Makalah ini membahas analisis keseimbangan dan kebijakan moneter. Analisis keseimbangan meliputi model keseimbangan klasik, keynesian, dan sintesis klasik-keynesian (model IS-LM). Kebijakan moneter membahas instrumen, hubungannya dengan keseimbangan ekonomi melalui model IS-LM, dan efektivitasnya.
1. 1
ANALISIS KESEIMBANGAN
DAN KEBIJAKAN MONETER
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
Dosen Mata Kuliah
Dwi Nila Andriani, S.Pd, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 4
Elang Pramudya Perkasa (2103102136)
Satrio Eirlambang (2103102147)
Dhyah Sulistyowati (2103102121)
PROGRAM STUDl MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2021
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penyusun panjatkan kepada Allah S.W.T, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analisis Keseimbangan dan
Kebijakan Moneter”.
Makalah ini ini disusun atas dasar untuk memenuhi tugas-tugas mata
kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, tidak lupa penulis mengucapkan banyak-banyak
terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dan memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Madiun, 15 November 2021
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB IPENDAHULUAN....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB IIPEMBAHASAN ....................................................................................... 5
2.1 Analisis Keseimbangan ................................................................................ 5
2.1.1 Model Kesimbangan Klasik ....................................................................... 5
2.1.2Model Kesimbangan Keynesian.................................................................. 7
2.1.3 Model Keseimbangan Sintetis Klasik – Keynesian (Model IS-LM)............. 8
2.2 Definisi dan Pengertian Kebijakan Moneter .................................................. 9
2.2.1 Instrumen Kebijakan Moneter ................................................................... 10
2.2.2 Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi (Analisis IS-LM) ........... 11
2.2.3 Efektivitas Kebijakan Moneter ....................................................................12
BAB IIIPENUTUP ............................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
4. 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis keseimbangan merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk
membangun dasar-dasar kemampuan analisis ekonomi makro yang baik. Dalam
analisis keseimbangan, kita memperbanyak asumsi-asumsi dan faktor-faktor
ceteris paribus. Tujuannya adalah agar analisis dapat menjadi lebih focus. Jika
sudah terbiasa dengan analisis yang terfokus, kemampuan akan meningkat
untuk dapat melakukan anlisis yang lebih dalam dan atau realistis. Pada saat
itulah asumsi-asumsi dan factor-faktor ceteris paribus dikurangi.Tentu saja,
peralatan analisis yang dipakai menjadi lebih kompleks dan tidak perlu
mengasumsikan pasar selalu berada dalam keeimbangan.
Berkaitan dengan hal tersebut.Kebijaksanaan moneter merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi tetapi kebijakan moneterlah yang
merupakan faktor yang dapat dikontrol oleh pemerintah sehingga dengan
demikian dapat dipakai untuk mencapai sasaran pembangunan ekonomi. Apabila
pemerintah memandang bahwa tujuan pembangunan ekonomi tidak seperti
yang diharapkan, misalnya adanya pengangguran yang tinggi, inflasi atau defisit
dalam neraca pembayaran maka perlu adanya tindakan stabilisasi untuk
menghilangkan/mengurangi pengangguran,menekan inflasi dan defisit. Maka
perlu adanya “indikator” Untuk mengetahui apakah tindakan kebijakan instrumen
moneter yang dilakukan pemerintah sudah tepat sasaran atau belum. Indiktor
sebenarnya merupakan pemilihan variabel-variabel moneter yang secara
konsisten memberikan informasi tentang pengaruh kebijaksnaan moneter
terhadap perekonomian
1.2 Tujuan
a. Mengetahui dan memahami pengertian Analisis Keseimbangan.
b. Mengetahui Model Keseimbangan Klasik dan Keseimbangan Keynesian.
c. Mengetahui dan memahami definisi dari Kebijakan Moneter.
d. Mengetahui instrumen instrumen dari Kebijakan Moneter.
e. Menganalisa efektivitas dari Kebijakan Moneter.
5. 5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Keseimbangan
Yang dimaksud dengan analisis keseimbangan adalah analisis
makroekonomi tentang terbentuknya harga dan jumlah output berdasarkan
asumsi bahwa di setiap pasar ( barang dan jasa, tenaga kerja, dan uang )
permintaan telah sama dengan penawaran, sehingga permintaan agregat telah
sama dengan penawaran agregat.
2.1.1 Model Kesimbangan Klasik
a. Karakteristik Analisis Keseimbangan Klasik
Karakteristik analisis keseimbangan Klasik dapat dilihat dari beberapa
aspek : asumsi-asumsi, fondasi mikronya, fokus perhatian pada sisi penawaran
dan dimensi waktu.
1) Asumsi-Asumsi
Dua asumsi paling penting dari model Klasik, adalah: Pertama,
perekonomian tersusun dari pasar-pasar yang berstruktur persaingan
sempurna, Kedua, uang bersifat netral. Konsekuensi dari asumsi tersebut adalah
harga bersifat fleksibel, dalam arti mampu melakukan penyesuaian seketika itu
juga. Dengan demikian pasar akan senantiasa berada dalam keseimbangan.
2)Pentingnya Fondasi AnalisisKeseimbangan Makro
Analisis keseimbangan makro Klasik merupakan pengembangan lebih
lanjut dari analisis keseimbangan mikro. Perekonomian secara makro akan
berada dalam keseimbangan jika individu-individu (konsumen dan produsen )
telah berada dalam keseimbangan. Artinya, setiap konsumen telah mencapai
kepuasan/kegunaan maksimum, sedangkan setiap produsen telah mencapai
laba maksimum.
3)Pentingnya Analisis Sisi Penawaran
Model keseimbangan Klasik lebih memfokuskan perhatian pada analisis
sisi penawaran.Pentingnya analisis sisi penawaran dapat dimaklumi bila melihat
situasi dan kondisi masyarakat Barat (abad ke-18), pada saat ilmu ekonomi
modern mulai berkembang. Pada waktu itu masyarakat Barat baru dalam tahap
awal perkembangan. Teknologi belum begitu maju, perekonoian masih berada
dalam tahap pemenuhan sendiri.
6. 6
Tingkat penggunaan uang dalam perekonomian juga masih sangat
rendah. Mereka juga hidup dialam yang relatif keras dan pelit dimana kegiatan
pertanian tidak dapat dilakukan sepanjang tahun. Karena itu yang menjadi
masalah adalah bagaimana mengusahakan agar alam dapat menghasilkan lebih
banyak dan lebih baik. Itulah sebabnya sisi penawaran sangat perlu diperhatikan
4)Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Perbedaan dimensi waktu analisis dalam model keseimbangan Klasik
juga mencakup pengertian kronologis. Analisis jangka pendek umumnya
berdimensi waktu <5 tahun. Dalam jangka panjang semua input bersifat variabel.
Sementara itu dilihat dari sisi penawaran, dalam jangka panjang perekonomian
dianggap berada dalam kondisi dimanfaatkan / dikaryakan secara penuh. Yang
dimaksud dengan kondisi ini adalah kondisi dimana faktor-faktor produksi yang
ada, terutama barang modal dan tenaga kerja, tingkat pemanfaatannya >96%.
b. Fungsi Produk Agregat
Dalam model Klasik, produksi merupakan fungsi dari jumlah barang
modal yang tersedia (K) dan jumlah tenaga kerja (L).
Y = f(K,L)
dimana:Y=output atau prodiksi agregat (PDB)
K=stok barang modal
L= tenaga kerja
Dalam jangka pendek stok barang modal dianggap tetap, sehingga fungsi
produksi menjadi:
Y =f(k,L)
dimana:K stok barang modal dengan jumlah konstan
Karena itu tingkat produksi agregat semata-mata ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang digunakan:
Y=f(L)
Artinya, pada walnya penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi
agregat, tetapi karena berlakunya hukum pertambahan hasil yang makin
menurun, sampai jumlah tertentu penambahan tenaga kerja justru akan
menurunkan prodiksi agregat.
c. Kesempatan Kerja Dalam Keseimbangan
7. 7
Yang dimaksud dengan kesempatan kerja dalam keseimbangan makro
adalah kesempatan kerja yang tersedia pada saat tenaga kerja dalam
keseimbamgan.Kesempatan kerja dalam keseimbangan tidak mencerminkan
kesempatan kerja yang sebenarnya tersedia. Sebab kesempatan kerja yang
tersedia ditentukan oleh permintaan tenaga kerja , sedangkan kesempatan kerja
dalam keseimbangan merupakan interaksi antara kekuatan permintaan dengan
penawaran tenaga kerja.
1) Permintaan Tenaga Kerja.
Permintaan tenaga kerja dalam keseimbangan adalah jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan perusahaan untuk mwncapai laba maksimum.
2) Penawaran tenaga kerja
Penawarann tenaga kerja adalah jumlah jam kerja yang ditawankan oleh
individu (konsumen ) pada berbagai tingkat upah (nominal)dalam upaya
memaksimumkan utilitas hidupnya.
3) Tingkat Output Keseimbangan
Keseimbangan tenaga kerja tercapai ketika permintaan tenaga kerja
sama dengan tingkat penwarannya .Ketika itun baik produsen maupun tenaga
kerja (konsumen) telah menrcapai kondisi optimal . Produsen mencapai
keuntungan maksimum, tenaga kerja mencapai utilitas maksimum.
d. Netralitas Uang
Netralitas uang mempunyai makna bahwa uang tidak dapat memengaruhi
tingkat output. Uang hanya akan memengaruhi permintaan agregat.
Penambahan jumlah uang bersedar akan meningkatkan permintaan agregat.
Pandangan tersebut adalah konsekuensi dari dua asumsi teori ekonomi Klasik,
yaitu fungsi uang hanya sebagai alat tukar dan pasr akan selalu berada dalam
keeimbangan dimana perekonomian berproduksi pada tingkat full employment.
2.1.2 Model Keseimbangan Keynesian
Model keseimbangan Keynesian disusun berdasarkan salah satu
penafsiran terhadap ide-ide Keynes yang termuat dalam bukunya, The General
theory of Employment, Interest, and Money, yang kemudian dikenal sebagai
The General Theory. Pembahasan model keseimbangan Keynes diperlukan
karena ada dua alasan:
8. 8
a.Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang perilaku ekonomi makro
memang sebaiknya kita berangkat dari asumsi bahwa pasar dapat berada dalam
keseimbangan.
b.Kita dapat lebih mudah melakukan pembandingan antara analsis Klasik
dengan Keynesian. Ini akan sangat membantu Anda dalam mengikuti uraian
analisis keseimbangan yang dibangunberdasarkan kombinasi pemikiran Klasik-
Keynesian.
Jika model keseimbangan klasik sangat mementingkan sisi penawaran
agregat, model keseimbangan Keynesian justru sangat memperhatikan sisi
penawaran agregat. Pandangan Keynesian tersebut dapat dipahami dalam
konteks perkembangan perekonomian Barat, ketika The General
Theory diterbitkan. Ketika itu Depresi Besar yang melanda Negara-negara
kapitalis, bukan disebabkan lemahnya sisi penawaran. Sebab teknologi yang
ada, jumlah barang modal dan jumlah uang dalam perekonomian kapitalis sudah
jauh lebih tinggi dan banyak dibanding awal modernisasi.
Komponen-komponen Permintaan Agregat
Dalam pembahasan tentang Pendapatan Nasional, komponen permintaan
agregat sudah disinggung, yaitu:
Y=C+I+G+(X-M)
Dimana:
C=kosnsumsi rumah tangga
I =investasi sector dunia usaha
G=pengeluaran pemerintah
X=ekspor
M=impor
2.1.3 Model Keseimbangan Sintesis Klasik-Keynesian
Tori-teori ekonomi makro yang dikategorikan sebagai sistensis Klasik-
Keynes adalah teori-teori yang memadukan ide-ide aliran pemikiran Klasik
dengan Keynes. Teori-teori tersebut amat banyak dan bervariasi. Salah satu
sintesis yang paling terkenal dan banyak digunakan sebagai alat analisa adalah
model IS-LM. Model tersebut menjelaskan bahwa kondisi keseimbangan
ekonomi akan tercapai bila pasar bara-jasa dan pasar uang-modal secara
simultan berada dalam keseimbangan.
9. 9
Analisis model Keseimbangan Sintesis Klasik-Keynesian dapat dilihat dari
beberapa aspek yaitu :
a. Asumsi-asumsi Pokok.
Asumsi-asumsi yang mendasari model IS-LM merupakan kombinasi asumsi-
asumsi model Klasik yang digunakan adalah pasar akan senantiasa berada
dalam keseimbangan, sedangkan asumsi Keynes yang digunakan adalah uang
sebagai alat transaksi dan spekulasi.
b. Keseimbangan Pasar Barang-Jasa
Keseimbangan pasar barang-jasa tercapai bila penawaran barang dan jasa
(aggregate supplay) telah sama dengan permintaan (aggregate demand ) .Pada
kondisi keseimbangan , total produksi sama dengan total pengeluaran..
c. Keseimbangan Pasar Uang-Modal
Keseimbangan pasar uang-modal tercapai bila permintaan uang (liquidity
preference,disingkat L) telah sama dengan penawaran uang (money
supply,disingkat M).
d. Keseimbangan Perekonomian (Keseimbangan Umum)
Perekonoman dikatan telah tercapai keseimbangan (keseimbangan umum),
bila baik pasar barang-jasa maupun uang-modal telah berada dalam kondisi
keseimbangan.
e. Perubahan Keseimbangan Perekonomian (Keseimbangan Umum)
Keseimbangan ekonomi dikatan berubah jika secara grafis titik
keseimbangannya berubah. Ada tiga penyebab perubahan keseimbangan
perekonomian, yaitu:
1) Kurva LM bergeser, kurva IS tetap.
2) Kurva IS bergeser, kurva LM tetap.
3) Kurva IS dan LM bergeser bersamaan.
2.2 Definisi dan Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan
perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik dengan
mengatur jumlah uang beredar. Kondisi lebih baik adalah meningkatnya output
keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga (inflasi terkontrol). Melalui
10. 10
kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah atau
mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan
ekonomi bertumbuh, sekaligus mcngendalikan inflasi.
2.2.1 Instrumen Kebijakan Moneter
Terdapat tiga instrument utama yang digunakan untuk mengatur jumlah
uang yang beredar. Operasi pasar terbuka (open market operation), fasilitas
diskonto (Diskonto rate), dan Rasio Cadangan Wajib (Serve Requirement Ratio).
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara pemerintah dalam mengendalikan jumlah
uang yang beredar dengan cara menjual atau membeli surat berharga milik
pemerintah.
Jika ingin mengurangi jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan menjual
surat surat berharga, dengan demikian uang yang ada di masyarakat akan
mengalir ke otoritas moneter, sehingga jumlah uang beredar berkurang. Jika
ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah membeli kembali
surat surat berharga tersebut, guna mengefektifkan pasar terbuka ini.
Di Indonesia, operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau
membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU). Pemerintah akan menjual SBI & SBPU jika ingin mengurangi jumlah
uang yang beredar. Biasanya penjualan SBI/SBPU ini dilakukan ketika dianggap
jumlah uang yang beredar mengganggu kestabilan perekonomian.
Jika pemerintah menanggap jumlah uang yang beredar perlu ditambah, maka
SBI/SBPU akan dibeli kembali. Melalui pembelian itu pemerintah mengeluarkan
uang sehingga menambah jumlah uang yang beredar.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah
atas bank-bank umum yang meminjam ke bank sentral. Dalam kondisi tertentu,
bank-bank mengalami kekurangan uang, sehingga mereka harus meminjam
kepada bank sentral. Kebutuhan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang beredar.
Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah
menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga
pinjaman yang Iebih murah, maka keinginan bank bank untuk meminjam uang
dari bank sentral menjadi Iebih besar. jumlah uang beredar bertambah.
Sebaliknya, bila ingin menahan laju pertambahan uang beredar. pemerintah
11. 11
menaikkan bunga pinjaman. Hal Ini akan mengurangi keinginan bank bank
meminjam uang dari bank sentral. sehingga pertambahan jumlah uang beredar
dapat ditekan.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang beredar
jika rasio cadangan wajib diperbesar. kemampuan bank memberikan kredit akan
Iebih kecil dibanding sebelumnya, Misalnya, jika rasio cadangan wajib mulanya
hanya 10%. maka untuk setiap unit deposito yang diterima, perbankan dapat
mengalirkan pinjaman sebesar 90% dart deposito yang diterima perbankan.
Dengan demikian, angka multiplier uang dari sistem perbankan adalah 10.
Bila rasio cadangan wajib diperbesar menjadi 20%. maka untuk setiap unit
deposito yang diterima, sistem perbankan hanya dapat menyalurkan kredit
sebesar 80%. Angka uang dari sistem perbankan menurun menjadi 5%. dengan
demikian jumlah uang beredar di masyarakat akan berkurang. Sebaliknya yang
terjadi bila pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. penurunan rasio
tersebut akan memperbesar angka multiplikasi uang. yang berarti akan
meningkatkan jumlah uang beredar. Rasio cadangan wajib adalah mengatur
jumlah uang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan
yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk pertama kalinya sejak Pakto 1988, Bank Indonesia menggunakan rasio
cadangan wajib guna mengerem pertumbuhan besar-besaran moneter yang
masih tinggi, yaitu dengan rasio menjadi 3% pada Februan 1996 (ketentuan
sebelumnya menurut Pakto 1988 adalah 2%). Rasio cadangan wajib Indonesia
sebesar 6,5% pada Maret 2019. Besarnya rasio cadangan wajib bulanan,
dengan rata-rata 5% sejak Januari 1997 sampal Maret 2019.
Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau
mengendalikan jumlah uang beredar. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia dapat
memberi saran agar perbankan berhati hati dalam memberikan kredit atau
membatasi keinginannya meminjam uang dari bank sentral (berhati hati
menggunakan fasilitas diskonto).
2.2.2 Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi (Analisis IS-LM)
Pengaruh kurva LM karena pengaruh jumlah uang beredar yang
dilakukan pemerintah akan mempengaruhi keseimbangan ekonomi, karena
12. 12
mengubah titik potong kurva IS-LM yang berarti mengubah titik keseimbangan
ekonomi.
Bila pemerintah mengurangi jumlah uang beredar,yang terjadi adalah
bergesernya kurva LM ke kiri dari LM O ke LM 2.
2.2.3 Efektivitas Kebijakan Moneter
Yang dimaksud dengan efektifitas kebijakan moneter adalah, sejauh
mana kebijakan moneter yang ditempuh pemerintah (apapun bentuknya),
memberi dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat, dalam arti :
- dapat meningkatkan pertumbuhan
- dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
- dapat meningkatkan kesempatan kerja
- dapat meningkatkan penerimaan devisa negara
- serta memberi pengaruh pada kebijakan makro lainnya
Efektifitas kebijakan moneter dan sistem keuangan dapat dipantau
berdasarkan beberapa parameter penting yang tidak secara langsung dikontrol
oleh bank sentral. Parameter tersebut seperti elastisitas penawaran, permintaan
aset keuangan dan aset riil termasuk juga suku bunga deposito dan kredit relatif
lebih banyak dipengaruhi oleh struktur sistem keuangan seperti kondisi dan
tingkat kecanggihan pasar uang, kompetisi, dan ketersediaan alternatif sumber
pembiayaan lainnya.
13. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis keseimbangan berperan penting dalam pemantaun
perkembangan perekonomian suatu negara. Tanpa ada nya sistem analisis
dalam perekonomian, maka keseimbangan pasar dan arus ekonomi tidak akan
berjalan dengan lancara. Selain itu, masyarakat akan merasa kerugian atas apa
yang dihasilkan pemerintah terhadap perekonomian bilamana keseimbangan
pasar tidak berjalan dengan baik.
Pengertian dari analisis keseimbangan adalah adalah analisis
makroekonomi tentang terbentuknya harga dan jumlah output berdasarkan
asumsi bahwa di setiap pasar ( barang dan jasa, tenaga kerja, dan uang )
permintaan telah sama dengan penawaran, sehingga permintaan agregat telah
sama dengan permintaan agregat. Dari sini bisa terlihat asumsi pasar terhadap
keseimbangan perekonomian. Terbentuknya harga di pasaran diketahui dari
analisis yang di buat pemerintah atas keseimbangan penawaran dan permintaan
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro.
Terdapat 3 instrumen kebijakan moneter yang dijadikan sebagai alat
untuk mengendalikan ekonomi moneter yakni : Operasi Pasar Terbuka,
Kebijakan Diskonto, Giro Wajib Minimun, dan Persuasi Moral.
Bagi aliran klasoik bahwa kebijakan moneter harus dilaksanakan secara ketat
mengikuti aturan (rule) yang secara konsisten diikuti. Sedangkan bagi aliran
Keynesians kebijakan moneter seharusnya diarahkan untuk menjamin
keseeimbangan antara sisi permintaan dan penawaran, oleh karena itu kebijakan
moneter harus dilakukan secara bijaksana (discreation) sesuai dengan
perkembangan yang ada.
3.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah sebaiknya dalam matakuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi tidak hanya mahasiswa saja yang presentasi, tetapi alangkah
bagusnya dosen mata kuliah juga menjelaskan tentang materi yang dikuliahkan.
mengingat biasanya dalam persentase masih ada beberapa mahasiswa yang
tidak mengerti dengan materi yang dipersentasekan.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Pratama Rahardja, Mandala Manurung “Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi)” Edisi 4
http://waodeyuliyanahasan.blogspot.com
Diakses pada tanggal 15 November 2021
https://www.academia.edu/43591483/MAKALAH_EFEKTIVITAS_KEBIJA
KAN_MONETER
Diakses pada tanggal 15 November 2021
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JPED/article/view/15080
Diakses pada tanggal 15 November 2021