SlideShare a Scribd company logo
Current Knowledge on Age-related
Macular Degeneration
Presentan : dr. Anugrah H. Masloman
Pembimbing : Dr. dr. Vera Sumual, Sp.M(K)
Moderator : dr. Dyana T. Watania, Sp.M(K)
PENDAHULUAN
Gangguan multifaktorial yang disebabkan oleh interaksi
kompleks antara proses penuaan, kerentanan genetik dan
faktor risiko lingkungan.
Age-related macular degeneration (AMD) 
gangguan degeneratif pada makula, ditandai dengan
adanya drusen dan perubahan RPE.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Age-related macular degeneration (AMD) :
● Gangguan degeneratif makula
● Usia > 50 tahun
● Penyebab tersering kebutaan di Amerika Serikat
● Ditandai dengan adanya drusen dan perubahan retinal
pigment epithelium (RPE)
KLASIFIKASI
Varian tersering
Degenerasi sel RPE dan
fotoreseptor
Varian jarang
Perkembangan
neovaskularisasi dan
pertumbuhan pembuluh
darah baru.
Dry AMD Wet AMD
• Kedua bentuk AMD memiliki keluhan
kehilangan pengelihatan sentral.
• Dry AMD  asimptomatik, adanya drusen di
makula. Pada kasus yang lebih berat, drusen
lebih besar serta adanya geografi atrofi
pada lapisan RPE.
• Dry AMD menjadi wet AMD  kehilangan
pengelihatan berat tiba-tiba atau adanya
distorsi visual onset baru (metamorfopsia).
Hard drusen:
• Ukuran < 63 μm
• Deposit kekuningan, berbatas tegas
Soft drusen:
• Ukuran > 63 μm
• Deposit kekuningan, batas tidak tegas,
sering menyatu
Drusen merupakan gambaran klinis khas dari AMD, terjadi akibat penuaan.
Deposit putih kekuningan dari material ekstrasel pada RPE dan zona kolagen dalam dari
membrane Bruch’s.
Tampak sebagai titik-titik berwarna putih hingga kuning, terkadang seperti kristal dan berkilauan.
KRITERIA AREDS
• Early dan intermediate AMD  adanya deposisi debris ekstrasel,
seperti drusen atau deposit linear basal dan deposit drusenoid
subretinal, disertai perubahan patologi pada RPE.
• Late AMD  invasi neovaskularisasi makula ke retina luar, ruang sub-
RPE
Multifaktorial, interaksi kompleks antara penuaan,
genetik, lingkungan.
Drusen  lipid, protein, dan mineral. Faktor risiko
intraokular terhadap hilangnya penglihatan terkait
AMD.
Siklus perkembangan drusen disertai dengan
perubahan patologi pada RPE, meliputi pelepasan
dari membran basal dan migrasi ke retina
neurosensorik.
Selain drusen, dapat ditemukan deposit drusenoid
subretinal (SDD) pada pasien dengan AMD.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Usia  faktor risiko terkuat terjadinya AMD. Hilangnya
koriokapilaris adalah efek dari penuaan pada kompleks
retina-RPE-Bruch’s membran koroid.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Proses penuaan melibatkan akumulasi stress oksidatif dan
peningkatan ekspresi protein atau lemak yang teroksidasi.
Peningkatan stress dan/atau adanya cedera terus menerus
 kematian sel (senescence)  sekresi sitokin dan
kemokin pro-inflamasi.
Adanya varian gen CFH dan ARMS2/HTRA1 kombinasi
dengan diet tidak sehat dan merokok diketahui dapat
menyebabkan early AMD.
DIAGNOSIS
Tanda-tanda perubahan fungsi
visual dini pada fase awal AMD
akan mempengaruhi aktivitas
pada kondisi cahaya redup.
Kesulitan melihat pada kondisi
perubahan cahaya atau cahaya
redup.
Distorsi visual, pandangan kabur
dan/atau defek lapang pandang
sentral.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan objektif:
Best corrected visual acuity (BCVA) pada kontras tinggi dan pencahayaan terang.
Pemeriksaan fungsional yang menstimulasi kondisi pasien AMD early dan intermediate 
pemeriksaan ketajaman penglihatan pada kondisi cahaya redup, sensitivitas kontras dan adaptasi
gelap.
Fundus-controlled perimetry (FCP) dapat memeriksa sensitiviras retina pada berbagai lokasi di
makula.
DIAGNOSIS
Pasien berusia > 55 tahun tanpa faktor risiko  pemeriksaan mata komprehensif setiap 1 atau 2
tahun.
Pasien dengan gangguan awal atau dengan riwayat keluarga  follow-up dengan durasi lebih
singkat.
Pemantauan mandiri dengan Amsler grid penting dilakukan untuk membantu mendeteksi
perkembangan penyakit.
DIAGNOSIS
Diagnosis utama didasarkan dari oftalmoskop atau
funduskopi.
Dapat menunjukkan perubahan patologis terkait AMD, seperti
drusen, perubahan pigmen RPE, dan atrofi RPE serta
gambaran klinis neovaskularisasi makula (MNV), perdarahan
dan fibrosis.
Mikroperimetri  pemeriksaan fungsi visual non-invasif untuk
analisis fiksasi dan defek lapang pandang sentral.
Dibandingkan standard automated perimetry (SAP),
mikroperimetri memiliki keuntungan pencitraan yang real time
dan eye tracking.
DIAGNOSIS
Fundus
imaging
Fluorescein
Angiography
(FA)
Indocyanine
green
angiography
(ICGA)
Optical
coherence
tomography
(OCT)
Optical
coherence
tomography
angiography
(OCTA)
Gaya hidup sehat, berhenti merokok, diet sehat
dan meningkatkan aktivitas fisik.
Konseling dan Edukasi
Diberikan pada pasien early AMD, pasien dengan
drusen atau CNV unilateral untuk mencegah
perkembangan menjadi AMD lanjut.
Terapi Profilaksis
TERAPI
TERAPI
Menggunakan verteporfin intravena
dikombinasi dengan laser untuk
merusak pembuluh darah
abnormal. Menunjukkan efikasi
pada AMD neovascular dan PCV.
Photodynamic therapy (PDT)
Terapi utama untuk wet AMD.
Dapat diberikan berulang (interval
antara 4 dan 16 minggu). Obat
yang dapat digunakan pegaptanib,
ranibizumab, bevacizumab,
aflibercept dan conbercept.
Anti-VEGF
Meliputi translokasi makular,
transplantasi koroid-RPE autolog,
dan injeksi suspensi sel RPE.
Stabilitas visual jangka panjang,
dapat terjadi atrofi sehingga rentan
terhadap komplikasi.
Transplantasi RPE
Metode baru untuk tatalaksana dry
AMD. Pada tahun 2012, telah
dilakukan transplantasi sel RPE dari
human embryonic stem cells (hESC).
Terapi Stem Cell
Pembawa AAV2 dengan protein
pengikat VEGF digunakan untuk
menghambat angiogenesis. Studi
menunjukkan terapi yang dimediasi
AAV2 aman dan efektif, serta
berjangka panjang.
Terapi Gen
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari
drusen. Drusen muncul pada
dekade kedua atau ketiga
kehidupan.
Terlihat pada usia muda.
Nodul kecil kekuningan (25-
75 μm) berkelompok dan
bertambah banyak.
Pada pemeriksaan FA
ditemukan gambaran “starry
sky”. Kondisi berhubungan
dengan varian gen CFH.
Gangguan ginjal kronis pada
anak dan dewasa. Drusen
difus dan bilateral. Gen CFH
diimplikasikan pada kasus ini.
Doyne honeycomb retinal
dystrophy
Cuticular drusen/basal
laminar drusen
Glomerulonefritis
membranoproliferative
tipe 2
DIAGNOSIS BANDING
Menyebabkan perubahan
pada RPE dan PED.
Penebalan koroid yang
terkena, berbeda dengan
gambaran penipisan koroid
pada AMD.
Lesi subretinal kekuningan
unilateral atau bilateral. Pada
SD-OCT, lesi sentral
berbentuk kubah dan
hiperreflektif antara lapisan
fotoreseptor dan RPE.
Hiperpigmentasi reticular
berbentuk seperti kupu-kupu
pada makula kedua mata,
yang sering simetris.
Central serous
chorioretinopathy (CSC)
Adult-onset foveomacular
vitelliform dystrophy
Pattern dystrophies Ocular histoplasmosis
syndrome
Infeksi H. capsulatum.
Jaringan parut pada
korioretina menyebabkan
gejala visual beberapa tahun
kemudian.
Polypoidal choroidal
vasculopathy (PCV)
Perkembangan pembuluh
darah abnormal yang tumbuh
di bawah makula dan
membentuk benjolan kecil
berwarna ungu kemerahan
yang disebut polip.
KESIMPULAN
Age-related macular degeneration (AMD) merupakan gangguan
degeneratif pada makula dan berkaitan dengan proses penuaan.
Secara umum, AMD dibagi menjadi dua yaitu dry AMD dan wet
AMD.
Terdapat klasifikasi klinis AREDS meliputi early AMD, intermediate
AMD, late AMD, perubahan penuaan normal (normal ageing
changes) dan tidak ada perubahan penuaan (no apparent ageing
changes).
Diagnosis dasar dari AMD dapat dilakukan dengan pemeriksaan
oftalmoskop.
Konseling dan edukasi pasien mengenai pentingnya gaya hidup
sehat. Terapi lain yang dapat diberikan pada AMD meliputi terapi
laser, terapi anti-VEFG, transplantasi RPE, terapi stem cell dan
terapi gen.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to AMD.pptx

Down syndrome
Down syndromeDown syndrome
Down syndrome
zucha123
 
Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx
Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptxSucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx
Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx
HusniWahyudi
 
Rasmussen Encephalitis.pptx
Rasmussen Encephalitis.pptxRasmussen Encephalitis.pptx
Rasmussen Encephalitis.pptx
BhanuAdhyatmoko
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
Sri Nala
 
REFERAT BAGIAN ANAK.pptx
REFERAT BAGIAN ANAK.pptxREFERAT BAGIAN ANAK.pptx
REFERAT BAGIAN ANAK.pptx
MuhammadAfief5
 
Bab i
Bab iBab i
Fakomatosis Presentation
Fakomatosis PresentationFakomatosis Presentation
Fakomatosis Presentation
Phil Adit R
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
Warnet Raha
 
Ppt sle trisula
Ppt sle trisulaPpt sle trisula
Ppt sle trisula
kikin3007
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
Septian Muna Barakati
 
Komplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitusKomplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitus
Muhammad sobri maulana
 
Makalah diabetes (2)
Makalah diabetes (2)Makalah diabetes (2)
Makalah diabetes (2)
Septian Muna Barakati
 
Makalah diabetes (3)
Makalah diabetes (3)Makalah diabetes (3)
Makalah diabetes (3)
Septian Muna Barakati
 

Similar to AMD.pptx (20)

Down syndrome
Down syndromeDown syndrome
Down syndrome
 
Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx
Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptxSucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx
Sucitri Edy B1E120012 Retinopati Diabetik.pptx
 
Rasmussen Encephalitis.pptx
Rasmussen Encephalitis.pptxRasmussen Encephalitis.pptx
Rasmussen Encephalitis.pptx
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
REFERAT BAGIAN ANAK.pptx
REFERAT BAGIAN ANAK.pptxREFERAT BAGIAN ANAK.pptx
REFERAT BAGIAN ANAK.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Fakomatosis Presentation
Fakomatosis PresentationFakomatosis Presentation
Fakomatosis Presentation
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Ppt sle trisula
Ppt sle trisulaPpt sle trisula
Ppt sle trisula
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Kanker mata
Kanker mataKanker mata
Kanker mata
 
Komplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitusKomplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitus
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 
Makalah diabetes (2)
Makalah diabetes (2)Makalah diabetes (2)
Makalah diabetes (2)
 
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah diabetes (3)
Makalah diabetes (3)Makalah diabetes (3)
Makalah diabetes (3)
 
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah diabetes AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah diabetes
Makalah diabetesMakalah diabetes
Makalah diabetes
 

More from ArdeliaEmily2

Morning report presentation ophthalmology cases
Morning report presentation ophthalmology casesMorning report presentation ophthalmology cases
Morning report presentation ophthalmology cases
ArdeliaEmily2
 
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptxSoal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
ArdeliaEmily2
 
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptxSoal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
ArdeliaEmily2
 
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
ArdeliaEmily2
 
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
ArdeliaEmily2
 
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
ArdeliaEmily2
 
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptxMorning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
ArdeliaEmily2
 
Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx
Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptxKlorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx
Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx
ArdeliaEmily2
 
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptxTugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
ArdeliaEmily2
 
Journal Reading
Journal ReadingJournal Reading
Journal Reading
ArdeliaEmily2
 
MR Tn. SA 23-12-2022.pptx
MR Tn. SA 23-12-2022.pptxMR Tn. SA 23-12-2022.pptx
MR Tn. SA 23-12-2022.pptx
ArdeliaEmily2
 
Anatomi Mata.pptx
Anatomi Mata.pptxAnatomi Mata.pptx
Anatomi Mata.pptx
ArdeliaEmily2
 

More from ArdeliaEmily2 (12)

Morning report presentation ophthalmology cases
Morning report presentation ophthalmology casesMorning report presentation ophthalmology cases
Morning report presentation ophthalmology cases
 
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptxSoal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
Soal latihan UKMPPD Mata (22-02-24).pptx
 
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptxSoal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
Soal Ujuan Kompetensi Mata (21-02-24).pptx
 
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
03.Soal KT Bagian Mata 06 Februari 2024 (1).pptx
 
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
02_Soal KT Bagian Mata_Senin, 05 Februari 2024.pptx
 
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
01_Soal KT Bagian Mata_Jumat, 02 Februari 2024.pptx
 
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptxMorning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
Morning Report Tim Jaga kamis 15 Februari 2024.pptx
 
Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx
Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptxKlorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx
Klorheksidin 0.2% topikal vs Natamisin 5% untuk Keratitis Fungal di Nepal.pptx
 
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptxTugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
Tugas Divisi IIM_AAO 8 chapter 1_Ardelia.pptx
 
Journal Reading
Journal ReadingJournal Reading
Journal Reading
 
MR Tn. SA 23-12-2022.pptx
MR Tn. SA 23-12-2022.pptxMR Tn. SA 23-12-2022.pptx
MR Tn. SA 23-12-2022.pptx
 
Anatomi Mata.pptx
Anatomi Mata.pptxAnatomi Mata.pptx
Anatomi Mata.pptx
 

Recently uploaded

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 

Recently uploaded (20)

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 

AMD.pptx

  • 1. Current Knowledge on Age-related Macular Degeneration Presentan : dr. Anugrah H. Masloman Pembimbing : Dr. dr. Vera Sumual, Sp.M(K) Moderator : dr. Dyana T. Watania, Sp.M(K)
  • 2. PENDAHULUAN Gangguan multifaktorial yang disebabkan oleh interaksi kompleks antara proses penuaan, kerentanan genetik dan faktor risiko lingkungan. Age-related macular degeneration (AMD)  gangguan degeneratif pada makula, ditandai dengan adanya drusen dan perubahan RPE.
  • 3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Age-related macular degeneration (AMD) : ● Gangguan degeneratif makula ● Usia > 50 tahun ● Penyebab tersering kebutaan di Amerika Serikat ● Ditandai dengan adanya drusen dan perubahan retinal pigment epithelium (RPE)
  • 4. KLASIFIKASI Varian tersering Degenerasi sel RPE dan fotoreseptor Varian jarang Perkembangan neovaskularisasi dan pertumbuhan pembuluh darah baru. Dry AMD Wet AMD
  • 5. • Kedua bentuk AMD memiliki keluhan kehilangan pengelihatan sentral. • Dry AMD  asimptomatik, adanya drusen di makula. Pada kasus yang lebih berat, drusen lebih besar serta adanya geografi atrofi pada lapisan RPE. • Dry AMD menjadi wet AMD  kehilangan pengelihatan berat tiba-tiba atau adanya distorsi visual onset baru (metamorfopsia).
  • 6. Hard drusen: • Ukuran < 63 μm • Deposit kekuningan, berbatas tegas Soft drusen: • Ukuran > 63 μm • Deposit kekuningan, batas tidak tegas, sering menyatu Drusen merupakan gambaran klinis khas dari AMD, terjadi akibat penuaan. Deposit putih kekuningan dari material ekstrasel pada RPE dan zona kolagen dalam dari membrane Bruch’s. Tampak sebagai titik-titik berwarna putih hingga kuning, terkadang seperti kristal dan berkilauan.
  • 8. • Early dan intermediate AMD  adanya deposisi debris ekstrasel, seperti drusen atau deposit linear basal dan deposit drusenoid subretinal, disertai perubahan patologi pada RPE. • Late AMD  invasi neovaskularisasi makula ke retina luar, ruang sub- RPE
  • 9. Multifaktorial, interaksi kompleks antara penuaan, genetik, lingkungan. Drusen  lipid, protein, dan mineral. Faktor risiko intraokular terhadap hilangnya penglihatan terkait AMD. Siklus perkembangan drusen disertai dengan perubahan patologi pada RPE, meliputi pelepasan dari membran basal dan migrasi ke retina neurosensorik. Selain drusen, dapat ditemukan deposit drusenoid subretinal (SDD) pada pasien dengan AMD. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
  • 10.
  • 11. Usia  faktor risiko terkuat terjadinya AMD. Hilangnya koriokapilaris adalah efek dari penuaan pada kompleks retina-RPE-Bruch’s membran koroid. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Proses penuaan melibatkan akumulasi stress oksidatif dan peningkatan ekspresi protein atau lemak yang teroksidasi. Peningkatan stress dan/atau adanya cedera terus menerus  kematian sel (senescence)  sekresi sitokin dan kemokin pro-inflamasi. Adanya varian gen CFH dan ARMS2/HTRA1 kombinasi dengan diet tidak sehat dan merokok diketahui dapat menyebabkan early AMD.
  • 12. DIAGNOSIS Tanda-tanda perubahan fungsi visual dini pada fase awal AMD akan mempengaruhi aktivitas pada kondisi cahaya redup. Kesulitan melihat pada kondisi perubahan cahaya atau cahaya redup. Distorsi visual, pandangan kabur dan/atau defek lapang pandang sentral.
  • 13. DIAGNOSIS Pemeriksaan objektif: Best corrected visual acuity (BCVA) pada kontras tinggi dan pencahayaan terang. Pemeriksaan fungsional yang menstimulasi kondisi pasien AMD early dan intermediate  pemeriksaan ketajaman penglihatan pada kondisi cahaya redup, sensitivitas kontras dan adaptasi gelap. Fundus-controlled perimetry (FCP) dapat memeriksa sensitiviras retina pada berbagai lokasi di makula.
  • 14. DIAGNOSIS Pasien berusia > 55 tahun tanpa faktor risiko  pemeriksaan mata komprehensif setiap 1 atau 2 tahun. Pasien dengan gangguan awal atau dengan riwayat keluarga  follow-up dengan durasi lebih singkat. Pemantauan mandiri dengan Amsler grid penting dilakukan untuk membantu mendeteksi perkembangan penyakit.
  • 15. DIAGNOSIS Diagnosis utama didasarkan dari oftalmoskop atau funduskopi. Dapat menunjukkan perubahan patologis terkait AMD, seperti drusen, perubahan pigmen RPE, dan atrofi RPE serta gambaran klinis neovaskularisasi makula (MNV), perdarahan dan fibrosis. Mikroperimetri  pemeriksaan fungsi visual non-invasif untuk analisis fiksasi dan defek lapang pandang sentral. Dibandingkan standard automated perimetry (SAP), mikroperimetri memiliki keuntungan pencitraan yang real time dan eye tracking.
  • 17. Gaya hidup sehat, berhenti merokok, diet sehat dan meningkatkan aktivitas fisik. Konseling dan Edukasi Diberikan pada pasien early AMD, pasien dengan drusen atau CNV unilateral untuk mencegah perkembangan menjadi AMD lanjut. Terapi Profilaksis TERAPI
  • 18. TERAPI Menggunakan verteporfin intravena dikombinasi dengan laser untuk merusak pembuluh darah abnormal. Menunjukkan efikasi pada AMD neovascular dan PCV. Photodynamic therapy (PDT) Terapi utama untuk wet AMD. Dapat diberikan berulang (interval antara 4 dan 16 minggu). Obat yang dapat digunakan pegaptanib, ranibizumab, bevacizumab, aflibercept dan conbercept. Anti-VEGF Meliputi translokasi makular, transplantasi koroid-RPE autolog, dan injeksi suspensi sel RPE. Stabilitas visual jangka panjang, dapat terjadi atrofi sehingga rentan terhadap komplikasi. Transplantasi RPE Metode baru untuk tatalaksana dry AMD. Pada tahun 2012, telah dilakukan transplantasi sel RPE dari human embryonic stem cells (hESC). Terapi Stem Cell Pembawa AAV2 dengan protein pengikat VEGF digunakan untuk menghambat angiogenesis. Studi menunjukkan terapi yang dimediasi AAV2 aman dan efektif, serta berjangka panjang. Terapi Gen
  • 19. DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding dari drusen. Drusen muncul pada dekade kedua atau ketiga kehidupan. Terlihat pada usia muda. Nodul kecil kekuningan (25- 75 μm) berkelompok dan bertambah banyak. Pada pemeriksaan FA ditemukan gambaran “starry sky”. Kondisi berhubungan dengan varian gen CFH. Gangguan ginjal kronis pada anak dan dewasa. Drusen difus dan bilateral. Gen CFH diimplikasikan pada kasus ini. Doyne honeycomb retinal dystrophy Cuticular drusen/basal laminar drusen Glomerulonefritis membranoproliferative tipe 2
  • 20.
  • 21. DIAGNOSIS BANDING Menyebabkan perubahan pada RPE dan PED. Penebalan koroid yang terkena, berbeda dengan gambaran penipisan koroid pada AMD. Lesi subretinal kekuningan unilateral atau bilateral. Pada SD-OCT, lesi sentral berbentuk kubah dan hiperreflektif antara lapisan fotoreseptor dan RPE. Hiperpigmentasi reticular berbentuk seperti kupu-kupu pada makula kedua mata, yang sering simetris. Central serous chorioretinopathy (CSC) Adult-onset foveomacular vitelliform dystrophy Pattern dystrophies Ocular histoplasmosis syndrome Infeksi H. capsulatum. Jaringan parut pada korioretina menyebabkan gejala visual beberapa tahun kemudian. Polypoidal choroidal vasculopathy (PCV) Perkembangan pembuluh darah abnormal yang tumbuh di bawah makula dan membentuk benjolan kecil berwarna ungu kemerahan yang disebut polip.
  • 22. KESIMPULAN Age-related macular degeneration (AMD) merupakan gangguan degeneratif pada makula dan berkaitan dengan proses penuaan. Secara umum, AMD dibagi menjadi dua yaitu dry AMD dan wet AMD. Terdapat klasifikasi klinis AREDS meliputi early AMD, intermediate AMD, late AMD, perubahan penuaan normal (normal ageing changes) dan tidak ada perubahan penuaan (no apparent ageing changes). Diagnosis dasar dari AMD dapat dilakukan dengan pemeriksaan oftalmoskop. Konseling dan edukasi pasien mengenai pentingnya gaya hidup sehat. Terapi lain yang dapat diberikan pada AMD meliputi terapi laser, terapi anti-VEFG, transplantasi RPE, terapi stem cell dan terapi gen.

Editor's Notes

  1. Dry: non eksudatif, non-neovascular Wet: eksudatif, neovaskular
  2. Schematic illustration of basal laminar deposits and basal linear deposits that result in a thickened inner collagenous layer of Bruch membrane. RPE = retinal pigment epithelium.
  3. Pigmentary abnormalities: any definite hyper- or hypopigmentary abnormalities associated with medium or large drusen but not due to other known disease. Drupelets: a newly proposed term for small drusen (<63 μm). The size of drusen can be estimated by comparison with the approximately 125 μm diameter of a retinal vein at the optic disc margin.
  4. Gejala tersering yang memicu pasien AMD untuk mencari bantuan medis adalah distorsi visual, pandangan kabur dan/atau defek lapang pandang sentral. Kebutaan sentral pada umumnya berhubungan dengan AMD stadium lanjut karena adanya kehilangan fotoreseptor. Seiring dengan meluasnya area fotoreseptor yang hilang, pasien akan mengalami penurunan kemampuan untuk membaca dan mengenali wajah
  5. Pada AMD lanjut, aktivitas penyakit dipantau dengan analisis kualitatif dan kuantitatif dari cairan seperti cairan kistik intraluminal, cairan subretinal, dan PED dengan menggunakan OCT. Gambaran yang dapat ditemukan pada pasien early AMD dengan pemeriksaan OCT adalah penipisan lapisan retina dengan dropout koriokapilaris submakular. Pada OCT, ketebalan koroid dari AMD basah lebih tinggi dibandingkan normal, sedangkan pada AMD kering, ketebalan koroid kurang dari normal.
  6. Drusen kutikuler (A) pencitraan fundus warna menunjukkan drusen dan perubahan pigmen, (B) angiogram fluoresen fundus dengan gambaran "starry sky", (C) AF gelombang pendek dengan gambaran hipo- dan hiper-autofluoresen, (D) OCT scan horizontal7