Kerajaan Banten awalnya bagian dari Kerajaan Demak namun memisahkan diri pada abad ke-16. Kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan yang makmur di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, meski akhirnya jatuh ke pengaruh Belanda akibat konflik internal dan perjanjian yang membatasi kekuasaannya.
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
KERAJAAN BANTEN DAN PERADABANNYA
1. KERAJAAN
BANTEN
• Kerajaan Banten pada awalnya adalah bagian
dari Kerajaan Demak, namun, ketika Kerajaan
Demak melemah Banten memisahkan diri dan
menjadi Kerajan sendiri. Raja pertama Kerajaan
Banten adalah Raja Hasanuddin (anak
Fatahillah). Memerintah dari tahun 1552-1570M.
Ia menikah dengan putri raja Indrapura
(Lampung), sehingga kerajaan Banten menguasai
lalulintas perdagangan di Selat Sunda
• Sultan Panembahan Yusuf (1570-1580M) berhasil
menguasai benteng terakhir pertahanan Pakuan
Ibukota Pajajaran (1579M)
2. KERAJAAN
BANTEN
• Sultan Maulana Muhammad/Kanjneng Ratu
Banten (1580-1596M) menjadi raja pada usia
sembilan tahun dan di bantu seorang Mangkubumi.
Tahun 1596M, memimpin penyerangan ke
Palembang. Tujuannya ingin menguasai bandar-bandar
di selat malaka untuk gudang Lada, tapi Ia
gagal dan meninggal dalam peperangan.
• Sultan Abu Mufakir. Menjadi raja banten pada usia
lima bulan. Ia di bantu Jaya Negara (Pageran Rana
Menggala). Pada masa inilah Belanda tiba di
Indonesia pimpinan Cornelis de Houtman.
Tujuannya mencari rempah-rempah. Tahun 1624M
Rana Menggala meninggal.
3. KERAJAAN
BANTEN
• Selelah Abu Mufakir wafat ia digantikan anaknya
yang bernama Abu Ma’ali Ahmad Rahmatullah,
tapi tidak banyak sumber yang menceritakan
sepakterjang raja ini.
• Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692M). Pada masa
pemmitahanya Kerajaan Banten engalami puncak
kejayaan dengan mengusir belanda dari pelabuhan
Batavia. Tahun 1671M Sultan Ageng Tirtayasa
mengangkat putranya Abdul Kahar, setelah
berangkat ke Makkah tahun 1674 ia ebih dikenal
dengan panggilan Sultan Haji
4. KERAJAAN
BANTEN
• Saat pemerintahan Sultan Haji ia dekat dengan
Belanda, kedekatan ini dimanfaatkan Belanda untuk
lebih masuk sistem Pemerintahan.
• Sultan Ageng Tirtayasa terpaksa mengambil alih
pemerintahan, tetapi Sultan Haji tetap
mempertahankan. Sehingga terjadi perang saudara
antara Sultan Ageng dan Sultan Haji di bantu
Belanda.
• Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya berhasil
ditangkap dan dipejarakan di Batavia hingga ia
wafat tahun 1962M.
• Kerajaan Banten di pegang Sultan Haji dibawah
kekuasaan Belanda
5. KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI
KERAJAAN BANTEN
• Banten Selain sebagai Pusat kerajaan juga
berfungsi sebagai pusat perdagangan. Faktor
pendoronya: Banten berada di teluk banten dan
dan didepannya ada pulau panjang sheingga
strategis sebagai pusat kota dan pusat pelabuhan
• Setelah banten berhasil diIslamkan oleh
Fatahillah dengan mengalahkan kerajaan Hindu
padjajaran. Kemudian yang tidak sepakat
akhirnya mendirikan suku Baduy,
kepercayaannya bernama Pasudan Wiwitan
(Sunda Wiwitan)
6. KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA DI
KERAJAAN BANTEN
• Peninggalankerajaan banten tidak begitu banyak,
karena perekonomiannya terletak dalam bidang
Maritim sehingga tinggat kesibukanya tinggi
• Peninggala yang menonjol yaitu Mesjid Agung
Banten dan bangunan istana yang dibangun oleh
Jan Lucas Cardeel (seorang pelarian Belada dari
Batavia, sehingga bangunan itu banyak
dipengaruhi arsitektur Eropa dan mirip Kastil
7. KEMUNDURAN DAN KERUNTUHAN KERAJAAN
BANTEN
• Sultan ageng tirtayasa mmupakan raja terbesar
kerajaan banten, ia berhasil mengaahkan Belanda
di Batavia. Oleh sebab itu, Belada dengan segala
cara utuk menghancurkan Sultan Ageng dengan
politik Devide Et Impera dengan mempengaruhi
sultan Haji (Abdul Kahar) putra mahkotanya
sendiri untuk memberontak.
• Selepas Sultan Ageng tirtayasa meninggal.
Muncul perjanjian Banten(1684) isinya: Sultan
H+aji diakui sultan Banten, kerajaan banten harus
melepaskan cirebon, kerajaan banten dilarang
melakukan perdagangan diMaluku