4. 1.1 Pengertian Teori Ekonomi Mikro
Suatu teori disusun dengan tujuan untuk dapat
menjelaskan tentang periaku konsumen dan perusahaan.
1.1.1 Struktur
a.. Definisi-definisi
b. Pemisalan – pemisalan ( Asumsi )(Ceterius Paribus)
c. Hipotesis
d. Seperangkat ramalan atau sebuah prediksi untuk
keadaan yang akan datang
5. 1.1.2 Definisi Teori Menurut Para Ahli
a. Prof. DR. J.L Mey JR : Ilmu pengetahuan yang
mempelajari usaha manusia ke arah kemakmuran.
b. Adam Smith : Ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan
sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai
tujuan tertentu.
c. Paul A Samulson : Ilmu ekonomi merupakan ilmu
pilihan
6. 1.2 Perekonomian Terbuka
Suatu sistem ekonomi yang didalamnya terdapat
kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan antara
satu negara dengan negara lainnya atau dengan
pengertian lain disebut perekonomian empat sektor
7. 1.2.1 Penyebab Terjadinya Perdagangan
Internasional atau Sistem Perekonomian
Terbuka
a. Perbedaan kondisi produk
b. Menghemat biaya produksi
c. Perbedaan tingkat selera
d. Adanya prinsip perbandingan keunggulan
(comparative advantage)
9. 2.1 Harga Suatu Barang dan Jasa
Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan
dengan jumlah uang tertentu. Barang dan jasa
tersebut mempunyai harga bila barang dan jasa itu
mempunyai nilai dan guna. ). Terbentuknya harga
dikarenakan ada dua pihak, yaitu pihak yang memiliki
dan bersedia untuk menawarkannya serta pihak yang
memerlukan dan bersedia untuk memintanya.
10. 2.1.1 Teori Permintaan
Yang dimaksud dengan “permintaan” ialah keinginan
konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan
jasa.
a. Hukum Permintaan
“Jika harga turun maka permintaan akan barang
tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang”
11. b. Kurva Demand (Kurva Permintaan)
Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara jumlah barang atau jasa yang diminta.
c. Pengecualian Kurva Demand
Pengecualian ini berupa kasus
klasik yang terkenal dengan
nama “barang Giffen” atau
“keanehan Giffen” (Giiffen
paradox)
12. d. Menggambar Kurva Demand dengan Matematis
Q = F (P)
Fungsi ini bisa dituliskan dengan fungsi persamaan
permintaan sebagai berikut:
Q = a – bP
Q : Jumlah barang a : Konstanta
P : Harga
e. Pergeseran Kurva Demand
a. Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan pergeseran
disepanjang kurva permintaan
b. Perubahan faktor-faktor lain selain berubahnya harga barang
itu sendiri, mengakibatkan kurva permintaan
13. f. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas
permintaan individu dan permintaan semua orang
dalam pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari
penjumlahan kurva permintaan brbagai individu
terhadap barang tersebut pada setiap tingkat harga
14. 2.2 Teori Penawaran
a. Hukum Penawaran
“Ada hubungan (positif) langsung antara jumlah barang yang
ditawarkan dengan harganya dengan anggapan ceteris paribus”.
b. Bentuk Kurva Penawaran
1. Bentuk kurva penawaran yang
tunduk dengan hukum penawaran
2. Bentuk Kurva Penawaran yang Tidak
Tunduk kepada Hukum Penawaran
15. c. Perubahan Penawaran
Faktor terjadinya perubahan penawaran, antara lain:
1) Berubahnya Harga Input Variabel
2) Perubahan Teknologi
3) Perubahan Iklim
4) Harga Komoditas Lain
5) Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi
6) Pajak dan Subsidi
7) Harapan Harga
8) Tujuan Perusahaan
18. 3.1.2 Mengukur Tingkat Elastisitas
1) Arc Elasticity (Elastisitas Busur)
Ed=
% 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑄𝑥
% 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑥
=
𝑂𝑋1 − 𝑂𝑋0
𝑂𝑋𝑜
∶
0𝑃1 − 𝑂𝑃𝑜
𝑂𝑃𝑂
2) Point ElasƟcity
Elastisitas di
E = EK/EP
= LK/OL
= OH/HP
19. a) Rumus Pendekatan Persamaan Fungsi untuk
Menghitung Tingkat Elastisitas
Rumus Fd =
∆𝑄
∆𝑃
X
𝑃
𝑄
b) Dengan Mengamati Hubungan Elastisitas
dengan Total Revenue (Total Penerimaan)
No Nilai
ElasƟsitas
Jika Harga
Naik
Jika Harga
Turun
1 Ed > 1 TR Turun TR Naik
2 Ed = 1 TR Tetap TR Tetap
3 Ed < 1 TR Naik TR Turun
20. c) Mengamati Arah
Perubahan Harga dan Total
Revenue
No Harga Revenue Arah Perubahan ElasƟsita
s
1 Naik Naik Sam
a
In Elastis
2 Turun Naik Berlawanan Elastis
3 Naik Turun Berlawanan Elastis
4 Turun Turun Sam
a
In Elastis
5 Naik Tetap - Unitary
6 Turun Tetap - unitary
d) Kurva Permintaan (AR)
dengan MR
Bagian kurva MR yang berada di
atas horizontal menunjukkan
nilai MR yang positif dan bagian
yang di bawah horizontal
menunjukkan nilai MR yang
negative
21. e) Kecondongan Kurva Permintaan
D1 disebut perfect inelastic
D2 disebut perfect elastis.
D3 disebut elastis
D4 disebut unitary elastis.
D5 disebut inelastis
22. 3.2 Elastisitas Penawaran
Rumus untuk pengukuran koofesien juga sama:
Es =
% 𝐷𝑄𝑠
%𝐷𝑃𝑥
(koefisien elastisitas selalu positif)
3.2.1 menentukan sifat penawaran
a. Jika nilai Es tak terhingga (ω ) disebut perfect elastis
Jika nilai Es > 1 disebut elastis.
b. Jika nilai Es < 1 disebut inelastic
c. Jika nilai Es = 1 disebut unitary elastiS
d. Jika nilai Es = 0 disebut perfect elastis
23. Atau dapat dilihat kecondongan kurva permintaannya
seperti:
a. S1 sifat penawarannya disebut perfect
inelastis.
b. S2 sifat penawarannya disebut inelastis.
c. S3 sifat penawarannya disebut unitary
elastis.
d. S4 sifat penawarannya disebut elastis
e. S5 sifat penawarannya disebut perfect
elastis.
24. 3.3 ELASTISITAS PENDAPATAN (INCOME
ELASTICITY; Ei ; φ)
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang
menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah
barang yang diminta dengan perubahan pendapatan
Ei =
% ∆𝑄𝑥
% ∆𝐼
Ei =
𝑄2−𝑄1
𝑄1+𝑄2
∶
𝐼2−𝐼1
𝐼1+𝐼2
Jika berupa fungsi, maka rumusnya
sebagai berikut:
Fi =
𝜕𝑄
𝜕𝑃
𝑥
𝐼
𝑄
25. a. Perubahan Permintaan
Barang Lux karena Adanya
Kenaikan In- come
b. Perubahan Permintaan
Barang Inferior karena
Adanya Kenaikan Income
26. 3.1.1 Hubungan Elastisitas Income Jenis Produk
No. ElasƟsitas Income Jenis Produk Jika Income Naik Jika Income Turun
1. Ei > 1 Luxuries Qx Naik
% lebih Besar
Qx Turun
% lebih besar
2. Ei > 0 K ebutuhan
Pokok
Qx Naik
% lebih keci
Qx Turun
% lebih kecil
3. Ei= Negatif Inferior Qx Turun Qx Naik
28. 4.1. Biaya Produksi
4.1.1. Pengertian Produksi
Secara sederhana biaya produksi dapat dicerminkan oleh
jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan
sejumlah input, yaitu secara akuntasi sama dengan jumlah
uang keluar yang tercatat.
4.1.2. Periode Waktu Pembebanan Biaya
Dalam analisis biaya terdapat jangka waktu yang dinamakan
“jangka pendek” dan “jangka panjang”. Panjang jangka waktu
yang dinamakan pendek tidak sama antara berbagai industry.
29. 1. Konsep Jangka Pendek
Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan adalah
jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan
tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber-sumber
seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen
tertinggi
2. Konsep Jangka Panjang
Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan
produsen untuk mengadakan penggantian dan
penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia gunakan
menjadi lebih besar. Jangka panjang sebenarnya tidak
ada kaitannya sama sekali dengan waktu.
30. 4.1.3. Biaya Implisit, AlternaƟf, dan Eksplisit
1. Biaya Implisit
Biaya implisit merupakan perkiraan jumlah pendapatan yang
seharusnya diperoleh apabila sumber daya yang digunakan
tersebut digunakan dalam usaha terbaik lainnya
2. Biaya Alternatif
Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi untuk suatu
output tertentu sebagai nilai yang harus dikorbankan (hilang)
dan altematif produksi yang menggunakan input di mana input
tersebut digunakan untuk memproduksi output tertentu di atas.
Prinsip ini dikenal dengan nama alternaƟve cost principle atau
opportunity cost principle..
31. 3. Biaya Eksplisit
Biaya ekplisit adalah biaya nyata diderita dan/atau yang
umum dibebankan pada produksi.
4. Konsep Biaya Lainnya
Biaya eksternal adalah biaya/kerugian yang diderita oleh pihak
lain sebagai akibat dari kegiatan usaha perusahaan.
5. Teori Biaya Tradisional dan Modern
Teori biaya dari teori ekonomi dibagi dua, yaitu teori biaya
tradisional dan teori biaya modern. Teori biaya tradisional
adalah teori biaya yang sampai sekarang ini dianut secara
luas, yaitu teori biaya dengan kurva biaya total, biaya variabel,
dan biaya marginal yang berbentuk U.
32. 4.1.4. Biaya Produk Jangka Pendek dan Jangka Panjang
1. Teori Biaya Tradisional Jangka Pendek dan Jangka
Panjang
Analisis Biaya Jangka Pendek
1. Biaya tetap atau fixed cost (FC).
Biaya tetap (FC) ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada waktu tertentu. Biaya ini tidak tergantung
dengan jumlah produksi.
33. 2. Biaya variabel atau variable cost (VC).
Biaya variable (VC) ialah biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan pada waktu
tertentu, dan biaya ini besar kecilnya
tergantung pada jumlah produk yang
dihasilkan.
TC = TFC + TVC
TFC = TC – TVC
TVC = TC - TFC
Ciri-ciri dari kedua golongan biaya ini:
1. Fixed cost Semakin besar produk yang dihasilkan maka biaya
tetap per satuan akan bertambah kecil namun begitu tidak
akan menjadi 0 (nol).
2. Biaya variabel secara total adalah variabel, tetapi biaya
variabel per satuan dalam jangka pendek adalah konstan.
34. Analisis Biaya Jangka Panjang
Dalam analisis cost produksi jangka panjang pendekatan yang
akan dipakai sebaiknya pendekatan cost secara per satuan
(rata-rata) berdasarkan produk yang dihasilkan. Dalam
pendekatan ini maka biaya rata-rata dipisahkan menjadi:
1. Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC)
AFC = TFC/Q
2. Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost
(AVC)
AVC = TVC/Q
35. 3. Biaya Rata-Rata atau Average Cost (AC)
𝐴𝐶 =
𝑇𝐶
𝑄
Bentuk dan sifat dari AC ini relatif sama dengan AVC.
4. Marginal Cost (MC)
𝑀𝐶 =
𝑇𝐶2 − 𝑇𝐶1
𝑄2 − 𝑄1
36. 4.2 Kurva Biaya Rata-rata dan Biaya
Marginal Jangka Pendek dan Panjang
4.2.1. Kurva Rata-Rata Jangka Pendek
kurva biaya marjinal jangka pendek berpotongan dengan kurva
biaya marjinal
jangka panjang.
38. Faktor produksi dalam pembahasan perilaku
produsen ini adalah land, man, capital, dan skill (bahan baku,
tenaga kerja, modal, dan keterampilan)
5.1 Konsep Jangka Waktu dalam Proses
Produksi
Hanya satu input yang bervariabel.
1. Jangka Pendek
Para ekonom mengartikan jangka panjang sebagai keadaan
proses produksi di mana semua faktor produksi bersifat
variabel
2. Jangka Panjang
39. 5.2 Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input
(bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau
jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga
Q = F(C,L,B,S)
Di mana:
Q = Output
C = Capital
S = Skill
L = Labor
B = Bahan Baku
40. 5.3 Analisis Proses Produksi Jangka
Pendek
5.3.1 Hukum tambahan Hasil yang Semakin Berkurang
(The Law of Diminishing Returns)
Adalah suatu kenaikan produksi total jika menambah faktor
produksi variabel secara terus-menerus dan saat produksi
total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang
semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan
mencapai maksimum dan kemudian menurun.
41. 5.3.2 Hubungan antara TP, AP, MP
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP.
2. Jika AP maximum maka MPP = AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
5.3.3 Tahapan dalam Fungsi Produksi
Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum AP, yaitu pada saat
MP = AP. Jika labor ditambah, maka AP bertambah.
Bertambahnya AP ini menunjukkan terjadinya efisiensi labor.
Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
42. • Tahap II
Dari titik pada saat AP mencapai titik maksimal sampai
pada saat TP mencapai maksimal atau pada saat MP=0, AP
dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif.
• Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi
negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus
sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya
pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
Tahap I dan tahap III disebut sebagai tahap yang tidak
rasional dan tahap II disebut sebagai tahap rasional.
43. 5.4 Produksi Jangka Panjang
5.4.1 Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah “kurva yang menunjukkan
berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input
yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output
tertentu”.
2. Sifat dari Kurva Isoquant
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan
semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut.
d. Tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
44. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of SubsƟtuƟon)
Slope MRTS di titik C adalah:
MRTS di C = - Δ K/ Δ L
4. Bentuk Isoquant Lain
a. Bentuk Isoquant yang Linier b. Bentuk Isoquant yang
Input output
45. 5.4.2 Iso-Biaya (Isocost)
1. PengerƟan Isocost
Iso-biaya (Isocost) adalah Kurva yang memperlihatkan
berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh
perusahan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber
persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan
oleh perusahaan itu.
2. Gambar Kurva Isocost
=M/Pk : M/Pl=M/Pk x Pl/M =
Pl/Pk
Sedang Fungsi TC = Pl L + Pk K
46. 3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
• Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya
tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya
tetap.
• Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah
5.4.3 Ekuilibrium Produsen
Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai suatu keadaan
seimbang di mana produsen mendapat keuntungan
maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah
tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor
produksinya.
47. 5.4.4 Jalur Ekspansi (Ekspantion Path)
Adalah suatu garis yang
menunjukkan titik-titik least cost
combination (LCC) di berbagai
isoquant. Jika terjadi peningkatan
dalam jumlah anggaran perusahaan,
48. 5.4.5 Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return
to Scale)
Apabila terjadi:
1. b> a disebut dengan increasing return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output
akan meningkatsebesar 30%.
2. b = a disebut dengan cosntant return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output
meningkat sebesar 20%.
3. b< a disebut dengan decreasing return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output
akan meningkat sebesar 10%
49. 5.4.6 Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge
Line)
Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah yang
mnemungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan
kombinasi dua input di beberapa tingkat isoquant. daerah
daerah di luar relevant range merupakan Daerah yang tidak
relevan bagi produsen untuk melakukan kegiatan
produksinya
50. 5.4.7 Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost
Combination)
Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost
dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan
yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu
tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources
combinations.
52. 6.1 Bentuk Pasar Persaingan
6.1.1 Pengertian Pasar
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori
ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu:
a. Pasar Persaingan Sempurna
b. Pasar Persaingan Monopolistik
c. Pasar Monopoli
d. Pasar Oligopoli
56. 6.2 Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang
terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing
penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar.
Pasar persaingan sempurna yang mendapatkan
Laba
57. 6.2.1 Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/ Sempurna
1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
2. Barang yang diperjualbelikan homogen/identik.
3. Penjual bisa keluar masuk di pasar dengan mudah.
4. Informasi terhadap pasar sempurna.
58. 6.2.2 Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC
dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan
MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan).
1. Penetuan Harga Dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Laba
P = OP1 dan Q = OQ1
59. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Kerugian yang Minimum
P = OP2 dan Q = OQ2
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
P = OP1 dan Q = OQ1
60. 6.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang
yang Dialami Perusahaan dalam Persaingan
Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Pendek
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan
sempurna dapat mengalami
tiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
61. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan
sempurna dapat mengalami
tiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
62. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya
mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Masuknya
perusahaan baru akan menambah jumlah produksi (supply
meningkat). Bertambahnya jumlah produksi (suply lebih besar
dari demand) akan menyebabkan harga jual turun.
Perusahaan yang hanya menenima
keuntungan normal (normal profit)
dinamakan “Marginal Firm/ Marginalor
Profitability”
63. 6.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang
Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna
Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen.
Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya
kebebasan bertindak.
64. 6.2.5. Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC =Q2
– 4Q + 40 dan P= $ 20.
Ditanya:
a. Apakah perusahaan rugi/laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah produksi
berkurang?
c. Hitung berapa labanya.
65. Jawab:
TR = P x Q = 20 Q MR = TR! = 20
TC = Q2 – 4Q + 40
MC = TC! = 2 Q – 4
Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal: MR = MC
MR = MC
20 = 2Q – 4
Q = 12
TR = $ 240
TC = 144 – 48 + 40 = $ 136
Laba = $ 240 - $ 136 = $ 104
Jika harga naik menjadi $ 25
Maka TR = 24 Q
MR = 24 MR = MC
24 = 2Q - 4
Q = 10
TR = $ 240
TC = 100 – 40 + 40 = 100
Laba = $ 240 - $ 100 = $ 140
67. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.
Cara deferensiasi produk :
1. Advertensi
2. Perbedaan warna kemasan, merek, pelayanan, dll
68. 7.1 TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan
monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu:
• Mendapat laba supernormal.
• Mendapat laba normal.
• Menderita kerugian.
69. 7.2 AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP
OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang
Besar
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
3. Promosi Penjualan
4. Jenis Produk yang Tersedia
71. 8.1 Arti Monopoli
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya
ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
8.2 Ciri-ciri dan Faktor Penyebab Pasar
Monopoli
8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
72. 8.2.2. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar
Monopoli
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya
tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati
skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi
yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang,
yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
73. 8.3 Hambatan Bagi Perusahaan Yang
Akan Memasuki Pasar
Dengan masuknya perusahaan baru mereka menggerogoti
pasar perusahaan yang sudah ada. Hal tersebut menyebabkan
kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang
dihadapi oleh masing-masing perusahaan akan bergeser ke
bawah.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa
sebab, antara lain:
1. Penguasaan Bahan Mentah
2. Hak Paten
3. Terbatasnya Pasar
4. Pemberian Hak Monopoli Oleh Pemerintah
74. 8.4 Bentuk Besarnya Harga dan Output
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR
dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan
pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya.
Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari
fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
75. 8.5. POSISI KESEIMBANGAN
Kurva permintaan pasar menurun dari kiri atas ke kanan bawah,
yang berarti produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar
dengan menjual barang produksinya.
10.5.1. Hubungan P, TR, dan MR
Perbedaan kurva permintaan monopolis
dengan persaingan lain adalah jika persaingan
sempurna kecondongan kurva permintaannya
horizontal, kurva permintaan persaingan
monopolis kecondongannya bersifat elastis
yang cukup besar dengan kemiringan yang
landai.
76. 8.5.2 Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis
Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena (1) biaya
awal yang besar (set up cost), dan (2) demandnya belum
berkembang karena belum dikenal.
1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
77. 2. Dalam Jangka pendek
Monopolis Mengalami Impas
3. Monopolis yang
Mendapatkan Kerugian
78. 8.6 Kerugian dan Pengaturan Monopoli
8.6.1. Kerugian Adanya Monopoli
1. Output yang Lebih Kecil
2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk
Pasar
3. Efisiensi Ekonomi
4. Promosi Penjualan
8.6.2. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
1. Pengaturan Harga
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan
Decrasing Cost
79. 8.7. DISKRIMINASI HARGA
8.7.1. Sifat Dasar Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya
produksi yang berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi
dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Diskriminasi harga derajat pertama
b. Diskriminasi Harga Derajat Kedua
c. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
80. 8.7.2. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda
Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah
menentukan cara Sang Monopolis harus membagi penjualannya
atas dua atau lebih pasar.
8.7.3. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan
Numerik
1. Melihat Penetapan Harga
Diskriminasi secara Grafik
2. Melihat Penetapan Harga
Diskriminasi secara
Numerik
82. Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari
beberapa produsen (dua sampai dengan lima produsen),
sedangkan apabila terdiri dua perusahaan disebut
duopoli.
9.1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
84. 9.2. DEMAND OLIGOPOLI
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana
wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri
pompa bensin.
9.2.1. Model Oligopoli
1. Model Cournot
2. Model Bertrand
3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
85. Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli:
a. apabila perusahaan menurunkan harga ke P1 maka permintaan
akan bertambah ke C1, harga ke P2, maka permintaan akan
bertambah ke B1.
b. Apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1 dan P2
perubahan permintaan akan ke titik B dan C.
c. Menaikkan harga ke P3 permintaan ada di titik A1 karena reaksi
perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi
D1ED2.
86. Ciri-ciri pasar oligopoli:
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang
berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
3. Promosi masih diperlukan
9.3 MODEL PENETAPAN HARGA PASAR
OLIGOPOLI
1. Pasar kartel.
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
87. 11.3.1. Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked
Demand Curve Model)
Model kurva permintaan kinked
demand ini dikembangkan oleh
Sweezy tahun 1939. Sweezy
membuat pemisalan dalam pasar
hanya ada dua penjual.
88. 9.4 PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP
KESEJAHTERAAN
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka
panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen
tidak beroperasi pada AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen
maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus
monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya
inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
89. 11.5. KEUNTUNGAN OLIGOPOLI SECARA
MATEMATIS
Laba Maksimum dari Model Kurva Demand yang Patah
(Kinked Demand)
Q1 = 56 – 4P1 dan Q2 = 20 – P2 dan fungsi biaya perusahaan
tersebut adalah: TC = 4Q + 0.25 Q2 . Hitunglah: jumlah dan harga
yang memaksimumkan laba.
Q1 = 56 – 4P1 atau
P1 = 14 – 0.25 Q1
TR1 = P1 Q1
TR1 = 14 Q1 – 0.25 Q21
MR1 = 14 – 0.5 Q1
Q2 = 20 – P2 atau
P2 = 20 – Q2
TR2 = P2 Q2
TR2 = 20 Q2 – Q22
MR2 = 20 – 2 Q2