SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum kerang merupakan kelompok hewan tidak bertulang
belakang dan bentuknya mudah untuk dikenali. Sebagian besar dicirikan dengan
adanya cangkang yang melindungi tubuhnya dan hanya sebagian kecil jenis yang
tidak bercangkang. Cangkang merupakan alat pelindung diri, terdiri atas lapisan
karbonat (crystalline calcium carbonate), dipisahkan oleh lapisan tipis (lembaran)
protein di antara cangkang dan bagian tubuh (otot dan daging).1
Logam berat jika terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat
dihancurkan, bersifat toksik dan mengganggu kehidupan mikroorganisme. Pada
manusia logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan tergantung pada
bagian mana logam berat tersebut terikat di dalam tubuh. Daya racun yang
dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses
metabolisme tubuh terputus.2
Kadmium adalah logam berat yang termasuk dlam golongan II B dalam
periodik sistem. Logam-logam ini akan mudah bereaksi dengan ligan-ligan yang
mengandung unsur-unsur O,S dan N. dalam tubuh logam-logam ini bersifat
toksik, karena bereaksi dengan ligan-ligan yang penting untuk fungsi normal
tubuh.3
1Dwi Eny Djoko Setyono, “Karakteristik Biologi dan Produk Kekerangan Laut” Jurnal
Oceana XXXI, No. 1 (2006)
http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxxi%281%291-7.pdf (Diakses 08
November 2014).
2Bustanul Arifin, Deswati Umiati dan Loekman, “Analisis Kandungan Logam Cd, Cu,
Cr Dan Pb dalam Air Laut di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung Kota Padang” Jurnal Teknik
Lingkungan, h. 140.
3Zul Alfian, Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari
Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia”, h. 73.
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu berapa kadar kadmium (Cd)
pada kerang hijau secara destruksi asam dengan menggunakan spektrofotometer
serapan atom (SSA)?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan berapa kadar kadmium
(Cd) pada kerang hijau secara destruksi asam dengan menggunakan
spektrofotometer serapan atom (SSA).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerang Hijau
Kerang hijau (P.viridis) mempunyai mucus atau lendir yang penyusun
utamanya adalah glikoprotein. Logam tersebut terikat menjadi metallothienin
karena penyusun utamanya adalah sistein yaitu protein yang tergolong dalam
gugus sulfidril (-SH) yang mampu mengikat logam. Oleh karena sifat mucus
insang yang mengalami regenerasi, maka logam berat (termasuk kadmium) yang
telah terikat pada mucus insang turut terlepas dari tubuhnya.1
Kerang merupakan salah satu bahan makan tambahan hasil laut yang
memperoleh makananya juga berasal dari laut, yaitu berupa plankton alga.
Senyawa organik akan terserap oleh plankton alga, selanjutnya plankton alga ini
merupakan makanan dari kerang dan binatang laut lainnya. Akibatnya, melalui
rantai makanan ini dalam tubuh kerang terdapat kadmium (Cd). Apabila kerang
tersebut dimakan oleh manusia, akan merupakan racun yang berbahaya karena
terjadi penumpukan kadmium (Cd) dalam tubuh manusia.2
B. Kadmium (Cd)
Sering kali dijumpai makanan di indonesia yang tumbuh di pinggir jalan
raya yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat menyebabkan
logam berat yang berasal dari asap kendaraan bermotor dapat menempel pada
1Nurlita Abdulgani, Aunurohim dan Anita Wijaya Indarto, Konsentrasi Kadmium (Cd)
pada Kerang Hijau (Perna Viridis) di Surabaya Dan Madura “Jurusan Biologi FMIPA ITS”.
http://aunurohim-bio-konsentrasikasdmium_Cd_padakeranghijau_Nurlita.et.al.hayati.edisi.khusus -
revisi2.pdf (06 November 2014).
2Zul Alfian, Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari
Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia” 9, No. 2
(2005).http://analisis.kadar.logam.kadmium.pada.kerang.pdf (06 November 2014).
4
tanaman teh tersebut, misalnya logam timbal atau kadmium. logam tersebut
merupakan mineral non esensial yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan dapat
menimbulkan efek toksik.3
Logam-logam yang mudah diuapkan seperti tembaga (Cu), timbal (Pb),
zink (Zn), kadmium (Cd), umumnya ditentukan pada suhu rendah sedangkan
untuk unsur-unsur yang tak mudah diatomisasi diperlukan suhu tinggi. Suhu
tinggi dapat dicapai dengan menggunakan suatu oksidator bersamaan dengan gas
pembakaran, contohnya atomisasi unsur seperti aluminium (Al), talium (Ti),
berilium (Be).4
Afinitas yang kuat dari kadmium dengan gugus sulfhidril, menyebabkan
inaktivasi enzim yang mengandung gugusan sulfhidril sehingga hal ini akan
menggangu funsi normal tubuh. Kadmium sangat sedikit diabsorbsi disaluran
cerna, yaitu paling banyak ± 5 %, sedangkan absorbsinya melalui saluran napas
lebih sempurna. Setelah diabsorbsi, kadmium akan terikat kuat dalam hati dan
ginjal, pada pemberian suntikan Kadmium secara intravena terhadap binatang
percobaan, ekskresinya lebih banyak melalui empedu dari pada melalui urin.5
Keracunan akut kadmium dapat disebabkan karena pemasukannya baik
melalui pernafasan maupun melalui oral. Efek keracunan yang umum adalah
iritasi saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah, salivasi, mencret dan kejang
pada perut. Kadmium lebih bersifat toksis bila terhirup melalui pernafasan.
Keracunan kronis timbul bila konsentrasi kadmium dalam ginjal mencapai 200 μg
3Faizah Utami dan Yunahara Farida. “Analisis Kandungan Mineral dan Logam Berat
dalam Teh Hitam yang Beredar di Pasar Jakarta Selatan Secara Spektofometri Serapan Atom”
Jurnal Farmasi. http://dosen. univpancasila.ac.id/ (30 Oktober 2014).
4S.M. Khopkar, Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A. Saptoraharjordjo,
Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI-Press, 1990), h. 290.
5Zul Alfian, Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari
Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia”, h. 73-74.
5
per gram terjadi kerusakan ginjal. Efek keracunan kronis yang lain yaitu:
emphysema, hipertensi dan osteomalacia.6
C. Destruksi
Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi
unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan,
yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik, pada
dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi
basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini
memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang
berbeda.7
Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik
tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat
oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain
asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam
klorida (HCl). Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun
campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih
pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah
larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan
baik. Senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam
yang stabil dan disimpan selama beberapa hari, pada umumnya pelaksanaan kerja
6Zul Alfian, Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari
Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia”, h. 74.
7Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian,, 2 no. 1 (Juni)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B
%2032.pdf (31 Oktober 2014).
6
destruksi basah dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha pengembangan
metode telah dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.8
Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel
menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle
furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam
destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini
sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.9
D. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Spektroskopi atom merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur,
dimana sekitar 70 unsur dapat dianalisis. Pemakaiannya luas pada berbagai bidang
karena prosedurnya paling selektif, spesifik, sensitivitasnya tinggi yaitu kisaran
ppm sampai ppb, waktu yang diperlukan cepat dan mudah dilakukan.10
Prinsip dasar dari spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah
penyerapan energi secara eksklusif oleh atom dalam keadaan dasar dan berada
dalam bentuk gas. Sebuah larutan yang terdiri dari spesi logam tertentu ketika
disedot ke dalam nyala, maka akan berubah menjadi uap sesuai dengan spesi
logam. Beberapa logam akan naik langsung ke tingkat energi eksitasi sedemikian
rupa untuk memancarkan radiasi logam tertentu. Titik kritis dari atom logam
dengan energi kuantum yang cukup besar dari unsure tertentu akan tetap berada
dalam keadaan dasar dan tidak teremisi. Atom tersebut yang akan menerima
8Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.
9Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.
10Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 196.
7
radiasi cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu yang sesuai dengan
atom logam.11
Spektroskopi absorpsi atom pada metodenya radiasinya dari suatu sumber
yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan kedalam nyala api yang berisi
sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor
melalui monokromator, untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari
sumber radiasi dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang
dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api. Detektor disini
akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak
balik (sinyal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur
berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada saat ada atau tidaknya unsur yang
diukur (sampel) dalam nyala api.12
Pelarut digunakan dalam prosedur dalam spektrofotometrik menimbulkan
permasalahan dalam beberapa daerah spektrum. Pelarut tidak hanya harus
melarutkan sampel tetapi juga tidak boleh menyerap cukup banyak dalam daerah
itu dibuat.13
Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat mengukur kadar unsur
tertentu dengan baik meskipun dengan adanya unsur-unsur yang lain, sama sekali
tidak ada keharusan untuk memisahkan unsure uji dari yang lain sehingga tidak
hanya menghemat waktu, tetapi juga menghilangkan berbagai sumber kesalahan
yang mungkin muncul selama proses ini. selain itu, Spektrofotometer serapan
atom (SSA) dapat juga digunakan untuk menentukan larutan berair dan larutan
berair. Kenyataannya, Spektrofotometer serapan atom (SSA) bebas dari segala
11Nursalam Hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer (Makassar: Alauddin
University Press, 2013), h. 88-89.
12Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 197.
13R. A. Day, Jr. Dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius
Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 416.
8
kerumitan persiapan sampel, telah terbukti sebagai alat analisis yang ideal dan
serbaguna, walaupun bukan ahli kimia, misalnya ahli biologi, dokter dan insinyur
yang lebih berorientasi pada pentingnya hasil.14
Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode Spektrofotometer
serapan atom (AAS). Metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)
merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui
keberadaan dan kadar logam berat dalam berbagai bahan, namun terlebih dahulu
dilakukan tahap pendestruksi cuplikan. Pada metode destruksi basah dekomposisi
sampel dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam
suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang digunakan adalah asam-asam
pengoksidasi seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO)3, H2O2, perklorat
(HClO4) atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk mendestruksi suatu
bahan akan mempengaruhi hasil analisis.15
14Nursalam hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer, h. 88.
15Susila Kristianingrum, ”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya” Jurnal
Kimia, h.2.
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Jumat/ 07 November 2014
Pukul : 13.00-19.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia Instrumen
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rangkaian alat
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) varian AA240F, penangas listrik, pipet
skala 10 mL dan 1 mL, labu takar 500 mL, 100 mL dan 50 mL, erlenmeyer 100
mL, bulp, botol semprot, batang pengaduk, corong, pingset dan gunting.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aluminium foil,
asam nitrat (HNO3) p.a asam nitrat (HNO3) 1 N, asam perklorat (HClO4) p.a,
aquabides (H2O), kertas saring whatman no.42, larutan induk Cd(N03)2 1000 ppm,
dan sampel (kerang hijau).
9
10
C. Prosedur kerja
1. Persiapan contoh uji kadmium total
Prosedur kerja pada persiapan contoh uji timbal total yaitu menimbang
5,0028 gr dan 5,0058 gr sampel ke erlenmeyer 100 mL. Menambahkan aquabides
(H2O) 25 mL dan asam nitrat (HNO3) pekat sebanyak 5 mL. Memanaskan hingga
larutan menjadi 10 mL. Mendinginkan dan menambahkan 1 mL HClO4.
Memanaskan kembali hingga larutan menjadi jernih. Menyaring larutan hasil sisa
destruksi ke dalam labu takar 100 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O)
dan menghomogenkan. Melakukan duplo.
2. Pembuatan larutan pengencer asam nitrat (HNO3)
Prosedur kerja pada pembuatan larutan pengencer yaitu HNO3 65%
dipipet sebanyak 35 mL ke dalam labu takar 500 mL yang telah berisi aquabides
(H2O) 40 mL kemudian diencerkan hingga tanda batas dan dihomogenkan.
3. Pembuatan larutan baku kadmium (Cd) 100 ppm
Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku kadmium (Cd) 100 ppm yaitu
memipet 5 mL larutan induk kadmium (Cd) 1000 ppm ke dalam labu takar 50 mL.
Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
4. Pembuatan larutan baku kadmium (Cd) 10 ppm
Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku kadmium (Cd) 10 ppm yaitu
terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk kadmium (Cd) 100 ppm ke dalam
labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
5. Pembuatan larutan standar
Prosedur kerja pada pembuatan larutan standar yaitu memipet larutan baku
10 ppm sebanyak 0,25 mL, 0,5 mL, 1,0 mL, 2,0 mL dan 3,0 mL ke dalam 5 labu
takar 50 mL yang berbeda. Mengencerkannya dengan aquabides (H2O) dan
homogenkan.
11
6. Pengoperasian Alat Spektrofotometer (SSA)
Pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu
ducting, main unit, dan komputer secara berurutan. Di buka program SAA
(Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah “apakah ingin
mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No. Dipilih
yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda
yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket
lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang
baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah. Dipilih No jika tidak ingin
mengganti lampu katoda yang baru. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select
element and working mode.Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik
langsung pada symbol unsur yang diinginkan Jika telah selesai klik ok, kemudian
muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang dianalisis dengan
mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ;
unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9
ppm. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up. Diklik icon
bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap
digunakan untuk mengukur logam. Pada menu measurements pilih measure
sample. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian
dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar. Dimasukkan blanko untuk
meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3 ppm dan 9
ppm. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan
pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus. Dimasukkan ke
sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran. Dimasukkan
blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2. Setelah pengukuran
selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada baris menu
12
dengan mengklik file lalu print. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air
deionisasi untuk membilas burner selama 10 menit, api dan lampu burner
dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian
kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Tabel IV.1 Larutan Standar dan Sampel
2. Reaksi
∆
No. Larutan
Konsentrasi (x)
(ppm)
Absorbansi (y)
1. Blanko 0 0.0 0.0008
2. 1 0.05 0.0622
3. 2 0.1 0.0754
4. 3 0.2 0.1154
5. 4 0.4 0.1979
6. 5 0.6 0.3050
7. Sampel 1 Uncal 0.0018
8. Sampel 2 Uncal 0.0006
13
CH C OH
O
CH2
CH2
S
Cd
S
CH2
NH2-CH2-C-OH
H2N
n
+ 2HNO3
O
CH
CH2
CH2
SH
H2N C OH
O
n
+ Cd(NO3)2
14
3. Grafik
a. Grafik Komputer
Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .
b. Grafik Manual
Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .
y = 0,467x + 0,020
R² = 0,984
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0.5 1 1.5
Asbsorbansi(y)
Konsentrasi (x)
y
Linear (y)
15
B. Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar kadmium
(Cd) yang terdapat pada kerang hijau. Kerang hijau yang akan diuji didestruksi
dengan metode basah. Pengukuran kandungan kadmium (Cd) dilakukan dengan
menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).
Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk
kadmium Cd(NO3)2 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu takar.
Memipet larutan standar kadmium (Cd) masing-masing 0,05 ppm, 0,1 ppm, 0,2
ppm, 0,4 ppm dan 0,6 ppm deret standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan
untuk membedakan absorbansi dari masing-masing deret standar.
Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan menimbang sampel kerang
hijau. Menambahkan aquabides sebagai pelarut bebas mineral dan akan
membersihkan sampel dari pengotor. Menambahkan asam nitrat (HNO3) yang
berfungsi sebagai asam yang mendeteksi kadar logam berat yang rendah dalam
sampel. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat terjadinya proses destruksi
karena pada suhu tinggi destruksi berlangsung cepat yang artinya perombakan
logam organik dapat cepat menjadi logam-logam anorganik, kemudian larutan
didinginkan. Menambahkan HClO4 sebagai asam kuat yang akan membantu
perombakan pada daging kerang. Memanaskan kembali hingga munculnya uap
putih yang menandakan perombakan senyawa organik telah berjalan dengan baik
dan larutan menjadi jernih, mendinginkan dan menyaring larutan ke dalam labu
takar dan selanjutnya mengencerkan untuk memperkecil konsentrasi lautannya.
Mengidentifikasi larutan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA).
Larutan yang telah dihimpitkan di uji kadar kadmiumnya dengan alat
spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 228,8 nm, dari kurva
kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan
16
antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,467x + 0,020 dengan R² = 0,98.
Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini
diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran
kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi
larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi
dan absorbansi dan hampir semua titik terletak pada 1garis lurus dengan gradien
yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2≤1.
Nilai R2 kurva kalibrasi larutan standar pada penelitian ini adalah 0,98,
sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi ini layak
digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1. Kurva kalibrasi dapat
diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubung anantara konsentrasi
dan absorbansi yaitu y = 0,467x + 0,020, dalam hal ini y adalah absorbansi, x
adalah konsentrasi. Nilai 0,467 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan
nilai 0,020 menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y,
dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi sampel
didapatkan sampel (kerang hijau I) sebesar -0,038 mg/L dan sampel (kerang hijau
II) sebesar -0,041 mg/L sehingga diperoleh rata-ratanya sebesar -0,039 mg/L,
diperoleh hasil konsentrasi sampel negatif karena konsentrasi larutan standar
terlalu besar atau tinggi sehingga konsentrasi sampel tidak masuk kedalam
konsentrasi larutan standar.
Menurut teori (Standar Nasional Indonesia) batas maksimum cemaran
kadmium (Cd) dalam pangan sebesar 1,0 mg/kg, sedangkan menurut badan POM
RI batas maksimum cemaran kadmium (Cd) dalam makanan sebesar 0,01 mg/kg –
1,0 mg/kg, sehingga dapat disimpulkan sampel tersebut masih aman untuk
dipergunakan.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar kadmium (Cd)
dalam sampel kerang hijau dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan
atom adalah -0,0395 mg/L.
B. Saran
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya
dilakukan pula uji kandungan Arsen (As) dalam kerang hijau sehingga dapat
diketahui kendungan logam tersebut dalam kerang hijau menggunakan
spektrofotometr serapan atom.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdulgani, Nurlita, Aunurohim dan Anita Wijaya Indarto. Konsentrasi Kadmium
(Cd) pada Kerang Hijau (Perna Viridis) di Surabaya Dan Madura
“Jurusan Biologi FMIPA ITS”. http://aunurohim-bio-
konsentrasikasdmium_Cd_padakeranghijau_Nurlita.et.al.hayati.edisi.khus
us-revisi2.pdf (06 November 2014).
Alfian, Zul. Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh
dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal
Sains Kimia” Vol. 9 no. 2
(2005).http://analisis.kadar.logam.kadmium.pada.kerang.pdf. Diakses pada
06 November 2014).
Arifin, Bustanul, Deswati Umiati dan Loekman. “Analisis Kandungan Logam Cd,
Cu, Cr Dan Pb dalam Air Laut di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung
Kota Padang” Jurnal Teknik Lingkungan UNAND Vol. 9 No. 2 (2012).
http://lingkungan.ft.unand.ac.id/images/fileTL/Dampak9-2/6-DES.pdf
Diakses pada 06 November 2014.
Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.
Day, Jr., R. A. dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj.
Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002.
Hamzah, Nursalam. Analisis Kimia Metode Spektrofotometer. Makassar:
Alauddin University Press, 2013.
Khopkar,S.M. Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo,
Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.
Kristianingrum, Susila.”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan
Efeknya”.JurnalKimia, Vol. 2 no. 1 (Juni).
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum
,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf. Diakses pada 06 Novemberr 2014.
Setyono, Dwi Eny Djoko, “Karakteristik Biologi dan Produk Kekerangan Laut”
Jurnal Oceana XXXI, No. 1 (2006)
http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxxi%281%
291-7.pdf . Diakses 08 November 2014.
Utami, Faizah dan Yunahara Farida. “Analisis Kandungan Mineral dan Logam
Berat dalam Teh Hitam yang Beredar di Pasar Jakarta Selatan Secara
Spektofometri Serapan Atom” Jurnal Farmasi. http://dosen.
univpancasila.ac.id/pdf (30 Oktober 2014).
19
LAMPIRAN
Analisis Data
Tabel VI.3. Absorbansi
No. Sampel Konsentrasi (x) Absorbansi (y) x.y x2
y2
1 Blanko 0 0,0008 0 0 0,00000064
2 Standar 1 0,05 0,0622 0,00311 0,0025 0,00386884
3 Standar 2 0,1 0,0754 0,00754 0,01 0,00568516
4 Standar 3 0,2 0,1154 0,02308 0,04 0,01331716
5 Standar 4 0,4 0,1979 0,07916 0,16 0,03916441
6 Standar 5 0,6 0,305 0,183 0,36 0,093025
N=6 Σx=1,35 Σy=0,7567 Σxy=0,29589 Σx2
=0,5725 Σ y2
=0,15506121
Diketahui:
x rata-rata = 0,225
y rata-rata = 0,1261
N = 6
Σx = 1,35
Σy = 0,7567
Σxy = 0,29589
Σx2 = 0,5725
Σ y2 = 0,15506121
Ditanyakan:
a. b = .............?
b. a = .............?
c. garis regresi y = a + bx
d. R2 = ...........?
20
Penyelesaian:
a. Persamaan garis linier (b)
𝑏 =
Σxy −
(Σx)(Σy)
N
𝛴 𝑥2−
(𝛴𝑥)2
N
=
0,29589 −
(1,35)(0,7567)
6
0,5725 −
(1,8225)
6
=
0,29589 −
(1,021545)
6
0,5725 −
(1,8225)
6
=
0,29589 − 0,1702575
0,5725 − 0,30375
=
0,1256325
0,26875
= 0,467
b. Nilai a
a = y rata-rata – b (x rata-rata)
= 0,1261 – 0,467 (0,225)
= 0,126116 – 0,105075
= 0,020
c. Konsentrasi (x) kadmium (Cd) dalam kerang hijau
1. Konsentrasi (x) kerang hijau I
y = a + bx
0,0018 = 0,020+ 0,467x
0,0018 - 0,020= 0,467x
-0,0002 = 0,467x
x =
−0,0182
0,467
x = -0,038
21
2. Konsentrasi (x) kerang hijau II
y = a + bx
0,0006 = 0,020 + 0,467x
0,0006 - 0,020 = 0,467x
0,0206 = 0.467x
x =
−0,0194
0,467
x= -0,041
d. Konsentrasi blanko
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,0008 − 0,020
0,467
x =
−0,0192
0,467
x = −0,04
e. konsentrasi deret standar
Standar 1 :
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,0622 − 0,020
0,467
x =
0,0422
0,467
x = 0,09
Standar 2:
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,0754−0,020
0,467
x =
0,0554
0,467
x = 0,12
22
Standar 3 :
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,1154 − 0,020)
0,467
x =
0.1154 − 0,020
0,467
x =
0,0954
0,467
x = 0,20
Standar 4:
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,1979 − 0,020
0,467
x =
0,1779
0,467
x = 0,38
Standar 5:
x =
𝑦 − 𝑎
𝑏
x =
0,3050 − 0,020
0,467
x =
0,285
0,467
x = 0,61
f. kadar rata-rata kadmium dalam kerang
(-0,038) + (-0,041) = -0,039 mg/L
2
23
g. Nilai regresi (R)
R2=
𝑛 𝛴𝑥𝑦 − 𝛴𝑥𝛴𝑦
√[( 𝑛 𝛴 𝑥2)−( 𝛴𝑥)2] 𝑥 [( 𝑛 𝛴𝑦2 ) −(𝛴𝑦)2]
R2=
6 𝑥 (0,29589)− 1,35 𝑥(0.7567)
√[(6 𝑥 0,5725)−(1,8225)]𝑥[ (6 x 0,15506121 )−(0,57259489)]
R2=
1,77534 −1,021545
√[(3,435)−(1,8225)] 𝑥[(0,93036726)−(0,57259489)]
R2=
0,753795
√(1,6125)(0,3577 )
R2=
0,753795
√0,5768
R2=
0,753795
0,759473
R2= 0,99
24
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Kimia Instrumen dengan judul “Cara Uji Kadmium
(Cd) Secara Destruksi Asam dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)”
yang disusun oleh:
Nama : Riskayanti
Nim : 60500112028
Kelompok : II (Dua)
telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten dan dinyatakan
diterima.
Samata, November 2014
Koordinator Asisten Asisten
Asrijal, S.Si. Wa Nirmala
NIM: 60500110044
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Dra. Sitti Chadijah., M.Si.
Nip. 19680216 199903 2 001
25
LAMPIRAN
Pembuatan larutan Cd(NO3)2 1000 ppm kemudian di encerkan menjadi
100 ppm 10 ppm larutan standar
1. Larutan Baku
a. Larutan Cd(NO3)2 1000 ppm
mg = ppm x L x Mr Cd(NO3)2
Ar Cd
= 100 ppm x 1 L x 236,4
112,40
= 23,640 = 210,32 mg = 0,21 gr
112,40
b. Larutan Cd(NO3)2 100 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 1000 ppm = 100 mL . 100 ppm
V1 = 10.000 mL.ppm
100 ppm
V1 = 10 mL
c. Larutan Pb(NO3)2 10 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 100 ppm = 100 mL . 10 ppm
V1 = 1000 mL.ppm
100 ppm
V1 = 10 mL
26
2. Larutan Deret standar dari 10 ppm
a. Larutan Pb(NO3)2 0,05 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,05 ppm
V1 = 2,5 mL.ppm
10 ppm
V1 = 0,25 mL
b. Larutan Pb(NO3)2 0,1 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,1 ppm
V1 = 5 mL.ppm
10 ppm
V1 = 0,5 mL
c. Larutan Pb(NO3)2 0,2 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,2 ppm
V1 = 10 mL.ppm
10 ppm
V1 = 1 mL
d. Larutan Pb(NO3)2 0,4 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,4 ppm
V1 = 20 mL.ppm
10 ppm
V1 = 2 mL
e. Larutan Pb(NO3)2 0,6 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,6 ppm
V1 = 30 mL.ppm
10 ppm
V1 = 3 mL

More Related Content

What's hot

Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetriTillapia
 
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOPemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOCarolina Silaen
 
alat laboratorium Turbidimeter
alat laboratorium Turbidimeteralat laboratorium Turbidimeter
alat laboratorium Turbidimeterfarid miftah
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)muhlisun_azim
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaRia Rohmawati
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaUIN Alauddin Makassar
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJKarbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJNahda Zafira
 

What's hot (20)

Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetri
 
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBOPemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
Pemisahan kation golongan satu 12-4 SMAKBO
 
alat laboratorium Turbidimeter
alat laboratorium Turbidimeteralat laboratorium Turbidimeter
alat laboratorium Turbidimeter
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Responsi praktikum kimia analisis
Responsi praktikum kimia analisisResponsi praktikum kimia analisis
Responsi praktikum kimia analisis
 
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJKarbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 

Similar to ANALISIS KADAR KADMIUM PADA KERANG

The group of IA (alkali)
The group of IA (alkali)The group of IA (alkali)
The group of IA (alkali)Umi Nurul
 
Bahan anorganik dan mikroba pendegradasinya
Bahan anorganik dan mikroba pendegradasinyaBahan anorganik dan mikroba pendegradasinya
Bahan anorganik dan mikroba pendegradasinyaSMPN 4 Kerinci
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamDionza Surya
 
logam berat pb dan tumbuhan eceng gondok
 logam berat pb dan tumbuhan eceng gondok logam berat pb dan tumbuhan eceng gondok
logam berat pb dan tumbuhan eceng gondokNaufal Sang Pencerah
 
kimiaalkalitanah.pptx
kimiaalkalitanah.pptxkimiaalkalitanah.pptx
kimiaalkalitanah.pptxpanjihussein
 
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerCara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerUIN Alauddin Makassar
 
kelimpahan_unsur_di_alam.pptx
kelimpahan_unsur_di_alam.pptxkelimpahan_unsur_di_alam.pptx
kelimpahan_unsur_di_alam.pptxAyuLestari576038
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleksandragrup01
 
Jurnal logam berat
Jurnal logam beratJurnal logam berat
Jurnal logam beratyolaprisci31
 
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)noviyanty
 
Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedrovedro agasi
 

Similar to ANALISIS KADAR KADMIUM PADA KERANG (20)

toksikologi-logam-berat.ppt
toksikologi-logam-berat.ppttoksikologi-logam-berat.ppt
toksikologi-logam-berat.ppt
 
UNSUR RADIOAKTIF
UNSUR RADIOAKTIFUNSUR RADIOAKTIF
UNSUR RADIOAKTIF
 
The group of IA (alkali)
The group of IA (alkali)The group of IA (alkali)
The group of IA (alkali)
 
Bahan anorganik dan mikroba pendegradasinya
Bahan anorganik dan mikroba pendegradasinyaBahan anorganik dan mikroba pendegradasinya
Bahan anorganik dan mikroba pendegradasinya
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 
Kimia unsur
Kimia unsur  Kimia unsur
Kimia unsur
 
logam berat pb dan tumbuhan eceng gondok
 logam berat pb dan tumbuhan eceng gondok logam berat pb dan tumbuhan eceng gondok
logam berat pb dan tumbuhan eceng gondok
 
kimiaalkalitanah.pptx
kimiaalkalitanah.pptxkimiaalkalitanah.pptx
kimiaalkalitanah.pptx
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometerCara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
Cara uji merkuri (hg) secara spektrofotometer
 
kelimpahan_unsur_di_alam.pptx
kelimpahan_unsur_di_alam.pptxkelimpahan_unsur_di_alam.pptx
kelimpahan_unsur_di_alam.pptx
 
KIMIA Unsur Transisi Periode 4
KIMIA Unsur Transisi Periode 4KIMIA Unsur Transisi Periode 4
KIMIA Unsur Transisi Periode 4
 
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
45715687 aplikasi-senyawa-kompleks
 
Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd)Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd)
 
Jurnal logam berat
Jurnal logam beratJurnal logam berat
Jurnal logam berat
 
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
Kimia anorganik (senyawa komplek) (1)
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedro
 
Kimia Alkali
Kimia AlkaliKimia Alkali
Kimia Alkali
 
Pengolahan Logam Berat
Pengolahan Logam BeratPengolahan Logam Berat
Pengolahan Logam Berat
 

More from UIN Alauddin Makassar (17)

Potensiometer
PotensiometerPotensiometer
Potensiometer
 
Asam lemak
Asam lemakAsam lemak
Asam lemak
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
 
Ekstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cairEkstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cair
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Destilasi
DestilasiDestilasi
Destilasi
 
Anodasi aluminium
Anodasi aluminiumAnodasi aluminium
Anodasi aluminium
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
 
Reduksi besi (iii) dengan cahaya
Reduksi besi (iii) dengan cahayaReduksi besi (iii) dengan cahaya
Reduksi besi (iii) dengan cahaya
 
PPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makananPPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makanan
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

ANALISIS KADAR KADMIUM PADA KERANG

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kerang merupakan kelompok hewan tidak bertulang belakang dan bentuknya mudah untuk dikenali. Sebagian besar dicirikan dengan adanya cangkang yang melindungi tubuhnya dan hanya sebagian kecil jenis yang tidak bercangkang. Cangkang merupakan alat pelindung diri, terdiri atas lapisan karbonat (crystalline calcium carbonate), dipisahkan oleh lapisan tipis (lembaran) protein di antara cangkang dan bagian tubuh (otot dan daging).1 Logam berat jika terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan, bersifat toksik dan mengganggu kehidupan mikroorganisme. Pada manusia logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat di dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus.2 Kadmium adalah logam berat yang termasuk dlam golongan II B dalam periodik sistem. Logam-logam ini akan mudah bereaksi dengan ligan-ligan yang mengandung unsur-unsur O,S dan N. dalam tubuh logam-logam ini bersifat toksik, karena bereaksi dengan ligan-ligan yang penting untuk fungsi normal tubuh.3 1Dwi Eny Djoko Setyono, “Karakteristik Biologi dan Produk Kekerangan Laut” Jurnal Oceana XXXI, No. 1 (2006) http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxxi%281%291-7.pdf (Diakses 08 November 2014). 2Bustanul Arifin, Deswati Umiati dan Loekman, “Analisis Kandungan Logam Cd, Cu, Cr Dan Pb dalam Air Laut di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung Kota Padang” Jurnal Teknik Lingkungan, h. 140. 3Zul Alfian, Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia”, h. 73. 1
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu berapa kadar kadmium (Cd) pada kerang hijau secara destruksi asam dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA)? C. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan berapa kadar kadmium (Cd) pada kerang hijau secara destruksi asam dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA).
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerang Hijau Kerang hijau (P.viridis) mempunyai mucus atau lendir yang penyusun utamanya adalah glikoprotein. Logam tersebut terikat menjadi metallothienin karena penyusun utamanya adalah sistein yaitu protein yang tergolong dalam gugus sulfidril (-SH) yang mampu mengikat logam. Oleh karena sifat mucus insang yang mengalami regenerasi, maka logam berat (termasuk kadmium) yang telah terikat pada mucus insang turut terlepas dari tubuhnya.1 Kerang merupakan salah satu bahan makan tambahan hasil laut yang memperoleh makananya juga berasal dari laut, yaitu berupa plankton alga. Senyawa organik akan terserap oleh plankton alga, selanjutnya plankton alga ini merupakan makanan dari kerang dan binatang laut lainnya. Akibatnya, melalui rantai makanan ini dalam tubuh kerang terdapat kadmium (Cd). Apabila kerang tersebut dimakan oleh manusia, akan merupakan racun yang berbahaya karena terjadi penumpukan kadmium (Cd) dalam tubuh manusia.2 B. Kadmium (Cd) Sering kali dijumpai makanan di indonesia yang tumbuh di pinggir jalan raya yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat menyebabkan logam berat yang berasal dari asap kendaraan bermotor dapat menempel pada 1Nurlita Abdulgani, Aunurohim dan Anita Wijaya Indarto, Konsentrasi Kadmium (Cd) pada Kerang Hijau (Perna Viridis) di Surabaya Dan Madura “Jurusan Biologi FMIPA ITS”. http://aunurohim-bio-konsentrasikasdmium_Cd_padakeranghijau_Nurlita.et.al.hayati.edisi.khusus - revisi2.pdf (06 November 2014). 2Zul Alfian, Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia” 9, No. 2 (2005).http://analisis.kadar.logam.kadmium.pada.kerang.pdf (06 November 2014).
  • 4. 4 tanaman teh tersebut, misalnya logam timbal atau kadmium. logam tersebut merupakan mineral non esensial yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan dapat menimbulkan efek toksik.3 Logam-logam yang mudah diuapkan seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), zink (Zn), kadmium (Cd), umumnya ditentukan pada suhu rendah sedangkan untuk unsur-unsur yang tak mudah diatomisasi diperlukan suhu tinggi. Suhu tinggi dapat dicapai dengan menggunakan suatu oksidator bersamaan dengan gas pembakaran, contohnya atomisasi unsur seperti aluminium (Al), talium (Ti), berilium (Be).4 Afinitas yang kuat dari kadmium dengan gugus sulfhidril, menyebabkan inaktivasi enzim yang mengandung gugusan sulfhidril sehingga hal ini akan menggangu funsi normal tubuh. Kadmium sangat sedikit diabsorbsi disaluran cerna, yaitu paling banyak ± 5 %, sedangkan absorbsinya melalui saluran napas lebih sempurna. Setelah diabsorbsi, kadmium akan terikat kuat dalam hati dan ginjal, pada pemberian suntikan Kadmium secara intravena terhadap binatang percobaan, ekskresinya lebih banyak melalui empedu dari pada melalui urin.5 Keracunan akut kadmium dapat disebabkan karena pemasukannya baik melalui pernafasan maupun melalui oral. Efek keracunan yang umum adalah iritasi saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah, salivasi, mencret dan kejang pada perut. Kadmium lebih bersifat toksis bila terhirup melalui pernafasan. Keracunan kronis timbul bila konsentrasi kadmium dalam ginjal mencapai 200 μg 3Faizah Utami dan Yunahara Farida. “Analisis Kandungan Mineral dan Logam Berat dalam Teh Hitam yang Beredar di Pasar Jakarta Selatan Secara Spektofometri Serapan Atom” Jurnal Farmasi. http://dosen. univpancasila.ac.id/ (30 Oktober 2014). 4S.M. Khopkar, Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A. Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI-Press, 1990), h. 290. 5Zul Alfian, Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia”, h. 73-74.
  • 5. 5 per gram terjadi kerusakan ginjal. Efek keracunan kronis yang lain yaitu: emphysema, hipertensi dan osteomalacia.6 C. Destruksi Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan, yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik, pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang berbeda.7 Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam klorida (HCl). Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang stabil dan disimpan selama beberapa hari, pada umumnya pelaksanaan kerja 6Zul Alfian, Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia”, h. 74. 7Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian,, 2 no. 1 (Juni) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B %2032.pdf (31 Oktober 2014).
  • 6. 6 destruksi basah dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha pengembangan metode telah dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.8 Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.9 D. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Spektroskopi atom merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur, dimana sekitar 70 unsur dapat dianalisis. Pemakaiannya luas pada berbagai bidang karena prosedurnya paling selektif, spesifik, sensitivitasnya tinggi yaitu kisaran ppm sampai ppb, waktu yang diperlukan cepat dan mudah dilakukan.10 Prinsip dasar dari spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah penyerapan energi secara eksklusif oleh atom dalam keadaan dasar dan berada dalam bentuk gas. Sebuah larutan yang terdiri dari spesi logam tertentu ketika disedot ke dalam nyala, maka akan berubah menjadi uap sesuai dengan spesi logam. Beberapa logam akan naik langsung ke tingkat energi eksitasi sedemikian rupa untuk memancarkan radiasi logam tertentu. Titik kritis dari atom logam dengan energi kuantum yang cukup besar dari unsure tertentu akan tetap berada dalam keadaan dasar dan tidak teremisi. Atom tersebut yang akan menerima 8Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5. 9Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5. 10Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 196.
  • 7. 7 radiasi cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu yang sesuai dengan atom logam.11 Spektroskopi absorpsi atom pada metodenya radiasinya dari suatu sumber yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan kedalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator, untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api. Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak balik (sinyal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada saat ada atau tidaknya unsur yang diukur (sampel) dalam nyala api.12 Pelarut digunakan dalam prosedur dalam spektrofotometrik menimbulkan permasalahan dalam beberapa daerah spektrum. Pelarut tidak hanya harus melarutkan sampel tetapi juga tidak boleh menyerap cukup banyak dalam daerah itu dibuat.13 Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat mengukur kadar unsur tertentu dengan baik meskipun dengan adanya unsur-unsur yang lain, sama sekali tidak ada keharusan untuk memisahkan unsure uji dari yang lain sehingga tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga menghilangkan berbagai sumber kesalahan yang mungkin muncul selama proses ini. selain itu, Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat juga digunakan untuk menentukan larutan berair dan larutan berair. Kenyataannya, Spektrofotometer serapan atom (SSA) bebas dari segala 11Nursalam Hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 88-89. 12Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 197. 13R. A. Day, Jr. Dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 416.
  • 8. 8 kerumitan persiapan sampel, telah terbukti sebagai alat analisis yang ideal dan serbaguna, walaupun bukan ahli kimia, misalnya ahli biologi, dokter dan insinyur yang lebih berorientasi pada pentingnya hasil.14 Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode Spektrofotometer serapan atom (AAS). Metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam berat dalam berbagai bahan, namun terlebih dahulu dilakukan tahap pendestruksi cuplikan. Pada metode destruksi basah dekomposisi sampel dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang digunakan adalah asam-asam pengoksidasi seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO)3, H2O2, perklorat (HClO4) atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk mendestruksi suatu bahan akan mempengaruhi hasil analisis.15 14Nursalam hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer, h. 88. 15Susila Kristianingrum, ”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya” Jurnal Kimia, h.2.
  • 9. 9 BAB III METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Hari/ Tanggal : Jumat/ 07 November 2014 Pukul : 13.00-19.00 WITA Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia Instrumen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rangkaian alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) varian AA240F, penangas listrik, pipet skala 10 mL dan 1 mL, labu takar 500 mL, 100 mL dan 50 mL, erlenmeyer 100 mL, bulp, botol semprot, batang pengaduk, corong, pingset dan gunting. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aluminium foil, asam nitrat (HNO3) p.a asam nitrat (HNO3) 1 N, asam perklorat (HClO4) p.a, aquabides (H2O), kertas saring whatman no.42, larutan induk Cd(N03)2 1000 ppm, dan sampel (kerang hijau). 9
  • 10. 10 C. Prosedur kerja 1. Persiapan contoh uji kadmium total Prosedur kerja pada persiapan contoh uji timbal total yaitu menimbang 5,0028 gr dan 5,0058 gr sampel ke erlenmeyer 100 mL. Menambahkan aquabides (H2O) 25 mL dan asam nitrat (HNO3) pekat sebanyak 5 mL. Memanaskan hingga larutan menjadi 10 mL. Mendinginkan dan menambahkan 1 mL HClO4. Memanaskan kembali hingga larutan menjadi jernih. Menyaring larutan hasil sisa destruksi ke dalam labu takar 100 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan menghomogenkan. Melakukan duplo. 2. Pembuatan larutan pengencer asam nitrat (HNO3) Prosedur kerja pada pembuatan larutan pengencer yaitu HNO3 65% dipipet sebanyak 35 mL ke dalam labu takar 500 mL yang telah berisi aquabides (H2O) 40 mL kemudian diencerkan hingga tanda batas dan dihomogenkan. 3. Pembuatan larutan baku kadmium (Cd) 100 ppm Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku kadmium (Cd) 100 ppm yaitu memipet 5 mL larutan induk kadmium (Cd) 1000 ppm ke dalam labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan. 4. Pembuatan larutan baku kadmium (Cd) 10 ppm Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku kadmium (Cd) 10 ppm yaitu terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk kadmium (Cd) 100 ppm ke dalam labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan. 5. Pembuatan larutan standar Prosedur kerja pada pembuatan larutan standar yaitu memipet larutan baku 10 ppm sebanyak 0,25 mL, 0,5 mL, 1,0 mL, 2,0 mL dan 3,0 mL ke dalam 5 labu takar 50 mL yang berbeda. Mengencerkannya dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
  • 11. 11 6. Pengoperasian Alat Spektrofotometer (SSA) Pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit, dan komputer secara berurutan. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah “apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam. Pada menu measurements pilih measure sample. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3 ppm dan 9 ppm. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada baris menu
  • 12. 12 dengan mengklik file lalu print. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.
  • 13. 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Tabel Pengamatan Tabel IV.1 Larutan Standar dan Sampel 2. Reaksi ∆ No. Larutan Konsentrasi (x) (ppm) Absorbansi (y) 1. Blanko 0 0.0 0.0008 2. 1 0.05 0.0622 3. 2 0.1 0.0754 4. 3 0.2 0.1154 5. 4 0.4 0.1979 6. 5 0.6 0.3050 7. Sampel 1 Uncal 0.0018 8. Sampel 2 Uncal 0.0006 13 CH C OH O CH2 CH2 S Cd S CH2 NH2-CH2-C-OH H2N n + 2HNO3 O CH CH2 CH2 SH H2N C OH O n + Cd(NO3)2
  • 14. 14 3. Grafik a. Grafik Komputer Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar . b. Grafik Manual Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar . y = 0,467x + 0,020 R² = 0,984 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 0.5 1 1.5 Asbsorbansi(y) Konsentrasi (x) y Linear (y)
  • 15. 15 B. Pembahasan Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar kadmium (Cd) yang terdapat pada kerang hijau. Kerang hijau yang akan diuji didestruksi dengan metode basah. Pengukuran kandungan kadmium (Cd) dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk kadmium Cd(NO3)2 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu takar. Memipet larutan standar kadmium (Cd) masing-masing 0,05 ppm, 0,1 ppm, 0,2 ppm, 0,4 ppm dan 0,6 ppm deret standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan absorbansi dari masing-masing deret standar. Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan menimbang sampel kerang hijau. Menambahkan aquabides sebagai pelarut bebas mineral dan akan membersihkan sampel dari pengotor. Menambahkan asam nitrat (HNO3) yang berfungsi sebagai asam yang mendeteksi kadar logam berat yang rendah dalam sampel. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat terjadinya proses destruksi karena pada suhu tinggi destruksi berlangsung cepat yang artinya perombakan logam organik dapat cepat menjadi logam-logam anorganik, kemudian larutan didinginkan. Menambahkan HClO4 sebagai asam kuat yang akan membantu perombakan pada daging kerang. Memanaskan kembali hingga munculnya uap putih yang menandakan perombakan senyawa organik telah berjalan dengan baik dan larutan menjadi jernih, mendinginkan dan menyaring larutan ke dalam labu takar dan selanjutnya mengencerkan untuk memperkecil konsentrasi lautannya. Mengidentifikasi larutan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Larutan yang telah dihimpitkan di uji kadar kadmiumnya dengan alat spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 228,8 nm, dari kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan
  • 16. 16 antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,467x + 0,020 dengan R² = 0,98. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi dan absorbansi dan hampir semua titik terletak pada 1garis lurus dengan gradien yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2≤1. Nilai R2 kurva kalibrasi larutan standar pada penelitian ini adalah 0,98, sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi ini layak digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1. Kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubung anantara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,467x + 0,020, dalam hal ini y adalah absorbansi, x adalah konsentrasi. Nilai 0,467 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan nilai 0,020 menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y, dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi sampel didapatkan sampel (kerang hijau I) sebesar -0,038 mg/L dan sampel (kerang hijau II) sebesar -0,041 mg/L sehingga diperoleh rata-ratanya sebesar -0,039 mg/L, diperoleh hasil konsentrasi sampel negatif karena konsentrasi larutan standar terlalu besar atau tinggi sehingga konsentrasi sampel tidak masuk kedalam konsentrasi larutan standar. Menurut teori (Standar Nasional Indonesia) batas maksimum cemaran kadmium (Cd) dalam pangan sebesar 1,0 mg/kg, sedangkan menurut badan POM RI batas maksimum cemaran kadmium (Cd) dalam makanan sebesar 0,01 mg/kg – 1,0 mg/kg, sehingga dapat disimpulkan sampel tersebut masih aman untuk dipergunakan.
  • 17. 17 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar kadmium (Cd) dalam sampel kerang hijau dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom adalah -0,0395 mg/L. B. Saran Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya dilakukan pula uji kandungan Arsen (As) dalam kerang hijau sehingga dapat diketahui kendungan logam tersebut dalam kerang hijau menggunakan spektrofotometr serapan atom. 17
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA Abdulgani, Nurlita, Aunurohim dan Anita Wijaya Indarto. Konsentrasi Kadmium (Cd) pada Kerang Hijau (Perna Viridis) di Surabaya Dan Madura “Jurusan Biologi FMIPA ITS”. http://aunurohim-bio- konsentrasikasdmium_Cd_padakeranghijau_Nurlita.et.al.hayati.edisi.khus us-revisi2.pdf (06 November 2014). Alfian, Zul. Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) dari Kerang yang Diperoleh dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom “Jurnal Sains Kimia” Vol. 9 no. 2 (2005).http://analisis.kadar.logam.kadmium.pada.kerang.pdf. Diakses pada 06 November 2014). Arifin, Bustanul, Deswati Umiati dan Loekman. “Analisis Kandungan Logam Cd, Cu, Cr Dan Pb dalam Air Laut di Sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung Kota Padang” Jurnal Teknik Lingkungan UNAND Vol. 9 No. 2 (2012). http://lingkungan.ft.unand.ac.id/images/fileTL/Dampak9-2/6-DES.pdf Diakses pada 06 November 2014. Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010. Day, Jr., R. A. dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002. Hamzah, Nursalam. Analisis Kimia Metode Spektrofotometer. Makassar: Alauddin University Press, 2013. Khopkar,S.M. Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990. Kristianingrum, Susila.”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya”.JurnalKimia, Vol. 2 no. 1 (Juni). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum ,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf. Diakses pada 06 Novemberr 2014. Setyono, Dwi Eny Djoko, “Karakteristik Biologi dan Produk Kekerangan Laut” Jurnal Oceana XXXI, No. 1 (2006) http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxxi%281% 291-7.pdf . Diakses 08 November 2014. Utami, Faizah dan Yunahara Farida. “Analisis Kandungan Mineral dan Logam Berat dalam Teh Hitam yang Beredar di Pasar Jakarta Selatan Secara Spektofometri Serapan Atom” Jurnal Farmasi. http://dosen. univpancasila.ac.id/pdf (30 Oktober 2014).
  • 19. 19 LAMPIRAN Analisis Data Tabel VI.3. Absorbansi No. Sampel Konsentrasi (x) Absorbansi (y) x.y x2 y2 1 Blanko 0 0,0008 0 0 0,00000064 2 Standar 1 0,05 0,0622 0,00311 0,0025 0,00386884 3 Standar 2 0,1 0,0754 0,00754 0,01 0,00568516 4 Standar 3 0,2 0,1154 0,02308 0,04 0,01331716 5 Standar 4 0,4 0,1979 0,07916 0,16 0,03916441 6 Standar 5 0,6 0,305 0,183 0,36 0,093025 N=6 Σx=1,35 Σy=0,7567 Σxy=0,29589 Σx2 =0,5725 Σ y2 =0,15506121 Diketahui: x rata-rata = 0,225 y rata-rata = 0,1261 N = 6 Σx = 1,35 Σy = 0,7567 Σxy = 0,29589 Σx2 = 0,5725 Σ y2 = 0,15506121 Ditanyakan: a. b = .............? b. a = .............? c. garis regresi y = a + bx d. R2 = ...........?
  • 20. 20 Penyelesaian: a. Persamaan garis linier (b) 𝑏 = Σxy − (Σx)(Σy) N 𝛴 𝑥2− (𝛴𝑥)2 N = 0,29589 − (1,35)(0,7567) 6 0,5725 − (1,8225) 6 = 0,29589 − (1,021545) 6 0,5725 − (1,8225) 6 = 0,29589 − 0,1702575 0,5725 − 0,30375 = 0,1256325 0,26875 = 0,467 b. Nilai a a = y rata-rata – b (x rata-rata) = 0,1261 – 0,467 (0,225) = 0,126116 – 0,105075 = 0,020 c. Konsentrasi (x) kadmium (Cd) dalam kerang hijau 1. Konsentrasi (x) kerang hijau I y = a + bx 0,0018 = 0,020+ 0,467x 0,0018 - 0,020= 0,467x -0,0002 = 0,467x x = −0,0182 0,467 x = -0,038
  • 21. 21 2. Konsentrasi (x) kerang hijau II y = a + bx 0,0006 = 0,020 + 0,467x 0,0006 - 0,020 = 0,467x 0,0206 = 0.467x x = −0,0194 0,467 x= -0,041 d. Konsentrasi blanko x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,0008 − 0,020 0,467 x = −0,0192 0,467 x = −0,04 e. konsentrasi deret standar Standar 1 : x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,0622 − 0,020 0,467 x = 0,0422 0,467 x = 0,09 Standar 2: x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,0754−0,020 0,467 x = 0,0554 0,467 x = 0,12
  • 22. 22 Standar 3 : x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,1154 − 0,020) 0,467 x = 0.1154 − 0,020 0,467 x = 0,0954 0,467 x = 0,20 Standar 4: x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,1979 − 0,020 0,467 x = 0,1779 0,467 x = 0,38 Standar 5: x = 𝑦 − 𝑎 𝑏 x = 0,3050 − 0,020 0,467 x = 0,285 0,467 x = 0,61 f. kadar rata-rata kadmium dalam kerang (-0,038) + (-0,041) = -0,039 mg/L 2
  • 23. 23 g. Nilai regresi (R) R2= 𝑛 𝛴𝑥𝑦 − 𝛴𝑥𝛴𝑦 √[( 𝑛 𝛴 𝑥2)−( 𝛴𝑥)2] 𝑥 [( 𝑛 𝛴𝑦2 ) −(𝛴𝑦)2] R2= 6 𝑥 (0,29589)− 1,35 𝑥(0.7567) √[(6 𝑥 0,5725)−(1,8225)]𝑥[ (6 x 0,15506121 )−(0,57259489)] R2= 1,77534 −1,021545 √[(3,435)−(1,8225)] 𝑥[(0,93036726)−(0,57259489)] R2= 0,753795 √(1,6125)(0,3577 ) R2= 0,753795 √0,5768 R2= 0,753795 0,759473 R2= 0,99
  • 24. 24 LEMBAR PENGESAHAN Laporan praktikum Kimia Instrumen dengan judul “Cara Uji Kadmium (Cd) Secara Destruksi Asam dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)” yang disusun oleh: Nama : Riskayanti Nim : 60500112028 Kelompok : II (Dua) telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten dan dinyatakan diterima. Samata, November 2014 Koordinator Asisten Asisten Asrijal, S.Si. Wa Nirmala NIM: 60500110044 Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Dra. Sitti Chadijah., M.Si. Nip. 19680216 199903 2 001
  • 25. 25 LAMPIRAN Pembuatan larutan Cd(NO3)2 1000 ppm kemudian di encerkan menjadi 100 ppm 10 ppm larutan standar 1. Larutan Baku a. Larutan Cd(NO3)2 1000 ppm mg = ppm x L x Mr Cd(NO3)2 Ar Cd = 100 ppm x 1 L x 236,4 112,40 = 23,640 = 210,32 mg = 0,21 gr 112,40 b. Larutan Cd(NO3)2 100 ppm V1 . M1 = V2 . M2 V1 . 1000 ppm = 100 mL . 100 ppm V1 = 10.000 mL.ppm 100 ppm V1 = 10 mL c. Larutan Pb(NO3)2 10 ppm V1 . M1 = V2 . M2 V1 . 100 ppm = 100 mL . 10 ppm V1 = 1000 mL.ppm 100 ppm V1 = 10 mL
  • 26. 26 2. Larutan Deret standar dari 10 ppm a. Larutan Pb(NO3)2 0,05 ppm V1 . M1 = V2 . M2 V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,05 ppm V1 = 2,5 mL.ppm 10 ppm V1 = 0,25 mL b. Larutan Pb(NO3)2 0,1 ppm V1 . M1 = V2 . M2 V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,1 ppm V1 = 5 mL.ppm 10 ppm V1 = 0,5 mL c. Larutan Pb(NO3)2 0,2 ppm V1 . M1 = V2 . M2 V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,2 ppm V1 = 10 mL.ppm 10 ppm V1 = 1 mL d. Larutan Pb(NO3)2 0,4 ppm V1 . M1 = V2 . M2 V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,4 ppm V1 = 20 mL.ppm 10 ppm V1 = 2 mL e. Larutan Pb(NO3)2 0,6 ppm V1 . M1 = V2 . M2 V1 . 10 ppm = 50 mL . 0,6 ppm V1 = 30 mL.ppm 10 ppm V1 = 3 mL