SlideShare a Scribd company logo
1 of 255
BAB 1.1
SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
ILMU EKONOMI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI PERILAKU MANUSIA
DALAM MEMILIH DAN MENCIPTAKAN KEMAKMURAN.
HAKIKAT MASALAH EKONOMI YAITU ADANYA KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA
KEBUTUHAN MANUSIA YANG TIDAK TERBATAS DENGAN ALAT PEMUAS
KEBUTUHAN YANG JUMLAHNYA TERBATAS. PERMASALAHAN INI DISEBUT
DENGAN KELANGKAAN (SCARCITY).
ADAM SMITH YANG DIJULUKI SEBAGAI BAPAK ILMU EKONOMI MENJADI ORANG
PERTAMA YANG MENGEMBANGKAN ILMU EKONOMI PADA ABAD KE-18 / TAHUN 1776.
DALAM KARYA BUKUNYA YANG BERJUDUL AN IQUIRY INTO THE NATURE AND CAUSES
OF THE WEALTH OF NATION MENYEBABKAN ILMU EKONOMI DISEBUT SEBAGAI THE
QUEEN OF THE SCIENCES ATAU THE YOUNG SCIENCES BUT THE OLDIEST ART.
BAB 1.2
MAHZAB-MAHZAB DALAM EKONOMI
• 1. MAHZAB MERKANTILISME 6. MAHZAB MARJINALIS
• 2. MAHZAB FISIOKRAT 7. MAHZAB INSTITUSIONAL
• 3. MAHZAB KLASIK 8. MAHZAB NEOKLASIK
• 4. MAHZAB SOSIALISME 9. MAHZAB KEYNESIAN
• 5. MAHZAB HISTORIS 10. MAHZAB CHICAGO
TEORI EKONOMI ADALAH SUATU ILMU SOSIAL YANG MEMBICARAKAN
TENTANG BAGAIMANA USAHA MANUSIA UNTUK MENCAPAI
KEMAKMURAN. OLEH KARENA ITU, TIDAK ASING LAGI BAHWA ILMU
EKONOMI SERING DISEBUT SEBAGAI ILMU TENTANG KEMAKMURAN.
JADI PADA DASAMYA BAGAIMANA SEMUA ORANG ATAU MASYARAKAT
DAPAT MENCAPAI KEMAKMURAN EKONOMINYA ATAU YANG DISEBUT
WELFARE ECONOMIC.
BAB 1.3
PENGERTIAN ILMU EKONOMI
1.4. KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI
1.4.1 PENGERTIAN DASAR BARANG DAN JASA
• Jasa
• Jasa merupakan layanan
seseorang/instansi/barang
yang akan memenuhi
kebutuhan masyarakat.
• Barang
• Barang dapat dibedakan
menjadi benda yang dapat
diraba dan dilihat secara fisik
(seperti baju atau televisi) dan
sesuatu yang tidak dapat diraba
serta dilihat (seperti udara,
oksigen, gas alam).
1.4.2 KELANGKAAN (SCARCITY) DAN ALTERNATIF
PILIHAN
• Masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya "kelangkaan"
atau "kekurangan" (scarcity) akibat dari ketidakseimbangan antara
kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
masyarakat. Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk
memperoleh dan mengonsumsi barang dan jasa. Keinginan ini dapat
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan
membeli barang maupun jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak
disertai oleh kemampuan untuk membeli.
1.4.3 PROBLEM DALAM ILMU EKONOMI
• 1. Mekanisme Ekonomi
• Dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang relatif tidak
terbatas, padahal sumber daya relatif terbatas, setiap masyarakat
dihadapkan pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan
pemilihan penggunaan sumber daya yang tersedia. Permasalahan itu
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga dan dikenal sebagai
permasalahan dasar ekonomi.
1.4.3 PROBLEM DALAM ILMU EKONOMI
• 2. Mekanisme Perencanaan Pusat
• Mekanisme perencanaan pusat adalah mekanisme yang mengatur jalannya
kegiatan ekonomi melalui rencana yang dibuat oleh pemerintah pusat atau
badan pusat yang khusus dibentuk untuk maksud tersebut oleh
pemerintah. Rencana pusat itu berfungsi sebagai alat pengatur semua
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi yang
merupakan salah satu unsur dalam sistem perekonomian suatu negara.
1.4.3 PROBLEM DALAM ILMU EKONOMI
• 3. Mekanisme Pasar
• Mekanisme pasar adalah mekanisme yang mengatur berlangsungnya kegiatan
ekonomi melalui pasar (pasar bukan berarti pasar fisik seperti Pasar Senin, Pasar
Tanah Abang, dan sebagainya, tetapi pasar dalam artian pertemuan antara pembeli
barang dan jasa dengan penjual barang dan jasa tersebut). Di pasar inilah para
pelaku ekonomi bertemu untuk melakukan transaksi dan interaksi dalam kerangka
perwujudan usaha mereka untuk mencapai tujuan mereka masing-masing, yaitu
memperoleh kepuasan yang sebesar mungkin dari para penjual. Bagi para pembeli,
khususnya para rumah tangga individu, usaha untuk memperoleh barang dan jasa
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
1.5. KEGIATAN EKONOMI
1.5.1 KEBUTUHAN MANUSIA, SUMBER PEMUAS, DAN
TEKNIK PRODUKSI
• 1. Kebutuhan Manusia
• Kebutuhan manusia adalah titik pangkal kegiatan perekonomian.
Kebutuhan manusia adalah tujuan akhir kegiatan perekonomian.
Kebutuhan adalah tenaga penggerak atau tenaga pendorong
perekonomian. Kebutuhan manusia terdiri dari berbagai ragam dan
dalam jangka panjang tak dapat dipuaskan. Tidak dapat dipuaskan tak
berarti bahwa kebutuhan seseorang atas suatu barang tertentu adalah
tak terbatas.
1.5.2 PELAKU DAN AKTIVITAS EKONOMI
• 1. Pelaku Ekonomi
• Perilaku ekonomi adalah perilaku yang timbul sebagai tanggapan
terhadap dorongan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, khususnya kebutuhan yang bersifat kebendaan. Berhadapan
dengan keinginan tersebut yang pada dasarnya tidak terbatas karena
kebutuhan berkembang sejalan dengan perkembangan budaya bangsa
dan manusia itu sendiri, terdapat alat pemuas kebutuhan yang
terbatas, baik dalam jumlah maupun macamnya.
Dalam perekonomian manapun, baik primitif maupun modern, baik
kapitalis, sosialis, maupun komunis, dapat dibedakan tiga kelompok
pengambil keputusan ekonomi yang untuk selanjutnya kita sebut pelaku-
pelaku ekonomi atau subjek-subjek ekonomi. Ketiga kelompok pelaku-
pelaku ekonomi tersebut ialah:
a. Rumah tangga keluarga.
b. Rumah tangga perusahaan.
c. Rumah tangga pemerintah.
a. Rumah Tangga Keluarga
Dalam literatur kelompok pelaku ekonomi ini biasa disebut sebagai
household dan dapat berupa organisasi keluarga atau dapat pula
berupa orang perorangan. Orang perorangan kita anggap sebagai
rumah tangga keluarga. beranggota tunggal. Kegiatan-kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga keluarga
b. Rumah Tangga Perusahaan
Perekonomian yang tergolong dalam kategori ini mempunyai bentuk
yuridis yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk perseroan
terbatas, persekutuan komanditer, persekutuan dengan firma,
perusahaan perseorangan, perusahaan negara, koperasi, dan
sebagainya. Rumah- rumah tangga perusahaan, yang dengan singkat
kita sebut juga produsen, perusahaan, atau badan usaha
melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi
c. Rumah Tangga Pemerintah
Pelaku ekonomi ini, yang biasa hanya disebut pemerintah,
menjalankan macam kegiatan ekonomi seperti membeli sumber-
sumber daya, (untuk sistem perekonomian kita terutama sumber daya
manusia dan sumber daya kapital), barang-barang dan jasa-jasa,
rumah-rumah tangga keluarga, dan rumah-rumah tangga perusahaan,
1.5.2 PELAKU DAN AKTIVITAS EKONOMI
• 2. Aktivitas Ekonomi
• Dalam bagian ini kita akan melihat bagaimana terjadinya aliran
barang dan aliran uang dalam perekonomian yang sekaligus
membentuk pasar, baik pasar barang konsumsi maupun pasar faktor
produksi. Untuk lebih jelasnya kita dapat menggambarkan sebuah
aliran melingkar dan uang serta barang bagi suatu perekonomian
1.6.1. PENGGUNAAN ASUMSI DALAM TEORI
EKONOMI
• Dalam mempelajari teori ekonomi kita selalu dihadapkan dengan
anggapan- anggapan yang mendukung teori tersebut. Asumsi-
asumsi ini terpaksa dipakai dalam ilmu ekonomi dikarenakan ahli-
ahli ekonomi tidak dapat melakukan percobaan usahanya dalam
suatu laboratorium, tetapi mempergunakan observasi gejala-gejala
ekonomi dengan menggunakan teknik statistik atau cara lain.
Observasi yang teliti dan berulang-ulang sangatlah penting bagi
perkembangan ekonomi.
1. Asumsi Rasionalitas
Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi. Pelaku ekonomi yang
diasumsikan bersifat rasional biasa disebut juga homo economicus
atau economic. Penggunaan asumsi ini pada teori konsumen
terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga
senantiasa berusaha memaksimalkan kepuasan, yaitu yang dalam
literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization assumption.
2. Asumsi Ceteris Paribus
Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal
atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Maksud
asumsi ini lalah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel
yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel lain
yang tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisis tidak
diasumsikan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel
lain harus dianggap tidak berubah.
3. Asumsi Penyederhanaan
Meskipun abstraksi sudah banyak sekali mengurangi
kompleksnya permasalahan, supaya permasalahannya
lebih mudah dianalisis dan dipahami, perlu sering
dilakukan menyederhanakan.
1.6.2. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM TEORI
EKONOMI MIKRO
• 1. Definisi
• Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang nilainya dapat
mengalami perubahan) yang sifat perkaitannya akan diterangkan dalam teori
tersebut. Sebagai contoh, hukum permintaan menyatakan "kalau harga suatu
barang berubah, maka jumlah barang yang diminta akan berubah". Dengan
demikian, variabel yang terkait dalam hukum permintaan tersebut adalah variabel
harga dan variabel jumlah barang yang diminta (dibeli).
2. Pemisalan (Asumsi)
Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah
kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang lebih sederhana
mengenai perkaitan di antara suatu peristiwa dengan faktor-faktor
yang memengaruhinya (terutama dengan faktor-faktor terpenting).
Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat pemisalan-
pemisalan. Pemisalan merupakan satu syarat penting untuk
pembuatan teori. Pemisalan yang dimaksudkan adalah Ceteris
Paribus.
3. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenal
bagaimana hubungan variabel-variabel yang dibicarakan. Keterkaitan
antarvariabel dapat dibedakan menjadi langsung dan tidak langsung.
Hubungan langsung maupun tidak langsung dapat dibedakan lagi
menjadi hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Dalam
hubungan positif, kedua variabel yang dibicarakan berubah dalam arah
yang sama, bila nilai satu variabel mengalami kenaikan, nilai variabel
lainnya juga akan naik meskipun belum tentu dengan porsi yang sama.
4. Membuat Ramalan
Dua sumbangan penting teori ekonomi mikro dalam menganalisis
kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah bahwa:
a. Teori ekonomi mikro menerangkan mengapa peristiwa-peristiwa
tertentu berlaku, mengapa bentuk peristiwanya seperti itu, bagaimana
berfungsinya suatu perekonomian.
b. Atas dasar asumsi-asumsi tertentu, teori ekonomi mikro meramalkan
keadaan yang berlaku sebagai landasan dalam merumuskan langkah-
langkah untuk memperbaiki keadaan dalam perekonomian.
1.6.3. PENDEKATAN ILMIAH UNTUK MENJELASKAN
TEORI EKONOMI
• Ilmu ekonomi mikro memerlukan beberapa alat analisis untuk
menerangkan teori-teorinya dan menguji kebenaran teori-teori
tersebut. Grafik adalah alat analisis utama di samping matematika dan
statistika. Grafik berperan untuk memperlihatkan hubungan variabel
ekonomi secara visual. Matematika berfungsi untuk menyatakan
hubungan antara variabel-variabel yang terkait dalam suatu fungsi
matematis, sedangkan statistika berperan sebagai alat analisis untuk
mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.
1. Pengamatan
Salah satu sumber pengetahuan ekonomi yang utama adalah
pengamatan atas berbagai peristiwa ekonomi, Misalnya inflasi, yaitu
peningkatan tingkat harga umum. Masyarakat umum, bankir, dan para
pimpinan politik. Bagaimana kita dapat memahami kesulitan ekonomi
yang disebabkan inflasi? Salah satu caranya adalah mempelajari
sejarah inflasi. Sebagai contoh, kita nanti akan menyelidiki inflasi
Jerman tahun 1920-an. Pada saat itu, tingkat harga di Jerman melonjak
10.000 persen dalam 2 tahun.
2. Analisis Ekonomi
Sejarah dan fakta sangat penting bagi suatu ilmu empiris seperti ilmu
ekonomi, tetapi fakta tidak dapat mengutarakan dirinya sendiri. Kita
harus menambahkan analisis ekonomi terhadap catatan sejarah karena
hanya dengan mengembangkan dan menguji teori ekonomi kita dapat
menyederhanakan dan mengorganisasikan beragam data dan fakta ke
dalam gambaran realitas yang masuk akal.
3. Analisis Statistik
Pemahaman yang menyeluruh terhadap aktivitas
ekonomi tergantung pada penggunaan data ekonomi
dan analisis statistik. Walaupun penerapan informasi ke
dalam realitas memerlukan perangkat ilmu probabilitas
dan ekonometri, tetapi untuk memahami hasilnya
hanya diperlukan pembacaan yang cermat dan akal
sehat.
4. Eksperimen
Ekonomi dunia sangatlah kompleks dengan jutaan rumah
tangga dan miliaran harga. Dalam perkembangan baru
yang sangat menggairahkan, ahli ekonomi berpaling ke
laboratorium dan eksperimen terkendali untuk mempelajari
berbagai gejala ekonomi.
1.6.4. PERANGKAP DALAM MENJELASKAN ILMU
EKONOMI
• 1. Kegagalan untuk Menjaga "Hal-Hal Lainnya Tetap Sama" (Ceteris
Paribus)
• Sebagian besar permasalahan ekonomi melibatkan beberapa
kekuatan yang saling berinteraksi pada saat yang sama. Sebagai
contoh, jumlah penjualan sepeda motor pada satu tahun tertentu
ditentukan oleh harga motor, penghasilan konsumen harga bensin,
dan lain-lain.
2. Kegagalan karena Adanya Kekeliruan Post Hoc
Salah satu kekeliruan yang paling sering terjadi dalam penelitian
hubungan sebab-akibat adalah kekeliruan post hoc. Contoh klasik
kekeliruan post hoc adalah masih kuatnya kepercayaan masyarakat
terhadap para dukun di Indonesia. Contoh lain setelah pemerintah
memotong tarif pajak, total pendapatan pajak pemerintah mulai
meningkat. Jika tarif pajak diturunkan, pendapatan akan
meningkatkan daya beli masyarakat dan akhirnya mengurangi
defisit anggaran.
3. Kekeliruan Komposisi
Pernah pada waktu menonton pertandingan sepak bola kita
menyadari penonton mulai berdiri agar bisa melihat dengan jelas
permainan yang sedang menghangat. Hal tersebut menyebabkan
ruang pandangan akan sama saja jeleknya dengan keadaan semula.
Contoh ini mengandung arti bahwa apa yang benar bagi satu orang,
tidak selalu benar untuk semua orang. Hal ini menggambarkan
"kekeliruan komposisi" dan dirumuskan sebagai berikut: Kekeliruan
komposisi (fallacy of composition) terjadi bila sesuatu yang benar
untuk sebagian dianggap juga benar pada keseluruhan.
1.7. EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI
1.7.1. PENGGUNAAN ILMU EKONOMI
• Kita telah memahami sejak awal bahwa pengetahuan ekonomi dapat membantu
mengelola kehidupan pribadi kita, memahami masyarakat, dan memperbaiki
dunia di sekitar kita. Ilmu ekonomi membantu kita, secara individu, dalam cara
berbeda, tergantung pada kehidupan pribadi kita masing-masing. Mempelajari
pasar saham mungkin membantu orang mengelola keuangan mereka sendiri.
Pengetahuan tentang teori harga dan kebijakan antimonopoli mungkin
meningkatkan kemampuan seorang pengacara. Kewaspadaan yang lebih baik
dalam penetapan biaya dan harga akan menghasilkan keputusan bisnis yang lebih
baik. Dokter, investor, dan petani semua perlu mengetahui akuntansi,
pengetahuan ekonomi, dan peraturan untuk memperoleh laba dan kepuasan
konsumen bisnisnya.
1. Kegunaan Ilmu Ekonomi
Di samping membantu orang mengatasi kepentingan pribadi
mereka, ilmu ekonomi juga meningkatkan pengetahuan tentang
berbagai permasalahan nasional yang penting. Orang yang tidak
pernah belajar ilmu ekonomi secara sistematis akan mengalami
kesulitan dalam memahami permasalahan nasional. Mereka
seperti orang buta huruf yang sedang mencoba membaca.
2. TEORI HARGA
• a. Teori Harga dan Ilmu Ekonomi
• Kedudukan teori harga dalam ilmu ekonomi sangatlah penting, tetapi kedudukannya harus
dijaga dalam posisi yang tepat. Teori harga dan teori pendapatan nasional merupakan alat
pokok analisis ekonomi dan digunakan dalam bidang khusus seperti teori uang,
perdagangan internasional, keuangan ekonomi perburuhan, ekonomi pertanian, ekonomi
kesejahteraan, dan lain sebagainya.
• b. Teori Harga dan Dunia Hidup
• Teori harga agak abstrak karena kita perlu menyadari hal ini dari permulaan. Dalam hal ini
akan ditemui beberapa kesulitan, tetapi jika kita mengetahui hakikat kesulitan-kesulitan ini
maka kesulitan ini tidaklah sebesar yang dibayangkan.
1.7.2. LINGKUP PEMBAHASAN ILMU EKONOMI
• Ilmu ekonomi bisa dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu:
• 1. Kelompok ekonomi deskriptif. Ekonomi deskriptif atau descriptive economics mengumpulkan
keterangan faktual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi.
• 2. Kelompok teori ekonomi yang biasa juga disebut economic theory atau economic principles, yang
selanjutnya dapat dipecah lagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok teori ekonomi mikro dan
kelompok teori ekonomi makro. Tugas utamanya ialah mencoba menerangkan secara umum perilaku
sistem perekonomian.
• 3. Teori ekonomi terapan. Ekonomi terapan atau applied economics menggunakan hasil-hasil pemikiran
yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan
oleh ekonomi deskriptif.
Ilmu Ekonomi dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Ilmu Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari secara
keseluruhan.
2. Ilmu Ekonomi Mikro adalah ilmu yang menganalisis perilaku masing
masing komponen seperti industri, perusahaan, dan rumah tangga.
Aspek Ilmu Ekonomi :
1. Aspek Deskriptif yaitu aspek yang digunakan untuk membuat
gambaran tentang situasi ekonomi yang dihadapi.
2. Aspek Normatif yaitu aspek yang sifatnya asli dan dirangkum oleh
kebijaksanaan dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.
3. Aspek Prediktif yaitu aspek yang menggunakan aspek-aspek lain untuk
meramalkan apa yang akan terjadi jika suatu kebijaksanaan ekonomi
diambil terhadap situasi ekonomi yang ada.
Ilmu Ekonomi dipisahkan menjadi 2 yaitu :
1. Ilmu Ekonomi Positif adalah ilmu yang membicarakan tentang
bagaimana masalah ekonomi dipecahkan.
2. Ilmu Ekonomi Normatif adalah ilmu yang membicarakan tentang
bagaimana masalah ekonomi seharusnya dipecahkan.
Jadi dalam pernyataan positif mengandung arti apakah yang berlaku
atau telah berlaku atau akan berlaku, sedangkan untuk pernyataan
normatif mengandung arti apakah yang sebaiknya harus berlaku.
TERIMA KASIH 🙏
TEORI
ELASTISITAS
Kelompok 1
Nama anggota kelompok :
1222300002
1222300003
Savira Anjelin
Nabilla Choiriya A
1222300006
Berliana Indah
3.1 PENGERTIAN ELASTISITAS
Tingkat elastisitas ini ialah tingkat terpengaruhnya
jumlah barang yang maupun yang ditawarkan karena adanya
perubahan harga. Jika jumlah barang yang diminta atau yang
ditawarkan relatif besar tingkat terpengaruhnya karena ada
perubahan harga tersebut, maka permintaan dan penawaran
ini dikatakan permintaan dan penawaran yang elastik.
Sebaliknya jika perubahan harga ini relatif tidak ada
pengaruhnya maka permintaan dan penawaran ini dikatakan
permintaan dan penawaran inelastis.
Elastisitas harga permintaan adalah kepekaan jumlah suatu produk yang akan dibeli
oleh konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva permintaan tertentu. Atau elastisitas
permintaan ialah besar kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang diminta yang
disebabkan oleh persentase tertentu dari perubahan harga. Jika jumlah yang dibeli sangat peka
terhadap perubahan harga, suatu penurunan harga dapat meningkatkan jumlah uang yang
dibelanjakan untuk barang tersebut, jika jumlah yang dibeli tidak peka terhadap perubahan
harga, suatu penurunan harga mungkin menurunkan jumlah uang yang dibelanjakan untuk
barang tersebut ini adalah hal yang sangat penting bagi penjual.
ELASTISITAS PERMINTAAN
3.2.1 Konsep sifat elastisitas permintaan
Sifat elastisitas dari suatu permintaan suatu barang ada 5 macam, yaitu (1)
perfect elastic, (2) elastis; (3) unitary elastic, (4) inelastis; (5) perfect inelastic.
Melihat Besarnya Koefisien Elastisitasnya:1. Jika koefisien elastisitas tak
terhingga (w) maka elastisitasnya disebut perfectelastic (sangat elastis).2.
Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut elastis.3. jika
koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut inelastis.4. jika koefisien
elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut unitary elastic.5. Jika koefisien
elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut perfect inelastic
(inelastissempurna).
3.2.2 Cara mengukur tingkat elastisitas
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur)
Memperbandingkan presentase perubahan harga dengan
presentase perubahan yang diminta atau yang ditawarkan. Arc
elasticity ini mengukur respons (kepekaan) perubahan jumlah
barang yang diminta karena adanya perubahan harga. Perubahan
jumllah yang diminta mempunyai rentang jarak, seperti terlihat
pada gambar di samping.
2. Point Elasticity
Pendekatan ini menghitung tingkat
elastisitas dengan waktu titik yang
terdapat pada kurva permintaan atau
penawaran. Kemiringan slope dari garis
lurus PABX pada titik A adalah AP/AQ
secara geometri sama dengan Axo/XoX,
sehingga AQ/AP = XoX/Axo. Jadi A =
(XoA/Oxo) x (XoX/XoA) = XoX/Oxo.
Bentuk elastisitas yang ekstrim
Elastisitas sempurna
Bila kurva permintaan
sejajar sumbu x maka besarnya
tingkat elastisitas = w.
Inelastisitas sempurna
Jika kurva permintaan
sejajar dengan sumbu Y maka
besarnya tigkat elastisitas = 0.
Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang
berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat barang X dan Y, elastisitas silang barang X terhadap
barang Y sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan persentasi p
harga barang Y. Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang
berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat barang X dan Y. Elastisitas silang barang X terhadap
barang Y sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan persentasi p
harga barang Y. Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan membandingkan
prosentase perubahan jumlah barang X yang dibeli dengan prosentase perubahan harga Y
ELASTISITAS SILANG (CROSS ELASTICITY)
Elastisitas silang permintaan sering digunakan untuk menentukan batas-
batas suatu industri, tapi penggunaannya dalam bidang ini memiliki beberapa
komplikasi. Elastisitas silang yang tinggi menunjukkan hubungan yang erat atau
barang dalam industri yang sama elastisitas silang yang rendah menunjukkan
hubungan yang renggang atau barang dan industri yang berlainan. Suatu barang
yang mempunyai elastisitas silang yang sangat rendah terhadap barang lain sering
dianggap termasuk industri tersendiri. Kelompok barang dengan elstisitas silang
yang tinggi dalam kelompok tapi mempunyai elastisitas silang yang rendah
terhadap barang lain sering dikatakan membentuk industri yang sama. Berbagai
jenis sepatu mempunyai elastisitas silang yang tinggi satu sama lain, tapi memiliki
elastisitas silang yang rendah terhadap barang-barang busana lelaki lainnya.
3.4 ELASTISITAS
PENAWARAN
Menentukan sifat penawaran, hamper sama dengan permintaan, yaitu
dengan cara :
1. Melihat besarnya koefisien
elastisitasnya
a. Jika nilai Es tak terhingga (w)
disebut perfect elastis (sangat elastis).
b. Jika nilai Es > 1 disebut elastis.
c. Jika nilai Es < 1 disebut inelastis.
d. Jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis.e. Jika
nilai Es = 0 disebut perfect elastis
(inelastis sempurna)
2. Melihat kecondongan kurva
permintaan
Jika kecondongan kurva permintaannya seperti:
a. S1 sifat penawarannya disebut perfect
inelastis.b. S2 sifat penawarannya disebut
inelastis.c. S3 sifat penawarannya disebut
unitary elastis.d. S4 sifat penawarannya disebut
elastis.e. S5 sifat penawarannya
disebut perfect elastis
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari
perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Konsep elastisitas
pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah/ mengurangi pembelian
barang bila pendapatannya berubah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
ELASTISITAS PENDAPATAN (INCOME ELASTICITY)
3.5.1 Perubahan permintaan barang
lux karena adanya kenaikan income
3.5.2 Perubahan permintaan barang
inferior karena adanya kenaikan
income
BAB IV
PERILAKU
KONSUMEN
DIBUAT OLEH :
1222300002 1222300003
1. SAVIRA
ANJELIN
2. NABILLA CHOIRIYA
AZZAHRA
1222300006
3. BERLIANA INDAH
KUSUMANINGRUM
4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU
KONSUMEN
Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang
diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jadi sebenarnya
permintaan suatu barang menggambarkan permintaan akan manfaat dan barang
tersebut atau dengan kata lain permintaan suatu barang merupakan derifikasi
(penurunan) dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut.
Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat
atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap
memperoleh utility yang optimal. Secara rasional, utility akan meningkat jika jumlah
barang yang dikonsumsi meningkat. terdapat dua cara pengukuran nilai manfaat dan
suatu barang, yakni secara kardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut)
dan secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order, atau
rangking).
Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada dua pendekatan dalam
mempelajari pendayagunaan (utility). Dua pendekatan digunakan untuk menjelaskan
perilaku konsumen. Mengapa konsumen lebih suka membeli barang dan jasa dalam
jumlah lebih banyak jika harga barang tersebut turun dan sebaliknya membeli jumlah
barang dan jasa lebih sedikit jika harga barang tersebut meningkat.
Jika terjadi perubahan harga barang, meningkat atau turun akan mendapat
respons dari konsumen terhadap jumlah barang yang diminta/dibeli akibat perubahan
harga barang tersebut. Jika harga barang itu semakin mahal maka jumlah barang
yang diminta semakin sedikit/dikurangi. Sebaliknya jika harga barang itu semakin
murah/ turun maka jumlah barang yang diminta semakin banyak/ditambah.
Nilai Barang
Kebutuhan manusia pada garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
(1) kebutuhan pokok dan (2) kebutuhan sekunder (bukan pokok). Termasuk
kebutuhan pokok pada umumnya ialah makanan, pakaian, perumahan, dan ada yang
menambahkan dengan kesehatan. Sedangkan kebutuhan di luar kebutuhan pokok ini
termasuk kebutuhan sekunder. Untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan ini
diperlukan barang dan jasa. Sedang kemampuan barang dan jasa dalam memenuhi
kebutuhan manusia disebut disebut "nilai".
● Nilai barang dapat dibedakan menjadi:
a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang
dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Sebagai contoh beras
(nasi) dapat memenuhi kebutuhan akan makanan.
b. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang
kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya. Nilai
subjektif ini akan memiliki skor yang berlainan pada setiap individu dalam
menilai suatu barang. Hal ini tergantung dengan waktu, tempat, dan
jumlah barang tersebut yang dimilikinya (kelangkaan). Berdasarkan
pengertian di atas maka mungkin terjadi bahwa suati barang bernilai
objektif tetapi tidak mempunyai nilai subjektif. Hal ini disebabkan oleh
jumlah, waktu, dan tempat.
Pemenuhan Kepuasan
Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi
semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya manusia dapat berpikir
rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan
dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran yang rasional di sini artinya
menentukan target kebutuhan yang harus dipenuhi, disesuaikan dengan kemampuan,
lingkungan, dan waktu yang tersedia atau mungkin tersedia. Banyak pendapat ahli
ekonomi, terutama ahli ekonomi yang termasuk aliran klasik, membicarakan tentang
kebutuhan dan pemuasannya. Di antaranya adalah Gossen yang dikenal dengan
Hukum Gossen, yaitu:
● Hukum Gossen I: Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus,
maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya
datang kekenyangan (kejenuhaan).
● Hukum Gossen II: Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai
kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dipuaskan dengan
seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori guna
dan kepuasan (marginal utility).
4.2. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN
PERILAKU KONSUMEN
Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk
menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. Secara tradisional perilaku
konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna).
Menurut pendekatan ini setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena
barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen yang menggunakan barang tersebut. Jadi, apabila seseorang meminta
suatu jenis barang. pada dasarnya yang diminta adalah daya guna barang tersebut.
Dalam kerangka pendekatan tradisional ini dikenal sekelompok orang yang
menganggap bahwa utilitas dapat diukur secara absolut dengan menggunakan unit
pengukuran yang disebut dengan "util".
Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan
tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang
yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U= f(X1; X2;........Xn)
Di mana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2
adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen
tersebut. la mengonsumsikan enam jenis barang (X1; X2; X3 ... X6 ). Jumlah
daya guna total yang diperolehnya akan naik sebagai akibat dari kegiatan
tersebut.
Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Pendekatan pertama
berkembang menjadi teori daya guna kardinal (cardinal utility) dan yang
kedua teori daya guna ordinal (ordinal utility). Teori yang pertama (cardinal
utility) dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan marginal utility
dan total utility, sedangkan teori kedua menggunakan pendekatan
indifference curve (kurva indiferen). Perbedaan kedua teori tersebut
didasarkan pada asumsi pokok tentang pengertian daya guna.
Perilaku konsumen seperti yang diungkapkan dalam Hukum Permintaan
dalam buku ini hanya membahas dua pendekatan, yaitu pendekatan
cardinal dan Indifference Curves (IC). Sebetulnya selain dua pendekatan
itu masih ada pendekatan lain yang bisa mengungkapan perilaku
konsumen, yaitu pendekatan atribute dan pendekatan Revealed
Preference Hypothesis (RP).
4.3. CARDINAL APPROACH
Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya
guna bagi seorang konsumen. Sebenarnya sudah cukup bila kita mengetahui
bahwa konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seseorang yang
mampu membuat order atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsikan
berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. Dalam pendekatan utilitas
kardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh oleh seorang
konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk
setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya. Berdasarkan
anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kekuasaan yang akan
dicapainya, akan diketahui bagaimana seorang konsumen akan memaksimumkan
kepuasannya dengan memilih komoditas yang tersedia di pasar. Dalam teori nilai
guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal
utility/MU).
Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang
diperoleh dan mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu. Nilai guna
marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat
dan pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas
tertentu. Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum
diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena
pertambahan satu unit komoditas yang dikonsumsi.
Pada pendekatan kardinal atau ada yang menyebut pendekatan
marginal utility. Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan
konsumen bisa diukur. Dalam pendekatan ini guna dapat dibedakan antara
guna total (total utility = TU) dan guna batas atau marginal utility (MU).
4.3.1. Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU)
1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir
yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak
jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan
kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. Kepuasan maksimum yang
diberikan oleh sejumlah barang tersebut akan menjadi maksimum bila barang
terakhir yang dimilikinya tidak memberikan tambahan kepuasan lagi. Untuk
memudahkan pengertian guna batas ini.
2. Guna Total (Total Utility)
Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena
mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar
jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai pada tingkat tertentu di
mana guna total ini akan mencapai titik maksimum, maka kepuasan
konsumen tidak akan bertambah lagi dan total gunanya akan menurun
walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
4.3.2. Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal
1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang
Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat
kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik.
Misalkan, total utility seseorang mengonsumsi satu buah mangga adalah sebesar
sepuluh dan jika mengonsumsi dua buah total utility-nya sebesar delapan belas,
dan seterusnya. Di sini yang dimaksudkan dengan kepuasan mengonsumsi
barang/jasa dapat diukur secara numerik. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai
guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU). Nilai guna
marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari
pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)
Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum
Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena
pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Seperti telah dinyatakan
sebelumnya, setiap barang mempunyai kemampuan untuk memberikan daya guna
kepada pemakainya. Dengan demikian, makin banyak barang yang dikonsumsikan
makin besar pula jumlah daya guna total yang diperoleh.
Secara grafis, hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsikan dengan
daya guna total dan laju pertambahan daya guna dapat ditunjukkan pada
gambar di bawah ini. Sumbu absis adalah untuk skala kuantitas barang X.
Sumbu ordinat merupakan skala untuk daya guna. Kurva U (X)
menggambarkan hubungan antara besarnya daya guna dengan banyaknya
barang yang dikonsumsi. Jelas bahwa kurva tersebut harus dimulai dari titik
asal atau titik nol sebab daya guna baru diperoleh bila barang telah dikonsumsi.
Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin besar pula jumlah daya
guna yang diperoleh konsumen
3. Konsumen Bersifat Rasional
Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat
dipahami menurut logika umum. Setiap konsumen dianggap mempunyai
tujuan ideal, yaitu daya guna maksimum. Perilaku konsumen dalam
membelanjakan uangnya harus dapat dimengerti apabila selalu diarahkan
kepada pencapaian daya guna maksimum. Asumsi ini dikembangkan dari
konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo economicus. Jadi
konsumen yang tidak berusaha memaksimumkan daya guna dengan kendala
pendapatannya yang tertentu tidak dapat dijadikan objek pembahasan di sini.
Perbedaannya adalah antara kepuasan total (total utility) dan kepuasan
marjinal (marginal utility). Semakin banyak barang X yang dikonsumsi,
semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang X.
4.3.3. Kritik pada Pendekatan Cardinal
1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari
subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi
seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya.
Besarnya daya guna tergantung dan konsumen bersangkutan.
2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang
lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur
tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Dapat terjadi kemungkinan bahwa
makin kaya seseorang makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan
daya guna yang sama. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak uang yang
dimilikinya semakin rendah penilaiannya terhadap uang.
4.3.4. Maksimalisasi Guna
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu
unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan
perhitungan sebagai berikut:
TU2 (sesudah tambahan)-TU1 (sebelum ada penambahan) = MUX
Atau
(TUx+1)-(TUx) = MUX
Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU= 0, dan selanjutnya jika total
utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan
menjadi negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang bisa
menghasilkan TU maksimal atau bisa juga dikatakan nilai X dari turunan pertama
dari MU sama dengan nol maka TU-nya maksimal.
Contoh: seorang konsumen memerlukan dua jenis barang X dan Y, di mana harga
barang X $ 1 per unit dan Y $1 per unit sedangkan pendapatan konsumen tersebut
sebesar $ 10 dan guna batas dari dua barang tersebut seperti dalam tabel berikut:
2. Dolar kedua juga akan dibelanjakan
pada barang X karena barang MU X masih
lebih besar dari MU Y
3. Pada dolar yang ketiga konsumen masih
akan membelanjakan pada barang Xkarena
pada waktu itu MU X> MU Y, yaitu MU X
sebesar 30 dan MU Y sebesar 28 jadi bagi
konsumen lebih memuaskan membeli
barang X dari pada barang Y.
4. Baru pada $ yang kelima dan keenam
konsumen lebih suka membelanjakan
barang Y karena MU Y masih lebih besar
dari MU X.
● Keterangan:Berdasarkan tabel di atas maka konsumen akan
membelanjakan pendapatannya dengan komposisi sebagai
berikut:
● 1. Dolar pertama dari pendapatannya akan
dibelanjakannya barang X karena barang X memberikan
MU X> MUY.
● Kesimpulan dari uraian di atas dengan penghasilan sepuluh dolar tersebut maka
konsumen akan membelanjakan pendapatannya itu dengan empat unit barang X
dan enam unit barang Y karena komposisi inilah yang memberikan guna tertinggi
bagi konsumen tersebut.Pada contoh-contoh di atas konsumen menghadapi dua
jenis barang yang marginal utility-nya berbeda tetapi harga per unitnya sama.
Bagaimana apabila konsumen menghadapi dua jenis barang yang marginal utility-
nya berbeda dan harganya pun berbeda? Misalkan konsumen memerlukan barang
X dan Y, harga barang X$ 1, per unit dan barang Y $2 per unit sedangkan guna
batas kedua barang tersebut seperti tabel di bawah ini:
Misalkan konsumen memiliki uang sebesar $ 14. Kombinasi
barang X dan Y yang mana yang dipilih konsumen agar utility-
nya maksimal.
Formula :
MUx = MUy (1)
Px Py
Formula ini dapat diketahui komposisi yang akan memberikan guna yang
maksimal bagi konsumen. Kelemahan dari formula ini adalah tidak
diperhatikannya berapa besar pendapatan kosumen. Oleh karnea itu dibuat
formula pelengkap sebagai berikut :
X.Py+Y.Py = ...........=/(pendapatan) (2)
4.3.5 CARA MENGGUNAKAN PERSAMAAN
FUNGSI
Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi
formula (1) kemudian diuji apakah juga memenuhi formula, dan (2) jika salah
satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain. Harga barang X dan
Y mempunyai perbandingan 1 : 2 karena harga barang X sebesar $ 1 dan harga
barang Y sebesar $ 2. Jika mengacu pada rumus (formula) 1, maka besarnya
MUy dua kali MUX, yang artinya setiap $ 1 yang dikeluarkan konsumen untuk
membeli barang Ymempunyai manfaat dua kali dari manfaat barang X.Dari
Tabel 4.3 di atas yang memenuhi persyaratan pertama ada 4 kombinasi, yaitu:1.
Kombinasi : 4 barang X dan 1 barang Y.2. Kombinasi II: 6 barang X dan 2
barang Y.3. Kombinasi III: 7 barang X dan 4 barang Y.4. Kombinasi IV: 8 barang
X dan 5 barang Y.Selanjutnya kita lihat dari keempat kombinasi di atas yang
memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 7 barang X dan 3 barang Y (7 x
$1+3x $2 - $ 13). Hal ini dikarenakan dengan jumlah uang yang dimiliki
konsumen ($ 13) mampu memberikan utility yang maksimal (MUx/Px = MUy/Py)
kombinasi 7 barang :
4.3.6. PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG
DIBELI KONSUMEN
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat
mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan:
1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang
tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang
pengganti yang harganya lebih murah.
2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang
pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut
akan berkurang.
Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli konsumen tersebut
adalah barang normal. Pertanyaan yang penting adalah dapatkah kita
mengukur secara pasti nilai guna dari suatu barang? Jawabnya adalah tidak.
Oleh karena itu, metode kardinal tidak umum dipakai dalam teon (kehidupan)
ekonomi yang modern, tetapi prinsip marginal utility yang menurun tetap berlaku
hingga kini.
(1) Syarat Pertama :
Mux/Px = Muy/Py
26/1 = 40/2 = 20 ................... Telah memenuhi syarat pertama
(2) Syarat Kedua :
X . Px + Y . Py = i (income)
7 x $1 + 3 x $2 = 13 ..................... Memenuhi syarat kedua
Contoh menurunkan fungsi permintaan dari tabel
Marginal Utility:
Diketahui besarnya marginal utility dari barang X dan Y sebagai berikut:
Misalkan harga barang X $ 2 dan harga barang Y $ 1. Sedang jumlah uang yang siap
dibelanjakan sebesar $ 12. Kombinasi barang X dan Y mana yang dipilih?
Syarat pertama:
Pada tabel di atas yang memenuhi syarat pertama (MUx/Px = MUy/Py) ada beberapa
kombinasi, yaitu:
1. Unit barang X dan 4 unit barang Y.
2. Unit barang X dan 5 unit barang Y.
3. Unit barang X dan 6 unit barang Y.
4. Unit barang X dan 7 unit barang Y.
5. Unit barang X dan 8 unit barang Y.
Dari kelima kombinasi di atas yang memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 3 unit
barang X dan 6 unit barang Y karena:
X. Px + Y. Py = $12
3.$2+6.$1 = $12
Andaikata harga barang X turun menjadi $ 1 dan yang lainnya tetap maka
kombinasi yang dipilih konsumen berubah.
Pada tabel di atas yang memenuhi syarat pertama (MUx/Px = MUy/Py)
ada beberapa yaitu:
1. 5 unit barang X dan 4 unit barang Y.
2. 6 unit barang X dan 6 barang Y.
3. 7 unit barang X dan 8 unit barang Y.
Dari ketiga kombinasi di atas yang memenuhi syarat kedua adalah
kombinasi 6 unit barang X dan 6 unit barang Y karena:
X. Px + Y. Py = $ 12
6. $16.$1 = $12
Jika kita perhatikan di atas, sebelum terjadi perubahan harga barang X
jumlah yang dibeli adalah sebanyak 3 unit. Harga barang X turun dari $2
menjadi $ 1. Sedang yang lainnya tetap. Turunnya harga barang X
menyebabkan jumlah barang X yang dibeli bertambah banyak, yaitu
sebelum terjadi perubahan harga barang X dibeli sebanyak 3 unit.
Dengan turunnya harga barang X jumlah dibeli bertambah menjadi 6 unit.
Fenomena ini menggambarkan hukum permintaan. Jika kondisi
perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta digambarkan
secara grafik bisa sebagai berikut:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru
(doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi
komoditi dapat diukur secara numerik. Sesungguhnya, ukuran utility yang digunakan
tidak bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat subjektif.
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik
karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah.
3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.Atas
dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal ini
menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak dapat diukur dengan numerik tetapi bisa
diungkapkan secara ordinal. Ungkapan utilitas itu bisa dalam bentuk lebih suka, lebih
baik, lebih enak, dan sebagainya.
TIGA KELEMAHAN PADA THE CARDINALIST APPROACH
- Indifference curve (IC) atau kurva kepuasan, yaitu kurva yang menggambarkan tingkat
utility yang sama untuk berbagai kombinasi barang.
- Kurva indifference curve (kurva tak acuh). Berbeda dengan pendekatan classical
approach yang kepuasan konsumen bisa diukur dengan numerik, pada pendekatan
indifference curve ini kepuasan konsumen tidak bisa diukur tetapi bisa diungkapkan
dengan kata-kata. Ungkapan itu bersifat ordinal, yaitu ungkapan lebih enak, lebih baik,
lebih suka, dan seterusnya. Oleh karena itu, pendekatan indifference curve ini juga
disebut dengan pendekatan ordinal.
PENDEKATAN PERIKAKU KONSUMEN
1. ASUMSI DALAM PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve memerlukan adanya
beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money).
c. Utility dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal
utility).
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi.
f. Consistency and transitity of choice.
- Asumsi yang tidak kalah penting adalah menganggap bahwa berlakunya constant marginal
of money, yang artinya uang sekadar sebagai alat pembayaran saja. Uang tidak dapat
memberikan kepuasan (utilitas). Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya seseorang
makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang sama.
- Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan
kepuasan akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit komoditi tertentu. Berkaitan
dengan keadaan ini dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility,
pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.
2. KURVA IC MENUNJUKKAN BERLAKUNYA HUKUM DIMINISHING
MARGINAL RATE OF SUBSTITUTION
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumenmenghendaki barang X lebih
banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang
disebut dengan Marginal Rate of Substitution.
Dari gambar di atas menunjukkan konsumen mengonsumsi kombinasi A, B, C, dan D akan
memberikan kepuasan (utility) yang sama. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut terletak pada
satu IC yang sama.
3. SIFAT – SIFAT INDIFFERENCE CURVE
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah
jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi.
Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X yang akan
dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
4. JIKA TERJADI KURVA IC, KURVA IC YANG SEMAKIN JAUH DARI
TITIK ORIGIN, UTILITASNYA SEMAKIN BESAR
Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah
dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan
saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di
titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin
jauh dari titik O menunjukkan IC yang memberikan utilitas lebih tinggi.
5. PADA DUA IC TIDAK SALING BERPOTONGAN
Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan
terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C.
Hal ini disebabkan terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di
titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di
titik B tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda.
Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
4.4.2. KENDALA ANGGARAN(BUDGET CONTRAINT)
Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang dapat
dicapai oleh konsumen. Garis ini disebut garis anggaran (budget line).
Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apa pun, tetapi
mereka dibatasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu
maka konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya
optimal. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line
(BL). Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget line
dapat ditulis sebagai benkut:
BPX. (X) + Py. Y
Keterangan :
B = Anggaran
Px Tingkat Harga
XPy Tingkat Harga Y
Contoh :
Pendapatan konsumen sebesar $ 100. Pendapatan ini
akan dipergunakan untuk membeli barang Y di mana
harga X $2 per unit dan barang Y $ 4 per unit. Jika
semua pendapatannya dibelikan dengan barang Y
maka ia akan mendapatkan sebanyak 20 unit barang
Y. Bila pendapatannya seluruhnya dibelikan dengan
barang X maka ia akan mendapatkan sejumlah 50 unit
barang X. Bila 25 unit barang Y dan 50 unit barang X
ini dibuat dalam satu grafik maka garis yang
menghubungkan titik 25 Y dan 50 X (garis PQ) disebut
kurva anggaran (budget line).
4.4.3 Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi
konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve
indifference dengan kurva anggaran (budget line). Keseimbangan
Konsumen yang Optimal Keseimbangan konsumen terjadi dengan
jumlah uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
Keterangan : gambar diatas ada 4 titik (A,B,C, dan D)
kombinasi. Dari 4 kombinasi diatas, kombinasi yang
memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D
karena kombinasi titik D ini terletak di IC paling jauh dari
titik origin. Akan tetapi, seseorang tidak bisa memilih
kombinasi D disebabkan ia dibatasi oleh pendapatannya.
Slope BL = Slope IC
Slope IC = MRS = MUy/Mux
Slope BL = Py/Px
Py/Px = MUy/MUx
MUy/Py = MUx/Px
Persamaan diatas menunjukan tempat keseimbanga,
yakni jika rasio marginal utility terhadap harga dan suatu
barang adalah sama.
4.4.4 Perubahan Utilitas Konsumen
ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya
kombinasi guna maksimal ini :
Berubahnya Salah satu dari Harga Barang Jika
harga barang X naik maka garis anggaran dan indifference
curve nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka
garis anggaran dan indifference curve akan bergeser ke
kanan.
2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
Jika harga Barang X dan Y tidak berubah kombinasi
yang dikehendak/dibeli konsumen adalah E1. Bila titik
singgung antara kurva anggaran dan indifference yang
lama dan yang baru dihubungkan, maka garis yang
menghubungkan kedua titik itu disebut Income
Counsumption Curve ( ICC)
Jika harga suatu barang berubah akan memiliki dua
dampak. Pertama, konsumen akan menambah jumlah
barang yang diminta. Kedua, dengan menurunnya harga
konsumen seakan-akan menjadi lebih kaya dan ia akan
membeli barang dalam jumlah yang lebih banyak
3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan
inferior Perubahan Harga pada Barang Normal
Dikatakan harga barang X lebih murah
konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X
lebih banyak dan mengurangi jumlah barang Y.
Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL
(Budget Line/garis anggaran) berubah dari BL1 ke BL2.
Perubahan ini yang disebut dengan efek substitusi.
Perubahan Harga pada Barang Inferior
Semakin murahnya barang X menghasilkan efek
pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang
diminta berkurang. Perubahan kombinasi dari E1 ke E3
adalah price efect sebesar X1-X3, Perubahan dari
kombinasi E3 ke E2 adalah income efect sebesar X3-
X2.
4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan
harga akan mengubah jumlah yang diminta. Atas dasar
perubahan yang terjadi dapat ditarik kesimpulan hubungan
antara jumlah barang X yang diminta (diturunkan dan titik
A,B, dan C) karena perubahan harga. Hubungan itu tiada lain
adalah kurva permintaan.
Bila titik-titik keseimbangan A, B, dan C pada kurva
BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikenal
dengan Price Consumption Curve (FCC)
4.4.6. Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang
menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan
jumlah barang yang diminta ( Ernest Engel adalah orang
pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat
pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi. Dalam
Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dari
sebagai sumbu horizontal adalah kuantitas). Jadi ICC atau
Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang
terhadap perubahan pendapatan.
4.4.7. Bentuk indifference Curve
Kurva indifference Curve yang
berupa huruf L menunjukkan
barang komplemen.
Barang Y ditambah atau dikurangi
tidak bisa digantikan dengan barang
X.
Ada beberapa bentuk curve indifference
Kurva Indifference yang Linier
Menunjukkan Adanya Substitusi Sempurna
THANK YOU 
BAB V
PERILAKU
PRODUSEN
Di susun oleh : Kelompok 1
ANGGOTA KELOMPOK
Savira Anjelin
122200002
Nabilla Choiriya
1222300003
Berliana Indah
1222300006
Konsep jangka waktu dalam proses produksi
5.1
Fungsi produksi
5.2
Analisis proses produksi jangka pendek
5.3
Produksi jangka panjang
5.4
YANG AKAN DIBAHAS
Produksi adalah transformasi atau pengubahan
faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu
proses di mana masukan (input) diubah menjadi
output. Faktor produksi dalam pembahasan perilaku
produsen ini adalah land, man, cpital, dan skill.
Perilaku produsen sendiri diartikan sebagai suatu tindakan
seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input
yang dimilikinya. Oleh karena itu, perilaku produsen juga
dinamakan tindakan produsen atau dengan istilah Producer’s
Behavior. Pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya inilah seorang produsen dikatakan dalam keadaan
keseimbangan atau ekuilibrium
5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM
PROSES PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan “jangka
pendek” dan “jangka panjang”.
Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga
perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan.
Jangka panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka
pendek atau dapat dikatakan sebaliknya bahwa keadaan produksi jangka
pendek merupakan suatu potret pada suatu saat tertentu dari rangkaian film
yang diputar. Rangkaian film itu sendiri dapat diartikan sebagai jangka panjang.
5.2 FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang
produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi dapat
dinyatakan dalam persamaan matematis. Fungsi ini memberikan cara yang
mudah untuk menghubungkan output dan input.
Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = F(C,L,B,S)
Di mana : Q (Output)
C (Capital)
L ( Labor)
B (Bahan baku)
S (Skill)
Bentuk Fungsi Linier
Q = a + bX
Bentuk Fungsi Quadratik
Q = a + b1X + b2X2
Bentuk Fungsi Cubic
Q = a + b1X + b2X2 + b3X3
5.3 ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA
PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi
diungkapkan dengan kurva TP (Total Product), AP (Average Product), dan MP
(Marginal Product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah
tenaga kerja (labor). AP adalah rata - rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja.
MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
AP = TP/Labor
MP = TP2 - TP1
Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
MP = ∂ TP/∂L
5.3.1 Hukum tambahan hasil yang semakin
berkurang (The law of diminishing returns)
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan
Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan
produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-
faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila
kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total
itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah
suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini
terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of
Diminishing Returns)
Hubungan antara faktor produksi tenaga kerja,
tanah, TP, AP, dan MP
Kurva TP, MP, AP
5.3.2 Hubungan antara TP, AP, dan MP
1. Hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP).
Pada posisinya saat produksi total (TP) mengalami perubahan
peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka
pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya.
Kemudian pada saat kurva produksi total (TP) mencapai titik maksimum,
maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya produksi marjinal
(MP) sama dengan nol.
5.3.2 Hubungan antara TP, AP, dan MP
2. Hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP).
Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal (MP) lebih tinggi
daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun
produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum
produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-
rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP).
Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah:
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP.
2. Jika AP maximum maka MPP = AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata
(AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan
produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah.
Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor.
Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
5.3.3 Tahapan dalam fungsi produksi
Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai
pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi
marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP
masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih
meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam
suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan
tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
5.3.3 Tahapan dalam fungsi produksi
Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi
negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus
sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya
pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
5.3.3 Tahapan dalam fungsi produksi
5.4 PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di
mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah
jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka panjang kita
akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva
isoquant (isoproduct atau isoquant).
5.4.1 Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasiteknis
antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan
suatu tingkat output tertentu". Isoquant memperlihatkan
berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber
yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama.
Kombinasi kemungkinan produksi
Sifat dari isoquant
1. Cembung ke arah titik origin.
2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
3. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah
produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh
kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat
produksi barang tersebut.
4. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling
berpotongan atau saling bersinggungan.
Kurva isoquant
MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y
sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus.
MRTS = -∆ K/∆ L
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L
nya :
• K1/L1 > K2/L2 proses produksi nya capital intensif
• K1/L1 < K2/L2 proses produksi nya labor intensif
Bentuk isoquant lain
Bentuk isoquant yang linier
Bentuk isoquant lain
Bentuk isoquant yang input output
5.4.2 Iso-biaya (Isocost)
Iso-biaya (isocost) adalah kurva yang menunjukkan
kedudukan dan titik - titik yang menunjukkan kombinasi
barang - barang atau faktor produksi yang dibeli oleh
produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Letak iso-
biaya ini tergantung pada besarnya anggaran belanja
perusahaan serta harga faktor produksi yang digunakan
dalam proses produksi oleh perusahaan yang
bersangkutan.
Gambar kurva isocost
Slope kurva isocost adalah :
M/Pk : M/Pl = M/Pk x Pl/M =
Pl/Pk
sedang fungsi
TC = Pl L + Pk K
Perubahan isocost
Kurva isocost dapat berubah disebabkan :
1. Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya
tetap
2. Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya
tetap
3. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah
Kurva isocost berubah jika harga faktor
produksi labor turun atau naik sedang lainnya
tetap
Kurva isocost berubah jika harga faktor
produksi kapital turun atau naik sedang
lainnya tetap
Kurva isocost berubah jika jumlah modal
(dana) berubah berkurang atau bertambah
5.4.3 Ekuilibrium produsen
Ekuilibrium produsen bisa diartikan sebagai "suatu
keadaan seimbang di mana produsen mendapat
keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan
untuk mengubah - ubah tingkat produksi atau
dalam penggunaan faktor - faktor produksinya".
Produk optimum
MRTS = Slope isoquant
MPl/MPk = - Pl/Pk
Pl x MPk = Pk x MPl
Pl x MPk/Pl x Pk = Pk x MPl /Pl x Pk
MPk/Pk = MPl/Pl
Contoh soal
Misalkan harga labor $6/hour dengan MPI = 42 unit. Sedangkan
harga kapital Pk = $ 10 dengan MPk = 80. Apakah produsen bisa
memproduksi dengan kombinasi K dan L secara optimum?
Dari data di atas:
Produktivitas Labor = MPI/PI = 42/6 = 7 unit
Produktivitas Kapital = MPk/Pk = 80/10 = 8 unit setiap $
5.4.4 Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Expantion path atau jalur pelunasan adalah suatu
garis yang menunjukkan titik - titik least cost
combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost
combination adalah suatu titik yang menunjukkan
ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah
produk tertentu.
5.4.4 Jalur Ekspansi (Expansion Path)
5.4.5 Hasil dari pengembangan skala
usaha (Return to scale)
Jika input bertambah maka output akan bertambah
L + C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah
aL + AC akan menghasilkan bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan
output (b) bisa dalam keadaan b>a, b = a, dan b<a
Increasing return to scale
b>a
Misalkan input labor dan
kapital ditambahkan 20%
maka output akan
meningkat sebesar 30%
Constant return to scale
b = a
Misalkan input labor dan
kapital ditambah 20%
maka output meningkat
sebesar 20%
Decreasing return to scale
b < a
Misalkan input labor dan
kapital ditambahkan 20%
maka output akan
meningkat sebesar 10%
5.4.6 Memilih kombinasi input yang efisien
(Ridge line)
Isoquant yang terletak
semakin jauh dan titik 0
menunjukkan tingkat output
yang semakin besar. Dalam
memproduksi suatu tingkat
output ada batas dalam
memilih kombinasi input
labor atau kapital
5.4.7 Kombinasi ongkos terkecil (Least
Cost Combination)
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan
menyebabkan pergeseran kurva isocost ke
kanan atau ke kiri. Garis yang
menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara isoquant
dan isocost dinamakan jalur perluasan
(expansion path). Bagi perusahaan yang ingin
meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat output tertentu disebut dengan least
cost resources combinations.
Terima Kasih
BAB VIII
PENENTUAN HARGA
DALAM PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
Disusun oleh kelompok 1
NAMAANGGOTA:
• SAVIRA ANJELIN (1222300002)
• NABILLAH CHOIRIYA AZZAHRA (1222300003)
• ​BERLIANA INDAH KUSUMANINGRUM (1222300006)
8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
8.1.1. PENGERTIAN PASAR
Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat
berkumpulnya para penjual.
Sedang pengertian pasar secara teori
ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan
penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah
yang diperjualkan. Para ahli ekonomi
menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro
menjadi empat golongan besar
yaitu:
Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar Monopoli
Pasar OligPasaropoli
8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan
pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga pasar.
Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh gambar lurus yang sejajar dengan
sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang.
Pasar pesaingan sempurna yang mendapatkan laba
8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
Pasar persaingan murni memilik ciri sebagai berikut:
o Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak
o Barang yang diperjual belikan homogen/identik.
o Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.
o Informasi terhadap pasar sempurna.
Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat
menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan sebagai penjual atau produsen barang.
Gambar 8.2 Hubungan antara tingkat harga TR,AR dan MR
Kita perhatikan dari tabel diatas, perusahaan dalam persaingan sempurna
produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva
permintaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari
titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR
mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu.
Jika digambarkan ketiga kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal,
harga dan jumlah produk yang diperjual belikan ditetapkan dengan
kaidah MC=MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk
dengan MR=MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh
nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedang kaidah
MC=MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah
turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC.
Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai
tertinggi.
1. Penentuan Harga dalam Pasar Pesaingan
Sempurna yang Memperolehi Laba
Dari gambar diatas terlihat harga yang menjamin laba maksimal
adalah sebesar 0P1. Dengan harga sebesar 0P1 besar TR adalah
0P1KQ1. Sedang besarnya TC adalah 0P2LQ1 dan total laba
(TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar 0P2 dan
laba per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba maksimal adalah sebesar
P=0P1 dan Q=0Q1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Dari gambar tersebut terlihat, harga yang
menjamin rugi minimum adalah sebesar 0P1.
Dengan harga sebesar 0P1 besar TC adalah
0P2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
0P1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar
P1P2KL. Bersarnya AC sebesar 0P2 dan rugi
per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang di produksi yang
menjamin rugi minimal adalah sebesar
P=0P2 dan Q=0Q1
3. Penentuan Harga dalam Pasar
Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Normal Profit (Break Even Income)
Dari gambar tersebut, terlihat harga yang menjamin
laba normal adalah sebesar 0P1. Dengan harga 0P1
besarnya TC adalah 0P1KQ1. Sedang besarnya TR
adalah sama 0P1KQ1, untuk mendapatkan laba
normal perusahaan harus bekerja yang paling
efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin
laba normal adalah sebesar
P=OP1 dan Q=0Q1
Dengan AC yang paling rendah.
8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang
dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila
terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan
produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan-perusahaan untuk menambah
perusahaan-perusahaan yang baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal,
yaitu:
• Mendapat laba super normal.
• Mendapat laba normal.
• Menderita kerugiaan.
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka
Panjang
Maksud jangka Panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih
ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat
mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi
kenaikan permintaan barang.
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan “selalu” hanya
akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR=MC=AC, pada saat AC
minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal (normal profit)
dinamakan “ Marginal Firm/Marginal or Profitability”, artinya apabila harga turun sedikit
saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan
yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk
yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja
yang paling efisien agar tidak mengalami kerugiaan
sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya
kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang
berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Jika tidak
bisa efisien, perusahaan baru siap memasuki pasar sebagai
pesaing.
8.2.5. Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC=Q^2 – 4Q + 40 dan P =
$20.
Ditanya : a. Apakah perusahaan rugi / laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $24 apakah jumlah produksi berkurang?
c. Hitung berapa labanya.
Jawab :
TR = P x Q = 20 Q
MR = TR’ = 20
TC = Q^2 – 4Q + 40
MC = TC’ = 2Q – 4
8.2.5. Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal : MR = MC
MR = MC
20 = 2Q – 4
Q = 12
TR = $240
TC = 144 – 48 + 40 = $136
Laba = $240 - $136 = $104
8.2.5. Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Jika harga naik menjadi $25
Maka TR = 24Q
MR = 24
MR = MC
24 = 2Q – 4
Q = 10
TR = $240
TC = 100 – 40 + 40 = 100
Laba = $240 - $100 = $140
TERIMA KASIH
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
KELOMPOK 1
Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik
Tiga Kondisi yang Bisa Dialami Persaingan
Monopolistik
Akibat Persaingan Monopoli Terhadap Output dan
Harga
ISI PRESENTASI
SAVIRA ANJELIN
1222300002
NAMA ANGGOTA
NABILLA CHOIRIYA A
1222300003
BERLIANA INDAH
1222300006
9.1 BENTUK PASAR
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing - masing
penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan
deferensiasi produk.
DEFERENSIASI PRODUK
Deferensiasi produk atau Product differentiation
adalah membedakan dua barang yang sebenarnya
sama sehingga menjadi berbeda.
UNSUR MODEL PASAR
UNSUR
MONOPOLI
unsur yang hanya
terdapat satu macam
barang. Maka kurva
permintaannya miring
dari kiri atas ke kanan
bawah, meskipun
mendekati horizontal.
UNSUR
PERSAINGAN
unsur yang jumlah
penjualnya banyak
sehingga tindakan dari
seorang penjual tidak
mempunyai pengaruh
yang berarti terhadap
penjualnya
BENTUK KURVA DEMAND DAN MR
DARI PERUSAHAAN PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
9.2 KONDISI YANG BISA
DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
1
Mendapat
laba
supernormal
2
Mendapat
laba normal
3
Menderita
kerugian
PERUSAHAAN DALAM
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
ANG MENDAPAT LABA
SUPERNORMAL
Harga dan output yang
menjamin laba maksimal
dengan menggunakan kaidah
MR = MC. Pada kaidah MR =
MC harga jual produk sebesar
OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya
laba P1P2LK
PERUSAHAAN DALAM
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
YANG MENDAPAT LABA NORMAL
MR = MC adalah kaidah guna
menetapkan harga dan output
yang menjamin laba maksimal.
Pada kaidah MR = MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output
yang dijual sebanyak OQ1 dan
besarnya TC = TR, yaitu sebesar
0P1KQ1
PERUSAHAAN DALAM
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
YANG MENDAPAT LABA NORMAL
Pada kaidah MR = MC harga jual
produk sebesar OP2, sedang biaya
rata - ratanya OP1. Biaya rata - rata
(AC) lebih besar dari penerimaan rata
- rata (AR). Kerugian yang minimal ini
output / jumlah produksi yang dijual
harus sebanyak OQ1 dan besarnya
TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR
(OQ1LP2
9.3 AKIBAT PERSAINGAN
MONOPOLI TERHADAP OUTPUT
DAN HARGA
• Perubahan harga berakibat perubahan permintaan
yang besar
Bentuk kurva demand - nya bersifat sangat elastis
sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output
akan mengalami banyak pengurangan. Kurva
permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis
sangat elastis.
9.3 AKIBAT PERSAINGAN
MONOPOLI TERHADAP OUTPUT
DAN HARGA
2. Efisiensi masing - masing perusahaan
Terdapat beberapa efisiensi masing - masing perusahaan
dalam jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke
dalam industri yang bersangkutan bebas dan mudah.
Kerugian diderita bila kurva biaya rata - rata jangka
panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua
output
9.3 AKIBAT PERSAINGAN
MONOPOLI TERHADAP OUTPUT
DAN HARGA
3. Promosi penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perusahaan desain
dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Pemborosan
seperti ini lebih kecil dalam persaingan monopoli
dibandingkan dengan oligopoli.
9.3 AKIBAT PERSAINGAN
MONOPOLI TERHADAP OUTPUT
DAN HARGA
4. Jenis produk yang tersedia
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang
sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi,
suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk
tertentu demikian banyak sehingga membingungkan
konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih
sulit.
TERIMA KASIH
BAB X
PENENTUAN HARGA
PADA PASAR MONOPOLI
DIBUAT OLEH KELOM POK 1
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA :
SAVIRA ANJELIN
1222300002
NABILLAH
CHOIRIYAH. A
1222300003
BERLIANA INDAH
K
1222300006
10.1. ARTI MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah
kasus monopoli murni atau pure monopoly. Perubahan harga dan output
produk lain yang dijual dalam perekonomian tak memengaruhi sang
monopoli. Sebaliknya, perubahan harga produk dan output sang monopolis
juga tak memengaruhi produser lain lain dalam perekonomian. Monopoli
murni di dunia nyata jarang ditemukan. Ada atau tidak adanya bentuk
monopoli murni, prinsip-prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang
sangat berguna untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan
alokasi sumber. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan
sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika
suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang
tidak mempunyai substitut atau perusahaan tunggal tersebut sekaligus
sebagai industrinya juga.
10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB
PASAR MONOPOLI
10.2.1. Ciri-ciri Pasar Monopoli
Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli
tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka
mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut.
Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak ter-
dapat barang mirip (close substitute) yang dapat menggantikan barang tersebut.
Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena adanya halangan tersebut
pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalan industri.
Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, maka
penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopoli dipandang
sebagai penentu harga atau price setter.
Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan dalam industri,
ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan.
1.Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar
Monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar (perusahaan) monopoli.
Ketiga faktor tersebut adalah:
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of
scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinngi.
3.Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak
monpoli kepada perusahaan.
10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN
MEMASUKI PASAR
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain:
1. Penguasaan Bahan Mentah
Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa
menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan
X kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina.
2. Hak Paten
Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu
atau cara produksi tertentu. Contoh: produk-produk Microsoft-Windows.
3. Terbatasnya Pasar
Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mung-
kin hanya bisa memberikan “ruang hidup” untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah
lain, karena adanya economies of scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas,
maka satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar.
4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
Ada kalanya hak monopoli diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur
tertentu.
10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik myenyatakan MR dengan MC-nya,
maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga
pasar untuk produknya.
Disitu perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat
biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P.
Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP’C’C dan itu
merupakan laba maksimum.
Jika MR>MC, berarti jika produksi
ditambah, kenaikan penerimaan
yang diperoleh akan lebih besar
dari kenaikan biayaya.
Laba maksimal akan diperoleh jika
turunan pertama dari fungsi laba
terhadap tingkat output sama
dengan nol.
10.5. POSISI KESEIMBANGAN
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam
suatu pasar sehingga kurva permintaan yang di hadapinya adalah
juga kurva permintaan pasar.Dengan demikian, kalau
diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna,
perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output
yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang
bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya.
10.5.1. HUBUNGAN P, TR, dan MR
Penentuan harga output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya
sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni
bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai
pada saat MR = MC.
10.5.2. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis
1.Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum
pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q. Laba maksimal
(P1KLP2) dicapai pada saat MC =MR. Lebih lanjut dari gambar
dibawah ini, dengan harga sebesar 0P1 biaya rata.
2.Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas
Beberapa cara usaha monopilis agar dia
tetap sebagai monopolis yaitu: selalu mengontrol
sumber-sumber bahan menta yang di pakainya.
selalu memegang hak paten atas produksinya,
supaya perusahaan lain tidak bisa meniru.
pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan
skala perusahaan optimum sehingga masuknya
perusahaan lain akan menekan harga sedemikian
rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada
dan kedua-duanya akan menderita rugi.
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
10.6.1. Kerugian Adanya Monopoli
Monopoli tidak selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan
segi-segi lain,misalnya :
1. Output yang Lebih Kecil
Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan
menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya.
2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk memungkinkan
diperolehnya laba jangka panjang.
3. Efisiensi Ekonomi
Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-sumber pada tingkat efisiensi
puncaknya.
4. Promosi
Penjualan
Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan Sang Monopolis.
10.6.2. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Kita akan lihat dua alat pengaturan pemerintah, yaitu (1) pengaturan langsung terhadap
harga yang dijual oleh monopolis, dan (2) pengaturan melalui pengenaan pajak.
1. Pengaturan Harga
Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas
sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya
beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost).
2. Pengaturan Harga pada
kasus Monopoli Murni
dengan Decrasing Cost
Monopoli alami
Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas
berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok
untuk sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai
skala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif.
Monopoli alam melalui ekspoitasi ekonomi skala dapat dalam teori apapun
melemahkan saingan aktual atau potensial murni atas dasar biaya.
3. Perpajakan
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya
(lumpsump) dan dapat bersifat khusus (spesific).
Pajak lumpsump
Pajak yang lumpsump ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang
dihasilkan perusahaan
Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan.
Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (per unit)
barang yang dihasilkan.
Monopoli dan Ekononi Monopoli
Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan manfaat dari bisnis dengan
otot industri, kekuatan harga monopoli di pasar. Kasus ekonomi dan sosial
standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah.
Kasus Ekonomi terhadap Monopoli
Argumen buku biasa terhadap kekuatan monopoli di pasar adalah bahwa
monopolis yang ada dapat terus mendapatkan yang abnormal (supernormal)
keuntungan dengan mengorbankan efisiensi ekonomi dan kesejahteraan
konsumen dan masyarakat.
X Inefisiensi di Bawah Monopoli
Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey
Libenstein. Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli
kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide-ide baru atau
mempertimbangkan kesejahteraan konsumen.
Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik memaksimalkan keuntungan
(MC=MR) adalah pada harga dan Q2 PMON output.
asil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja rata-rata jangka
panjang dan biaya yang konstan marjinal di bawah kedua persaingan dan monopoli.
POTENSI MANFAAT DARI MONOPOLI
Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa penjual) tidak selalu sinyal tidak adanya
persaingan. Kadang-kadang hal tersebut dapat mencerminkan keberhasilan perusahaan
terkemuka dalalm menyediakan produk berkualitas lelbih baik dan lebih efisien daripada
saingan mereka yang lebih kecil.
SKALA EKONOMIS
Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untukk mengeksploitasi ekonomi
penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan
harga yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetitif.
Keuntungan monopoli,penelitian dan pengembangan, serta efisiensi dinamis sebagai
perusahaan mampu mendapatkan keuntungan abnormal dalam jangka panjang.
7. DISKRIMINASI HARGA
1. Sifat Dasar Diskriminasi Harga
Produsen harus berusaha memperluas pasar, misalnya dengan mengadakan promosi dan
advertensi mengenai barang-barang yang dihasilkannya.
Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga
Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga:
Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara
tajam.
Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dapat menggolongkan
pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-
beda.
Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang
yang dibel.
Deskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat kedua
Diskriminasi harga derajat ketiga
2. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda
Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk
memecah pasar produknya menjadi dua atau lebih pasar. Dalam keadaan seperti itu
dia akan mengenakan harga yang berbeda untuk produknya dalam masing-masing
pasar.
3.Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numrik
1.Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga adalah kebijakan
yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual berdasarkan
pasar dan kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga berbeda
tersebut mempunyai struktur biaya yang sama. Sekarang kita lihat bagaimana
harga-harga bervariasi sementara biaya produksi adalah sama.
Menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC.
Produsen memproduksi barang X sebanyak 0102 dengan biaya produksi
MC yang konstan sebesar Ol. Produsen hendak melakukan kebjakan diskriminasi
harga pada kedua pasar yang berbeda, yaitu Pasar A dan Pasar B. Pasar A
mempunyai elastisitas
permintaan yang lebih elastis. Sedang Pasar B kurva permintaan yang kurang elastis.
2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi Secara Numerik
Thank You
BAB XI
MENENTUKAN
HARGA PADA
PASAR
OLIGOPOLI
D I S U S U N
O L E H
Savira Anjelin
1222300002
Berliana Indah
1222300006
Nabilla
Choiriya
1222300003
11 . 1 P E N G E RT I A N PA S A R
O L I G O P O L I
Pasar oligopoli adalah pasar dengan keadaan
di mana hanya sedikit penjual sehingga
tindakan produsen produsen akan mendorong
produsen lain untuk bereaksi. Dengan istilah
lain pasar yang terdapat banyak penjual dan
masing - masing penjual dapat memengaruhi
harga pasar.
C I R I - C I R I O L I G O P O L I YA N G
D I K E M U K A K A N O L E H
D O U G L A S
1 2 3
Jumlah penjual
Jika ada 4
perusahaan besar
(CR Four) di pasar
itu yang mampu
menguasai lebih
dari 40% pangsa
pasar.
Kondisi biaya
Dalam jangka
pendek MC bisa
mengalami
penurunan,
konstan, dan
meningkat.
Jumlah pembeli
Produsen oligopoli
dihadapkan
dengan jumlah
pembeli yang
sangat banyak.
C I R I - C I R I O L I G O P O L I YA N G
D I K E M U K A K A N O L E H
D O U G L A S
4 5 6
Kondisi demand
Close subtitute
tetapi bisa homogen
atau terdiferensiasi
Fungsi tujuannya
Dalam jangka
pendek
menginginkan laba
yang maksimal.
Sedang jangka
panjang ingin
menguasai pasar
Strategi penjualan
Strategi penjualan
dilakukan dengan
mendorong
promosi, desain
produk, dan
distribusi channel.
C I R I - C I R I O L I G O P O L I YA N G
D I K E M U K A K A N O L E H
D O U G L A S
7
Reaksi rival
Setiap tindakan
yang berkaitan
dengan harga,
servis, dan
kuantitas akan
mendapat reaksi
dari pesaing.
K A R A K T E R PA S A R
O L I G O P O L I
• Perusahaan saling bersepakat
untuk melakukan penentuan
harga dan jumlah produksi.
• Perusahaan tidak saling
melakukan kesepakatan
11 . 2 D E M A N D
O L I G O P O L I
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam
industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan
sangat kecil. Oleh karena jumlah penjual yang
sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara
mereka bisa dimasukkan dalam masalah
penentuan harga / output dari oligopoli.
Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus
oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang
menghasilkan suatu produk tertentu
11 . 2 . 1 M O D E L
O L I G O P O L I
• Model Cournot
Model pasar
duopoli (dua
penjual) yang
pertama kali oleh
Augustin Cournot
tahun 1938
Model ini beranggapan
bahwa barang yang
dihasilkan dua
perusahaan adalah
sama dan bersifat
substitut sempurna
serta struktur ongkos
produksi per unit
sama.
PA S A R D U O P O L I M O D E L
C O U R N O T
K U RVA R E A K S I D A R I PA S A R
D U O P O L I M O D E L C O U RVA L
P E N U R U N A N K U RVA R E A K S I S E C A R A
M AT E M AT I S
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli
adalah :
Q = a + bX, dan b>0, serta Q = Q1 + Q2
Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing
duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopoli
tidak sama besarnya, maka perusahaan yang
mempunyai ukuran / skala usaha yang lebih besar
akan memiliki 1/1R yang lebih kecil
K E S E I M B A N G A N
C O U R N A L
MASING-MASING PRODUSEN TIDAK
MEMANFAATKAN PENGALAMAN DALAM
MENGANTISIPASI TINDAKAN PESAING ADALAH
TIDAK REALISTIS
TIDAK DIJELASKAN SAMPAI BERAPA LAMA
PROSES PENYESUAIAN UNTUK MENUJU
KE POSISI KESEIMBANGAN
ANGGAPAN BAHWA ONGKOS
PRODUKSI BESARNYA NOL
TIDAKLAH REALISTIS
K E L E M A H A N M O D E L
C O U R N O T
11 . 2 . 1 M O D E L
O L I G O P O L I
2. Model Bertrand
Dirumuskan
pertama kalo
pada tahun 1883
oleh J. Bertrand.
Menyatakan bahwa masing-masing
perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan
pesaingnya untuk tetap
mempertahankan tingkat harga
jualnya apapun yang ditentukan
oleh perusahaan.
11 . 2 . 1 M O D E L
O L I G O P O L I
3. Model
Chamberlin
Menyatakan
bahwa
keseimbangan
stabil di pasar
terjadi apabila
pasar ditetapkan
Model Chamberlin beranggapan
bahwa masing-masing
perusahaan tidak bebas
(terikat) terhadap pesaingnya
yang ada di pasar. Akibatnya
keseimbangan stabil di pasar
pada tingkat harga dan output
monopoli
11 . 2 . 1 M O D E L
O L I G O P O L I
4. Model Kurva
Permintaan patah
P. Sweet
mengemukakan
model ini pertama
kali pada tahun
1939
Apabila suatu perusahaan
menurunkan harga, maka
perusahaan - perusahaan
lainnya dalam industri akan
mengikuti menandingi
penurunan harga tersebut.
K U RVA P E R M I N TA A N
PATA H
11 . 2 . 1 M O D E L
O L I G O P O L I
5. Model
Stackelberg
Model ini pertama
kali diperkenalkan
oleh Heinrich Von
Stackelberg pada
tahun 1952
Dalam model ini dianggap
bahwa salah satu perusahaan
dalam pasar oligopoli cukup
kuat menjadi leader sehingga
perusahaan pesaing
mengakuinya dapat berperilaku
seperti halnya perusahaan yang
digambarkan oleh model
cournot.
M O D E L S TA C K E L B E R
K U RVA P E R M I N TA A N
S E B E L U M A D A R E A K S I
K U RVA P E R M I N TA A N
S E T E L A H A D A R E A K S I
K U RVA P E R M I N TA A N
T E R PATA H
C I R I - C I R I PA S A R
O L I G O P O L I
1. Menghasilkan atau menjual barang
standar atau barang berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang
- kadang lemah / kuat
3. Promosi masih diperlukan
11 . 3 M O D E L P E N E TA PA N
H A R G A PA S A R
O L I G O P O L I
Pasar oligopoli ini mempunyai
beberapa model dalam
menetapkan harga produknya,
diantaranya :
1. Pasar Kartel
2. Pasar dengan kepemimpinan
harga (Price leadership)
11 . 3 . 1 PA S A R D E N G A N
K E T E G A R A N H A R G A
Seorang penjual dapat menaikkan jumlah
penjualannya dengan jalan menurunkan harganya.
Hal knk mengakibatkan larinya pembeli dan penjual
yang lain datang berbondong-bondong untuk membeli
barang tersebut. Berarti antar penjual saling
bertindak untuk menurunkan harga. Hal ini disebut
"perang harga".
K U RVA D E M A N D
O L I G O P O L I YA N G
K I N K E D
H A R G A D A R I PA S A R
O L I G O P O L I YA N G R I G I D
P E R U B A H A N H A R G A
O L I G O P O L I
11 . 4 P E N G A R U H
O L I G O P O L I T E R H A D A P
K E S E J A H T E R A A N
Berdasarkan penelitian - penelitian
dan kenyataan yang ada menunjukkan
bahwa justru dalam industri - industri
oligopoli terjadi inovasi dan
penerapan teknologi baru yang paling
pesat. Hal ini disebabkan
perusahaan-perusahaan tersebut
cukup besar dan mampu untuk
menyediakan dana untuk
11 . 5 K E U N T U N G A N
O L I G O P O L I S E C A R A
M AT E M AT I S
Contoh 1 :
Diketahui fungsi permintaan untuk
harga naik dan turun yang dihadapi
oleh seorang oligopolis adalah : Q1 =
56 - 4P1 dan Q2 = 20 - P2 dan fungsi
biaya perusahaan tersebut adalah :
TC = 4Q + 0,25 Q^2. Hitunglah :
Jumlah dan harga yang
memaksimumkan laba.
11 . 5 K E U N T U N G A N
O L I G O P O L I S E C A R A
M AT E M AT I S
Jawab :
Untuk memaksimumkan laba maka
perlu dicari MR1, MR2, dan MC
Q1 = 56 - 4P1 atau P1 = 14 - 0,25
Q^2 1
TR1 = P1 Q1
TR1 = 14 Q1 - 0,25 Q^2 1
MR1 = 14 - 0,5 Q1
11 . 5 K E U N T U N G A N
O L I G O P O L I S E C A R A
M AT E M AT I S
Q2 = 20 - P2 atau P2 = 20 - Q2
TR2 = P2 Q2
TR2 = 20 Q2 - Q^2 2
MR2 = 20 - 2 Q2
TC = 4Q + 0,25 Q^2
MC = 4 + 0,5Q
11 . 5 K E U N T U N G A N
O L I G O P O L I S E C A R A
M AT E M AT I S
Untuk menemukan perpotongan kurva
demand D1 dan D2, kita pertemukan
Q1 = Q2 pada tingkat harga tertentu
yaitu P1 = P2 sehingga kita peroleh :
14 - 0,25 Q = 20 - Q
0,75 Q = 6
Q = 8
P = 12
11 . 5 K E U N T U N G A N O L I G O P O L I
S E C A R A M AT E M AT I S
Pada jumlah produksi sebesar 8 dapat diketahui
batas atas dan batas bawah dari kurva MR yang
patah
MR1 = 14 - 0,5 Q1
= 14 - 0,5 (8) = 9
MR2 = 20 - 2 Q2
= 20 - 2 (8) = 4
Pada jumlah produksi sebesar 8 maka biaya MC :
MC = 4 + 0,5 Q = 8
11 . 5 K E U N T U N G A N O L I G O P O L I
S E C A R A M AT E M AT I S
Ini berarti bahwa kurva MC memotong kurva MR
yang patah karena MC = 8 berada pada batas 4-9.
Dengan demikian laba perusahaan dapat dicari
sebagai berikut :
Laba = TR - TC
= (P x Q) - (4Q + 0,25 Q2)
= (12 x 8) - (4, 8 + 0,25 x 8) x 2
= 96 - (32 + 16) = 48
TERIMA

More Related Content

Similar to KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx

KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxkusdiantoteguh2
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxnabillaazzahra28
 
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdfKelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdffebriyantiar02
 
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfTugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfNala Cahyani
 
Pengangtar ilmu ekonomi
Pengangtar ilmu ekonomiPengangtar ilmu ekonomi
Pengangtar ilmu ekonomiNeyna Fazadiq
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
PembahasanIwanAr
 
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu EkonomiPertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu EkonomiAditya Panim
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023ziyakhoir29
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5WidyaKusuma15
 
1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan MikroekonomiMarieska L
 
Makalah ekonomi teknik 1
Makalah ekonomi teknik 1Makalah ekonomi teknik 1
Makalah ekonomi teknik 1Rifan Bukhori
 
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfHari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfrahmathabibi9
 
Ekonomi - Konsep Ilmu Ekonomi
Ekonomi - Konsep Ilmu EkonomiEkonomi - Konsep Ilmu Ekonomi
Ekonomi - Konsep Ilmu EkonomiSyifaKairunnisa
 
PPT Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi.pptx
PPT Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi.pptxPPT Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi.pptx
PPT Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi.pptxFinaSari3
 
Pengantar Ilmu Ekonomi.ppt
Pengantar Ilmu Ekonomi.pptPengantar Ilmu Ekonomi.ppt
Pengantar Ilmu Ekonomi.pptBangRio4
 
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianPpt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianalexmendrofa
 

Similar to KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx (20)

KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
 
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptxKELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx
 
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdfKelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
Kelompok 6 Tugas ppt bab 1-11 Pengantar Ekonomi Mikro-1.pdf
 
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdfTugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
Tugas Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 10.pdf
 
Pengangtar ilmu ekonomi
Pengangtar ilmu ekonomiPengangtar ilmu ekonomi
Pengangtar ilmu ekonomi
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu EkonomiPertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pertemuan Minggu 1 & 2 Perkembangan Ilmu Ekonomi
 
Makalah ekonomi teknik 1
Makalah ekonomi teknik 1Makalah ekonomi teknik 1
Makalah ekonomi teknik 1
 
Tugas perekonomian indonesia
Tugas perekonomian indonesiaTugas perekonomian indonesia
Tugas perekonomian indonesia
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro 2023
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 5
 
M1 11-38
M1 11-38M1 11-38
M1 11-38
 
1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi1. Pendahuluan Mikroekonomi
1. Pendahuluan Mikroekonomi
 
Makalah ekonomi teknik 1
Makalah ekonomi teknik 1Makalah ekonomi teknik 1
Makalah ekonomi teknik 1
 
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdfHari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
Hari_Moektiwibowo_ST_MM_27022023083157_1._Pendahuluan_PIE.pdf
 
Ekonomi - Konsep Ilmu Ekonomi
Ekonomi - Konsep Ilmu EkonomiEkonomi - Konsep Ilmu Ekonomi
Ekonomi - Konsep Ilmu Ekonomi
 
Slide 1 (pe)
Slide 1 (pe)Slide 1 (pe)
Slide 1 (pe)
 
PPT Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi.pptx
PPT Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi.pptxPPT Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi.pptx
PPT Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi.ppt
Pengantar Ilmu Ekonomi.pptPengantar Ilmu Ekonomi.ppt
Pengantar Ilmu Ekonomi.ppt
 
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomianPpt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
Ppt masalah ekonomi dan sistem pengaturan perekonomian
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

KELOMPOK 1 MIKRO PRODI AKUNTANSI TAHUN 2023.pptx

  • 1.
  • 2. BAB 1.1 SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI ILMU EKONOMI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI PERILAKU MANUSIA DALAM MEMILIH DAN MENCIPTAKAN KEMAKMURAN. HAKIKAT MASALAH EKONOMI YAITU ADANYA KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA KEBUTUHAN MANUSIA YANG TIDAK TERBATAS DENGAN ALAT PEMUAS KEBUTUHAN YANG JUMLAHNYA TERBATAS. PERMASALAHAN INI DISEBUT DENGAN KELANGKAAN (SCARCITY). ADAM SMITH YANG DIJULUKI SEBAGAI BAPAK ILMU EKONOMI MENJADI ORANG PERTAMA YANG MENGEMBANGKAN ILMU EKONOMI PADA ABAD KE-18 / TAHUN 1776. DALAM KARYA BUKUNYA YANG BERJUDUL AN IQUIRY INTO THE NATURE AND CAUSES OF THE WEALTH OF NATION MENYEBABKAN ILMU EKONOMI DISEBUT SEBAGAI THE QUEEN OF THE SCIENCES ATAU THE YOUNG SCIENCES BUT THE OLDIEST ART.
  • 3. BAB 1.2 MAHZAB-MAHZAB DALAM EKONOMI • 1. MAHZAB MERKANTILISME 6. MAHZAB MARJINALIS • 2. MAHZAB FISIOKRAT 7. MAHZAB INSTITUSIONAL • 3. MAHZAB KLASIK 8. MAHZAB NEOKLASIK • 4. MAHZAB SOSIALISME 9. MAHZAB KEYNESIAN • 5. MAHZAB HISTORIS 10. MAHZAB CHICAGO
  • 4. TEORI EKONOMI ADALAH SUATU ILMU SOSIAL YANG MEMBICARAKAN TENTANG BAGAIMANA USAHA MANUSIA UNTUK MENCAPAI KEMAKMURAN. OLEH KARENA ITU, TIDAK ASING LAGI BAHWA ILMU EKONOMI SERING DISEBUT SEBAGAI ILMU TENTANG KEMAKMURAN. JADI PADA DASAMYA BAGAIMANA SEMUA ORANG ATAU MASYARAKAT DAPAT MENCAPAI KEMAKMURAN EKONOMINYA ATAU YANG DISEBUT WELFARE ECONOMIC. BAB 1.3 PENGERTIAN ILMU EKONOMI
  • 5. 1.4. KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI 1.4.1 PENGERTIAN DASAR BARANG DAN JASA • Jasa • Jasa merupakan layanan seseorang/instansi/barang yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. • Barang • Barang dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan dilihat secara fisik (seperti baju atau televisi) dan sesuatu yang tidak dapat diraba serta dilihat (seperti udara, oksigen, gas alam).
  • 6. 1.4.2 KELANGKAAN (SCARCITY) DAN ALTERNATIF PILIHAN • Masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya "kelangkaan" atau "kekurangan" (scarcity) akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengonsumsi barang dan jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemampuan membeli barang maupun jasa yang diinginkan dan keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.
  • 7. 1.4.3 PROBLEM DALAM ILMU EKONOMI • 1. Mekanisme Ekonomi • Dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang relatif tidak terbatas, padahal sumber daya relatif terbatas, setiap masyarakat dihadapkan pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan pemilihan penggunaan sumber daya yang tersedia. Permasalahan itu pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga dan dikenal sebagai permasalahan dasar ekonomi.
  • 8. 1.4.3 PROBLEM DALAM ILMU EKONOMI • 2. Mekanisme Perencanaan Pusat • Mekanisme perencanaan pusat adalah mekanisme yang mengatur jalannya kegiatan ekonomi melalui rencana yang dibuat oleh pemerintah pusat atau badan pusat yang khusus dibentuk untuk maksud tersebut oleh pemerintah. Rencana pusat itu berfungsi sebagai alat pengatur semua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi yang merupakan salah satu unsur dalam sistem perekonomian suatu negara.
  • 9. 1.4.3 PROBLEM DALAM ILMU EKONOMI • 3. Mekanisme Pasar • Mekanisme pasar adalah mekanisme yang mengatur berlangsungnya kegiatan ekonomi melalui pasar (pasar bukan berarti pasar fisik seperti Pasar Senin, Pasar Tanah Abang, dan sebagainya, tetapi pasar dalam artian pertemuan antara pembeli barang dan jasa dengan penjual barang dan jasa tersebut). Di pasar inilah para pelaku ekonomi bertemu untuk melakukan transaksi dan interaksi dalam kerangka perwujudan usaha mereka untuk mencapai tujuan mereka masing-masing, yaitu memperoleh kepuasan yang sebesar mungkin dari para penjual. Bagi para pembeli, khususnya para rumah tangga individu, usaha untuk memperoleh barang dan jasa dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
  • 10. 1.5. KEGIATAN EKONOMI 1.5.1 KEBUTUHAN MANUSIA, SUMBER PEMUAS, DAN TEKNIK PRODUKSI • 1. Kebutuhan Manusia • Kebutuhan manusia adalah titik pangkal kegiatan perekonomian. Kebutuhan manusia adalah tujuan akhir kegiatan perekonomian. Kebutuhan adalah tenaga penggerak atau tenaga pendorong perekonomian. Kebutuhan manusia terdiri dari berbagai ragam dan dalam jangka panjang tak dapat dipuaskan. Tidak dapat dipuaskan tak berarti bahwa kebutuhan seseorang atas suatu barang tertentu adalah tak terbatas.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. 1.5.2 PELAKU DAN AKTIVITAS EKONOMI • 1. Pelaku Ekonomi • Perilaku ekonomi adalah perilaku yang timbul sebagai tanggapan terhadap dorongan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, khususnya kebutuhan yang bersifat kebendaan. Berhadapan dengan keinginan tersebut yang pada dasarnya tidak terbatas karena kebutuhan berkembang sejalan dengan perkembangan budaya bangsa dan manusia itu sendiri, terdapat alat pemuas kebutuhan yang terbatas, baik dalam jumlah maupun macamnya.
  • 17. Dalam perekonomian manapun, baik primitif maupun modern, baik kapitalis, sosialis, maupun komunis, dapat dibedakan tiga kelompok pengambil keputusan ekonomi yang untuk selanjutnya kita sebut pelaku- pelaku ekonomi atau subjek-subjek ekonomi. Ketiga kelompok pelaku- pelaku ekonomi tersebut ialah: a. Rumah tangga keluarga. b. Rumah tangga perusahaan. c. Rumah tangga pemerintah.
  • 18. a. Rumah Tangga Keluarga Dalam literatur kelompok pelaku ekonomi ini biasa disebut sebagai household dan dapat berupa organisasi keluarga atau dapat pula berupa orang perorangan. Orang perorangan kita anggap sebagai rumah tangga keluarga. beranggota tunggal. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga keluarga
  • 19. b. Rumah Tangga Perusahaan Perekonomian yang tergolong dalam kategori ini mempunyai bentuk yuridis yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk perseroan terbatas, persekutuan komanditer, persekutuan dengan firma, perusahaan perseorangan, perusahaan negara, koperasi, dan sebagainya. Rumah- rumah tangga perusahaan, yang dengan singkat kita sebut juga produsen, perusahaan, atau badan usaha melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi
  • 20. c. Rumah Tangga Pemerintah Pelaku ekonomi ini, yang biasa hanya disebut pemerintah, menjalankan macam kegiatan ekonomi seperti membeli sumber- sumber daya, (untuk sistem perekonomian kita terutama sumber daya manusia dan sumber daya kapital), barang-barang dan jasa-jasa, rumah-rumah tangga keluarga, dan rumah-rumah tangga perusahaan,
  • 21. 1.5.2 PELAKU DAN AKTIVITAS EKONOMI • 2. Aktivitas Ekonomi • Dalam bagian ini kita akan melihat bagaimana terjadinya aliran barang dan aliran uang dalam perekonomian yang sekaligus membentuk pasar, baik pasar barang konsumsi maupun pasar faktor produksi. Untuk lebih jelasnya kita dapat menggambarkan sebuah aliran melingkar dan uang serta barang bagi suatu perekonomian
  • 22. 1.6.1. PENGGUNAAN ASUMSI DALAM TEORI EKONOMI • Dalam mempelajari teori ekonomi kita selalu dihadapkan dengan anggapan- anggapan yang mendukung teori tersebut. Asumsi- asumsi ini terpaksa dipakai dalam ilmu ekonomi dikarenakan ahli- ahli ekonomi tidak dapat melakukan percobaan usahanya dalam suatu laboratorium, tetapi mempergunakan observasi gejala-gejala ekonomi dengan menggunakan teknik statistik atau cara lain. Observasi yang teliti dan berulang-ulang sangatlah penting bagi perkembangan ekonomi.
  • 23. 1. Asumsi Rasionalitas Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi. Pelaku ekonomi yang diasumsikan bersifat rasional biasa disebut juga homo economicus atau economic. Penggunaan asumsi ini pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimalkan kepuasan, yaitu yang dalam literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization assumption.
  • 24. 2. Asumsi Ceteris Paribus Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Maksud asumsi ini lalah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel lain yang tidak disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisis tidak diasumsikan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
  • 25. 3. Asumsi Penyederhanaan Meskipun abstraksi sudah banyak sekali mengurangi kompleksnya permasalahan, supaya permasalahannya lebih mudah dianalisis dan dipahami, perlu sering dilakukan menyederhanakan.
  • 26. 1.6.2. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM TEORI EKONOMI MIKRO • 1. Definisi • Definisi-definisi menjelaskan variabel-variabel (suatu besaran yang nilainya dapat mengalami perubahan) yang sifat perkaitannya akan diterangkan dalam teori tersebut. Sebagai contoh, hukum permintaan menyatakan "kalau harga suatu barang berubah, maka jumlah barang yang diminta akan berubah". Dengan demikian, variabel yang terkait dalam hukum permintaan tersebut adalah variabel harga dan variabel jumlah barang yang diminta (dibeli).
  • 27. 2. Pemisalan (Asumsi) Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga harus dibuat gambaran yang lebih sederhana mengenai perkaitan di antara suatu peristiwa dengan faktor-faktor yang memengaruhinya (terutama dengan faktor-faktor terpenting). Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat pemisalan- pemisalan. Pemisalan merupakan satu syarat penting untuk pembuatan teori. Pemisalan yang dimaksudkan adalah Ceteris Paribus.
  • 28. 3. Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum mengenal bagaimana hubungan variabel-variabel yang dibicarakan. Keterkaitan antarvariabel dapat dibedakan menjadi langsung dan tidak langsung. Hubungan langsung maupun tidak langsung dapat dibedakan lagi menjadi hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Dalam hubungan positif, kedua variabel yang dibicarakan berubah dalam arah yang sama, bila nilai satu variabel mengalami kenaikan, nilai variabel lainnya juga akan naik meskipun belum tentu dengan porsi yang sama.
  • 29. 4. Membuat Ramalan Dua sumbangan penting teori ekonomi mikro dalam menganalisis kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah bahwa: a. Teori ekonomi mikro menerangkan mengapa peristiwa-peristiwa tertentu berlaku, mengapa bentuk peristiwanya seperti itu, bagaimana berfungsinya suatu perekonomian. b. Atas dasar asumsi-asumsi tertentu, teori ekonomi mikro meramalkan keadaan yang berlaku sebagai landasan dalam merumuskan langkah- langkah untuk memperbaiki keadaan dalam perekonomian.
  • 30. 1.6.3. PENDEKATAN ILMIAH UNTUK MENJELASKAN TEORI EKONOMI • Ilmu ekonomi mikro memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik adalah alat analisis utama di samping matematika dan statistika. Grafik berperan untuk memperlihatkan hubungan variabel ekonomi secara visual. Matematika berfungsi untuk menyatakan hubungan antara variabel-variabel yang terkait dalam suatu fungsi matematis, sedangkan statistika berperan sebagai alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.
  • 31. 1. Pengamatan Salah satu sumber pengetahuan ekonomi yang utama adalah pengamatan atas berbagai peristiwa ekonomi, Misalnya inflasi, yaitu peningkatan tingkat harga umum. Masyarakat umum, bankir, dan para pimpinan politik. Bagaimana kita dapat memahami kesulitan ekonomi yang disebabkan inflasi? Salah satu caranya adalah mempelajari sejarah inflasi. Sebagai contoh, kita nanti akan menyelidiki inflasi Jerman tahun 1920-an. Pada saat itu, tingkat harga di Jerman melonjak 10.000 persen dalam 2 tahun.
  • 32. 2. Analisis Ekonomi Sejarah dan fakta sangat penting bagi suatu ilmu empiris seperti ilmu ekonomi, tetapi fakta tidak dapat mengutarakan dirinya sendiri. Kita harus menambahkan analisis ekonomi terhadap catatan sejarah karena hanya dengan mengembangkan dan menguji teori ekonomi kita dapat menyederhanakan dan mengorganisasikan beragam data dan fakta ke dalam gambaran realitas yang masuk akal.
  • 33. 3. Analisis Statistik Pemahaman yang menyeluruh terhadap aktivitas ekonomi tergantung pada penggunaan data ekonomi dan analisis statistik. Walaupun penerapan informasi ke dalam realitas memerlukan perangkat ilmu probabilitas dan ekonometri, tetapi untuk memahami hasilnya hanya diperlukan pembacaan yang cermat dan akal sehat.
  • 34. 4. Eksperimen Ekonomi dunia sangatlah kompleks dengan jutaan rumah tangga dan miliaran harga. Dalam perkembangan baru yang sangat menggairahkan, ahli ekonomi berpaling ke laboratorium dan eksperimen terkendali untuk mempelajari berbagai gejala ekonomi.
  • 35. 1.6.4. PERANGKAP DALAM MENJELASKAN ILMU EKONOMI • 1. Kegagalan untuk Menjaga "Hal-Hal Lainnya Tetap Sama" (Ceteris Paribus) • Sebagian besar permasalahan ekonomi melibatkan beberapa kekuatan yang saling berinteraksi pada saat yang sama. Sebagai contoh, jumlah penjualan sepeda motor pada satu tahun tertentu ditentukan oleh harga motor, penghasilan konsumen harga bensin, dan lain-lain.
  • 36. 2. Kegagalan karena Adanya Kekeliruan Post Hoc Salah satu kekeliruan yang paling sering terjadi dalam penelitian hubungan sebab-akibat adalah kekeliruan post hoc. Contoh klasik kekeliruan post hoc adalah masih kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap para dukun di Indonesia. Contoh lain setelah pemerintah memotong tarif pajak, total pendapatan pajak pemerintah mulai meningkat. Jika tarif pajak diturunkan, pendapatan akan meningkatkan daya beli masyarakat dan akhirnya mengurangi defisit anggaran.
  • 37. 3. Kekeliruan Komposisi Pernah pada waktu menonton pertandingan sepak bola kita menyadari penonton mulai berdiri agar bisa melihat dengan jelas permainan yang sedang menghangat. Hal tersebut menyebabkan ruang pandangan akan sama saja jeleknya dengan keadaan semula. Contoh ini mengandung arti bahwa apa yang benar bagi satu orang, tidak selalu benar untuk semua orang. Hal ini menggambarkan "kekeliruan komposisi" dan dirumuskan sebagai berikut: Kekeliruan komposisi (fallacy of composition) terjadi bila sesuatu yang benar untuk sebagian dianggap juga benar pada keseluruhan.
  • 38. 1.7. EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI 1.7.1. PENGGUNAAN ILMU EKONOMI • Kita telah memahami sejak awal bahwa pengetahuan ekonomi dapat membantu mengelola kehidupan pribadi kita, memahami masyarakat, dan memperbaiki dunia di sekitar kita. Ilmu ekonomi membantu kita, secara individu, dalam cara berbeda, tergantung pada kehidupan pribadi kita masing-masing. Mempelajari pasar saham mungkin membantu orang mengelola keuangan mereka sendiri. Pengetahuan tentang teori harga dan kebijakan antimonopoli mungkin meningkatkan kemampuan seorang pengacara. Kewaspadaan yang lebih baik dalam penetapan biaya dan harga akan menghasilkan keputusan bisnis yang lebih baik. Dokter, investor, dan petani semua perlu mengetahui akuntansi, pengetahuan ekonomi, dan peraturan untuk memperoleh laba dan kepuasan konsumen bisnisnya.
  • 39. 1. Kegunaan Ilmu Ekonomi Di samping membantu orang mengatasi kepentingan pribadi mereka, ilmu ekonomi juga meningkatkan pengetahuan tentang berbagai permasalahan nasional yang penting. Orang yang tidak pernah belajar ilmu ekonomi secara sistematis akan mengalami kesulitan dalam memahami permasalahan nasional. Mereka seperti orang buta huruf yang sedang mencoba membaca.
  • 40. 2. TEORI HARGA • a. Teori Harga dan Ilmu Ekonomi • Kedudukan teori harga dalam ilmu ekonomi sangatlah penting, tetapi kedudukannya harus dijaga dalam posisi yang tepat. Teori harga dan teori pendapatan nasional merupakan alat pokok analisis ekonomi dan digunakan dalam bidang khusus seperti teori uang, perdagangan internasional, keuangan ekonomi perburuhan, ekonomi pertanian, ekonomi kesejahteraan, dan lain sebagainya. • b. Teori Harga dan Dunia Hidup • Teori harga agak abstrak karena kita perlu menyadari hal ini dari permulaan. Dalam hal ini akan ditemui beberapa kesulitan, tetapi jika kita mengetahui hakikat kesulitan-kesulitan ini maka kesulitan ini tidaklah sebesar yang dibayangkan.
  • 41. 1.7.2. LINGKUP PEMBAHASAN ILMU EKONOMI • Ilmu ekonomi bisa dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu: • 1. Kelompok ekonomi deskriptif. Ekonomi deskriptif atau descriptive economics mengumpulkan keterangan faktual yang relevan mengenai suatu masalah ekonomi. • 2. Kelompok teori ekonomi yang biasa juga disebut economic theory atau economic principles, yang selanjutnya dapat dipecah lagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok teori ekonomi mikro dan kelompok teori ekonomi makro. Tugas utamanya ialah mencoba menerangkan secara umum perilaku sistem perekonomian. • 3. Teori ekonomi terapan. Ekonomi terapan atau applied economics menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif.
  • 42. Ilmu Ekonomi dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Ilmu Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari secara keseluruhan. 2. Ilmu Ekonomi Mikro adalah ilmu yang menganalisis perilaku masing masing komponen seperti industri, perusahaan, dan rumah tangga. Aspek Ilmu Ekonomi : 1. Aspek Deskriptif yaitu aspek yang digunakan untuk membuat gambaran tentang situasi ekonomi yang dihadapi. 2. Aspek Normatif yaitu aspek yang sifatnya asli dan dirangkum oleh kebijaksanaan dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. 3. Aspek Prediktif yaitu aspek yang menggunakan aspek-aspek lain untuk meramalkan apa yang akan terjadi jika suatu kebijaksanaan ekonomi diambil terhadap situasi ekonomi yang ada.
  • 43. Ilmu Ekonomi dipisahkan menjadi 2 yaitu : 1. Ilmu Ekonomi Positif adalah ilmu yang membicarakan tentang bagaimana masalah ekonomi dipecahkan. 2. Ilmu Ekonomi Normatif adalah ilmu yang membicarakan tentang bagaimana masalah ekonomi seharusnya dipecahkan. Jadi dalam pernyataan positif mengandung arti apakah yang berlaku atau telah berlaku atau akan berlaku, sedangkan untuk pernyataan normatif mengandung arti apakah yang sebaiknya harus berlaku.
  • 46. Nama anggota kelompok : 1222300002 1222300003 Savira Anjelin Nabilla Choiriya A 1222300006 Berliana Indah
  • 47. 3.1 PENGERTIAN ELASTISITAS Tingkat elastisitas ini ialah tingkat terpengaruhnya jumlah barang yang maupun yang ditawarkan karena adanya perubahan harga. Jika jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan relatif besar tingkat terpengaruhnya karena ada perubahan harga tersebut, maka permintaan dan penawaran ini dikatakan permintaan dan penawaran yang elastik. Sebaliknya jika perubahan harga ini relatif tidak ada pengaruhnya maka permintaan dan penawaran ini dikatakan permintaan dan penawaran inelastis.
  • 48. Elastisitas harga permintaan adalah kepekaan jumlah suatu produk yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva permintaan tertentu. Atau elastisitas permintaan ialah besar kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang diminta yang disebabkan oleh persentase tertentu dari perubahan harga. Jika jumlah yang dibeli sangat peka terhadap perubahan harga, suatu penurunan harga dapat meningkatkan jumlah uang yang dibelanjakan untuk barang tersebut, jika jumlah yang dibeli tidak peka terhadap perubahan harga, suatu penurunan harga mungkin menurunkan jumlah uang yang dibelanjakan untuk barang tersebut ini adalah hal yang sangat penting bagi penjual. ELASTISITAS PERMINTAAN
  • 49. 3.2.1 Konsep sifat elastisitas permintaan Sifat elastisitas dari suatu permintaan suatu barang ada 5 macam, yaitu (1) perfect elastic, (2) elastis; (3) unitary elastic, (4) inelastis; (5) perfect inelastic. Melihat Besarnya Koefisien Elastisitasnya:1. Jika koefisien elastisitas tak terhingga (w) maka elastisitasnya disebut perfectelastic (sangat elastis).2. Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya disebut elastis.3. jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut inelastis.4. jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut unitary elastic.5. Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut perfect inelastic (inelastissempurna).
  • 50. 3.2.2 Cara mengukur tingkat elastisitas 1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur) Memperbandingkan presentase perubahan harga dengan presentase perubahan yang diminta atau yang ditawarkan. Arc elasticity ini mengukur respons (kepekaan) perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga. Perubahan jumllah yang diminta mempunyai rentang jarak, seperti terlihat pada gambar di samping.
  • 51.
  • 52.
  • 53. 2. Point Elasticity Pendekatan ini menghitung tingkat elastisitas dengan waktu titik yang terdapat pada kurva permintaan atau penawaran. Kemiringan slope dari garis lurus PABX pada titik A adalah AP/AQ secara geometri sama dengan Axo/XoX, sehingga AQ/AP = XoX/Axo. Jadi A = (XoA/Oxo) x (XoX/XoA) = XoX/Oxo.
  • 54.
  • 55. Bentuk elastisitas yang ekstrim Elastisitas sempurna Bila kurva permintaan sejajar sumbu x maka besarnya tingkat elastisitas = w. Inelastisitas sempurna Jika kurva permintaan sejajar dengan sumbu Y maka besarnya tigkat elastisitas = 0.
  • 56. Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat barang X dan Y, elastisitas silang barang X terhadap barang Y sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan persentasi p harga barang Y. Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat barang X dan Y. Elastisitas silang barang X terhadap barang Y sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan persentasi p harga barang Y. Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan membandingkan prosentase perubahan jumlah barang X yang dibeli dengan prosentase perubahan harga Y ELASTISITAS SILANG (CROSS ELASTICITY)
  • 57.
  • 58. Elastisitas silang permintaan sering digunakan untuk menentukan batas- batas suatu industri, tapi penggunaannya dalam bidang ini memiliki beberapa komplikasi. Elastisitas silang yang tinggi menunjukkan hubungan yang erat atau barang dalam industri yang sama elastisitas silang yang rendah menunjukkan hubungan yang renggang atau barang dan industri yang berlainan. Suatu barang yang mempunyai elastisitas silang yang sangat rendah terhadap barang lain sering dianggap termasuk industri tersendiri. Kelompok barang dengan elstisitas silang yang tinggi dalam kelompok tapi mempunyai elastisitas silang yang rendah terhadap barang lain sering dikatakan membentuk industri yang sama. Berbagai jenis sepatu mempunyai elastisitas silang yang tinggi satu sama lain, tapi memiliki elastisitas silang yang rendah terhadap barang-barang busana lelaki lainnya.
  • 59.
  • 61. Menentukan sifat penawaran, hamper sama dengan permintaan, yaitu dengan cara : 1. Melihat besarnya koefisien elastisitasnya a. Jika nilai Es tak terhingga (w) disebut perfect elastis (sangat elastis). b. Jika nilai Es > 1 disebut elastis. c. Jika nilai Es < 1 disebut inelastis. d. Jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis.e. Jika nilai Es = 0 disebut perfect elastis (inelastis sempurna) 2. Melihat kecondongan kurva permintaan Jika kecondongan kurva permintaannya seperti: a. S1 sifat penawarannya disebut perfect inelastis.b. S2 sifat penawarannya disebut inelastis.c. S3 sifat penawarannya disebut unitary elastis.d. S4 sifat penawarannya disebut elastis.e. S5 sifat penawarannya disebut perfect elastis
  • 62. Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Konsep elastisitas pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah/ mengurangi pembelian barang bila pendapatannya berubah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut: ELASTISITAS PENDAPATAN (INCOME ELASTICITY)
  • 63. 3.5.1 Perubahan permintaan barang lux karena adanya kenaikan income 3.5.2 Perubahan permintaan barang inferior karena adanya kenaikan income
  • 64.
  • 66. DIBUAT OLEH : 1222300002 1222300003 1. SAVIRA ANJELIN 2. NABILLA CHOIRIYA AZZAHRA 1222300006 3. BERLIANA INDAH KUSUMANINGRUM
  • 67. 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jadi sebenarnya permintaan suatu barang menggambarkan permintaan akan manfaat dan barang tersebut atau dengan kata lain permintaan suatu barang merupakan derifikasi (penurunan) dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut. Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal. Secara rasional, utility akan meningkat jika jumlah barang yang dikonsumsi meningkat. terdapat dua cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang, yakni secara kardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut) dan secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order, atau rangking).
  • 68. Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada dua pendekatan dalam mempelajari pendayagunaan (utility). Dua pendekatan digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen. Mengapa konsumen lebih suka membeli barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak jika harga barang tersebut turun dan sebaliknya membeli jumlah barang dan jasa lebih sedikit jika harga barang tersebut meningkat. Jika terjadi perubahan harga barang, meningkat atau turun akan mendapat respons dari konsumen terhadap jumlah barang yang diminta/dibeli akibat perubahan harga barang tersebut. Jika harga barang itu semakin mahal maka jumlah barang yang diminta semakin sedikit/dikurangi. Sebaliknya jika harga barang itu semakin murah/ turun maka jumlah barang yang diminta semakin banyak/ditambah.
  • 69. Nilai Barang Kebutuhan manusia pada garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu (1) kebutuhan pokok dan (2) kebutuhan sekunder (bukan pokok). Termasuk kebutuhan pokok pada umumnya ialah makanan, pakaian, perumahan, dan ada yang menambahkan dengan kesehatan. Sedangkan kebutuhan di luar kebutuhan pokok ini termasuk kebutuhan sekunder. Untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan ini diperlukan barang dan jasa. Sedang kemampuan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia disebut disebut "nilai".
  • 70. ● Nilai barang dapat dibedakan menjadi: a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Sebagai contoh beras (nasi) dapat memenuhi kebutuhan akan makanan. b. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya. Nilai subjektif ini akan memiliki skor yang berlainan pada setiap individu dalam menilai suatu barang. Hal ini tergantung dengan waktu, tempat, dan jumlah barang tersebut yang dimilikinya (kelangkaan). Berdasarkan pengertian di atas maka mungkin terjadi bahwa suati barang bernilai objektif tetapi tidak mempunyai nilai subjektif. Hal ini disebabkan oleh jumlah, waktu, dan tempat.
  • 71. Pemenuhan Kepuasan Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran yang rasional di sini artinya menentukan target kebutuhan yang harus dipenuhi, disesuaikan dengan kemampuan, lingkungan, dan waktu yang tersedia atau mungkin tersedia. Banyak pendapat ahli ekonomi, terutama ahli ekonomi yang termasuk aliran klasik, membicarakan tentang kebutuhan dan pemuasannya. Di antaranya adalah Gossen yang dikenal dengan Hukum Gossen, yaitu:
  • 72. ● Hukum Gossen I: Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhaan). ● Hukum Gossen II: Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dipuaskan dengan seimbang. Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori guna dan kepuasan (marginal utility).
  • 73. 4.2. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna). Menurut pendekatan ini setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut. Jadi, apabila seseorang meminta suatu jenis barang. pada dasarnya yang diminta adalah daya guna barang tersebut. Dalam kerangka pendekatan tradisional ini dikenal sekelompok orang yang menganggap bahwa utilitas dapat diukur secara absolut dengan menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan "util".
  • 74. Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U= f(X1; X2;........Xn) Di mana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut. la mengonsumsikan enam jenis barang (X1; X2; X3 ... X6 ). Jumlah daya guna total yang diperolehnya akan naik sebagai akibat dari kegiatan tersebut.
  • 75. Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua. Pendekatan pertama berkembang menjadi teori daya guna kardinal (cardinal utility) dan yang kedua teori daya guna ordinal (ordinal utility). Teori yang pertama (cardinal utility) dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan marginal utility dan total utility, sedangkan teori kedua menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indiferen). Perbedaan kedua teori tersebut didasarkan pada asumsi pokok tentang pengertian daya guna. Perilaku konsumen seperti yang diungkapkan dalam Hukum Permintaan dalam buku ini hanya membahas dua pendekatan, yaitu pendekatan cardinal dan Indifference Curves (IC). Sebetulnya selain dua pendekatan itu masih ada pendekatan lain yang bisa mengungkapan perilaku konsumen, yaitu pendekatan atribute dan pendekatan Revealed Preference Hypothesis (RP).
  • 76. 4.3. CARDINAL APPROACH Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi seorang konsumen. Sebenarnya sudah cukup bila kita mengetahui bahwa konsumen yang akan kita pelajari perilakunya itu adalah seseorang yang mampu membuat order atau urutan-urutan kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan besarnya daya guna yang diterimanya. Dalam pendekatan utilitas kardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh oleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya. Berdasarkan anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kekuasaan yang akan dicapainya, akan diketahui bagaimana seorang konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan memilih komoditas yang tersedia di pasar. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU).
  • 77. Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu. Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu. Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit komoditas yang dikonsumsi. Pada pendekatan kardinal atau ada yang menyebut pendekatan marginal utility. Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa diukur. Dalam pendekatan ini guna dapat dibedakan antara guna total (total utility = TU) dan guna batas atau marginal utility (MU).
  • 78. 4.3.1. Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU) 1. Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. Kepuasan maksimum yang diberikan oleh sejumlah barang tersebut akan menjadi maksimum bila barang terakhir yang dimilikinya tidak memberikan tambahan kepuasan lagi. Untuk memudahkan pengertian guna batas ini.
  • 79. 2. Guna Total (Total Utility) Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai pada tingkat tertentu di mana guna total ini akan mencapai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan total gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
  • 80. 4.3.2. Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal 1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik. Misalkan, total utility seseorang mengonsumsi satu buah mangga adalah sebesar sepuluh dan jika mengonsumsi dua buah total utility-nya sebesar delapan belas, dan seterusnya. Di sini yang dimaksudkan dengan kepuasan mengonsumsi barang/jasa dapat diukur secara numerik. Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (marginal utility/MU). Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
  • 81. 2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum Diminishing of Marginal Utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, setiap barang mempunyai kemampuan untuk memberikan daya guna kepada pemakainya. Dengan demikian, makin banyak barang yang dikonsumsikan makin besar pula jumlah daya guna total yang diperoleh.
  • 82. Secara grafis, hubungan antara jumlah barang yang dikonsumsikan dengan daya guna total dan laju pertambahan daya guna dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sumbu absis adalah untuk skala kuantitas barang X. Sumbu ordinat merupakan skala untuk daya guna. Kurva U (X) menggambarkan hubungan antara besarnya daya guna dengan banyaknya barang yang dikonsumsi. Jelas bahwa kurva tersebut harus dimulai dari titik asal atau titik nol sebab daya guna baru diperoleh bila barang telah dikonsumsi. Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin besar pula jumlah daya guna yang diperoleh konsumen
  • 83. 3. Konsumen Bersifat Rasional Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami menurut logika umum. Setiap konsumen dianggap mempunyai tujuan ideal, yaitu daya guna maksimum. Perilaku konsumen dalam membelanjakan uangnya harus dapat dimengerti apabila selalu diarahkan kepada pencapaian daya guna maksimum. Asumsi ini dikembangkan dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo economicus. Jadi konsumen yang tidak berusaha memaksimumkan daya guna dengan kendala pendapatannya yang tertentu tidak dapat dijadikan objek pembahasan di sini. Perbedaannya adalah antara kepuasan total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility). Semakin banyak barang X yang dikonsumsi, semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang X.
  • 84. 4.3.3. Kritik pada Pendekatan Cardinal 1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya. Besarnya daya guna tergantung dan konsumen bersangkutan. 2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya seseorang makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang sama. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak uang yang dimilikinya semakin rendah penilaiannya terhadap uang.
  • 85. 4.3.4. Maksimalisasi Guna Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut: TU2 (sesudah tambahan)-TU1 (sebelum ada penambahan) = MUX Atau (TUx+1)-(TUx) = MUX Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU= 0, dan selanjutnya jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang bisa menghasilkan TU maksimal atau bisa juga dikatakan nilai X dari turunan pertama dari MU sama dengan nol maka TU-nya maksimal.
  • 86. Contoh: seorang konsumen memerlukan dua jenis barang X dan Y, di mana harga barang X $ 1 per unit dan Y $1 per unit sedangkan pendapatan konsumen tersebut sebesar $ 10 dan guna batas dari dua barang tersebut seperti dalam tabel berikut: 2. Dolar kedua juga akan dibelanjakan pada barang X karena barang MU X masih lebih besar dari MU Y 3. Pada dolar yang ketiga konsumen masih akan membelanjakan pada barang Xkarena pada waktu itu MU X> MU Y, yaitu MU X sebesar 30 dan MU Y sebesar 28 jadi bagi konsumen lebih memuaskan membeli barang X dari pada barang Y. 4. Baru pada $ yang kelima dan keenam konsumen lebih suka membelanjakan barang Y karena MU Y masih lebih besar dari MU X. ● Keterangan:Berdasarkan tabel di atas maka konsumen akan membelanjakan pendapatannya dengan komposisi sebagai berikut: ● 1. Dolar pertama dari pendapatannya akan dibelanjakannya barang X karena barang X memberikan MU X> MUY.
  • 87. ● Kesimpulan dari uraian di atas dengan penghasilan sepuluh dolar tersebut maka konsumen akan membelanjakan pendapatannya itu dengan empat unit barang X dan enam unit barang Y karena komposisi inilah yang memberikan guna tertinggi bagi konsumen tersebut.Pada contoh-contoh di atas konsumen menghadapi dua jenis barang yang marginal utility-nya berbeda tetapi harga per unitnya sama. Bagaimana apabila konsumen menghadapi dua jenis barang yang marginal utility- nya berbeda dan harganya pun berbeda? Misalkan konsumen memerlukan barang X dan Y, harga barang X$ 1, per unit dan barang Y $2 per unit sedangkan guna batas kedua barang tersebut seperti tabel di bawah ini:
  • 88. Misalkan konsumen memiliki uang sebesar $ 14. Kombinasi barang X dan Y yang mana yang dipilih konsumen agar utility- nya maksimal. Formula : MUx = MUy (1) Px Py Formula ini dapat diketahui komposisi yang akan memberikan guna yang maksimal bagi konsumen. Kelemahan dari formula ini adalah tidak diperhatikannya berapa besar pendapatan kosumen. Oleh karnea itu dibuat formula pelengkap sebagai berikut : X.Py+Y.Py = ...........=/(pendapatan) (2)
  • 89. 4.3.5 CARA MENGGUNAKAN PERSAMAAN FUNGSI Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi formula (1) kemudian diuji apakah juga memenuhi formula, dan (2) jika salah satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain. Harga barang X dan Y mempunyai perbandingan 1 : 2 karena harga barang X sebesar $ 1 dan harga barang Y sebesar $ 2. Jika mengacu pada rumus (formula) 1, maka besarnya MUy dua kali MUX, yang artinya setiap $ 1 yang dikeluarkan konsumen untuk membeli barang Ymempunyai manfaat dua kali dari manfaat barang X.Dari Tabel 4.3 di atas yang memenuhi persyaratan pertama ada 4 kombinasi, yaitu:1. Kombinasi : 4 barang X dan 1 barang Y.2. Kombinasi II: 6 barang X dan 2 barang Y.3. Kombinasi III: 7 barang X dan 4 barang Y.4. Kombinasi IV: 8 barang X dan 5 barang Y.Selanjutnya kita lihat dari keempat kombinasi di atas yang memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 7 barang X dan 3 barang Y (7 x $1+3x $2 - $ 13). Hal ini dikarenakan dengan jumlah uang yang dimiliki konsumen ($ 13) mampu memberikan utility yang maksimal (MUx/Px = MUy/Py) kombinasi 7 barang :
  • 90. 4.3.6. PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG DIBELI KONSUMEN Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan: 1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. 2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang. Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli konsumen tersebut adalah barang normal. Pertanyaan yang penting adalah dapatkah kita mengukur secara pasti nilai guna dari suatu barang? Jawabnya adalah tidak. Oleh karena itu, metode kardinal tidak umum dipakai dalam teon (kehidupan) ekonomi yang modern, tetapi prinsip marginal utility yang menurun tetap berlaku hingga kini.
  • 91. (1) Syarat Pertama : Mux/Px = Muy/Py 26/1 = 40/2 = 20 ................... Telah memenuhi syarat pertama (2) Syarat Kedua : X . Px + Y . Py = i (income) 7 x $1 + 3 x $2 = 13 ..................... Memenuhi syarat kedua
  • 92. Contoh menurunkan fungsi permintaan dari tabel Marginal Utility: Diketahui besarnya marginal utility dari barang X dan Y sebagai berikut: Misalkan harga barang X $ 2 dan harga barang Y $ 1. Sedang jumlah uang yang siap dibelanjakan sebesar $ 12. Kombinasi barang X dan Y mana yang dipilih? Syarat pertama: Pada tabel di atas yang memenuhi syarat pertama (MUx/Px = MUy/Py) ada beberapa kombinasi, yaitu: 1. Unit barang X dan 4 unit barang Y. 2. Unit barang X dan 5 unit barang Y. 3. Unit barang X dan 6 unit barang Y. 4. Unit barang X dan 7 unit barang Y. 5. Unit barang X dan 8 unit barang Y. Dari kelima kombinasi di atas yang memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 3 unit barang X dan 6 unit barang Y karena: X. Px + Y. Py = $12 3.$2+6.$1 = $12
  • 93. Andaikata harga barang X turun menjadi $ 1 dan yang lainnya tetap maka kombinasi yang dipilih konsumen berubah. Pada tabel di atas yang memenuhi syarat pertama (MUx/Px = MUy/Py) ada beberapa yaitu: 1. 5 unit barang X dan 4 unit barang Y. 2. 6 unit barang X dan 6 barang Y. 3. 7 unit barang X dan 8 unit barang Y. Dari ketiga kombinasi di atas yang memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 6 unit barang X dan 6 unit barang Y karena: X. Px + Y. Py = $ 12 6. $16.$1 = $12 Jika kita perhatikan di atas, sebelum terjadi perubahan harga barang X jumlah yang dibeli adalah sebanyak 3 unit. Harga barang X turun dari $2 menjadi $ 1. Sedang yang lainnya tetap. Turunnya harga barang X menyebabkan jumlah barang X yang dibeli bertambah banyak, yaitu sebelum terjadi perubahan harga barang X dibeli sebanyak 3 unit. Dengan turunnya harga barang X jumlah dibeli bertambah menjadi 6 unit. Fenomena ini menggambarkan hukum permintaan. Jika kondisi perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta digambarkan secara grafik bisa sebagai berikut:
  • 94. 1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik. Sesungguhnya, ukuran utility yang digunakan tidak bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat subjektif. 2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. 3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan ordinal ini menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak dapat diukur dengan numerik tetapi bisa diungkapkan secara ordinal. Ungkapan utilitas itu bisa dalam bentuk lebih suka, lebih baik, lebih enak, dan sebagainya. TIGA KELEMAHAN PADA THE CARDINALIST APPROACH
  • 95. - Indifference curve (IC) atau kurva kepuasan, yaitu kurva yang menggambarkan tingkat utility yang sama untuk berbagai kombinasi barang. - Kurva indifference curve (kurva tak acuh). Berbeda dengan pendekatan classical approach yang kepuasan konsumen bisa diukur dengan numerik, pada pendekatan indifference curve ini kepuasan konsumen tidak bisa diukur tetapi bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ungkapan itu bersifat ordinal, yaitu ungkapan lebih enak, lebih baik, lebih suka, dan seterusnya. Oleh karena itu, pendekatan indifference curve ini juga disebut dengan pendekatan ordinal. PENDEKATAN PERIKAKU KONSUMEN
  • 96. 1. ASUMSI DALAM PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu: a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality). b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility dinyatakan secara ordinal. d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility). e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f. Consistency and transitity of choice. - Asumsi yang tidak kalah penting adalah menganggap bahwa berlakunya constant marginal of money, yang artinya uang sekadar sebagai alat pembayaran saja. Uang tidak dapat memberikan kepuasan (utilitas). Dapat terjadi kemungkinan bahwa makin kaya seseorang makin besar kesediaannya untuk memperoleh satu satuan daya guna yang sama. - Dalam teori nilai guna ini dikenal nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit komoditi tertentu. Berkaitan dengan keadaan ini dalam teori nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.
  • 97. 2. KURVA IC MENUNJUKKAN BERLAKUNYA HUKUM DIMINISHING MARGINAL RATE OF SUBSTITUTION Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumenmenghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution. Dari gambar di atas menunjukkan konsumen mengonsumsi kombinasi A, B, C, dan D akan memberikan kepuasan (utility) yang sama. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut terletak pada satu IC yang sama.
  • 98. 3. SIFAT – SIFAT INDIFFERENCE CURVE a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang. b. Cembung terhadap titik 0 atau origin. c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
  • 99. 4. JIKA TERJADI KURVA IC, KURVA IC YANG SEMAKIN JAUH DARI TITIK ORIGIN, UTILITASNYA SEMAKIN BESAR Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik O menunjukkan IC yang memberikan utilitas lebih tinggi.
  • 100. 5. PADA DUA IC TIDAK SALING BERPOTONGAN Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik B. Hal ini disebabkan terletak pada IC2. Kombinasi di titik A memberikan utilitas sama dengan kombinasi di titik C. Hal ini disebabkan terletak pada IC1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik B sama dengan kombinasi yang ada di titik C. Dalam kenyataannya, kombinasi yang ada di titik B tidak akan sama dengan titik C. Hal ini dikarenakan tidak terletak pada IC yang berbeda. Oleh karena itu, dua IC tidak mungkin saling berpotongan.
  • 101. 4.4.2. KENDALA ANGGARAN(BUDGET CONTRAINT) Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dicapai oleh konsumen. Garis ini disebut garis anggaran (budget line). Secara rasional konsumen ingin mengonsumsi barang sebanyak apa pun, tetapi mereka dibatasi oleh pendapatannya. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL). Jika barang yang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis sebagai benkut: BPX. (X) + Py. Y Keterangan : B = Anggaran Px Tingkat Harga XPy Tingkat Harga Y
  • 102. Contoh : Pendapatan konsumen sebesar $ 100. Pendapatan ini akan dipergunakan untuk membeli barang Y di mana harga X $2 per unit dan barang Y $ 4 per unit. Jika semua pendapatannya dibelikan dengan barang Y maka ia akan mendapatkan sebanyak 20 unit barang Y. Bila pendapatannya seluruhnya dibelikan dengan barang X maka ia akan mendapatkan sejumlah 50 unit barang X. Bila 25 unit barang Y dan 50 unit barang X ini dibuat dalam satu grafik maka garis yang menghubungkan titik 25 Y dan 50 X (garis PQ) disebut kurva anggaran (budget line).
  • 103. 4.4.3 Keseimbangan Konsumen Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan kurva anggaran (budget line). Keseimbangan Konsumen yang Optimal Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang optimal.
  • 104. Keterangan : gambar diatas ada 4 titik (A,B,C, dan D) kombinasi. Dari 4 kombinasi diatas, kombinasi yang memberikan utilitas paling tinggi adalah kombinasi D karena kombinasi titik D ini terletak di IC paling jauh dari titik origin. Akan tetapi, seseorang tidak bisa memilih kombinasi D disebabkan ia dibatasi oleh pendapatannya. Slope BL = Slope IC Slope IC = MRS = MUy/Mux Slope BL = Py/Px Py/Px = MUy/MUx MUy/Py = MUx/Px Persamaan diatas menunjukan tempat keseimbanga, yakni jika rasio marginal utility terhadap harga dan suatu barang adalah sama.
  • 105. 4.4.4 Perubahan Utilitas Konsumen ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya kombinasi guna maksimal ini : Berubahnya Salah satu dari Harga Barang Jika harga barang X naik maka garis anggaran dan indifference curve nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran dan indifference curve akan bergeser ke kanan.
  • 106. 2. Berubahnya Pendapatan Konsumen Jika harga Barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendak/dibeli konsumen adalah E1. Bila titik singgung antara kurva anggaran dan indifference yang lama dan yang baru dihubungkan, maka garis yang menghubungkan kedua titik itu disebut Income Counsumption Curve ( ICC) Jika harga suatu barang berubah akan memiliki dua dampak. Pertama, konsumen akan menambah jumlah barang yang diminta. Kedua, dengan menurunnya harga konsumen seakan-akan menjadi lebih kaya dan ia akan membeli barang dalam jumlah yang lebih banyak
  • 107. 3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan inferior Perubahan Harga pada Barang Normal Dikatakan harga barang X lebih murah konsumen mensubstitusi dengan membeli barang X lebih banyak dan mengurangi jumlah barang Y. Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL (Budget Line/garis anggaran) berubah dari BL1 ke BL2. Perubahan ini yang disebut dengan efek substitusi.
  • 108. Perubahan Harga pada Barang Inferior Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang. Perubahan kombinasi dari E1 ke E3 adalah price efect sebesar X1-X3, Perubahan dari kombinasi E3 ke E2 adalah income efect sebesar X3- X2.
  • 109. 4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah yang diminta. Atas dasar perubahan yang terjadi dapat ditarik kesimpulan hubungan antara jumlah barang X yang diminta (diturunkan dan titik A,B, dan C) karena perubahan harga. Hubungan itu tiada lain adalah kurva permintaan. Bila titik-titik keseimbangan A, B, dan C pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price Consumption Curve (FCC)
  • 110. 4.4.6. Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta ( Ernest Engel adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi. Dalam Kurva Engel, sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dari sebagai sumbu horizontal adalah kuantitas). Jadi ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan.
  • 111. 4.4.7. Bentuk indifference Curve Kurva indifference Curve yang berupa huruf L menunjukkan barang komplemen. Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa digantikan dengan barang X. Ada beberapa bentuk curve indifference Kurva Indifference yang Linier Menunjukkan Adanya Substitusi Sempurna
  • 113. BAB V PERILAKU PRODUSEN Di susun oleh : Kelompok 1
  • 114. ANGGOTA KELOMPOK Savira Anjelin 122200002 Nabilla Choiriya 1222300003 Berliana Indah 1222300006
  • 115. Konsep jangka waktu dalam proses produksi 5.1 Fungsi produksi 5.2 Analisis proses produksi jangka pendek 5.3 Produksi jangka panjang 5.4 YANG AKAN DIBAHAS
  • 116. Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan (input) diubah menjadi output. Faktor produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini adalah land, man, cpital, dan skill.
  • 117. Perilaku produsen sendiri diartikan sebagai suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya. Oleh karena itu, perilaku produsen juga dinamakan tindakan produsen atau dengan istilah Producer’s Behavior. Pada saat memperoleh keuntungan yang sebesar- besarnya inilah seorang produsen dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau ekuilibrium
  • 118.
  • 119. 5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan “jangka pendek” dan “jangka panjang”. Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunakan. Jangka panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produksi jangka pendek atau dapat dikatakan sebaliknya bahwa keadaan produksi jangka pendek merupakan suatu potret pada suatu saat tertentu dari rangkaian film yang diputar. Rangkaian film itu sendiri dapat diartikan sebagai jangka panjang.
  • 120. 5.2 FUNGSI PRODUKSI Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis. Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan output dan input. Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut : Q = F(C,L,B,S) Di mana : Q (Output) C (Capital) L ( Labor) B (Bahan baku) S (Skill)
  • 122. Bentuk Fungsi Quadratik Q = a + b1X + b2X2
  • 123. Bentuk Fungsi Cubic Q = a + b1X + b2X2 + b3X3
  • 124. 5.3 ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (Total Product), AP (Average Product), dan MP (Marginal Product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata - rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor). AP = TP/Labor MP = TP2 - TP1 Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP MP = ∂ TP/∂L
  • 125. 5.3.1 Hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (The law of diminishing returns) Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor- faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns)
  • 126. Hubungan antara faktor produksi tenaga kerja, tanah, TP, AP, dan MP
  • 128. 5.3.2 Hubungan antara TP, AP, dan MP 1. Hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada posisinya saat produksi total (TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat kurva produksi total (TP) mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya produksi marjinal (MP) sama dengan nol.
  • 129. 5.3.2 Hubungan antara TP, AP, dan MP 2. Hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata- rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP). Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP. 2. Jika AP maximum maka MPP = AP. 3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP.
  • 130. Tahap I Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika labor ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah. 5.3.3 Tahapan dalam fungsi produksi
  • 131. Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. Hal ini dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiensi tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang. 5.3.3 Tahapan dalam fungsi produksi
  • 132. Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus. 5.3.3 Tahapan dalam fungsi produksi
  • 133. 5.4 PRODUKSI JANGKA PANJANG Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel. Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan apa yang disebut dengan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant).
  • 134. 5.4.1 Isoquant Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasiteknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu". Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama.
  • 136. Sifat dari isoquant 1. Cembung ke arah titik origin. 2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah 3. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. 4. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 138. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. MRTS = -∆ K/∆ L Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L nya : • K1/L1 > K2/L2 proses produksi nya capital intensif • K1/L1 < K2/L2 proses produksi nya labor intensif
  • 139. Bentuk isoquant lain Bentuk isoquant yang linier
  • 140. Bentuk isoquant lain Bentuk isoquant yang input output
  • 141. 5.4.2 Iso-biaya (Isocost) Iso-biaya (isocost) adalah kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik - titik yang menunjukkan kombinasi barang - barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Letak iso- biaya ini tergantung pada besarnya anggaran belanja perusahaan serta harga faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi oleh perusahaan yang bersangkutan.
  • 142. Gambar kurva isocost Slope kurva isocost adalah : M/Pk : M/Pl = M/Pk x Pl/M = Pl/Pk sedang fungsi TC = Pl L + Pk K
  • 143. Perubahan isocost Kurva isocost dapat berubah disebabkan : 1. Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap 2. Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap 3. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah
  • 144. Kurva isocost berubah jika harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap
  • 145. Kurva isocost berubah jika harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap
  • 146. Kurva isocost berubah jika jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah
  • 147. 5.4.3 Ekuilibrium produsen Ekuilibrium produsen bisa diartikan sebagai "suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah - ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor - faktor produksinya".
  • 148. Produk optimum MRTS = Slope isoquant MPl/MPk = - Pl/Pk Pl x MPk = Pk x MPl Pl x MPk/Pl x Pk = Pk x MPl /Pl x Pk MPk/Pk = MPl/Pl
  • 149. Contoh soal Misalkan harga labor $6/hour dengan MPI = 42 unit. Sedangkan harga kapital Pk = $ 10 dengan MPk = 80. Apakah produsen bisa memproduksi dengan kombinasi K dan L secara optimum? Dari data di atas: Produktivitas Labor = MPI/PI = 42/6 = 7 unit Produktivitas Kapital = MPk/Pk = 80/10 = 8 unit setiap $
  • 150. 5.4.4 Jalur Ekspansi (Expansion Path) Expantion path atau jalur pelunasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik - titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu.
  • 151. 5.4.4 Jalur Ekspansi (Expansion Path)
  • 152. 5.4.5 Hasil dari pengembangan skala usaha (Return to scale) Jika input bertambah maka output akan bertambah L + C akan menghasilkan Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah aL + AC akan menghasilkan bQ Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan b>a, b = a, dan b<a
  • 153. Increasing return to scale b>a Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%
  • 154. Constant return to scale b = a Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat sebesar 20%
  • 155. Decreasing return to scale b < a Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 10%
  • 156. 5.4.6 Memilih kombinasi input yang efisien (Ridge line) Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik 0 menunjukkan tingkat output yang semakin besar. Dalam memproduksi suatu tingkat output ada batas dalam memilih kombinasi input labor atau kapital
  • 157. 5.4.7 Kombinasi ongkos terkecil (Least Cost Combination) Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combinations.
  • 159. BAB VIII PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Disusun oleh kelompok 1
  • 160. NAMAANGGOTA: • SAVIRA ANJELIN (1222300002) • NABILLAH CHOIRIYA AZZAHRA (1222300003) • ​BERLIANA INDAH KUSUMANINGRUM (1222300006)
  • 161. 8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN 8.1.1. PENGERTIAN PASAR Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian pasar secara teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualkan. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar yaitu: Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Monopolistik Pasar Monopoli Pasar OligPasaropoli
  • 162. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh gambar lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Pasar pesaingan sempurna yang mendapatkan laba
  • 163. 8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna Pasar persaingan murni memilik ciri sebagai berikut: o Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak o Barang yang diperjual belikan homogen/identik. o Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah. o Informasi terhadap pasar sempurna. Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang.
  • 164. Gambar 8.2 Hubungan antara tingkat harga TR,AR dan MR Kita perhatikan dari tabel diatas, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva permintaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika digambarkan ketiga kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
  • 165. 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjual belikan ditetapkan dengan kaidah MC=MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR=MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedang kaidah MC=MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
  • 166. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Pesaingan Sempurna yang Memperolehi Laba Dari gambar diatas terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar 0P1. Dengan harga sebesar 0P1 besar TR adalah 0P1KQ1. Sedang besarnya TC adalah 0P2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar 0P2 dan laba per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P=0P1 dan Q=0Q1
  • 167. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum Dari gambar tersebut terlihat, harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar 0P1. Dengan harga sebesar 0P1 besar TC adalah 0P2KQ1. Sedang besarnya TR adalah 0P1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Bersarnya AC sebesar 0P2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang di produksi yang menjamin rugi minimal adalah sebesar P=0P2 dan Q=0Q1
  • 168. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) Dari gambar tersebut, terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar 0P1. Dengan harga 0P1 besarnya TC adalah 0P1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama 0P1KQ1, untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P=OP1 dan Q=0Q1 Dengan AC yang paling rendah.
  • 169. 8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan-perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: • Mendapat laba super normal. • Mendapat laba normal. • Menderita kerugiaan.
  • 170. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Maksud jangka Panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang. Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan “selalu” hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR=MC=AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal (normal profit) dinamakan “ Marginal Firm/Marginal or Profitability”, artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar.
  • 171. 8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna • Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugiaan sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. • Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat. Jika tidak bisa efisien, perusahaan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing.
  • 172. 8.2.5. Contoh Perhitungan Numerik Contoh: Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC=Q^2 – 4Q + 40 dan P = $20. Ditanya : a. Apakah perusahaan rugi / laba? b. Jika harga dinaikkan menjadi $24 apakah jumlah produksi berkurang? c. Hitung berapa labanya. Jawab : TR = P x Q = 20 Q MR = TR’ = 20 TC = Q^2 – 4Q + 40 MC = TC’ = 2Q – 4
  • 173. 8.2.5. Contoh Perhitungan Numerik Contoh: Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal : MR = MC MR = MC 20 = 2Q – 4 Q = 12 TR = $240 TC = 144 – 48 + 40 = $136 Laba = $240 - $136 = $104
  • 174. 8.2.5. Contoh Perhitungan Numerik Contoh: Jika harga naik menjadi $25 Maka TR = 24Q MR = 24 MR = MC 24 = 2Q – 4 Q = 10 TR = $240 TC = 100 – 40 + 40 = 100 Laba = $240 - $100 = $140
  • 176. PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK KELOMPOK 1
  • 177. Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik Tiga Kondisi yang Bisa Dialami Persaingan Monopolistik Akibat Persaingan Monopoli Terhadap Output dan Harga ISI PRESENTASI
  • 178. SAVIRA ANJELIN 1222300002 NAMA ANGGOTA NABILLA CHOIRIYA A 1222300003 BERLIANA INDAH 1222300006
  • 179. 9.1 BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing - masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.
  • 180. DEFERENSIASI PRODUK Deferensiasi produk atau Product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
  • 181. UNSUR MODEL PASAR UNSUR MONOPOLI unsur yang hanya terdapat satu macam barang. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. UNSUR PERSAINGAN unsur yang jumlah penjualnya banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjualnya
  • 182. BENTUK KURVA DEMAND DAN MR DARI PERUSAHAAN PERSAINGAN MONOPOLISTIK
  • 183. 9.2 KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK 1 Mendapat laba supernormal 2 Mendapat laba normal 3 Menderita kerugian
  • 184. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK ANG MENDAPAT LABA SUPERNORMAL Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK
  • 185. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA NORMAL MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1
  • 186. PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN MONOPOLISTIK YANG MENDAPAT LABA NORMAL Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata - ratanya OP1. Biaya rata - rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata - rata (AR). Kerugian yang minimal ini output / jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2
  • 187. 9.3 AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA • Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang besar Bentuk kurva demand - nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
  • 188. 9.3 AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 2. Efisiensi masing - masing perusahaan Terdapat beberapa efisiensi masing - masing perusahaan dalam jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang bersangkutan bebas dan mudah. Kerugian diderita bila kurva biaya rata - rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output
  • 189. 9.3 AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 3. Promosi penjualan Beberapa pemborosan iklan dari perusahaan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Pemborosan seperti ini lebih kecil dalam persaingan monopoli dibandingkan dengan oligopoli.
  • 190. 9.3 AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 4. Jenis produk yang tersedia Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
  • 192. BAB X PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI DIBUAT OLEH KELOM POK 1
  • 193. KELOMPOK 1 NAMA ANGGOTA : SAVIRA ANJELIN 1222300002 NABILLAH CHOIRIYAH. A 1222300003 BERLIANA INDAH K 1222300006
  • 194. 10.1. ARTI MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly. Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian tak memengaruhi sang monopoli. Sebaliknya, perubahan harga produk dan output sang monopolis juga tak memengaruhi produser lain lain dalam perekonomian. Monopoli murni di dunia nyata jarang ditemukan. Ada atau tidak adanya bentuk monopoli murni, prinsip-prinsip monopoli murni memberikan suatu alat yang sangat berguna untuk menganalisis persoalan penentuan harga, output, dan alokasi sumber. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai substitut atau perusahaan tunggal tersebut sekaligus sebagai industrinya juga.
  • 195. 10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI 10.2.1. Ciri-ciri Pasar Monopoli Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain. Kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak ter- dapat barang mirip (close substitute) yang dapat menggantikan barang tersebut. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalan industri.
  • 196. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter. Promosi Iklan Kurang Diperlukan Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. 1.Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah: 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinngi. 3.Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monpoli kepada perusahaan.
  • 197. 10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain: 1. Penguasaan Bahan Mentah Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina. 2. Hak Paten Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu. Contoh: produk-produk Microsoft-Windows. 3. Terbatasnya Pasar Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mung- kin hanya bisa memberikan “ruang hidup” untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena adanya economies of scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas, maka satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar. 4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah Ada kalanya hak monopoli diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur tertentu.
  • 198. 10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik myenyatakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Disitu perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP’C’C dan itu merupakan laba maksimum. Jika MR>MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayaya. Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
  • 199. 10.5. POSISI KESEIMBANGAN Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang di hadapinya adalah juga kurva permintaan pasar.Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya.
  • 200. 10.5.1. HUBUNGAN P, TR, dan MR Penentuan harga output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR = MC.
  • 201. 10.5.2. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis 1.Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR MC, yaitu pada produksi sebesar Q. Laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC =MR. Lebih lanjut dari gambar dibawah ini, dengan harga sebesar 0P1 biaya rata.
  • 202. 2.Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas
  • 203. Beberapa cara usaha monopilis agar dia tetap sebagai monopolis yaitu: selalu mengontrol sumber-sumber bahan menta yang di pakainya. selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa meniru. pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan skala perusahaan optimum sehingga masuknya perusahaan lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan kedua-duanya akan menderita rugi. 3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
  • 204. 10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI 10.6.1. Kerugian Adanya Monopoli Monopoli tidak selalu lebih buruk daripada persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan segi-segi lain,misalnya : 1. Output yang Lebih Kecil Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya. 2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. 3. Efisiensi Ekonomi Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-sumber pada tingkat efisiensi puncaknya.
  • 205. 4. Promosi Penjualan Kegiatan promosi penjualan mungkin akan menguntungkan Sang Monopolis. 10.6.2. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah Kita akan lihat dua alat pengaturan pemerintah, yaitu (1) pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh monopolis, dan (2) pengaturan melalui pengenaan pajak. 1. Pengaturan Harga
  • 206. Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost). 2. Pengaturan Harga pada kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost
  • 207. Monopoli alami Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif. Monopoli alam melalui ekspoitasi ekonomi skala dapat dalam teori apapun melemahkan saingan aktual atau potensial murni atas dasar biaya.
  • 208. 3. Perpajakan Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsump) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak lumpsump Pajak yang lumpsump ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan
  • 209. Pajak Khusus (Specific) Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (per unit) barang yang dihasilkan.
  • 210. Monopoli dan Ekononi Monopoli Dalam catatan ini kita mengevaluasi biaya dan manfaat dari bisnis dengan otot industri, kekuatan harga monopoli di pasar. Kasus ekonomi dan sosial standar terhadap bisnis monopoli tidak lagi mudah. Kasus Ekonomi terhadap Monopoli Argumen buku biasa terhadap kekuatan monopoli di pasar adalah bahwa monopolis yang ada dapat terus mendapatkan yang abnormal (supernormal) keuntungan dengan mengorbankan efisiensi ekonomi dan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. X Inefisiensi di Bawah Monopoli Inefisiensi X adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein. Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide-ide baru atau mempertimbangkan kesejahteraan konsumen.
  • 211. Jika industri ini diambil alih oleh monopoli titik memaksimalkan keuntungan (MC=MR) adalah pada harga dan Q2 PMON output.
  • 212. asil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marjinal di bawah kedua persaingan dan monopoli.
  • 213. POTENSI MANFAAT DARI MONOPOLI Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa penjual) tidak selalu sinyal tidak adanya persaingan. Kadang-kadang hal tersebut dapat mencerminkan keberhasilan perusahaan terkemuka dalalm menyediakan produk berkualitas lelbih baik dan lebih efisien daripada saingan mereka yang lebih kecil. SKALA EKONOMIS Seorang monopolis mungkin lebih baik diposisikan untukk mengeksploitasi ekonomi penyewaan skala untuk keseimbangan yang memberikan output yang lebih tinggi dan harga yang lebih rendah daripada kondisi yang kompetitif.
  • 214. Keuntungan monopoli,penelitian dan pengembangan, serta efisiensi dinamis sebagai perusahaan mampu mendapatkan keuntungan abnormal dalam jangka panjang. 7. DISKRIMINASI HARGA 1. Sifat Dasar Diskriminasi Harga Produsen harus berusaha memperluas pasar, misalnya dengan mengadakan promosi dan advertensi mengenai barang-barang yang dihasilkannya.
  • 215. Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga: Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda- beda. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang dibel. Deskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Diskriminasi harga derajat pertama Diskriminasi harga derajat kedua Diskriminasi harga derajat ketiga
  • 216. 2. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk memecah pasar produknya menjadi dua atau lebih pasar. Dalam keadaan seperti itu dia akan mengenakan harga yang berbeda untuk produknya dalam masing-masing pasar. 3.Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan Numrik 1.Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga berbeda tersebut mempunyai struktur biaya yang sama. Sekarang kita lihat bagaimana harga-harga bervariasi sementara biaya produksi adalah sama.
  • 217. Menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Produsen memproduksi barang X sebanyak 0102 dengan biaya produksi MC yang konstan sebesar Ol. Produsen hendak melakukan kebjakan diskriminasi harga pada kedua pasar yang berbeda, yaitu Pasar A dan Pasar B. Pasar A mempunyai elastisitas permintaan yang lebih elastis. Sedang Pasar B kurva permintaan yang kurang elastis. 2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi Secara Numerik
  • 220. D I S U S U N O L E H Savira Anjelin 1222300002 Berliana Indah 1222300006 Nabilla Choiriya 1222300003
  • 221. 11 . 1 P E N G E RT I A N PA S A R O L I G O P O L I Pasar oligopoli adalah pasar dengan keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan produsen produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Dengan istilah lain pasar yang terdapat banyak penjual dan masing - masing penjual dapat memengaruhi harga pasar.
  • 222. C I R I - C I R I O L I G O P O L I YA N G D I K E M U K A K A N O L E H D O U G L A S 1 2 3 Jumlah penjual Jika ada 4 perusahaan besar (CR Four) di pasar itu yang mampu menguasai lebih dari 40% pangsa pasar. Kondisi biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan, dan meningkat. Jumlah pembeli Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak.
  • 223. C I R I - C I R I O L I G O P O L I YA N G D I K E M U K A K A N O L E H D O U G L A S 4 5 6 Kondisi demand Close subtitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi Fungsi tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal. Sedang jangka panjang ingin menguasai pasar Strategi penjualan Strategi penjualan dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk, dan distribusi channel.
  • 224. C I R I - C I R I O L I G O P O L I YA N G D I K E M U K A K A N O L E H D O U G L A S 7 Reaksi rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan harga, servis, dan kuantitas akan mendapat reaksi dari pesaing.
  • 225. K A R A K T E R PA S A R O L I G O P O L I • Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. • Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan
  • 226. 11 . 2 D E M A N D O L I G O P O L I Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga / output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu
  • 227. 11 . 2 . 1 M O D E L O L I G O P O L I • Model Cournot Model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali oleh Augustin Cournot tahun 1938 Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama.
  • 228. PA S A R D U O P O L I M O D E L C O U R N O T
  • 229. K U RVA R E A K S I D A R I PA S A R D U O P O L I M O D E L C O U RVA L
  • 230. P E N U R U N A N K U RVA R E A K S I S E C A R A M AT E M AT I S Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah : Q = a + bX, dan b>0, serta Q = Q1 + Q2 Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopoli tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran / skala usaha yang lebih besar akan memiliki 1/1R yang lebih kecil
  • 231. K E S E I M B A N G A N C O U R N A L
  • 232. MASING-MASING PRODUSEN TIDAK MEMANFAATKAN PENGALAMAN DALAM MENGANTISIPASI TINDAKAN PESAING ADALAH TIDAK REALISTIS TIDAK DIJELASKAN SAMPAI BERAPA LAMA PROSES PENYESUAIAN UNTUK MENUJU KE POSISI KESEIMBANGAN ANGGAPAN BAHWA ONGKOS PRODUKSI BESARNYA NOL TIDAKLAH REALISTIS K E L E M A H A N M O D E L C O U R N O T
  • 233. 11 . 2 . 1 M O D E L O L I G O P O L I 2. Model Bertrand Dirumuskan pertama kalo pada tahun 1883 oleh J. Bertrand. Menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apapun yang ditentukan oleh perusahaan.
  • 234. 11 . 2 . 1 M O D E L O L I G O P O L I 3. Model Chamberlin Menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar. Akibatnya keseimbangan stabil di pasar pada tingkat harga dan output monopoli
  • 235. 11 . 2 . 1 M O D E L O L I G O P O L I 4. Model Kurva Permintaan patah P. Sweet mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939 Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan - perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
  • 236. K U RVA P E R M I N TA A N PATA H
  • 237. 11 . 2 . 1 M O D E L O L I G O P O L I 5. Model Stackelberg Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg pada tahun 1952 Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model cournot.
  • 238. M O D E L S TA C K E L B E R
  • 239. K U RVA P E R M I N TA A N S E B E L U M A D A R E A K S I
  • 240. K U RVA P E R M I N TA A N S E T E L A H A D A R E A K S I
  • 241. K U RVA P E R M I N TA A N T E R PATA H
  • 242. C I R I - C I R I PA S A R O L I G O P O L I 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda 2. Kekuatan menentukan harga kadang - kadang lemah / kuat 3. Promosi masih diperlukan
  • 243. 11 . 3 M O D E L P E N E TA PA N H A R G A PA S A R O L I G O P O L I Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya, diantaranya : 1. Pasar Kartel 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (Price leadership)
  • 244. 11 . 3 . 1 PA S A R D E N G A N K E T E G A R A N H A R G A Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal knk mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Berarti antar penjual saling bertindak untuk menurunkan harga. Hal ini disebut "perang harga".
  • 245. K U RVA D E M A N D O L I G O P O L I YA N G K I N K E D
  • 246. H A R G A D A R I PA S A R O L I G O P O L I YA N G R I G I D
  • 247. P E R U B A H A N H A R G A O L I G O P O L I
  • 248. 11 . 4 P E N G A R U H O L I G O P O L I T E R H A D A P K E S E J A H T E R A A N Berdasarkan penelitian - penelitian dan kenyataan yang ada menunjukkan bahwa justru dalam industri - industri oligopoli terjadi inovasi dan penerapan teknologi baru yang paling pesat. Hal ini disebabkan perusahaan-perusahaan tersebut cukup besar dan mampu untuk menyediakan dana untuk
  • 249. 11 . 5 K E U N T U N G A N O L I G O P O L I S E C A R A M AT E M AT I S Contoh 1 : Diketahui fungsi permintaan untuk harga naik dan turun yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah : Q1 = 56 - 4P1 dan Q2 = 20 - P2 dan fungsi biaya perusahaan tersebut adalah : TC = 4Q + 0,25 Q^2. Hitunglah : Jumlah dan harga yang memaksimumkan laba.
  • 250. 11 . 5 K E U N T U N G A N O L I G O P O L I S E C A R A M AT E M AT I S Jawab : Untuk memaksimumkan laba maka perlu dicari MR1, MR2, dan MC Q1 = 56 - 4P1 atau P1 = 14 - 0,25 Q^2 1 TR1 = P1 Q1 TR1 = 14 Q1 - 0,25 Q^2 1 MR1 = 14 - 0,5 Q1
  • 251. 11 . 5 K E U N T U N G A N O L I G O P O L I S E C A R A M AT E M AT I S Q2 = 20 - P2 atau P2 = 20 - Q2 TR2 = P2 Q2 TR2 = 20 Q2 - Q^2 2 MR2 = 20 - 2 Q2 TC = 4Q + 0,25 Q^2 MC = 4 + 0,5Q
  • 252. 11 . 5 K E U N T U N G A N O L I G O P O L I S E C A R A M AT E M AT I S Untuk menemukan perpotongan kurva demand D1 dan D2, kita pertemukan Q1 = Q2 pada tingkat harga tertentu yaitu P1 = P2 sehingga kita peroleh : 14 - 0,25 Q = 20 - Q 0,75 Q = 6 Q = 8 P = 12
  • 253. 11 . 5 K E U N T U N G A N O L I G O P O L I S E C A R A M AT E M AT I S Pada jumlah produksi sebesar 8 dapat diketahui batas atas dan batas bawah dari kurva MR yang patah MR1 = 14 - 0,5 Q1 = 14 - 0,5 (8) = 9 MR2 = 20 - 2 Q2 = 20 - 2 (8) = 4 Pada jumlah produksi sebesar 8 maka biaya MC : MC = 4 + 0,5 Q = 8
  • 254. 11 . 5 K E U N T U N G A N O L I G O P O L I S E C A R A M AT E M AT I S Ini berarti bahwa kurva MC memotong kurva MR yang patah karena MC = 8 berada pada batas 4-9. Dengan demikian laba perusahaan dapat dicari sebagai berikut : Laba = TR - TC = (P x Q) - (4Q + 0,25 Q2) = (12 x 8) - (4, 8 + 0,25 x 8) x 2 = 96 - (32 + 16) = 48
  • 255. TERIMA