Studi ini membandingkan efektivitas dilatasi pupil menggunakan injeksi lidokain intracameral dan midriatik topikal pada pasien yang menjalani operasi katarak. Kedua metode memberikan hasil dilatasi pupil yang serupa tanpa perbedaan signifikan dalam ukuran pupil, durasi operasi, atau kebutuhan midriatik tambahan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.
1. Studi Banding Lidokain Intracameral dengan
Midriatrik Topikal pada Pupil yang
Terdilatasi Selama Fakoemulsifikasi
PEMBIMBING : dr. Harsani Lampus, Sp.M
MODERATOR : dr. Devy Mandagi, Sp.M
2. • Dilatasi pupil inadekuat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi intraoperatif pada
operasi katarak.
• Pemberian antikolinergik atau agen simpatomimetik topikal digunakan untuk
mendapatkan dilatasi pupil yang diinginkan dalam operasi katarak.
• Namun, terdapat beberapa kerugian dari penggunaan tetes mata topikal untuk dilatasi
pupil bekerja lambat, penetrasi buruk pada kornea, bioavailabilitas pada ruang anterior
mata yang rendah meningkatkan waktu menunggu sebelum operasi katarak
• Midriatik topikal dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan toksisitas sistemik
(edema pulmonal akut dan krisis hipertensi) umum terjadi pada anak-anak dan pasien
dengan risiko tinggi dengan hipertensi yang tidak terkontrol atau fungsi jantung yang
buruk.
• Efek dari midriatik topikal mungkin tidak dapat bertahan selama operasi
Pendahuluan
3. • Injeksi lidokain intracameral bebas pengawet alternatif yang dipilih untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya efek samping dari midriatik topikal
• Penulis melakukan studi prospektif untuk membandingkan dilatasi pupil dan hasil
akhir operasi dari penggunaan midriatik topikal konvensional dan injeksi lidokain
intracameral pada pasien yang menjalani operasi katarak fakoemulsifikasi pada
rumah sakit pendidikan mata tersier di Kerala Utara.
Pendahuluan
4. • Penelitian dilakukan mulai dari Juli 2018 hingga Desember 2019 pada departemen
oftalmologi rumah sakit pendidikan di Kerala Utara.
• Pasien katarak terkait usia yang sedang mempersiapkan operasi setuju untuk mengikuti
protokol penelitian.
• Pasien dengan gangguan pada permukaan okular, dalam pengobatan supresi imun,
didiagnosis penyakit kolagen vaskular, menjalani operasi refraktif sebelumnya dan dalam
pengobatan topikal kronik karena kondisi okular apapun, serta diabetes mellitus tidak
diikutkan dalam penelitian.
• Setiap partisipan menjalani pemeriksaan sebelum operasi pemeriksaan visus, tekanan
intraokular, kedalaman ruang anterior mata, biomikroskopi slit-lamp pada kornea dan
bagian anterior mata, serta pemeriksaan posterior mata.
• Keadaan lensa partisipan diklasifikasikan menurut sistem klasifikasi LOCS III.
Metode
5. • Dokter akan mengalokasikan partisipan pada salah satu kelompok intervensi dengan pendekatan
alokasi alternatif sekuensial yang tidak diacak.
• Dokter mengetahui intervensi yang diberikan karena salah satu obat yang digunakan diberikan
secara intracameral.
• Lidokain intracameral atau midriatik topikal digunakan untuk dilatasi pupil sebelum operasi
katarak fakoemulsifikasi dan implantasi lensa intraokular.
• Kelompok midriatik topikal diberikan 1 tetes tropicacyl plus (tropikamid 0.8% dan fenilefrin
hidroklorid 5%) sebanyak 4 kali dengan interval 15 menit di departemen oftalmologi pasien rawat
jalan 60 menit sebelum operasi.
• Kelompok lidokain intracameral diberikan lidokain bebas pengawet 1% (0.2-0.3 ml) secara
intracameral setelah dibuat jalan masuk pada anterior chamber di meja operasi.
Metode
6. • Diameter horizontal pupil diukur sebelum dan sesudah pupil mengalami dilatasi, serta
pada akhir operasi menggunakan kaliper yang sama dan dilakukan oleh dokter yang sama
juga.
• Total waktu operasi dan kebutuhan akan agen midriatik tambahan selama prosedur
dicatat.
• Data dimasukan kedalam tabel MS Excel dan dimasukan ke software SPSS untuk analisis
statistik.
• Uji-t independent untuk membandingkan rata-rata variabel kontinu
• Uji Chi-kuadrat untuk membandingkan variabel kategori.
• AP < 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Metode
7. • Penelitian dilakukan pada 30 pasien pada setiap kelompok.
• Dua kelompok tidak memiliki perbedaan ukuran pupil sebelum operasi yang signifikan.
• Distribusi visus dan tekanan intraocular pasien sebelum operasi sama pada kedua
kelompok.
• Klasifikasi LOCS III menunjukkan bahwa katarak kortikal dan katarak subkapsular
posterior merupakan tipe katarak dominan pada kedua kelompok.
• Perbedaan rata-rata atau perubahan rata-rata dari ukuran pupil adalah +4.5 mm pada
kelompok midriatik topikal dan +4.06 mm pada kelompok lidokain intracameral
ukuran pupil berubah -0.58 pada kelompok midriatik topikal dan -0.45 mm pada
kelompok lidokain intracameral.
Hasil
8. • Kedua kelompok memiliki 27 pasien dengan pupil yang tetap terdilatasi hingga
akhir operasi dan 3 pasien dengan pupil tidak dapat tetap terdilatasi hingga akhir
operasi.
• Midriatik tambahan diberikan pada 1 pasien pada kelompok lidokain intracameral
dan 2 pasien pada kelompok midriatik topikal.
• Komplikasi intraoperatif terjadi pada 2 pasien kelompok lidokain intracameral
dan 2 pasien kelompok midriatik topikal Tidak terdapat komplikasi pasca
operasi pada seluruh pasien
• Keratopati striata pasca operasi terjadi pada 2 pasien kelompok lidokain
intracameral ditangani dengan dilakukan injeksi gelembung udara ke anterior
chamber sebelum injeksi lidokain bebas pengawet secara intracameral untuk
operasi berikutnya.
Hasil
10. • Agen midriatik topikal rutin digunakan
untuk dilatasi pupil sebelum operasi
katarak.
• Dilatasi pupil dapat terjadi setelah
pemberian agen midriatik
antikolinergik (pasif) dan
simpatomimetik (aktif) secara topikal
memiliki banyak kekurangan
metode alternatif untuk dilatasi pupil
telah dicari untuk mengurangi risiko
efek samping
Diskusi
Kekurangan Midriatik Topikal
Penetrasi yang lambat melalui kornea menunda
onset terjadinya midriasis
Terdapat keterbatasan bioavailabilitas zat yang
diberikan secara topikal
Terdapat penyerapan sistemik signifikan yang
dapat menyebabkan risiko terjadinya efek
samping kardiovaskular terutama pada
pasien hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan
anak-anak.
Efek midriasis yang menghilang ketika
operasi.
Penggunaan benzalkonium klorida sebagai
pengawet pada tetes mata topikal
menyebabkan efek samping
11. • Karakteristik dasar populasi penelitian dalam studi ini konsisten dengan penelitian
yang dilaporkan sebelumnya.
• Perubahan ukuran pupil dalam studi konsisten dengan penelitian sebelumnya
membandingkan keefektifan midriatik topikal dengan lidokain intracameral 1,0%
sendiri atau lidokain intracameral 1,0% yang dikombinasikan dengan agen
midriatik lainnya, seperti siklopentolat 0,1% dan fenilefrin 1,5%.
• Beberapa penelitian menyatakan bahwa penggunaan midriatik intracameral saja
menghasilkan dilatasi pupil yang cepat secara intraoperatif tanpa penggunaan
midriatik topikal sebelumnya Penulis menemukan bahwa perbedaan dilatasi
pupil atau durasi operasi atau durasi pelebaran pupil antara lidocain intracameral
dan midriatik topikal secara statistik tidak signifikan dalam studi ini.
Diskusi
12. • Pemeliharaan dilatasi pupil, penggunaan
midriatik tambahan, dan komplikasi
intraoperatif serupa pada kedua kelompok
dan konsisten dengan laporan penelitian
sebelumnya.
• Dalam studi ini, jumlah pasien dengan
dilatasi pupil pada setiap kelompok tidak
berbeda secara signifikan dan berlangsung
sekitar 12 menit.
• Terdapat kemungkinan bahwa kurangnya
perbedaan pelebaran pupil dalam studi ini
disebabkan karena karakteristik iris pada
populasi.
Diskusi
Keuntungan Lidokain Intracameral
Tidak menggunakan tetes mata midriatik
sebelum operasi akan meringankan beban staf
rumah sakit.
Penggunaan lidocain intracameral ketika
operasi katarak mencegah efek samping kornea
akibat penggunaan agen midriatik intensif
sebelum operasi.
Operasi dapat dijadwalkan dengan staggered
system untuk mengurangi waktu tunggu
pasien.
Efek midriasi dari lidocain intracameral tidak
menghilang selama operasi dan pupil akan
semakin melebar pada akhir operasi.
13. • Analisis kekuatan post hoc menunjukkan bahwa penulis tidak memiliki kekuatan
yang cukup (10,32%) untuk menentukan apakah perbedaan pelebaran pupil
tersebut berarti perlunya penelitian yang dilakukan dengan jumlah sampel yang
lebih besar untuk mendukung hipotesis.
• Penulis memutuskan untuk melakukan studi observasional sebagai desain kohort
sebelum melakukan uji klinis acak untuk mendapatkan perkiraan jumlah sampel
yang lebih baik diperkirakan membutuhkan minimal 380 sampel jika penulis
akan melakukan uji klinis acak.
Diskusi
14. • Lidokain bebas pengawet intracameral memberikan hasil dilatasi pupil yang
persisten, stabil, dan memuaskan.
• Penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai
keadaan untuk lebih memahami efektivitas lidocain intracameral dalam populasi
penulis dan menggunakan desain penelitian uji klinis acak.
Kesimpulan
16. • Judul:
Studi Banding Lidokain Intracameral dengan
Midriatrik Topikal pada Pupil yang Terdilatasi
Selama Fakoemulsifikasi
• Kutipan:
Comparative study of intracameral lidocaine and
topical mydriatics in pupil dilation during
phacoemulsification
• Peneliti Utama:
K. K. Shilpa Sunil
• Tujuan Penelitian:
Mengevaluasi dilatasi pupil ketika menggunakan
injeksi lidokain intracameral selama
fakoemulsifikasi dalam operasi katarak dan
membandingkan hasil tersebut dengan penggunaan
midriatik topikal.
• Metode:
Kohort prospektif
17. P
I
C
O
Patient
Kelompok midriatik topikal diberikan 1 tetes tropicacyl plus (tropikamid 0.8%
dan fenilefrin hidroklorid 5%) sebanyak 4 kali dengan interval 15 menit di
departemen oftalmologi pasien rawat jalan 60 menit sebelum operasi.
Intervention
Comparison
Kelompok lidokain intracameral diberikan lidokain bebas pengawet 1% (0.2-
0.3 ml) secara intracameral setelah dibuat jalan masuk pada ruang anterior
mata di meja operasi.
Pemberian injeksi 0.2-0.3 ml dari lidokain intracameral bebas pengawet 1%
memberikan efek dilatasi pupil yang lebih persisten, stabil, dan memuaskan
bila dibandingkan dengan midriatik topikal
Outcome
Pasien katarak terkait usia yang sedang mempersiapkan operasi
19. Apakah hasil penelitian valid?
(Validitas internal)
1a. Apakah intervensi yang diberikan pada pasien dilakukan secara acak?
Yes No √ Unclear
Comment:
Pada bagian metode, dijelaskan bahwa dokter mengetahui intervensi yang diberikan karena salah satu obat yang
digunakan diberikan secara intracameral.
1b. Apakah kelompok serupa pada awal percobaan?
Yes √ No Unclear
Comments:
Dijelaskan pada hasil, bahwa kedua kelompok tidak memiliki perbedaan ukuran pupil yang signifikan sebelum
operasi, namun tidak ada tabel demografis
20. 2a. Selain dari perlakuan yang dialokasikan, apakah kelompok diperlakukan sama?
Yes √ No Unclear
Comment:
Pada bagian metode, disebutkan bahwa seluruh peserta diberikan perlakuan yang sama kecuali intervensi
2b. Apakah semua pasien yang memasuki uji coba diikutkan dalam perhitungan? Dan apakah mereka dianalisis
dalam kelompok yang diacak?
Yes √ No Unclear
Comment:
Analisis dilakukan pada semua pasien, tidak ada pasien dropout
21. 3. Apakah tindakan tersebut objektif atau apakah pasien dan dokter tetap “blind" terhadap pengobatan yang
diterima?
Yes No Unclear √
Comment:
Pada bagian metode, dijelaskan bahwa dokter mengetahui intervensi yang diberikan, namun tidak dijelaskan
apakah pada pasien intervensi yang diberikan tetap ‘blind’ atau tidak
22. Kepentingan
Bagaimana hasil secara
keseluruhan?
Pemberian injeksi 0.2-0.3 ml dari lidokain
intracameral bebas pengawet 1% memberikan
efek dilatasi pupil yang lebih persisten, stabil,
dan memuaskan bila dibandingkan dengan
midriatik topikal sehingga dapat dilakukan
fakoemulsifikasi dan implantasi lensa
intraokular yang lebih aman
23. Penerapan
Bisakah saya menerapkan bukti yang valid dan penting tentang prognosis ini kepada pasien saya?
Pertanyaan yang harus ditanyakan sebelum memutuskan untuk menerapkan hasil penelitian pada pasien anda
adalah:
• Apakah pasien saya sangat berbeda dengan yang ada di penelitian sehingga hasilnya tidak dapat
diterapkan? Tidak.
• Apakah pengobatan layak dalam jangkauan saya? Ya.
• Akankah manfaat potensial pengobatan lebih besar daripada potensi bahaya pengobatan untuk pasien
saya? Ya
Masih perlu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk
mengonfirmasi kedua intervensi memberikan hasil yang serupa.
24. • Judul
• Jelas dan menggambarkan isi utama dari penelitian
• Pengarang dan Institusi
• Nama tertulis dengan jelas. Nama institusi asal penulis pada jurnal tertulis dengan
jelas
• Abstrak
• Mencakup pendahuluan, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan singkat, padat dan
jelas
• Pendahuluan
• Terdiri dari tiga paragraf yang berisi latar belakang masalah yang disertai dengan data
yang mendukung besar masalah, serta alasan peneliti melakukan penelitian tersebut.
Penilaian Struktur dan Isi Makalah
25. • Metode
• Desain penelitian: Studi kohort prospektif
• Tempat penelitian: Universitas Kedokteran Pemerintah Kannur
• Waktu penelitian: Juli 2018 hingga Desember 2019
• Sampel penelitian
• Terdiri dari 60 pasien yang menjalani operasi katarak fakoemulsifikasi dengan pengaruh obat
anestesi topikal
• Hasil
• Hasil utama penelitian ditampilkan dalam tabel serta dijelaskan dalam bentuk narasi dengan
singkat dan jelas, yang berupa perbandingan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
26. • Diskusi
• Pada penelitian ini ditemukan bahwa pemberian injeksi lidokain intracameral bebas pengawet
1% memberikan efek yang lebih persisten, stabil dan memuaskan. Dalam pembahasan
mengenai penelitian ini, peneliti melakukan dan melampirkan komparasi dengan penelitian-
penelitian sebelumnya.
• Daftar pustaka
• Penulisan dilakukan sesuai dengan aturan penulisan metode Vancouver
Efek dari midriatik topikal mungkin tidak dapat bertahan selama operasi terutama ketika pasien intraoperatif dengan floppy iris syndrome dan diabetes mellitus.
Epinefrin tidak diberikan dalam larutan irigasi.
Epinefrin tidak diberikan dalam larutan irigasi.
Tabel 1
Ukuran pupil pada kelompok intracameral adalah 2.90 ± 0.3 mm dan 2.81 ± 0.4 mm pada kelompok midriatik topikal
Dilatasi pupil pada kelompok midriatic topical (7,31 ± 1.0 mm) sedikit lebih lebar daripada kelompok lidokain intracameral (6.96 ± 1.0 mm) namun tidak dianggap signifikan secara statistik. Ukuran pupil setelah di lakukan operasi, untuk midriatik topikal (6,73 ± 1.0mm) sedikit lebih lebar daripada kelompok lidokain intrakameral (6,51 ±1.4mm)
Tabel 2
Durasi operasi sama pada kedua kelompok, yaitu 12.93 ± 1.23 menit pada kelompok lidokain intracameral dan 12.90 ± 1.26 menit pada kelompok midriatik topikal
Perbedaan-perbedaan tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik
Perkiraan jumlah sampel didasarkan pada asumsi klinis dan pentingnya mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi. Perkiraan jumlah sampel untuk intervensi paling baik diperoleh dari meta-analisis atau uji klinis sebelumnya. Jika penelitian tersebut tidak ada, penelitian sebelumnya dengan desain kohort atau studi cross sectional dapat digunakan. Sebuah studi percobaan dapat dilakukan jika belum ada perkiraan jumlah sampel sebelumnya dalam literatur atau jika perkiraan jumlah sampel tidak masuk akal berdasarkan pengalaman klinis yang dimiliki.
Kenapa pakai template RCT? Karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang bertujuan memperoleh pembuktian kausal atau causation.
Jd RCT itu: desain yang paling kuat untuk mengevaluasi intervensi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa intervensi yang digunakan benar-benar layak
CATATAN
Kesimpulan Dalam jurnal ini dilakukan penelitian pada 60 pasien katarak yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok midriatik topical (1 tetes tropicacyl plus (tropikamid 0.8% dan fenilefrin hidroklorid 5% sebanyak 4 kali dengan interval 15 menit di departemen oftalmologi pasien rawat jalan 60 menit sebelum operasi) dan lidokain intracameral (lidokain bebas pengawet 1% 0.2-0.3 ml secara intracameral setelah dibuat jalan masuk pada ruang anterior mata di meja operasi), masing-masing 30 orang dalam tiap kelompok. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada perbedaan pelebaran pupil (walau pelebaran pada kelompom midriatik topical sedikit lebih besar dari kelompok lidokain), ukuran pupil pada akhir operasi, dan durasi operasi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian lain yang dilakukan sebelumnya dan penulis berasumsi bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya jumlah sampel dan karakteristik iris pasien (tidak dijelaskan di jurnal kenapa begitu).
Keuntungan dan kerugian
Keuntungan Lidokain intracameral
Tidak menggunakan tetes mata midriatik sebelum operasi akan meringankan beban staf rumah sakit.
Penggunaan midriatik intracameral ketika operasi katarak mencegah efek samping kornea akibat penggunaan agen midriatik intensif sebelum operasi.
Operasi dapat dijadwalkan dengan staggered system untuk mengurangi waktu tunggu pasien.
Efek midriasi dari midriatik intracameral tidak menghilang selama operasi dan pupil akan semakin melebar pada akhir operasi.
Kerugian Midriatik topical
Penetrasi yang lambat melalui kornea menunda onset terjadinya midriasis
Terdapat keterbatasan bioavailabilitas zat yang diberikan secara topikal
Terdapat penyerapan sistemik signifikan yang dapat menyebabkan risiko terjadinya efek samping kardiovaskular, terutama pada pasien hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan anak-anak.
Efek midriasis yang menghilang ketika operasi.
Penggunaan benzalkonium klorida sebagai pengawet pada tetes mata topikal telah menyebabkan efek samping, terutama pada kornea (misalnya erosi epitel pungtata yang menyebabkan pandangan pembedahan intraoperatif yang buruk).
Efektifitas lebih efektif lidokain intracameral karena tidak butuh midriatik tetes mata sebelum operasi dan dapat hanya menggunakan lidokain saja tanpa kombinasi dengan obat lain karena sudah didapatkan dilatasi pupil yang adekuat ketika operasi katarak, hemat waktu menunggu pasien (karena kalau pakai tetes mata harus diberikan 60 menit sebelum operasi untuk mendapatkan dilatasi pupil yang adekuat), kalau operasi sudah selesai lebih cepat pasien berikutnya dapat dipanggil untuk menjalani operasi tanpa menunggu pasien diberi obat tetes mata midriatik (yang lebih lama daripada waktu operasinya itu sendiri)
Diterapkan di Indonesia selama ada obatnya dapat dilakukan karena lidokain tersebut disuntikan setelah dibuat jalan masuk ke ruang anterior mata