Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan karakter bagi mahasiswa untuk membentuk karakter yang baik sehingga menjadi pemimpin masa depan yang bertanggung jawab. Dokumen tersebut juga menjelaskan definisi pendidikan karakter, tujuannya, dan cara implementasinya di berbagai tingkatan pendidikan termasuk peran Pancasila sebagai sumber nilai karakter bangsa.
1. Nama : Fattur Rachman
NPM : 1714181001
M.K. : Pendidikan Pancasila
Jurusan : Ilmu Tanah
Pendidikan Karakter
Para mahasiswa, yang merupakan calon-calon pemimpin yang akan memainkan peran banyak
dan menetukan di masyarakat di masa depan, selain disiapkan untuk memiliki keahlian dan
keterampilan dalam bidang mereka masing-masing, perlu juga dibekali dengan kepemilikan
karakter yang baik. Hanya dengan cara itu diharapkan mereka bisa menjadi pembaharu,
tumpuan harapan masyarakat, yang akan menciptakan perubahan ke hal yang semakin baik.
Untuk itu pendidikan atau pembentukan karakter bahkan pada tingkat perguruan tinggi
merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan yang mutlak dijalankan.
Pendidikan karakter yang dilakukan harus bisa menggugah kesadaran dan membangun
pemahaman baik dalam diri mahasiswa tentang nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam
kehidupan. Pemahaman dan kesadaran ini perlu disuburkan dengan pengalaman dan
keterlibatkan langsung dalam melakukan tindakan-tindakan yang mengekspresikan dan
mengeksplisitkan karakter yang baik. Refleksi mendalam dan terus menerus atas pengalaman
langsung maupun tidak langsung itu dapat menjadi sentuhan yang kuat untuk selalu
menjauhkan diri dari perilaku-perilaku buruk yang sangat tidak sejalan dengan predikat yang
mereka sandang di tengah-tengah masyarakat, yakni insan terdidik.
Pendidikan karakter kini menjadi salahsatu wacana utama dalam kebijakan nasional di bidang
karakter Pendidikan. Seluruh kegiatan belajar serta mengajar yang ada dalam negara indonesia
harus merujuk pada pelaksanaan pendidikan Karakter. Ini juga termuat di dalam Naskah
Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan
pada tahun 2010. Dalam naskah tersebut dinyatakan yakni pendidikan karakter menjadi unsur
utama dalam pencapaian visi dan misi pembangunan Nasional termasuk pada RPJP 2005-2025.
Bukan hanya itu dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang harus digunakan dalam
mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU SIKDIKNAS menyebutkan:
2. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membantu watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk
berkembangnya potensi, peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Seringkali kita dituntut untuk menerapkan kemampuan karakter dan menumbuh kembangkan
prinsip dalam pendidikan, tetapi pemahaman mengenai karakter secara mendasar belum kita
fahami dengan benar-benar. Oleh sebab itu sebelum menerapkan pendidikan karakter, kita
perlu tau dulu apa sih pendidikan karakter itu.
Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi
pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Lebih lengkap lagi
Karakter adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, akhlak atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan dipergunakan sebagai
cara pandang, berpikir, bersikap, berucap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu
tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter
adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih
kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.
Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleransi, bekerja sama atau bergotong royong. Selain itu Pendidikan karakter
juga membentuk bangsa mempunyai jiwa patriotik atau suka menolong sesama, berkembang
dengan dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan serta teknologi, beriman dan bertakwa
pada Tuhan yang Maha Esa.
Secara umum untuk mewujudkan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui pendidikan
formal, non formal, dan informal. Saling melengkapi dan mempercayai dan diatur dalam
peraturan dan undang-undang. Pendidikan formal dilaksanakan secara berjenjang dan
pendidikan tersebut mencakup pada pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, evokasi
keagamaan dan khusus. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter dapat dilakukan melalui
jenjang pendidikan yang diimplementasikan pada kurikulum di tingkat satuan pendidikan yang
memuat pelajaran normatif, adaptif, produktif, muatan lokal, dan pengembangan diri.
3. Pendidikan karakter di sekolah yang diimplementasikan pada pendidikan pengembangan diri
antara lain; melalui kegiatan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, semisal : PMR, OSIS,
Pramuka, PKS,KIR, Olahraga, Seni, Keagamaan dan lainnya. Dengan kegiatan ekstrakurikuler
ini sangat menyentuh, mudah dipahami, dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat
dan dilakukan siswa sebagai bagian penyaluran minat dan bakat yang dapat dikembangkan
sebagai perwujudan pendidikan karakter bangsa.
18 Nilai-nilai Karakter Berdasarkan Budaya Bangsa antara lain: Religius ,Jujur, Toleransi,
Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan,
Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar
Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial serta Tanggung Jawab
Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “Personality” atau kepribadian. Secara umum
kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang
berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum
kepribadian manusia ada 4, yaitu :
1. Koleris: tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan,
bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguin: tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan,
suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Plegmatis: tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan
mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis: tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, perfeksionis,
suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih
banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.
Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari
ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan
keunggulan masing-masing.Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar”
dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, plegmatis
seringkali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan
4. dilema pribadi “iya” di mulut dan “tidak” di hati, serta cenderung perfeksionis dalam detil
kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.
Pendidikan karakter adalah pemberian pkitangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti
kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing
individu yang perlu dikembangkan dan perlu dibina sejak usia dini. Karakter tidak bisa
diwariskan, karakter tidak bisa dibeli, dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun
dan dikembangkan secara sadar, hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan.
Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.
Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Kita memiliki kontrol penuh atas karakter
kita, artinya kita tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter kita yang buruk karena kita
yang bertanggung jawab sepenuhnya. Mengembangkan karakter adalah tanggung jawab
pribadi kita. Kepribadian adalah dasar dari pembentukan karakter seseorang, dan pada bagian
inilah seseorang memiliki kecenderungan untuk merespon terhadap segala sesuatunya.
Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima (5) sila dasar
yang bisa dijadikan sumber nilai bagi pendidikan karakter. Pancasila mengkristalisasikan nilai-
nilai yang hidup dan bertumbuh dari kekayaan suku-suku bangsa yang ada di Indonesia ini.
Kita patut menghargai Pancasila dan menjadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam
membentuk karakter kita sebagai generasi muda. Di tengah rusaknya karakter bangsa ini, para
mahasiswa sebagai generasi muda patut mengambil inspirasi dari nilai-nilai luhur Pancasila.
Nilai-nilai itu seyogyanya dipahami, diinternalisasi, dihayati dan dijadikan sikap hidup,
pandangan hidup dalam patokan tindakan mahasiswa setiap hari di kampus, di tempat kerja
dan di tengah lingkungan sosial masyarakat
Sumber:
https://www.scribd.com/document/355997414/Pendidikan-Pancasila-sebagai-Pendidikan-
Karakter
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_karakter
http://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-melengkapi-
kepribadian/
https://www.lyceum.id/pengertian-tujuan-dan-fungsi-pendidikan-karakter/