1. PENGANTAR EKONOMI
MIKRO
TUGAS SLIDE PPT
DOSEN :
DR. SIGIT SARDJONO, M.EC
NAMA KELOMPOK 7
1.Imeltiana (1222100038)
2.Novita Rahmawati (1222100039)
3.Erinda Aprillia Puspitasari (1222100041)
3. APA ITU TEORI MIKRO?
Suatu taori ilmu ekonomi yang menganalisis,
melihat proses kegiatan-kegiatan ekonomi.
dan mempelajari perilaku produsen dan
konsumen beserta penentuan harga pasar,
jasa, produk, dan kuantitas faktor input yang
diperjualbelikan dalam pasar.
4. PERILAKU
KONSUMEN
nilai guna (utility)
-pilihan (preperensi)
-permintaan (demand)
-elastisitas
PERILAKU PRODUSEN
-teori produksi
-biaya produksi
-maximize profit
-penawaran
MEKANISME
PASAR STRUKTUR
STRUKTUR PASAR
01 02 03
5. DEFINISI EKONOMI MIKRO DARI
BEBERAPA AHLI
ADAM SMITH
Ekonomi mikro merupakan
subyek ekonomi yang bersifat
ekonomis rasional. Sehingga
mengakibatkan pelaku ekonomi
mempertimbangkan hal
rasional dalam mengambil
keputusan.
6. >> Perilaku konsumen
-nilai guna (utility)
-pilihan (preperensi)
-permintaan (demand)
-elastisitas
>> Perilaku produsen
-teori produksi
-Biaya produksi
-maximize profit
-penawaran
>> Mekanisme Pasar
Struktur Pasar
TEORI EKONOMI MIKRO
7. Dalam teori ekonomi mikro
didapati 4 unsur penting berikut :
a.Definisi – definisi
b. Pemisalan (asumsi)
c. Hipotesis
d. Seperangkat ramalan atau
sebuah prediksi untuk keadaan
yang akan datang
Dengan menggunakan teori
ekonomi mikro , kita dapat
mempelajari mengapa
permintaan naik atau turun ,
mengapa penawaran bisa
berubah . Ini adalah salah satu
manfaat utama.
9. 1. Kegiatan produksi
yaitu kegiatan ekonomi , dimana kita mengolah dan menghasilkan
suatu barang untuk dijual
2. Kegiatan distribusi
yaitu kegiatan ekonomi dimana kita , menyakurkan barang dari
produsen ke konsumen
3. Kegiatan konsumsi
konsumsi yaitu hal yang dilakukan saat kita memakai atau
menggunakan suatu produk
3 Contoh kegiatan ekonomi
(kegiatan ini terjadi karena adanya permintaan dan penawaran)
10. APA ITU PERMINTAAN DALAM KEGIATAN EKONOMI ?
JADI PERMINTAAN ADALAH
5 Faktor yang Mempengaruhi Permintaan :
-Harga barang atau jasa.
-Pendapatan pembeli.
-Harga barang atau jasa yang terkait baik itu pelengkap dan dibeli
Bersama
dengan barang lainnya atau barang pengganti dan dibeli, bukan produk.
-Selera atau preferensi dari konsumen yang dapat mendorong
permintaan.
-Harapan konsumen.
keinginan konsumen membeli suatu
barang pada berbagai tingkat harga
selama periode waktu tertentu.
11. Perbedaan barang ekonomi dan barang bebas
Barang bebas adalah barang
yang tersedia melebihi
kebutuhan manusia. Artinya
barang tersebut tidak memiliki
nilai jual ekonomis . Dan tidak
perlu pengorbanan untuk
mendapatkannya
Barang ekonomi adalah
barang yang tersedia
dalam jumlah yang sedikit
daripada jumlah
maksimum yang
dibutuhkan oleh
masyarakat . Biasanya
barang bernilai jual dan
sifatnya terbatas.
Contoh barang ekonomi :
Beras , pakaian, rumah ,
sepeda ,dll
Contoh barang bebas :
Udara / C02
12. Dengan adanya poin poin yang sudah dijelaskan pada slide
yang pertama .
Dapat dipahami hal – hal berikut ini :
definisi teori ekonomi mikro
pelaku ekonomi
kegiatan ekonomi
permintaan
barang ekonomi dan barang bebas
14. Apa itu permintaan?
Permintaan merupakan
suatu deretan jumlah barang
yang pembeli bersedia
membeli dengan tenaga beli
yang ada padanya
pada tingkatan harga tertentu Permintaan akan barang dan jasa
timbul dari kebutuhan konsumen untuk menguasai barang den jasa
tersebut. Keinginan ini timbul karena barang dan jasa itu
mempunyai “nilai”.
15. HUKUM PERMINTAAN
● Semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak
jumlah barang tersebut yang diminta.
Semakin tinggi harga suatu barang semakin sedikit
barang tersebut diminta.
16. Harga barang
Rasa ingin memiliki
barang tersebut
Kegunaan
barang
Tingkat penghasilan
konsumen
Jumlah dan jenis
barang pengganti
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
17. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERUBAHNYA
SEBUAH PERMINTAAN
Pendapatan konsumen
Harga barang terkait sub FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BERUBAHNYA SEBUAH PERMINTAAN
Pendapatan konsumen
Harga barang terkait substitusi dan komplementer
Harga barang terkait substitusi dan komplementer
Perubahan faktor lainstitusi dan komplementer
Harga barang terkait substitusi dan komplementer
Perubahan faktor lain
18. ● Hukum permintaan
● Kurva permintaan
● Pengecualian kurva permintaan
● Permintaan individu dan pasar
● Pergeseran kurva permintaan
● Menggambar kurva permintaan dengan
matematis
Teori permintaan
19. PENAWARAN
Penawaran dapat
diartikan dengan
“Berbagai kuantitas
barang yang akan dijual
oleh penjual di pasar
dengan berbagai
kemungkinan harga,
dengan asumsi
Penawaran adalah
hubungan antara
harga dengan
kuantitas untuk
setiap unit waktu
yang akan dijual
oleh penjual.
apa itu penawaran?
20. HUKUM PENAWARAN
Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah
barang yang ditawarkan akan bertambah dan
sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang
ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris
paribus.”
21. Bentuk Kurva Penawaran yang Tunduk dengan Hukum
Penawaran
Bentuk Kurva Penawaran yang TIDAK Tunduk dengan
Hukum Penawaran
22. PERUBAHAN IKLIM
HARGA KOMODITAS LAIN
PERUBAHAN TEKNOLOGI
PERUBAHAN HARGA INPUT VARIABEL
FAKTOR YANG MENYEBABKAN BERUBAHNYA
PENAWARAN
23. KESEIMBANGAN PASAR
Keseimbangan pasar adalah sebuah kondisi ketika
terjadi keseimbangan anatara jumlah produk atau jasa
yang diminta maupun ditawarkan , dlam harga tertentu
24. APA FUNGSI KESEIMBANGAN PASAR.
fungsinya yaiu untuk menjaga agar
tidak jatuh dan menghindari disabilitas
akibat jatuh .Hal ini dapat dipengaruhi
beragam faktor agar terjadi
kesepakatan dalam harga di antara
konsumen dan produsen
25. ADAPUN PROSES KESEIMBANGAN PASAR
ADA 2 YAITU:
PRODUSEN MENYEDIAKAN PRODUK YANG
SESUAI DENGAN PERMINTAAN KONSUMEN
PENGENDALIAN HARGA DIPASAR
27. Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output,
perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi
juga harus mempertimbangkan harga dan input tersebut yang merupakan
biaya produksi dan output.
Biaya dan input diartikan sebagai balas jasa dan input tersebut pada
pemakaian terbaiknya.
Biaya dalam pengertian ilmu ekonomi adalah semua beban yang harus
dibayar produsen untuk menghasilkan suatu barang sampai siap
dikonsumsikan.
PENGERTIAN PRODUKSI
28. PERIODE PEMBEBANAN BIAYA
Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek
sehingga pemisahan dapat mengubah jumlah beberapa sumber
yang digunakan.
Kemungkinan untuk mengubah jumlah berbagai sumber
tergantung pada sifat dan syarat pembelian sumber-sumber
tersebut. Beberapa sumber, seperti tanah dan gedung dapat
disewa untuk jangka waktu tertentu, atau jika mau dijadikan
tanah milik, diperlukan suatu jarak waktu untuk memperolehnya.
29. 1. Konsep Jangka Pendek
Jangka pendek ialah suatu periode
produksi di mana salah satu faktor produksi
tetap, sedangkan faktor produksi lain
berubah-ubah. Pembicaraan mengenai biaya
produksi tidak dapat dipisahkan dari
pembicaraan mengenai proses produksi
karena sesungguhnya biaya produksi
merupakan hasil kali antara masukan yang
dipakai dalam perusahaan dengan harganya
masing-masing. Oleh karena itu, kita dapat
mengatakan bahwa fungsi biaya produksi
merupakan pencerminan dari fungsi produksi.
Kalau dalam teori produksi kita mengenal
periode produksi jangka pendek dan jangka
panjang, maka dalam teori biaya kita juga
mengenal biaya jangka pendek dan jangka
panjang.
2. Konsep Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya sehingga dalam jangka panjang
produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan
kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien.
Dalam arti mungkin saja bagi suatu proses produksi
tertentu, kurun waktu 1 tahun termasuk jangka pendek,
tetapi untuk proses produksi yang lain kurun waktu
tersebut termasuk jangka panjang. Jangka panjang tak
menimbulkan kesulitan pembatasan (defensi).
30. BIAYA IMPLISIT , ALTERNATIF DAN EKSPLISIT
2. Biaya Alternatif
Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi
untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang harus
dikorbankan (hilang) dan altematif produksi yang
menggunakan input di mana input tersebut digunakan untuk
memproduksi output tertentu di atas. Prinsip ini dikenal
dengan nama alternative cost principle atau opportunity cost
principle.
1. Biaya Implisit
Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah
pendapatan yang seharusnya diperoleh apabila sumber daya
yang digunakan tersebut digunakan dalam usaha terbaik
lainnya.
Biaya produksi implisit untuk menghasilkan
sejumlah barang tertentu adalah sama dengan jumlah yang
dapat diterima oleh produsen dalam penggunaan altenatif
terbaik dari waktu dan uang miliknya.
31. 3. BIAYA EKSLPLISIT
Biaya eksplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang umum
dibebankan pada produksi. Pada dasarnya, perkiraan ini berasal dari
transaksi yang dilakukan perusahaan atas pemberian faktor-faktor produksi
dalam rangka usahanya.
Dari segi pandangan ilmu ekonomi, sebenarnya produsen
tersebut masih harus mengadakan perhitungan yang lebih terperinci lagi.
Dalam hal ini, sebenarnya produsen tersebut telah menginvestasikan baik
waktu maupun uangnya dalam menghasilkan barang X. Kalau produsen
tidak melibatkan waktu dan uangnya dalam bisnis tersebut sebenarnya ia
dapat menginvestasikannya dalam bisnis lain.
32. KONSEP BIAYA LAINNYA
Biaya eksternal adalah biaya/kerugian yang diderita oleh pihak lain sebagai
akibat dari kegiatan usaha perusahaan. Sedangkan konsep biaya akuntansi,
mengartikan biaya sebagai biaya eksplisit saja, yang merupakan jumlah
pembelian faktor-faktor produksi dalam rangka perusahaan. Berbeda
dengan konsep biaya akuntansi, konsep biaya ekonomi atau yang juga sering
disebut opportunity cost atau alternaƟve cost mengartikan biaya produksi
sebagai produksi lainnya yang dikorbankan akibat penggunaan sumber daya
pada produksi yang bersangkutan.
33. TEORI BIAYA TRADISIONAL DAN MODERN
Teori biaya dari teori ekonomi dibagi dua, yaitu teori biaya tradisional dan teori
biaya modern. Agar tidak menimbulkan kebingungan bagi para mahasiswa pada
tingkatan elementer, kali ini hanya diperkenalkan pada konsep teori biaya yang
tradisional saja. Teori biaya tradisional adalah teori biaya yang sampai sekarang
ini dianut secara luas, yaitu teori biaya dengan kurva biaya total, biaya variabel,
dan biaya marginal yang berbentuk U.
34. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG DAN PENDEK
Biaya produksi didasarkan pada periode/waktu dapat dibagi menjadi:
1. Biaya produksi jangka pendek: biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada jangka waktu tertentu di mana perusahaan tidak
sempat mengubah berapa jumlah sumber yang dipakai dalam proses
produksi
2. Biaya produksi jangka panjang: biaya produksi yang dikeluarkan
oleh perusahaan, pada jangka waktu di mana perusahaan sudah dapat
mengubah berapa jumlah sumber yang dipakai
35. 1. Teori Biaya Tradisional Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Sebagaimana dikemukakan pada uraian terdahulu, salah satu atau beberapa faktor
produksi dalam jangka pendek adalah tetap. Sesuai dengan terminologinya, biaya
tetap konstan sampai dengan tingkat skala perusahaan tertentu sedangkan biaya
variabel merupakan fungsi dan produksi. Analisis Biaya Jangka Pendek Untuk
menganalisis biaya produksi jangka pendek sebaiknya menggunakan
pendekatan secara total cost, dan dibagi dalam dua unsur cost, yaitu:
1. Biaya tetap atau fixed cost (FC).
2. Biaya variabel atau variable cost (VC).
36. Ciri-ciri dari kedua golongan biaya ini:
1. Fixed cost secara total ialah tetap, tetapi biaya per satuan akan variabel.
Semakin besar produk yang dihasilkan maka biaya tetap per satuan akan bertambah
kecil namun begitu tidak akan menjadi 0 (nol).
2. Biaya variabel secara total adalah variabel, tetapi biaya variabel per
satuan dalam jangka pendek adalah konstan.
37. Dari gambar di atas terlihat kurva TVC, berawal dari titik
nol. Artinya biaya variabel itu tidak ada atau nol jika
perusahaan tidak berproduksi. Perhatikan Gambar 6.2 di
bawah. TFC berupa garis lurus yang horizontal. Hal ini
dikarenakan berapa pun produksinya, biaya fixed cost-nya
tetap. Dari gambar tersebut digambarkan besarnya TFC
adalah 80. TFC ditambah TVC sama dengan TC. Oleh
karena itu, bentuk TC menyerupai TVC dan selisih kurva TC
dan TVC adalah jarak sebesar TFC, yaitu selisihnya 80.
38. Analisis Biaya Jangka Panjan Dalam analisis cost produksi
jangka panjang pendekatan yang akan dipakai sebaiknya
pendekatan cost secara per satuan (rata-rata) berdasarkan
produk yang dihasilkan. Dalam pendekatan ini maka biaya
rata-rata dipisahkan menjadi:
1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC)
Biaya tetap rata-rata ini adalah total fixed cost dibagi
dengan jumlah produk.
AFC = TFC/Q
Biaya ini, baik jangka panjang maupun jangka pendek,
mempunyai sifat sama, yaitu semakin besar produk yang
dihasilkan maka AFC-nya semakin kecil tetapi tidak akan
nol (0).
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost
(AVC)
Biaya variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi
dengan jumlah produk
yang dihasilkan:
AVC = TVC/Q
1. Biaya Tetap Rata-Rata atau
Average Fixed Cost (AFC)
Biaya tetap rata-rata ini adalah
total fixed cost dibagi dengan
jumlah produk.
AFC = TFC/Q
Biaya ini, baik jangka panjang
maupun jangka pendek,
mempunyai sifat sama, yaitu
semakin besar produk yang
dihasilkan maka AFC-nya
semakin kecil tetapi tidak akan
nol (0).
39. 2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost
(AVC)
Biaya variabel rata-rata ialah biaya total variabel dibagi
dengan jumlah produk yang dihasilkan:
AVC = TVC/Q
AVC ini dalam jangka panjang mempunyai sifat-sifat
berikut: mula-mula AVC ini turun kemudian pada jumlah
produksi tertentu AVC ini akan naik. Di dalam grafik bentuk
AVC akan seperti U.
Contoh grafik total variabel cost dalam bentuk umum
Grafik 6.3 Kurva TFC
40. 3. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC)
Biaya rata-rata ini ialah biaya total produksi dibagi dengan
jumlah produk yang dihasilkan
AC = TC Q
Bentuk dan sifat dari AC ini relatif sama dengan AVC.
4. Marginal Cost (MC)
Marginal cost ialah tambahan cost pada total cost karena perusahaan
menambah
1 unit produksi lagi.
MC = TC2 -TC1
Q2 - Q1
Gambar 6.4 AC, AVC, AFC, dan MC
41. Gambar kurva SMC (Short Marginal Cost) berasal dari
pertambahan TC dibagi dengan pertambah Q. SMC
adalah tambahan biaya apabila kita menambah satu
satuan produksi
6.2. KURVA BIAYA RATA-RATA DAN
BIAYA MARGINAL JANGKA PENDEK
DAN PANJANG
Kurva Rata-Rata Jangka Pendek
Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu
tingkat produksi tertentu, kita temukan
adanya biaya produksi rata-rata jangka
pendek yang sama besarnya dengan biaya
rata-rata jangka panjang. Keadaan ini dapat
digambarkan seperti pada Gambar 6.7 di
mana pada tingkat produksi X tampak bahwa
kurva SAC menyinggung kurva LAC. Pada
saat itu kurva biaya marjinal jangka pendek
(SMC) harus berpotongan dengan kurva
biaya marjinal jangka panjang. Artinya,
biaya marjinal jangka panjang
42. Dalam teori ekonomi
seorang produsen harus
merumuskan dua macam
keputusan yang penting,
yaitu :
(1) berapa output yang
harus diproduksi dan
(2) bagaimana kombinasi
faktor produksiyang
hendak dipergunakan
PERILAKU PRODUSEN
Apa itu Produksi?
Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor
produksi menjadi barang produksiatausuatuproses di
mana masukan (input) diubah menjadi output. Faktor
produksi dalam pembahasan perilaku produsen ini
adalah land, man, capital, dan skill (bahan baku,
tenagakerja, modal, danketerampilan).
43. Perilaku produsen juga tindakan atau tingkah
laku produsen dikenal dengan istilah Producer’s
Behaviour.
Jadi, untuk mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya merupakan tujuan yang prinsipiel.
Pada saat memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya inilah seorang produsen
dikatakan dalam keadaan keseimbangan atau
ekuilibrium “ekuilibrium produsen”.
KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka
waktu yang dinamakan “jangka pendek” dan
“jangka panjang”. Ukuran jangka waktu tidak sama
antara industri satu dengan industri lainnya. Ada
proses produksi yang memerlukan waktu hanya
hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada
yang hitungan bulan bahkan tahun. Bagi
perusahaan jangka pendek dapat sangat pendek
sekali. Umumnya adalah dalam industri di mana
sumber-sumber tetap yang digunakan oleh
perusahaan dalam
44. Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian
pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah
jumlah beberapa sumber yang digunakan. Hanya
satu input yang bervariabel. Jika perlu kita dapat
membayangkan suatu jangka waktu yang sedemikian
pendek sehingga tak ada sumber yang dapat diubah
jumlahnya. Kemudian dengan memperpanjang jangka
waktu yang dibicarakan maka perusahaan dapat
mengubah input faktor produksi. Jumlah salah satu
sumber.
Dengan memperpanjang jangka waktu maka semakin
banyak sumber yang menjadi variabel sehingga
akhirnya semua sumber menjadi variabel. Setiap
jangka waktu yang terletak antara jangka waktu di
mana tak ada sumber yang variabel dan jangka waktu
di mana hanya satu sumber yang variabel dinamakan
jangka pendek.
45. Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka
panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun
waktu tertentu. Dalam arti, mungkin saja bagi suatu
proses produksi tertentu, kurun waktu 1 tahun termasuk
jangka pendek, tetapi untuk proses produksi lain kurun
waktu tersebut termasuk jangka panjang. Jangka
panjang tak menimbulkan kesulitan pembatasan
(defensi).
1.FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis. Persamaan tersebut dengan mudah
diperluas untuk memasukkan sebanyak mungkin
sumber untuk menghasilkan
46. Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah
barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan.
Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak bebas dan faktor produksi
merupakan variabel bebas. Secara matematis fungsi produksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
Di mana Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan Baku
S = Skill
47. Sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang
menunjukkan
jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah
bibit yang ditebar,
banyaknya makanan dan obat-obatan yang dipakai,
dan jam kerja karyawannya.
Hubungan antara output dan input itu bisa dalam
bentuk linier ataupun tidak linier.
Bentuk Fungsi Linier:
Q = a + bX
Bentuk Kurvanya:
48. BENTUK KURVANYA :
Bentuk Fungsi QuadraƟk: Q = a + b1X + b2X2
Bentuk Fungsi Cubic:
Q = a + b1X + b2X2 + b3 X3
Bentuk Kurvanya:
49. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka
pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva
TP (total product), AP (average product), dan MP
(marginal product). Di mana TP adalah total produksi
yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP
adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga
kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila
menambah satu tenaga kerja (labor).
AP = TP/Labor
MP = TP2 – TP1
Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah
MP
MP = ∂ TP/∂ L
Jika kita menambah faktor produksi
variabel itu secara terus-menerus.
Produksi total itu akan bertambah
terus tetapi dengan tambahan yang
semakin kecil, dan setelah suatu
jumlah tertentu akan mencapai
maksimum dan kemudian menurun.
Hal ini terjadi karena adanya Hukum
Tambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (Law of Diminishing
Returns).
50. Jika kita lihat Gambar dibawah, sumbu horizontal
menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal
menunjukkan jumlah barang yang dihasilkan (Q).
Dalam hal ini faktor produksi tanah dianggap sebagai
faktor produksi tetap. Dengan tambahan tenaga kerja
yang terus- menerus, mula-mula jumlah produksi
meningkat dan biasanya dengan tambahan yang
semakin besar, kemudian dengan tambahan tenaga
kerja berikutnya jumlah produksi total juga meningkat
tetapi dengan
Hubungan antara TP, AP, dan MP
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu
faktor produksi bersifat variabel danfaktor-faktor produksi
lainnya tetap, akandijumpal suatu kenaikanproduksi total
apabila kita menambah faktor produksi variabel itu
secara terus-menerus. ProduksI total itu akan bertambah
terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil dan
setelah suatu jumlah tertentu mencapai maksimum
kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya
Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law
of Diminishing Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada
Gambar 5.2. Jika ada tambahan tenaga kerja yang terus-
menerus mula-mula jumlah produksi meningkat dan
biasanya dengan tambahan yang semakin besar.
Kemudian dengan tambahan tenaga kerja berikutnya
jumlah prtoduksi total juga meningkat tetapi dengan
tambahan produksi
51. TahapandalamFungsiProduksi
Hubungan antara produksi total, produksi
rata-rata, dan produksi marjinal itu
sangat berguna untuk melihattingkat
efisiensi penggunaan faktor produksi. kita
membagifungsi produksi itu dalam tiga
tingkatanatau tahap yaitu :
tahap I, tahap II, dan tahap III.
TahapI ditandaidariproduksiawalhinggaAP
yangmaximal.
TahapIIdimulaidariAPmaximalhinggaMP-
nyasamadengan0 (nol).
TahapIIIditandaidariTPyangmulaimenurun.
PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu
proses produksi di mana semua faktor
produksi dapat diubah-ubah jumlahnya
atau semua faktor produksi bersifat
variabel. Untuk menjelasken fungsi
produksi jangka panjang kita akan
menggunakan apa yang disebut
dengan kurva isoquant (isoproduct
atau isoquant).
52. Bentuk Isoquant yang Input output
Gambar Kurva Isocost :
Kurva yang menunjukkan kedudukan dan ƟƟk-ƟƟk
yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau
faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan
sejumlah anggaran tertentu
jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor
adalah Pl dan besarnya dana yang tersedia adalah M.
Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka
akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit.
p
l
e
F
53. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski
Labor Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
o
e
B
.
p
l
e
T
Ekuilibrium Produsen
Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen.
Untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok, yaitu
garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant.
Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai “suatu keadaan
seimbang di mana produsen mendapat keuntungan
maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah
tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor
produksinya”. Artinya, apabiia produsen mengurangi atau
menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang
diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan
kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan
akan menjadi lebih kecil.
54. Pada Gambar ini , titik C menunjukkan produksi yang
optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi
keseimbangan. Dengan demikian, posisi keseimbangan
produsen dicapai pada saat kurva isoquant
bersinggungan dengan kurva isocost. Pada saat itu
dalam posisi:
MRTS = Slope Iso Quant
Contoh :
Diketahui fungsi produksi Q = 5 K½ T½ dan fungsi dana 1000 =
2 K + 4 TBerapa K dan T yang dibeli agar produksi maksimal.
Fungsi langrange (majemuk) L = 5 K ½ T½ + λ (1000 – 2K – 4T)
Syarat primernya:
(1)
∂ L /∂ K = ½ . 5 K -½ T½ - 2 λ = 0 λ = 5/4 K -½ T½
(2)
∂ L /∂ L = ½ . 5 K ½ T-½ - 4 λ = 0 λ = 5/8 K ½ T-½
(3)
∂ L /∂ λ = 1000 – 2K – 4T = 0 K = 500 – 2 T Persamaan (1) =
(2) λ = λ
5/4 K -½ T½ = 5/8 K ½ T-½
(4)
5/4 T = 5/8 K T =1/2 K Substitusikan pada persamaan (3) K =
500 – 2 (1/2K)
250
2 K = 500 K = T = ½ (250) = 125
56. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
8.1.1. Pengertian Pasar
Apa itu pasar ? . Pengertian pasar secara fisik adalah
suatu tempat berkumpulnya para penjual. Sedang
pengertian pasar dalam pengertian teori ekonomi
adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual
yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya
transaksi jual beli suatu barang.
Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan
adalah jika sesama produsen/penjual bersaing
agar konsumen membeli produknya dan sesama
konsumen bersaing untuk mendapatkan
barang/jasa yang dibutuhkan.
57. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori
ekonomi mikro menjadi
empat golongan besar, yaitu:
a. Pasar Persaingan Sempurna
b. Pasar Persaingan Monopolistik
c. Pasar Monopoli
d. Pasar Oligopoli
8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
Keempat bentuk pasar tersebut mempunyai ciri-ciri yang
berbeda. Secaraspesifik keempat bentuk pasar tersebut dapat
diperjelaskan pada tabel di bawah ini:
No. Ciri-Ciri Persaingan
Sempurna
Persaingan
MonopolisƟk
Oligopoli Monopoli
1. Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu
2. Jumlah
pembeli
Sangat banyak Banyak Banyak Banyak
3. Kondisi
produk yang
dijual
Identik substitusi Hampir sama
tetapi masih
bisa
dibedakan/
beda corak
Barang standar/
berbeda corak
Tidak ada
substitusi yang
dekat/sempurn
a
58. 4. Kekuasaa
n
menentuk
an harga
Tidak ada Sedikit Jika tanpa
kerja sama
sedikit.
Tetapi
dengan kerja
sama
sangat besar
Sangat besar
5. Kemungkin
an
keluar/mas
uk
Sangat tidak
mudah, tidak
ada
hambatan
Cukup mudah Hambat
an
cukup
kuat
Tidak mungkin
6. Reaksi rival Tidak ada
reaksi dari
pesaing
jika terjadi
perubahan
harga dan
jumlah
Hampir
tidak ada
reaksi dari
pesaing
jika terjadi
perubaha
n harga
dan
jumlah
Karena
penjual
hanya satu
apa yang
dilakukan
produsen
tidak ada
reaksi
Setiap
tindakan
berkaitan
dengan
harga
dan jumlah
akan
mendapat
reaksi dari
rival
8. Persainga
n di luar
harga
Tidak ada Sangat
besar,
terutama
di bidang
iklan,
mutu,
serta
desain
Sangat
besar
apabila
menghasilk
an barang
berbeda
corak
Memelih
ara
hubunga
n baik
dengan
masyara
kat
9. Contoh Transak
si di
sektor
hasil
pertania
n
Perusah
aan
sepatu,
baju,
sabun
Pabrik
baja,
mobil,
sepeda
motor,
handphone
Kereta api,
listrik
7. Kemungki
nan
keluar/ma
suk
Sangat tidak
mudah, tidak
ada
hambatan
Cukup
mudah
Hamb
atan
cukup
kuat
Tidak
mungkin
59. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang
terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing
penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga
pasar. Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan
di pasar, harga akan tetap.
8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
60. 8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempurna
Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
• Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
• Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.
• Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.
• Informasi terhadap pasar sempurna Tabel 8.1 Hubungan antara tingkat harga, TR, AR, dan
MR
Harga (P) Jumlah (Q) TR = PQ AR =TR/Q MR=TR2-
TR1
$ 10 50 $ 500 $ 10 -
$ 10 60 $ 600 $ 10 $ 10
$ 10 70 $ 700 $ 10 $ 10
$ 10 80 $ 800 $ 10 $ 10
$ 10 90 $ 900 $ 10 $ 10
$ 10 100 $1000 $ 10 $ 10
61. Hubungan antara tingkat harga, TR, AR, dan MR
DALAM BENTUK KURVA
Penjelasan dari kurva diatas yaitu:
perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat
memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva
penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus,
mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka
besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama
sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika di ambarkan
ke tiga kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
62. 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi
minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan
ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah menetapkan
harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat
informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat
centainty (bisa diperhitungkan).
Kurva Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna
yang memperoleh laba
63. terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah
sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR
adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1
dan total laba (TR – TC) adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
Kurva Perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna yang memperoleh
kerugian
64. Dari gambar di atas terlihat, harga yang menjamin
rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga
sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang
besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR – TC)
adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2
dan rugi per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi
manimal adalah sebesar
P = OP2 dan Q = OQ1
65. Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dalam jangka
panjang yang memperoleh laba normal
66. • Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien
dan adanya kebebasan bertindak.
Persaingan pada perusahaan yang berada
dalam persaingan sempurna sangat ketat.
Oleh karena itu, agar tidak mengalami
kerugian perusahaan harus bekerja
seefisien mungkin. Jika tidak bisa
efisien, perusahan baru siap memasuki
pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan
menyebabkan tambahnya supply dan
selanjutnya berakibat turunnya harga.
Mudahnya perusahaan baru memasuki
pasar ini dipersyaratkan pada pasar
persaingan sempurna
Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan
TC =Q2 – 4Q + 40 dan P= $ 20. Ditanya:
a. Apakah perusahaan rugi/laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah
produksi berkurang?
c. Hitung berapa labanya.
Jawab:
TR = P x Q = 20 Q
MR = TR! = 20
TC = Q2 – 4Q + 40
67. MC = TC! = 2 Q – 4
Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal: MR =
MC
MR = MC
20 = 2Q – 4
Q = 12
TR = $ 240
TC = 144 – 48 + 40 = $ 136
Laba = $ 240 - $ 136 = $ 104
Jika harga naik menjadi $ 25
Maka TR = 24 Q
MR = 24
MR = MC
24 = 2Q - 4
Q = 10
TR = $ 240
TC = 100 – 40 + 40
= 100
Laba = $
68. BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual
dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi
produk. Deferensiasi produk atau product
differenƟaƟon adalah membedakan dua barang yang
sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. Caranya
dengan promosi, advertensi, perbedaan warna
bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lain
sebagainya. Misalkan sabun cuci, sabun mandi, rokok
kretek, dan lain sebagainya
Bentuk kurva demand dan MR dari perusahaan
persaingan monopolistik
69. 9.2 TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
• Mendapat laba supernormal.
• Mendapat laba normal.
• Menderita kerugian.
70. 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Supernormal
Dari gambar di bawah, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan
menggunakan kaidah MR=MC. Pada kaidah MR=MC harga jual produk sebesar OP1 dan
output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
71. 2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal
MR=MC adalah adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba
maksimal. Pada kaidah MR=MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya TC=TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
Gambar 9.3 Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal
72. 3. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal
MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba
yang maksimal, tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR=MC harga jual
produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari
penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output / jumlah produksi yang dijual
harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
73. 9.3 AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
• Perubahan Harga Berakibat Perubahan
Permintaan yang Besar.
• Efisiensi Masing-masing Perusahaan.
• Promosi Penjualan.
• Jenis Produk yang Tersedia.
74. Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat
elastis sehingga dengan sedikit menaikkan
harga, maka output akan mengalami banyak
pengurangan. Kurva permintaan yang
dihadapi oleh persaingan monopolis sangat
elastis.
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
75. 2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam jangka panjang bila
masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang bersangkutan bebas dan mudah. Artinya,
perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum atau untuk menjalankan
skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru
akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita bila kurva
biaya rata-rata jangka panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output.
Keluarnya perusahaan dan industri akan terus berlangsung sehingga kurva biaya rata-rata
jangka panjang untuk setiap perusahaan bersinggungan kembali dengan permintaan yang
dihadapinya.
76. 3. Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam monopoli. Usaha
masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi
dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha
tersebut hanyalah menambah biaya produksi. Pemborosan seperti ini lebih kecil dalam
persaingan monopoli dibandingkan dengan oligopoli. Dalam oligopoli usaha penjual yang
satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan usaha yang
sama untuk mempertahankan bagian pasarnya. Persaingan yang seperti itu tidak ada dalam
persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan menimbulkan tidak
menimbulkan tindakan balasan dan yang lain. Bila iklan yang dilakukan oleh salah satu
penjual diimbangi oleh yang lain, maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan
usaha yang sama untuk memperluas pasar masing-masing . Tak ada yang bereaksi atas
penggerogotan pasarnya oleh penjual lain.
77. 4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang berbagai ragam yang
dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau
warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu
diberikan di sini ragam produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan
konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit. Masa bodoh terhadap
perbedaan mutu yang sebenarnya karena kesediaan untuk merek tertentu yang dalam
kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang lebih rendah.
79. 10. 1 Arti Monopoli
Monopoli adalah suatu keadaan di mana dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak
ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure
monopoly. Produk yang dijual di pasar tersebut tak memiliki barang subtitusinya. Produk yang
dijual sang monopoli harus dengan mudah dibedakan dengan barang lain yang dijual dalam
perekonomian.
Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna dalam rangkaian kesatuan
struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari
suatu barang yang tidak memiliki subtitusi, dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus sebagai industri juga.
80. 10.2.1 Ciri-Ciri Pasar Monopoli
● Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan.
● Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip.
● Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri.
● Dapat memengaruhi penentuan harga.
● Promosi iklan tidak terlalu diperlukan.
81. 10.2.2 Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli
Faktor-faktor yang menimbulkan adanya pasar monopoli, antara lain:
● Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki
oleh perusahaan lain.
● Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of
scale) hingga ke tingkat produksi yang tinggi.
● Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak
monopoli kepada perusahaan.
82. 10. 3 Hambatan Bagi Perusahaan yang Akan Memasuki Pasar
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam suatu
industri persaingan murni, maka dalam jangka panjang akan ada
perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam industri.
Akibatnya monopolis tidak bisa lagi memonopoli pasar. Sang monopolis
harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat
laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi.
Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di mana
perusahaan itu bergerak. Sang monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke
dalam industri tersebut dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan bahan
baku yang diperlukan untuk menghasilkan produknya.
83. The Aluminium Company of America, misalnya, sebelum perang dunia kedua memiliki dan
mengawasi 90% persediaan bauxite, bahan baku dalam pembuatan aluminium. Perusahaan
tersebut menguasai paten tertentu yang menghalangi perusahaan lain untuk meniru
produknya. Masih adalah cara lain untuk menghalangi masuknya perusahaan baru. Dalam
bidang public utility, hak monopoli diberikan agar dapat menghalangi masuknya
perusahaan yang baru.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain:
● Penguasaan bahan mentah.
● Hak paten.
● Terbatasnya pasar.
● Pemberian hak monopoli.
84. 10. 4 Penentuan Besarnya Harga dan Output
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-
nya, maka pada saat yang sama ia menentukan tingkat output dan tingkat
harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilakukan dalam gambar di
bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit
pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada
tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P-C) kali Q, ditunjukkan oleh
bidang PP’C’C dan itu merupakan laba maksimum.
85. Walaupun Q merupakan tingkat output-nya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut
akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada
AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar di atas, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan
diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
86. Jika MR>MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang
diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa
seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan
meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi
laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC=MR yang
secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
87. Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba
terhadap tingkat output sama dengan nol.
Gambar di atas menunjukkan bagaimana seorang monopolis dalam
menentukan tingkat output optimal. Kurva MR memotong kurva MC pada
tingkat output Q, yang sekaligus menunjukkan tingkat output optimal.
Harga maksimal yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q
adalah P. Jadi, kombinasi harga dan output yang memaksimalkan laba bagi
monopoli adalah Q dan P. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan
oleh daerah CPP’C. Laba itu diperoleh TR (OPC’Q) dikurangi dengan TC
(OCC’Q)
88. Hubungan P, TR, dan MR
Penentuan harga dan output dalam
keadaan monopoli murni pada dasarnya
sama dengan yang berlaku untuk
perusahaan dalam persaingan murni bila
tujuan perusahaan adalah mencapai laba
yang maksimal dicapai pada saat MR = MC.
91. Monopolis yang Mendapat Keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi equilibrium, yaitu
posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR = MC. Kurva D dan MR
apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh “equilibrium
perusahaan” yang sekaligus sama dengan “equal pasar
Equal pasar yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR
MC, yaitu pada produksi sebesar Q. Keuntungan maksimum yang merupakan
tujuan pokok dari seorang produsen dapat dilihat dari gambar di bawah ini, laba
maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC = MR
93. Dalam Jangka pendek Monopolis Mengalami Impas
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR = TC.
Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya
AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR =
OP1KQ dan TC=OQKP1.
95. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar
daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus-
menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P).
Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar
P1P2KL karena TR =0P1LQ dan TC = OP2KQ.
98. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam praktik adalah pasar
oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan
seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar
oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat memengaruhi harga pasar.
99. No Asumsi Keterangan
1 Jumlah Penjual Lebih dari satu bisa, 2, 4, atau 10.
Penelitian dari Herfindal jika ada 4
(empat) perusahaan besar (CR Four) di
pasar itu yang mampu menguasai lebih
dari 40% pangsa pasar.
2 Kondisi Biaya Dalam jangaka pendek MC bisa
mengalami penurunan, konstan, dan
meningkat.
3 Jumlah Pembeli Produsen oligopoli dihadapkan pada
pembeli yang jumlahnya sangat banyak.
4 Kondisi Demand Close subtitute tetapi bisa homogen
atau terdiferensiasi.
100. No Asumsi Keterangan
5 Fungsi dan Tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba
maksimal. Sedangkan, dalam jangka panjang
menginginkan menguasai pasar.
6 Strategi Penjualan Strategi penjualan dilakukan dengan
mendorong promosi, desain produk, dan
distribusi channel.
7 Reaksi Rival Setiap tindakan yang berkaitan dengan
harga, servis, dan kuantitas akan mendapat
reaksi dari pesaing.
101. DEMAND OLIGOPOLI
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar
suatu perusahaan sangat kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sangat kecil
inilah, maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah
penentuan harga/output dari pasar oligopoli. Perhatikan duapoli, sebuah bentuk
khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan
yang menghasilkan suatu produk tertentu.
102. Model Cournot
Model Cournot adalah model pasar duapoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti
oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa yang dihasilkan
dua perusahaan adalah sama dan bersifat subtitusi sempurna serta struktur
ongkos produksi per unit sama.
Anggaplah bahwa perusahaan yang pertama memproduksi A dengan harga PA
agar keuntungan yang diperoleh maksimum (karena pada tingkat output dan
harga tersebut MC=MR=0). Besarnya elastisitas permintaan=1, dan total
penerimaannya (TR) adalah maksimum, dengan ongkos produksi 0 sehingga
keuntungannya juga maksimum.
105. Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi
dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan pertama memproduksi
setengah maka perusahaan kedua akan memproduksi seperempat. Jika
perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan kedua akan
memproduksi 0. Jika perusahaan pertama memproduksi 0 maka perusahaan
kedua akan memaksimumkan laba dengan memproduksi setengah. Hal ini akan
menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama. Begitu
juga sebaliknya, jika perusahaan kedua memproduksi setengah, maka
perusahaan pertama akan memproduksi seperempat. Jika perusahaan kedua
memproduksi 1, maka perusahaan pertama akan memproduksi 0. jika sekarang
kita mendapatkan perusahaan pertama bereaksi terhadap perusahaan kedua,
maka akan saling berpotongan pada titik Cournot, di mana kita dapatkan masing-
masing akan memproduksi sepertiga. Keadaan ini akan menghasilkan equilibrium
yang stabil.
106. Model Bertrand
Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan
pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa
masingmasing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan
pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang
ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada kurva
permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan
asumsi bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap. Model Bertrand
menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu menggunakan
fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar. Namun,
model inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya
model Cournot, yaitu:
107. a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak
pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya
tidaklah realistis.
b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi
tidak untuk pasar.
c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga
persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan
atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
108. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi
apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan
bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan
keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing
perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan
mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan menganggap
bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-nya, atau perusahaan
akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila masing-masing perusahaan dalam
usahanya menganggap perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat
harga jualnya. Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar
terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan
bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan
keuntungannya.
109. Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing perusahaan
tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan
mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan
menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-
nya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila
masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan
pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya. Model
Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan
tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar.
110. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked – Demand Model)
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada
tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah,
a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya
bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri
sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama
sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan
berpengalaman.
b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya
dalam industri tidak akan mengikutinya.
111.
112. Dalam gambar di atas terlihat bahwa kurva permintaan yang dihadapi oleh
oligopolis patah. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan
harga equilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya,
maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan
menurunkan harga juga. Akibatnya, permintaan yang ada di pasar naik, tetapi
tidak sebanyak apabila perusahaan lain tidak menurunkan harga.
Jika perusahaan oligopolis menaikkan harga di atas Pe, maka penjualan akan
menurun lebih cepat, sebab perusahaan lain tidak akan menaikkan harga.
Akibatnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis akan menjadi sangat
drastis pada harga-harga di atas harga equilibrium semula dan kurva permintaan
akan patah pada harga equilibrium semula.
116. Ciri-Ciri Pasar Oligopoli
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda.
Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium.
Sedangkan, yang menghasilkan barang barang berbeda misalnya
perusahaan mobil, truk, sepeda motor dll.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat.
Apabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat
terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga , perusahaan lain akan
membalas menurukannya yang lebih besar sehingga keduanya akan sama
atau kehilangan pelanggan.
3. Promosi masih diperlukan.
Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan
pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang
berbeda.
121. Pengaruh Oligopoli terhadap Kesejahteraan
Efek kesejahteraan dari bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan
monopoli. Di satu
pihak oligopoli menimbulkan efek yang negatif dalam bentuk :
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh
para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi
pada AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena
P>MC; seperti dalam kasus monopoli.
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat
merugikan masyarakat makro.