Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. •menentukan hubungan dua
atau lebih variabel yang tidak
mendapatkan perlakuan/
manipulasi apapun, namun
bukan hubungan "sebab-
akibat"
• Tingkat hubungan nilai korelasi
•± 0,80 - 1,00 korelasi sangat tinggi
•± 0,60 - 0,79 korelasi tinggi
•± 0,40 - 0,59 korelasi moderat
•± 0,20 - 0,39 korelasi rendah
•± 0,01 - 0,19 korelasi sangat rendah
KORELASIONAL
•jenis penelitian yang
mengumpulkan informasi yang
melekat pada individu
(karakteristik,
tindakan/perilaku,
sikap/pendapat) dari
sekelompok responden yang
representatif dalam suatu
populasi
• TIPE
• deskriptif: tidak ada asumsi atau hipotesis yang
ditetapkan didalam pengumpulan data, tidak terdapat
variabel dependen ataupun independen
• analisis: menentukan variabel yang relevan dan
bagaimana mereka berhubungan secara hipotesis
•Teknik : mengumpulkan jawaban-jawaban dari
pertanyaan standar; random sampling; analisis
statistik dari representasi jawaban survey
SURVEI
•metode penelitian yang
bertujuan untuk menyelidiki
hubungan sebab akibat dengan
menggunakan sedikitnya dua
kelompok yang ditandai
dengan manipulasi atau
pemberian perlakuan secara
terencana oleh peneliti dan
disertai adanya kontrol
terhadap objek yang diteliti
• JENIS
• laboratorium: Penelitian ini dilakukan dengan
memberikan perlakuan tertentu terhadap kelompok
subyek dengan harapan munculnya fenomena atau
gejala yang hendak dipelajari. Subyek penelitian sendiri
tetap berada dalam situasi alamiah sehingga tidak
mengubah reaksi alamiah yang mungkin timbul dari
pihak subjek
• lapangan: Penelitian ini dilakukan dengan
memberikan perlakuan tertentu terhadap kelompok
subyek dengan memisahkan subyek penelitian dari
lingkungan alamiah mereka dan memasukkan ke dalam
situasi yang secara penuh berada dalam kendali peneliti
EKSPERIMEN
3. • variabel bebas
• variabel tergantung
• membandingkan keduanya tanpa adanya manipulasi
• menentukan hubungan keduanya
efisien; dapat menampilkan banyak data; terkadang manipulasi terhadap variabel
tidak mungkin dilakukan
tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat; terdapat kemungkinan adanya
variabel yang tidak terukur (tersembunyi); variabelnya tidak terlalu berbeda (semu)
4. menentukan
permasalahan
hipotesis
sample
design
collecting
data
analisis evaluasi
Teori dapat dites dengan objektif; generelasi dapat dilakukan; lebih cepat dan mudah
digunakan; diterima sebagai metode riset diberbagai bidang; fleksibel dan efesien
Sulit untuk mendapatkan random sampling; kemungkinan adanya bias sistematik;
Adanya “improper execution” dimana kesalahan bisa terjadi karena kesalahan
memilih subjek yang tidak sesuai dengan karakteristik ataupun alat tes yang tidak
valid; merupakan self-report sehingga individu dapat melakukan faking
5. alat survey
questioner
[tipe pertanyaan yg sering
digunakan dalam survei]
yes-no question
forced choice
pilihan ganda
open ended question
skala likert-type scale
tes
[memiliki norma tes yang
membangun tes]
achievement test
aptitude test
personality test
Perbedaan di antara penggunaan Questioner, Skala, dan Tes di dalam metode
survey, yaitu :
dengan menggunakan kuesioner,
maka peneliti akan banyak
mendapatkan data secara faktual
dengan menggunakan skala, maka
jawaban-jawaban dari subjek akan
lebih bersifat konseptual sesuai
dengan self-concept masing-masing
individu, adanya peran interpretasi
dalam menjawab pertanyaan
dengan menggunakan tes, maka
pertanyaan yang diajukan sudah
memiliki standarisasi dan norma
yang berlaku terhadap jenis tes
yang digunakan sebagai alat tes
6. LABORATORIUM: Dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya karena hanya
memfokuskan pada pengujian hubungan sebab akibat
LAPANGAN: Dapat diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari
Belum tentu dapat diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari :LABORATORIUM
Tingkat kepastian hubungan sebab akibat tidak sebesar pada penelitian:LAPANGAN
laboratorium karena sulitnya untuk mengontrol variabel-variabel pengganggu; Biaya
yang dibutuhkan lebih mahal
Melakukan survey kepustakaan yang
relevan bagi masalah
Mengidentifikasi dan mendefinisikan
masalah
Merumuskan hipotesis, berdasar
penelaahan kepustakaan
Mengidentifikasi pengertian-
pengertian dasar dan variabel-
variabel utama
Menyusun rencana eksperimen
Melakukan ekperimen
Mengatur data mentah untuk
mempermudah analisis dengan
menempatkan dalam rancangan yang
memungkinkan
Menganalisis data dan melakukan
signifikansi tes dengan teknik
statistika yang relevan
Menginterpretasi hasil perumusan
kesimpulan, pembahasan, dan
pembuatan laporan
7. JENIS-JENIS DESAIN EXPERIMEN
PRE-EXPERIMENTAL DESIGNS (nondesigns)
Desain eksperimental ini belum merupakan
eksperimen sunguh-sungguh, hal ini karena
masih terdapat variabel luar yang ikut
terpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen, yang disebabkan karena tidak
adanya variabel kontrol dan sampel tidak diisi
secara random
One-Shot Case Study X O
X = treatment yang diberikan (variabel independen)
O = Observasi (variabel dependen)
Terdapat suatu kelompok diberi treatment /perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment adalah
sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai dependen)
One-Group Pretest-Posttest Design O1 X O2
O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2 = nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai
(O2 - O1)
Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan
Intact-Group Comparison
X O1
O2
pengaruh perlakuan (O1-O2)
O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok
untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan)
8. TRUE EXPERIMENTAL DESIGN
Eksperimen ini merupakan eksperimen yang
betul-betul, karena dalam desain ini, peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian) dapat
menjadi tinggi. Ciri dari eksperimen ini adalah
adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih
secara random
Posttest-Only Control Design R X O2
R O4
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi
perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 :
O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test
misalnya. Kalau terdapat perbadaan yang signitifikan antara kelompokn eksperimen dengan kelompok kontro, maka
perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signitifikan
Pretest-Posttest Control Group
Design
R O1 X O2
R O3 O4
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signitifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
FACTORIAL DESIGN
Desain faktorial merupakan modifikasi dari
design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel
moderator yang mempengaruhi
perlakuan(variabel independen) terhadap hasil
(variabel dependen)
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk
penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi, O1=O3=O5=O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2
9. QUASI EXPERIMENTAL DESIGN
Bentuk desain experimental ini merupakan
pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain inimempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian desain ini
lebih baik dari pre-experimental design. Quasi-
Experimental design, digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok
kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau
manajemen, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya
untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagai
mana menggunakan prosedur kerja baru yang
lain tidak. Oleh karena itu, Untuk mengatasi
kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol
dalam penelitian, maka dikembangkan desain
Quasi Experimental
Time Series design O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Hasil pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik
adalah = (O5+O6+O7+O8) – (O1+O2+O3+O4)
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi
perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan
keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda,
berarti kelompok tersebut keadaanya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok
dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok
saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Nonequivalent Control Group
Design
O1 X O2
O3 O4
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest controlgroup design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random