MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, yaitu campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel 1-100 nm. Sistem koloid dibagi menjadi beberapa jenis seperti sol, emulsi, buih, dan gel yang memiliki sifat seperti efek Tyndall dan gerak Brown. Sistem koloid penting dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem koloid adalah campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Koloid umumnya terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi yang dapat berupa padat, cair atau gas. Sifat-sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, absorpsi, dan muatan koloid. Koloid banyak digunakan dalam industri makanan, kosmetik, cat, dan farmasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, yaitu campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel 1-100 nm. Sistem koloid dibagi menjadi beberapa jenis seperti sol, emulsi, buih, dan gel yang memiliki sifat seperti efek Tyndall dan gerak Brown. Sistem koloid penting dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem koloid adalah campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Koloid umumnya terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi yang dapat berupa padat, cair atau gas. Sifat-sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, absorpsi, dan muatan koloid. Koloid banyak digunakan dalam industri makanan, kosmetik, cat, dan farmasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, sifat, dan kegunaan sistem koloid. Sistem koloid adalah campuran heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikelnya berukuran 1-100 nm. Terdiri dari tiga jenis utama yaitu sol, emulsi, dan busa, yang dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, absorpsi, dan
Sistem koloid merupakan campuran homogen dua atau lebih zat yang memiliki ukuran partikel terdispersi antara 1-1000 nm. Dokumen ini menjelaskan komponen, jenis, dan sifat-sifat sistem koloid.
Koloid adalah sistem dispersi heterogen yang tampak homogen. Terdiri dari dua fase, yaitu fase terdispersi berukuran 1-100 nm dan fase pendispersi. Terdapat delapan jenis koloid berdasarkan kombinasi fasenya, seperti sol (padat-cair), emulsi (cair-cair), dan aerosol (cair-gas). Koloid dapat berupa hidrofilik yang larut dalam air atau hidrofobik yang tidak larut dalam air.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk definisi, jenis-jenisnya (seperti sol, emulsi, buih), sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, koagulasi), cara pembentukan dan pengolahan koloid, serta hubungannya dengan polusi udara seperti asap.
1. Dokumen membahas tentang jenis-jenis campuran koloid dan sifatnya, termasuk larutan, suspensi, koloid, dan macam-macam koloid seperti sol, emulsi, buih, dan gel.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk pengertian, jenis, sifat, dan proses pembuatan sistem koloid. Sistem koloid adalah campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Jenis sistem koloid dibedakan berdasarkan fase terdispersinya, yaitu sol, emulsi, dan buih.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk pengertian, jenis, sifat, dan pembuatan sistem koloid. Koloid adalah campuran heterogen dengan ukuran partikel 1-100 nm yang tersebar merata dalam zat lain. Terdapat tiga jenis koloid yaitu sol, emulsi, dan buih. Sistem koloid memiliki sifat seperti efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, muatan koloid, dan koagulasi. Sistem koloid dap
Bab 10 membahas tentang sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Koloid adalah sistem heterogen dua fase dimana zat terdispersi berukuran 1 nm hingga 100 nm terdispersi di dalam medium dispersi. Jenis-jenis koloid antara lain aerosol, sol, emulsi, buih, dan gel. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, muatan koloid, koagulasi, dan dialisis. Koloid dapat dibu
Sistem koloid adalah campuran yang terletak antara larutan dan suspensi. Sistem koloid memiliki ukuran partikel antara 1-100 nm dan sifat yang berbeda dari larutan maupun suspensi. Jenis-jenis sistem koloid meliputi sol, emulsi, aerosol, buih, dan gel. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, elektroforesa, adsorpsi, dan koagulasi. Koloid dapat dibuat dengan berbagai cara seperti pept
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, yaitu campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel 1-100 nm. Sistem koloid dibagi menjadi beberapa jenis seperti sol, emulsi, buih, dan gel yang memiliki perbedaan komposisi dan sifat. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, dan muatan koloid.
Teks tersebut membahas tentang sistem koloid dan sifat-sifatnya. Sistem koloid adalah campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga mengalami efek Tyndall. Koloid dapat berupa sol, emulsi, gel, atau buih tergantung fase terdispersi dan pendispersinya. Sifat koloid antara lain mengalami efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, muatan koloid, dan dap
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, macam-macam, sifat, dan kegunaan sistem koloid. Sistem koloid adalah campuran heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel satu zat tersebar merata di zat lain dengan ukuran 1-100 nm. Sistem koloid dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, seperti sol, emulsi, dan busa. Sifat koloid meliputi efe
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, jenis, sifat, dan kegunaan sistem koloid. Sistem koloid adalah campuran heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikelnya berukuran 1-100 nm. Terdiri dari tiga jenis utama yaitu sol, emulsi, dan busa, yang dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, absorpsi, dan
Sistem koloid merupakan campuran homogen dua atau lebih zat yang memiliki ukuran partikel terdispersi antara 1-1000 nm. Dokumen ini menjelaskan komponen, jenis, dan sifat-sifat sistem koloid.
Koloid adalah sistem dispersi heterogen yang tampak homogen. Terdiri dari dua fase, yaitu fase terdispersi berukuran 1-100 nm dan fase pendispersi. Terdapat delapan jenis koloid berdasarkan kombinasi fasenya, seperti sol (padat-cair), emulsi (cair-cair), dan aerosol (cair-gas). Koloid dapat berupa hidrofilik yang larut dalam air atau hidrofobik yang tidak larut dalam air.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk definisi, jenis-jenisnya (seperti sol, emulsi, buih), sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, koagulasi), cara pembentukan dan pengolahan koloid, serta hubungannya dengan polusi udara seperti asap.
1. Dokumen membahas tentang jenis-jenis campuran koloid dan sifatnya, termasuk larutan, suspensi, koloid, dan macam-macam koloid seperti sol, emulsi, buih, dan gel.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk pengertian, jenis, sifat, dan proses pembuatan sistem koloid. Sistem koloid adalah campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Jenis sistem koloid dibedakan berdasarkan fase terdispersinya, yaitu sol, emulsi, dan buih.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk pengertian, jenis, sifat, dan pembuatan sistem koloid. Koloid adalah campuran heterogen dengan ukuran partikel 1-100 nm yang tersebar merata dalam zat lain. Terdapat tiga jenis koloid yaitu sol, emulsi, dan buih. Sistem koloid memiliki sifat seperti efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, muatan koloid, dan koagulasi. Sistem koloid dap
Bab 10 membahas tentang sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Koloid adalah sistem heterogen dua fase dimana zat terdispersi berukuran 1 nm hingga 100 nm terdispersi di dalam medium dispersi. Jenis-jenis koloid antara lain aerosol, sol, emulsi, buih, dan gel. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, muatan koloid, koagulasi, dan dialisis. Koloid dapat dibu
Sistem koloid adalah campuran yang terletak antara larutan dan suspensi. Sistem koloid memiliki ukuran partikel antara 1-100 nm dan sifat yang berbeda dari larutan maupun suspensi. Jenis-jenis sistem koloid meliputi sol, emulsi, aerosol, buih, dan gel. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, elektroforesa, adsorpsi, dan koagulasi. Koloid dapat dibuat dengan berbagai cara seperti pept
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, yaitu campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel 1-100 nm. Sistem koloid dibagi menjadi beberapa jenis seperti sol, emulsi, buih, dan gel yang memiliki perbedaan komposisi dan sifat. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, dan muatan koloid.
Teks tersebut membahas tentang sistem koloid dan sifat-sifatnya. Sistem koloid adalah campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga mengalami efek Tyndall. Koloid dapat berupa sol, emulsi, gel, atau buih tergantung fase terdispersi dan pendispersinya. Sifat koloid antara lain mengalami efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, muatan koloid, dan dap
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, macam-macam, sifat, dan kegunaan sistem koloid. Sistem koloid adalah campuran heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel satu zat tersebar merata di zat lain dengan ukuran 1-100 nm. Sistem koloid dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, seperti sol, emulsi, dan busa. Sifat koloid meliputi efe
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Teks tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk definisi, jenis, sifat, dan proses pembuatan sistem koloid. Sistem koloid adalah campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Sistem koloid dapat berupa sol, emulsi, atau buih, tergantung pada fase terdispersi dan medium pendispersinya. Sifat koloid meliputi efek Tyndall,
Sistem koloid merupakan campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Bab ini membahas pengertian koloid, jenis-jenisnya beserta sifat-sifat dan proses pembuatan koloid serta contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Koloid adalah sistem campuran dua atau lebih zat dimana partikel satu zat (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi). Koloid dapat berupa sol, emulsi, atau buih tergantung fase terdispersinya yang dapat berupa padat, cair, atau gas. Sifat koloid antara lain menghamburkan cahaya (efek Tyndall), gerak acak partikel (gerak Brown), dan dapat dipisahkan mengg
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk pengertian, jenis, sifat, dan proses pembuatan sistem koloid. Sistem koloid adalah campuran homogen dua atau lebih zat dengan ukuran partikel terdispersi 1-100 nm sehingga menyebabkan efek Tyndall. Jenis sistem koloid dibedakan berdasarkan fase terdispersinya, yaitu sol, emulsi, dan buih. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, ger
Koloid adalah campuran dua zat atau lebih dimana partikel satu zat tersebar merata dalam zat lain. Koloid dapat berupa sol (zat padat dalam cairan), emulsi (cairan dalam cairan), gel (cairan dalam padatan), atau buih (gas dalam cairan). Koloid memiliki sifat seperti efek Tyndall dan gerak Brown. Ada berbagai jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya.
Dokumen tersebut membahas tentang koloid, termasuk pengertian, jenis, sifat, dan kegunaannya. Koloid adalah campuran heterogen antara dua zat dimana partikelnya berukuran 1-100 nm dan tersebar merata. Ada tiga jenis koloid berdasarkan fase terdispersinya: sol, emulsi, dan buih. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown, dan kemampuan mengadsorpsi zat. Koloid banyak digunakan
Koloid adalah campuran dua fase dimana fase terdispersi berukuran 10-7-10-4 cm dan tersebar merata di fase pendispersi. Terdapat beberapa jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, seperti sol, emulsi, dan buih. Koloid memiliki sifat seperti efek Tyndall, gerak Brown, dan dapat dibuat dari larutan maupun suspensi melalui proses kondensasi dan dispersi.
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bahkan selalu menggunakan bahan-bahan kimia,
seperti sabun, minyak wangi, pasta gigi, dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut tidak
dalam bentuk padatan maupun larutan, tetapi dalam bentuk antara padatan dan larutan yang
disebut koloid. Sistem koloid perlu kita pelajari karena berkaitan erat dengan hidup dan
kehidupan kita sehari – hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid; bahan
makanan, seperti susu, keju, nasi dan roti adalah sistem koloid; cat, berbagai jenis obat, bahan
kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan system koloid?
b. Jelaskan macam-macam system koloid?
c. Bagaimana sifat-sifat koloid?
d. Bagaimana proses pembuatan sistem koloid?
e. Apa saja komponen system koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari?
Tujuan
a. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
2. c. Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
A. Sistem koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran
(sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel
terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen
berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasiatau gaya lain yang dikenakan
kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki
oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar,tinta, sampo, serta awan merupakan
contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan
sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena
kepentingannya.
Di da lam la rutan koloid se c a ra umum, ada 2 za t sebaga i be r ikut :
- Za t te rdispe r s i, yakni za t yang te r la rut di da lam la rutan koloid
- Za t pendispe r s i, yakni za t pe la rut di da lam la rutan koloid
Be rda sa rkan fa se te rdispe r s i maupun fa se pendispe r s i sua tu
koloid dibagi sebaga i be r ikut :
Fa se
Te rdispe r s i
Pendispe r s i Nama koloid Contoh
Ga s Ga s Bukan koloid, ka rena ga s be rc ampur
se c a ra homogeny
Ga s Ca ir Busa Buih, sabun,
ombak, kr im kocok
Ga s Pada t Busa pada t Ba tu apung, ka sur
3. busa
Ca ir Ga s Ae rosol c a ir Oba t semprot ,
kabut , ha ir spray
di uda ra
Ca ir Ca ir Emuls i Air santan, a ir
susu, mayone s
Ca ir Pada t Ge l Mentega , aga r - aga r
Pada t Ga s Ae rosol pada t Debu, ga s kna lpot ,
a sap
Pada t Ca ir Sol Ca t , t inta
Pada t Pada t Sol Pada t Tanah, ka c a ,
lumpur
B. Macam-macam koloid
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung darifase zat pendispersi dan zat
terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
§ Aerosol
Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat
terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat
terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
§ Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai,
sol sabun, sol detergen dan tinta).
No. Hidrofob Hidrofi l
a . Tidak mena r ik molekul a ir
te tapi mengadsorbs i ion
Mena r ik molekul a ir hingga
menye lubungi pa r t ike l
te rdispe r s i
4. b . Tidak reve r s ible , apabila
menga lami koagula s i suka r
menjadi sol lagi
Reve r s ibe l, bila menga lami
koagula s i akan dapa t
membentuk sol lagi j ika
ditambah lagi medium
pendispe r s inya
c . Bia sanya te rdir i a ta s za t
anorganik
Bia sanya te rdir i a ta s za t
organic
d . Kekenta lannya rendah Kekenta lannya t inggi
e . Ge rak Brown te r liha t je la s Ge rak Brown t idak je la s
f. Mudah dikoagula s ikan oleh
e lekt roli t
Suka r dikoagula s ikan oleh
e lekt roli t
g. Umumnya dibua t dengan c a ra
kondensa s i
Umumnya dibua t dengan c a ra
dispe r se
h. Efek Tynda l l je la s Efek Tynda l l kurang je la s
i. Contoh: sol logam, sol
be le rang, sol Fe (OH) 3 , sol
As2 S3 , sol sulf ide
Contoh: sol kanj i, sol
prote in, sol sabun, sol
ge la t in
§ Emulsi
Emulsi ada lah s is tem koloid di mana za t te rdispe r s i dan pendispe r s i
ada lah za t c a ir yang t idak dapa t be rc ampur . Misa lnya : Emuls i minyak
da lam a ir : santan, susu, la teks , minyak ikan. Emuls i a ir da lam minyak:
mentega , minyak rambut , minyak bumi.
Untuk membentuk emuls i digunakan za t pengemuls i a tau emulga tor
ya itu za t yang dapa t te r ta r ik oleh kedua za t c a ir te r sebut .
Contoh: sabun untuk mengemuls ikan minyak dan a ir ;ka se in sebaga i
emulga tor pada susu.
§ Buih
5. Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan
bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
1. Buih Cair (Buih)
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium
pendisperasi zat cair. Fase terdisperasi gas pada umumnya berupa udara atao karbondioksida
yang terbetuk dari fermentasi. Kestabilan buih dapat diperoleh dari adanya zat pembuih
(surfaktan). Zat ini teradsorbsi ke daerah antar-fase dan mengikat gelembung-gelembung gas
sehingga diperoleh suatu kestabilan.
Ukuran kolid buih bukanlah ukuran gelembung gas seperti pada sistem kolid umumnya,
tetapi adalah ketebalan film (lapisan tipis) pada daerah antar-fase dimana zat pembuih
teradsorbsi, ukuran kolid berkisar 0,0000010 cm. Buih cair memiliki struktur yang tidak
beraturan. Strukturnya ditentukan oleh kandungan zat cairnya, bukan oleh komposisi kimia
atau ukuran buih rata-rata. Jika fraksi zat cair lebih dari 5%, gelembung gas akan mempunyai
bentuk hamper seperti bola. Jika kurang dari 5%, maka bentuk gelembung gas adalah
polihedral.
Beberapa sifat buih cair yang penting:
o Struktur buih cair dapat berubah dengan waktu, karena: pemisahan medium pendispersi (zat
cair) atau drainase, karena kerapatan gas dan zat cair yang jauh berbeda,
o terjadinya difusi gelembung gas yang kecil ke gelembung gas yang besar akibat tegangan
permukaan, sehingga ukuran gelembung gas menjadi lebih besar,
o rusaknya film antara dua gelembung gas.
Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. Bila gaya yang diberikan
kecil, maka struktur buih akan kembali ke bentuk awal setelah gaya tersebut ditiadakan. Jika
gaya yang diberikan cukup besar, maka akan terjadi deformasi.
Contoh buih cair:
o Buih hasil kocokan putih telur
Karena audara di sekitar putih telur akan teraduk dan menggunakan zat pembuih,
yaitu protein dan glikoprotein yang berasal dari putih telur itu sendiri untukmembentuk buih
yang relative stabil. Sehingga putih telur yang dikocok akan mengembang.
6. o Buih hasil akibat pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran mengandung campuran air, natrium bikarbonat, aluminium
sulfat, serta suatu zat pembuih. Karbondioksida yang dilepas akan membentuk buih dengan
bamtuam zat pembuih tersebut.
2. Buih Padat
Buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan denganmedium
pendisperasi zat padat. Kestabilan buih ini dapat diperoleh dari zat pembuih juga (surfaktan).
Contoh-contoh buih padatyang mungkin kita ketahui:
o Roti
Proses peragian yang melepas gas karbondioksida terlibat dalam proses pembuatan
roti. Zat pembuih protein gluten dari tepung kemudian akan membentuk lapisan tipis
mengelilimgi gelembung-gelembung karbondioksida untuk membentuk buih padat.
o Batu apung
Dari proses solidifikasi gelas vulkanik, maka terbentuklah batu apung
o Styrofoam
Styrofoam memiliki fase terdisperasi karbondioksida dan udara, serta medium pendisperasi
polistirena.
§ Gel
Gel merupakan sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar,
Lem).
C. Sifat-sifat Koloid
§ Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini
ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat
itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan
sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya,
sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-
7. partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan
sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga
hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
§ Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi
tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra,
maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag.
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa
bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak
brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown
). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel
akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut
berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang
terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang
menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian
pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini
menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam
campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh
suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang
dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari
partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin
rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
§ Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan
partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus
dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel).
Sifa t adsorbs i digunakan da lam prose s :
1 . Pemut iha n gula tebu.
2 . Nor it .
3 . Penje rniha n a ir .
8. Contoh:
ü koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
ü Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan
senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel
koloid tidak akan saling menggerombol.
ü Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan - dan tolak-menolak
dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
§ Muatan Koloid dan Ele ktrofore s is
Mua tan Koloid ditentukan oleh mua tan ion yang te r se rap
pe rmuka an koloid. Elekt rofore s is ada lah ge rakan pa r t ike l koloid ka rena
penga ruh medan lis t r ik.
Ka rena pa r t ike l koloid mempunya i mua tan maka dapa t be rge rak
da lam medan lis t r ik. J ika ke da lam koloid dima sukkan a rus se a rah
me la lui e lekt roda , maka koloid be rmua tan pos it if akan be rge rak menuju
e lekt roda nega t if dan se sampa i di e lekt roda nega t if akan te r jadi
pene t ra lan mua tan dan koloid akan menggumpa l (koagula s i ) .
Contoh: c e robong pabr ik yang dipa sangi lempeng logam yang
be rmua tan lis t r ik dengan tujuan untuk menggumpa lka n debuny a .
§ Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat
terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koagula s i koloid me rupakan penggumpa lan koloid ka rena e lekt rolit
yang mua tannya be r lawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.
Faktor - faktor yang menyebabkan koagula s i :
§ Perubahan suhu.
9. § Pengadukan.
§ Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
§ Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh:
§ susu + sirup masam —> menggumpal
§ lumpur + tawas —> menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang
bermuatan negatif.
§ Koloid Liof i l dan Koloid Liofob
- Koloid Liofi l
Koloid Liofil ada lah koloid yang mengadsorbs i c a iran, sehingga
te rbentuk se lubung d i seke lil ing koloid.
Contoh: aga r - aga r .
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium
pendispersi dari elektrolit.
§ Emulas i
10. Emulas i adalah kol id cairan dalam me dium cair. Agar larutan
kol id s tabi l , ke dalam koloid bias anya ditambahkan emuls ifie r , ya itu
za t penye tabil aga r koloid s tabil.
Contoh: susu me rupakan emuls i lemak di da lam a ir dengan ka se in
sebaga i emuls i f ie r .
§ Ke s tabi lan Koloid
a . Banyak koloid yang ha rus dipe r tahankan da lam bentuk koloid untuk
pengguna a nnya .
Contoh: e s kr im, t inta , c a t .
Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut.
Koloid lain ini disebut koloid pelindung.
Contoh: ge la t in pada sol Fe (OH) 3 .
b . Untuk koloid yang be rupa emuls i dapa t digunakan emulga tor ya itu
za t yang dapa t te r ta r ik pada kedua c a iran yang membe nt uk emuls i
Contoh: sabun de te r jen sebaga i emulga tor da r i emuls i minyak dan a ir .
§ Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid ya itu menghilangkan ion- ion yang
mengganggu ke s tabilan koloid, dapa t dilakukan c a ra dia lis is . Koloid
yang akan dimurnikan dima sukk an ke kantong yang te rbua t da r i se laput
semipe rme abe l ya itu se laput yang hanya dapa t dilewa t i pa r t ike l ion
sa ja dan t idak dapa t dilewa t i molekul koloid.Contoh: ke r ta s pe rkamen,
se lopan a tau kolodion.
Kantong koloid dima sukkan ke da lam be jana yang be r is i a i r
menga lir , maka ion- ion da lam koloid akan ke lua r da r i kantong dan
ke lua r da r i be jana dan koloid te r t ingga l da lam kantong. Prose s dia lis is
akan di pe rc epa t j ika di da lam be jana dibe r ikan a rus lis t r ik yang
disebut e lekt ro dia lis is .
Prose s pemisahan kotoran ha s il me tabolisme da r i da rah oleh
ginja l te rma suk prose s dia lis is . Maka apabila se seorang mende r ita
11. ga ga l ginj a l, o r a ng t e r s e b ut ha r us me nj a la ni “c uc i d a r a h” d e nga n me s in
dia lisa tor di rumah sakit . Koloid juga dapa t dimurnikan dengan
penya r ing ult ra .
§ Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari
proses koagulasi.
§ Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses
dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran
semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat
dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
§ Koloid liofol dan liofob
Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya, kita
mengenal dua macam koloid :
Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia =
senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling partikel koloid itu. Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar.
Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak
mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam.
Ciri – cirinya:
1. Sol Liofil
· Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya
· Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
· Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/
hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel
sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
· Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
· Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
12. · Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian
dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.
· Memberikan efek Tyndall yang lemah
· Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali
2. Sol Liofob
· Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya
· Memiliki muatan positif atau negative
· Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel
diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik
· Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
· Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan
· Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
· Memberikan efek Tyndall yang jelas
· Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel
§ Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan
menggunakan arus listrik.
D.Pembuatan Sis tem Koloid
1. Cara Konde ns as i
Pembua tan s is tem koloid dengan c a ra kondensa s i dilakukan dengan
c a ra penggumpa lan pa r t ike l yang sanga t ke c il. Penggumpa lan pa r t ike l
ini dapa t dilakukan dengan c a ra sebaga i be r ikut :
a . Re aks i Pengendapan
13. Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan
elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl( s ) + NaNO3
b . Re aks i Hidrolis is
Re aks i hidrolis is ada lah re aks i sua tu za t dengan a ir . Sis tem
koloid dapa t dibua t dengan me re aks ikan sua tu za t dengan a ir .
Conto h: AlCl3 +H2O —> Al(OH) 3 ( s ) + HCl
c . Re aks i Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks.
Contoh: pada la rutan ema s
Re aks i: AuCl3 + HCOH —> Au + HCl + HCOOH
Ema s forma ldehid
d . Re aks i Pe rge se ran
Contoh: pembua tan sol As 2 S3 dengan c a ra menga lirkan ga s H2 S ke
da lam la rua tn H3AsO3 enc e r pada suhu te r tentu.
Re aks i: 2 H3AsO3 + 3 H2 S —> 6 H2O + As 2 S3
e . Re aks i Pe rgant ian Pe la rut
Contoh: pembua tan ge l ka ls ium a se ta t dengan c a ra menambahkan
a lkohol 96% ke da lam la rutan ka ls ium a se ta t jenuh.
2.Cara Dis pe rs i
Pembua tan s is tem koloid dengan c a ra dispe r s i dilakukan dengan
mempe rke c il pa r t ike l suspens i yang te r la lu be sa r menjadi pa r t ike l
koloid, peme c ahan pa r t ike l- pa r t ik e l ka sa r menjadi koloid.
a. Ca ra Mekanik
14. Ukuran pa r t ike l suspens i dipe rke c il dengan c a ra penggilingan za t
pada t , dengan mengha luskan but iran be sa r kemudian diaduk da lam
medium pendispe r s i.
Contoh: Gumpa lan tawa s digiling, dic ampurkan ke da lam a ir akan
membent uk koloid dengan kotoran a ir .
Membua t t inta dengan mengha luskan ka rbon pada penggiling
koloid kemudian didispe r s ika n da lam a ir .
Membua t sol be le rang dengan mengha luskan be le rang be r sama
gulapada penggiling koloid, kemudian dila rutkan da lam a ir , gula akan
la rut dan be le rang menjadi sol.
b. Ca ra Pept isa s i
Pembua tan koloid dengan c a ra pept isa s i ada lah pembua tan koloid
dengan menambahkan ion se jenis , sehingga pa r t ike l endapan akan
dipe c ah.
Contoh: 1. Sol Fe (OH) 3 dengan menambahka n FeCl3 .
2. Sol NiS dengan menambahka n H2 S.
3. ka re t dipept isa s i oleh bens in.
4. aga r - aga r dipept isa s i oleh a ir .
5. endapan Al(OH) 3 dipept isa s i oleh AlCl3 .
c. Ca ra Busur Bredia /Bredig
Pembua tan koloid dengan c a ra busur Bredia /Bredig dilakukan
dengan menc e lupkan 2 kawa t logam (e lekt ro da ) yang dia lir i lis t r ik ke
da lam a ir , sehingga kawa t logam akan membentuk pa r t ike l koloid
be rupa debu di da lam a ir .
d. Ca ra Ult ra sonik
Ya itu penghancuran but iran be sa r dengan ult ra sonik ( frekuens i >
20.000 Hz)
15. Campuran he te rogen
Campuran homogen disebut la rutan, contoh: la rutan gula da lam a ir .
Campuran he te rogen dapa t dibedakan menjadi 2 ma c am, ya itu: Sis tem
koloid te rma suk da lam bentuk c ampuran. Campuran te rbagi menjadi 2,
ya itu:
1 . Suspens i, contoh: pa s ir da lam a ir .
2 . Koloid, contoh: susu denga n a ir .
E. Kompone n Pe nyus un Koloid
1 . Fa se kont inyu : medium pendispe r s i jumla hnya lebih banyak.
2 . Fa se diskont inyu : medium te rdispe r s i jumlahnya labih banyak.
F. Be ntuk Part ike l Koloid
1 . Bula tan : misa lnya virus , s ilika .
2 . Ba tang : misa lnya virus .
3 . Pir inga n : misa lnya globul in da lam da rah.
4 . Se ra t : misa lnya se lulosa .
G. Pe nggunaan Sis tem Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan
untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat
stabil untuk produksi dalam skala besar.
1 . Oba t - oba tan : sa lep, kr im, minyak ikan.
2 . Makanan : e s kr im, je lly dan aga r - aga r .
3 . Kosme t ik : ha ir c re am, skin spray, body lot ion.
4 . Indus t r i : t inta , c a t .
§ Pemutihan Gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem
koloid tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat
warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.
§ Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan negative. Jika terdapat luka
kecil, maka luka tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung
16. ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan membantu menetralkan muatan-muatan
partikel koloid protein danmembnatu penggumpalan darah.
§ Pembentukan Delta di Muara Sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan
positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan
muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
§ Pengambilan Endapan Pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung
zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan
alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk
menarik partikel-partikel koloid.
§ Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid
tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion
Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap
bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
17. PENUTUP
Kesimpulan
Sistem koloid adalah merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau
lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup
besar. Macam-macam sistem koloid : Aerosol, sol, buih, emulsi dan gel. Sifat-sifat sistem
koloid : Efek Tyndall, Gerak Brown, muatan listrik, kestabilan koloid, koloid liofil dan
liofod. Pembuatan sistem koloid dibedakan menjadi 2 yaitu dengan cara kondensi dan
dispepersi. Komponen penyusun koloid dibedakan menjadi 2 yaitu fase kontinyu dan fase
diskontinyu. Bentuk- bentuk sistem koloid antara lain bulatan, batang, serat dam piringan.
Kegunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang industri, makanan,
kosmetik, obat-obatan dan sebagainya.
Saran
Dalam kehidupan sehari-hari koloid sangat bermanfaat bagi kita. Khususnya dalam bidang
kosmetik. Akan tetapi banyak jenis kosmetik yang berbahaya bagi kesehatan karena
mengandung zat kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam
memilih dan menggunakan kosmetik.
18. DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid
http://verliany.wordpress.com/2008/03/16/27/
http://nuranimahabbah.wordpress.com/2009/05/16/koloid-suspensi-larutan-kimia/
Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira. Suharsini,
Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.