Septiana, S.ST
NIK. 11402049 NIK. 31008024
Mengetahui,
Direktur
Adhesty Novita Xanda, S.ST.,M.Kes
NIK. 11402052
ii
4. 4
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMILTERHADAP NY. F UMUR 30
TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU 2 HARI
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI BPM ROSBIATUL ADAWIYAH,SKM,M.Kes
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Dika Anggun Sari, Anggi Novita Dewi, S.ST
INTISARI
Studi kasus ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum :
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012 tingginya angka
kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu 50-90%, sedangkan
hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% di Provinsi Lampung dari jumlah ibu
hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang. Dari hasil pengkajian saat
prasurvey yang dilakukan di BPM Rosbiatul Adawiyah,SKM.,M.Kes pada bulan
Januari - April tahun 2016 diperoleh hasil 52 ibu hamil yaitu 1 diantaranya Ny.F,
Ny.F mengeluh mual muntah yang berlebih dengan Frekuensi 12 kali sehari,
tidak nafsu makan, ibu mengalami dehidrasi, berat badan ibu sudah turun 4 kg.
Tujuan penelitian Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ibu hamil
dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat I dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Subjek penelitian adalah ibu
hamil dan objek penelitian adalah Asuhan Tentang Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I. Tempat penelitian di BPM Rosbiatul Adawiyah,SKM,M.Kes. Waktu
penelitian dilaksanakan dari tanggal 23 April sampai 18 mei 2016. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah telah diberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I dan masalah terselesaikan, ibu hanya
mengalami mual dengan frekuensi 3x sehari, berat badan mengalami peningkatan
1 kg selama asuhan 2 minggu. Saran Utama penelitian ini adalah hendaknya karya
tulis ilmiah yang telah ada tetap dijadikan bahan acuan dan bahan perbandingan
untuk pembuatan karya tulis ilmiah yang lebih baik.
Kata kunci : Kehamilan, Hiperemesis Gravidarum
Kepustakaan : 19 Buku (2007-2015)
Jumlah Halaman : 129
iii
5. 5
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila
engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmu lah engkau
berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8).
iv
6. 6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Terhadap Ny.F Umur 30 Tahun
G2P1A0 Usia Kehamilan 11 Minggu 2 Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I di BPM Rosbiatul Adawiyah, SKM.,M.Kes Bandar Lampung
Tahun 2016“.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan, saran dari pihak dosen, pembimbing dan keluarga untuk itu pula pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Adhesty Novita Xanda, S.ST, M.Kes selaku direktur Akademi
Kebidanan Nadira.
2. Anggi Novita Dewi, S.ST selaku Pembimbing Akademik.
3. BPM Rosbiatul Adawiyah, SKM, M.Kes Bandar Lampung sebagai
tempat pengambilan lahan praktek.
4. Segenap Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung.
5. Semua pihak yang ikut membantu demi terselesainya Karya Tulis
Ilmiah.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelesaikannya, dengan harapan dapat bermanfaat bagi
penelitian khususnya dari pihak-pihak yang membutuhkan. Namun, penulis
menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Bandar Lampung, Juni 2016
Penulis
v
7. 7
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................... i
Lembar Persetujuan ............................................................................. ii
Lembar Pengesahan............................................................................. iii
Intisari ................................................................................................. iv
Motto................................................................................................... v
Kata Pengantar..................................................................................... vi
Daftar Isi.............................................................................................. vii
Daftar Tabel......................................................................................... viii
Daftar Lampiran .................................................................................. ix
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 4
D. Ruang Lingkup.................................................................. 6
E. Manfaat Penulisan ............................................................. 7
F. Metodologi Penulisan........................................................ 7
G. Teknik Memperoleh Data .................................................. 8
Bab II Tinjauan
A. Tinjauan Teori Medis ......................................................... 11
B. TinjauanTeori Asuhan Kebidanan....................................... 45
C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan................................. 65
Bab III Tinjauan Kasus
A. Pengkajian Data.................................................................. 68
B. Matriks ............................................................................... 77
vi
8. 8
Bab IV Pembahasan
A. Interpretasi Data Dasar ....................................................... 96
B. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah dan kebutuhan .... 116
C. Diagnosa Potensial.............................................................. 121
D. Tindakan Segera ................................................................. 123
E. Perencanaan ........................................................................ 125
F. Melaksanakan Perencanaan ................................................. 127
G. Evaluasi.............................................................................. 129
Bab V Penutup
A. Kesimpulan......................................................................... 132
B. Saran................................................................................... 134
Daftar Pustaka
Lampiran
vi
9. 9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Pustaka
Lampiran 2 : SAP
Lampiran 3 : Leflet
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran 5 : Lembar Konsul
Lampiran 6 : Curriculum Vitae
vii
10. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data World Health Organitation (WHO), pada tahun 2012,
sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan.
Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi
di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara
berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu
kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara
maju dan 51 negara Berkembang (Astriana et. all, 2015; h.143).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, bahkan jumlah perempuan
Indonesia yang meninggal saat melahirkan mencapai rekor tertinggi di Asia.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian maternal di Indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran
hidup, itu berarti setiap 100.000 kelahiran hidup masih ada sekitar 359 ibu
yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Umboh et. all,
2014; h.25).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012 tingginya
angka kejadian emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu 50-90%,
sedangkan hiperemesis gravidarum mencapai 10-15% di Provinsi Lampung
dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang. pada
11. 2
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi
setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida
dan 40-60% terjadi pada multigravida (Astriana et. all, 2015; h.143).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum, dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 9 bulan hingga 10 bulan menurut kalender
internasional (Prawirohardjo, 2010; h. 213).
Komplikasi dan Penyulit Kehamilan yaitu Anemia, Hiperemesis
Gravidarum, Abortus, dan kehamilan Ektopik terganggu, dari uraian di atas
komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan yaitu salah satunya
Hiperemesis gravidarum (Rukiyah dan Yulitanti, 2010; h. 114).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual dan muntah yang berlebih
pada ibu hamil. Istilah hiperemesis gravidarum dengan gangguan metabolik
yang bermakna karena mual dan muntah. Penderita hiperemesis gravidarum
biasanya di rawat di rumah sakit. Hiperemesis gravidarum sering di sertai
dengan dehidrasi (kehilangan BB>5%), gangguan elektrolit dan ketosis.
Sebaiknya penyebab dari mual muntah segera dievaluasi (Fadlun dan
Feryanto, 2011; h. 39).
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak
ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak
12. 3
ditemukan kelainan biokimia, perubahan – perubahan anamotik yang terjadi
pada otak, jantung, hati, dan susunan syaraf, disebabkan oleh karena
kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak
makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah
ditemukan oleh beberapa sebagai berikut : faktor predisposisi yang sering di
kemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan
ganda,masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan, alergi,
faktor psikologik, faktor adaptasi dan hormonal (Rukiyah dan Yuliyanti,
2010; h.118).
Dampak Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan
klien, namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,
berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi baru
lahir (Runiari, 2010; h. 14)
Dari hasil pengkajian saat prasurvey yang dilakukan di BPM
Rosbiatul Adawiyah,SKM,M.Kes pada bulan Januari - April tahun 2016
diperoleh hasil 52 ibu hamil yaitu 1 diantaranya Ny.F, Ny.F mengeluh mual
muntah yang berlebih dengan frekuensi 12 kali sehari, tidak nafsu makan,
ibu mengalami dehidrasi, berat badan ibu sudah turun 4kg dari berat badan
sebelum hamil dan ibu memiliki riwayat pernah dirawat di rumah sakit
dengan kasus yang sama sehingga Ny.F dinilai perlu diberikan asuhan
penanganan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I untuk mencegah terjadinya
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II.
13. 4
Berdasarkan latar belakang dan hasil prasurvey diatas penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan Judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil Terhadap Ny.F Umur 30 Tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 11 Minggu 2
hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di BPM Rosbiatul Adawiyah,
SKM,M.Kes Bandar Lampung Tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka ditentukan perumusan masalah dari
studi kasus ini adalah “Bagaimanakah Asuhan Pada ibu hamil terhadap Ny.F
umur 30 tahun G2P1A0 usia kehamilan 11 minggu 2 hari dengan Hiperemesis
gravidarum di BPM Rosbiatul Adawiyah, SKM.,M,Kes Bandar Lampung
tahun 2016 ?”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah penulis mampu memberikan
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Terhadap Ny.F Umur 30 Tahun
G2P1A0 usia kehamilan 11 minggu 2 hari dengan Hiperemesis
Gravidarum tingkat I di BPM Rosbiatul Adawiyah, SKM.,M,Kes Bandar
Lampung Tahun 2016, dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan 7 langkah varney.
14. 5
2. Tujuan Khusus
a. Diharapkan penulis mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil
terhadap Ny.F umur 30 tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 11 minggu 2
hari dengan hiperemesis gravidarum di BPM Rosbiatul Adawiyah,
SKM.,M.Kes Bandar Lampung Tahun 2016.
b. Diharapkan penulis mampu melakukan interpretasi diagnosis ,
masalah dan kebutuhan pada ibu hamil terhadap Ny.F umur 30 tahun
G2P1A0 Usia Kehamilan 11 minggu 2 hari dengan hiperemesis
gravidarum di BPM Rosbiatul Adawiyah,SKM.,M.Kes Bandar
Lampung Tahun 2016.
c. Diharapkan penulis mampu menentukan diagnosa potensial pada ibu
hamil terhadap Ny.F umur 30 tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 11
minggu 2 hari dengan hiperemesis gravidarum di BPM Rosbiatul
Adawiyah, SKM.,M.Kes Bandar Lampung Tahun 2016.
d. Diharapkan penulis mampu melakukan tindakan segera masalah pada
ibu hamil terhadap Ny.F umur 30 tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 11
minggu 2 hari dengan hiperemesis gravidarum di BPM Rosbiatul
Adawiyah, SKM.,M.Kes Bandar Lampung Tahun 2016.
e. Diharapkan penulis mampu merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada ibu hamil terhadap Ny.F umur 30 tahun G2P1A0 Usia
Kehamilan 11 minggu 2 hari dengan hiperemesis gravidarum di BPM
Rosbiatul Adawiyah, SKM.,M.Kes Bandar Lampung Tahun 2016.
15. 6
f. Diharapkan penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu
hamil terhadap Ny.F umur 30 tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 11
minggu 2 hari dengan hiperemesis gravidarum di BPM Rosbiatul
Adawiyah, SKM.,M.Kes Bandar Lampung Tahun 2016.
g. Diharapkan penulis mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu
hamil terhadap Ny.F umur 30 tahun G2P1A0 Usia Kehamilan 11
minggu 2 hari dengan hiperemesis gravidarum di BPM Rosbiatul
Adawiyah, SKM.,M.Kes Bandar Lampung Tahun 2016.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah Ny.F umur 30 tahun G2P1A0 Usia
Kehamilan 11 minggu 2 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
2. Tempat
Tempat penelitian ini adalah di BPM Rosbiatul Adawiyah, SKM,M.Kes
Bandar Lampung
3. Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 23 April sampai dengan
tanggal 18 Mei 2016.
16. 7
E. Manfaat Penulisan
1. Institusi pendidikan
Hasil Studi Kasus ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi
mahasiswi Akademi Kebidanan Nadira Bandar Lampung dalam
menerapkan ilmu dan sebagai acuan penelitian berikutnya.
2. Bagi lahan praktek
Studi kasus ini dapat di jadikan gambaran informasi serta bahan untuk
meningkatkan manajemen kebidanan yang di terapkan oleh lahan praktek
khususnya tentang Hiperemesis Grvidarum Tingkat I.
3. Masyarakat
Hasil Studi Kasus ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan tentang kehamilan bagi masyarakat khususnya bagi ibu hamil
yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Tingkat I.
4. Bagi penulis
Dengan melaksanakan Studi kasus ini diharapkan penulis dapat
mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat dikampus sehingga mempunyai
pengalaman Asuhan kesehatan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I.
F. Metodologi dan teknik memperoleh data
1. Metode penelitian
Metode Penelitian adalah pengetahuan mengenai cara atau prosedur
pengamatan/pengukuran yang sistematis dan terorganisasi untuk
17. 8
menelusuri kebenaran. Penelitian pada dasarnya operasionalisasi cara atau
prosedur pengamatan pengukuran untuk memproleh pengamatan ilmiah.
Metode Penelitian karya tulis ilmiah ini mengunakan metode deskriptif.
Penelitian Deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang
suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan
untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi
pada situasi sekarang penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-
lngkah pengumpulan data, klasifikasi, pengelolahan/analisa data,
membuat kesimpulan dan laporan (Sibagariang et. all, 2010; h. 15-62).
2. Teknik Memperoleh Data
Teknik memperoleh data dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
menggunakan Data Primer dan Data Sekunder :
a. Data primer
1) Wawancara
Wawancara adalah pembicaraan dengan cara tatap muka,
pertanyaan yang diajukan terfokus kepada data yang relevan
dengan pasien. Observasi adalah: pengumpulan data melalui
indera penglihatan seperti perilaku pasien, ekspresi wajah, bau
atau suhu. Pemeriksaan adalah proses untuk mendapatkan data
objektif dari pasien dengan menggunakan instrumen tertentu.
Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
tentang pasien melalui cara berikut:
18. 9
Auto anamnesa : anamnesa yang dilakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data Primer, karena
langsung dari sumbernya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2012; h.
220).
2) Pengkajian Fisik
Tujuan dari pemeriksaan fisik dan tes laboratorium adalah untuk
mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan. Bukti diseluruh
dunia menunjukkan bahwa pemeriksaan fisik dan tes laboratorium
selama kunjungan antenatal harus di fokuskan pada pemeriksaan-
pemeriksaan yang didukung oleh riset ilmiah.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Tes laboratorium merupakan hal penting untuk menilai adanya
masalah pada ibu hamil. Jika masalah dapat tertangani, maka akan
mencegah kematian dan kesakitan pada ibu dan anak. Tes lain
berguna hanya jika ada indikasi perlunya Tes tersebut.Tes
laboratorium yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Haemoglobin, Protein Urine, Glukosa Urine, VDRL/RPL, Faktor
Rhesus, Golongan darah, HIV, Rubella, Tinja untuk ova/telur
cacing dan parasit (Dewi dan Sunarsih, 2011; h. 153-156).
b. Data Sekunder
1) Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari
19. 10
permasalahan penelitian. Selain itu studi kepustakaan juga
merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya
publikasi dan nonpublikasi, sehingga peneliti bisa memastikan
bahwa tidak ada variable penting dimasa lalu yang ditemukan
berulang kali mempunyai pengaruh atas masalah yang
terlewatkan.
2) Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengambil data yang berasal dari dokumentasi asli. Dokumentasi
asli tersebut dapat berupa gambaran, table atau daftar periksa, dan
film dokumentasi, yang bersumber dari catatan (Hidayat, 2011; h.
42-100).
20. 11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Medis
1. Kehamilan
a. Definisi kehamilan
Merupakan hasil pembuahan sel telur dari perempuan dan
sperma dari laki-laki, sel telur akan bisa hidup selama maksimal 48
jam, spermatozoa sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang
bergerak memungkinkan untuk dapat menembus sel telur (konsepsi),
sel-sel benih ini akan dapat bertahan kemampuan fertilisasinya
selama 2-4 hari, proses selanjutnya akan terjadi nidasi, jika nidasi ini
terjadi, barulah disebut adanya kehamilan. Umumnya nidasi terjadi
di dinding depan atau belakang rahim dekat pada fundus uteri,
semakin hari akan mengalami pertumbuhan, jika kehamilan berjalan
secara normal semakin membesar dan kehamilan akan mencapai
aterem (Sunarti, 2013; h. 31).
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetri untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
21. 12
Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuahn antenatal :
1) Membantu rasa saling percaya antara klien dan petugas
kesehatan.
2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi
yang dikandungnya.
3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilanya.
4) Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko tinggi.
5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam
menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi.
6) Menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.
b. Prinsip pokok asuhan kehamilan
1) Proses kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis
2) Menggunakan cara-cara yang sederhana atau menghindari segala
bentuk intervensi yang dibutuhkan
3) Bersifat aman bagi keselamatan hidup ibu, asuhan yang diberikan
ditunjang oleh pengobatan berdasarkan bukti (evidence based
medicine).
4) Menjaga privasi klien
22. 13
5) Membantu klien agar merasa aman dan nyaman, serta memberikan
dukungan emosional.
6) Memberikan informasi, penjelasan serta konseling yang cukup
7) Klien dan keluarga berperan aktif dalam pengambilan keputusan
8) Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan, serta
keyakinan/agama yang di lingkungan setempat.
9) Memelihara kesehatan fisik, psikologis, sosial, serta spiritual
klien dan keluarga.
10) Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit.
c. Tujuan Asuhan Pada Ibu Hamil
1) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu
dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta
sosial ibu dan janin.
3) Menganalisa secara dini adanya ketidak normalan atau implikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan , melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif
23. 14
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
d. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal
1) Kunjungan Ante-natal care (ANC) minimal :
a) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)
b) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)
c) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)
2) Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T dan sekarang
menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik
malaria menjadi 14T yakni :
a) Timbang berat badan tinggi badan
b) Tekanan darah
c) Pengukuran tinggi fundus uteri
d) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)
e) Pemberian imunisasi TT
f) Pemeriksaan Hb
g) Pemeriksaan protein urine
h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
i) Pemeriksaan urine reduksi
j) Perawatan payudara
k) Senam ibu hamil
l) Pemberian obat malaria
24. 15
m) Pemberian kapsul minyak beryodium
n) Temu wicara (Walyani, 2015; h.7 dan 80-83).
e. Tanda – tanda Kehamilan
1) Tanda Pasti Kehamilan
a) Terdengar denyut jantung janin (DJJ).
b) Terasa gerakan janin.
c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan,
ada gambaran embrio.
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16
minggu).
2) Tanda-Tanda mungkin kehamilan
a) Reaksi kehamilan Positif
b) Tanda Hegar yaitu segmen bawah rahim melunak
c) Tanda Chadwick biasanya muncul pada minggu kedelapan
dan terlihat lebih jelas pada wanita yang hamil berulang tanda
ibi berupa perubahan warna.
d) Tanda Goodel biasanya muncul pada minggu ke enam dan
terlihat lebih awal pada wanita yang hamilnya berulang tanda
ini berupa serviks menjadi lebih lunak dan jika dilakukan
pemeriksaan dengan speculumserviks berwarna lebih kelabu
kehitaman.
e) Braxton Hicks, bila uterus dirangsang mudah berkontraksi
25. 16
3) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorhea (terlambat datang bulan).
b) Mual dan muntah (emesis) pengaruh hormon progesteron
menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebih.
c) Nausea (enek) dan emesis (muntah), dimana enak pada
umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
disertai kadang-kadang oleh emesis.
d) Mengidam (mengiginkan makanan atau minuman tertentu
e) Pingsan, sering terjadi bila berada pada tempat-tempat ramai.
f) Mamae menjadi tegang dan membesar keadaan ini
disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli di mamae.
g) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
h) Sering miksi, sering kencing terjadi karena kandung kencing
pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar.
i) Konstipasi atau obstipasi, terjadi karena tonus otot menurun
karena disebabkan oleh pengaruh hormon.
j) Pigmen kulit terdapat pembesaran payudara, disertai dengan
hyper pigmentasi putting susu dan areola (daerah kehitaman
disekitar putting susu).
k) Hipertropi dari papilla gusi (epulis) , tanda berupa
pembengkakan pada
26. 17
l) Perubahan pada perut, uterus tetap berada pada rongga
panggul sampai minggu ke-12 setelah itu uterus mulai diraba
di atas simfisis pubis.
m) Leukore (keputihan), tanda berupa peningkatan jumlah cairan
vagina pada pengaruh hormone cairan tersebut tidak
menimbulkan rasa gatal, warnanya jernih dan jumlahnya
tidak banyak.
f. Pemeriksaan diagnostik kehamilan
1) Tes urine kehamilan (Tes HCG)
Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore
(satu minggu setelah koitus).
2) Palpasi abdomen
Menggunakan cara leopold dengan langkah sebagai berikut:
a) Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada
difundus.
b) Leopold II
Bertujuan Untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah
kanan atau kiri ibu.
c) Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah
uterus.
27. 18
d) Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah
dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul
atau belum.
3) Pemeriksaan USG
a) Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan
b) Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan
kantong kehamilan.
4) Pemeriksaan Rontgen
a) Merupakan Salah satu alat untuk melakukan penegakan
diagnosis pasti kehamilan
b) Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang
belakang.
g. Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
(1) Ukuran. Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus
adalah 30 x 25 x20cm dengan kapasitas lebih dari
4.000 cc. Hal ini memungkin kan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim
membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos
rahim,serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik,
28. 19
dan Endometrium menjadi desidua. Jika penambahan
ukuran
TFU tiga jari, dapat dicermati dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.1 TFU menurut penambahan per tiga jari
usia kehamilan
(minggu)
Tinggi Fundu Uteri
12 3 jari di atas simfisis
16 pertengahan pusat dan simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 pertengahan pusat dan prosessus
xypoideus
36 3 jari di bawah prosessus xypoideus
40 pertengahan pusat dan prosessus
xypoideus
(2) Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram
menjadi 1.000 gram pada akhir bulan
Tabel 2.2 Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan
Usia
Kahamilan
Bentuk dan konsistensi uterus
Bulan
pertama
Seperti buah alpukat. Isthmus rahim menjadi
hipertropi dan bertambah panjang sehingga bila
di raba terasa lebih lunak, keadaan ini yang
disebut dengan tanda hegar.
2 Bulan Sebesar telur bebek
3 Bulan Sebesar telur angsa
4 Bulan Berbentuk bulat
5 Bulan Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban,
rahim terasa itulah sebabnya mengapa bagian-
bagian janin ini dapat dirasakan melalui
perabaan dinding perut.
29. 20
(3) Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau
Retrofleksi.
(a) Pada 4 bulan kehamilan,rahim tetap berada dalam
rongga pelvik.
(b) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang
dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
(c) Pada ibu hamil,rahim biasanya mobile, lebih
mengisi rongga abdomen kanan atau kiri
(4) Vaskularisasi. Arteri uterus dan ovarika bertambah
dalam diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya,
pembuluh darah vena mengembang dan bertambah.
(5) Serviks uteri.bertambah vaskularisasi dan menjadi
lunak, kondisi ini yang di sebut dengan tanda goodell.
kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mukus, oleh karena bertambahnya dan
pelebaran pembuluh darah,warnanya menjadi livid,dan
ini di sebut dengan tanda chadwick.
(6) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum
graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
30. 21
(7) Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi
hipervaskularisasi pada vagina dan vulva, sehingga
pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan,
kondisi ini disebut dengan tanda chadwick.
2) Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan ,jumlah darah yang di pompa oleh jantung
setiap menitnya atau biasa di sebut curah jantung (cardiac output)
meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada
usia kehamilan 16 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah jantung yang
meningkat,maka denyut jantung pada saat istirahat juga
meningkat (dalam keadaan normal 10 kali/menit menjadi
80kali/menit). Pada ibu hamil dengan penyakit jantung ,ia dapat
jatuh dalam keadaan decompensate cordis.
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak
menurun karena pembesaran rahm menekan vena yang membaawa
darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan,curah jantung
meningkat sebesar 30%,setelah persalinan curah jantung menurun
sampai 15-25% di atas batas kehamilan, lalu secarah perlahan
akan kembali ke batas kehamilan.
31. 22
3) Sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih cepat.ginjal menyaring
darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih),
yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai
sesaat sebelum persalinan (pada saat ini alirah darah ke ginjal
berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). dalam
keadaab normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berdiri.keadaan
ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu ketika wanita
hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring /tidur.
4) Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan
usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.
sembelit semakin berat karena gerakan otot polos dalam usus di
perlambat karena tingginya kadar hormon progesteron.
Wanita hamil sering mengalami perasaan panas di dada
(heartburn) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena
makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi
sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi
lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
5) Sistem metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan
tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir.oleh karena itu
32. 23
peningkatan asupan kalsium sangat di perlukan untuk menunjang
kebutuhan. Peningkatan kebutuhan asupan kalsium mencapai 70%
dari diet biasanya.
Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000mg, 500 mg di
meningkatkan massa sel darah merah dan 300mg untuk
transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu,
200mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari
tubuh.wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.
Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut :
a) Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5gram sehari sedangkan
untuk pembentukan tulang terutama di trimester akhir
dibutuhkan 30-40 gram.
b) Fosfor dibutuhkan rata-rata 2 gr/hari
c) Air, wanita hamil cenderung mengalami retensi air
6) Sistem muskuloskeletal
Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada
relaksasi otot dan ligamenpelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi
ini di gunakan oelh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya
menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat
kelahiran.ligamen pada simpisis pubis dan sakroiliaka akan
menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen.
Simpisis pubis melebar sampai 4mm pada usia kehamilan 32
minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba,diikuti terabanya koksigis
33. 24
sebagai pengganti bagian belakang. Adanya sakit punggung dan
ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya
pergerakan pelvisakibat pembesaran uterus. bentuk tubuh selalu
berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan karena
tidak adanya otot abdomen. Bagi wanita kurus lekukan lumbalnya
lebih dari normal dan menyebabkan lordosis dan gaya beratnya
berpusat pada kaki bagian belakang.
7) Kulit
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik
pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening pipi. Penigkatan
pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu, sedangkan di
perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap, yaitu
spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran
seperti laba-laba)bisa muncul di kulit, dan biasanya di atas
pinggang.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan robekannya serabut elastis di bawah kulit,sehingga
menimbulkan striae gravidarum/striae lividae.bila terjadi
peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan
gemeli,dapat terjadi diastasis rektil bahkan hernia.kulit perut pada
linea alba bertambah pigmentasinya dan di sebut sebagai linea
nigra.adanya vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah
berkeringat.
34. 25
8) Payudara
Payudara sebagain organ target untuk proses laktasi mengalami
banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir, beberapa
perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut:
a) Selama kehamilan payudara bertambah besar,tegang dan
berat
b) Dapat teraba nodul-nodul,akibat hipertropi kelenjar alveoli
c) Bayangan vena-vena lebih biru
d) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu
e) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum)
berwarna kuning
9) Sistem Endokrin
Selama siklus menstruasi normal hifopisis anterior
memproduksi LH dan FSH Follicle stimulating hormone (FSH)
merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan berpindah
kepermukaan ovarium di mana ia dilepaskan. Folikel yang
kosong dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk
memproduksi progesteron.
Progesteron dan estrogen merangsang profelasi dari desidua
(lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi
jika kehamilan terjadi. Plasenta, yang terbentuk secara sempurna
dan berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi ,akan
35. 26
mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen
dan progesteron.
10) Indeks massa tubuh (IMT) dan Berat Badan
Cara yang di pakai untuk menentukan berat badan menurut
tinggi badan adalah dengan menggunakan indeks massa tubuh
(IMT) dengan rumus berat badan di bagi tinggi badan pangkat 2,
contoh: wanita dengan berat badan 51kg dan tinggi badan 1,57
meter, maka IMTnya adalah 51/(1,57)2 = 20,7 nilai IMT
mempunyai rentang sebagai berikut.
19,8-26,6 : Normal
<19,8 : Underweight
26,6-29,0 : Overweight
>29,0 : Obese
Perkiraan peningkatan berat badan yang di anjurkan .
4kg pada kehamilan trimester pertama
0,5 kg/minggu pada kehamilan trimester II sampai Trimester III.
Total sekitar 15-16 kg.
36. 27
Tabel 2.3 Komponen pertambahan berat badan ibu selama
kehamilan
Komponen Jumlah (dalam kg)
Jaringan ekstrauterin
Janin
Cairan amnion
Plasenta
Payudara
Tambahan darah
Tambahan cairan jaringan
Tambahan jaringan lemak
1
3-3,8
1
1-1,1
0,5-2
2-2,5
1,5-2,5
2-2,5
Total 11,5-16
11) Sistem Pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatkan
ruang rahim dan pembentukan hormonal progesteron
menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya.
Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.
lingkar dada wanita hamil agak besar, lapisan saluran pernapasan
menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh
penumpukan darah (kongestik). Kadanghidung dan tenggorokan
mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan
kualitas suara wanita hamil agak berubah
37. 28
h. Perubahan Psikologis Selama Masa Kehamilan
1) Trimester 1
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
b) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan
kesedihan.
c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar
hamil.
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapat perhatian dengan seksama.
e) Kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin
akan di beritahukannya kepada orang lain atau malah
mungkin di rahasiakan.
f) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada
tiap wanita tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
2) Trimester II
a) Ibu merasa sehat tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi.
b) Ibu sudah biasa menerima kehamilannya.
c) Merasakan gerakan janin.
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e) Libido meningkat.
f) Menuntut perhatian dan cinta.
38. 29
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian
dari dirinya.
h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya
atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.
i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran dan persiapan untuk peran baru.
3) Trimester III
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali merasa dirinya jelek,
aneh, dan tidak menarik.
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat
waktu.
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
khawatir akan keselamatannya.
d) Khawaatir bayi akan di lahirkan dalam keadaan tidak
normal.
e) Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya.
f) Merasa kehilangan perhatian.
g) Perasaan mudah terluka.
h) Libido menurun.
39. 30
i. Kebutuhan Dasar Ibu Selama Kehamilan
1) Kebutuhan fisik
a) Diet makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil untuk mutlak harus
dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia,
abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca-persalinan,
sepsis puerperalis, dan lain-lain.
b) Kebutuhan energi
Widya karya pangan gisi nasional menganjurkan pada ibu
hamil meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkl per
hari. Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok
kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada TM I
kebutuhan energi meningkat untuk organogenesis atau
pembentukan organ-organ penting janin, dan jumlah
tambahan energi terus meningkat pada trimester II dan III
untuk pertumbuhan janin.
(1) Protein
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan
untuk menambah asupan protein menjadi 12% per hari
atau 75-100 gram, bahan pangan yang dijadikan sebagai
sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai
biologis yang tinggi seperti daging, ikan, telur, susu, dan
40. 31
untuk protein yang berasal dari tumbuhan nilai
biologisnya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.
(2) Zat besi
Kebutukan zat besi selama hamil meningkat sebesar
300%, dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya
dari asupan makanan ibu selama hamil, melainkan perlu
ditunjang dengan suplemen zat besi dan pemberian
suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke-12
kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama
kehamilan. Pemantauan cara minum yang benar karena ini
akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan zat
besi, vitamin c dan protein hewani merupakan elemen
yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi,
sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitrat
(terkandung dalam kacang-kacangan) akan menghambat
penyerapan zat besi.
(3) Asam folat
Jika kekurangan asam folat maka ibu akan menderita
anemia megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah
berat dan selalu mengantuk. Jika kondisi ini terus
berlanjutdan tidak segera di tangani maka pada ibu hamil
akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk
tulang belakang janin.Jenis makanan yang banyak
41. 32
mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur
berdaun hijau (bayam dan aspiragus), dan kacang-
kacangan (kacang kering, kacang kedelai). Menurut
Widya Karya Pangan Nasional pemberian asam folat pada
ibu hamil dengan besaran 280,660 dan 470 mikrogram
yaitu untuk TM I, II, dan III. Asam folat sebaiknya
diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama
setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan
otak di bentuk pada minggu pertama kehamilan.
(4) Kalsium
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis
sebanyak 5%. Sumber utama kalsium adalah susu dan
hasil olahanya, udang, sarang burung, sarden dalam
kaleng, dan beberapa makanan nabati, seperti sayuran
warna hijau tua dan lain-lain.
2) Obat-obatan
Sebaiknya pemberian obat di hindari. Penatalaksanaan keluhan
dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada
pencegahandan perawatan saja.
3) Lingkungan yang bersih
Lingkungan yang bersih disini adalah termasuk bebas dari polusi
udara seperti rokok. Karbon monoksida yang terdapat dalam
rokok akan dapat bebas menembus plasenta dan mengurangi
42. 33
kemampuan HB dalam mengikat oksigen. Nikotin merangsang
hormon adrenergik yang menyebabkan vasokontriksi
menyeluruh, terutama mengurangi perfusi uterus dan
mempersempit arteri tali pusat. Selain udara prilaku hidup bersih
dan sehat perlu juga di laksanakan, seperti menjaga kebersihan
diri, makanan yang dimakan, buang air besar di jamban, dan
mandi menggunakan air bersih.
4) Senam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah,
nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan
tidur menjadi lebih nyenyak.
5) Pakaian
Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat
pada daerah perut, bahan pakaian usahakan yang mudah
menyerap keringat, pakai bra yang menyokong payudara,
memakai sepatu dengan hak yang rendah, pakaian dalam yang
selalu bersih.
6) Istirahat dan rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya
beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh,
oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.
Meskipun dalam keadaan hamil ibu masih membutuhkan tidur
siang 6-7 jam dan tidur malam 1 jam.
43. 34
7) Kebersihan tubuh
Perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan
pengeluaran keringat. Keringat yang menempel pada kulit
meningkatkan kelembaban kulit dan memungkinkan menjadi
tempat berkembangnya mikroorganisme, Bagian tubuh yang
membutuhkan perawatan yaitu daerah vital, karena saat hamil
terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan.
8) Perawatan payudara
Bersihkan susu dengan baby oil atau minyak kelapa lalu bilas
dengan air hangat, jika ditemukan pengeluaran cairan berwarna
kekuningan dari payudara berarti produksi asi sudah dimulai.
9) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak
ada riwayat penyakit abortus dan kelahiran prematur, perdarahan
pervaginam. Koitus harus dilakukan secara hati-hati terutama
pada minggu terakhir kehamilan.
10) Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk
mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan
janin, yaitu imunisasi tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah
penyakit tetanus.
44. 35
11) Persiapan persalinan
Biaya dan penentuan tempat melahirkan, anggota keluarga yang
dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan, baju ibu dan bayi beserta perlengkapan
lainnya, surat-surat fasilitas kesehatan (ASKES, kartu sehat,
jaminan kesehatan dari tempat keraja dan lain-lainnya).
12) Memantau kesejahteraan janin
Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau
adalah gerakan janin dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24 jam
minimal 20 kali, selain dihitung dengan gerakan manual, gerakan
janin juga dapat di pantau melalui suatu metode yang disebut
non-stress tes (NST).
13) Kunjungan ulang
Sesuai dengan kebijakan departemen kesehatan, kunjungan
minimal selama hamil adalah 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I,
1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, namun
sebaiknya kunjungan tersebut rutin dilakukan setiap bulan agar
dapat terdeteksi jika ada penyulit atau komplikasi kehamilan.
14) Tanda bahaya kehamilan
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat
dijadikan sebagai data dalam deteksi dini komplikasi akibat
kehamilan. Jika pasien mengalami tanda-tanda bahaya ini maka
sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan
45. 36
tindakan antisipasi untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan
janin.
Beberapa tanda bahaya yang penting untuk disampaikan kepada
pasien dan keluarga adalah sebagai berikut :
a) Perdarahan pervagina
b) Sakit kepala hebat
c) Masalah penglihatan
d) Bengkak pada muka atau tangan
e) Nyeri abdomen yang hebat
f) Bayi kurang bergerak seperti biasa
2) Kebutuhan Psikologis
a) Persiapan saudara kandung (sibling).
Untuk mencegah sibling rivaly ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
(1) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada
adiknya, ia tetap disayangi oleh ayah ibu)
(2) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
(3) Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak
masih dalam kandungan.
(4) Ajak anak untuk melihat benda - benda yang
berhubungan dengan kelahiran bayi.
46. 37
b) Dukungan keluarga
Ibu sangat membutuhkan dukungan dan ungkapan kasih
sayang dari orang – orang terdekat, terutama suami. Kadang
ibu diharapkan pada suatu situasi yang ia sendiri mengalami
ketakutan dan kesendirian, terutama pada trimester akhir.
c) Perasaan aman dan nyaman selama kehamilan
Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan
fisik dan psikologis. Bidan bekerja sama dengan keluaraga
diharapkan berusaha dan secara antusias memberikan
perhatian serta mengupayakan untuk mengatasi
ketidaknyamanan dan ketidakamanan yang dialami ibu.
d) Persiapan menjadi orang tua
Ini sangat penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir
akan banyak perubahan peran yang terjadi, mulai dari ibu,
dan keluarga. Bagi pasangan yang pertama punya anak,
persiapan dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi
dengan orang yang mampu untuk membagi pengalamannya
dan memberikan nasehat mengenai persiapan menjadi orang
tua.
e) Dukungan dari tenaga kesehatan
Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan
mempunyai tempat tersendiri dalam dirinya. Harapan pasien
adalah bidan dapata dijadikan sebagai tempat terdekat
47. 38
dimana ia dapatt mencurahkan isi hati dan kesulitannya
dalam menghadapi kehamilan dan persalinan
j. Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
Ketidaknyam
anan
Penyebab (Dasar
anatomi dan fisiologi)
Cara meringankan
atau mencegah
Tanda-tanda
Bahaya
1. Rasa mual
dan
muntah
Penyebab yang persis
tidak diketahui,
kemungkinan
disebabkan:
a) tingkat HCG dan
progesterone yang
meningkat
b) relaksasi otot-otot
halus
c) perubahan
metabolism
karbohidrat
d) keletihan
e) mekanikal, kongesti,
peradangan.
1. Hindari bau atau
faktor-faktor
penyebabnya
2. makan biskuit
atau roti
3. makan sedikit tapi
sering
4. duduk tegak setiap
kali habis makan
5. hindari makanan
yang berminyak
dan berbumbu
keras
6. minum cairan
berkarbonat
7. bangun dari tidur
secara perlahan-
lahan dan
langsung jangan
bergerak
8. jangan menggosok
gigi segera setelah
makan
9. minum teh herbal
10. istirahat
1. pertambahan
berat badan
yang tidak
memadai
atau
kehilangan
berat badan
2. tanda-tanda
kurang gzi
3. hiperemesis
gravidarum
4. perubahan
dalm status
gizi,
dehidrasi,
kehilangan
berat badan
yang
signifikan.
5. pastikan
tidak ada
apendiksitis
2. Kelelahan 1. Kemampuan gerak
usus yang berkurang
yang mengarah ke
perlambatan waktu
pengosongan
2. Tekanan uterus yang
membesar terhadap
usus besar
3. Penelanan udara
1. Hindari makan
makanan yang
menghasilkan gas
2. Mengunyah
makanan secara
sempurna.
3. Senam secara
teratur
48. 39
2. Hiperemesis Gravidarum
a. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebih yang
terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidak
seimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan ( lebih dari 5%
berat badan awal), dehidrasi, ketosis, kekurangan nutrisi. Hal
tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh
kehamilan dan selanjutnya akan membaik umumnya pada usia
kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus
berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya
b. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik
juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan
anatomi yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf,
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat
kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan
oleh beberapa sebagai berikut :
1) Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah :
primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda, frekuensi
yang tinggi pada molahidatidosa dan kehamilan ganda
49. 40
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan
karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik
gonadotropin dibentuk berlebih.
2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak
ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik
3) Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap
anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik
4) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mula dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup. Kurangnya penerimaan terhadap kehamilan
dinilai memicu perasaan mual dan muntah ini. Pada waktu hamil
muda, kehamilan dinilai tidak di harapkan, apakah karena
kegagalan kontrasepsi ataupun karena hubungan diluar nikah,
hal ini bisa memicu penolakan ibu terhadap kehamilan tersebut.
5) Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang
kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum
dapat dimasukan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah
wanita hamil dengan anemia. Wanita primigravida dan
50. 41
overdistensi rahim pada hamil ganda dan hamil molahidatidosa,
jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan
menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum. Peningkatan
hormon estrogen dan hormon chorionic gonadotropin (HCG).
Pada kehamilan di nilai terjadi perubahan juga pada sistem
endrokrinologi, terutama untuk hormon estrogen dan HCG
dinilai mengalami peningkatan. Sejalan dengan yang
diungkapkan pada poin pertama, bahwa pada kehamilan
molahidatidosa dan kehamilan ganda, memang terjadi
pembentukan hormon yang berlebih (Rukiyah et.all, 2010; h.
118-120).
c. Gejala klinik
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering di
jumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism
(salivasi yang berlebih), tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi
postural dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai
hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit. Hipertiroid
dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai (Prawirohardjo, 2010;
h. 278,816).
Gejala klinik hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang
berlebih pada ibu hamil yang sering disertai dengan dehidrasi,
penurunan berat badan >5% (Fadlun dan Feryanto, 2011; h. 39).
51. 42
Hiperemesis tingkat I : Lemah , nafsu makan tidak ada, muntah
terus-menerus yang memengaruhi keadaan umum klien, berat badan
menurun, nyeri epigastrium, nadi meningkat sekitar 100 kali/menit,
tekanan sistol darah menurun, temperature tubuh naik, turgor kulit
berkurang, lidah kering, mata cekung.
Untuk Pola Eliminasi pada pasien Hiperemesis gravidarum akan
mengeluh frekuensi BABnya menurun tidak seperti biasanya 1x
sehari menjadi 3x sehari dan BAK tidak ada kesulitan hanya
frekuensi dan volumenya berkurang.
Pada pola tidur ibu hiperemesis gravidarum tidak bias tidur siang
dan durasi tidur malam berkurang karena mual dan muntah klien
rasakan.
d. Risiko
Dampak Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam
kehidupan klien, namun dapat menyebabkan efek samping pada
janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur
dan malformasi pada bayi baru lahir (Runiari, 2010; h. 8, 14, 38-79).
e. Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
Pengobatan yang baik pada emesis dapat mencegah terjadinya
hiperemesis gravidarum. Keadaan muntah berlebih dan dehidrasi
ringan pada emesis gravidarum sebaiknya segera dilakukan
52. 43
perawatan, sehingga dapat mencegah terjadinya hiperemesis
gravidarum. Konsep pengobatan yang diberikan antara lain sebagai
berikut.
1) Isolasi dan terapi psikologis
a) Isolasi diruangan yang dilakukan dengan baik dapat
meringankan hiperemesis gravidarum karena perubahan
suasana rumah tangga.
b) Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang
dilakukan untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut.
c) Memberikan informasi tentang diet ibu hamil makan tidak
sekaligus banyak, tetapi dalam porsi yang sedikit namun
sering.
d) Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, karena akan
membuat ibu hamil mengalami pusing mual, dan muntah.
2) Pemberian cairan pengganti
Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti, sehingga
dehidrasi dapat teratasi.
Cairan penganti yang dapat diberikan antara lain:
a) Glukosa 5%-10%
b) Cairan yang ditambah vitamin C,B kompleks,
c) Atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolisme.
Selama rehidrasi keseimbangan cairan (baik yang masuk dan
keluar), nilai tekanan darah, jumlah nadi, suhu, dan rerata
53. 44
pernapasan harus terpantau. Lancarnya pengeluaran urine
memberikan petunjuk bahwa keadaan ibu berangsur-angsur
membaik.
3) Obat yang dapat diberikan
Sebagai seorang perawat yang profesional, pemberian obat pada
hiperemesis gravidarum sebaiknya berkolaborasi dengan dokter,
sehingga dapat dipilih obat-obatan yang tidak bersifat
teratogenik, dapat menyebabkan kelainan kongenital/cacat
bawaan pada bayi.
Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis
gravidarum di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Sedatif ringan
b) Fenobarbital (luminal) 30 mg
c) Valium
d) Antihistamin
e) Dramamin
f) Avopreg
g) Vitamin, terutama vitamin B Kompleks.
h) Vitamin C
i) Antialergi
4) Menghentikan kehamilan
Beberapa kasus pengobatan ibu dengan hiperemesis gravidarum
yang tidak berhasil menjadi kemunduran dan kondisi ibu
54. 45
semakin menurun, sehingga pertimbangan untuk mengakhiri
kehamilan. Keadaan yang memerlukan pertimbangan untuk
mengakhiri kehamilan diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Gangguan jiwa
b. Gangguan penglihatan
c. Gangguan fisiologi tubuh (Hidayat, 2009; h. 68).
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, temuan, keterampilan, dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang terfokus pada pasien. Manajemen
kebidanan terdiri dari atas tujuh langkah yang berurutan, diawali dengan
pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Proses ini bersifat siklik (dapat
berulang), dengan tahap evaluasi sebagai data awal pada siklus berikutnya.
Proses manajemen kebidanan terdiri atas langkah-langkah berikut ini:
(sulistyawati, 2011; h. 179).
Proses manajemen kebidanan
1. Mengumpulkan semua data yang di butuhkan untuk menilai keadaan
pasien secara keseluruhan
2. Menginterpretasikan data untuk merumuskan diagnosis atau masalah
3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganan nya.
55. 46
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain, serta rujukan berdasarkan kondisi pasien.
5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan mengulang kembali
proses manajemen proses untuk aspek-aspek sosial yang tidak efektif.
6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan damai
7. Mengevaluasi keefektivan asuhan yang diberikan dengan mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif .
Penjelasan dari 7 langkah varney :
1. Pengkajian
pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesis. Anamnesisi
adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan, dan anamnesis dapat
dilakukan melalui dua cara berikut:
a. Auto anamnesa
Adalah anamnesa yang di lakukan kepada pasien langsung. Jadi data
yang di peroleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya
b. Allo anamnesa
Adalah anamnesa yang di lakukan kepada keluarga pasien untuk
memperoleh data tentang pasien. Ini di lakukan pada keadaan darurat
56. 47
ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang
akurat.
1) Data subjektif
a) Biodata
(1) Nama
Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil
dengan nama panggilan sehingga hubungan komunikasi
antara bidan dan pasien menjadi lebih akrab.
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reprodusi belum matang,
mental dan psikis belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35
tahun rentan sekali terjadi perdarahan ( Anggraini, 2010; h.
134).
(3) Agama
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental
dan spiritual terhadap pasien dan keluarga sebelum dan
pada saat kehamilan.
(4) Pendidikan terakhir
Sebagai dasar bidan untuk menentukan metode yang paling
tepat dalam menyampaikan infomasi tentang kehamilan.
Tingkat pendidikan ini akan sangat mempengaruhi daya
57. 48
tangkap dan tanggap pasien terhadap instruksi yang
diberikan bidan selama proses kehamilan.
(5) Pekerjaan
Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola
sosialisasi, dan data pendukung dalam menentukan pola
komunikasi yang akan dipilih selama asuhan.
(6) Suku / bangsa
Data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut
oleh pasien dan keluarga yang berkaitan dengan proses
kehamilan.
(7) Alamat
Selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien, data
ini juga memberi gambaran mengenai jarak dan waktu
yamg ditempuh pasien menuju lokasi tenaga kesehatan. Ini
mungkin berkaitan dengan keluhan terakhir, atau tanda
persalinan yang disampaikan dengan patokan saat terakhir
sebelum berangkat ke lokasi persalinan.
b) Riwayat Pasien
(1) Keluhan utama
Keluhan ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang
ke fasilitas pelayanan kesehatan, selain untuk memeriksakan
kehamilannya.
58. 49
(2) Riwayat kebidanan
Data ini penting diketahui oleh tenaga kesehatan sebagai data
acuan jika pasien mengalami penyulit
(3) Menstruasi
Data ini memang secara tidak langsung berhubungan, namun
dari data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran
tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa
data yang harus diperoleh dari riwayat menstruasi antar lain
sebagai berikut:
(a) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami
menstruasi. Wanita Indonesia pada umumnya mengalami
menarche sekitar 12 sampai 16 tahun.
(b) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak anatar menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan
hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
(c) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi
yang dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk
mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya
kita gunakan kriteria banyak, sedang, dan sedikit.
Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat
59. 50
subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dalam
beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai
berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
(d) Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan
ketika mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit
kepala sampai pingsan, jumlah darah yang banyak. Ada
beberapa keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat
menunjuk pada diagnosis tetentu.
(4) Gangguan kesehatan alat reproduksi
Data ini sangat penting untuk kita kaji karena akan
memberikan petunjuk bagi kita tentang organ reproduksi
pasien. Ada beberapa penyakit organ reproduksi yang
berkaitan erat dengan personal higine pasien, atau kebiasaan
lain yang tidak mendukung kesehatan reproduksi. Jika
didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat
gangguan kesehatan alat reproduksi, maka kita harus
waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat
reproduksi pada masa postpartum. Beberapa data yang perlu
kita kaji dari pasien adalah apakah pasien pernah mengalami
gangguan seperti berikut ini:
(a) Keputihan
(b) Infeksi
60. 51
(c) Gatal karena jamur
(d) Tumor
(5) Riwayat kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai
“warning” akan adanya penyulit masa hamil. Perubahan fisik
dan psikologis saat bersalin yang melibatkan seluruh sistem
dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami
gangguan. Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan
pasien yang perlu kita ketahui adalah apakah pernah atau
sedang menderita penyakit seperti jantung, diabetes mellitus,
ginjal, hipertensi, hipotensi, hepatitis, atau anemia
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2012; h. 220-223).
(6) Status perkawinan
Data ini penting untuk kita kaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga
pasangan serta kepastian mengenai siapa yang akan
mendampingi persalinan
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan.
(a) Berapa tahun usia ibu ketika menikah pertama kali
(b) Status pernikahan sah/tidak
(c) Lama pernikahan
(d) Ini suami yang ke ?
61. 52
(7) Pola makan
Ini penting untuk di ketahui supaya kita mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya
selama hamil. Kita bisa menggali dari pasien tentang
makanan yang disukai dan yang tidak disukai, seberapa
banyak dan sering ia mengonsumsinya, sehingga jika kita
peroleh data yang tidak sesuai dengan standar pemenuhan,
maka kita dapat memberikan klarifikasi dalam pemberian
pendidikan kesehatan mengenai gisi ibu hamil. Beberapa hal
yang perlu kita tanyakan pada pasien berkaitan dengan pola
makan adalah sebagai berikut
(a) Menu
Kita dapat menanyakan pada pasien tentang apa saja
yang ia makan dalam sehari (nasi, sayur, lauk, buah,
makanan selingan dan lain-lain).
(b) Frekuensi
Data ini member petunjuk bagi kita tentang seberapa
banyak asupan makanan yang dikonsumsi ibu.
(c) Jumlah per hari
Data ini memberikan volume atau seberapa banyak
makanan yang ibu makan dalam waktu satu kali makan
62. 53
(d) Pantangan
Ini juga penting untuk kita kaji karena ada kemungkinan
pasien berpantangan justru pada makanan yang sangat
mendukung pemulihan fisiknya, misalnya daging, ikan
atau telur.
(8) Pola minum
Kita juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan
pasien dalam memenuhi kebutuhan cairannya. Apalagi
dalam masa kehamilan asupan cairan yang cukup sangat
dibutuhkan. Hal-hal yang perlu ditanyakan :
(a) Frekuensi
Kita dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum
dalam sehari dan dalam sekali minum menghabiskan
berapa gelas.
(b) Jumlah per hari
Frekuensi minum dikalikan seberapa banyak ibu
minum dalam sekali waktu minum akan didapatkan
jumlah asupan cairan dalam sehari.
(c) Jenis minuman
Kadang pasien mengonsumsi minuman yang
sebenarnya kurang baik untuk kesehatannya
63. 54
(9) Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Oleh karena itu,
bidan perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya
diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan
data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat.
Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ia tidur
dimalam dan siang hari.
(a) Istirahat malam hari
Rata –rata lama tidur malam yang normal adalah 6-8
jam.
(b) Istirahat siang hari
Tidak semua wanita mempunyai kebiasaan tidur
siang. Oleh karena itu, hal ini dapat kita sampaikan
kepada ibu bahwa tidur siang sangat penting untuk
menjaga kesehatan selama hamil.
(10) Aktifitas sehari-hari
Kita perlu mengkaji aktifitas sehari-hari pasien karena
data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat
aktifitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika
kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat
menimbulakn penyulit masa hamil, maka kita dapat
memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien
untuk membatasi dulu aktifitasnya sampai ia sehat dan
64. 55
pulih kembali. Aktifitas yang terlalu berat dapat
menyebabkan abortus dan persalinan prematur.
(11) Personal hygiene
Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun juga hal ini
akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Jika
pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam
perawatan kebersihan dirinya, maka bidan harus dapat
memberikan bimbingan mengenai cara perawatan
kebersihan diri dan bayinya sedini mungkin. Beberapa
kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan diri
diantaranya adalah sebagai berikut :
(a) Mandi
Kita dapat menanyakan pada pasien berapa kali ia
mandi dalam sehari dan kapan waktunya (jam berapa
pagi dan sore).
(b) Keramas
Pada beberapa wanita ada yang kurang peduli dengan
kebersihan rambutnya karena mereka beranggapan
keramas tidak begitu berpengaruh terhadap kesehatan.
Jika kita menemukan pasien yang seperti ini maka kita
harus memberikan pengertian kepadanya bahwa
keramas harus selalu dilakukan ketika rambut kotor
65. 56
karena bagian kepala yang kotor merupakan sumber
infeksi.
(c) Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari, sedangkan
celana dalam minimal dua kali. Namun jika sewaktu-
waktu baju dan celana dalam sudah kotor, sebaiknya
diganti tanpa harus menunggu waktu untuk ganti
berikutnya.
(d) Kebersihan kuku
Kuku ibu hamil harus selalu dalam keadaan pendek
dan bersih. Kuku ini selain sebagai tempat yang
mudah untuk bersarangnya kuman sumber infeksi,
juga dapat menyebabkan trauma pada kulit bayi jika
terlalu panjang. Kita dapat menanyakan pada pasien
setiap berapa hari ia memotong kukunya, atau apakah
ia selalu memanjangkan kukunya supaya terlihat
menarik.
(12) Aktifitas seksual
Walaupun ini dalah hal yang cukup privasi bagi pasien,
namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini,
karena terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktifitas
seksual yang cukup mengganggu pasien namun ia tidak
66. 57
tahu kemana harus berkonsultasi. Dengan teknik yang
senyaman mungkin bagi pasien. Hal- hal yang ditanyakan:
(a) Frekuensi
Kita tanyakan berapa kali melakuakn hubungan
seksual dalam seminggu.
(b) Gangguan
Kita tanyakan apakah pasien mengalami gangguan
ketika melakukan hubungan seksual.
(13) Respon keluarga terhadap kehamilan ini
Bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk
kenyamanan psikologis ibu. Adanya respon yang positif
dari keluarga terhadap kehamilan akan mempercepat
proses adaptasi ibu dalam menerima perannya.
(14) Respon ibu terhadap kelahiran bayinya
Dalam mengkaji data ini kita dapat menanyakan langsung
kepada pasien mengenai bagaimana perasaannya terhadap
kehamilannya.
(15) Respon ayah terhadap kehamilan ini
Untuk mengetahui bagaimana respon ayah terhadap
kehamilan ini kita dapat menanyakan langsung pada suami
pasien atau pasien itu sendiri. Data mengenai respon ayah
ini sanagat penting karena dapat kita jadikan sebagai salah
67. 58
satu acuan mengenai bagaimana pola kita dalam
memberikan asuhan kepada pasien dan bayinya.
(16) Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa hamil
Untuk mendapatkan data ini bidan sangat perlu melakukan
pendekatan terhadap keluarga pasien, terutama orang tua.
Hal ini penting yang biasanya mereka anut berkaitan
dengan masa hamil adalah menu makan untuk ibu hamil,
misalnya ibu hamil pantang makanan yang berasal dari
daging, ikan telur, dan gorengan karena dipercaya akan
menyebabkan kelainan pada janin. Adat ini akan sangat
merugikan pasien dan janin karena hal tesebut justru akan
membuat pertumbuhan janin tidak optimal dan pemulihan
kesehatannya akan terhambat.
2) Data Objektif
Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data kita
dalam menegakan diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian
data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi yang dilakukan secara berurutan.
68. 59
Langkah-langkah pemeriksaannya sebagai berikut:
a) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan kita
laporkan dengan keriteria sebagai berikut:
(a) Baik
Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap
lingkungan dan orang lain, serta secara fisik paien tidak
mengalami ketergantungan dalam berjalan.
(b) Lemah
Pasien dimasukan dalam criteria ini jika ia kurang atau
tidak memberikan respon yang baik terhadap lingkungan
dan orang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk
berjalan sendiri
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita
dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari
keadaan compos mentis (kesadaran maksimal) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam sadar).
(3) Tanda vital
(a) Tekanan darah
(b) Nadi
69. 60
(c) Pernapasan
(d) Suhu
b) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala
(a) Rambut : Warna, Kebersihan, Mudah rontok atau
Tidak
(b) Telinga : Kebersihan dan Gangguan pendengaran
(c) Mata : Konjungtiva, Sklera, Kebersihan, Kelainan
dan gangguan penglihatan
(d) Hidung : Kebersihan, Polip dan Alergi debu
(e) Mulut : Bibir (Warna,Integritas jaringan), Lidah
(Warna,Kebersihan), Gigi (Kebersihan,
Karies dan gangguan pada mulut
(f) Leher : Pembesaran kelenjar limfe dan Parotitis
(2) Dada
(a) Bentuk
(b) Simetris/tidak
(c) Payudara : (Bentuk, Besar masing-masing payudara,
Hiperpigmentasi areola payudara, Teraba
massa, nyeri atau tidak, Kolostrum,
Keadaan puting, Kebersihan).
(d) Denyut jantung
(e) Gangguan pernapasan (auskultasi)
70. 61
(3) Perut : (Bentuk, Bekas luka operasi, Stiae, Linea,
TFU, Hasil pemeriksaan palpasi Leopold,
Taksiran berat janin (TBJ), Denyut jantung
janin (DJJ).
(4) Ekstermitas
(a) Atas : Gangguan/ kelainan, Bentuk
(b) Bawah : Bentuk, Udema, Varices
(5) Genital : Kebersihan, Pengeluaran pervaginam,
Tanda-tanda infeksi
(6) Anus : Hemoroid, Kebersihan.
c) Data penunjang/data laboratorium
(a) Kadar Hb
(b) Hematokrit
(c) Kadar leukosit
(d) Golongan darah.
2. Indentifikasi Diagnosis , Masalah dan Kebutuhan
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap dianosis, masalah,
dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan dianosis atau
masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan
data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta. Dalam langkah kedua
71. 62
ini bidan membagi interpretasi data dalam tiga bagian, yaitu sebagai
berikut:
a. Diagnosis kebidanan/Nomenklatur
Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain sebagai
berikut.
1) Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan
dengan kehamilannya (jumlah kehamilan). Dibedakan dengan
primigravida (hamil yang pertama kali) dan multigravida (hamil
yang kedua atau lebih).
2) Usian kehamilan dalam minggu
3) Keadaan janin
4) Normal atau tidak.
b. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan
“diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah
tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu
dipetimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah
sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami
kenyataan terhadap diagnosis.
c. Kebutuhan pasien
Dalam bagaian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan
keadaan dan masalahnya.
72. 63
3. Merumuskan diagnosis/ masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil terus mengamati kondisi klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-
siap dila diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi.
4. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera
Dalam pelaksanaannya terkadang bidan diharapkan pada beberapa
situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi) dimana bidan
harus segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun
kadang juga berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan segera
sementara menunggu instruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi
pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain.
5. Merencanakan asuhan kebidanan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan
pertimbangan yang teapat, meliputi pengetahuan, teori up to date,
perawatan berdasarkan bukti (evidence based care), serta divalidasikan
dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh
pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan,
73. 64
karena pada akhirnya pengambil keputusan dalam melaksanakan suatu
rencana asuhan harus disetujui oleh pasien.
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisiensi dan aman.
Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien, atau
anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia
tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan.
Dalam situasi dimana ia harus berkolaborasi dengan dokter, misalnya
karena pasien mengalami komplikasi, bidan masih tetap bertanggung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhanbersama tersebut.
Managemen yang efisiensi akan menyingkat waktu, biaya, dan
meningkatkan mutu asuhan.
7. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kta berikan
kepada pasien, kita mengacu kepada beberapa pertimbangan.
Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan
keluarga yang meliputi pemulihan kondisi pasien, peningkatan
kesejahteraan emosional, peningkatan pengetahuan dan kemampuan
pasien mengenai perawatan diri, serta peningkatan kemandirian pasien
74. 65
dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan kesehatan (Sulistyawati, 2011;
h. 3-5, 83, 91, 59-69, 76, 107,145,180-188,191-201).
C. Landasan Hukum dan wewenang bidan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No: 900/ Menkes
/SK /VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan, kewenangan yang
dimiliki bidan untuk menangani kehamilan normal terdapat pada pasal 16
ayat 3 mengenai pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
1. Pelayanan kebidanan
a. Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi :
1) Penyuluhan dan konseling
2) Pemeriksaan fisik
3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibuhamil
dengan abortus iminens, hiperemesis gravidarum tingkat1, pre
eklamsi ringan dan anemia ringan (Sofyan et. all,2009; h. 172).
2. Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai
berikut :
a) Standar 1 identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
75. 66
memotivasi ibu, suami da anggota keluarga agar mendorong ibu
untuk memeriksa kehamilannya sejak dini secara teratur.
b) Standar 2 pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
c) Standar 3 palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu.
d) Standar 4 pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
e) Standar 5 pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda–tanda serta gejala preeklamsia
lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuk.
f) Standar 6 persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa
77. 68
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP Ny.F UMUR 30
TAHUN G2P1A0 USIA KEHAMILAN 11 MINGGU 2 HARI
DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I
DI BPM ROSBIATUL ADAWIYAH
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Oleh : Dika Anggun Sari
NIM : 201305011
Tanggal : 04 mei 2016
Tempat : BPM Rosbiatul Adawiyah
A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien
Istri Suami
78. 69
Nama : Ny.F : Tn.Y
Umur : 30 tahun : 30 tahun
Agama : Islam : Islam
Suku : Lampung : Lampung
Pendidikan : DIII : SMK
Pekerjaan : Karyawan swata : Wiraswasta
Alamat : Jln. Untung suropati Gg Raja ratu
2. Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya
3. Keluhan : Ibu mengatakan merasakan mual dan
muntah setiap habis makan dan minum
yang di sertai tidak nafsu makan
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang sedang diderita
1) Jantung : Tidak ada
2) Hipertensi : Tidak ada
3) Hepatitis : Tidak ada
4) HIV/AIDS : Tidak ada
b. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Jantung : Tidak ada
2) Hipertensi : Tidak ada
3) Hepatitis : Tidak ada
4) Anemia : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga
79. 70
1) Penyakit Menurun
a) DM : Tidak ada
b) Gemelli : Tidak ada
2) Penyakit Menular
a) Hepatitis : Tidak ada
b) TBC : Tidak ada
c) HIV/AIDS : Tidak ada
d. Perilaku kesehatan
1) Penggunaan alkohol/obat-obatan sejenis : Tidak pernah
2) Pengkonsumsi jamu : Tidak pernah
3) Merokok : Tidak pernah
4) Obat yang dikonsumsi : Tab. Fe, Kalk, B6
e. Keadaan Psikososial, Budaya dan Spiritual
1) Psikologi
Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini karena ibu muntah
berulang kali dan ibu takut hal tersebut akan membahayakan janin yang
ada didalam kandungannya.
2) Sosial
Ibu juga mengatakan bahwa hubungannya dengan suami, keluarga,
tetangga maupun tenaga kesehatan baik.
3) Budaya
Ibu mengatakan tidak ada pantangan terhadap jenis makanan dan
minuman apapun selama hamil ibu tidak pernah minum jamu.
4) Spiritual
80. 71
Ibu mengatakan memeluk agama islam dan menjalankan ibadah sholat
wajib 5 waktu.
5. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 13 Tahun
2) Siklus : 30 hari
3) Volume : 3 kali ganti pembalut/hari
4) Lama : 7 hari
5) Dismenore : Tidak ada
6) Bau : Amis
7) HPHT : 14-02-2016
8) TP : 21-11-2016
b. Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan Persalinan yang lalu
Anak
Ke
Kehamilan Persalinan
Komplikasi
Nifas
KB
Usia Penyulit Persalinan JK
BB
Bayi
Penyulit
1 38
minggu
Tidak
Ada
Spontan Pere
mpua
n
2900 Tidak
ada
Tidak ada Sunti
k
c. Tanda – tanda kehamilan
1) Amenore, mual, muntah : Ya
2) Tes kehamilan : Ya
3) Tanggal / hasil : Positif
d. Pergerakan janin belum terasa : Belum dirasakan
e. Keluhan yang dirasakan
81. 72
1) Rasa lelah : Ada
2) Mual muntah : Ibu mengatakan muntah
setiap habis makan dan
minum.
3) Pegal pada kaki dan pinggang : Tidak ada
4) Panas menggigil : Tidak ada
5) Sakitkepala : Tidak ada
6) Rasa nyeri saat BAK : Tidak ada
7) Nyeri kemerahan pada tungkai : Tidak ada
f. Riwayat KB : Ibu Pernah memakai KB
suntik 3 bulan
g. Riwayati munisasi TT : Sudah Pernah TT2
6. Pola kebutuhan sehari - hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil
Ibu mengatakan makan 3x sehari sebanyak 3 porsi dengan menu nasi,
lauk pauk, sayur dan buah Ibu mengatakan minum 1 gelas susu dan 3
gelas air putih setiap harinya
Saat hamil
Ibu makan dengan porsi sedikit, frekuensi jarang dan hanya
mengonsumsi makan nasi 5 sendok yang di sertai lauk, cemilan dan air
susu.
b. Pola Eliminasi
82. 73
Sebelum hamil
BAK : 4-5x sehari, warna kuning jernih, bau khas
Urine
BAB : 1x sehari warna kuning, konsistensi lunak, bau
khas feses
Saat hamil
BAK : 3-4x sehari, warna kuning jernih, bau khas urine
BAB : 3 hari sekali, warna kecoklatan konsitensi
keras.
c. Pola Istirahat
Sebelum hamil : Tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 2 jam.
Saat hamil : Tidur malam 5 jam dan ibu tidak tidur siang.
d. Pola Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Keramas : 1x sehari
Ganti Daleman : Ganti baju 2x sehari, ganti celana dalam 3x sehari
atau jika sudah lembab
Kebersihan kuku : Bersih
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. TTV :
83. 74
TD : 90/60mmHg
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 37,8 C
d. BB sebelum : 56 kg ,
BB sekarang : 52 kg
e. TB : 155 cm
f. LILA : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Kebersihan : Bersih
Rontok : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
b) Muka
Cloasma gravidarum : Ada
Oedem : Tidak ada
c) Mata
Kelopak mata : Cekung
Konjungtiva : An.anemis
Sklera : An.ikterik
Kebersihan : Bersih
84. 75
d) Hidung
Bersih : Ya
Polip : Tidak ada pembengkakan
e) Telinga
Simetris : Ya
Serumen : Tidak ada
Gangguan pendengaran : Tidak ada
f) Mulut & Gigi
Bibir : Kering
Lidah : Kering
Gigi : Tidak terdapat karies
Gusi : Tidak ada perdarahan
g) Leher
Pembesaran kelenjar tyroid: Tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
h) Dada
Pernafasan : Vesikuler
i) Payudara
Simetris : Ya
85. 76
Pembesaran : Ada, kanan dan kiri
Kebersihan : Bersih
Hiperpigmentasi : Ada
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
j) Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Striae : Tidak ada
Linea : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Uterus
Leopold I : 3 Jari di atas simpisis
Leopold II : Teraba ballotment
Leopold III : Tidak dilakukan
Leopold IV : Tidak dilakukan
TFU Mc. Donald : Tidak dilakukan
k) Punggung dan pinggang
Hiperlordosis : Tidak
86. 77
Nyeri ketuk pinggang : Tidak ada
l) Ekstremitas
Oedem : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Kulit : Kurang elastis
Varices : Tidak ada
Refleks Patella : Tidak ada
m) Anogenital
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10,2 gr%
Glukosa Urin : Negatif
Protein Urin : Negatif
87. 1
Tabel 3.2 C. MATRIKS
Tgl/
Jam
Pengkajian Interpretasi
Data
(Diagnosa,Ma
salah,Kebutu
han)
Dx
Potensial/
Masalah
Potensial
Antisipasi/
Tindakan
Segera
Intervensi Implementasi Evaluasi
04
Mei/
2016
Pukul
12.30
WIB
Ds :
- Ibu mengeluh
Mual muntah
yang berlebih
dan tidak nafsu
makan
- Ibu
mengatakan ini
kehamilan yang
kedua, sudah
pernah
melahirkan satu
kali dan belum
pernah
keguguran
- HPHT:
14-02-2016
Do :
- KU lemah,
kesadaran
compos mentis,
TD :
90/80mmhg,
N : 100 x/menit,
RR : 22 x/menit
Ny. F G2P1A0
Umur 30
tahun usia
kehamilan 11
minggu 2 hari
dengan
hiperemesis
tingkat 1
DS:
- Ibu
mengatakan
ini
kehamilan
yang kedua,
sudah pernah
melahirkan
satu kali dan
belum
pernah
keguguran
- Ibu
mengalami
mual muntah
yang
hiperemesis
gravidarum
tingkat II
Penkes
Nutrisi dan
cara
mengatasi
Hiperemesis
gravidarum
tingkat I
1. Jelaskan
pada ibu
cara
mengatasi
mual muntah
yang di
alami ibu.
1. Menjelaskan pada
ibu cara
mengatasi mual
muntah yang
dialaminya
dengan cara:
11. Hindari bau atau
faktor-faktor
penyebabnya
12. makan biskuit
atau roti
13. makan sedikit
tapi sering
14. duduk tegak
setiap kali habis
makan
15. hindari makanan
yang berminyak
dan berbumbu
keras
16. minum cairan
berkarbonat
17. bangun dari tidur
secara perlahan-
lahan dan
1. Ibu mengatakan
sudah mengerti
tentang cara
mengatasi mual
muntah yang
dialaminya , dan
ibu bersedia
menerapkannya.
88. 79
S : 37,80
C
BB sebelum:56
BB sekarang:52
- Mata cekung
- Bibir: kering
- Leopold teraba
ballotment (+)
TFU 3 jari di
atas simpisis
berlebih dan
tidak nafsu
makan
- DO :
- KU lemah,
kesadaran
compos
mentis,
TD: 90/60
mmhg,
N : 100
x/menit,
- RR : 22
x/menit
S : 37,80
C
BB
sebelum:56
BB
sekarang:52
- Mata cekung
- Leopold
teraba
ballotment
(+)
- TFU 3 jari
diatas
simpisis
Masalah :
Mual muntah
yang berlebih
dan tidak
2.Beritahu ibu
mengenai hasil
pemeriksaan
dan penjelasan
tetang keluhan
yang di
rasakan
langsung jangan
bergerak
18. jangan
menggosok gigi
segera setelah
makan.
19. Istirahat
2. Memberitahu ibu
mengenai hasil
pemeriksaannya,
bahwa ibu
mengalami mual
muntah yang
berlebih yang
biasa di sebut
dengan
hiperemesis
gravidarum
sehingga keluhan
yang ibu alami
harus segera di
atasi agar tidak
terjadi komplikasi
lebih lanjut hasil
pemeriksaan
TD : 90/60mmHg
N : 100x/menit
RR :22x/menit
Suhu :37,80
C
Leopold teraba
ballotment (+)
2. Ibu sudah
mengerti tentang
kondisinya bahwa
ia mengalami
mual muntah
yang berlebih
yang biasa disebut
hiperemesis
gravidarum
sehingga keluhan
yang ibu alami
harus segera di
tanggani agar
tidak terjadi
komplikasih lebih
lanjut .
89. 80
nafsu makan
Kebutuhan :
Asuhan
kehamilan
dengan
hiperemesis
gravidarum
tingkat 1
3. Anjur kan
ibu untuk
rutin
mengonsums
i obat yang
telah di
berikan
bidan
4. Jelaskan
pada ibu pola
istirahat yang
baik
5. Jelaskan
pada ibu
tentang
personal
hygiene.
3. Menganjur kan
ibu untuk rutin
mengonsumsi obat
yang di berikan
bidan yaitu terapi
obat B6 10 tablet,
diminum 2x1 dan
berikan terapi
asam folat 0,4 mg
diminum 2x1 agar
keluhan pada ibu
dapat teratasi dan
mencegah
terjadinya
komplikasi ibu
dan janin
4. Menjelaskan pada
ibu pola istirahat
yang baik yaitu
tidur malam hari
7-8 jam dan tidur
siang hari 1-2 jam
5. Menjelaskan pada
ibu tentang
personal hygiene,
yaitu dengan
mandi 2x sehari ,
dan menggosok
gigi 2x sehari, dan
mengganti
3. Ibu bersedia
untuk
mengonsumsi
obat yang telah
diberikan bidan
sesuai
dengan anjuran.
4. Ibu mengerti
tentang pola istirahat
yang baik
5. Ibu mengerti
tentang cara
menjaga personal
hygiene , dan ibu
bersedia untuk
menerapkannya
dalam kehidupan
90. 81
6. Jelaskan
pada ibu
tentang
tanda bahaya
pada
kehamilan
TM I.
pakaian dalam
apabila terasa
lembab dan basah
, dan pada saat
BAK untuk
mencebok nya
dari depan ke
belakang, dan
setelah BAK
untuk dikeringkan
terlebih dahulu
dengan
menggunakan
tissue atau kain
yang kering dan
bersih, dan
menggunakan
celana dalam yang
tebuat dari katun
yang dapat
menyerap
keringat, dan
jangan memakai
pakaian dalam
yang terlalu ketat.
6. Menjelaskan pada
ibu tentang tanda
bahaya pada
kehamilan yaitu:
a. Perdarahan
pervaginam
b. Sakit kepala
sehari-harinya.
6. Ibu mengerti
tentang
penjelasan yang
di berikan
mengenai tanda
bahaya pada
kehamilan dan ibu
91. 82
hebat
c. Pandangan
mata kabur
d. Kaki, tangan,
dan wajah
bengkak
e. Demam tinggi
f. Nyeri abdomen
yang hebat.
bersedia untuk
langsung ke
tenaga kesehatan
terdekat apabila
mengalami tanda
bahaya yang
sudah di jelaskan.
7 Mei
2016/
16.00
WIB
Ds :
- Ibu mengatakan
mual belum
berkurang tetapi
muntah sudah
berkurang
- HPHT :
14-02-2016
Do :
- KU lemah,
kesadaran
compos mentis
TD : 100/70
Mmhg
N : 100
x/menit
RR : 22
Ny.F G2 P1 A0
Umur 30
tahun usia
kehamilan 11
minggu 5 hari
Ds:
- Ibu
mengatakan
ini
kehamilan
yang kedua
sudah pernah
melahirkan
dan belum
pernah
keguguran
- Ibu
mengatakan
mual belum
berkurang
tetapi
hiperemesis
gravidarum
tingkat II
Penkes
Nutrisi dan
cara
mengatasi
Hiperemesis
gravidarum
tingkat I
1. Ingatkan
ibu
kembali
bagaima
na cara
mengatas
i mual
dan
muntah
yang
dialamin
ya
1. Mengingatkan ibu
kembali
bagaimana cara
mengatasi mual
muntah yang di
alaminya agar
keluhan yang di
alami dapat
teratasi.
1. Ibu masih ingat
cara mengatasi
keluhannya dan
telah menerapkan
dalam aktivitas
sehari-hari yaitu :
a. Hindari bau
atau faktor-
faktor
penyebabnya
b. makan
biscuit atau
roti
c. makan sedikit
tapi sering
d. duduk tegak
setiap kali
habis makan
e. hindari
makanan
yang
berminyak
dan berbumbu
92. 83
x/menit
T : 37,50
C
Mata cekung,
- Bibir: kering
- Leopold teraba
ballotment (+)
TFU 3 jari
diatas simpisis
muntah
sudah
berkurang
Do :
- KU lemah,
kesadaran
compos
mentis,
TD:100/70m
mhg,
N : 100
x/menit,
RR : 22
x/menit
S : 37,50
C
- Mata cekung,
- Leopold
teraba
ballotment
(+)
- TFU 2 jari
diatas
simpisis
Masalah:
Mual muntah
yang berlebih
dan tidak
nafsu makan
Kebutuhan :
Asuhan
2. Beritahu ibu
mengenai
hasil
pemeriksaan
ibu.
2. Memberitahu
pada ibu
mengenai hasil
pemeriksaan
keadaan ibu
masih mengalami
mual dan muntah
yang berlebih
yang biasa di
sebut hiperemesis
gravidarum
sehingga keluhan
yang ibu alami
harus segera di
tangani agar tidak
terjadi komplikasi
keras
f. minum cairan
berkarbonat
g. bangun dari
tidur secara
perlahan-
lahan dan
langsung
jangan
bergerak
h. jangan
menggosok
gigi segera
setelah makan
i. Istirahat
2. Ibu sudah
mengerti
mengenai hasil
pemeriksaan dan
keadaannya
bahwa ibu masih
mengalami mual
dan muntah yang
berlebih.
93. 84
kehamilan
dengan
hiperemesis
gravidarum
tingkat I
3. Ingatkan ibu
kembali
mengenai
terapi obat
yang sudah
diberikan.
4. Ingatkan ibu
kembali
mengenai
pola istirahat
ibu.
5. Ingatkan ibu
kembali
mengenai
personal
hygiene ibu.
lebih lanjut hasil
TD : 100/70
mmHg
N : 100 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 37,50
C
3. Mengingatkan ibu
kembali mengenai
terapi obat yang
sudah diberikan
agar tetap
dikonsumsi setiap
hari sampai dosis
habis.
4. Mengingatkan ibu
kembali pola
istirahat agar ibu
dapat mencukupi
kebutuhan
istirahatnya.
5. Mengingatkan ibu
kembali mengenai
personal hygiene
ibu.
3. Ibu mengonsumsi
obat yang sudah
diberikan sesuai
dengan yang
dianjurkan yang
yaitu dengan
minum obat B6
2x1 setiap hari
dan asam folat
2x1 setiap hari.
4. Ibu sudah telah
memenuhi pola
istirahat yang baik
yaitu 5 jam pada
malam hari
5. Ibu mau
menerapkan pola
personal hygiene
yang yaitu :
a. Mandi 2x
sehari
b. Menggosok
gigi 2x sehari
94. 85
6. tanyaan pada
ibu apa saja
tanda bahaya
pada
kehamilan
TM I.
6. menanyakan pada
ibu apa saja tanda
bahaya pada
kehamilan TM I
c. Mengganti
pakaian dalam
apabila terasa
lembab dan
basa
d. Pada saat BAK
untuk
mencebokknya
dari depan ke
belakang
e. Setelah BAK
untuk di
keringkan
terlebih dahulu
dengan
menggunakan
tissue atau
kain yang
kering dan
bersih.
6. Ibu masih
mengingat apa
saja tanda bahaya
kehamilan pada
TM I yaitu:
a. Perdarahan
pervaginam
b. Sakit kepala
hebat
c. Pandangan
mata kabur
d. Kaki, tangan,
95. 86
dan wajah
bengkak
e. Demam tinggi
f. Nyeri abdomen
yang hebat.
11 mei
2016/
14.00
WIB
Ds :
- Ibu mengatakan
masih
mengalami
muntah 3x
sehari
- HPHT :
14-02-2016
Do :
KU lemah,
kesadaran
compos mentis
TD : 100/80
Mmhg
N : 100 x/menit
RR : 23 x/menit
T : 370
C
- Mata cekung,
- Bibir: kering
- Leopold teraba
ballotment (+)
TFU 4 jari
diatas simpisis
Ny.F G2 P1 A0
Umur 30
tahun usia
kehamilan 12
minggu 2 hari
Ds:
- Ibu
mengataka
n ini
kehamilan
yang kedua
sudah
pernah
melahirkan
satu kali
dan belum
pernah
keguguran
- Ibu masih
mengalami
muntah3x
sehari
DO :
- Leopold
hiperemesis
gravidarum
tingkat II
Penkes
Nutrisi dan
cara
mengatasi
Hiperemesis
gravidarum
tingkat I
1. tanyakan
frekuensi
mual dan
muntah
yang ibu
alami.
2. Beritahu ibu
mengenai
hasil
pemeriksaan
ibu
1. Menanyakan
frekuensi mual
dan muntah yang
ibu alami
2. Memberitahu pada
ibu mengenai
hasil pemeriksaan
keadaan ibu
masih mengalami
mual dan muntah
sehingga keluhan
yang ibu alami
harus segera di
tangani agar tidak
terjadi komplikasi
lebih lanjut hasil
TD : 100/80
mmHg
N : 100 x/menit
RR : 23 x/menit
T : 370
C
1. ibu sudah tidak
muntah namun
masih merasakan
mual dengan
frekuensi 5x
sehari.
2. Ibu sudah
mengerti
mengenai hasil
pemeriksaan dan
keadaannya
bahwa ibu masih
mengalami mual
dan muntah
namun sudah
berkurang
96. 87
teraba
ballotment
(+)
- TFU 4 jari
diatas
simpisis
Masalah : Ibu
masih
mengalami
muntah 3x
sehari
Kebutuhan :
Asuhan
kehamilan
dengan
hiperemesis
Tingkat 1
3. Beritahu ibu
tentang pola
nutrisi gizi
seimbang
4. ingatkan ibu
untuk tetap
menjalankan
therapy obat
penambahan
darah Tab.
Fe dan Kalk.
3. memberitahu ibu
tentang pola
nutrisi gizi
seimbang yaitu
makan 3x sehari ,
porsi 1 piring
dengan menu
Nasi, Sayuran
hijau (bayam,
kangkung), Lauk
(daging, telur,
tempe, tahu,
ikan), dilengkapi
1 buah
(apel,pisang,pepa
ya,jeruk), dan 1
gelas susu khusus
ibu hamil.
4. Mengingatkan ibu
untuk tetap
menjalankan
terapi obat
penambahan
darah tablet Fe
1x1 dan
minumnya
sebelum tidur
malam, karena
efek samping dari
tablet Fe adalah
mual dan kalsium
1x1 yang berguna
3. Ibu mengerti
tentang pola nutrisi
gizi seimbang yang
baik untuk dirinya
4. Ibu bersedia
untuk tetap
mengonsumsi
obat yang sudah
diberikan sesuai
dengan anjuran.
97. 88
5. Tanyakan
pada ibu
tetang pola
personal
hygene
untuk
pertumbuhan
tulang dan gigi
janin.
5. menanyakan pada
ibu tentang pola
persona hygene
5. Ibu telah
menerapkan pola
personal hygene
yang baik yaitu
mandi 2kali
sehari, keramas
1kali sehari , ganti
dalaman jika
terasa lembab dan
ibu selalu
mengeringkan
kemaluannya
setiap kali habis
BAB dan BAK.
18 mei
2016/
14.00
WIB
Ds :
- Ibu mengatakan
sudah tidak
muntah tetapi
masih merasa
mual
- HPHT :
14-02-2016
Do :
Ny.F G2 P1 A0
Umur 30
tahun usia
kehamilan 13
minggu 2 hari
Ds:
- Ibu
mengataka
n ini
kehamilan
yang kedua
,sudah
Tidak ada Tidak ada 1. Beritahu ibu
mengenai
hasil
pemeriksaan
nya saat ini.
1. Memberitahu ibu
mengenai hasil
pemeriksaannya
saat ini bahwa
keadaan ibu sudah
mulai membaik.
TD : 110/90
mmHg
N : 87 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,50
C
1. Ibu sudah
mengerti
mengenai hasil
pemeriksaanya
saat ini bahwa
keadaan ibu sudah
mulai membaik
dan ibu sudah
tidak lagi muntah
hanya mengalami
mual.
98. 89
KU baik,
kesadaran
compos mentis
TD : 110/90
Mmhg
N : 87 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,50
C
BB sebelum:52
BB sekarang:53
- Leopold teraba
ballotment (+)
TFU 4 jari
diatas simpisis
pernah
melahirkan
satu kali
dan belum
pernah
keguguran
- Ibu sudah
tidak
muntah lagi
hanya
mengalami
mual
DO :
- Leopold
teraba
ballotment
(+)
- TFU 4 jari
diatas
simpisis
Masalah :
Tidak ada
Kebutuhan :
Asuhan
kehamilan
norma
2. Pertahankan
pola
kebutuhan
nutrisi gizi
seimbang
yang
dianjurkan
3. Ingatkan ibu
untuk tetap
menjalankan
therapy obat
penambah
darah Tab.
Fe dan Kalk.
2. menganjurkan
untuk
mempertahankan
pola kebutuhan
nutrisi gizi
seimbang yang
3. Mengingatkan ibu
untuk tetap
menjalankan
terapi obat
penambah darah
tablet FE 1 x 1
dan minumnya
2. Ibu sudah
menerapkan dan
akan
mempertahankan
pola nutrisi gizi
seimbang yaitu
ibu makan dengan
frekuensi 3x
sehari, dengan
porsi 1 piring
dengan menu
sayuran hijau,
lauk, buah dan 1
gelas susu khusus
ibu hamil
Contoh menu
yang ibu
konsumsi : Nasi,
bening sayur
bayam ,I potong
Daging, 1 buah
jeruk dan 1 gelas
susu khusus ibu
hamil.
a) 3. Ibu bersedia
untuk tetap
mengonsumsi
obat yang sudah
di berikan sesuai
dengan anjuran.
99. 90
4. Anjurkan
ibu untuk
melakukan
kunjungan
ulang 1
bulan
berikutnya
apabila ibu
mengalami
keluhan.
sebelum ibu tidur
malam , karena
efek samping dari
tablet FE adalah
mual dan Kalsium
1 x 1 yang
berguna untuk
pertumbuhan
tulang dan gigi
janin.
4. Menganjurkan ibu
untuk melakukan
kunjungan ulang
1 bulan
berikutnya atau
apabila ibu
mengalami
keluhan.
4. Ibu bersedia
untuk melakukan
kunjungan ulang
pada bulan
berikutnya atau
apabila ibu
mengalami
keluhan.
100. 1
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data Dasar
1. Data Subjektif
a. Identitas
1) Nama
a) Menurut tinjauan teori
Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan memanggil
dengan nama panggilan sehingga hubungan komunikasi antara
bidan dan pasien menjadi akrab.
b) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini Nama pasien Ny.F
c) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi
kesenjangan pada Nama ibu. Karena pasien bernama Ny.F
2) Umur
a) Menurut tinjauan teori
Kehamilan yang dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari
20 tahun dan diatas 35 tahun. Usia dibawah 20 tahun bukan
masa yang baik untuk hamil karena organ-organ reproduksi
belum sempurna, hal ini tentu menyulitkan proses kehamilan
dan persalinan. Sedangkan kehamilan diatas 35 tahun
mempunyai resiko untuk mengalami komplikasi dalam
101. 92
kehamila, distosia dan partus lama. Umur reproduksi yang
sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun.
b) Menurut tinjauan kasus
Pada kasus ini Ny. F berusia 30 tahun.
c) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi
kesenjangan pada usia ibu. Karena usia 30 tahun adalah masa
reproduksi yang sehat dan aman untuk sebuah kehamilan,
persalinan dan masa nifas.
3) Agama
a) Menurut tinjauan teori
Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan mental dan
spiritual terhadap pasien dan keluarga pada saat kehamilan.
b) Menurut tinjauan kasus
Agama Ny.F adalah Islam
c) Menurut tinjauan kasus
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi
kesenjangan pada agama. Karena Ny.F memeluk agama Islam
4) Pendidikan
a) Menurut tinjauan teori
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku terhadap pola hidup dalam memotivasi untuk siap
berperan serta dalam perubahan kesehatan. Rendahnya
pendidikan seseorang makin sedikit keinginan untuk
102. 93
memanfaatkan pelayanan kesehatan, dan sebaliknya makin
tingginya pendidikan seseorang makin mudah untuk menerima
informasi dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
(Umboh et. all, 2014; h. 29,31).
Tingkat pendidikan :
(1) Pendidikan dasar/rendah ( SD-SMP/MTs)
(2) Pendidikan Menengah (SMA/SMK)
(3) Pendidikan Tinggi (D3/S1).
b) Menurut tinjauan kasus
Pendidikan terakhir Ny.F adalah DIII (Pendidikan Tinggi)
c) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi
kesenjangan karena Ny.F pendidikan terakhirnya adalah
Pendidikan tinggi DIII sehingga ibu dapat menerima
informasi dengan baik dan dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan hal ini sesuai dengan tinjauan teori.
5) Pekerjaan
a) Menurut tinjauan teori
Data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola
sosialisasi dan data pendukung dalam menentukan pola
komunikasi yang akan dipilih.
103. 94
Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi dilihat dari
pekerjaan batasan sebagai berikut:
(1) Pekerjaan yang berstatus tinggi
Yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin dan
ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah
maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha
(2) Pekerjaan yang berstatus sedang
Yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa
(3) Pekerjaan yang berstatus rendah
Yaitu petani dan operator alat angkut / bengkel.
b) Menurut tinjauan kasus
Ny.F bekerja sebagai Karyawan swasta (Kasir Indomaret) dan
suami bekerja sebagai wiraswasta (Sopir travel)
c) Pembahasan
Dalam pemabahasan ini tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dengan tinjauan kasus karena Ny.F bekerja
sebagai Karyawan swasta (Tetapi sekarang sedang mengambil
cuti karena ibu mengalami keluhan mual dan muntah yang
berlebih) dan suami bekerja sebagai Wiraswasta (Sopir travel)
dapat di simpulkan status sosial ekonomi Ny.F yaitu status
sedang sehingga kebutuhan ekonomi dan nutrisinya dapat
terpenuhi.
104. 95
6) Alamat
a) Tinjauan teori
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Anggraini, 2010; h. 134-135).
b) Tinjauan kasus
Ny.F beralamat di Jln. Untung Suropati Gg Raja ratu Bandar
Lampung.
c) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan
tinjauan kasus karena alamat Ny.F jelas dan lengkap, yaitu
Ny.F bertempat tinggal di Jln. Untung Suropati Gg Raja ratu
Bandar Lampung.
2. Alasan kunjungan
a. Menurut tinjauan teori
Alasan kunjungan untuk mengevaluasi masalah yang terjadi serta
aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil
b. Menurut tinjauan kasus
Alasan kunjungan pada Ny.F berdasarkan hasil tinjauan kasus
adalah Ny.F ingin memeriksakan kehamilan nya
c. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
karena dalam kasus karena Ny.F ingin memeriksakan kehamila nya.