Sistem koloid merupakan campuran homogen dua atau lebih zat yang memiliki ukuran partikel terdispersi antara 1-1000 nm. Dokumen ini menjelaskan komponen, jenis, dan sifat-sifat sistem koloid.
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)Gita Ardeny
Presentasi Kelompok
Pelajaran : Kimia kelas XI MIPA
Kurikulum : K-13
Bab : Sistem Koloid
Dalam presentasi berikut menjelaskan tentang :
- pengertian
- komponen-komponen sistem koloid
- macam-macam sistem koloid
- sifat-sifat sistem koloid
- proses pembuatan sistem koloid
- kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri
Pengertian Koloid. Perbedaan antara Larutan, Koloid, dan Suspensi. Sistem Dispersi. Sistem Dispersi Koloid. Penggolongan Koloid. Perbedaan antara Koloid Liofil dengan Koloid Liofob
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)Gita Ardeny
Presentasi Kelompok
Pelajaran : Kimia kelas XI MIPA
Kurikulum : K-13
Bab : Sistem Koloid
Dalam presentasi berikut menjelaskan tentang :
- pengertian
- komponen-komponen sistem koloid
- macam-macam sistem koloid
- sifat-sifat sistem koloid
- proses pembuatan sistem koloid
- kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri
Pengertian Koloid. Perbedaan antara Larutan, Koloid, dan Suspensi. Sistem Dispersi. Sistem Dispersi Koloid. Penggolongan Koloid. Perbedaan antara Koloid Liofil dengan Koloid Liofob
Presentasi mengenai sistem koloid untuk kelas XI, dibuat dalam rangka memenuhi tugas kimia.
Berisi mengenai pengertian, cara pembuatan, sifat-sifat, penggunaan dan lain halnya yang berhubungan mengenai koloid termasuk dispersi dan yang terdispersi.
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 1000 nm), sehingga mengalami Efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya, sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
Presentasi mengenai sistem koloid untuk kelas XI, dibuat dalam rangka memenuhi tugas kimia.
Berisi mengenai pengertian, cara pembuatan, sifat-sifat, penggunaan dan lain halnya yang berhubungan mengenai koloid termasuk dispersi dan yang terdispersi.
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 1000 nm), sehingga mengalami Efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya, sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
7. SistemKoloid merupakansuatu bentukcampuran
(sistemdispersi)dua atau lebih zat yang bersifathomogen
namun memilikiukuran partikelterdispersiyang cukup besar(1
– 1000nm). Bersifathomogenberartipartikelterdispersitidak
terpengaruholeh gaya gravitasiatau gaya lainyang dikenakan
kepadanya.Sehingga tidak terjadipengendapan, misalnya sifat
homogen ini juga dimilikioleh larutan, namuntidak dimiliki
oleh campuranbiasa (suspensi).
PENGERTIANSISTEMKOLOID
Koloid mudah dijumpai dimana-mana:susu,
agar-agar,tinta, shampo, serta awan merupakancontoh-
contoh koloid yangdapat dijumpai sehari-hari.Sitoplasma
dalam sel juga merupakansistem koloid.DS
8. KOMPONEN PENYUSUN KOLOID
Sistem koloid tersusun atas 2 komponen, yaitu fasa terdispersi dan
medium dispersi atau fasa pendispersi. Fasa Terdispersi bersifat diskontinu
(terputus-putus), sedangkan Medium Dispersi bersifat kontinu. Pada
campuran susu dengan air yang disebut diatas, fasa terdispersi adalah susu,
sedangkan medium dispersi adalah air. Perbandingan sifat antara larutan,
koloid, dan suspensi disimpulkan dalam tabel 9.1 berikut ini.
KOMPONEN PENYUSUNKOLOID
Sistemkoloidtersusunatas2 komponen,yaitufasaterdispersi
danmedium dispersiataufasapendispersi.FasaTerdispersibersifat
diskontinu(terputus-putus),sedangkanMedium Dispersibersifatkontinu.
Padacampuransusudengan airyangdisebutdiatas,fasaterdispersiadalah
susu,sedangkanmedium dispersiadalahair.Perbandingansifatantara
larutan,koloid,dansuspensi disimpulkandalamtabel9.1 berikutini.
10. JENIS – JENIS KOLOID
JENIS – JENIS KOLOID
Telah kita ketahui bahwa sistem koloid terdiri atas dua fasa,
yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi). Sistem koloid
dapatdikelompokkan berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa
pendispersinya.
Koloid yang mengandung fasa terdispersipadatdisebutsol. Jadi, ada tiga jenis sol, yaitu solpadat (padat dalam padat), solcair(padat dalam
cair), dan solgas(padat dalam gas).Istilah solbiasa digunakan untuk menyatakan solcair, sedangkan solgas lebih dikenal sebagai aerosol(aerosolpadat).
Koloid yang mengandung fasa terdispersicairdisebutemulsi.Emulsijuga ada tiga jenis,yaitu emulsipadat(cair dalam padat), emulsicair(cair dalam cair), dan
emulsigas(cair dalam gas).Istilah emulsibiasa digunakan untukmenyatakan emulsicair, sedangkan emulsigas juga dikenal dengan nama aerosol(aerosol
cair).Koloid yang mengandung fasa terdispersigas disebut buih. Hanya ada dua jenisbuih, yaitu buih padat dan buihcair. Mengapa tidak ada buih gas? Istilah
buih biasa digunakan untukmenyatakan buih cair. Dengan demikianada 8 jeniskoloid, sepertiyang tercantum pada tabel 9.2.
12. A. AEROSOL
A. Aerosol
Sistem koloid daripartikelpadat atau cair yang terdispersidalam gas
disebutaerosol.Jika zat yang terdispersiberupa zat padat, disebut aerosolpadat; jika zat
yang terdispersiberupazat cair,disebut aerosolcair.
Contoh aerosolpadat: asap dan debu dalam udara.
Contoh aerosolcair: kabut dan awan, dan karbon dioksida.
Gambar 9.1 Kabut
merupakan
contoh aerosol cair.
Gambar 9.2. Asap dari
pembakaran bahan bakar
kendaraan merupakan contoh
aerosol padat.
Dewasaini banyak produk dibuat dalam bentukaerosol, seperti
semprotrambut (hairspray), semprotobat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-
lain. Untuk menghasilkanaerosoldiperlukan suatu bahan pendorong (propelan
aerosol).Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa
klorofluorokarbon(CFC).
13. B. SOLB. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yangterdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak
kita temukandalam kehidupan sehari-hari maupundalam industri.
Contoh sol: air sungai (sol dari lempungdalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji,tinta tulis, dan
cat.
Gambar 9.3 Air sungai yang mengandung
lumpur.
14. D. BUIH
D.Buih
Sistem koloid dari gas yangterdispersi dalam zat cair disebut
buih.Seperti halnya dengan emulsi, untukmenstabilkan buih
diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein.
Buih dapat dibuat dengan mengalirkansuatu gas kedalam zat
cair yangmengandungpembuih.
Buihdigunakan pada berbagai proses, misalnya
buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam
kebakaran,dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki.
Zat-zat yangdapat memecah atau mencegahbuih,antara lain
eter, isoamil alkohol, dan lain-lain.
15. C. EMULSI
C.Emulsi
Sistemkoloid dari zat cairyang terdispersidalam zat cairlain disebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsiini adalah dua jeniszat cairitu tidak saling melarutkan.
Emulsidapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu emulsiminyak dalam air
(M/A) dan emulsiair dalam minyak (A/M).Dalamhal ini, minyak diartikan
sebagaisemuazat cair yang tidak bercampurdengan air.
Contoh emulsi minyak dalam air(M/A): santan,susu, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser) dan lateks.
Contoh emulsi airdalam minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi,dan minyak ikan.
Emulsi terbentuk karenapengaruhsuatupengemulsi(emulgator).Contohnya adalahsabunyangdapat mengemulsikanminyakke dalam air.Jika
campuranminyak dengan airdikocok, maka akan diperolehsuatucampuranyang segeramemisahjika didiamkan. Akan tetapi,jika sebelum
dikocok ditambahkan sabunataudetergen,maka diperolehcampuranyangstabilyangkita sebut emulsi.Contohlainnya adalahkaseindalamsusu
dankuning telur
dalammayones.
Gambar 9.4 Mayones
digunakan untuk campuran
makanan salad.
16. E. GEL
E. Gel
Koloid yangsetengah kaku (antara padat
dancair) disebut gel.Contoh: agar-agar,lem kanji,
selai,gelatin, gel sabun, dan gel silika.Gel dapat
terbentuk dari suatu sol yangzat terdispersinya
mengadsorpsi mediumdispersinya, sehingga
terjadikoloidyangagak padat.
Gambar 9.5
Agar-agar
merupakan
jenis gel.
17. KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI
KOLOID DALAM KEHIDUPANSEHARI-HARI
Dalamkehidupansehari-hari,kitasering menggunakanbahan-bahankimia berbentuk
koloid.Bahan-bahankimiatersebutdibuatoleh industri.Mengapa haruskoloid?Oleh karenakoloid
merupakansatu-satunyacarauntukmenyajikansuatucampurandarizat-zatyangtidaksaling
melarutkansecara“homogen”danstabil(padatingkatmakroskopisatautidakmudahrusak).
18. Contoh 1
A. INDUSTRI KOSMETIK
Bahan kosmetik, seperti foundation,
pembersih wajah, sampo, pelembap badan,
deodoran umumnyaberbentuk koloid yaitu emulsi.
B. Industri Tekstil
Pewarna tekstil berbentuk koloid karena mempunyaidaya
serap yangtinggi, sehingga dapat melekat pada tekstil.
21. SIFAT – SIFAT KOLOID
SIFAT– SIFATKOLOID
A. Efek Tyndall
Bagaimanakah cara mengenali sistem koloid? Salah satu cara
yang sangat sederhana adalah dengan menjatuhkan seberkas cahaya
(transparan),sedangkan koloid menghamburkannya. Oleh karena itu,
berkas cahaya yang melalui koloid dapatdiamati dariarah samping,
walaupun partikel koloidnya sendiri tidak tampak. Jika partikel
terdispersinya juga kelihatan, maka sistem itu bukan koloid melainkan
suspensi.
Dalamkehidupan sehari-hari,kita seringmengamatiefekTyndallini,
antaralain:
1. Sorotlampumobilpadamalamyangberkabut.
2. Sorotlampuproyektor dalam gedungbioskop yangberasapatau
berdebu.
3. Berkassinarmataharimelaluicelahdaunpohon-pohon padapagi
hariyangberkabut.
Gambar 9.10 Efek Tyndall.
22. GERAK BROWN
B.Gerak Brown
Telah disebutkan bahwa partikel koloid dapat
menghamburkan cahaya. Jika diamati dengan mikroskop ultra,di
mana arahcahaya tegak lurus dengan sumbu mikroskop, akan terlihat
partikel koloid senantiasa bergerak terusmenerus dengan gerak patah-
patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zagpartikel koloid ini disebut gerak
Brown,sesuai dengan nama penemunya, seorang ahli biologi Robert
Brown berkebangsaan Inggris.
Dalamsuspensitidak terjadigerakBrownkarena
ukuranpartikelcukup besar,sehingga tumbukan yang dialaminya
setimbang.Partikelzat terlarutjuga mengalamigerakBrown,tetapi
tidak dapat diamati. Makin tinggisuhu makincepatgerakBrown
karenaenergikinetikmolekulmedium meningkat,sehingga
menghasilkantumbukanyang lebihkuat.
GerakBrownmerupakansalah satu faktoryang menstabilkankoloid. Olehkarenabergerakterus-menerus,makapartikel
koloid dapat mengimbangigaya gravitasi, sehingga tidak mengalamisedimentasi.
23. Muatan Koloid
C.Muatan Koloid
1. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Apabila ke
dalam sistem koloid dimasukkandua batang elektrode, kemudian dihubungkandengan
sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrodebergantung
pada jenis muatannya.Koloid bermuatan negatif akan bergerak keanode(elektrode positif),
sedangkan koloid yangbermuatan positif bergerakkekatode (elektrode negatif). Dengan
demikian,elektroforesis dapat digunakan untukmenentukanjenis muatan koloid.
24. Adsorpsi
2.Adsorpsi
Bagaimanakah partikel koloid mendapatkan muatan listrik?Partikel koloid memiliki kemampuanmenyerapion
atau muatan listrik pada permukaannya.Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapanpada
permukaanini disebut adsorpsi (jika penyerapan sampai kebawah permukaandisebut absorpsi). Sebagai contoh,penyerapan
air oleh kapurtulis). Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ionpositif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3
mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.
Muatan koloid juga merupakan faktor yang menstabilkan koloid, di
samping gerak Brown.Oleh karena bermuatan sejenis maka partikel
partikel koloid saling tolak-menolak, sehingga terhindar dari
pengelompokan antarsesama partikel koloid itu (jika partikel koloid
itu saling bertumbukan dan kemudian bersatu, maka lama-kelamaan
dapatterbentuk partikel yang cukup besar dan akhirnya mengendap).
Sifat adsorpsi koloid ini telah dipergunakandalam bidang
lain, misalnyapada proses pemurnian gulatebu, pembuatan
obat norit, dan proses penjernihanair minum.
25. KoagulasiApabila muatansuatu koloid dilucuti, maka kestabilan koloid tersebut akan berkurangdan dapat
menyebabkankoagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatankoloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika
elektrolit ditambahkan kedalam sistem koloid.
3. Koagulasi
Koagulasi koloid karena penambahanelektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan
negatif akan menarikion positif (kation), sedangkan koloid yangbermuatan positif akan menarikion
negatif (anion). Ion-iontersebut akanmembentuk selubung lapisan kedua.Apabila selubung lapisan
kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akanmenetralkanmuatan koloid sehingga terjadi
koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuatdaya tarik menariknyadengan partikel koloid,
sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
26. Lanjutan 1
Beberapacontohkoagulasidalamkehidupansehari-haridanindustrisebagaiberikut:
a. Pembentukandelta dimuarasungaiterjadikarenakoloidtanahliat(lempung)
dalamairsungaimengalamikoagulasiketikabercampurdenganelektrolit dalam
airlaut.
b. Karetdalamlateksdigumpalkandenganmenambahkanasamformat.
c. Lumpurkoloidaldalamsungaidapatdigumpalkandenganmenambahkantawas.
Soltanah liatdalamair sungaibiasanyabermuatannegatif, sehinggaakan
digumpalkanolehionAl3+ daritawas(aluminiumsulfat).
d. Asap ataudebudaripabrikdanindustridapatdigumpalkandenganalat koagulasi
listrikdariCottrel.
Gambar 9.11 Asap
pabrik
dilewatkan alat Cottrel.
27. Lanjutan 2
Asap daripabriksebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung logamyang tajam
dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000 volt). Ujung-ujung yangruncing akan
mengionkan molekulmolekul dalam udara.Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan
menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang
lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalamindustri untuk dua tujuan, yaitu mencegah
polusi udaraoleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu yangberharga (misalnya debu
logam).
28. Pengolahan Air Bersih
4.PengolahanAir Bersih
Pengolahan airbersihdidasarkanpada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Airsungai atau airsumuryang keruh
mengandung lumpur koloidal dan barang kalijuga zat-zatwarna, zat pencemar,sepertilimbah detergen,dan pestisida. Bahan-bahan
yang diperlukanuntuk pengolahan airadalah tawas (aluminium sulfat), pasir, klorinatau kaporit, kapurtohor, dan karbonaktif. Tawas
bergunauntuk menggumpalkanlumpur koloidal sehinggalebih mudah disaring. Tawas juga membentukkoloid Al(OH)3yang dapat
mengadsorpsizat-zat warna atauzat-zat pencemar,sepertidetergendan pestisida.Apabila tingkat kekeruhanair yang diolah terlalu
tinggi, makadigunakan karbon aktifdi samping tawas. Pasir berfungsisebagai penyaring.Klorin atau kaporit berfungsisebagai
pembasmihama (sebagaidisinfektan), sedangkankapurtohor bergunauntuk menaikkanpH, yaitu untuk menetralkankeasamanyang
terjadikarenapenggunaan tawas.
29. Lanjutan 3
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan airsederhana yangdijelaskan di atas. Mula-
mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karenapengaruh gravitasi.
Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury.Pada tahap ini dicampurkantawas
dan gas klorin(preklorinasi). Pada airbaku yangkekeruhandan pencemarannyatinggi, perludibubuhkankarbonaktif yang
berguna untukmenghilangkanbau, warna, rasa, danzat organik yangterkandungdalam air baku. Dari bak ventury,airbaku
yang telah dicampur dengan bahan-bahankimiadialirkanke dalam accelator. Di dalam bak accelator initerjadi proses
koagulasi, lumpur dan kotoranlain menggumpal membentuk flok-flokyangakan mengalami sedimentasi secara gravitasi.
Selanjutnya, airyangsudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan
tertahan. Dari bak pasir diperoleh air yangsudah hampir bersih. Air yang sudah cukupbersih ini ditampung dalam bak lain yang
disebut siphon, di mana ditambahkan kapur untukmenaikkanpH dan gas klorin (postklorinasi) untukmematikanhama.Dari
bak siphon, air yangsudah memenuhistandar airbersih selanjutnya dialirkan kedalam reservoar, kemudian kekonsumen.
30. Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu koloid harus
dipecahkan. Misalnya,koagulasi lateks. Di lain pihak,koloid
perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat
distabilkan dengan menambahkan koloid lain yangdisebut
koloidpelindung. Koloidpelindung ini akan membungkus
partikel zatterdispersi, sehingga tidak dapatlagi
mengelompok.`
Contoh:
1. Padapembuatan eskrimdigunakan gelatinuntukmencegah
pembentukan kristalbesaresataugula.
2. Catdantinta dapat bertahanlama karenamenggunakan
suatukoloid pelindung.
3. Zat-zat pengemulsi,sepertisabundandetergen,juga
tergolongkoloid pelindung.
Gambar 9.12 Es krim dengan
koloid pelindung
31. Dialisis
E. Dialisis
Pada pembuatansuatukoloid,seringkaliterdapat ion-ion
yangdapat mengganggukestabilankoloidtersebut.Ion-ionpengganggu
inidapatdihilangkandengansuatuprosesyangdisebutdialisis. Dalam
prosesini,sistem koloid dimasukkankedalam suatukantongkoloid,lalu
kantongkoloiditudimasukkankedalam bejana yangberisi airmengalir.
Kantongkoloidterbuatdari selaputsemipermiabel,yaituselaput yang
dapatmelewatkanpartikelpartikelkecil,sepertiion-ionataumolekul
sederhana,tetapi menahankoloid. Dengandemikian,ion-ionkeluardari
kantongdanhanyutbersama air.
32. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB
KOLOID LIOFILDAN KOLOID LIOFOB
Koloidyangmemiliki medium dispersi cairdibedakan atas koloidliofildan koloidliofob. Suatu koloid disebut koloidliofil apabila terdapat
gayatarik-menarik yangcukup besar antarazatterdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (Yunani: lio=cairan,philia =suka).
Sebaliknya, suatu koloid disebut koloidliofobjika gayatarik-menarik tersebut tidak adaatau sangat lemah. Liofobberarti tidak suka cairan
(Yunani: lio=cairan,phobia=takut atau benci). Jika medium dispersi yang dipakai adalah air,maka kedua jenis koloid di atasmasing-masing
disebut koloidhidrofildan koloidhidrofob.
Koloidhidrofil:
sabun,detergen, agar-agar,kanji,dangelatin.
Contoh:
Koloidhidrofob:
solbelerang, sol Fe(OH)3, sol-solsulfida,dansol-sol
logam.
33. Next 1
Koloidliofil / hidrofillebih mantapdanlebih kentaldaripadakoloidliofob/
hidrofob.Butir-butirkoloidliofil/ hidrofilmembungkus diridengan cairan/ air mediumnya.
Hal ini disebut solvatasi/ hidratasi.Dengancaraitu butir-butirkoloidtersebutterhindardari
agregasi(pengelompokan).Hal demikiantidakterjadipadakoloidliofob/ hidrofob.Koloid
liofob/ hidrofobmendapatkestabilankarenamengadsorpsiion ataumuatanlistrik.
Sebagaimanatelah dijelaskanbahwamuatankoloidmenstabilkansistem koloid.
34. Next 2
Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol
hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan. Apabila zat padat tersebut
dicampurkankembali dengan air, maka dapat membentukkembali sol hidrofil. Denganperkataan
lain, sol hidrofil bersifat reversibel. Sebaliknya, sol hidrofob dapat mengalamikoagulasi pada
penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuksol
lagi jika dicampur kembali dengan air. Perbedaansol hidrofil dengan sol hidrofob disimpulkan
sebagai berikut.
36. PEMBUATAN SISTEM KOLOID
PEMBUATANSISTEMKOLOID
Sistemkoloid dapat dibuat dengan pengelompokan(agregasi) partikel larutansejati atau
menghaluskanbahan dalambentuk kasar, kemudiandiaduk denganmediumpendispersi. Cara
yangpertamadisebut cara kondensasi, sedangkanyang kedua disebut cara dispersi.
37. A. Cara Kondensasi
A. CaraKondensasi
Dengan carakondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion)
bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-
reaksi kimia, seperti reaksiredoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau
dengan pergantian pelarut.
38. 1. Reaksi Redoks
1. Reaksi Redoks
Reaksiredoksadalah reaksi yangdisertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh 1:
Pembuatansol belerangdari reaksiantara hidrogensulfida (H2S) dengan belerang
dioksida (SO2), yaitudenganmengalirkangas H2Skedalamlarutan SO2.
2H2S(g)+ SO2(aq)⎯⎯→2H2O(l)+ 3S (koloid)
Contoh2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4dengan larutan K2CO3dan HCHO(formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq)+ 3 HCHO(aq) ⎯⎯→
2 Au(koloid) + 5 CO2(g)+ 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
42. B. Cara Dispersi
B. Cara Dispersi
Dengancaradispersi,partikelkasardipecahmenjadi partikelkoloid.Caradispersidapatdilakukan
secaramekanik,peptisasi,ataudenganloncatanbungalistrik(carabusurBredig).
1. Cara Mekanik
Menurutcaraini,butir-butirkasardigerus dengan
lumpingataupenggiling koloidsampaidiperoleh
tingkatkehalusantertentu,kemudiandiadukdengan
medium dispersi.
Contoh:
Sol belerang dapat dibuat dengan menggerusserbuk
belerang bersamasama dengan suatuzat inert(seperti
gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu
dengan air.
43. 2. Cara PeptisasiPeptisasi adalah cara pembuatan koloid daributir-butir kasar atau darisuatu endapan dengan
bantuan suatu zatpemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi
butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein
(polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
Contoh:
Agar-agardipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton,
karetoleh bensin, dan lain-lain. Endapan NiSdipeptisasi oleh
H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
44. 3. Cara Busur Bredig
3. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol
logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan
sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium
dispersi,kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua
ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar
ke dalam air, lalu atom-atomtersebut mengalami
kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi,
cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara
46. Lagi 1Kepala sabun adalah gugus yang hidrofil (tertarikke air), sedangkan gugus hidrokarbon bersifathidrofob
(takut air). Jika sabun dilarutkan dalam air, maka molekul-molekul sabun akan mengadakan asosiasi
karena gugus nonpolarnya (ekor) saling tarik-menarik, sehingga terbentuk partikel koloid (lihat gambar
sebelumnya).
Dayapengemulsi dari sabun dan detergen juga disebabkan oleh aksi yang sama. Gugus nonpolar dari sabun akan
menarik partikel kotoran (lemak) dari bahan cucian, kemudian mendispersikannya ke dalam air. Sebagian bahan
pencuci, sabun, dan detergen bukan saja berfungsi sebagai pengemulsi, tetapi juga sebagai pembasah ataupenurun
tegangan permukaan. Air yang mengandung
sabun atau detergen mempunyai tegangan permukaan yang lebih
rendah, sehingga lebih mudah meresap padabahan cucian.