SlideShare a Scribd company logo
1 of 222
Pentingnya Ekonomi Mikro
Kelompok 3 :
1. Dyah Ayu (1222100015)
2. Deby Shintawulan (1222100016)
3. Vunky Syahrial (1222100019)
PENTINGNYA TEORI EKONOMI MIKRO
• Pentingnya Teori Ekonomi Mikro
Suatu teori disusun dengan tujuan untuk dapat menjelaskan suatu
observasi. Dengan menggunakan teori maka sebuah peristiwa dapat
diabstraksikan secara gambling, rinci, dan detail.
• Teori ekonomi mikro
Berkisar pada prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan seseorang konsumen maupun produsen,
sehingga teori ekonomi memberikan manfaat untuk dapat merumuskan
pemikiran-pemikiran yang dapat menjelaskan permasalahan-
permasalahan yang ada.
Seperti yang disampingkan pada bagian sebelumnya, masalah pokok yang
dipelajari dalam ilmu ekonomi adalah “kelangkaan”, dimana setiap
individu/manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas, sementara
pemenuhnya atau sumber-sumber daya yang ada jumlahnya terbatas.
• Struktur Teori ekonomi mikro
Dalam teori ekonomi mikro didapati 4 unsur penting berikut , yaitu
1. Definisi – definisi
Menjelaskan variable – variable ( suatu besaranyang nilainya dapat
mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkan dalam
teori tersebut. Sebagai contoh dalam hokum permintaan dinyatakan
“kalau harga suatu barang berubah maka jumlah barang yang diminta
akan berubah”. Dengan demikian variable yang terikat dalam hukum
permintaan tersebut adalah variable harga dan ariabel jumlah barang
yang diminta(dibeli).
2. Pemisalan – pemisalan ( Asumsi )
Kegiatan ekonomi dan kehidupan pereokonomian sangatlah kompleks
sehingga harus dibuat gambaran yang lebih sederhana mengenai
hubungan suatu peristiwa dengan factor-faktor yang mempengaruhinya
3. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu penyataan yang menjelaskan mengenai sifat-sifat
hubungan veriabel yang dibicarakan.Hipotesis merupakan hubungan “jika-
maka” yang didapatkan dari pengamatan di dunia nyata.Hipotesis memiliki
sifat yang positif dan negative. Disebut dengan hipotesis positif bila
perubahan suatu variable akan bergerak pada arah yang bersamaan.
4. Seperangkat ramalan atau sebuah prediksi untuk keadaan yang akan datang.
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, teori bermanfaat utuk
menjelaskan peristiwa serta meramalkan keadaan yang belum diketahui.
Namun, dengan teori kita dapat meramalkan suatu keadaan yang pada
saatnya ramalan tersebut mendekati kenyataan, sehingga peramalan
dalam ekonomi sangatlah penting, karena sangat berguna untuk dijadikan
landasan dalam merumuskan langkah-langkah perbaikan suatu
perekonomian, setidaknya, bila diramalkan akan terjadi penurunan suatu
kondisi perekonomian maka paling tidak kita dapat mengawali dengan
menghindari penyebabnya, sehingga kerugan yang mungkin akan timbul
dapat dieliminir/dikurangi
Definisi Ilmu Ekonomi Menurut Beberapa Ahli
• Berikut Beberapa Definisi Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli
1. Prof. DR. J.L Mey JR
Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia ke arah kemakmuran.
2. Adam Smith
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya
yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu.
3. Paul A Samulson
Ilmu ekonomi merupakan ilmu pilihan, ilmu ini mempelajari bagaimana orang memilih menggunakan sumber produksi yang
langka atau terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkannya ke berbagai anggota masyarakat untuk segera
dikonsumsi.
4. Lionel Robbins
Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dalam pemenuhan
kebutuhannya yang langka.
5. Mel Vilye J ulmer
Dia mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan
proses produksi, distribusi dan konsumsi.
• Beberapa Manfaat Mempelajari Ilmu Ekonomi
1. Dengan mempelajari ilmu ekonomi, membuat manusia lebih mahir dan menguasai cara
memanfaatkan ekonomi yang baik dan benar sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Bisa mengetahui wujud perilaku ekonomi dalam kehidupan nyata
3. Timbul pemahaman dan kesadaran akan keterbatasan potensi yang dimiliki oleh manusia dan
lingkungan.
• Pengertian Dasar Perekonomian Terbuka
Definisi dari perekonomian terbuka adalah suatu sistem ekonomi yang di
dalamnya terdapat kegiatan ekspor dan impor yang tentunya dilakukan antara
satu negara dengan negara lainnya.
• Sistem Perekonomian Terbuka Sudah Ada Sejak Zaman Dulu
Tidak hanya di zaman sekarang ini, beberapa abad yang lalu para pedagang yang
berlayar dengan kapal juga sudah melakukan kegiatan jual beli barang antar
wilayah padahal perekonomian saat itu belum berkembang seperti sekarang
ini.
Secara umum pada sistem perekonomian terbuka ini produsen memiliki hak untuk
melakukan kegiatan penjualan produk atau barang ke negara – negara lain (ekspor)
dan juga sebaliknya, yaitu melakukan kegiatan pembelian produk atau barang yang
berasal dari luar negaranya (impor).
Beberapa Penyebab Terjadinya Perdagangan
Nasional dalam Sistem Perekonomian Terbuka
• Berikut adalah beberapa alasan yang memicu terjadinya perdagangan
Internasional :
1. Perbedaan Kondisi Produk. Alasan perbedaan kondisi suatu produk ini yang lebih
cenderung mengarah pada kualitas produk juga menjadi alasan terjadinya
perdagangan internasional
2. Menghemat Biaya Produksi.
3. Perbedaan tingkat selera. Walaupun misalkan kondisi sebuah produk dari berbagai
daerah itu sama, perdagangan internasional tetap mungkin akan terjadi apabila
masing – masing penduduk di suatu negara memiliki selera yang berbeda.
4. Adanya prinsip perbandingan keunggulan
• Nah, dengan adanya sistem perekonomian terbuka yang salah satunya
memicu suatu negara untuk lebih berspesialisasi sesuatu prinsip
keunggulan komparatif, maka roda kehidupan semua orang akan menjadi
lebih mudah dan lebih baik.
Sifat-Sifat Teori Ekonomi. Sifat-Sifat Umum di
dalam teori ekonomi
1. Variabel-Variabel
Pada hakikatnya teori menunjukkan tentang bagaimana berbagai hal berkaitan satu sama
lain.
Dalam teori pemintaan ini, dengan jelas dapat dilihat bahwa ia mempunyai dua variabel,
yaitu: harga dan jumlah barang yang diminta/dibeli.
2. Asumsi
Membuat asumsi atau pemisalan-pemisalan merupakan salah satu syarat penting dalam
membuat teori dalam ilmu sosial.
3. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan
berkaitan satu sama lain.
4. Membuat Ramalan
Membuat ramalan merupakan peranan penting lainnya yang dibahas oleh teori ekonomi.
TEORI PERMINTAAN
DAN PENAWARAN
K E L O M P O K 3 :
1 . D Y A H A Y U ( 1 2 2 2 1 0 0 0 1 5 )
2 . D E B Y S H I N T A W U L A N ( 1 2 2 2 1 0 0 0 1 6 )
3 . S Y A H R I A L P U N K Y ( 1 2 2 2 1 0 0 0 1 9 )
Teori Biaya Produksi
Kelompok 3 :
1. DYAH AYU (1222100015)
2. DEBY SHINTAWULAN (1222100016)
3. SYAHRIAL VUNKY (1222100019)
6.1. BIAYA PRODUKSI
• Terminologi biaya mengandung banyak pengertian dan
penafsiran yang berbeda sesuai dengan landasan pokok
penglihatannya.
• Sebagaimana dikemukakan oleh Maurice Clark,
“different costs for different purposes”, pengertian biaya
yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
6.1.1. Pengertian Produksi
• Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input
menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan
input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus
mempertimbangkan harga dan input tersebut yang
merupakan biaya produksi dan output.
• Produksi menunjuk pada jumlah input yang dipakai dan
jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya
produksi menunjuk pada biaya perolehan input
tersebut (nilai uangnya).
• Secara sederhana biaya produksi dapat dicerminkan oleh
jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah
input, yaitu secara akuntasi sama dengan jumlah uang keluar
yang tercatat. Di dalam ekonomi, biaya produksi mempunyai
pengertian yang lebih luas.
• Konsep ongkos produksi yang digunakan dalam analisis
ekonomi berbeda dengan konsep ongkos yang biasa
digunakan secara umum.
• Biaya dalam pengertian ilmu ekonomi adalah semua
beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan
suatu barang sampai barang tersebut siap dikonsumsikan
oleh konsumen.
6.1.2. Periode Waktu Pembebanan Biaya
• Dalam analisis biaya terdapat jangka waktu yang
dinamakan “jangka pendek” dan “jangka panjang”.
• Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian
pendek sehingga pemisahan dapat mengubah jumlah
beberapa sumber yang digunakan.
• Panjang jangka waktu yang dinamakan pendek tidak
sama antara berbagai industri.
1. Konsep Jangka Pendek
• Jangka pendek ialah suatu periode produksi di mana salah
satu faktor produksi tetap, sedangkan faktor produksi lain
berubah-ubah. Kemudian yang dimaksud dengan periode
jangka panjang ialah bila semua faktor produksi berubah-
ubah.
• Jangka pendek dan jangka panjang dalam hal ini lebih
banyak dikaitkan dengan situasi proses produksi di mana
produsen dapat mengubah faktor produksi yang ia
gunakan atau tidak.
• Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu suatu jangka
waktu proses produksi tertentu, ada satu atau lebih faktor
produksi yang tidak dapat ditambah atau dikurangi
jumlahnya.
2. Konsep Jangka Panjang
• Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan adalah
jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan
tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber-sumber
seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen
tertinggi.
• Seperti yang telah disinggung di depan apa yang dimaksud
dengan jangka panjang sebenarnya tidak ada kaitannya sama
sekali dengan waktu. Para ekonom mengartikan jangka
panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua
faktor produksi bersifat variabel. Artinya, jumlahnya dapat
diubah-ubah. Sebesarnya keadaan produksi jangka panjang
merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka
pendek atau dapat dikatakan sebaliknya bahwa keadaan
produksi jangka pendek merupakan suatu potret pada suatu
saat tertentu dan rangkaian film yang diputar.
• Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat diubah –
ubah jumlahnya sehingga dalam jangka panjang produsen
mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi
faktor – faktor produksi yang paling efisien.
• Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka
panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu
yang tertentu.
• Jangka waktu ini cukup panjang sehingga perusahaan dapat
mengubah jumlah semua sumber yang digunakannya per
unit waktu.
• Dalam jangka pendek, kita mengenal adanya faktor produksi
tetap dan faktor produksi variabel sehingga dengan
sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses
produksi itu juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel.
6.1.3. Biaya Implisit, Alternatif, dan Eksplisit
1. Biaya Implisit
• Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah
pendapatan yang seharusnya diperoleh apabila
sumber daya yang digunakan tersebut digunakan
dalam usaha terbaik lainnya.
• Ide dasar konsep ongkos dalam analisis ekonomi
berdasar pada prinsip ongkos alternatif (the
alternative cost principle).
• Pengeluaran yang dibuat oleh seorang pengusaha biasanya
merupakan ongkos eksplisit karena hanya merupakan
pembayaran untuk pembelian input saja.
• Misalnya pembelian untuk membeli bahan – bahan mentah,
barang setengah jadi, pembayaran overhead berbagai
macam, serta pengeluaran untuk penyusutan
• Sedangkan ongkos implisit merupakan ongkos yang
dimilikinya.
• Biaya produksi implisit untuk menghasilkan sejumlah barang
tertentu adalah sama dengan jumlah yang dapat diterima
oleh produsen dalam penggunaan altenatif terbaik dari
waktu dan uang miliknya.
• Produsen mendapatkan keuntungan ekonomi murni dalam
menghasilkan barang X tersebut hanya apabila total
penerimaannya lebih besar dan pada total biaya produksi,
baik eksplisit maupun implisit.
• Biaya produksi implisit sering dipandang sebagai biaya
produksi yang tetap jumlahnya (dalam jangka pendek) yang
harus ditambahkan pada biaya produksi eksplisit dalam
penghitungan keuntungan ekonomi murni
2. Biaya Alternatif
• Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi untuk suatu
output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan
(hilang) dan altematif produksi yang menggunakan input di
mana input tersebut digunakan untuk memproduksi
output tertentu di atas.
• Biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan bagi
pemilik merupakan kewajiban eksplisit maupun
kewajiban implisit.
• Biaya produksi alternatif atau biaya produksi oportunity
untuk menghasilkan satu unit barang X adalah sama
dengan jumlah barang Y yang harus dikorbankan supaya
faktor produksi yang tertentu itu dapat digunakan untuk
menghasilkan X dan bukan Y.
3. Biaya Eksplisit
• Biaya ekplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang
umum dibebankan pada produksi.
• Biaya produksi eksplisit adalah biaya produksi yang harus
dikeluarkan untuk faktor-faktor produksi yang harus dibeli
dari pihak luar. Sedangkan biaya produksi implisit adalah
biaya produksi (dalam pengertian biaya produksi alternatif)
yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi yang
dimiliki sendiri oleh produsen tersebut.
4. Konsep Biaya Lainnya
• Biaya eksternal adalah biaya/kerugian yang diderita oleh
pihak lain sebagai akibat dari kegiatan usaha perusahaan.
• Sedangkan konsep biaya akuntansi, mengartikan biaya
sebagai biaya eksplisit saja, yang merupakan jumlah
pembelian faktor-faktor produksi dalam rangka
perusahaan.
•Dengan demikian, biaya produksi menurut konsep ini
terdiri dan biaya eksplisit dan biaya implisit.
5. Teori Biaya Tradisional dan Modern
• Teori biaya dari teori ekonomi dibagi dua, yaitu teori biaya
tradisional dan teori biaya modern.
• Teori biaya tradisional adalah teori biaya yang sampai
sekarang ini dianut secara luas, yaitu teori biaya dengan
kurva biaya total, biaya variabel, dan biaya marginal yang
berbentuk U.
• Teori biaya modern adalah sebagaimana dikemukakan oleh
George Stigler pada tahun 1939. Menurut Stigler, perusahaan
biasanya memelihara kapasitas cadangan.
• Cadangan ini dimaksudkan sebagai strategi perusahaan
menghadapi perubahan- perubahan ataupun gangguan atas
usahanya sehingga dalam jangka pendek, kurva biaya rata-
rata bervariabel berbentuk seperti cawan, tidak lagi
berbentuk U.
6.1.3. Biaya Produk Jangka Pendek dan Jangka
Panjang
• Biaya produksi didasarkan pada periode/waktu dapat
dibagi menjadi :
1. Biaya produksi jangka pendek
2. Biaya produksi jangka panjang
• Biaya jangka pendek ialah biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan pada jangka waktu tertentu di mana
perusahaan tidak sempat mengubah berapa jumlah sumber
yang dipakai dalam proses produksi. Biaya produksi jangka
panjang ialah biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahaan, pada jangka waktu di mana perusahaan sudah
dapat mengubah berapa jumlah sumber yang dipakai.
1. Teori Biaya Tradisional Jangka Pendek dan Jangka Panjang
• Analisis Biaya Jangka Pendek
Untuk menganalisis biaya produksi jangka pendek
sebaiknya menggunakan pendekatan secara total cost,
dan dibagi dalam dua unsur cost, yaitu:
1. Biaya tetap atau fixed cost (FC).
2. Biaya variabel atau variable cost (VC).
Biaya tetap (FC) ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada waktu tertentu.
Biaya variable (VC) ialah biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan pada waktu tertentu, dan biaya ini
besar kecilnya tergantung pada jumlah produk yang
dihasilkan.
Rumus nya adalah :
TC = TFC + TVC TFC = TC – TVC TVC = TC - TFC
• Gambar Kurva TVC
Dari gambar di atas terlihat kurva TVC, berawal dari titik
nol. Artinya biaya variabel itu tidak ada atau nol jika
perusahaan tidak berproduksi.
• Ciri-ciri dari kedua golongan biaya ini:
1. Fixed cost secara total ialah tetap, tetapi biaya per satuan
akan variabel.
2. Biaya variabel secara total adalah variabel, tetapi biaya
variabel per satuan dalam jangka pendek adalah konstan
• Analisis Biaya Jangka Panjang
Dalam analisis cost produksi jangka panjang pendekatan
yang akan dipakai sebaiknya pendekatan cost secara per
satuan (rata-rata) berdasarkan produk yang dihasilkan.
Dalam pendekatan ini maka biaya rata-rata dipisahkan
menjadi:
1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC)
Biaya tetap rata-rata ini adalah total fixed cost dibagi
dengan jumlah produk.
Rumus :
AFC = TFC/Q
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC)
• Biaya variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi
dengan jumlah produk yang dihasilkan:
Rumus :
AVC = TVC/Q
• AVC ini dalam jangka panjang akan berbeda sifatnya
dengan AVC jangka pendek.
• Sifat ini terjadi karena ada faktor-faktor yang
memengaruhi total variabel cost.
Kurva TFC :
3. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC)
• Biaya rata-rata ini ialah biaya total produksi dibagi dengan
jumlah produk yang dihasilkan.
Rumus :
AC =
𝑻𝑪
𝑸
4. Marginal Cost (MC)
• Marginal cost ialah tambahan cost pada total cost karena
perusahaan menambah 1 unit produksi lagi.
Rumus :
MC =
𝑻𝑪𝟐 −𝑻𝑪𝟏
𝑸𝟐 −𝑸𝟏
Kurva AC, AVC, AFC, dan MC
Kurva SATC berasal dari
𝑻𝑪
𝑸
• Gambar kurva SMC (Short Marginal Cost) berasal dari
pertambahan TC dibagi dengan pertambah Q. SMC adalah
tambahan biaya apabila kita menambah satu satuan
produksi.
6.2. KURVA BIAYA RATA-RATA DAN BIAYA
MARGINAL JANGKA PENDEK DAN PANJANG
6.2.1. Kurva Rata-Rata Jangka Pendek
• Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu tingkat produksi
tertentu, kita temukan adanya biaya produksi rata-rata
jangka pendek yang sama besarnya dengan biaya rata-
rata jangka panjang. Keadaan ini dapat digambarkan
seperti pada Gambar 6.7 di mana pada tingkat produksi
X tampak bahwa kurva SAC menyinggung kurva LAC.
• Pada saat itu kurva biaya marjinal jangka pendek (SMC) harus
berpotongan dengan kurva biaya marjinal jangka panjang.
Artinya, biaya marjinal jangka panjang. Hal ini dapat kita
pahami karena pada saat produksi lebih kecil daripada X
misalnya pada X akan tampak bahwa biaya rata-rata jangka
pendek Iebih tinggi daripada biaya rata- rata jangka panjang
seperti yang ditunjukkan oleh SC, dan LC pada saat itu berarti
bahwa biaya total jangka pendek (STC) lebih tinggi daripada
biaya total jangka panjang (LTC).
• Dari penjelasan ini berarti bahwa biaya marjinal jangka
pendek harus lebih kecil daripada biaya marjinal jangka
panjang, dan kita menggambarkan SMC berada di bawah
LMC. Selanjutnya kalau diandaikan perusahaan menambah
produksi dari X1 ke X2. Dengan jumlah produksi yang lebih
besar berarti perusahaan akan mengeluarkan anggaran biaya
yang lebih besar pula, namun tampak bahwa pada produksi
setinggi X biaya produksi rata-rata jangka pendek (SC) lebih
tinggi daripada biaya produksi rata-rata jangka panjang (LC);
yang berarti pula bahwa biaya total jangka pendek lebih
tinggi daripada biaya total jangka panjang (STC LTC).
• Dengan kata lain kurva SMC harus lebih tinggi daripada kurva
LMC setelah produksi melewati jumlah X. Jadi yang perlu
diperhatikan dalam menggambarkan kurva biaya rata-rata
dan kurva biaya marjinal untuk jangka pendek maupun untuk
jangka panjang, pada suatu jumlah produksi tertentu pasti
ada persinggungan antara kurva biaya rata-rata jangka
pendek dan kurva biaya rata-rata jangka panjang.
PERILAKU PRODUSEN
Kelompok 3 :
1. Dyah Ayu (1222100015)
2. Deby Shintawulan (1222100016)
3. Vunky Syahrial (1222100019)
PERILAKU PRODUSEN
• Seorang produsen harus merumuskan dua macam
keputusan yang penting, yaitu
1) berapa output yang harus diproduksi dan
2) bagaimana kombinasi faktor produksi yang
hendak dipergunakan.
• Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor
produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana
masukan (input) diubah menjadi output. Faktor produksi
dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man,
capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan
keterampilan). Dalam membahas perilaku produsen
anggapan dasar yang digunakan adalah bahwa tujuan
pengusaha hendak mencapai laba yang maksimal.
• Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan
seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input
yang dimilikinya. Oleh karena itu, perilaku produsen juga
dinamakan tindakan atau tingkah laku produsen atau dengan
istilah Producer’s Behaviour.
5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM
PROSES PRODUKSI
• Dalam analisis proses produksi terdapat jangka
waktu yang dinamakan “jangka pendek” dan
“jangka panjang”.
• Ukuran jangka waktu tidak sama antara industri
satu dengan industri lainnya. Ada proses produksi
yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada
yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan
bahkan tahun.
• Bagi perusahaan jangka pendek dapat sangat pendek
sekali. Umumnya adalah dalam industri di mana sumber-
sumber tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam
industri tersebut sangat sedikit jumlahnya atau dapat
ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek.
• Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek
sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa
sumber yang digunakan.
• Guna mempermudah uraian kita akan menggunakan batasan
yang lebih tegas. Periode jangka pendek yaitu suatu jangka
waktu proses produksi tertentu di mana hanya ada satu faktor
produksi yang bervariabel. Sedang faktor lain tidak dapat
ditambah atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapa pun
output dihasilkan. Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan
adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga
perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber-
sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen.
Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen
untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-faktor
produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar.
• Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai
keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi
bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah.
• Sebesarnya keadaan produksi jangka panjang
merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka
pendek atau dapat dikatakan sebaliknya bahwa keadaan
produksi jangka pendek merupakan suatu potret pada
suatu saat tertentu dari rangkaian film yang diputar.
5.2. FUNGSI PRODUKSI
• Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi
output. Biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam
fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan
teknis antara faktor produksi dan barang produksi
yang dihasilkan dalam proses produksi.
• Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input
(bersumber masukan) dengan output (barang-
barang atau jasa dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga.
• Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis. Persamaan tersebut dengan mudah diperluas
untuk memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk
menghasilkan suatu barang tertentu. Fungsi ini
memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan
output dengan input. Jumlah output yang dihasilkan suatu
perusahaan tergantung pada jumlah input yang
digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau
mengurangi output dengan menambah atau mengurangi
input yang digunakan, atau karena sumber- sumber bias.
• Dikombinasikan dengan berbagai perbandingan untuk
menghasilkan suatu barang, output juga bisa ditingkatkan
dengan menjumlahkan salah satu sumber sedang jumlah
sumber lain yang digunakan tetap tak berubah. Misalnya,
karena terdapat berbagai kombinasi antara tanah, tenaga
kerja, dan jumlah pupuk yang dapat digunakan untuk
menghasilkan padi, kita dapat mengharapkan bahwa
kenaikan jumlah pupuk yang dipakai dapat meningkatkan
hasil padi dengan luas tanah dan jumlah tenaga kerja
yang sama.
• Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada
teknik produksi yang digunakan. Dengan jumlah input
yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang
lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar.
• Semakin kurang efisien teknik yang digunakan maka
akan semakin kecil output yang dihasilkan. Kita akan
terus memakai anggapan bahwa berapa pun jumlah biaya
yang dikeluarkan perusahaan, teknik yang digunakan
haruslah teknik yang paling efisien.
• Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan
sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
• Keterangan : Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan Baku
S = Skill
• Bentuk Fungsi Linier:
Q = a + bX
• Bentuk Kurvanya :
• Bentuk Fungsi Quadratik:
Q = a + b1X + b2X2
• Bentuk Kurvanya :
• Bentuk Fungsi Cubic:
Q = a + b1X + b2X2 + b3 X3
•Bentuk Kurvanya :
5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI
JANGKA PENDEK
• Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka
pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan
kurva TP (total product), AP (average product), dan
MP (marginal product). Di mana TP adalah total
produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga
kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan
oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan
hasil produksi apabila menambah satu tenaga
kerja (labor).
• Rumus :
AP = TP/Labor
MP = TP2 – TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP
adalah MP
MP = ∂ TP/∂ L
5.2.1. Hukum Tambahan yang Semakin
Berkurang (The Law of Diminishing Returns)
• Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini
berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam
hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor
produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi
lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi
total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu
secara terus-menerus. Produksi total itu akan
bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin
kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai
maksimum dan kemudian menurun.
• Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil
yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns).
• Keadaan ini dapat dilihat pada table berikut :
KETERANGAN
• Keterangan :
Hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada
penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of
Diminishing Returns mulai bekerja. Hukum ini juga
disebut dengan Law of Diminishing Marginal Physical
Product.
• Kurva TP, MP, AP :
Keterangan :
Sumbu horizontal
menunjukkan jumlah faktor
produksi tenaga kerja yang
digunakan dalam
prosesproduksi dan sumbu
vertical menunjukkan jumlah
barang yang dihasilkan (Q).
• Sifat dari produksi marjinal mula-mula meningkat sejalan
dengan peningkatan produksi total (TP), kemudian
mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva
produksi total (TP), yaitu pada saat peningkatan produksi
total menjadi mulai semakin menurun, dan menurun terus
sampai sama dengan nol pada saat produksi total
mencapai titik maksimum.
5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP
1. Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP)
dan produksi total (TP).
Pada saat produksi total (TP) mengalami perubahan
peningkatan produksi dari yang menaik menjadi
yang menurun, maka pada saat itu kurva produksi
marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya.
Kemudian pada saat kurva produksi total (TP)
mencapai titik maksimum, maka kurva MP
memotong sumbu horizontal, artinya produksi
marjinal (MP) sama dengan nol.
2. Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan
produksi marjinal (MP).
Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi
marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-
rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP)
menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah
daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan
bahwa pada saat produksi rata- rata (AP) mencapai
titik maksimum produksi marjinal (MP) sama dengan
produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata
(AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal
(MP).
• Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah:
1. Jika AP semakin bertambah, maka MP > AP.
2. Jika AP maximum, maka MP = AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi
• Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata,
dan produksi marjinal itu sangat berguna untuk
melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor
produksi.
• Pada table tersebut, kita membagi fungsi produksi itu
dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu tahap I, tahap II,
dan tahap III. Tahap I ditandai dari produksi awal hingga
AP yang maximal. Tahap II dimulai dari AP maximal
hingga MP-nya sama dengan 0 (nol). Tahap III ditandai
dari TP yang mulai menurun.
1. Tahap 1
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum
produksi, rata – rata (AP), yaitu pada saat
produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata –
rata (AP).
Jika labor ditambah, AP akan bertambah.
Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya
efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga
bertambah
2. Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai
titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP)
mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal
(MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin
berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan
TP masih terus bertambah.
Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih
terus bertambah. Dalam suatu proses produksi
semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan
tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
3. Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP
menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor
ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian
tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi
total (TP) menurun terus.
• Pertanyaannya sekarang ialah pada jumlah berapa
produsen akan menggunakan tenaga kerja dalam
kegiatan produksinya.
• Tahap I dan tahap III disebut sebagai tahap yang tidak
rasional dan tahap II disebut sebagai tahap rasional.
• Alasannya ialah karena pada tahap II itu produksi marjinal
(MP) untuk semua faktor produksi (masukan), yaitu untuk
tenaga kerja maupun tanah, adalah positif.
5.4. PRODUKSI JANGKA PANJANG
• Produksi jangka panjang adalah suatu proses
produksi di mana semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor
produksi bersifat variabel.
• Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang
kita akan menggunakan apa yang disebut dengan
kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
5.4.1. Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah “kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi
teknis antaradua input yang bervariabel yang
menghasilkan suatu tingkat output tertentu”.
Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi
yang berbeda-beda dari dua sumber yang
bisa menghasilkan jumlah produk yang
sama.
2. Sifat dari Kurva Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan
ciri-ciri kurva indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas
menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak
atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant
ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat
produksi barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak
dapat saling berpotongan atau saling
bersinggungan.
• Kurva Isoquant
KETERANGAN
• Keterangan :
1) Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal
ini dikarenakan jika faktor produksi yang satu dikurangi
maka faktor produksi lainnya harus ditambah.
2) Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa
menggunakan berbagai kombinasi kapital dan labor. Bisa
dengan kombinasi A, B, C, atau D. Kombinasi B
menggunakan kapital sebanyak OK1 dan labor sebanyak
OL1 atau dengan kombinasi C yang menggunakan kapital
sebanyak OK2 dan labor sebanyak OL2.
3) Perhatikan dari kombinasi B beralih ke kombinasi C.
Kapital dikurangi tetapi konsekuensinya jumlah labor
harus ditambah. Demikian sebaliknya dari kombinasi C ke
kombinasi B, jika menambah kapital maka
konsekuensinya jumlah labor harus ditambah.
4) Titik A adalah titik minimum labor yang harus ada
guna memproduksi 100 unit. Sedang titik D adalah
titik minimum kapital yang harus ada guna
memproduksi 100 unit.
5) Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu
lagi dibicarakan. Apabila dua isoquant berpotongan
maka titik potong itu berarti ada dua jumlah produk
yang berbeda dapat dihasilkan dengan kombinasi
faktor produksi yang sama. Hal ini tidaklah mungkin,
sekalipun perusahaan itu menggunakan teknik
produksi yang paling efisen.
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
• MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus
dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat
output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah
kemiringan isoquant pada titik khusus.
• Besarnya slope MRTS di titik C adalah:
MRTS di C = - ∆ K/ ∆ L
4. Bentuk Isoquant Lain
• Bentuk Isoquant yang Linier
Bentuk isoquant yang
linier seperti di atas
menunjukkan adanya
substitusi input kapital
dan labor adalah
sempurna.
• Bentuk Isoquant yang Input output :
Bentuk Isoquant yang berupa huruf
L seperti di atas menunjukkan tidak
adanya substitusi input kapital dan
labor. Substitusi kapital dan labor
hanya terjadi pada kebutuhan
minimum saja. Setelah itu tidak
terjadi substitusi. Sebagai contoh, di
suatu perusahan yang sudah
menggunakan peralatan yang
modern, dibutuhkan sedikit
operator mesin saja. Demikian
sebaliknya, pada usaha kerajinan
yang membutuhkan peralatan
minimal saja.
5.4.2. Iso-biaya (Isocost)
1. Pengertian Isocost
Iso-biaya (Isocost) adalah:
“Kurva yang memperlihatkan berbagai
kombinasi dari sumber-sumber yang dapat
dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu
dari masing-masing sumber persatuan dan
pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan
oleh perusahaan itu.”
2. Gambar Kurva Isocost
• Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat
labor sebanyak M/Pl unit. Jika kedua titik itu
dihubungkan maka akan mendapat sebuah garis yang
disebut dengan “garis Isocost”.
• Slope kurva Isocost adalah
= M/Pk : M/Pl=M/Pk x Pl/M = Pl/Pk
• Sedangkan Fungsi TC
TC= Pl L + Pk K
3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
• Harga faktor produski labor turun atau naik sedang
lainnya tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang
lainnya tetap.
• Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau
bertambah.
a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor Turun
atau Naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga labor
bertambah murah maka
kurva isocost bergesar ke
kanan dari KL2 menjadi
KL3. Dan jika harga labor
bertambah mahal maka
kurva isocost bergesar ke
kiri dari KL2 menjadi KL3.
b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi
Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva
isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan
jika harga kapital bertambah mahal maka kurva
isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L.
c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana)
Berubah Berkurang atau Bertambah
Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva
isocost bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3.
Jika harga capital bertambah mahal maka kurva
isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
5.4.3. Ekuilibrium Produsen
• Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen.
Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu
garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant.
• Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai “suatu keadaan
seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum
dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi
atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya”.
• Artinya, apabiia produsen mengurangi atau menambah tingkat
produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang,
atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau
dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil.
• Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi yang
optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah
anggaran tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi
tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan
dengan kombinasi faktor produksi yang paling rendah
biayanya (least cost combination).
• Produk Optimum :
Pada gambar tersebut, titik C
menunjukkan produksi yang
optimum di mana pada saat
itu produsen dalam posisi
keseimbangan. Dengan
demikian, posisi
keseimbangan produsen
dicapai pada saat kurva
isoquant bersinggungan
dengan kurva isocost.
5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path)
• Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu
garis yang menunjukkan titik- titik least cost
combination (LCC) di berbagai isoquant. Least
cost combination adalah suatu titik yang
menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan
sejumlah produk tertentu.
• Gambar jalur ekspansi :
5.4.7. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha
(Return to Scale)
• Jika input ditambah maka output akan bertambah.
Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q
adalah output maka:
= L + C akan menghasilkan Q
• Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan
berubah:
= aL + aC bQ
• Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output
(b) bisa dalam keadaan
1) b > a;
2) b = a;
3) b < a.
• Apabila terjadi:
1) b > a disebut dengan increasing return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan
20% maka output akan meningkat sebesar 30%.
2) b = a disebut dengan cosntant return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka
output meningkat sebesar 20%.
3) b < a disebut dengan decreasing return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20%
maka output akan meningkat sebesar 10%.
• Increasing return to scale :
Jika input ditambah dua
kali lipat, output
bertambah lebih dari 2
kali lipat.
• Cosntant Return to Scale
Jika input ditambah dua
kali lipat, output
bertambah lebih dari 2
kali lipat. Dari gambar
tersebut jika input
ditingkatkan dua kali
lipat output meningkat
menjadi 200 unit. Pada
gambar tersebut
diperlihatkan dengan
isoquant yang titik-titik.
• Decreasing Return to Scale
Jika input ditambah dua
kali lipat, output bertambah
lebih dari 2 kali lipat. Dari
gambar tersebut jika input
ditingkatkan dua kali lipat
output meningkat tidak
menjadi 200 unit tetapi
meningkat kurang dari 200
unit. Pada gambar tersebut
diperlihatkan dengan
isoquant yang titik-titik.
• Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses
produksi lebih efisien, yaitu:
1) Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin
banyak terlibat dalam proses produksi tenaga
kerjanya semakin terampil.
2) Penggunaan teknologi.
3) Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.
4) Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
5.4.8 Memilih Kombinasi Input yang
Efisien (Ridge Line)
• Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk
satu peta isoquant di mana antara isoquant yang satu
dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan.
Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik 0
menunjukkan tingkat output yang semakin besar.
• Dalam memproduksi suatu tingkat output ada batas
dalam memilih kombinasi input labor atau kapital.
• Dengan mempertimbangkan peta isoquant pada gambar
di bawah kita dapat membaca sejumlah kombinasi faktor
produksi yang akan menghasilkan suatu tingkat output
tertentu
• Kombinasi faktor produksi yang ekonomis :
KETERANGAN
• Keterangan :
Pada gambar di atas, kurva IQ1 di titik L1
menunjukkan minimum labor dan di titik K1
minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu.
Demikian juga pada IQ2 di titik L2 yang
menunjukkan minimum labor dan K2
menunjukkan minimal kapital.
Pada IQ3 titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah
minimal kapital. Jika titik-titik K1, K2, dan K3 juga titik-
titik L1, L2, dan L3 dihubungkan akan membentuk
gambar bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke
dua ridge-line itu disebut “daerah relevant”. Relevan
menggunakan input labor dan kapital.
Pada IQ1 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah
kombinasi yang terletak antara garis rentang K1 – L1.
Pada IQ2 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah
kombinasi yang terletak antara garis rentang K2 – L2.
Pada IQ3 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah
kombinasi yang terletak antara garis rentang K3 – L3.
Bagaimana jika kombinasi yang digunakan di luar daerah
relevan? Jawabnya, kombinasi itu menjadi tidak ekonomis
karena jika satu faktor ditambah (labor atau kapital) bukannya
faktor lain dikurangi tetapi justru juga akan bertambah.
• Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah yang mnemungkinkan
bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di
beberapa tingkat isoquant. Jadi apabila produsen masih berproduksi dl
luar relevant range (daerah relevan) maka titik produksi itu terletak di
daerah yang tidak relevan (irrelevant range). Garis batas yang
membatasi antara daerah yang relevan dan daerah yang tidak relevant
dinamakan ridge-line. Ada dua macam ridge-line, yaitu ridge-line atas
dan ridge-line bawah.
• Berdasarkan ridge-line yang pertama dan ridge-line yang kedua ini,
maka produsen yang rasional hanya akan berproduksi di daerah antara
kedua ridge-line tersebut dan dinamakan daerah yang relevan untuk
melakukan kegiatan produksi. Oleh karena itu, daerah ini disebut
“relevant”. Daerah yang terbatasi ridge-line itu merupakan daerah yang
relevan untuk memproduksi suatu output dengan mengombinasikan
input yang digunakan.
5.4.9. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost
Combination)
• Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan
pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri.
• Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan
isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path).
• Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos
produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut
dengan least cost resources combinations.
• Kombinasi faktor produksi yang ekonomis :
Penentuan Harga
dalam Pasar
Persaingan Sempurna
Kelompok 3 :
1. Dyah Ayu (1222100015)
2. Deby Shintawulan (1222100016)
3. Vunky Syahrial (1222100019)
A. Bentuk Pasar Persaingan
1. Pengertian Pasar
Pengertian pasar dalam teori ekonomi berbeda dengan
pengertian fisik. Pengertian pasar secara fisik adalah
suatu tempat berkumpulnya para penjual.
Sedang pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi
adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang
bersepakat mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual
beli suatu barang.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro
menjadi empat golongan besar, yaitu:
a. Pasar Persaingan Sempurna
b. Pasar Persaingan Monopolistik
c. Pasar Monopoli
d. Pasar Oligopoli
2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
Keempat bentuk pasar tersebut mempunyai ciri-ciri yang
berbeda. Secara spesifik keempat bentuk pasar tersebut dapat
diperjelaskan pada tabel seperti berikut :
No. Ciri-Ciri Persaingan
Sempurna
Persaingan
MonopolisƟk
Oligopoli Monopoli
1. Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu
2. Jumlah pembeli Sangat banyak Banyak Banyak Banyak
3. Kondisi
produk yang
dijual
Identik substitusi Hampir sama
tetapi masih
bisa
dibedakan/
beda corak
Barang standar/
berbeda corak
Tidak ada
substitusi yang
dekat/sempurn
a
4. Kekuasaan
menentuka
n harga
Tidak ada Sedikit Jika tanpa
kerja sama
sedikit. Tetapi
dengan kerja
sama
sangat besar
Sangat besar
5. Kemungkina
n
keluar/masu
k
Sangat tidak
mudah, tidak
ada
hambatan
Cukup mudah Hambatan
cukup
kuat
Tidak mungkin
6. Reaksi rival Tidak ada
reaksi dari
pesaing
jika terjadi
perubahan
harga dan
jumlah
Hampir
tidak ada
reaksi dari
pesaing jika
terjadi
perubahan
harga dan
jumlah
Karena
penjual hanya
satu apa yang
dilakukan
produsen
tidak ada
reaksi
Setiap
tindakan
berkaitan
dengan harga
dan jumlah
akan mendapat
reaksi dari rival
7. Kemungkina
n
keluar/masu
k
Sangat tidak
mudah, tidak
ada
hambatan
Cukup mudah Hambatan
cukup
kuat
Tidak mungkin
8. Persaingan
di luar harga
Tidak ada Sangat
besar,
terutama di
bidang
iklan, mutu,
serta
desain
Sangat besar
apabila
menghasilkan
barang
berbeda
corak
Memelihar
a
hubungan
baik
dengan
masyarakat
9. Contoh Transaksi
di sektor
hasil
pertanian
Perusahaan
sepatu,
baju, sabun
Pabrik baja,
mobil,
sepeda
motor,
handphone
Kereta api,
listrik
B. Pasar Persaingan Sempurna
• Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang
terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual
dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar.
• Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar,
harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan
oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu
sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing
penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau
disebut price taker
• Gambar grafik Pasar Persaingan Sempurna yang mendapatkan
laba :
1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
a. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak
Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga
masing masing pembeli maupun penjual tidak dapat
memengaruhi pasar.
Hal ini berarti bahwa harga barang akan tetap karena masing-
masing penjual hanya merupakan bagian yang kecil dari
seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar.
b. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik
Di samping itu, jenis barang yang diperjualbelikan di pasar
tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik).
Barang homogen artinya semua jenis barang yang
ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual
merupakan substitusi yang sempurna dengan hasil produksi
penjual yang lain. Jadi pembeli membeli barang dari penjual
satu dengan lainnya akan mendapatkan barang yang sama.
c. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah
Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar.
d. Informasi terhadap Pasar Sempurna
Baik penjual maupun pembeli mempunyai pengetahuan yang
lengkap. Artinya, apabila salah satu produsen menggunakan
teknologi baru, maka dengan mudah produsen yang lain
mengikutinya.
Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat
menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan
sebagai penjual atau produsen barang.
2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi
minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan
ditetapkan dengan kaidah MC = MR.
Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR =
MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai
MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan).
Sedang kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan
pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari
fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu
fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
a. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Laba
Keterangan :
Dari grafik tersebut terlihat
harga yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1
besar TR adalah OP1KQ1.
Sedang besarnya TC adalah
OP2LQ1 dan total laba (TR –
TC) adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan
laba per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang
diproduksi yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
b. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Kerugian yang Minimum
Keterangan :
Dari grafik tersebut, harga yang
menjamin rugi minimum adalah
sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP2KQ1.
Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR – TC)
adalah sebesar P1P2KL.
Besarnya AC sebesar OP2 dan
rugi per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi
yang menjamin rugi manimal
adalah sebesar
P = OP2 dan Q = OQ1
c. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
• Keterangan
• Keterangan :
Dari grafik tersebut terlihat harga yang menjamin laba normal
adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya
TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama
OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna seperti gambar tersebut, untuk mendapatkan
laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien.
Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini
tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada
persaingan yang lain
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal
adalah sebesar :
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah
3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami
Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
a. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Pendek
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna
dapat mengalami tiga hal, yaitu:
1) Mendapat laba super normal.
2) Mendapat laba normal.
3) Menderita kerugian.
Gambar grafik perusahaan dalam persaingan sempurna yang
mengalami laba supernormal, normal, dan kerugian (losses) bisa
dilihat pada Gambar berikut :
• Gambar Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang
memperoleh laba :
• Gambar Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang
memperoleh kerugian :
• Gambar Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang
memperoleh laba normal :
Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian masih
mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan
tetapi, posisi equilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu
AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak
bisa tertutup. Dikarenakan kerugian sebesar AFC, baik perusahaan tutup usaha
maupun melanjutkan usaha kondisinya akan sama saja.
Akan berbeda jika penerimaan penjualan sudah tidak bisa menutup AFC. Pada
kondisi ini perusahaan sebaiknya tutup usaha. Jika tutup usaha perusahaan
masih juga membayar AFC-nya.
Jika tidak tutup usaha perusahaan juga mengalami kerugian sebesar AFC-nya
tetapi masih mempunyai kemungkinan terjadinya perubahan demand terhadap
produk yang diperjualbelikan. Saat ini ditunjukkan oleh harga (P) di bawah SAC,
dan di atas SAVC. Berarti bahwa sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa
ditutup oleh kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup.
Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup
usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu
KL. Titik ini disebut shortdown point. Hal ini dapat dilihat dengan
gambar sebagai berikut:
b. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada
dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga
keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian.
Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya
mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Mengapa
jika ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong
perusahaan baru masuk dalam pasar (ingat informasi pasar
sempurna dan tidak adanya hambatan untuk masuk pasar)?
Masuknya perusahaan baru akan menambah jumlah produksi
(supply meningkat). Bertambahnya jumlah produksi (suply lebih
besar dari demand) akan menyebabkan harga jual turun.
Dalam jangka panjang mendorong perusahan-perusahaan baru
masuk ke dalam pasar dan perusahaan-perusahaan yang ada ingin
menambah produksinya. Sebaliknya, kalau dalam jangka pendek
terjadi kerugian, mendorong perusahaan- perusahaan mengurangi
produksi atau mendorong keluarnya perusahaan- perusahaan dari
pasar.
Tambahnya kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahan
baru mengakibatkan bergesemya kurva Supply ke kanan dan harga
akan turun. Apabila turunnya harga ini sudah sampai pada P = LAC
maka tiap-tiap perusahaan hanya akan menerima keuntungan normal
saja. Berarti tidak ada dorongan lagi bagi perusahaan untuk
menaikkan produksinya maupun masuknya perusahaan- perusahaan
baru ke dalam industri.
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-
perusahaan “selalu” hanya akan memperoleh keuntungan normal saja
dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum.
Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit)
dinamakan “Marginal Firm/Marginal or Profitability”, artinya apabila
harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam
Pasar Persaingan Sempurna
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk
yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja
yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga
produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya
kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang
berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena
itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja
seefisien mungkin.
5. Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan
TC = Q2 – 4Q + 40 dan P= $20. Ditanya:
a. Apakah perusahaan rugi/laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $24 apakah jumlah produksi
berkurang?
c. Hitung berapa labanya.
Jawab:
TR = P x Q = 20 Q MR = TR! = 20
TC = Q2 – 4Q + 40
MC = TC! = 2 Q – 4
Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal: MR = MC
MR = MC
20 = 2Q – 4
Q = 12
TR = $ 240
TC = 144 – 48 + 40 = $ 136
Laba = $ 240 - $ 136 = $ 104
Jika harga naik menjadi $ 25
Maka TR = 24 Q
MR = 24
MR = MC
24 = 2Q - 4
Q = 10
TR = $ 240
TC = 100 – 40 + 40 = 100
Laba = $ 240 - $ 100 = $ 140
11..2. DEMAND OLIGOPOLI
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat
kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin)
yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah
maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari
oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang
menghasilkan suatu produk tertentu.
Anggap pula bahwa kedua perusahaan tersebut menetapkan harga yang sama dan masing-masing
mempunyai pangsa (share) pasar yang sama. Sekarang misalkan perusahaan A berusaha untuk
meningkatkan penjualannya dengan cara menurunan harganya, maka semua pembeli akan membeli produk
perusahaan A tersebut dan perusahaan B akan kehilangan pangsa pasar yang cukup besar. Untuk
mempertahankan para pembelinya, maka perusahaan B akan bereaksi dengan cara menurunkan harganya
pula. Maka tidak ada satu perusahaan pun yang bisa bertindak secara bebas.
8
11.2.1. Model Oligopoli
Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain:
1. Model Cournot
Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun
1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut
sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama.
Dimisalkan ada dua sumber air mineral yang sama dan dimiliki oleh dua perusahaan yang berbeda. Anggaplah
bahwa tidak diperlukan biaya untuk mengoperasikan sumber-sumber tersebut (operaƟng with zero cost), serta
mereka menjual output di pasar yang mempunyai kurva permintaan linier dengan slope negatif.
Anggaplah bahwa perusahaan yang pertama memproduksi A dengan harga PA agar keuntungan yang
diperolehnya maksimum (karena pada tingkat output dan harga tersebut MC = MR = 0). Besarnya elastisitas
permintaan = 1, dan total penerimaannya (TR) adalah maksimum, dengan ongkos produksi 0 sehingga
keuntungannya juga maksimum. Perusahaan kedua kemudian masuk ke pasar dan menganggap bahwa tingkat
output yang dihasilkan perusahaan pertama tidak berubah. Dengan demikian, perusahaan kedua menganggap bahwa
kurva permintaan yang dihadapinya adalah kurva CD’, yang berarti bahwa perusahaan kedua menghasilkan output
setengah dari perusahaan pertama, yaitu sebesar AB dan pada tingkat harga PB sehingga keuntungannya
maksimum (karena MC = MR
= 0).
r y
g
o
Y
Gambar 11.1 Pasar duopoli model cournot
Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang tidak dilayani oleh
perusahaan pertama. Jadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah 0,25 (0,5 x 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di
pasar. Kemudian perusahaan pertama yang menghadapi suasana ini beranggapan bahwa perusahaan kedua akan tetap
mempertahankan output-nya untuk periode berikutnya. Dengan demikia, perusahaan pertama menawarkan 0,5 dari seluruh
permintaan yang ada di pasar pada periode selanjutnya. Selama perusahaan kedua dapat menawarkan 0,25 dari seluruh permintaan
pasar, perusahaan pertama pada waktu berikutnya akan menghasilkan 0,5 x (1-0,25) = 0,375 dari seluruh permintaan pasar dan
kemudian perusahaan kedua akan melakukan reaksi dengan menawarkan output setengah dari jumlah output yang tidak dilayani
oleh perusahaan pertama atau sebesar 0,5 x (1-0,375)
= 0,3125 dan seterusnya.
Jadi: Perusahaan pertama memproduksi 1/2 - 1/8 - 1/32 - 1/128 - ... = 1/3 Perusahaan kedua memproduksi 1/4 + 1/16 -+ 1/64 +
1/256 - ... = 1/3
F
Mereka bersama-sama memproduksi dua pertiga dari output yang dipersaingkan, di mana P11 = ITC = (1, atau dengan kata lain mereka
memproduksi 2/3 dari ()I). Selanjutnya jika terdapat tiga perusahaan maka mereka akan memproduksi 3/4 panjang ()l) dengan mengikuti asumsi
Cournot. Jika terdapat n perusahaan, maka akan memproduksi [n/ {n+l }l] x OD. Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa semakin banyak
perusahaan yang memasuki industri, output industri semakin mendekati output yang dipersaingkan.
Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reacƟon curved) seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
tr
o g
y
Y
Gambar 11.2 Kurva reaksi dari pasar duopoli model Courval
Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar dengan
mudah. Jika perusahaan pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua akan memproduksi
seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan kedua akan memproduksi 0.
Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka perusahaan kedua akan memaksimumkan laba dengan
memproduksi setengah. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan
pertama.
#"# 9*
.FOFOUVLBO)BSHBQBEB1BTBS0MJHPQPMJ
35
2
34
8
seperempat. Jika perusahaan kedua memproduksi 1 maka perusahaan pertama akan memproduksi 0. Jika sekarang kita mendapatkan perusahaan pertama bereaksi terhadap
perusahaan kedua, maka akan saling berpotongan pada titik Cournot, di mana kita dapatkan masing-masing akan memproduksi sepertiga. Keadaan ini akan menghasilkan
equilibrium yang stabil.
Penurunan Kurva Reaksi secara MatemaƟs
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah: Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q + Q
1 2
Di mana:
Q = Jumlah output total
Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
1
Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
2
a = konstanta
b = slope/kemiringan garis permintaan
Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/skala
usaha yang lebih besar akan memiliki 11R yang lebih kecil.
Buktinya:
TRl = P.Qt di mana ; P = a + b (Q1 + Q2) - f(Q1,Q2)
TP P
Jadi, P Q
Q 1
Q 1
Karen
a
P  P  P = b
1 2
Q Q Q
1
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus
meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC
lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
Contoh:
Diketahui fungsi permintaan yang dihadapi oleh duopolis di pasar sebagai
berikut: P = 100 – 0,5 Q atau P = 100 - 0,5 (Q + Q )
1 2
Sedangkan fungsi ongkos produksi yang dihadapi masing-masing duopolis
adalah:
TC = 5 Q dan TC = 0,5
Q 2
1 1 2 2
Besarnya keuntungan dari masing-masing duopolis adalah:
P = P.Q – TC = {100 – 0,5 (Q + Q ). Q } - 5Q
1 1 1 1 2 1 1
Mak
a
TR
1
P 
Q
Q
1
P

Q
1
= P + Q
.b
Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan
semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi
duopolis adalah berbeda:
TC = f (Q ) dan TC = f (Q )
1 1 1 2 2 2
Syarat keuntungan maksimum:
P1
 TR1
TC
Q Q Q
1 1 1
Di mana MRt1
< MC 1
1
1
= 0 atau MR =
MC
1
P2
 TR2

TC
34
8
2
= 0 atau MR =
MC
2
Q Q Q
2 2 2
Di mana MR2' < MC2'
P = 100Q – 0,5Q 2 - 0,5Q Q – 5Q
1 1 1 1 2 1
P = 95Q – 0,5Q 2 - 0,5Q Q
1 1 1 1 2
dan
P = P.Q – TC = {100 – 0,5 (Q + Q ). Q } –
0,5Q 2
2 2 2 1 2 2
2
P = 100Q – 0,5Q 2
- 0,5Q Q – 0,5Q
2
2 2 2 1 2 2
P = 100Q – Q 2
- 0,5Q Q
2 2 1 1 2
Agar terjadi keuntungan maksimum menurut model Cournot,
syaratnya:
P1
 Q
= 95 – Q 1 – 0,5 Q2
= 0
34
8
1
P
2 1
= 100 – 2Q – 0,5 Q =
0
2
Q
2
Dengan demikian fungsi reaksi dari masing-masing perusahaan adalah:
Q = 95 - 0,5Q
1 2
Q = 50 - 0,25Q
2 1
atau
Q = 95 - 0,5 Q (50 - 0,25Q )
1 2 1
Q = 80
1
Q2 = 50 - 0,25 (80) = 30
Jadi tingkat output total di pasar = Q = 30 + 80 =
110 dan harga yang terjadi di pasar = P = 100 -
0,5(l 10) = 45
Secara grafis penentuan posisi keseimbangan Cournot dapat digambarkan
sebagai berikut:
o
y
g
Y
Gambar11.3 Keseimbangan Cournal
MR = 45 + 30(-0,5) = 30
2
Keuntungan dari masing-masing duopolis
adalah:
1 = PQ1 – TC1
= 45 x 80 -5x80 = 3200
2 = P.Q2 - TC2
Sedangka
n, 
P
MR1 = TR 1 = P + Q1
Q
= 45 + 80(-0,5) =
5
= 45x30 - 0,25(30)2 = 900
Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu:
a.Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-
pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
b.Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah
output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna.
c.Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.
d.Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
2.Model Bertrand
Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang
menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap
mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada
kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang
ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
.
.3.Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan
kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila
masing-masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing
perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-nya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand
apabila masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar. Setiap ada
perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu
akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut. Akibatnya keseimbangan stabil di pasar pada tingkat harga dan output monopoli.
Chamberlin berpendapat bahwa keseimbangan pasar dapat terjadi tanpa adanya penggabungan (collusion) di antara perusahaan yang ada di pasar.
Masing-masing perusahaan dianggap cukup terampil untuk mengantisipasi tindakan pesaingnya, yaitu dengan belajar dari pengalaman yang
dimilikinya sehingga tidak melakukan kesalahan dari masa lalu
4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
g
y
Y
o
F
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan
yang patah,
a.Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat
pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga
melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman.
b.Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga
tersebut.
c.Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya.
t
r
Gambar 11.4 Kurva permintaan patah
Dalam gambar di atas terlihat bahwa kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis patah. Kurva tersebut patah pada tingkat
harga Pe, yang merupakan harga equilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan
pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada di pasar naik, tetapi
tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurunkan harga. Jika perusahaan oligopolis menaikkan harga di atas Pe, maka
penjualan akan menurun lebih cepat,
sebab perusahaan lain tidak akan menaikkan harga. Akibatnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis akan menjadi sangat drastis pada
harga-harga
di atas harga equilibrium semula dan kurva permintaan akan patah pada harga equilibrium semula.
Dalam Gambar 11.4 di atas ada dua kurva permintaan, yang pertama yaitu kurva permintaan dd (kurva permintaan Marshall) dan yang kedua
adalah kurva permintaan DD, yaitu kurva bagian pasar yang menggambarkan kuantitas permintaan Z dari perusahaan yang bersangkutan, apabila
semua perusahaan menandingi perubahan harga dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi, bagian atas dari kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan adalah kurva permintaan Marshall, sedangkan bagian bawah dan kurva permintaan adalah kurva bagian pasar atau kurva-permintaan
Chamberlin.
Titik keseimbangan perusahaan ditentukan oleh titik pada waktu garis permintaan tersebut patah. Meskipun demikian, perlu diungkapkan
bahwa posisi titik keseimbangan tersebut tidak semata-mata didefinisikan oleh titik potong antara MC dan MR. Apabila kurva MC memotong pada
kurva MR yang patah, membawa implikasi bahwa adanya perubahan struktur ongkos produksi tidak akan memengaruhi tingkat output dan harga
keseimbangan bagi perusahaan. Jadi dalam model ini dapat disimpulkan bahwa model tersebut bukan merupakan model yang dapat menjelaskan
pada tingkat harga berapa keseimbangan terjadi di pasar, tetapi model tersebut hanya merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk
menjelaskan mengapa harga output yang terjadi cenderung tetap (tidak berubah).
Gambar 11.6 Kurva permintaan sebelum ada reaksi
Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam Gambar
11.7. Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q unit dan menjualnya
1
dengan harga P . Kurva permintaan D yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan
1 1
harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan
asumsi tersebut, penurunan harga dari P menjadi P akan meningkatkan permintaan
1 2
menjadi Q . Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang
2
beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar
terhadap penjualan total. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya
dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan-
perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka
Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengetahui mengapa
penjualan mereka turun, maka mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga
produk mereka sendiri. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva
permintaan kedua D yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dariQ
menjadi Q pada tingkat harga P .
Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan kurva
3 2
mula-mula. Oleh karena itu, pengetahuan akan bentuk kurva tersebut
tidak berguna
bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D , maka
perusahaan- perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa
perusahaan tersebut berpindah ke kurva
lainnya.
Gambar 11.7 Kurva permintaan setelah ada reaksi
Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam
pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui secara pasti
bagaimana reaksi perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi-
reaksi tersebut hanya akan memengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva
permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi-
interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D dalam Gambar 11.7 merupakan
3
sebuah kurva reaksi, yang menunjukkan bagaimana penurunan harga akan
memengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan
diperhitungkan. Namun demikian, permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada
kenyataan bahwa ada banyak teori yang berbeda tentang perilaku antarperusahaan dan
mesin-mesin teori yang menghasilkan model penentuan harga yang berbeda
Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli:
a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke
P
mak
a
1
permintaan akan bertambah ke C , harga ke P , maka permintaan akan
bertambah
1 2
ke B .
1
• Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
• Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
b. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P dan P
perubahan
1 2
permintaan akan ke titik B dan C.
c. Menaikkan harga ke P permintaan ada di titik A karena
reaksi perusahaan
3 1
mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D ED .
1 2
Ciri-ciri pasar oligopoli:
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda
Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor, dan
sebagainya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
Apabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang
lebih besar lagi sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan.
3. Promosi masih diperlukan
Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
11.3. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah:
1. Pasar kartel.
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
11.3.1. Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked Demand Curve Model)
Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya
dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Tindakan ini
akan diikuti oleh penjual lain. Berarti antarpenjual saling bertindak untuk
menurunkan harga. Hal ini disebut “perang harga”. Karakteristik umum dan model duopoli yang merupakan kasus terbatas pada oligopoli karena jumlah penjualnya yang hanya ada 2
(dua) adalah bahwa adanya anggapan bahwa ada suatu pola tertentu dalam bereaksi dari pihak lawan untuk setiap periode dan dalam kenyataannya reaksi yang diharapkan tidak
pernah terjadi.
Sebab pokok dari terjadinya perang harga adalah karena adanya saling ketergantungan (interdependency) antara penjual yang satu dengan yang lain. Hanya penjual-penjual
yang sudah berpengalaman saja yang mengetahui akan kerugian yang diakibatkan oleh perang harga. Penjual telah mengadakan persetujuan harga yang telah ditaati bersama
karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Harga ini sering dipertahankan secara kaku. Kekakuan harga ini mengakibatkan kurva permintaannya menjadi
tidak lurus, tetapi patah dan disebut kinked demand.
Dalam kasus pasar dengan ketegaran harga akan dapat dilihat bagaimana seorang produsen menyesuaikan diri terhadap harga barang yang ditentukan oleh pengusaha lain,
khususnya bila harga barang itu diturunkan. Dalam hal ini produsen itu memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap kebijakan harga yang dilakukan oleh produsen atau
pengusaha lain. Akan tetapi, produsen itu tidak akan memberikan reaksi apabila produsen lain bertindak menaikkan harga barang. Hal ini cukup beralasan karena apabila seorang
produsen menaikkan harga, maka ia akan cenderung kehilangan pembeli karena pembeli akan pindah kepada produsen yang lain yang harga barangnya tidak meningkat.
Sebaliknya, bila harga barang diturunkan seorang produsen akan mengadakan penyesuaian harga dengan menurunkan harga barang pula karena takut kehilangan pasar atau
pembeli. Hal seperti inilah yang sering menimbulkan adanya perang harga. Sebagai akibatnya, kurva penawaran marjinal juga akan patah dengan memiliki bagian vertikal tepat di
bawah kurva permintaan yang patah itu. Dalam kasus di mana terdapat ketegaran harga, maka produsen oligopolis akan selalu menghasilkan jumlah produksi yang
sama, walaupun terdapat perubahan dalam biaya produksi. Selama biaya produksi naik turun di daerah kurva penerimaan marjinal yang tegak/patah itu,
maka jumlah barang yang dihasilkan perusahaan oligopoli tidak akan berubah. Oleh karena itu, tingkat harga barang juga tidak berubah. Di sinilah letak
dan ketegaran harga tersebut. Karakteristik umum dan model duopoli yang merupakan kasus terbatas pada oligopoli karena jumlah penjualnya yang
hanya ada 2 (dua) adalah bahwa adanya anggapan bahwa ada suatu pola tertentu dalam bereaksi dan pihak lawan untuk setiap periode dan dalam
kenyataannya reaksi yang diharapkan tidak pernah terjadi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.
lep
T
Gambar 11.9 Kurva demand oligopoli yang kinked
Model kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan
oleh Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat pemisalan dalam
pasar hanya ada dua penjual. Kedua penjual tersebut
mempunyai kurva demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk
penjual
lainnya. Harga yang membuat nyaman penjual satu dan penjual dua adalah sebesar OP2. Pada harga sebesar OP2 jumlah yang diminta pada penjual satu (D1) dan penjual dua (D2)
adalah sama. Akan tetapi, jika ada produsen menurunkan harga menjadi OP1, dengan menurunkan harga ia mengharap permintaan bertambah menjadi OQ4.. Akibatnya permintaan yang
diharapkan bertambah menjadi sebesar OQ4 tidak tercapai karena hanya menjadi OQ3. Meskupun demikian, kalau ada produsen yang meningkatkan harga, produsen yang lain tidak akan
mengikutinya sehingga si produsen yang menaikkan harga akan menanggung kerugian dalam bentuk berkurangnya jumlah barang yang diminta. Kalau penjual satu menaikkan harga
menjadi 0P3, penjual dua diam saja tidak ikut menaikkan harga. Dengan tindakan ini maka penjual satu (D1) kehilangan permintaan Q1-Q2. Inilah yang dikatakan harga untuk oligopoli
adalah rigid (kaku), sulit untuk dinaikkan dan diturunkan. Hal ini dikarenakan kurva permintaannya kinked (patah). Bentuk kurva yang kinked itu adalah PED2. Hal ini terjadi karena sifat
reaksi seorang produsen terhadap tindakan produsen lain karena kurva penerimaan marjinalnya adalah PLNMR, yaitu ada bagian yang patah (LN).
F
Gambar 11.2 Harga dari pasar
oligopoli yang rigid
memotong MR yang bukan tegak lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar di atas biaya produksi naik terus hingga MC3 memotong MR yang miring
(bukan yang tegak lurus LN) maka harga berubah dari OP2 menjadi OP3.
Kurva permintaan patah juga mencerminkan adanya ketegaran harga pada situasi perubahan biaya dan juga merupakan manifestasi dan
ketidaktentuan di pasar oligopoli dalam hal harapan adanya reaksi dan pihak lawan dengan adanya penurunan harga tetapi bukan pada waktu ada
kenaikan harga.
.11.4. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
Di lain pihak, berdasarkan penelitian-penelitian dan kenyataan yang ada menunjukkan bahwa justru dalam industri-industri oligopoli terjadi inovasi dan
penerapanteknologi baruyangpaling pesat. Hal ini disebabkan perusahaan-perusahaan tersebut cukup besar dan mampu untuk menyediakan dana untuk
pengembangan dan penelitian. Oleh karena itu, persaingan antarperusahaan cukup kuat (meskipun tidak
dalam bentuk persaingan harga) sehingga dorongan untuk berlomba di bidang proses produksi baru, produk baru, dan penurunan biaya produksi cukup
kuat pula, lebih kuat daripada kasus monopoli.
Apakah tindakan yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut? Secara umum bisa dikatakan bahwa kebijaksanaan
untuk mencapai tujuan tersebut lebih sulit dilaksanakan daripada kebijaksanaan terhadap perusahaan monopoli. Hal ini disebabkan karena jumlah
perusahaan yang harus “diawasi” operasinya lebih banyak daripada kasus monopoli, Namun demikian, ada beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin
bisa diambil untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut.
1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar oligopoli tersebut ditekan sampai
sekecil-kedilnya. Tujuannya adalah agar perusahaan-perusahaan oligopoli yang ada merasakan adanya persaingan potensial yang lebih kuat sehingga
mendorong untuk berperilaku lebih kompetitif di bidang harga maupun nonharga.
2. Diadakannya Undang-Undang Persaingan (di Amerika Serikat: AnƟtrust Law) yang melarang adanya kerja sama di antara para pengusaha oligopoli
(baik secara diam-diam atau terbuka). Badan/komisi dibentuk sebagai pengawas persaingan usaha. Adanya kerja sama (collusion) tersebut akan
mengurangi dorongan untuk bersaing antara mereka sendiri di bidang harga maupun nonharga dan sekaligus memperbesar kemampuan mereka untuk
“mengeksploitasi” konsumen dan buruh. Badan/komisi pengawas persaingan usaha seharusnya berhati-hati terhadap adanya berbagai “asosiasi”
pengusaha sejenis yang memungkinkan adanya collusion.
3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang oligopolistis tersebut, antara lain dengan menentukan
batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang telah
ada. Sering kali merger dilakukan oleh keadaan pasar di mana ada beberapa penjual untuk suatu jenis barang yang mungkin di antara penjual
tersebut mengadakan kerja sama atau saling memengaruhi. Mungkin juga barang yang dijual dapat dibedakan antara output yang satu dengan
yang lain ataupun barangnya tidak dapat dibedakan.
Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam- diam atau secara terang-terangan. Ada tiga faktor yang
memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu:
1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis.
2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu terhadap yang lain
jelas jika mereka mengadakan kerja sama.
3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.
Meskipun demikian, adanya perjanjian kerja sama antara mereka memungkinkan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan jika
melanggar perjanjian kerja sama tersebut dan bertindak atas nama sendiri. Untuk itu, perlu diadakannya perbedaan dalam tingkat kerja sama
tersebut ke dalam beberapa bentuk kerja sama antarperusahaan dalam pasar oligopoli.
11.5. KEUNTUNGAN OLIGOPOLI SECARA MATEMATIS
Contoh 1:
Laba Maksimum dari Model Kurva Demand yang Patah (Kinked Demand)
Diketahui fungsi permintaan untuk harga naik dan turun yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah: Q1 = 56 – 4P1 dan Q2 = 20 – P2
dan fungsi biaya
perusahaan tersebut adalah: TC = 4Q + 0.25 Q2
. Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan laba.
Jawab:
Untuk memaksimumkan laba maka perlu dicari MR1, MR2, dan MC. Q1 = 56 – 4P1 atau
P1 = 14 – 0.25 Q1 TR1 = P1 Q1
TR1 = 14 Q1 – 0.25 Q2
1 MR1 = 14 – 0.5 Q1
Q2 = 20 – P2 atau P2 = 20 – Q2
TR2 = P2 Q2
TR2 = 20 Q2 – Q2
2 MR2 = 20 – 2 Q2
TC = 4Q + 0.25 Q2
MC = 4 + 0.5 Q
Untuk menemukan perpotongan kurva demand D1 dan D2, kita pertemukan Q1 = Q2 pada tingkat harga tertentu yaitu P1 = P2 sehingga kita peroleh:
14 – 0.25 Q = 20 – Q
0.75 Q = 6
Q = 8
P = 12
Pada jumlah produksi sebesar 8 dapat diketahui batas atas dan batas bawah dari kurva MR yang patah
MR1 = 14 – 0.5 Q1
= 14 – 0.5 (8) = 9
MR2 = 20 – 2 Q2
= 20 – 2 (8) = 4
Pada jumlah produksi sebesar 8 maka biaya MC: MC = 4 + 0.5 Q = 8.
Ini berarti bahwa kurva MC memotong kurva MR yang patah karena MC = 8 berada pada batas 4 - 9. Dengan demikian laba perusahaan dapat dicari
sebagai berikut:
Laba = TR –TC
= (P x Q) – (4Q + 0.25 Q2 )
= (12 x 8) – (4. 8 + 0.25 (8) 2
= 96 – ( 32 + 16) = 48
Jadi jumlah barang yang diproduski oleh masing-masing perusahaan adalah sebanyak 10 unit dengan harga $ 8 per satuan.
Laba = TR – TC
= (PQ) – TC
= (8 x 10) – (4Q + 0.1Q2 )
= 80 – (40 + 10) = 30
Jadi laba masing-masing perusahaan sebesar $ 30 dan laba total (laba kartel) sebesar
$ 60.
LaƟhan Soal
1. Sebutkan karakteristik pasar persaingan oligopoli.
2. Jelaskan mengapa bentuk pasar persaingan oligopoli adalah bentuk persaingan yang paling sulit menetapkan harga. Jelaskan mengapa bentuk
demand oligopoli kinked (patah).
3. Jelaskan bagaimana keseimbangan yang bersifat stabil pada model pasar oligopoli Cournot terbentuk.
4. Sebutkan beberapa kelemahan dari model Cournot.
5. Buatlah sebuah diagram yang menggambarkan terjadinya keseimbangan pasar dalam model Stackelberg, apabila perusahaan B menjadi pemimpin
pasar. Beri penjelasan secukupnya.
6. Jelaskan mengapa dalam persaingan oligopoli harga sulit untuk diturunkan dan dinaikkan walaupun biaya produksi berubah (turun atau naik).
7. Model penetapan harga dalam oligopoli dilaksanakan dengan cara collusi (kartel) dan price leader. Jelaskan sehingga jelas perbedaan dari kedua
konsep itu.
8. Model penetapan harga dalam oligopoli dapat dilaksanakan dengan cara collusi (kartel/kerja sama) bisa dalam bentuk perfect collusion dan imperfect
collusion. Jelask#a"n#p9e*rbedaandari kedua istilah tersebut sehingga jelas perbedaannya.
10. Model penetapan harga dalam oligopoli dapat dilaksanakan dengan cara price leader bisa dalam dua bentuk, yaitu dominan firm dan low cost.
Jelaskan dengan grafik perbedaan dari kedua bentuk kartel tersebut.
11.Efek kesejahteraan oligopoli satu pihak oligopoli menimbul efek negatif dan efek positif. Jelaskan kedua efek oligopoli di atas.
12.Diketahui fungsi permintaan untuk harga naik dan turun yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah: Q1 = 112 – 4P1 dan Q2 = 40 – P2 dan fungsi
biaya perusahaan tersebut adalah: TC = 8Q + 0.25 Q2
. Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan laba.
13.Diketahui fungsi permintaan Q = 180 – 10P masing-masing perusahaan mempunyai fungsi biaya TC1 = 8Q + 0.1Q2
dan TC2 = 4Q + 0.1Q2
.
Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan laba.
14.Diketahui dua perusahaan yang sepakat membagi pasar menjadi dua bagian yang sama luasnya. Fungsi permintaan yang dihadapi kartel adalah Q
= 200 – 10P. Biaya masing- masing perusahaan mempunyai fungsi biaya TC1 = 8Q + 0.1Q2
. Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan
laba.
15.Diketahui dua perusahaan yang sepakat membagi pasar menjadi dua bagian yang sama luasnya. Fungsi permintaan yang dihadapi kartel adalah Q
= 60 – P. Di mana Q = Q1 + Q2. Ditanya:
a.Gambarkan kurva masing-masing perusahaan. b. Tentukan keseimbangan Cournot.

More Related Content

What's hot

PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9nelyaarofatin
 
Kelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshareKelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshareAdzkiaLarasati
 
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13NandaKarisma
 
Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)FaizaMasudiyah
 
Kelompok 15 tugas akhir pe mikro
Kelompok 15 tugas akhir pe mikroKelompok 15 tugas akhir pe mikro
Kelompok 15 tugas akhir pe mikroPuri handayani
 
Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)FaizaMasudiyah
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makroteuku1234567
 
Pengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikroPengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikrojevka
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikroYulia Dwijayanti
 
Makalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiMakalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiDaniel Tumanken
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikroRPKSD
 
Makalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeMakalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeTeuku Tik-Tok
 
Makalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomiMakalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomizaenuri123
 
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum EkonomiMateri dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum EkonomiAmmara Fathina
 

What's hot (19)

PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
 
Kelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshareKelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshare
 
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
Pengantar Ekonomi Mikro _Kelompok 13
 
Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)Kelompok 1 pe mikro (1)
Kelompok 1 pe mikro (1)
 
Kelompok 15 tugas akhir pe mikro
Kelompok 15 tugas akhir pe mikroKelompok 15 tugas akhir pe mikro
Kelompok 15 tugas akhir pe mikro
 
Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makro
 
Pengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikroPengantar ekonomi mikro
Pengantar ekonomi mikro
 
270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro270160122 makalah-ekonomi-mikro
270160122 makalah-ekonomi-mikro
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Makalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomiMakalah Teori mikro ekonomi
Makalah Teori mikro ekonomi
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Makalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeMakalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroe
 
Makalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomiMakalah mikro ekonomi
Makalah mikro ekonomi
 
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum EkonomiMateri dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
Materi dan Soal Latihan SBMPTN Soshum Ekonomi
 

Similar to Kelompok 3 ppt slideshare

Pembahasan
PembahasanPembahasan
PembahasanIwanAr
 
Compilation microeconomis
Compilation microeconomisCompilation microeconomis
Compilation microeconomisdharma dina
 
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu EkonomiPertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu EkonomiAditya Panim
 
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomiaaztrader
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSSiti Hardiyanti
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023ziyakhoir29
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5WidyaKusuma15
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxSaviraAnjelinGomez
 
1. konsep dasar_1
1. konsep dasar_11. konsep dasar_1
1. konsep dasar_1DENY160478
 
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdfKelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdffebriyantiar02
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1lufvifebrianti
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxSuciCahyani18
 
ECN 2013 - pengenalan kepada ekonomi
ECN 2013 -   pengenalan kepada ekonomiECN 2013 -   pengenalan kepada ekonomi
ECN 2013 - pengenalan kepada ekonomiSukhairi Husain
 
TEORI EKONOMI PERTEMUAN 1.pptx
TEORI EKONOMI PERTEMUAN 1.pptxTEORI EKONOMI PERTEMUAN 1.pptx
TEORI EKONOMI PERTEMUAN 1.pptxsandylibriantana
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKROTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKROPUTRI NABILAH
 
Makalah_Kelompok_4[1].docx
Makalah_Kelompok_4[1].docxMakalah_Kelompok_4[1].docx
Makalah_Kelompok_4[1].docxElangPramudya1
 
HomeWork Compilation MicroEconomics
HomeWork Compilation MicroEconomicsHomeWork Compilation MicroEconomics
HomeWork Compilation MicroEconomicsjasonmarcellino
 
1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan MikroekonomiMarieska L
 

Similar to Kelompok 3 ppt slideshare (20)

Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Compilation microeconomis
Compilation microeconomisCompilation microeconomis
Compilation microeconomis
 
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu EkonomiPertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
 
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
1. pengantar & persoalan dasar ekonomi
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPS
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
 
1. konsep dasar_1
1. konsep dasar_11. konsep dasar_1
1. konsep dasar_1
 
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdfKelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1
 
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptxTugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
Tugas Akhir Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 1.pptx
 
ECN 2013 - pengenalan kepada ekonomi
ECN 2013 -   pengenalan kepada ekonomiECN 2013 -   pengenalan kepada ekonomi
ECN 2013 - pengenalan kepada ekonomi
 
TEORI EKONOMI PERTEMUAN 1.pptx
TEORI EKONOMI PERTEMUAN 1.pptxTEORI EKONOMI PERTEMUAN 1.pptx
TEORI EKONOMI PERTEMUAN 1.pptx
 
Definisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomiDefinisi ilmu ekonomi
Definisi ilmu ekonomi
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKROTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO
 
PERTEMUAN 1 new.pdf
PERTEMUAN 1 new.pdfPERTEMUAN 1 new.pdf
PERTEMUAN 1 new.pdf
 
Makalah_Kelompok_4[1].docx
Makalah_Kelompok_4[1].docxMakalah_Kelompok_4[1].docx
Makalah_Kelompok_4[1].docx
 
HomeWork Compilation MicroEconomics
HomeWork Compilation MicroEconomicsHomeWork Compilation MicroEconomics
HomeWork Compilation MicroEconomics
 
1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi
 

Recently uploaded

Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 

Recently uploaded (20)

Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 

Kelompok 3 ppt slideshare

  • 1. Pentingnya Ekonomi Mikro Kelompok 3 : 1. Dyah Ayu (1222100015) 2. Deby Shintawulan (1222100016) 3. Vunky Syahrial (1222100019)
  • 2. PENTINGNYA TEORI EKONOMI MIKRO • Pentingnya Teori Ekonomi Mikro Suatu teori disusun dengan tujuan untuk dapat menjelaskan suatu observasi. Dengan menggunakan teori maka sebuah peristiwa dapat diabstraksikan secara gambling, rinci, dan detail. • Teori ekonomi mikro Berkisar pada prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan seseorang konsumen maupun produsen, sehingga teori ekonomi memberikan manfaat untuk dapat merumuskan pemikiran-pemikiran yang dapat menjelaskan permasalahan- permasalahan yang ada. Seperti yang disampingkan pada bagian sebelumnya, masalah pokok yang dipelajari dalam ilmu ekonomi adalah “kelangkaan”, dimana setiap individu/manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas, sementara pemenuhnya atau sumber-sumber daya yang ada jumlahnya terbatas.
  • 3. • Struktur Teori ekonomi mikro Dalam teori ekonomi mikro didapati 4 unsur penting berikut , yaitu 1. Definisi – definisi Menjelaskan variable – variable ( suatu besaranyang nilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut. Sebagai contoh dalam hokum permintaan dinyatakan “kalau harga suatu barang berubah maka jumlah barang yang diminta akan berubah”. Dengan demikian variable yang terikat dalam hukum permintaan tersebut adalah variable harga dan ariabel jumlah barang yang diminta(dibeli). 2. Pemisalan – pemisalan ( Asumsi ) Kegiatan ekonomi dan kehidupan pereokonomian sangatlah kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang lebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan factor-faktor yang mempengaruhinya
  • 4. 3. Hipotesis Hipotesis adalah suatu penyataan yang menjelaskan mengenai sifat-sifat hubungan veriabel yang dibicarakan.Hipotesis merupakan hubungan “jika- maka” yang didapatkan dari pengamatan di dunia nyata.Hipotesis memiliki sifat yang positif dan negative. Disebut dengan hipotesis positif bila perubahan suatu variable akan bergerak pada arah yang bersamaan. 4. Seperangkat ramalan atau sebuah prediksi untuk keadaan yang akan datang. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, teori bermanfaat utuk menjelaskan peristiwa serta meramalkan keadaan yang belum diketahui. Namun, dengan teori kita dapat meramalkan suatu keadaan yang pada saatnya ramalan tersebut mendekati kenyataan, sehingga peramalan dalam ekonomi sangatlah penting, karena sangat berguna untuk dijadikan landasan dalam merumuskan langkah-langkah perbaikan suatu perekonomian, setidaknya, bila diramalkan akan terjadi penurunan suatu kondisi perekonomian maka paling tidak kita dapat mengawali dengan menghindari penyebabnya, sehingga kerugan yang mungkin akan timbul dapat dieliminir/dikurangi
  • 5. Definisi Ilmu Ekonomi Menurut Beberapa Ahli • Berikut Beberapa Definisi Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli 1. Prof. DR. J.L Mey JR Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia ke arah kemakmuran. 2. Adam Smith Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu. 3. Paul A Samulson Ilmu ekonomi merupakan ilmu pilihan, ilmu ini mempelajari bagaimana orang memilih menggunakan sumber produksi yang langka atau terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkannya ke berbagai anggota masyarakat untuk segera dikonsumsi. 4. Lionel Robbins Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dalam pemenuhan kebutuhannya yang langka. 5. Mel Vilye J ulmer Dia mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi dan konsumsi.
  • 6. • Beberapa Manfaat Mempelajari Ilmu Ekonomi 1. Dengan mempelajari ilmu ekonomi, membuat manusia lebih mahir dan menguasai cara memanfaatkan ekonomi yang baik dan benar sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. 2. Bisa mengetahui wujud perilaku ekonomi dalam kehidupan nyata 3. Timbul pemahaman dan kesadaran akan keterbatasan potensi yang dimiliki oleh manusia dan lingkungan. • Pengertian Dasar Perekonomian Terbuka Definisi dari perekonomian terbuka adalah suatu sistem ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan ekspor dan impor yang tentunya dilakukan antara satu negara dengan negara lainnya. • Sistem Perekonomian Terbuka Sudah Ada Sejak Zaman Dulu Tidak hanya di zaman sekarang ini, beberapa abad yang lalu para pedagang yang berlayar dengan kapal juga sudah melakukan kegiatan jual beli barang antar wilayah padahal perekonomian saat itu belum berkembang seperti sekarang ini. Secara umum pada sistem perekonomian terbuka ini produsen memiliki hak untuk melakukan kegiatan penjualan produk atau barang ke negara – negara lain (ekspor) dan juga sebaliknya, yaitu melakukan kegiatan pembelian produk atau barang yang berasal dari luar negaranya (impor).
  • 7. Beberapa Penyebab Terjadinya Perdagangan Nasional dalam Sistem Perekonomian Terbuka • Berikut adalah beberapa alasan yang memicu terjadinya perdagangan Internasional : 1. Perbedaan Kondisi Produk. Alasan perbedaan kondisi suatu produk ini yang lebih cenderung mengarah pada kualitas produk juga menjadi alasan terjadinya perdagangan internasional 2. Menghemat Biaya Produksi. 3. Perbedaan tingkat selera. Walaupun misalkan kondisi sebuah produk dari berbagai daerah itu sama, perdagangan internasional tetap mungkin akan terjadi apabila masing – masing penduduk di suatu negara memiliki selera yang berbeda. 4. Adanya prinsip perbandingan keunggulan • Nah, dengan adanya sistem perekonomian terbuka yang salah satunya memicu suatu negara untuk lebih berspesialisasi sesuatu prinsip keunggulan komparatif, maka roda kehidupan semua orang akan menjadi lebih mudah dan lebih baik.
  • 8. Sifat-Sifat Teori Ekonomi. Sifat-Sifat Umum di dalam teori ekonomi 1. Variabel-Variabel Pada hakikatnya teori menunjukkan tentang bagaimana berbagai hal berkaitan satu sama lain. Dalam teori pemintaan ini, dengan jelas dapat dilihat bahwa ia mempunyai dua variabel, yaitu: harga dan jumlah barang yang diminta/dibeli. 2. Asumsi Membuat asumsi atau pemisalan-pemisalan merupakan salah satu syarat penting dalam membuat teori dalam ilmu sosial. 3. Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel-variabel yang dibicarakan berkaitan satu sama lain. 4. Membuat Ramalan Membuat ramalan merupakan peranan penting lainnya yang dibahas oleh teori ekonomi.
  • 9. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN K E L O M P O K 3 : 1 . D Y A H A Y U ( 1 2 2 2 1 0 0 0 1 5 ) 2 . D E B Y S H I N T A W U L A N ( 1 2 2 2 1 0 0 0 1 6 ) 3 . S Y A H R I A L P U N K Y ( 1 2 2 2 1 0 0 0 1 9 )
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62.
  • 63. Teori Biaya Produksi Kelompok 3 : 1. DYAH AYU (1222100015) 2. DEBY SHINTAWULAN (1222100016) 3. SYAHRIAL VUNKY (1222100019)
  • 64. 6.1. BIAYA PRODUKSI • Terminologi biaya mengandung banyak pengertian dan penafsiran yang berbeda sesuai dengan landasan pokok penglihatannya. • Sebagaimana dikemukakan oleh Maurice Clark, “different costs for different purposes”, pengertian biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
  • 65. 6.1.1. Pengertian Produksi • Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dan input tersebut yang merupakan biaya produksi dan output. • Produksi menunjuk pada jumlah input yang dipakai dan jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya produksi menunjuk pada biaya perolehan input tersebut (nilai uangnya).
  • 66. • Secara sederhana biaya produksi dapat dicerminkan oleh jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input, yaitu secara akuntasi sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat. Di dalam ekonomi, biaya produksi mempunyai pengertian yang lebih luas. • Konsep ongkos produksi yang digunakan dalam analisis ekonomi berbeda dengan konsep ongkos yang biasa digunakan secara umum. • Biaya dalam pengertian ilmu ekonomi adalah semua beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan suatu barang sampai barang tersebut siap dikonsumsikan oleh konsumen.
  • 67. 6.1.2. Periode Waktu Pembebanan Biaya • Dalam analisis biaya terdapat jangka waktu yang dinamakan “jangka pendek” dan “jangka panjang”. • Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga pemisahan dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. • Panjang jangka waktu yang dinamakan pendek tidak sama antara berbagai industri.
  • 68. 1. Konsep Jangka Pendek • Jangka pendek ialah suatu periode produksi di mana salah satu faktor produksi tetap, sedangkan faktor produksi lain berubah-ubah. Kemudian yang dimaksud dengan periode jangka panjang ialah bila semua faktor produksi berubah- ubah. • Jangka pendek dan jangka panjang dalam hal ini lebih banyak dikaitkan dengan situasi proses produksi di mana produsen dapat mengubah faktor produksi yang ia gunakan atau tidak.
  • 69. • Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu, ada satu atau lebih faktor produksi yang tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya.
  • 70. 2. Konsep Jangka Panjang • Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber-sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen tertinggi.
  • 71. • Seperti yang telah disinggung di depan apa yang dimaksud dengan jangka panjang sebenarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan waktu. Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya, jumlahnya dapat diubah-ubah. Sebesarnya keadaan produksi jangka panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka pendek atau dapat dikatakan sebaliknya bahwa keadaan produksi jangka pendek merupakan suatu potret pada suatu saat tertentu dan rangkaian film yang diputar.
  • 72. • Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat diubah – ubah jumlahnya sehingga dalam jangka panjang produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor – faktor produksi yang paling efisien. • Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu yang tertentu. • Jangka waktu ini cukup panjang sehingga perusahaan dapat mengubah jumlah semua sumber yang digunakannya per unit waktu.
  • 73. • Dalam jangka pendek, kita mengenal adanya faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel sehingga dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi itu juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel.
  • 74. 6.1.3. Biaya Implisit, Alternatif, dan Eksplisit 1. Biaya Implisit • Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah pendapatan yang seharusnya diperoleh apabila sumber daya yang digunakan tersebut digunakan dalam usaha terbaik lainnya. • Ide dasar konsep ongkos dalam analisis ekonomi berdasar pada prinsip ongkos alternatif (the alternative cost principle).
  • 75. • Pengeluaran yang dibuat oleh seorang pengusaha biasanya merupakan ongkos eksplisit karena hanya merupakan pembayaran untuk pembelian input saja. • Misalnya pembelian untuk membeli bahan – bahan mentah, barang setengah jadi, pembayaran overhead berbagai macam, serta pengeluaran untuk penyusutan • Sedangkan ongkos implisit merupakan ongkos yang dimilikinya.
  • 76. • Biaya produksi implisit untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu adalah sama dengan jumlah yang dapat diterima oleh produsen dalam penggunaan altenatif terbaik dari waktu dan uang miliknya. • Produsen mendapatkan keuntungan ekonomi murni dalam menghasilkan barang X tersebut hanya apabila total penerimaannya lebih besar dan pada total biaya produksi, baik eksplisit maupun implisit. • Biaya produksi implisit sering dipandang sebagai biaya produksi yang tetap jumlahnya (dalam jangka pendek) yang harus ditambahkan pada biaya produksi eksplisit dalam penghitungan keuntungan ekonomi murni
  • 77. 2. Biaya Alternatif • Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan (hilang) dan altematif produksi yang menggunakan input di mana input tersebut digunakan untuk memproduksi output tertentu di atas. • Biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan bagi pemilik merupakan kewajiban eksplisit maupun kewajiban implisit.
  • 78. • Biaya produksi alternatif atau biaya produksi oportunity untuk menghasilkan satu unit barang X adalah sama dengan jumlah barang Y yang harus dikorbankan supaya faktor produksi yang tertentu itu dapat digunakan untuk menghasilkan X dan bukan Y.
  • 79. 3. Biaya Eksplisit • Biaya ekplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang umum dibebankan pada produksi. • Biaya produksi eksplisit adalah biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk faktor-faktor produksi yang harus dibeli dari pihak luar. Sedangkan biaya produksi implisit adalah biaya produksi (dalam pengertian biaya produksi alternatif) yang berasal dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh produsen tersebut.
  • 80. 4. Konsep Biaya Lainnya • Biaya eksternal adalah biaya/kerugian yang diderita oleh pihak lain sebagai akibat dari kegiatan usaha perusahaan. • Sedangkan konsep biaya akuntansi, mengartikan biaya sebagai biaya eksplisit saja, yang merupakan jumlah pembelian faktor-faktor produksi dalam rangka perusahaan. •Dengan demikian, biaya produksi menurut konsep ini terdiri dan biaya eksplisit dan biaya implisit.
  • 81. 5. Teori Biaya Tradisional dan Modern • Teori biaya dari teori ekonomi dibagi dua, yaitu teori biaya tradisional dan teori biaya modern. • Teori biaya tradisional adalah teori biaya yang sampai sekarang ini dianut secara luas, yaitu teori biaya dengan kurva biaya total, biaya variabel, dan biaya marginal yang berbentuk U.
  • 82. • Teori biaya modern adalah sebagaimana dikemukakan oleh George Stigler pada tahun 1939. Menurut Stigler, perusahaan biasanya memelihara kapasitas cadangan. • Cadangan ini dimaksudkan sebagai strategi perusahaan menghadapi perubahan- perubahan ataupun gangguan atas usahanya sehingga dalam jangka pendek, kurva biaya rata- rata bervariabel berbentuk seperti cawan, tidak lagi berbentuk U.
  • 83. 6.1.3. Biaya Produk Jangka Pendek dan Jangka Panjang • Biaya produksi didasarkan pada periode/waktu dapat dibagi menjadi : 1. Biaya produksi jangka pendek 2. Biaya produksi jangka panjang
  • 84. • Biaya jangka pendek ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada jangka waktu tertentu di mana perusahaan tidak sempat mengubah berapa jumlah sumber yang dipakai dalam proses produksi. Biaya produksi jangka panjang ialah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, pada jangka waktu di mana perusahaan sudah dapat mengubah berapa jumlah sumber yang dipakai.
  • 85. 1. Teori Biaya Tradisional Jangka Pendek dan Jangka Panjang • Analisis Biaya Jangka Pendek Untuk menganalisis biaya produksi jangka pendek sebaiknya menggunakan pendekatan secara total cost, dan dibagi dalam dua unsur cost, yaitu: 1. Biaya tetap atau fixed cost (FC). 2. Biaya variabel atau variable cost (VC). Biaya tetap (FC) ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada waktu tertentu. Biaya variable (VC) ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada waktu tertentu, dan biaya ini besar kecilnya tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Rumus nya adalah : TC = TFC + TVC TFC = TC – TVC TVC = TC - TFC
  • 86. • Gambar Kurva TVC Dari gambar di atas terlihat kurva TVC, berawal dari titik nol. Artinya biaya variabel itu tidak ada atau nol jika perusahaan tidak berproduksi.
  • 87. • Ciri-ciri dari kedua golongan biaya ini: 1. Fixed cost secara total ialah tetap, tetapi biaya per satuan akan variabel. 2. Biaya variabel secara total adalah variabel, tetapi biaya variabel per satuan dalam jangka pendek adalah konstan
  • 88. • Analisis Biaya Jangka Panjang Dalam analisis cost produksi jangka panjang pendekatan yang akan dipakai sebaiknya pendekatan cost secara per satuan (rata-rata) berdasarkan produk yang dihasilkan. Dalam pendekatan ini maka biaya rata-rata dipisahkan menjadi: 1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC) Biaya tetap rata-rata ini adalah total fixed cost dibagi dengan jumlah produk. Rumus : AFC = TFC/Q
  • 89. 2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC) • Biaya variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan: Rumus : AVC = TVC/Q • AVC ini dalam jangka panjang akan berbeda sifatnya dengan AVC jangka pendek. • Sifat ini terjadi karena ada faktor-faktor yang memengaruhi total variabel cost.
  • 91. 3. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC) • Biaya rata-rata ini ialah biaya total produksi dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Rumus : AC = 𝑻𝑪 𝑸
  • 92. 4. Marginal Cost (MC) • Marginal cost ialah tambahan cost pada total cost karena perusahaan menambah 1 unit produksi lagi. Rumus : MC = 𝑻𝑪𝟐 −𝑻𝑪𝟏 𝑸𝟐 −𝑸𝟏
  • 93. Kurva AC, AVC, AFC, dan MC
  • 94. Kurva SATC berasal dari 𝑻𝑪 𝑸
  • 95. • Gambar kurva SMC (Short Marginal Cost) berasal dari pertambahan TC dibagi dengan pertambah Q. SMC adalah tambahan biaya apabila kita menambah satu satuan produksi.
  • 96. 6.2. KURVA BIAYA RATA-RATA DAN BIAYA MARGINAL JANGKA PENDEK DAN PANJANG
  • 97. 6.2.1. Kurva Rata-Rata Jangka Pendek • Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu tingkat produksi tertentu, kita temukan adanya biaya produksi rata-rata jangka pendek yang sama besarnya dengan biaya rata- rata jangka panjang. Keadaan ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 6.7 di mana pada tingkat produksi X tampak bahwa kurva SAC menyinggung kurva LAC.
  • 98. • Pada saat itu kurva biaya marjinal jangka pendek (SMC) harus berpotongan dengan kurva biaya marjinal jangka panjang. Artinya, biaya marjinal jangka panjang. Hal ini dapat kita pahami karena pada saat produksi lebih kecil daripada X misalnya pada X akan tampak bahwa biaya rata-rata jangka pendek Iebih tinggi daripada biaya rata- rata jangka panjang seperti yang ditunjukkan oleh SC, dan LC pada saat itu berarti bahwa biaya total jangka pendek (STC) lebih tinggi daripada biaya total jangka panjang (LTC).
  • 99. • Dari penjelasan ini berarti bahwa biaya marjinal jangka pendek harus lebih kecil daripada biaya marjinal jangka panjang, dan kita menggambarkan SMC berada di bawah LMC. Selanjutnya kalau diandaikan perusahaan menambah produksi dari X1 ke X2. Dengan jumlah produksi yang lebih besar berarti perusahaan akan mengeluarkan anggaran biaya yang lebih besar pula, namun tampak bahwa pada produksi setinggi X biaya produksi rata-rata jangka pendek (SC) lebih tinggi daripada biaya produksi rata-rata jangka panjang (LC); yang berarti pula bahwa biaya total jangka pendek lebih tinggi daripada biaya total jangka panjang (STC LTC).
  • 100. • Dengan kata lain kurva SMC harus lebih tinggi daripada kurva LMC setelah produksi melewati jumlah X. Jadi yang perlu diperhatikan dalam menggambarkan kurva biaya rata-rata dan kurva biaya marjinal untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang, pada suatu jumlah produksi tertentu pasti ada persinggungan antara kurva biaya rata-rata jangka pendek dan kurva biaya rata-rata jangka panjang.
  • 101.
  • 102. PERILAKU PRODUSEN Kelompok 3 : 1. Dyah Ayu (1222100015) 2. Deby Shintawulan (1222100016) 3. Vunky Syahrial (1222100019)
  • 103. PERILAKU PRODUSEN • Seorang produsen harus merumuskan dua macam keputusan yang penting, yaitu 1) berapa output yang harus diproduksi dan 2) bagaimana kombinasi faktor produksi yang hendak dipergunakan.
  • 104. • Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan (input) diubah menjadi output. Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, capital, dan skill (bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keterampilan). Dalam membahas perilaku produsen anggapan dasar yang digunakan adalah bahwa tujuan pengusaha hendak mencapai laba yang maksimal. • Perilaku produsen itu sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Oleh karena itu, perilaku produsen juga dinamakan tindakan atau tingkah laku produsen atau dengan istilah Producer’s Behaviour.
  • 105. 5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI • Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan “jangka pendek” dan “jangka panjang”. • Ukuran jangka waktu tidak sama antara industri satu dengan industri lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan bahkan tahun.
  • 106. • Bagi perusahaan jangka pendek dapat sangat pendek sekali. Umumnya adalah dalam industri di mana sumber- sumber tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat sedikit jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek.
  • 107. • Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. • Guna mempermudah uraian kita akan menggunakan batasan yang lebih tegas. Periode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu di mana hanya ada satu faktor produksi yang bervariabel. Sedang faktor lain tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapa pun output dihasilkan. Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber- sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen. Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar.
  • 108. • Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. • Sebesarnya keadaan produksi jangka panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka pendek atau dapat dikatakan sebaliknya bahwa keadaan produksi jangka pendek merupakan suatu potret pada suatu saat tertentu dari rangkaian film yang diputar.
  • 109. 5.2. FUNGSI PRODUKSI • Produki adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. • Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang- barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga.
  • 110. • Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis. Persamaan tersebut dengan mudah diperluas untuk memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk menghasilkan suatu barang tertentu. Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan output dengan input. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan, atau karena sumber- sumber bias.
  • 111. • Dikombinasikan dengan berbagai perbandingan untuk menghasilkan suatu barang, output juga bisa ditingkatkan dengan menjumlahkan salah satu sumber sedang jumlah sumber lain yang digunakan tetap tak berubah. Misalnya, karena terdapat berbagai kombinasi antara tanah, tenaga kerja, dan jumlah pupuk yang dapat digunakan untuk menghasilkan padi, kita dapat mengharapkan bahwa kenaikan jumlah pupuk yang dipakai dapat meningkatkan hasil padi dengan luas tanah dan jumlah tenaga kerja yang sama.
  • 112. • Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar. • Semakin kurang efisien teknik yang digunakan maka akan semakin kecil output yang dihasilkan. Kita akan terus memakai anggapan bahwa berapa pun jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan, teknik yang digunakan haruslah teknik yang paling efisien.
  • 113. • Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: Q = F(C,L,B,S) • Keterangan : Q = Output C = Capital L = Labor B = Bahan Baku S = Skill
  • 114. • Bentuk Fungsi Linier: Q = a + bX • Bentuk Kurvanya :
  • 115. • Bentuk Fungsi Quadratik: Q = a + b1X + b2X2 • Bentuk Kurvanya :
  • 116. • Bentuk Fungsi Cubic: Q = a + b1X + b2X2 + b3 X3 •Bentuk Kurvanya :
  • 117. 5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK • Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
  • 118. • Rumus : AP = TP/Labor MP = TP2 – TP1 • Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP MP = ∂ TP/∂ L
  • 119. 5.2.1. Hukum Tambahan yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Returns) • Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
  • 120. • Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). • Keadaan ini dapat dilihat pada table berikut : KETERANGAN
  • 121. • Keterangan : Hasil yang semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing Returns mulai bekerja. Hukum ini juga disebut dengan Law of Diminishing Marginal Physical Product.
  • 122. • Kurva TP, MP, AP : Keterangan : Sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam prosesproduksi dan sumbu vertical menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q).
  • 123. • Sifat dari produksi marjinal mula-mula meningkat sejalan dengan peningkatan produksi total (TP), kemudian mencapai titik maksimal padi titik belok dari kurva produksi total (TP), yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai semakin menurun, dan menurun terus sampai sama dengan nol pada saat produksi total mencapai titik maksimum.
  • 124. 5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP 1. Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat produksi total (TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva produksi total (TP) mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya produksi marjinal (MP) sama dengan nol.
  • 125. 2. Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata- rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi rata- rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP).
  • 126. • Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: 1. Jika AP semakin bertambah, maka MP > AP. 2. Jika AP maximum, maka MP = AP. 3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
  • 127. 5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi • Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi.
  • 128. • Pada table tersebut, kita membagi fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau tahap, yaitu tahap I, tahap II, dan tahap III. Tahap I ditandai dari produksi awal hingga AP yang maximal. Tahap II dimulai dari AP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol). Tahap III ditandai dari TP yang mulai menurun.
  • 129. 1. Tahap 1 Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi, rata – rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata – rata (AP). Jika labor ditambah, AP akan bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah
  • 130. 2. Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
  • 131. 3. Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
  • 132. • Pertanyaannya sekarang ialah pada jumlah berapa produsen akan menggunakan tenaga kerja dalam kegiatan produksinya. • Tahap I dan tahap III disebut sebagai tahap yang tidak rasional dan tahap II disebut sebagai tahap rasional. • Alasannya ialah karena pada tahap II itu produksi marjinal (MP) untuk semua faktor produksi (masukan), yaitu untuk tenaga kerja maupun tanah, adalah positif.
  • 133. 5.4. PRODUKSI JANGKA PANJANG • Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. • Untuk menjelasken fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
  • 134. 5.4.1. Isoquant 1. Pengertian Kurva Isoquant Isoproduk atau isoquant adalah “kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antaradua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu”. Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama.
  • 135. 2. Sifat dari Kurva Isoquant Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu: a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 137. • Keterangan : 1) Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini dikarenakan jika faktor produksi yang satu dikurangi maka faktor produksi lainnya harus ditambah. 2) Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa menggunakan berbagai kombinasi kapital dan labor. Bisa dengan kombinasi A, B, C, atau D. Kombinasi B menggunakan kapital sebanyak OK1 dan labor sebanyak OL1 atau dengan kombinasi C yang menggunakan kapital sebanyak OK2 dan labor sebanyak OL2. 3) Perhatikan dari kombinasi B beralih ke kombinasi C. Kapital dikurangi tetapi konsekuensinya jumlah labor harus ditambah. Demikian sebaliknya dari kombinasi C ke kombinasi B, jika menambah kapital maka konsekuensinya jumlah labor harus ditambah.
  • 138. 4) Titik A adalah titik minimum labor yang harus ada guna memproduksi 100 unit. Sedang titik D adalah titik minimum kapital yang harus ada guna memproduksi 100 unit. 5) Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu lagi dibicarakan. Apabila dua isoquant berpotongan maka titik potong itu berarti ada dua jumlah produk yang berbeda dapat dihasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang sama. Hal ini tidaklah mungkin, sekalipun perusahaan itu menggunakan teknik produksi yang paling efisen.
  • 139. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) • MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. • Besarnya slope MRTS di titik C adalah: MRTS di C = - ∆ K/ ∆ L
  • 140. 4. Bentuk Isoquant Lain • Bentuk Isoquant yang Linier Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna.
  • 141. • Bentuk Isoquant yang Input output : Bentuk Isoquant yang berupa huruf L seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja. Setelah itu tidak terjadi substitusi. Sebagai contoh, di suatu perusahan yang sudah menggunakan peralatan yang modern, dibutuhkan sedikit operator mesin saja. Demikian sebaliknya, pada usaha kerajinan yang membutuhkan peralatan minimal saja.
  • 142. 5.4.2. Iso-biaya (Isocost) 1. Pengertian Isocost Iso-biaya (Isocost) adalah: “Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu.”
  • 143. 2. Gambar Kurva Isocost
  • 144. • Jika semua dana dibelikan labor maka akan didapat labor sebanyak M/Pl unit. Jika kedua titik itu dihubungkan maka akan mendapat sebuah garis yang disebut dengan “garis Isocost”. • Slope kurva Isocost adalah = M/Pk : M/Pl=M/Pk x Pl/M = Pl/Pk • Sedangkan Fungsi TC TC= Pl L + Pk K
  • 145. 3. Perubahan Isocost Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan: • Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. • Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. • Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
  • 146. a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke kiri dari KL2 menjadi KL3.
  • 147. b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L.
  • 148. c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana) Berubah Berkurang atau Bertambah Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika harga capital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
  • 149. 5.4.3. Ekuilibrium Produsen • Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen. Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant. • Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai “suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya”. • Artinya, apabiia produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil.
  • 150. • Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi yang optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah anggaran tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang paling rendah biayanya (least cost combination).
  • 151. • Produk Optimum : Pada gambar tersebut, titik C menunjukkan produksi yang optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Dengan demikian, posisi keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan kurva isocost.
  • 152. 5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path) • Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu.
  • 153. • Gambar jalur ekspansi :
  • 154. 5.4.7. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale) • Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka: = L + C akan menghasilkan Q • Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah: = aL + aC bQ
  • 155. • Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan 1) b > a; 2) b = a; 3) b < a. • Apabila terjadi: 1) b > a disebut dengan increasing return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%.
  • 156. 2) b = a disebut dengan cosntant return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat sebesar 20%. 3) b < a disebut dengan decreasing return to scale Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 10%.
  • 157. • Increasing return to scale : Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat.
  • 158. • Cosntant Return to Scale Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar tersebut jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit. Pada gambar tersebut diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 159. • Decreasing Return to Scale Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari gambar tersebut jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat tidak menjadi 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200 unit. Pada gambar tersebut diperlihatkan dengan isoquant yang titik-titik.
  • 160. • Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien, yaitu: 1) Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam proses produksi tenaga kerjanya semakin terampil. 2) Penggunaan teknologi. 3) Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama. 4) Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
  • 161. 5.4.8 Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line) • Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant di mana antara isoquant yang satu dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan. Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik 0 menunjukkan tingkat output yang semakin besar. • Dalam memproduksi suatu tingkat output ada batas dalam memilih kombinasi input labor atau kapital. • Dengan mempertimbangkan peta isoquant pada gambar di bawah kita dapat membaca sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan menghasilkan suatu tingkat output tertentu
  • 162. • Kombinasi faktor produksi yang ekonomis : KETERANGAN
  • 163. • Keterangan : Pada gambar di atas, kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan di titik K1 minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada IQ2 di titik L2 yang menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan minimal kapital. Pada IQ3 titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal kapital. Jika titik-titik K1, K2, dan K3 juga titik- titik L1, L2, dan L3 dihubungkan akan membentuk gambar bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke dua ridge-line itu disebut “daerah relevant”. Relevan menggunakan input labor dan kapital.
  • 164. Pada IQ1 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K1 – L1. Pada IQ2 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K2 – L2. Pada IQ3 kombinasi labor dan kapital yang ekonomis adalah kombinasi yang terletak antara garis rentang K3 – L3. Bagaimana jika kombinasi yang digunakan di luar daerah relevan? Jawabnya, kombinasi itu menjadi tidak ekonomis karena jika satu faktor ditambah (labor atau kapital) bukannya faktor lain dikurangi tetapi justru juga akan bertambah.
  • 165. • Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah yang mnemungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di beberapa tingkat isoquant. Jadi apabila produsen masih berproduksi dl luar relevant range (daerah relevan) maka titik produksi itu terletak di daerah yang tidak relevan (irrelevant range). Garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan daerah yang tidak relevant dinamakan ridge-line. Ada dua macam ridge-line, yaitu ridge-line atas dan ridge-line bawah. • Berdasarkan ridge-line yang pertama dan ridge-line yang kedua ini, maka produsen yang rasional hanya akan berproduksi di daerah antara kedua ridge-line tersebut dan dinamakan daerah yang relevan untuk melakukan kegiatan produksi. Oleh karena itu, daerah ini disebut “relevant”. Daerah yang terbatasi ridge-line itu merupakan daerah yang relevan untuk memproduksi suatu output dengan mengombinasikan input yang digunakan.
  • 166. 5.4.9. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination) • Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. • Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). • Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combinations.
  • 167. • Kombinasi faktor produksi yang ekonomis :
  • 168.
  • 169. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna Kelompok 3 : 1. Dyah Ayu (1222100015) 2. Deby Shintawulan (1222100016) 3. Vunky Syahrial (1222100019)
  • 170. A. Bentuk Pasar Persaingan 1. Pengertian Pasar Pengertian pasar dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian fisik. Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang.
  • 171. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu: a. Pasar Persaingan Sempurna b. Pasar Persaingan Monopolistik c. Pasar Monopoli d. Pasar Oligopoli
  • 172. 2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Keempat bentuk pasar tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Secara spesifik keempat bentuk pasar tersebut dapat diperjelaskan pada tabel seperti berikut : No. Ciri-Ciri Persaingan Sempurna Persaingan MonopolisƟk Oligopoli Monopoli 1. Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu 2. Jumlah pembeli Sangat banyak Banyak Banyak Banyak 3. Kondisi produk yang dijual Identik substitusi Hampir sama tetapi masih bisa dibedakan/ beda corak Barang standar/ berbeda corak Tidak ada substitusi yang dekat/sempurn a 4. Kekuasaan menentuka n harga Tidak ada Sedikit Jika tanpa kerja sama sedikit. Tetapi dengan kerja sama sangat besar Sangat besar 5. Kemungkina n keluar/masu k Sangat tidak mudah, tidak ada hambatan Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin
  • 173. 6. Reaksi rival Tidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga dan jumlah Hampir tidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga dan jumlah Karena penjual hanya satu apa yang dilakukan produsen tidak ada reaksi Setiap tindakan berkaitan dengan harga dan jumlah akan mendapat reaksi dari rival 7. Kemungkina n keluar/masu k Sangat tidak mudah, tidak ada hambatan Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin 8. Persaingan di luar harga Tidak ada Sangat besar, terutama di bidang iklan, mutu, serta desain Sangat besar apabila menghasilkan barang berbeda corak Memelihar a hubungan baik dengan masyarakat 9. Contoh Transaksi di sektor hasil pertanian Perusahaan sepatu, baju, sabun Pabrik baja, mobil, sepeda motor, handphone Kereta api, listrik
  • 174. B. Pasar Persaingan Sempurna • Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. • Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker
  • 175. • Gambar grafik Pasar Persaingan Sempurna yang mendapatkan laba :
  • 176. 1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna a. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing masing pembeli maupun penjual tidak dapat memengaruhi pasar. Hal ini berarti bahwa harga barang akan tetap karena masing- masing penjual hanya merupakan bagian yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar.
  • 177. b. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik Di samping itu, jenis barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut adalah homogen atau satu jenis saja (identik). Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi yang sempurna dengan hasil produksi penjual yang lain. Jadi pembeli membeli barang dari penjual satu dengan lainnya akan mendapatkan barang yang sama.
  • 178. c. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar. d. Informasi terhadap Pasar Sempurna Baik penjual maupun pembeli mempunyai pengetahuan yang lengkap. Artinya, apabila salah satu produsen menggunakan teknologi baru, maka dengan mudah produsen yang lain mengikutinya. Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang.
  • 179. 2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedang kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
  • 180. a. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba Keterangan : Dari grafik tersebut terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR – TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1
  • 181. b. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum Keterangan : Dari grafik tersebut, harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR – TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah sebesar P = OP2 dan Q = OQ1
  • 182. c. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) • Keterangan
  • 183. • Keterangan : Dari grafik tersebut terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna seperti gambar tersebut, untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar : P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah
  • 184. 3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna a. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: 1) Mendapat laba super normal. 2) Mendapat laba normal. 3) Menderita kerugian.
  • 185. Gambar grafik perusahaan dalam persaingan sempurna yang mengalami laba supernormal, normal, dan kerugian (losses) bisa dilihat pada Gambar berikut : • Gambar Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba :
  • 186. • Gambar Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh kerugian :
  • 187. • Gambar Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba normal :
  • 188. Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi equilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup. Dikarenakan kerugian sebesar AFC, baik perusahaan tutup usaha maupun melanjutkan usaha kondisinya akan sama saja. Akan berbeda jika penerimaan penjualan sudah tidak bisa menutup AFC. Pada kondisi ini perusahaan sebaiknya tutup usaha. Jika tutup usaha perusahaan masih juga membayar AFC-nya. Jika tidak tutup usaha perusahaan juga mengalami kerugian sebesar AFC-nya tetapi masih mempunyai kemungkinan terjadinya perubahan demand terhadap produk yang diperjualbelikan. Saat ini ditunjukkan oleh harga (P) di bawah SAC, dan di atas SAVC. Berarti bahwa sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup.
  • 189. Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point. Hal ini dapat dilihat dengan gambar sebagai berikut:
  • 190. b. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Mengapa jika ada perusahaan mendapatkan laba, akan mendorong perusahaan baru masuk dalam pasar (ingat informasi pasar sempurna dan tidak adanya hambatan untuk masuk pasar)? Masuknya perusahaan baru akan menambah jumlah produksi (supply meningkat). Bertambahnya jumlah produksi (suply lebih besar dari demand) akan menyebabkan harga jual turun.
  • 191. Dalam jangka panjang mendorong perusahan-perusahaan baru masuk ke dalam pasar dan perusahaan-perusahaan yang ada ingin menambah produksinya. Sebaliknya, kalau dalam jangka pendek terjadi kerugian, mendorong perusahaan- perusahaan mengurangi produksi atau mendorong keluarnya perusahaan- perusahaan dari pasar. Tambahnya kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahan baru mengakibatkan bergesemya kurva Supply ke kanan dan harga akan turun. Apabila turunnya harga ini sudah sampai pada P = LAC maka tiap-tiap perusahaan hanya akan menerima keuntungan normal saja. Berarti tidak ada dorongan lagi bagi perusahaan untuk menaikkan produksinya maupun masuknya perusahaan- perusahaan baru ke dalam industri.
  • 192. Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan- perusahaan “selalu” hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan “Marginal Firm/Marginal or Profitability”, artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
  • 193. 4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna • Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. • Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin.
  • 194. 5. Contoh Perhitungan Numerik Contoh: Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC = Q2 – 4Q + 40 dan P= $20. Ditanya: a. Apakah perusahaan rugi/laba? b. Jika harga dinaikkan menjadi $24 apakah jumlah produksi berkurang? c. Hitung berapa labanya. Jawab: TR = P x Q = 20 Q MR = TR! = 20 TC = Q2 – 4Q + 40 MC = TC! = 2 Q – 4
  • 195. Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal: MR = MC MR = MC 20 = 2Q – 4 Q = 12 TR = $ 240 TC = 144 – 48 + 40 = $ 136 Laba = $ 240 - $ 136 = $ 104 Jika harga naik menjadi $ 25 Maka TR = 24 Q
  • 196. MR = 24 MR = MC 24 = 2Q - 4 Q = 10 TR = $ 240 TC = 100 – 40 + 40 = 100 Laba = $ 240 - $ 100 = $ 140
  • 197. 11..2. DEMAND OLIGOPOLI Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu. Anggap pula bahwa kedua perusahaan tersebut menetapkan harga yang sama dan masing-masing mempunyai pangsa (share) pasar yang sama. Sekarang misalkan perusahaan A berusaha untuk meningkatkan penjualannya dengan cara menurunan harganya, maka semua pembeli akan membeli produk perusahaan A tersebut dan perusahaan B akan kehilangan pangsa pasar yang cukup besar. Untuk mempertahankan para pembelinya, maka perusahaan B akan bereaksi dengan cara menurunkan harganya pula. Maka tidak ada satu perusahaan pun yang bisa bertindak secara bebas. 8
  • 198. 11.2.1. Model Oligopoli Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain: 1. Model Cournot Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. Dimisalkan ada dua sumber air mineral yang sama dan dimiliki oleh dua perusahaan yang berbeda. Anggaplah bahwa tidak diperlukan biaya untuk mengoperasikan sumber-sumber tersebut (operaƟng with zero cost), serta mereka menjual output di pasar yang mempunyai kurva permintaan linier dengan slope negatif. Anggaplah bahwa perusahaan yang pertama memproduksi A dengan harga PA agar keuntungan yang diperolehnya maksimum (karena pada tingkat output dan harga tersebut MC = MR = 0). Besarnya elastisitas permintaan = 1, dan total penerimaannya (TR) adalah maksimum, dengan ongkos produksi 0 sehingga keuntungannya juga maksimum. Perusahaan kedua kemudian masuk ke pasar dan menganggap bahwa tingkat output yang dihasilkan perusahaan pertama tidak berubah. Dengan demikian, perusahaan kedua menganggap bahwa kurva permintaan yang dihadapinya adalah kurva CD’, yang berarti bahwa perusahaan kedua menghasilkan output setengah dari perusahaan pertama, yaitu sebesar AB dan pada tingkat harga PB sehingga keuntungannya maksimum (karena MC = MR = 0).
  • 199. r y g o Y Gambar 11.1 Pasar duopoli model cournot Dalam hal ini jelas bahwa perusahaan kedua hanya menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama. Jadi, output yang dihasilkan perusahaan kedua adalah 0,25 (0,5 x 0,5) dari seluruh permintaan yang ada di pasar. Kemudian perusahaan pertama yang menghadapi suasana ini beranggapan bahwa perusahaan kedua akan tetap mempertahankan output-nya untuk periode berikutnya. Dengan demikia, perusahaan pertama menawarkan 0,5 dari seluruh permintaan yang ada di pasar pada periode selanjutnya. Selama perusahaan kedua dapat menawarkan 0,25 dari seluruh permintaan pasar, perusahaan pertama pada waktu berikutnya akan menghasilkan 0,5 x (1-0,25) = 0,375 dari seluruh permintaan pasar dan kemudian perusahaan kedua akan melakukan reaksi dengan menawarkan output setengah dari jumlah output yang tidak dilayani oleh perusahaan pertama atau sebesar 0,5 x (1-0,375) = 0,3125 dan seterusnya. Jadi: Perusahaan pertama memproduksi 1/2 - 1/8 - 1/32 - 1/128 - ... = 1/3 Perusahaan kedua memproduksi 1/4 + 1/16 -+ 1/64 + 1/256 - ... = 1/3
  • 200. F Mereka bersama-sama memproduksi dua pertiga dari output yang dipersaingkan, di mana P11 = ITC = (1, atau dengan kata lain mereka memproduksi 2/3 dari ()I). Selanjutnya jika terdapat tiga perusahaan maka mereka akan memproduksi 3/4 panjang ()l) dengan mengikuti asumsi Cournot. Jika terdapat n perusahaan, maka akan memproduksi [n/ {n+l }l] x OD. Jadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa semakin banyak perusahaan yang memasuki industri, output industri semakin mendekati output yang dipersaingkan. Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reacƟon curved) seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini: tr o g y Y Gambar 11.2 Kurva reaksi dari pasar duopoli model Courval Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua akan memproduksi seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan kedua akan memproduksi 0. Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka perusahaan kedua akan memaksimumkan laba dengan memproduksi setengah. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama. #"# 9* .FOFOUVLBO)BSHBQBEB1BTBS0MJHPQPMJ 35 2 34 8
  • 201. seperempat. Jika perusahaan kedua memproduksi 1 maka perusahaan pertama akan memproduksi 0. Jika sekarang kita mendapatkan perusahaan pertama bereaksi terhadap perusahaan kedua, maka akan saling berpotongan pada titik Cournot, di mana kita dapatkan masing-masing akan memproduksi sepertiga. Keadaan ini akan menghasilkan equilibrium yang stabil. Penurunan Kurva Reaksi secara MatemaƟs Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah: Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q + Q 1 2 Di mana: Q = Jumlah output total Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama 1 Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua 2 a = konstanta b = slope/kemiringan garis permintaan Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/skala usaha yang lebih besar akan memiliki 11R yang lebih kecil. Buktinya: TRl = P.Qt di mana ; P = a + b (Q1 + Q2) - f(Q1,Q2) TP P Jadi, P Q Q 1 Q 1 Karen a P  P  P = b 1 2 Q Q Q
  • 202. 1 Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR. Contoh: Diketahui fungsi permintaan yang dihadapi oleh duopolis di pasar sebagai berikut: P = 100 – 0,5 Q atau P = 100 - 0,5 (Q + Q ) 1 2 Sedangkan fungsi ongkos produksi yang dihadapi masing-masing duopolis adalah: TC = 5 Q dan TC = 0,5 Q 2 1 1 2 2 Besarnya keuntungan dari masing-masing duopolis adalah: P = P.Q – TC = {100 – 0,5 (Q + Q ). Q } - 5Q 1 1 1 1 2 1 1 Mak a TR 1 P  Q Q 1 P  Q 1 = P + Q .b Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda: TC = f (Q ) dan TC = f (Q ) 1 1 1 2 2 2 Syarat keuntungan maksimum: P1  TR1 TC Q Q Q 1 1 1 Di mana MRt1 < MC 1 1 1 = 0 atau MR = MC 1 P2  TR2  TC 34 8 2 = 0 atau MR = MC 2 Q Q Q 2 2 2 Di mana MR2' < MC2'
  • 203. P = 100Q – 0,5Q 2 - 0,5Q Q – 5Q 1 1 1 1 2 1 P = 95Q – 0,5Q 2 - 0,5Q Q 1 1 1 1 2 dan P = P.Q – TC = {100 – 0,5 (Q + Q ). Q } – 0,5Q 2 2 2 2 1 2 2 2 P = 100Q – 0,5Q 2 - 0,5Q Q – 0,5Q 2 2 2 2 1 2 2 P = 100Q – Q 2 - 0,5Q Q 2 2 1 1 2 Agar terjadi keuntungan maksimum menurut model Cournot, syaratnya: P1  Q = 95 – Q 1 – 0,5 Q2 = 0 34 8 1 P 2 1 = 100 – 2Q – 0,5 Q = 0 2 Q 2 Dengan demikian fungsi reaksi dari masing-masing perusahaan adalah: Q = 95 - 0,5Q 1 2 Q = 50 - 0,25Q 2 1 atau Q = 95 - 0,5 Q (50 - 0,25Q ) 1 2 1 Q = 80 1 Q2 = 50 - 0,25 (80) = 30 Jadi tingkat output total di pasar = Q = 30 + 80 = 110 dan harga yang terjadi di pasar = P = 100 - 0,5(l 10) = 45 Secara grafis penentuan posisi keseimbangan Cournot dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 204. o y g Y Gambar11.3 Keseimbangan Cournal MR = 45 + 30(-0,5) = 30 2 Keuntungan dari masing-masing duopolis adalah: 1 = PQ1 – TC1 = 45 x 80 -5x80 = 3200 2 = P.Q2 - TC2 Sedangka n,  P MR1 = TR 1 = P + Q1 Q = 45 + 80(-0,5) = 5
  • 205. = 45x30 - 0,25(30)2 = 900 Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu: a.Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman- pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis. b.Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. c.Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. d.Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis. 2.Model Bertrand Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap. .
  • 206. .3.Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil) Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-nya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya. Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar. Setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut. Akibatnya keseimbangan stabil di pasar pada tingkat harga dan output monopoli. Chamberlin berpendapat bahwa keseimbangan pasar dapat terjadi tanpa adanya penggabungan (collusion) di antara perusahaan yang ada di pasar. Masing-masing perusahaan dianggap cukup terampil untuk mengantisipasi tindakan pesaingnya, yaitu dengan belajar dari pengalaman yang dimilikinya sehingga tidak melakukan kesalahan dari masa lalu 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
  • 207. g y Y o F P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, a.Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman. b.Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c.Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya. t r Gambar 11.4 Kurva permintaan patah Dalam gambar di atas terlihat bahwa kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis patah. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga equilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada di pasar naik, tetapi tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurunkan harga. Jika perusahaan oligopolis menaikkan harga di atas Pe, maka penjualan akan menurun lebih cepat,
  • 208. sebab perusahaan lain tidak akan menaikkan harga. Akibatnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis akan menjadi sangat drastis pada harga-harga di atas harga equilibrium semula dan kurva permintaan akan patah pada harga equilibrium semula. Dalam Gambar 11.4 di atas ada dua kurva permintaan, yang pertama yaitu kurva permintaan dd (kurva permintaan Marshall) dan yang kedua adalah kurva permintaan DD, yaitu kurva bagian pasar yang menggambarkan kuantitas permintaan Z dari perusahaan yang bersangkutan, apabila semua perusahaan menandingi perubahan harga dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi, bagian atas dari kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan adalah kurva permintaan Marshall, sedangkan bagian bawah dan kurva permintaan adalah kurva bagian pasar atau kurva-permintaan Chamberlin. Titik keseimbangan perusahaan ditentukan oleh titik pada waktu garis permintaan tersebut patah. Meskipun demikian, perlu diungkapkan bahwa posisi titik keseimbangan tersebut tidak semata-mata didefinisikan oleh titik potong antara MC dan MR. Apabila kurva MC memotong pada kurva MR yang patah, membawa implikasi bahwa adanya perubahan struktur ongkos produksi tidak akan memengaruhi tingkat output dan harga keseimbangan bagi perusahaan. Jadi dalam model ini dapat disimpulkan bahwa model tersebut bukan merupakan model yang dapat menjelaskan pada tingkat harga berapa keseimbangan terjadi di pasar, tetapi model tersebut hanya merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa harga output yang terjadi cenderung tetap (tidak berubah).
  • 209. Gambar 11.6 Kurva permintaan sebelum ada reaksi Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam Gambar 11.7. Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q unit dan menjualnya 1 dengan harga P . Kurva permintaan D yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan 1 1 harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P menjadi P akan meningkatkan permintaan 1 2 menjadi Q . Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang 2 beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan total. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan- perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengetahui mengapa penjualan mereka turun, maka mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga produk mereka sendiri. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva permintaan kedua D yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dariQ
  • 210. menjadi Q pada tingkat harga P . Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan kurva 3 2 mula-mula. Oleh karena itu, pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak berguna bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D , maka perusahaan- perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan tersebut berpindah ke kurva lainnya. Gambar 11.7 Kurva permintaan setelah ada reaksi Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui secara pasti bagaimana reaksi perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi- reaksi tersebut hanya akan memengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi- interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D dalam Gambar 11.7 merupakan 3 sebuah kurva reaksi, yang menunjukkan bagaimana penurunan harga akan memengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan diperhitungkan. Namun demikian, permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada kenyataan bahwa ada banyak teori yang berbeda tentang perilaku antarperusahaan dan mesin-mesin teori yang menghasilkan model penentuan harga yang berbeda
  • 211. Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli: a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P mak a 1 permintaan akan bertambah ke C , harga ke P , maka permintaan akan bertambah 1 2 ke B . 1 • Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun. • Pelanggan lain membatalkan pembeliannya. b. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P dan P perubahan 1 2 permintaan akan ke titik B dan C. c. Menaikkan harga ke P permintaan ada di titik A karena reaksi perusahaan 3 1 mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D ED . 1 2
  • 212. Ciri-ciri pasar oligopoli: 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor, dan sebagainya. 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat Apabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan. 3. Promosi masih diperlukan Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda. 11.3. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah: 1. Pasar kartel. 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership). 11.3.1. Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked Demand Curve Model) Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Tindakan ini akan diikuti oleh penjual lain. Berarti antarpenjual saling bertindak untuk
  • 213. menurunkan harga. Hal ini disebut “perang harga”. Karakteristik umum dan model duopoli yang merupakan kasus terbatas pada oligopoli karena jumlah penjualnya yang hanya ada 2 (dua) adalah bahwa adanya anggapan bahwa ada suatu pola tertentu dalam bereaksi dari pihak lawan untuk setiap periode dan dalam kenyataannya reaksi yang diharapkan tidak pernah terjadi. Sebab pokok dari terjadinya perang harga adalah karena adanya saling ketergantungan (interdependency) antara penjual yang satu dengan yang lain. Hanya penjual-penjual yang sudah berpengalaman saja yang mengetahui akan kerugian yang diakibatkan oleh perang harga. Penjual telah mengadakan persetujuan harga yang telah ditaati bersama karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Harga ini sering dipertahankan secara kaku. Kekakuan harga ini mengakibatkan kurva permintaannya menjadi tidak lurus, tetapi patah dan disebut kinked demand. Dalam kasus pasar dengan ketegaran harga akan dapat dilihat bagaimana seorang produsen menyesuaikan diri terhadap harga barang yang ditentukan oleh pengusaha lain, khususnya bila harga barang itu diturunkan. Dalam hal ini produsen itu memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap kebijakan harga yang dilakukan oleh produsen atau pengusaha lain. Akan tetapi, produsen itu tidak akan memberikan reaksi apabila produsen lain bertindak menaikkan harga barang. Hal ini cukup beralasan karena apabila seorang produsen menaikkan harga, maka ia akan cenderung kehilangan pembeli karena pembeli akan pindah kepada produsen yang lain yang harga barangnya tidak meningkat. Sebaliknya, bila harga barang diturunkan seorang produsen akan mengadakan penyesuaian harga dengan menurunkan harga barang pula karena takut kehilangan pasar atau pembeli. Hal seperti inilah yang sering menimbulkan adanya perang harga. Sebagai akibatnya, kurva penawaran marjinal juga akan patah dengan memiliki bagian vertikal tepat di bawah kurva permintaan yang patah itu. Dalam kasus di mana terdapat ketegaran harga, maka produsen oligopolis akan selalu menghasilkan jumlah produksi yang
  • 214. sama, walaupun terdapat perubahan dalam biaya produksi. Selama biaya produksi naik turun di daerah kurva penerimaan marjinal yang tegak/patah itu, maka jumlah barang yang dihasilkan perusahaan oligopoli tidak akan berubah. Oleh karena itu, tingkat harga barang juga tidak berubah. Di sinilah letak dan ketegaran harga tersebut. Karakteristik umum dan model duopoli yang merupakan kasus terbatas pada oligopoli karena jumlah penjualnya yang hanya ada 2 (dua) adalah bahwa adanya anggapan bahwa ada suatu pola tertentu dalam bereaksi dan pihak lawan untuk setiap periode dan dalam kenyataannya reaksi yang diharapkan tidak pernah terjadi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini. lep T Gambar 11.9 Kurva demand oligopoli yang kinked Model kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan oleh Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya ada dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual
  • 215. lainnya. Harga yang membuat nyaman penjual satu dan penjual dua adalah sebesar OP2. Pada harga sebesar OP2 jumlah yang diminta pada penjual satu (D1) dan penjual dua (D2) adalah sama. Akan tetapi, jika ada produsen menurunkan harga menjadi OP1, dengan menurunkan harga ia mengharap permintaan bertambah menjadi OQ4.. Akibatnya permintaan yang diharapkan bertambah menjadi sebesar OQ4 tidak tercapai karena hanya menjadi OQ3. Meskupun demikian, kalau ada produsen yang meningkatkan harga, produsen yang lain tidak akan mengikutinya sehingga si produsen yang menaikkan harga akan menanggung kerugian dalam bentuk berkurangnya jumlah barang yang diminta. Kalau penjual satu menaikkan harga menjadi 0P3, penjual dua diam saja tidak ikut menaikkan harga. Dengan tindakan ini maka penjual satu (D1) kehilangan permintaan Q1-Q2. Inilah yang dikatakan harga untuk oligopoli adalah rigid (kaku), sulit untuk dinaikkan dan diturunkan. Hal ini dikarenakan kurva permintaannya kinked (patah). Bentuk kurva yang kinked itu adalah PED2. Hal ini terjadi karena sifat reaksi seorang produsen terhadap tindakan produsen lain karena kurva penerimaan marjinalnya adalah PLNMR, yaitu ada bagian yang patah (LN). F Gambar 11.2 Harga dari pasar oligopoli yang rigid
  • 216. memotong MR yang bukan tegak lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar di atas biaya produksi naik terus hingga MC3 memotong MR yang miring (bukan yang tegak lurus LN) maka harga berubah dari OP2 menjadi OP3. Kurva permintaan patah juga mencerminkan adanya ketegaran harga pada situasi perubahan biaya dan juga merupakan manifestasi dan ketidaktentuan di pasar oligopoli dalam hal harapan adanya reaksi dan pihak lawan dengan adanya penurunan harga tetapi bukan pada waktu ada kenaikan harga. .11.4. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk: 1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. 2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli). 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro. Di lain pihak, berdasarkan penelitian-penelitian dan kenyataan yang ada menunjukkan bahwa justru dalam industri-industri oligopoli terjadi inovasi dan penerapanteknologi baruyangpaling pesat. Hal ini disebabkan perusahaan-perusahaan tersebut cukup besar dan mampu untuk menyediakan dana untuk pengembangan dan penelitian. Oleh karena itu, persaingan antarperusahaan cukup kuat (meskipun tidak
  • 217. dalam bentuk persaingan harga) sehingga dorongan untuk berlomba di bidang proses produksi baru, produk baru, dan penurunan biaya produksi cukup kuat pula, lebih kuat daripada kasus monopoli. Apakah tindakan yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut? Secara umum bisa dikatakan bahwa kebijaksanaan untuk mencapai tujuan tersebut lebih sulit dilaksanakan daripada kebijaksanaan terhadap perusahaan monopoli. Hal ini disebabkan karena jumlah perusahaan yang harus “diawasi” operasinya lebih banyak daripada kasus monopoli, Namun demikian, ada beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa diambil untuk mengurangi efek-efek negatif tersebut. 1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar oligopoli tersebut ditekan sampai sekecil-kedilnya. Tujuannya adalah agar perusahaan-perusahaan oligopoli yang ada merasakan adanya persaingan potensial yang lebih kuat sehingga mendorong untuk berperilaku lebih kompetitif di bidang harga maupun nonharga. 2. Diadakannya Undang-Undang Persaingan (di Amerika Serikat: AnƟtrust Law) yang melarang adanya kerja sama di antara para pengusaha oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka). Badan/komisi dibentuk sebagai pengawas persaingan usaha. Adanya kerja sama (collusion) tersebut akan mengurangi dorongan untuk bersaing antara mereka sendiri di bidang harga maupun nonharga dan sekaligus memperbesar kemampuan mereka untuk “mengeksploitasi” konsumen dan buruh. Badan/komisi pengawas persaingan usaha seharusnya berhati-hati terhadap adanya berbagai “asosiasi” pengusaha sejenis yang memungkinkan adanya collusion. 3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang oligopolistis tersebut, antara lain dengan menentukan
  • 218. batas maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan-perusahaan yang telah ada. Sering kali merger dilakukan oleh keadaan pasar di mana ada beberapa penjual untuk suatu jenis barang yang mungkin di antara penjual tersebut mengadakan kerja sama atau saling memengaruhi. Mungkin juga barang yang dijual dapat dibedakan antara output yang satu dengan yang lain ataupun barangnya tidak dapat dibedakan. Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam- diam atau secara terang-terangan. Ada tiga faktor yang memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu: 1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis. 2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama. 3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri. Meskipun demikian, adanya perjanjian kerja sama antara mereka memungkinkan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan jika melanggar perjanjian kerja sama tersebut dan bertindak atas nama sendiri. Untuk itu, perlu diadakannya perbedaan dalam tingkat kerja sama tersebut ke dalam beberapa bentuk kerja sama antarperusahaan dalam pasar oligopoli. 11.5. KEUNTUNGAN OLIGOPOLI SECARA MATEMATIS Contoh 1: Laba Maksimum dari Model Kurva Demand yang Patah (Kinked Demand) Diketahui fungsi permintaan untuk harga naik dan turun yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah: Q1 = 56 – 4P1 dan Q2 = 20 – P2 dan fungsi biaya
  • 219. perusahaan tersebut adalah: TC = 4Q + 0.25 Q2 . Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan laba. Jawab: Untuk memaksimumkan laba maka perlu dicari MR1, MR2, dan MC. Q1 = 56 – 4P1 atau P1 = 14 – 0.25 Q1 TR1 = P1 Q1 TR1 = 14 Q1 – 0.25 Q2 1 MR1 = 14 – 0.5 Q1 Q2 = 20 – P2 atau P2 = 20 – Q2 TR2 = P2 Q2 TR2 = 20 Q2 – Q2 2 MR2 = 20 – 2 Q2 TC = 4Q + 0.25 Q2 MC = 4 + 0.5 Q
  • 220. Untuk menemukan perpotongan kurva demand D1 dan D2, kita pertemukan Q1 = Q2 pada tingkat harga tertentu yaitu P1 = P2 sehingga kita peroleh: 14 – 0.25 Q = 20 – Q 0.75 Q = 6 Q = 8 P = 12 Pada jumlah produksi sebesar 8 dapat diketahui batas atas dan batas bawah dari kurva MR yang patah MR1 = 14 – 0.5 Q1 = 14 – 0.5 (8) = 9 MR2 = 20 – 2 Q2 = 20 – 2 (8) = 4 Pada jumlah produksi sebesar 8 maka biaya MC: MC = 4 + 0.5 Q = 8. Ini berarti bahwa kurva MC memotong kurva MR yang patah karena MC = 8 berada pada batas 4 - 9. Dengan demikian laba perusahaan dapat dicari sebagai berikut: Laba = TR –TC = (P x Q) – (4Q + 0.25 Q2 ) = (12 x 8) – (4. 8 + 0.25 (8) 2 = 96 – ( 32 + 16) = 48
  • 221. Jadi jumlah barang yang diproduski oleh masing-masing perusahaan adalah sebanyak 10 unit dengan harga $ 8 per satuan. Laba = TR – TC = (PQ) – TC = (8 x 10) – (4Q + 0.1Q2 ) = 80 – (40 + 10) = 30 Jadi laba masing-masing perusahaan sebesar $ 30 dan laba total (laba kartel) sebesar $ 60. LaƟhan Soal 1. Sebutkan karakteristik pasar persaingan oligopoli. 2. Jelaskan mengapa bentuk pasar persaingan oligopoli adalah bentuk persaingan yang paling sulit menetapkan harga. Jelaskan mengapa bentuk demand oligopoli kinked (patah). 3. Jelaskan bagaimana keseimbangan yang bersifat stabil pada model pasar oligopoli Cournot terbentuk. 4. Sebutkan beberapa kelemahan dari model Cournot. 5. Buatlah sebuah diagram yang menggambarkan terjadinya keseimbangan pasar dalam model Stackelberg, apabila perusahaan B menjadi pemimpin pasar. Beri penjelasan secukupnya. 6. Jelaskan mengapa dalam persaingan oligopoli harga sulit untuk diturunkan dan dinaikkan walaupun biaya produksi berubah (turun atau naik). 7. Model penetapan harga dalam oligopoli dilaksanakan dengan cara collusi (kartel) dan price leader. Jelaskan sehingga jelas perbedaan dari kedua konsep itu. 8. Model penetapan harga dalam oligopoli dapat dilaksanakan dengan cara collusi (kartel/kerja sama) bisa dalam bentuk perfect collusion dan imperfect collusion. Jelask#a"n#p9e*rbedaandari kedua istilah tersebut sehingga jelas perbedaannya.
  • 222. 10. Model penetapan harga dalam oligopoli dapat dilaksanakan dengan cara price leader bisa dalam dua bentuk, yaitu dominan firm dan low cost. Jelaskan dengan grafik perbedaan dari kedua bentuk kartel tersebut. 11.Efek kesejahteraan oligopoli satu pihak oligopoli menimbul efek negatif dan efek positif. Jelaskan kedua efek oligopoli di atas. 12.Diketahui fungsi permintaan untuk harga naik dan turun yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah: Q1 = 112 – 4P1 dan Q2 = 40 – P2 dan fungsi biaya perusahaan tersebut adalah: TC = 8Q + 0.25 Q2 . Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan laba. 13.Diketahui fungsi permintaan Q = 180 – 10P masing-masing perusahaan mempunyai fungsi biaya TC1 = 8Q + 0.1Q2 dan TC2 = 4Q + 0.1Q2 . Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan laba. 14.Diketahui dua perusahaan yang sepakat membagi pasar menjadi dua bagian yang sama luasnya. Fungsi permintaan yang dihadapi kartel adalah Q = 200 – 10P. Biaya masing- masing perusahaan mempunyai fungsi biaya TC1 = 8Q + 0.1Q2 . Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan laba. 15.Diketahui dua perusahaan yang sepakat membagi pasar menjadi dua bagian yang sama luasnya. Fungsi permintaan yang dihadapi kartel adalah Q = 60 – P. Di mana Q = Q1 + Q2. Ditanya: a.Gambarkan kurva masing-masing perusahaan. b. Tentukan keseimbangan Cournot.