SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Jeremy J. Hoffman, FRCOphth, Reena Yadav, MD, Sandip D. Sanyam, BSc, Pankaj Chaudhary,
MSc, Abhishek Roshan, MSc, Sanjay K. Singh, MD, Sailesh K. Mishra, MSc, Simon Arunga,
PhD, Victor H. Hu, PhD, David Macleod, PhD, Astrid Leck, PhD, Matthew J. Burton, PhD
Dibacakan oleh : Ardelia Emily
Pembimbing : dr. Wenang Matoka, Sp.M
• Keratitis Mikrobial (MK) adalah infeksi yang berat dan
seringkali menyebabkan kebutaan.
• Di area tropis, keratitis fungal (FK) terjadi lebih dari setengah
MK, estimasi insidensi tahunan global sekitar 1 juta kasus.
• Insidensi lebih tinggi pada negara berpenghasilan rendah
dan menengah, khususnya pada pekerjaan pertanian.
• Di daerah beriklim sedang, meskipun jarang terjadi keratitis
bakterial, kasus FK meningkat, dengan infeksi yang terkait
penggunaan lensa kontak.
• Keratitis Fungal menantang untuk diobati. Adanya keterbatasan
dalam mengakses pengobatan menyebabkan hasil yang buruk.
• Hal ini diperberat oleh penggunaan steroid topikal dan pengobatan
mata tradisional.
• Terapi pilihan untuk FK adalah Natamicin 5% topikal sesuai hasil dari
Mycotic Ulcer Treatment Trials (MUTT), uji klnis, dan sistematik
review membandingkan natamicin dengan voriconazole.
• Namun, pada sekitar seperempat pasien dengan terapi Natamicin,
ada yang berlanjut menjadi perforasi kornea, kebutaan, atau
eviserasi / enukleasi.
• Meskipun Natamycin ditetapkan sebagai obat esensial oleh WHO,
namun di beberapa negara di Sub-Sahara Africa, dan beberapa
negara di Asia dan Eropa.
• Pembuatannya mahal dan sulit diformulasi, sehingga dibutuhkan
pengobatan alternatif dengan harga terjangkau.
• Chlorhexidine merupakan biosidal antiseptik, spektrum luas yang
dapat membunuh mikroorganisme melalui membran sel,
• Sudah digunakan >30tahun, termasuk sebagai pengawet obat tetes
mata, untuk mensterilkan lensa kontak, terapi keratitis fungal dan
Acanthamoeba
• Pada awal tahun 1900an, Chlorhexidine 0.2% dilaporkan efektif
untuk membunuh isolat fungi pada kasus di India.
• Pada 2 studi Uji Kontrol Acak, menunjukkan Chlorhexidine
dibandingkan natamicin dapat menyembuhkan dalam 21 hari tidak
signifikan. (relative risk 0.7; 95% confidence interval, 0.45-1.09)
• Chlorhexidine memiliki keuntungan harga tidak mahal, mudah
diformulasikan, dapat ditoleransi baik.
• Pada penelitian ini, dihipotesiskan chlorhexidine mungkin tidak lebih
dibawah (non inferior) dari natamycin untuk terapi FK.
Penelitian ini adalah penelitian two-arm, single-masked Randomized
Controlled Trial.
Populasi : Pasien dewasa dengan keratitis Fungal yang berobat di
Tempat Penelitian : Rumah sakit Mata Sagarmatha Choudhary, Lahan,
Nepal.
Asesmen dasar : riwayat, pemeriksaan, fotografi, in vivo confocal
microscopy, scrape kornea untuk mikrobiologi
Pasien diacak kedalam pengobatan topikal antifungal Topikal
klorheksidin 0.2% dan natamisin 5% 1:1
Pasien diperiksa pada hari ke 2, 7 (rekultur), 14,21, 60, 90.
- BSCVA diperiksa pada hari pertama dan hari ke 90.
- Ukuran skar / Infiltrat diukur pada hari-1, 7,21, dan 90.
- Waktu penyembuhan epitel : dihitung dari hari -1 pada pasien dengan defek
epitel sampai defek epitel <0.5mm atau menghilang.
- Microbiological cure rate : waktu sampai kultur menjadi negative.
- Keladaman ulkus, tinggi hipopion diukur pada hari 7 dan 21.
- Perforasi, TPK, dan efek samping pada hari ke 90.
- Reepitelialisasi didefinsikan sebagai tidak adanya defek epitel saat
pemeriksaan fluorescein.
- Kedalaman ulkus dibagi menjadi 4 kategori : 0-25%, >25% - 50%, >50% -
75%, dan >75%
- Slit-lamp biomikroskop digunakan untuk mengevaluasi ukuran
skar/infiltrate, ketinggian hipopion, efek samping.
Kriteria Inklusi :
• Pasien dewasa dengan Keratitis microbial akut (ulserasi epitel
kornea >1mm, inflitrat stroma kornea, dan tanda inflamasi akut)
dengan bukti infeksi fungal filamentous.
• Pasien yang memberikan persetujuan
Kriteria Eksklusi :
• Pasien <18 tahun
• Pasien yang tidak memberikan persetujuan
• Kehamilan, menyusui
• Pengobatan antifungal sebelumnya
• Visus NLP pada mata yang terkena, dan <6/60 pada mata
sebelahnya
Prosedur
Jadwal pemberian obat kedua kelompok sama :
1 tetes setiap 1 jam selama 48 jam, dilanjutkan 1 tetes setiap jam
selama bangun selama 5 hari, dan setiap 2 jam selama bangun
sampai 3 minggu.
Jika ulkus membaik <1mm, infiltrate membaik dengan atau tanpa
skar kornea  pengobatan stop
Jika ulkus membaik, infiltrasi >1mm tapi <5mm  pengobatan
diturunkan 4 kali sehari.
Jika infiltrasi stroma atau hipopion sembuh, tapi defek epitel >5mm
 terapi diturunkan 6 kali sehari.
Prosedur
Pada pasien dengan FK progresif selama 7 hari atau lebih
pengobatan tambahan perlu dipertimbangkan.
Infiltrat >75% ketebalan kornea  ditambahkan ketokonazol 2x200
mg
Jika setelah 7 hari semakin progresif dipertimbangkan untuk
dilakukan therapeutic penetrating keratoplasty (TPK)
• 3 Juni 2019 - 9 November 2020
• 178 Klorheksidin & 176 Natamicin
• Tidak ditemukan bukti bahwa klorheksidin non inferior
dibandingkan natamicin, pasien yang diterapi dengan natamicin
memiliki hasil BSCVA yang lebih baik secara signifikan dalam 3
bulan dibandingkan pasien yang diterapi klorheksidin.
• Lebih banyak kasus perforasi dan graft kornea emergency pada
grup klorheksidin (24/175, 13.7%) dibandingkan grup natamisin
(10/173, 5.8%; P=0.018).
• Pasien yang diobati dengan Natamicin lebih sedikit yang menjadi
perforasi atau membutuhkan graft kornea emergensi, setelah
mengukur kedalaman ulkus (odds ratio, 0.34; 95% CI, 0.15-0.79;
P=0.013)
- BSCVA dasar pada
kelompok klorheksidin
logMar 0.61 dan pada
kelompok natamycin
logMar 0.64.
- Pada hari ke 90, BSCVA
pada kelompok
klorheksidin logMar 0.64
dan pada kelompok
Natamicin Logmar 0.26.
 Tidak ada bukti bahwa
klorheksidin noninferior
dibandingkan natamycin
(P<0.001)
Penyembuhan pasien
yang diterapi dengan
klorheksidin 39% lebih
lambat dibandingkan
pasien dengan natamycin.
• Penelitian ini menguji hipotesis bahwa klorheksidin 0.2% non inferior
dibandingkan nata misin 5% untuk mengobatan FK. Ketajaman visual secara
signifikan lebih baik pada hari ke-90 pada pasien dengan natamisin daripada
klorheksidin.
• Pasien dengan Natamisin cenderung tidak mengalami perforasi atau
membutuhkan TPK.
• Natamisin  reepithelialisasi lebih cepat, bekas luka sedikit lebih kecil.
• Tujuan utama dari terapi FK  mempertahankan kondisi mata
• Pasien dengan kasus ringan (visus baik dan ukuran infiltrate kecil),
menunjukkan bahwa klorheksidin bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk
pasien yang datang pada awal perkembangan penyakitnya.
• Terapi dengan Natamicin memiliki hasil visus yang lebih baik
secara signifikan, dengan lebih sedikit efek samping,
dibandingkan klorheksidin.
• Natamisin masih menjadi terapi lini pertama untuk kasus
keratitis fungal filamen.
• Judul
Klorheksidin topikal 0.2% versus natamisin
topikal 5% untuk terapi keratitis fungal di
Nepal
• Kutipan
Topical Chlorhexidine 0.2% versus Topical
Natamycin 5% for the Treatment of Fungal
Keratitis in Nepal
• Peneliti Utama
Jeremy J. Hoffman
• Pertanyaan penelitian
Apakah klorheksidin 0.2% topikal non-
inferior dibandingkan Natamicin 5% topikal
untuk terapi keratitis fungal?
• Metode
Two-arm, single-masked Randomized
Controlled Trial.
Person Pasien dewasa dengan keratitis Fungal yang
berobat di Rumah sakit mata tersier di Nepal
Intervensi Pemberian klorheksidin topical dan natamisin
topikal
Komparasi Pemberian klorheksidin topical dan natamisin
topikal
Outcome Pasien yang diterapi dengan natamicin
memiliki hasil BCSVA yang lebih baik secara
signifikan dibandingkan pasien yang diterapi
klorheksidin.
A. Apakah hasil dari penelitian ini valid?
1. Apakah studi ini membahas fokus
masalah yang jelas ?
a) Populasi yang diteliti
b) Intervensi yang diberikan
c) Kelompok pembanding
Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No ( )
a)Populasi adalah pasien dewasa dengan keratitis microbial
akut di Rumah Sakit Mata Sagarmatha Choudhary, Lahan,
Nepal selama 17 bulan. Sebanyak 354 pasien yang ikutserta
dalam penelitian.
b)Intervensi yang diberikan yaitu diberikan Klorheksidin 0.2%
topical atau Natamycin 5% topical.
c)Pasien dibagi kedalam 2 kelompok yang diteliti yaitu yang
diberikan Klorheksidin 0.2% topical dan Natamycin 5%
topical..
2. Apakah dilakukan randomisasi?
Yes (√) Can’t tell ( ) No ( )
Penelitian ini merupakan penelitian prospektif, single-
masked Randomized Controlled Trial.
A. Apakah hasil dari penelitian ini valid?
3. Apakah seluruh subyek yang ikut dalam penelitian
dihitung dalam kesimpulan akhir sesuai dengan alokasi
awalnya?
a) Apakah pemantauan lengkap?
b) Apakah pasien dianalisis dalam kelompok yang
diacak?
Yes (√) Can’t tell () No ( )
Pada bagian hasil dijelaskan bahwa seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi
diperhitungkan. Penelitian ini melibatkan 354 pasien yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian:
a)Semua subjek menerima follow up secara lengkap
b) Setelah mendapat persetujuan dari seluruh pasien, sebanyak 354 pasien
dimasukkan ke dalam 2 kelompok secara acak dan diteliti selama 90 hari. Pada
penelitian terdapat 178 pasien termasuk pada kelompok pemberian klorheksidin
0/2% topical dan 176 pasien termasuk pada kelompok pemberian Natamicin 5%
topical.
Data dianalis menggunakan software Stata 16.
4. Apakah pasien, petugas kesehatan, tidak mengetahui
siapa yang menerima perlakuan dan siapa yang
menjadi kontrol (ketersamaran)?
a) Pasien?
b) Petugas kesehatan?
c) Peneliti?
Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( )
Penelitian ini merupakan ini merupakan penelitian prospektif Single-maskedas
randomized clinical trial.
Proses pengalokasian pasien tidak diketahui oleh:
a)Pasien
5. Apakah kelompok subyek
sebanding pada awal
percobaan?
Yes (√) Can’t tell () No ()
Semua pasien dinilai secara sebanding pada awal percobaan. Seluruh
informasi dari tiap pasien seperti usia, jenis kelamin, literasi, status,
pekerjaan, Riwayat trauma, Best Spectacle Corrected Visual Acuity (BSCVA),
contrast sensitivity, ukuran infiltrate, kedalaman ulkus, hipopion dan
tingginya, waktu dari gejala sampai kunjungan, waktu dari trauma sampai
kunjungan, Riwayat penyakit sebelumnya dicatat. Kemudian pasien dibagi
menjadi 2 kelompok (klorheksidin dan natamycin), dilakukan follow up pada
hari ke 2, 7, 14, 21, 60, dan 90.
6. Selain intervensi eksperimental,
apakah kelompok diperlakukan
sama?
Yes (√) Can’t tell () No ()
Semua pasien dinilai secara sebanding pada awal percobaan. Pemeriksaan
Best Spectacle Corrected Visual Acuity (BSCVA), contrast sensitivity, ukuran
infiltrate, kedalaman ulkus, hipopion dan tingginya. BSCVA diperiksa pada
awal dan hari ke-90, ukuran infiltrate pada hari 7,21, dan 90, tinggi hipopion
pada hari ke 7 dan 21, perforasi dan komplikasi mata pada hari 90.
B. Apa hasil penelitian?
7. Seberapa besar efek
pengobatannya?
Hasil apa yang
diukur?
Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( )
3 bulan setelah terapi, diukur BSCVA, ukuran infiltrate/skar, waktu
reepitelialisasi, kedalaman ulkus, tinggi hipopion.
kelompok natamycin lebih baik daripada klorheksidin. Pada kelompok
klorheksidin lebih banyak yang berlanjut menjadi perforasi.
8.Seberapa tepat
perkiraan efek
pengobatan?
Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( )
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa klorheksidin dan natamycin efektif
dalam kasus ringan, dengan bukti hasil yang baik pada seluruh partisipan
dengan visus baik dan ukuran infiltrate sangat kecil. Perbedaan tampak pada
pasien dengan gejala berat, terapi dengan Natamicin secara signifikan lebih
baik untuk BSCVA, dengan efek samping lebih sedikit dibandingkan pada
kelompok terapi klorheksidin.
C. Apakah hasilnya akan membantu secara lokal?
9. Apakah hasilnya dapat diterapkan
pada penduduk lokal? Apakah menurut
Anda pasien yang dicakup oleh uji
coba ini cukup mirip dengan populasi
Anda?
Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( )
Hasil dari penelitian ini dapat diterapkan pada populasi lokal, karena
pasien lokal dapat memenuhi kriteria pada penelitian ini, baik kriteria
inklusi maupun eksklusi dengan relevansi yang baik di negara
berkembang.
10.Apakah semua hasil klinis
penting dipertimbangkan? Jika
tidak, apakah ini mempengaruhi
keputusan?
Yes (√ ) No ( )
Penting untuk mempertimbangkan semua hasil klinis karena
berkaitan satu sama lain dan dapat menunjang signifikansi
penelitian
11. Apakah manfaatnya sebanding
dengan kerugian dan biayanya?
Ini mungkin tidak dibahas
dalam studi. Tapi apa yang
Anda pikirkan?
Yes (√ ) No ( )
Sponsor atau pembiayaan penelitian ini tidak ikut berperan
dalam desain penelitian, data, analisis, interpretasi, dan
penulisan penelitian ini.
KESIMPULAN: Jurnal ini valid, penting, dapat diterapkan
Judul:
Jelas dan menggambarkan isi utama penelitian
Pengarang dan Institusi:
Nama sudah tertulis dengan jelas. Nama institusi asal penulis pada
jurnal sudah disbutkan dengan jelas
Abstrak:
Mencakup tujuan, metode, hasil dan kesimpulan secara singkat, padat
dan jelas
Pendahuluan:
Terdiri dari tiga paragraf yang berisi latar belakang masalah dilengkapi
data-data yang mendukung besarnya masalah serta alasan peneliti
tertarik melakukan penelitian tersebut.
Metode:
Desain Penelitian: Penelitian prospektif single masked randomized clinical trial
Tempat Penelitian: Rumah sakit Mata Sagarmatha Choudhary, Lahan, Nepal.
Waktu Pengumpulan Data: 3 Juni 2019 – 9 November 2020.
Sampel Peneletian:
Terdiri dari 354 yang dibagi menjadi 178 pasien diterapi dengan klorheksidin dan 176
pasien diterapi dengan natamycin.
Hasil:
Hasil utama penelitian ditampilkan dalam tabel dan grafik dan dijelaskan dalam
bentuk narasi dengan singkat dan jelas, yang berupa perbandingan antara kelompok
yang diteliti (klorheksidin dan natamycin)
Diskusi:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa klorheksidin dan natamycin efektif
dalam kasus ringan, dengan bukti hasil yang baik pada seluruh partisipan
dengan visus baik dan ukuran infiltrate sangat kecil. Perbedaan tampak
pada pasien dengan gejala berat, terapi dengan Natamicin secara
signifikan lebih baik untuk BSCVA, dengan efek samping lebih sedikit
dibandingkan pada kelompok terapi klorheksidin. Natamicin masih tetap
menjadi pilihan terapi lini pertama pada keratitis fungal.
Daftar Pustaka:
Penulisan dilakukan dengan cermat sesuai dengan metode Vancouver.
Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx

More Related Content

Similar to Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx

Pokok Bahasan 3 upaya pengendalian
Pokok Bahasan 3 upaya pengendalianPokok Bahasan 3 upaya pengendalian
Pokok Bahasan 3 upaya pengendalianrickygunawan84
 
efektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiaefektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiashelvytucunan1
 
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...Ryan Pratama
 
International Patient Safety Goals powerpoint
International Patient Safety Goals powerpointInternational Patient Safety Goals powerpoint
International Patient Safety Goals powerpointTezarAndrean1
 
PPT PENINGKATAN TIM MUTU.pptx
PPT PENINGKATAN TIM MUTU.pptxPPT PENINGKATAN TIM MUTU.pptx
PPT PENINGKATAN TIM MUTU.pptxNorainibrpane
 
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Bob Sindunata
 
retinoblastoma pada anak dan balita .pptx
retinoblastoma pada anak dan balita .pptxretinoblastoma pada anak dan balita .pptx
retinoblastoma pada anak dan balita .pptxssusere4cec0
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI pjj_kemenkes
 
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdf
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdfdr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdf
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdfAlifAdhani3
 
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxGuideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxDONNYARDIKANOVANANDA
 
Medullary Thyroid Carcinoma
Medullary Thyroid Carcinoma Medullary Thyroid Carcinoma
Medullary Thyroid Carcinoma tedobasuki
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikrobaAsw Yoeyoen
 
ASKEP Ca nasofaring-fix
ASKEP Ca nasofaring-fixASKEP Ca nasofaring-fix
ASKEP Ca nasofaring-fixNely Eviana
 
Askep ablasio retina
Askep ablasio retinaAskep ablasio retina
Askep ablasio retinaStiawan Akbar
 

Similar to Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx (20)

Pokok Bahasan 3 upaya pengendalian
Pokok Bahasan 3 upaya pengendalianPokok Bahasan 3 upaya pengendalian
Pokok Bahasan 3 upaya pengendalian
 
Pk pituitary
Pk pituitaryPk pituitary
Pk pituitary
 
efektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiaefektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemia
 
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
EFIKASI DAN KEAMANAN DIHIDROARTEMISININPIPERAKUIN PADA PENDERITA PLASMODIUM V...
 
Journal Reading
Journal ReadingJournal Reading
Journal Reading
 
International Patient Safety Goals powerpoint
International Patient Safety Goals powerpointInternational Patient Safety Goals powerpoint
International Patient Safety Goals powerpoint
 
Adm kemo print hsd
Adm kemo print hsdAdm kemo print hsd
Adm kemo print hsd
 
LEPROSY
LEPROSYLEPROSY
LEPROSY
 
PPT PENINGKATAN TIM MUTU.pptx
PPT PENINGKATAN TIM MUTU.pptxPPT PENINGKATAN TIM MUTU.pptx
PPT PENINGKATAN TIM MUTU.pptx
 
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
 
PPT PDL.pptx
PPT PDL.pptxPPT PDL.pptx
PPT PDL.pptx
 
retinoblastoma pada anak dan balita .pptx
retinoblastoma pada anak dan balita .pptxretinoblastoma pada anak dan balita .pptx
retinoblastoma pada anak dan balita .pptx
 
Modul iv gizi kb 3
Modul iv gizi kb 3Modul iv gizi kb 3
Modul iv gizi kb 3
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
 
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdf
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdfdr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdf
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdf
 
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxGuideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
 
Medullary Thyroid Carcinoma
Medullary Thyroid Carcinoma Medullary Thyroid Carcinoma
Medullary Thyroid Carcinoma
 
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
3. peran farmasis dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antimikroba
 
ASKEP Ca nasofaring-fix
ASKEP Ca nasofaring-fixASKEP Ca nasofaring-fix
ASKEP Ca nasofaring-fix
 
Askep ablasio retina
Askep ablasio retinaAskep ablasio retina
Askep ablasio retina
 

More from ArdeliaEmily2

Morning report presentation ophthalmology cases
Morning report presentation ophthalmology casesMorning report presentation ophthalmology cases
Morning report presentation ophthalmology casesArdeliaEmily2
 
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptxSoal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptxArdeliaEmily2
 
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptxSoal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptxArdeliaEmily2
 
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptxArdeliaEmily2
 
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptxArdeliaEmily2
 
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptxArdeliaEmily2
 
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptxMorning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptxArdeliaEmily2
 
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptxTugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptxArdeliaEmily2
 
MR Tn. SA 23-12-2022.pptx
MR Tn. SA 23-12-2022.pptxMR Tn. SA 23-12-2022.pptx
MR Tn. SA 23-12-2022.pptxArdeliaEmily2
 

More from ArdeliaEmily2 (11)

Morning report presentation ophthalmology cases
Morning report presentation ophthalmology casesMorning report presentation ophthalmology cases
Morning report presentation ophthalmology cases
 
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptxSoal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
 
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptxSoal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
 
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
 
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
 
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
 
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptxMorning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
 
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptxTugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
 
AMD.pptx
AMD.pptxAMD.pptx
AMD.pptx
 
MR Tn. SA 23-12-2022.pptx
MR Tn. SA 23-12-2022.pptxMR Tn. SA 23-12-2022.pptx
MR Tn. SA 23-12-2022.pptx
 
Anatomi Mata.pptx
Anatomi Mata.pptxAnatomi Mata.pptx
Anatomi Mata.pptx
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogorjualobat34
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasijualobat34
 
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex ToysJual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex ToysGoogle
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiAbigailMadeline1
 
Misoprostol Cytotec 200mcg obat penggugur kandungan untuk cara Menggugurkan K...
Misoprostol Cytotec 200mcg obat penggugur kandungan untuk cara Menggugurkan K...Misoprostol Cytotec 200mcg obat penggugur kandungan untuk cara Menggugurkan K...
Misoprostol Cytotec 200mcg obat penggugur kandungan untuk cara Menggugurkan K...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Bali0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Balijualobat34
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899moratmaret503
 
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptxPPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptxtommynainggolan89
 
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ][ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]moratmaret503
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Singapura
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Singapura0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Singapura
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Singapurajualobat34
 

Recently uploaded (20)

Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
Obat Cytotec Surabaya ^ obat penggugur kandungan Surabaya 087776558899
 
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandunganKimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Tanjung Selor jual obat penggugur kandungan
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdfTEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI TANJUNG PINANG 081399993834.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bogor
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
Cara Menggugurkan Kandungan usia 1 sampai 8 bulan - obat penggugur janin - ob...
 
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandunganKimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
Kimia Farma Balikpapan jual obat penggugur kandungan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Bekasi
 
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex ToysJual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
Jual Alat Bantu Sex Di Jakarta 081246444463 Pusat Alat Bantu Sex Toys
 
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandunganKimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
Kimia Farma jakarta jual obat aborsi penggugur kandungan
 
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
TEMPAT JUAL OBAT CYTOTEC ASLI DI JAKARTA 081399993834
 
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
Obat Cytotec Semarang ° obat penggugur kandungan Semarang 087776558899
 
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App PerforasiCase Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
Case Report Peritonitis Generalisata ec App Perforasi
 
Misoprostol Cytotec 200mcg obat penggugur kandungan untuk cara Menggugurkan K...
Misoprostol Cytotec 200mcg obat penggugur kandungan untuk cara Menggugurkan K...Misoprostol Cytotec 200mcg obat penggugur kandungan untuk cara Menggugurkan K...
Misoprostol Cytotec 200mcg obat penggugur kandungan untuk cara Menggugurkan K...
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Bali0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Bali
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Kuta Bali
 
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan atau aborsi Janin obat aborsi malang 087776558899
 
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptxPPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
PPT_KESELAMATAN_PASIEN [patient safety).pptx
 
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ][ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
[ obat telat datang bulan obat penggugur kandungan Banjarmasin 087776558899 ]
 
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889Obat Penggugur Kandungan &  kimia Farma 087/776/558/889
Obat Penggugur Kandungan & kimia Farma 087/776/558/889
 
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
Obat Cytotec Medan ~ obat penggugur kandungan Medan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Singapura
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Singapura0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Singapura
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Singapura
 

Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx

  • 1. Jeremy J. Hoffman, FRCOphth, Reena Yadav, MD, Sandip D. Sanyam, BSc, Pankaj Chaudhary, MSc, Abhishek Roshan, MSc, Sanjay K. Singh, MD, Sailesh K. Mishra, MSc, Simon Arunga, PhD, Victor H. Hu, PhD, David Macleod, PhD, Astrid Leck, PhD, Matthew J. Burton, PhD Dibacakan oleh : Ardelia Emily Pembimbing : dr. Wenang Matoka, Sp.M
  • 2. • Keratitis Mikrobial (MK) adalah infeksi yang berat dan seringkali menyebabkan kebutaan. • Di area tropis, keratitis fungal (FK) terjadi lebih dari setengah MK, estimasi insidensi tahunan global sekitar 1 juta kasus. • Insidensi lebih tinggi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya pada pekerjaan pertanian. • Di daerah beriklim sedang, meskipun jarang terjadi keratitis bakterial, kasus FK meningkat, dengan infeksi yang terkait penggunaan lensa kontak.
  • 3. • Keratitis Fungal menantang untuk diobati. Adanya keterbatasan dalam mengakses pengobatan menyebabkan hasil yang buruk. • Hal ini diperberat oleh penggunaan steroid topikal dan pengobatan mata tradisional. • Terapi pilihan untuk FK adalah Natamicin 5% topikal sesuai hasil dari Mycotic Ulcer Treatment Trials (MUTT), uji klnis, dan sistematik review membandingkan natamicin dengan voriconazole. • Namun, pada sekitar seperempat pasien dengan terapi Natamicin, ada yang berlanjut menjadi perforasi kornea, kebutaan, atau eviserasi / enukleasi.
  • 4. • Meskipun Natamycin ditetapkan sebagai obat esensial oleh WHO, namun di beberapa negara di Sub-Sahara Africa, dan beberapa negara di Asia dan Eropa. • Pembuatannya mahal dan sulit diformulasi, sehingga dibutuhkan pengobatan alternatif dengan harga terjangkau. • Chlorhexidine merupakan biosidal antiseptik, spektrum luas yang dapat membunuh mikroorganisme melalui membran sel, • Sudah digunakan >30tahun, termasuk sebagai pengawet obat tetes mata, untuk mensterilkan lensa kontak, terapi keratitis fungal dan Acanthamoeba
  • 5. • Pada awal tahun 1900an, Chlorhexidine 0.2% dilaporkan efektif untuk membunuh isolat fungi pada kasus di India. • Pada 2 studi Uji Kontrol Acak, menunjukkan Chlorhexidine dibandingkan natamicin dapat menyembuhkan dalam 21 hari tidak signifikan. (relative risk 0.7; 95% confidence interval, 0.45-1.09) • Chlorhexidine memiliki keuntungan harga tidak mahal, mudah diformulasikan, dapat ditoleransi baik. • Pada penelitian ini, dihipotesiskan chlorhexidine mungkin tidak lebih dibawah (non inferior) dari natamycin untuk terapi FK.
  • 6. Penelitian ini adalah penelitian two-arm, single-masked Randomized Controlled Trial. Populasi : Pasien dewasa dengan keratitis Fungal yang berobat di Tempat Penelitian : Rumah sakit Mata Sagarmatha Choudhary, Lahan, Nepal. Asesmen dasar : riwayat, pemeriksaan, fotografi, in vivo confocal microscopy, scrape kornea untuk mikrobiologi Pasien diacak kedalam pengobatan topikal antifungal Topikal klorheksidin 0.2% dan natamisin 5% 1:1 Pasien diperiksa pada hari ke 2, 7 (rekultur), 14,21, 60, 90.
  • 7. - BSCVA diperiksa pada hari pertama dan hari ke 90. - Ukuran skar / Infiltrat diukur pada hari-1, 7,21, dan 90. - Waktu penyembuhan epitel : dihitung dari hari -1 pada pasien dengan defek epitel sampai defek epitel <0.5mm atau menghilang. - Microbiological cure rate : waktu sampai kultur menjadi negative. - Keladaman ulkus, tinggi hipopion diukur pada hari 7 dan 21. - Perforasi, TPK, dan efek samping pada hari ke 90. - Reepitelialisasi didefinsikan sebagai tidak adanya defek epitel saat pemeriksaan fluorescein. - Kedalaman ulkus dibagi menjadi 4 kategori : 0-25%, >25% - 50%, >50% - 75%, dan >75% - Slit-lamp biomikroskop digunakan untuk mengevaluasi ukuran skar/infiltrate, ketinggian hipopion, efek samping.
  • 8. Kriteria Inklusi : • Pasien dewasa dengan Keratitis microbial akut (ulserasi epitel kornea >1mm, inflitrat stroma kornea, dan tanda inflamasi akut) dengan bukti infeksi fungal filamentous. • Pasien yang memberikan persetujuan Kriteria Eksklusi : • Pasien <18 tahun • Pasien yang tidak memberikan persetujuan • Kehamilan, menyusui • Pengobatan antifungal sebelumnya • Visus NLP pada mata yang terkena, dan <6/60 pada mata sebelahnya
  • 9. Prosedur Jadwal pemberian obat kedua kelompok sama : 1 tetes setiap 1 jam selama 48 jam, dilanjutkan 1 tetes setiap jam selama bangun selama 5 hari, dan setiap 2 jam selama bangun sampai 3 minggu. Jika ulkus membaik <1mm, infiltrate membaik dengan atau tanpa skar kornea  pengobatan stop Jika ulkus membaik, infiltrasi >1mm tapi <5mm  pengobatan diturunkan 4 kali sehari. Jika infiltrasi stroma atau hipopion sembuh, tapi defek epitel >5mm  terapi diturunkan 6 kali sehari.
  • 10. Prosedur Pada pasien dengan FK progresif selama 7 hari atau lebih pengobatan tambahan perlu dipertimbangkan. Infiltrat >75% ketebalan kornea  ditambahkan ketokonazol 2x200 mg Jika setelah 7 hari semakin progresif dipertimbangkan untuk dilakukan therapeutic penetrating keratoplasty (TPK)
  • 11. • 3 Juni 2019 - 9 November 2020 • 178 Klorheksidin & 176 Natamicin • Tidak ditemukan bukti bahwa klorheksidin non inferior dibandingkan natamicin, pasien yang diterapi dengan natamicin memiliki hasil BSCVA yang lebih baik secara signifikan dalam 3 bulan dibandingkan pasien yang diterapi klorheksidin. • Lebih banyak kasus perforasi dan graft kornea emergency pada grup klorheksidin (24/175, 13.7%) dibandingkan grup natamisin (10/173, 5.8%; P=0.018). • Pasien yang diobati dengan Natamicin lebih sedikit yang menjadi perforasi atau membutuhkan graft kornea emergensi, setelah mengukur kedalaman ulkus (odds ratio, 0.34; 95% CI, 0.15-0.79; P=0.013)
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. - BSCVA dasar pada kelompok klorheksidin logMar 0.61 dan pada kelompok natamycin logMar 0.64. - Pada hari ke 90, BSCVA pada kelompok klorheksidin logMar 0.64 dan pada kelompok Natamicin Logmar 0.26.  Tidak ada bukti bahwa klorheksidin noninferior dibandingkan natamycin (P<0.001)
  • 16. Penyembuhan pasien yang diterapi dengan klorheksidin 39% lebih lambat dibandingkan pasien dengan natamycin.
  • 17. • Penelitian ini menguji hipotesis bahwa klorheksidin 0.2% non inferior dibandingkan nata misin 5% untuk mengobatan FK. Ketajaman visual secara signifikan lebih baik pada hari ke-90 pada pasien dengan natamisin daripada klorheksidin. • Pasien dengan Natamisin cenderung tidak mengalami perforasi atau membutuhkan TPK. • Natamisin  reepithelialisasi lebih cepat, bekas luka sedikit lebih kecil. • Tujuan utama dari terapi FK  mempertahankan kondisi mata • Pasien dengan kasus ringan (visus baik dan ukuran infiltrate kecil), menunjukkan bahwa klorheksidin bisa menjadi pengobatan yang efektif untuk pasien yang datang pada awal perkembangan penyakitnya.
  • 18. • Terapi dengan Natamicin memiliki hasil visus yang lebih baik secara signifikan, dengan lebih sedikit efek samping, dibandingkan klorheksidin. • Natamisin masih menjadi terapi lini pertama untuk kasus keratitis fungal filamen.
  • 19.
  • 20. • Judul Klorheksidin topikal 0.2% versus natamisin topikal 5% untuk terapi keratitis fungal di Nepal • Kutipan Topical Chlorhexidine 0.2% versus Topical Natamycin 5% for the Treatment of Fungal Keratitis in Nepal • Peneliti Utama Jeremy J. Hoffman • Pertanyaan penelitian Apakah klorheksidin 0.2% topikal non- inferior dibandingkan Natamicin 5% topikal untuk terapi keratitis fungal? • Metode Two-arm, single-masked Randomized Controlled Trial.
  • 21. Person Pasien dewasa dengan keratitis Fungal yang berobat di Rumah sakit mata tersier di Nepal Intervensi Pemberian klorheksidin topical dan natamisin topikal Komparasi Pemberian klorheksidin topical dan natamisin topikal Outcome Pasien yang diterapi dengan natamicin memiliki hasil BCSVA yang lebih baik secara signifikan dibandingkan pasien yang diterapi klorheksidin.
  • 22. A. Apakah hasil dari penelitian ini valid? 1. Apakah studi ini membahas fokus masalah yang jelas ? a) Populasi yang diteliti b) Intervensi yang diberikan c) Kelompok pembanding Yes ( √ ) Can’t tell ( ) No ( ) a)Populasi adalah pasien dewasa dengan keratitis microbial akut di Rumah Sakit Mata Sagarmatha Choudhary, Lahan, Nepal selama 17 bulan. Sebanyak 354 pasien yang ikutserta dalam penelitian. b)Intervensi yang diberikan yaitu diberikan Klorheksidin 0.2% topical atau Natamycin 5% topical. c)Pasien dibagi kedalam 2 kelompok yang diteliti yaitu yang diberikan Klorheksidin 0.2% topical dan Natamycin 5% topical.. 2. Apakah dilakukan randomisasi? Yes (√) Can’t tell ( ) No ( ) Penelitian ini merupakan penelitian prospektif, single- masked Randomized Controlled Trial.
  • 23. A. Apakah hasil dari penelitian ini valid? 3. Apakah seluruh subyek yang ikut dalam penelitian dihitung dalam kesimpulan akhir sesuai dengan alokasi awalnya? a) Apakah pemantauan lengkap? b) Apakah pasien dianalisis dalam kelompok yang diacak? Yes (√) Can’t tell () No ( ) Pada bagian hasil dijelaskan bahwa seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi diperhitungkan. Penelitian ini melibatkan 354 pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian: a)Semua subjek menerima follow up secara lengkap b) Setelah mendapat persetujuan dari seluruh pasien, sebanyak 354 pasien dimasukkan ke dalam 2 kelompok secara acak dan diteliti selama 90 hari. Pada penelitian terdapat 178 pasien termasuk pada kelompok pemberian klorheksidin 0/2% topical dan 176 pasien termasuk pada kelompok pemberian Natamicin 5% topical. Data dianalis menggunakan software Stata 16. 4. Apakah pasien, petugas kesehatan, tidak mengetahui siapa yang menerima perlakuan dan siapa yang menjadi kontrol (ketersamaran)? a) Pasien? b) Petugas kesehatan? c) Peneliti? Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( ) Penelitian ini merupakan ini merupakan penelitian prospektif Single-maskedas randomized clinical trial. Proses pengalokasian pasien tidak diketahui oleh: a)Pasien
  • 24. 5. Apakah kelompok subyek sebanding pada awal percobaan? Yes (√) Can’t tell () No () Semua pasien dinilai secara sebanding pada awal percobaan. Seluruh informasi dari tiap pasien seperti usia, jenis kelamin, literasi, status, pekerjaan, Riwayat trauma, Best Spectacle Corrected Visual Acuity (BSCVA), contrast sensitivity, ukuran infiltrate, kedalaman ulkus, hipopion dan tingginya, waktu dari gejala sampai kunjungan, waktu dari trauma sampai kunjungan, Riwayat penyakit sebelumnya dicatat. Kemudian pasien dibagi menjadi 2 kelompok (klorheksidin dan natamycin), dilakukan follow up pada hari ke 2, 7, 14, 21, 60, dan 90. 6. Selain intervensi eksperimental, apakah kelompok diperlakukan sama? Yes (√) Can’t tell () No () Semua pasien dinilai secara sebanding pada awal percobaan. Pemeriksaan Best Spectacle Corrected Visual Acuity (BSCVA), contrast sensitivity, ukuran infiltrate, kedalaman ulkus, hipopion dan tingginya. BSCVA diperiksa pada awal dan hari ke-90, ukuran infiltrate pada hari 7,21, dan 90, tinggi hipopion pada hari ke 7 dan 21, perforasi dan komplikasi mata pada hari 90.
  • 25. B. Apa hasil penelitian? 7. Seberapa besar efek pengobatannya? Hasil apa yang diukur? Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( ) 3 bulan setelah terapi, diukur BSCVA, ukuran infiltrate/skar, waktu reepitelialisasi, kedalaman ulkus, tinggi hipopion. kelompok natamycin lebih baik daripada klorheksidin. Pada kelompok klorheksidin lebih banyak yang berlanjut menjadi perforasi. 8.Seberapa tepat perkiraan efek pengobatan? Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( ) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa klorheksidin dan natamycin efektif dalam kasus ringan, dengan bukti hasil yang baik pada seluruh partisipan dengan visus baik dan ukuran infiltrate sangat kecil. Perbedaan tampak pada pasien dengan gejala berat, terapi dengan Natamicin secara signifikan lebih baik untuk BSCVA, dengan efek samping lebih sedikit dibandingkan pada kelompok terapi klorheksidin.
  • 26. C. Apakah hasilnya akan membantu secara lokal? 9. Apakah hasilnya dapat diterapkan pada penduduk lokal? Apakah menurut Anda pasien yang dicakup oleh uji coba ini cukup mirip dengan populasi Anda? Yes (√ ) Can’t tell ( ) No ( ) Hasil dari penelitian ini dapat diterapkan pada populasi lokal, karena pasien lokal dapat memenuhi kriteria pada penelitian ini, baik kriteria inklusi maupun eksklusi dengan relevansi yang baik di negara berkembang. 10.Apakah semua hasil klinis penting dipertimbangkan? Jika tidak, apakah ini mempengaruhi keputusan? Yes (√ ) No ( ) Penting untuk mempertimbangkan semua hasil klinis karena berkaitan satu sama lain dan dapat menunjang signifikansi penelitian 11. Apakah manfaatnya sebanding dengan kerugian dan biayanya? Ini mungkin tidak dibahas dalam studi. Tapi apa yang Anda pikirkan? Yes (√ ) No ( ) Sponsor atau pembiayaan penelitian ini tidak ikut berperan dalam desain penelitian, data, analisis, interpretasi, dan penulisan penelitian ini. KESIMPULAN: Jurnal ini valid, penting, dapat diterapkan
  • 27. Judul: Jelas dan menggambarkan isi utama penelitian Pengarang dan Institusi: Nama sudah tertulis dengan jelas. Nama institusi asal penulis pada jurnal sudah disbutkan dengan jelas Abstrak: Mencakup tujuan, metode, hasil dan kesimpulan secara singkat, padat dan jelas Pendahuluan: Terdiri dari tiga paragraf yang berisi latar belakang masalah dilengkapi data-data yang mendukung besarnya masalah serta alasan peneliti tertarik melakukan penelitian tersebut.
  • 28. Metode: Desain Penelitian: Penelitian prospektif single masked randomized clinical trial Tempat Penelitian: Rumah sakit Mata Sagarmatha Choudhary, Lahan, Nepal. Waktu Pengumpulan Data: 3 Juni 2019 – 9 November 2020. Sampel Peneletian: Terdiri dari 354 yang dibagi menjadi 178 pasien diterapi dengan klorheksidin dan 176 pasien diterapi dengan natamycin. Hasil: Hasil utama penelitian ditampilkan dalam tabel dan grafik dan dijelaskan dalam bentuk narasi dengan singkat dan jelas, yang berupa perbandingan antara kelompok yang diteliti (klorheksidin dan natamycin)
  • 29. Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan bahwa klorheksidin dan natamycin efektif dalam kasus ringan, dengan bukti hasil yang baik pada seluruh partisipan dengan visus baik dan ukuran infiltrate sangat kecil. Perbedaan tampak pada pasien dengan gejala berat, terapi dengan Natamicin secara signifikan lebih baik untuk BSCVA, dengan efek samping lebih sedikit dibandingkan pada kelompok terapi klorheksidin. Natamicin masih tetap menjadi pilihan terapi lini pertama pada keratitis fungal. Daftar Pustaka: Penulisan dilakukan dengan cermat sesuai dengan metode Vancouver.

Editor's Notes

  1. Stage 1 : pasien dengan suspek microbial keratitis --.