2. Nash-nash
konsep dasar
pendidikan
dalam Al Qur’an
dan hadits.
Konsep metode
pendidikan
kontemporer.
Metode
pendidikan
dalam perspektif
Islam.
Tinjauan teori
pendidikan
kontemporer
dalam perspektif
Islam.
Rumusan Masalah
4. Nash-nash konsep dasar pendidikan
dalam Al Qur’an dan hadits.
Tidak seperti agama lain yang hanya menjelaskan
tentang hubungan antara penganut dan Tuhannya
melalui ritual peribadatan, karakteristik Islam yang
syumuliyah (menyeluruh), secara implisit banyak
menjelaskan tentang konsep kehidupan, termasuk
aspek pendidikan, baik yang tercantum dalam Al
Qur’an maupun hadits. Terdapat banyak nash-nash
dalam Al Qur’an dan hadits yang dapat dijadikan
landasan dalam pengembangan konsep pendidikan.
5. Nash Tentang Kedudukan Ilmu
• Keutamaan ilmu: 2:247, 2:269, 3:7, 4:162, 12:68,
17:107, 22:54, 27:15, 27:40, 27:52, 28:14, 28:80, 29:41,
29:43, 29:49, 29:64, 30:56, 34:6, 39:9, 55:4, 58:11, 96:4
• Kedudukan orang alim: 2:247, 3:18, 4:83, 5:63, 6:105,
7:164, 17:107, 21:7, 22:54, 27:40, 27:52, 28:14, 28:80,
29:41, 29:43, 29:49, 29:64, 35:28, 39:9, 58:11
• Menuntut ilmu dan mengamalkannya: 2:151, 3:137,
5:63, 7:175, 7:176, 9:122, 17:12, 18:66, 20:114, 62:5
• Kebodohan dan akibat orang bodoh: 6:119, 6:144
6. Nash Tentang Majlis ilmu & Menyampaikan ilmu
• Duduk dalam majlis ilmu: 58:11
• Memutus pembicaraan guru: 18:70, 18:75, 18:78
• Yang hadir menyampaikan kepada yang tidak
hadir: 9:122, 46:29, 46:30, 46:31
• Hukum menuntut ilmu fardhu kifayah: 9:122
• Menyembunyikan ilmu: 2:144, 2:146, 2:159,
2:174, 3:70, 3:71, 3:75, 3:187, 4:37, 4:46, 4:51,
5:13, 5:15, 5:44, 5:63, 5:67, 6:114, 7:162, 7:169
7. Nash Tentang Etika Ilmu
Etika orang alim
• Memperhatikan kondisi pendengar: 18:67, 18:68, 18:73, 18:82, 87:9
• Kelapangan dada orang alim: 7:199, 18:72, 18:73, 18:75, 18:78
• Semua ilmu kembali kepada Allah: 2:32, 3:5, 3:7, 3:66, 4:25, 4:45, 7:62, 7:187, 10:40, 12:76, 12:77, 12:96,
16:70, 16:91, 16:101, 16:125, 17:54, 17:55, 17:60, 17:84, 17:85, 21:80
• Pengamalan orang yang berilmu: 2:44, 3:188, 7:159, 7:181, 41:33, 61:2, 61:3, 62:5
• Kewajiban orang alim: 7:159, 7:164, 7:181
Etika seorang murid
• Menghormati guru: 18:70, 18:73, 18:75, 18:76, 18:78
• Memperhatikan keterangan orang alim: 18:70, 18:72, 18:73, 18:75, 18:76, 18:78, 20:114
• Sabar dalam mendapatkan ilmu: 18:69
Etika dalam majlis ilmu
• Meluaskan ruang belajar: 58:11
• Etika berbisik-bisik: 58:8, 58:12, 58:13
• Menegur guru bila terbukti salah: 18:71, 18:74, 18:77
• Mengajar dengan cara bertanya: 2:215, 6:46, 6:47, 6:63, 6:81, 7:97, 7:98, 7:99, 7:100, 18:103, 23:84,
23:86, 23:88, 23:112, 26:72, 26:73, 26:221, 27:60, 27:61, 27:62, 27:63, 27:64, 61:2, 61:10, 83:8, 83:19
10. Teori behaviorisme
Model ini menganggap bahwa manusia adalah
makhluk yang pasif dan tidak bisa melakukan
apa apa sendirian sehingga harus ada stimulus
terlebih dahulu untuk menghasilkan respons.
11. Cabang teori behaviorisme
Teori classical conditioning
Teori behaviorisme watson
Teori operant conditioning
Teori systematic behavior
Teori koneksionisme
Teori kontiguiiti
12. Teori Kognitivisme
Teori ini berpendapat bahwa peserta didik
memproses informasi dengan upaya
mengorganisir, menyimpan dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan
yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.
13. Teori Konstruktivisme
Teori ini menganggap bahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas.
14. Model pembelajaran menurut teori konstruktivisme
Model pembelajaran Kontekstual (CTL)
Model pembelajaran kooperatif
Model STAD
Model jigsaw
Investigasi kelompok
Model make a match
Model Teams Games Tournament
Model structural
Model pembelajaran berbasis masalah
Model pembelajaran tematik.
Model pembelajaran berbasis computer
Model pembelajaran berbasis web
15. Teori Humanisme
Menurut teori ini belajar dianggap berhasil jika
siswa memahami lingkungan dan dirinya sendiri.
Pendekatan teori humanime ini menekankan
pada potensi manusia. Teori belajar ini
menganggap bahwa manusia adalah mahluk
aktif dan bisa belajar tanpa adanya stimulus
yang memancing respons untuk keluar.
18. Definisi metode pendidikan
Definisi metode dalam bahasa arab, dikenal
dengan istilah thariqah yang berarti langkah-
langkah strategi yang dipersiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Jika direlasikan
dengan proses pendidikan, maka implementasi
dari metode tersebut yakni dalam rangka
mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap peserta didik secara efektif dan
efisien.
19. Paradigma dasar dalam metode pendidikan Islam
Dasar
agamis
Dasar
biologis
Dasar
psikologis
Dasar
sosiologis
20. Metode pendidikan Qur’ani
Metode pendidikan Qur’ani adalah suatu cara
atau tindakan-tindakan dalam lingkup peristiwa
pendidikan yang terkandung dalam Al Qur’an.
Konsep ini memberikan penjelasan kita tentang
metode pendidikan hasil kajian dan disimpulkan
berdasarkan tafsir Al Qur’an.
21. Metode Amtsal
Metode amtsal yaitu memberi perumpamaan
dari yang abstrak kepada yang lain yang lebih
konkrit untuk mencapai tujuan dan/atau
mengambil manfaat dari perumpamaan
tersebut. Manna Khalil Al Qattan (1992: 401)
mengklasifikasi amtsal dalam Al Qur’an menjadi
3 macam, yaitu amtsal musarrahah, amtsal
kaminah, dan amtsal mursalah.
22. Metode Kisah Qur’ani
Kisah Qur’ani adalah pemberitaan Al Qur’an
tentang hal-ihwal umat yang telah lalu, nubuwat
(kenabian) yang terdahulu, dan peristiwa yang
telah terjadi. Al Qur’an banyak berisi keterangan
tentang kejadian masa lalu, sejarah bangsa-
bangsa, keadaan negeri-negeri, dan peninggalan
atau jejak setiap umat.
23. Metode Ibrah Mauizah
Suatu cara yang dapat membuat kondisi psikis
seorang siswa mengetahui intisari perkara yang
mempengaruhi perasaannya, yang diambil dari
pengalaman-pengalaman orang lain atau
pengalaman hidupnya sendiri sehingga sampai
pada tahap perenungan, yang kemudian
melahirkan amal perbuatan.
24. Metode Targhib dan Tarhib
Suatu metode untuk meyakinkan siswa terhadap
kekuasaan dan kebenaran Allah melalui janji-
Nya, disertai dengan bujukan untuk melakukan
amal shalih, sedangkan tarhib adalah metode
untuk meyakinkan seorang siswa terhadap
kekuasaan dan kebenaran Allah melalui
ancaman siksaan sebagai akibat melakukan
perbuatan yang dilarang oleh Allah.
25. Metode Tajribi
Latihan pengalaman dimaksudkan sebagai
latihan terus menerus, sehingga siswa terbiasa
melakukan sesuatu sepanjang hidupnya. Suatu
saat setelah latihan selesai, maka siswa terbiasa
dan merasakan bahwa melakukan sesuatu
tersebut tidak menjadi beban, bahkan menjadi
sebuah kebutuhan.
26. Metode Uswah Hasanah
Metode keteladanan adalah suatu metode
pendidikan dengan cara memberikan contoh
yang baik kepada para peserta didik, baik dalam
ucapan maupun dalam perbuatan.
27. Model bimbingan pendidikan Rasulullah
Bimbingan anak
usia 0-7 tahun
• Rasulullah
membimbing
dengan cara
belajar sambil
bermain, dan
mengidentifikasi
anak.
Bimbingan anak
usia 7-14 tahun
• Pada tahap ini
Rasulullah
menekankan
pada
pembentukan
disiplin dan
moral.
Bimbingan anak
usia 14-21 tahun
• Rasulullah
menandaskan
pada anak usia ini
bimbingan secara
dialogis, misalnya
diskusi atau
bermusyawarah
layaknya teman
sebaya.
Bimbingan di atas
usia 21 tahun
• Rasulullah
membimbing
dengan cara “bil
hikmah,
mauidzatul
hasanah dan
wazahidatul biya
ahsan” yaitu
susunan kata
yang logis dan
sesuai kenyataan,
menyentuh hati,
serta
menyampaikan
dengan cara
diskusi.
28. Metode pendidikan Rasulullah
Metode bil hikmah, mauizhah hasanah dan mujadalah
Metode bertanya
Metode penyegaran
Metode mengenal kapasitas
Metode mengalihkan realitas indrawi kepada realitas kejiwaan
Metode peragaan
Metode kiasan
Metode bertahap
Metode mengapresiasi pertanyaan
Metode mendekatkan realitas abstrak dalam bentuk konkrit
Metode argumentasi
Metode kisah dan cerita
Metode pendekatan perumpamaan
Metode mengarahkan kepada pemikiran yang bernilai tinggi
30. Teori Behavioristik
• Teori belajar behavioristik memandang bahwa
hasil belajar perlu ditunjukkan secara kasat mata,
perilaku belajar adalah bentuk interpretasi dari
kejiwaan manusia. Untuk melihat hasil belajar
tersebut, perlu dilakukan sebuah ujian terlebih
dahulu.Hal ini sejalan dengan surat At – Taubat
ayat 16 & surat Ash-Shaffaat ayat 106,
• Teori belajar behavioristik memandang bahwa
manusia lahir dalam keadaan tidak mengetahui
apa-apa, hal ini senada dengan firman Allah
dalam surat An Nahl ayat 78,
31. Teori Behavioristik
• Dengan keadaan manusia yang tidak mengetahui
apapun ketika lahir didunia, maka mereka dituntut
untuk senantiasa memiliki motivasi intrinsik untuk
meningkatkan kapasitas keilmuannya. Pembelajaran
hanya dapat dilakukan melalui stimulus dari
lingkungan. Hal ini bertentangan dengan prinsip Islam,
seperti yang tercantum dalam surat Ar Rad ayat 11,
• Dalam belajar, perlu ada motivasi intrinsik dan
kesadaran untuk membelajarkan diri, karena Allah
tidak akan memberikan manusia ilmu jika tak ada
usaha dari dirinya untuk mencari ilmu tersebut. Hal
tercantum dalam surat Al A’laq ayat 3-5
32. Teori Konstruktivisme
• Teori belajar konstruktivisme memandang bahwa tingkah
laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh reward dan
reinforcement, melainkan manusia memiliki kemampuan
mengarahkan diri (self-direction) dan pengendalian diri
(self-control). Al Qur’an menjelaskan hal ini dalam surat Asy
Syams ayat 8, manusia dapat berkehendak menentukan
jalan mana yang akan mereka tempuh.
• Teori belajar konstruktivisme menganggap bahwa
pengetahuan yang dimiliki manusia adalah hasil dari
konstruksi dan usaha manusia sendiri. Perlu dikoreksi,
bahwasanya ilmu pengetahuan pada hakikatnya datang dari
Allah, namun perlu diupayakan untuk dicari. Hal tersebut
senada dengan firman Allah dalam surat Ar Rad ayat 11.
33. Teori Konsruktivisme
• Untuk memotivasi manusia agar senantiasa
mengkonstruksi pengetahuannya, Allah berfirman akan
meninggikan manusia kedalam derajat yang tinggi bagi
mereka yang berpengetahuan, tercantum dalam surat
Al-Mujaadilah ayat 11,
• Dalam mengkonstruksi pengetahuannya, manusia
perlu mengoptimalkan potensi dirinya, mulai dari
memahami teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan
sebagainya. Perintah untuk mengambil hikmah dari
pengalaman yang telah dilalui sesuai dengan firman
Allah dalam surat Al Ankabut ayat 20,
34. Pandangan Narasumber : Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd (Dekan FIP UPI)
1. Apa yang dilakukan kampus untuk
mengembangkan metode pendidikan
Islam, khususnya di UPI?
• Terdapat jurusan yang memfokuskan
pada penelitian hasil belajar dan
sebagian lainnya terfokus pada
penelitian tentang pendidikan karakter.
2. Apakah sudah terlaksana program dari
metode pendidikan Islam?
• Program SM-3T
• Jumlah SKS PAI dari kurikulum
• Program tutorial+BAQI
35. Pandangan Narasumber : Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd (Dekan FIP UPI)
3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam
terselenggaranya metode pendidikan
Islam?
• Belum ada pembentukan komisi disiplin
• Belum terinternalisasinya nilai karakter
di civitas akademika
• Pasca reformasi aturan berpakaian
menjadi “lebih bebas”
4. Harapan bapak dalam implementasi
motto UPI sebagai kampus ilmiah,
edukatif, dan religius?
• Model pendidikan pesantren dari jenjang
pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi, termasuk UPI
36. Pandangan Narasumber
5. Langkah yang sudah dan akan ditempuh dalam
pengembangan metode pendidikan Islam?
• Panduan pendidikan karakter yang dikeluarkan
kemendikbud
• Renstra UPI
• Pengembangan etno-pedagogik
• Pedoman tata tertib dan norma mahasiswa
• Deklarasi anti-plagiat dan perploncoan
• Pengaturan jadwal perkuliahan,
• Akan dibentuk komisi disiplin bagi civitas
akademika
• Akan digagas kembali penyeragaman pakaian
bagi civitas akademika
• Pengembangan ilmu pendidikan akan
disesuaikan dengan karakteristik Indonesia dan
Islam sebagai agama mayoritas (ilmu Allah tidak
membedakan antara Islam/non Islam, wajib
dicari jika bermanfaat namun perlu ada
penyesuaian)
• Menuntut ilmu merupakan bentuk ibadah yang
utama