bahan dari berbagai sumber untuk pelatihan "memaksimalkan Koordinasi fungsi Kehumasan untuk staf Suku dinas Komunikasi dan Informatika dan kehumasan Jakarta Utara
Transformasi kehumasan adalah perubahan kehumasan dari peran, tugas, dan fungsi lama sebagai pelaksana dan juru bicara menjadi jembatan antara kepentingan instansi pemerintah dan publiknya, serta menjadi penasehat dan interpreter bagi pimpinan instansi pemerintah.
bahan dari berbagai sumber untuk pelatihan "memaksimalkan Koordinasi fungsi Kehumasan untuk staf Suku dinas Komunikasi dan Informatika dan kehumasan Jakarta Utara
Transformasi kehumasan adalah perubahan kehumasan dari peran, tugas, dan fungsi lama sebagai pelaksana dan juru bicara menjadi jembatan antara kepentingan instansi pemerintah dan publiknya, serta menjadi penasehat dan interpreter bagi pimpinan instansi pemerintah.
Disampaikan pada Orientasi Pegawai KPK Angkatan I Program II, Mata Pelatihan Sistem Administrasi Pemerintahan
Jakarta, 28 Juni 2021
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Seminar Nasional: Green Economic Goes to Clean IndonesiaDadang Solihin
Lomba Karya Tulis Ilmiah untuk SMA/MA sederajat se-Priangan Timur Jurusan Ekonomi Pembangunan FE Universitas Siliwangi di Gedung Mandala Unsil-Tasikmalaya, 31 Maret 2014
Melalui sertifikasi kompetensi pemerintahan, pegawai ASN harus jadi pelopor meminimalisir meluasnya musibah lima tahunan pasca pilkada dimana tim sukses tampil menjadi pejabat birokrasi pelayan masyarakat di daerah tanpa bekal kompetensi yang memadai
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart GovernmentDadang Solihin
10 November 2021 Kuliah Tamu Pemerintahan Cerdas (PEMDAS) Program Studi Magister Teknologi Informasi (MTI) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Jakarta
Kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
Disampaikan pada Orientasi Pegawai KPK Angkatan I Program II, Mata Pelatihan Sistem Administrasi Pemerintahan
Jakarta, 28 Juni 2021
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Seminar Nasional: Green Economic Goes to Clean IndonesiaDadang Solihin
Lomba Karya Tulis Ilmiah untuk SMA/MA sederajat se-Priangan Timur Jurusan Ekonomi Pembangunan FE Universitas Siliwangi di Gedung Mandala Unsil-Tasikmalaya, 31 Maret 2014
Melalui sertifikasi kompetensi pemerintahan, pegawai ASN harus jadi pelopor meminimalisir meluasnya musibah lima tahunan pasca pilkada dimana tim sukses tampil menjadi pejabat birokrasi pelayan masyarakat di daerah tanpa bekal kompetensi yang memadai
Optimalisasi Komisi Informasi Pusat dalam rangka Penerapan Smart GovernmentDadang Solihin
10 November 2021 Kuliah Tamu Pemerintahan Cerdas (PEMDAS) Program Studi Magister Teknologi Informasi (MTI) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Jakarta
Kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
Cara jitu mengelola emosi, hati dan pikiran untuk stabilkan emosi, perkuat kondisi mental, picu bahagia dari dalam dan lejitkan produktivitas ! Fokus pada TARGET, bukan pada masalah (galau hilang dengan sendirinya!). http://www.MiracleWay.web.id
Perjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh karyawan/pegawai suatu lembaga/perusahaan yang berkaitan dengan tugas suatu lembaga/perusahaan yang berkaitan dengan tugas pekerjaan kedinasan
Tugas pekerjaan kedinasan adalah tugas pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan lembaga/perusahaan yang bersangkutan.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Pelayanan publik sebagai bentuk dampak perubahan reformis paling riil tetap memerlukan 1) standardisasi pelayananyang bertumpu pada pelibatan masyarakat di dalam proses dan penilaian kinerjanya. Masalahnya, akar persoalan menyatu dengan kapasitas administratif kementerian/ lembaga itu sendiri sehingga 2) rasionalisasi penataan organisasidiperlukan untuk pengembangannya ke arah birokrasi yang dinamis, responsif, dan efisien.
Terlalu banyak unsur dalam birokrasi yang tersusun dan bekerja dalam hubungannya yang fragmenteddan mengedepankan ego-sektoral sehingga muncul kebutuhan untuk 3) mengintegrasikan administrasi pelayanan perizinanbagi dunia bisnis/pelaku swasta. Namun, dalam pelaksanaannya, 4) pengembangan penatalaksanaandiperlukan untuk mencapai target-target kerja administrasi dengan menghilangkan berbagai duplikasi dan inefisiensi prosedural. Sebagai langkah modernisasi yang mendorong hal tersebut, 5) aplikasi e-Officetak terelakkan untuk merespon tuntutan era informasi dewasa ini.
Aspek manajemen sumberdaya aparatur tak tertinggal dari agenda perubahan yang mesti dielaborasi secara praktis dan aplikatif. Berangkat dari kesadaran bahwa masalah kepegawaian bermula dari tahap perekrutan pegawai, buku ini tidak hanya memuat gagasan praktis 6) rekrutmen dan promosi aparatur secara terbuka tetapi juga diiringi 7) perbaikan remunerasiuntuk menunjang kinerjanya yang optimal.
Pengembangan dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sumberdaya manajemen dalam lingkungan birokrasi mesti difasilitasi secara komprehensif, simultan, dan berkesinambungan melalui mekanisme 8) assessment center. Setelah pengembangan dilakukan, penjaminan mutu kinerja birokrasi sudah seharusnya keluar dari tradisi loyalitas PNS secara subyektif dalam rezim DP3 melalui pengembangan pengukuran kinerja yang dikaitkan dengan kerangka strategis pencapaian dampak kebijakan melalui penggunaan 9) balanced score card. Diperlukan inkubasi penumbuhan etos kerja positif dan integritas di samping pemeliharaan sistem antikorupsi secara komprehensif melalui penerapan 10) zona integritas menuju wilayah bebas dari korupsi (ZI-WBK). Penerapan ZIWBK tidak mudah tidak hanya dasar peraturan belum tepat dalam menyediakan pedoman pelaksanaan teknisnya tetapi juga memerlukan kerja-keras semua pihak dan mengantisipasi resistensi dari dalam institusi.
Governance is about strengthening service delivery performance and responsiveness. In turn, better service delivery will make governance tangible and desirable, for government and the citizen. To increase service delivery, public sector need to implement innovation.
Budget reform in Indonesia since 2003 has fundamentally changed the government's budget structure. From line items to performance-based budgets. The presentation also changed from T-account to I-account.
In the context of the Economic System, Indonesia has a specialty, as mandated by the 1945 Constitution. The founders of Indonesia expressly stated that the Indonesian economic system is a system based on the People's Economy. This means, the Indonesian Economic System is different from the economic system implemented in other countries.
The Indonesian Economic System mandates that the economic pace must be carried out by the Three Pillars, namely; (1) State, through State Owned Enterprises, (2) Private, through Companies, and (3) People, through Cooperatives. In fact, the pillars of the Indonesian economy proclaimed by the Founders of the Nation have been adopted in the Global Governance Paradigm. This means that we must be grateful to have National Founders who are very visionary.
Along the way, it has been proven that the various economic crises that hit the world had very minimal negative impacts on the Indonesian economy. Why is that, because Indonesia has resilience from the Three Pillars of economic actors.
What is surprising is that in times of crisis, the Pillars that are resilient and still exist are Cooperatives and Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs).
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
1. PENGELOLAAN KOMUNIKASI KRISIS
PADA INSTANSI PEMERINTAH
1
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2013
Ir. Deddy S. Bratakusumah, BE., MURP., M.Sc., PhD
Deputi Bidang Tata Laksana
2. 3. Infrastruktur
1. Birokrasi
2. Korupsi
belum memadai ;
anggaran negara untuk pembangunan dan pemeliharaan masih kecil.
masih ditemukan penyelewengan dan penyalahgunaan keuangan negara
di berbagai K/L/Pemda.
dianggap masih gemuk, lamban dan belum profesional;
belum mampu memberikan pelayanan prima pada masyarakat dan
investasi.
Tiga masalah besar dalam pembangunan:
Kondisi IndonesiaKondisi Indonesia
2
3. Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi merupakan upaya berkelanjutan
yang setiap tahapannya memberikan perubahan atau
perbaikan Birokrasi ke arah yang lebih baik
4. TATALAKSANATATALAKSANA
AREA
PERUBAHAN HASIL YANG DIHARAPKAN
ORGANISASIORGANISASI
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
SDM APARATURSDM APARATUR
PENGAWASANPENGAWASAN
AKUNTABILITASAKUNTABILITAS
PELAYANAN PUBLIKPELAYANAN PUBLIK
MIND SET DAN
CULTURE SET
MIND SET DAN
CULTURE SET
ORGANISASI YANG TEPAT FUNGSI DAN TEPAT UKURANORGANISASI YANG TEPAT FUNGSI DAN TEPAT UKURAN
REGULASI YANG LEBIH TERTIB, TIDAK TUMPANG TINDIH
DAN KONDUSIF
REGULASI YANG LEBIH TERTIB, TIDAK TUMPANG TINDIH
DAN KONDUSIF
SDM APARATUR YANG BERINTEGRITAS, NETRAL,
KOMPETEN, CAPABLE, PROFESIONAL, BERKINERJA TINGGI
DAN SEJAHTERAH
SDM APARATUR YANG BERINTEGRITAS, NETRAL,
KOMPETEN, CAPABLE, PROFESIONAL, BERKINERJA TINGGI
DAN SEJAHTERAH
MENINGKATNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN
NEPOTISME
MENINGKATNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
YANG BERSIH DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN
NEPOTISME
MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA
BIROKRASI
MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA
BIROKRASI
PELAYANAN PRIMA SESUAI KEBUTUHAN DAN HARAPAN
MASYARAKAT
PELAYANAN PRIMA SESUAI KEBUTUHAN DAN HARAPAN
MASYARAKAT
BIROKRASI DENGAN INTEGRITAS DAN KINERJA TINGGIBIROKRASI DENGAN INTEGRITAS DAN KINERJA TINGGI
SISTEM, PROSES DAN PROSEDUR KERJA YANG JELAS,
EFEKTIF, EFISIEN, TERUKUR DAN SESUAI DENGAN PRINSIP-
PRINSIP GOOD GOVERNANCE
SISTEM, PROSES DAN PROSEDUR KERJA YANG JELAS,
EFEKTIF, EFISIEN, TERUKUR DAN SESUAI DENGAN PRINSIP-
PRINSIP GOOD GOVERNANCE
5. Program Percepatan Reformasi Birokrasi
MENCIPTAKAN BIROKRASI BERSIH,
KOMPETEN DAN MELAYANI:
bersih dari KKN dan politisasi;
kompeten terhadap tugas dan tanggung jawab yang
diemban;
melayani masyarakat dan dunia usaha/investasi.
Program
Percepatan
Reformasi
Birokrasi
5
6. Keterbukaan Informasi Publik
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), dengan tegas
menyatakan bahwa keterbukaan informasi publik
merupakan sarana dalam mengoptimalkan
pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara
serta segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan
publik.
6
7. Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2011
tentang
Pedoman Umum Pengelolaan
Komunikasi Krisis
di Lingkungan Instansi Pemerintah
8. Maksud dan Tujuan
Maksud
Sebagai acuan pengelolaan komunikasi krisis di lingkungan
instansi pemerintah
Tujuan
Menciptakan pengelolaan komunikasi krisis yang efektif
8
9. 9
PARADIGMA LAMAPARADIGMA LAMA PARADIGMA BARUPARADIGMA BARU
ParadigmaParadigma KehumasanKehumasan
REACTIVE
RESPONSIBLE
PROACTIVE
10. Tugas Humas Pemerintah
1. Melaksanakan komunikasi timbal balik antara instansi
pemerintah dan publik yang terencana untuk
menciptakan saling pengertian dalam mencapai tujuan,
demi memperoleh manfaat bersama;
2. Meningkatkan kelancaran arus informasi dan
aksesibilitas publik;
3. Meningkatkan koordinasi dalam penyebarluasan
informasi tentang kebijakan pemerintah;
4. Membangun citra dan reputasi positif.
10
14. KRISIS YANG TIDAK DAPAT
DIANTISIPASI
KRISIS YANG DAPAT DIANTISIPASI
Konflik elit politik Demonstrasi/protes
Penyelewengan seksual Boikot kerja
Terorisme Tuntutan hukum dari masyarakat/publik
Ledakan bom Class Action
Pembunuhan Perubahan kebijakan pemerintah
Penculikan Praktik suap dan penyelewengan
Kebakaran Merger dan akuisisi tempat kerja
Banjir Pembubaran institusi
Badai Kecelakaan kerja
Longsor
Gempa bumi
Tsunami
Letusan gunung berapi
Inventarisasi Potensi Krisis