SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
kimia
KOLOID
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami definisi koloid serta perbedaannya dengan larutan dan suspensi.
2. Memahami jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya.
3. Memahami sifat-sifat koloid dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memahami cara pembuatan koloid.
A. Sistem Dispersi dan Koloid
Sistem dispersi adalah suatu bentuk campuran dua zat atau lebih yang wujudnya sama
maupun berbeda. Sistem dispersi terdiri atas zat terlarut yang disebut fase terdispersi,
dan zat pelarut yang disebut medium pendispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem
dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu larutan, koloid, dan suspensi.
Sistem koloid (koloid) adalah sistem dispersi dari dua atau lebih zat yang bersifat
homogen, tetapi ukuran partikel terdispersinya cukup besar (1 – 100 nm). Koloid memiliki
karakteristikyangterletakantaralarutandansuspensi(campurankasar).Koloidmerupakan
suatucampuranmetastabil,yaitucampuranyangseolah-olahstabil,tetapiakanmemisah
setelah waktu tertentu. Untuk memahami perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi,
perhatikan tabel berikut.
XI
K
e
l
a
s
KTSP
&
K-13
2
Perbedaan antara Koloid, Larutan, dan Suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Dispersi molekuler Dispersi koloid Dispersi kasar
Homogen Homogensecaramakroskopis,tetapi
heterogen secara mikroskopis
Heterogen
Ukuran partikel < 1 nm Ukuran partikel 1 – 100 nm Ukuran partikel > 100 nm
Satu fase Dua fase Dua fase
Stabil Umumnya stabil Tidak stabil
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring kecuali
dengan penyaring ultra
Dapat disaring
Contoh: larutan gula
dalam air
Contoh: campuran susu dengan
air
Contoh:campurantepung
terigu dengan air
Sistem koloid berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, darah
adalah sistem koloid. Bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid.
Cat, bahan kosmetik, dan berbagai bentuk sediaan obat juga merupakan sistem koloid.
B. Jenis-Jenis Koloid
Berdasarkanfaseterdispersidanmediumpendispersinya,koloiddapatdibedakanmenjadi
8 kelompok berikut.
Jenis-Jenis Koloid
Fase Terdispersi
Medium Pendispersi
Padat Cair Gas
Padat Sol padat Sol Aerosol padat
Cair Emulsi padat Emulsi Aerosol
Gas Buih padat Buih -
3
1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam medium
gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat. Jika zat yang
terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Contoh produk-produk yang dibuat
dalam bentuk aerosol adalah semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum,
dan cat semprot.
2. Sol
Sol adalah sistem koloid dari zat padat yang terdispersi dalam medium cair. Contoh sol
adalah tinta, sol belerang, dan sol emas. Sementara itu, sol padat merupakan sistem
koloid dari zat padat yang terdispersi dalam medium padat. Contoh sol padat adalah kaca
berwarna, intan hitam, dan paduan logam.
3. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain. Syarat
terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi terbentuk
karena adanya pengemulsi (emulgator). Contoh emulsi adalah kasein dalam susu dan
kuning telur dalam mayones. Sementara itu, emulsi padat adalah sistem koloid dari zat
cair yang terdispersi dalam medium padat. Contoh emulsi padat adalah mutiara.
4. Buih
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Seperti halnya emulsi,
untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein.
Sementara itu, buih padat adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam medium
padat. Contoh buih padat adalah karet busa dan batu apung.
5. Gel
Gel adalah koloid setengah kaku yang terbentuk dari campuran zat padat dan zat cair.
Contoh gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat
dibentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium pendispersinya.
Berdasarkan sifat elastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi dua, yaitu gel elastis dan gel
non-elastis.
a. Gel Elastis
Gel elastis adalah gel yang dapat berubah bentuk jika diberi gaya, dan kembali ke
bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh gel elastis adalah sabun dan gelatin.
4
b. Gel Non-elastis
Gel non-elastis adalah gel yang tidak berubah bentuk jika diberi gaya. Contoh gel
non-elastis adalah gel silika.
C. Sifat Koloid
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Efek ini pertama kali ditemukan oleh seorang ahli fisika Inggris, JohnTyndall (1820
– 1893). Oleh karena itulah dinamakan efek Tyndall.
Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dengan larutan.
Pada larutan, tidak terjadi penghamburan sinar karena ukuran partikel-partikelnya relatif
kecil. Sementara itu, pada koloid terjadi penghamburan sinar karena ukuran partikel-
partikelnya relatif besar.
2. Gerak Brown
GerakBrownadalahgerakanpartikel-partikelkoloiddenganlintasanlurus,tetapiarahnya
tidak menentu (gerak acak/ tidak beraturan). Jika koloid diamati di bawah mikroskop ultra,
akan terlihat bahwa partikel-partikel tersebut bergerak secara zigzag. Pergerakan zigzag
inilah yang dinamakan gerak Brown.
Partikel-partikelsuatuzatsenantiasabergerak.Padazatcairdangas,gerakantersebut
dapat bersifat acak (termasuk gerak Brown), sedangkan pada zat padat hanya berosilasi di
tempat (tidak termasuk gerak Brown). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair
atau gas, gerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel
itu sendiri. Oleh karena ukuran partikelnya cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi
cenderung tidak seimbang ke segala arah. Akibatnya, terdapat suatu resultan tumbukan
yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau
gerak Brown.
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi.
Sebaliknya, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang
terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan, dan tidak
ditemukan dalam campuran heterogen antara zat cair dan zat padat (suspensi).
Selain dipengaruhi oleh ukuran partikel, gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu.
Semakin tinggi suhu sistem koloid, semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-
partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, gerak
Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin lambat.
5
3. Adsorpsi
Adsorpsiadalahperistiwapenyerapanionatausenyawalainolehpermukaan-permukaaan
partikel koloid. Peristiwa ini terjadi karena luasnya permukaan partikel koloid. Adsorpsi
harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan di dalam suatu partikel.
Contoh:
a. Koloid Fe(OH)3
bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+
.
b. Koloid As2
S3
bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-
.
4. Muatan Koloid
Berdasarkan muatannya, koloid dibedakan menjadi dua, yaitu koloid bermuatan positif
dan koloid bermuatan negatif.
5. Koagulasi Koloid
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid sehingga terbentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, zat terdispersi tidak lagi membentuk suatu koloid. Koagulasi
dapat terjadi secara fisik melalui pemanasan, pendinginan, dan pengadukan, atau secara
kimia melalui penambahan elektrolit dan pencampuran koloid yang berbeda muatan.
6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid lain untuk melindungi
muatan partikel koloid tersebut.
7. Dialisis
Dialisis adalah proses pemisahan koloid dari ion-ion pengotor. Dialisis dilakukan dengan
cara mengalirkan cairan melalui membran semipermeabel yang berfungsi sebagai
penyaring. Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan, tetapi tidak dapat dilewati
koloid. Akibatnya, koloid dan cairan akan terpisah.
8. Elektroforesis
Elektroferesis adalah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan
menggunakan arus listrik. Proses elektroforesis ini berguna untuk menentukan jenis
muatan koloid.
6
9. Koloid Liofil dan Liofob
Koloid liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung
di sekeliling koloid. Contoh koloid liofil adalah agar-agar. Sementara itu, koloid liofob
adalah koloid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid liofob stabil, cairan
pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yaitu pemurnian medium
pendispersi dari elektrolit.
D. Cara Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan menggumpalkan
partikel yang sangat kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Penggumpalan partikel ini
dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan
elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3
+ NaCl → AgCl (s) + NaNO3
b. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Oleh karena itu, sistem koloid
dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3
+ H2
O → Al(OH)3
(s) + HCl
c. Reaksi Redoks
Sistem koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks, seperti reaksi pada larutan
emas berikut.
Reaksi: AuCl3
+ HCOH → Au + HCl + HCOH
Emas formaldehid
d. Reaksi Pergeseran
Pembuatan koloid dengan reaksi ini dapat diamati pada pembuatan sol As2
S3
.
Pembuatan sol As2
S3
dilakukan dengan cara mengalirkan gas H2
S ke dalam larutan
H3
AsO3
encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2H3
AsO3
+ 3H2
S → 6H2
O + As2
S3
7
e. Reaksi Penggantian Pelarut
Pembuatan koloid dengan reaksi ini dapat diamati pada pembuatan gel kalsium
asetat. Pembuatan gel kalsium asetat dapat dilakukan dengan cara menambahkan
alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2. Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel
suspensi yang kasar menjadi partikel koloid yang lebih lembut. Beberapa metode yang
dapat dilakukan pada proses dispersi adalah cara mekanik, cara peptisasi, cara busur
Bredig, dan cara ultrasonik.
a. Cara Mekanik
Pembuatan dengan cara mekanik dilakukan melalui proses penggerusan atau
penggilinganpartikel-partikelyangberukuranbesarmenjadiberukurankoloid(lebih
kecil). Partikel-partikel koloid tersebut kemudian diaduk dalam medium pendispersi
sehingga terbentuk sistem koloid.
Contoh:
1.) Gilingan gumpalan tawas yang dicampurkan ke dalam air akan membentuk
koloid.
2.) Penghalusan karbon dengan penggiling koloid, kemudian didispersikan dalam
air akan membentuk tinta.
3.) Penghalusan belerang bersama gula (1 : 1) pada penggiling koloid, kemudian
dilarutkan dalam air akan membentuk sol belerang.
b. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi dilakukan dengan menambahkan ion
sejenis, sehingga terjadi pemecahan partikel endapan oleh zat kimia.
Contoh:
1.) Sol Fe(OH)3
dipeptisasi oleh FeCl3
.
2.) Sol NiS dipeptisasi oleh H2
S.
3.) Karet dipeptisasi oleh bensin.
4.) Agar-agar dipeptisasi oleh air.
5.) Endapan Al(OH)3
dipeptisasi oleh AlCl3
.
8
c. Cara Busur Bredia/Bredig
PembuatankoloiddengancarabusurBredia/Bredigdilakukandenganmencelupkan
2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air. Kawat logam tersebut akan
membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.
d. Cara Ultrasonik
Pembuatan koloid dengan cara ultrasonik dilakukan dengan menghancurkan
butiran-butiran besar melalui alat ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz).
E. Pemanfaatan Koloid
Koloid dengan berbagai jenisnya banyak digunakan dalam dunia industri karena tidak
dilarutkan secara homogen, keadaannya stabil, dan tidak mudah rusak. Penggunaan
koloid dalam industri antara lain sebagai berikut.
1. Industri Kosmetik
Industri kosmetik banyak menggunakan emulsi dan buih, misalnya foundation, sampo,
pembersih wajah, deodoran, dan pelembab badan.
2. Industri Tekstil
Pewarna tekstil dalam bentuk sol membuat warna dapat menyerap dengan baik.
3. Industri Farmasi
Obat-obatan banyak dibuat dalam bentuk sol.
4. Industri Sabun dan Detergen
Sabun dan detergen adalah pengemulsi kotoran dan air pada pakaian, sehingga pakaian
menjadi bersih.
5. Industri Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman seperti kecap, saus, susu, mayones, dan mentega dibuat dalam
berbagai bentuk koloid.
Selain jenis-jenis koloid, sifat-sifat dari koloid juga banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut.
9
1. Efek Tyndall
Pada bioskop yang sorot lampunya terlalu terang, kap lampu dapat dibuat dari koloid
sehingga cahaya dapat terhamburkan.
2. Sifat Elektroforesis
Sifat ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi DNA pada korban pelaku kejahatan.
3. Sifat Adsorpsi
a. Pemutihan Gula Tebu
Warna merah pada gula tebu dapat diadsorpsi oleh tanah diatom. Adsorbsi dapat
dilakukan dengan melarutkan gula pada air, lalu mengalirkan larutan tersebut
melalui tanah diatom.
b. Penjernihan Air
Penjernihan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat
ke dalam air. Tawas atau aluminium sulfat akan menyerap polutan air dan karbon
aktif. Untuk pencemaran yang sangat tinggi, tambahkan pasir sebagai penyaring,
kaporit sebagai desinfektan, serta kapur tohor untuk menaikkan nilai pH akibat
penggunaan tawas.
4. Sifat Koagulasi
a. Penggumpalan Karet
Karet diperoleh dari lateks (karet mentah). Proses pemisahan karet dari lateks dapat
dilakukan dengan menambahkan asam asetat atau asam formiat ke dalam lateks.
Penambahan asam asetat dan asam formiat ini berfungsi untuk menggumpalkan
karet sehingga karet terpisah dari lateks.
b. Penjernihan Air
Kotoran-kotoran dalam air dapat digumpalkan dengan menggunakan tawas.
c. Pembuangan Asap Pabrik
Sebelum dibuang ke cerobong, asap dialirkan menuju logam bertegangan tinggi
(20 – 75 kV), sehingga molekul udara di sekitarnya terion. Ion-ion ini diadsorpsi oleh
asap sehingga asap memiliki muatan. Setelah itu, asap ditarik oleh elektroda lain
sehingga gas yang dibuang kecerobong bebas dari asap.
10
5. Koloid Pelindung
a. Air susu dilindungi oleh kasein yang mencegah penggumpalan lemak.
b. Mentega dilindungi oleh lesitin yang mencegah penggumpalan lemak.
c. Es krim dilindungi oleh gelatin yang mencegah pembentukan kristal gula atau es batu.
d. Tinta dan cat dilindungi oleh minyak silikon yang membuat tinta dan cat lebih tahan lama.

More Related Content

Similar to Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf

Similar to Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf (20)

Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem koloid okho
Sistem koloid okhoSistem koloid okho
Sistem koloid okho
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)Makalah sistem koloid (cutnyak)
Makalah sistem koloid (cutnyak)
 
Koloid kimia
Koloid kimiaKoloid kimia
Koloid kimia
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdfMAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 JakartaSistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
Koloid (kimia) wafa' mufidah xii ipa 2
 
Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf

  • 1. kimia KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi koloid serta perbedaannya dengan larutan dan suspensi. 2. Memahami jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya. 3. Memahami sifat-sifat koloid dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Memahami cara pembuatan koloid. A. Sistem Dispersi dan Koloid Sistem dispersi adalah suatu bentuk campuran dua zat atau lebih yang wujudnya sama maupun berbeda. Sistem dispersi terdiri atas zat terlarut yang disebut fase terdispersi, dan zat pelarut yang disebut medium pendispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu larutan, koloid, dan suspensi. Sistem koloid (koloid) adalah sistem dispersi dari dua atau lebih zat yang bersifat homogen, tetapi ukuran partikel terdispersinya cukup besar (1 – 100 nm). Koloid memiliki karakteristikyangterletakantaralarutandansuspensi(campurankasar).Koloidmerupakan suatucampuranmetastabil,yaitucampuranyangseolah-olahstabil,tetapiakanmemisah setelah waktu tertentu. Untuk memahami perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi, perhatikan tabel berikut. XI K e l a s KTSP & K-13
  • 2. 2 Perbedaan antara Koloid, Larutan, dan Suspensi Larutan Koloid Suspensi Dispersi molekuler Dispersi koloid Dispersi kasar Homogen Homogensecaramakroskopis,tetapi heterogen secara mikroskopis Heterogen Ukuran partikel < 1 nm Ukuran partikel 1 – 100 nm Ukuran partikel > 100 nm Satu fase Dua fase Dua fase Stabil Umumnya stabil Tidak stabil Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra Dapat disaring Contoh: larutan gula dalam air Contoh: campuran susu dengan air Contoh:campurantepung terigu dengan air Sistem koloid berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, darah adalah sistem koloid. Bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, bahan kosmetik, dan berbagai bentuk sediaan obat juga merupakan sistem koloid. B. Jenis-Jenis Koloid Berdasarkanfaseterdispersidanmediumpendispersinya,koloiddapatdibedakanmenjadi 8 kelompok berikut. Jenis-Jenis Koloid Fase Terdispersi Medium Pendispersi Padat Cair Gas Padat Sol padat Sol Aerosol padat Cair Emulsi padat Emulsi Aerosol Gas Buih padat Buih -
  • 3. 3 1. Aerosol Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam medium gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat. Jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Contoh produk-produk yang dibuat dalam bentuk aerosol adalah semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, dan cat semprot. 2. Sol Sol adalah sistem koloid dari zat padat yang terdispersi dalam medium cair. Contoh sol adalah tinta, sol belerang, dan sol emas. Sementara itu, sol padat merupakan sistem koloid dari zat padat yang terdispersi dalam medium padat. Contoh sol padat adalah kaca berwarna, intan hitam, dan paduan logam. 3. Emulsi Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi terbentuk karena adanya pengemulsi (emulgator). Contoh emulsi adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayones. Sementara itu, emulsi padat adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam medium padat. Contoh emulsi padat adalah mutiara. 4. Buih Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Seperti halnya emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Sementara itu, buih padat adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam medium padat. Contoh buih padat adalah karet busa dan batu apung. 5. Gel Gel adalah koloid setengah kaku yang terbentuk dari campuran zat padat dan zat cair. Contoh gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium pendispersinya. Berdasarkan sifat elastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi dua, yaitu gel elastis dan gel non-elastis. a. Gel Elastis Gel elastis adalah gel yang dapat berubah bentuk jika diberi gaya, dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh gel elastis adalah sabun dan gelatin.
  • 4. 4 b. Gel Non-elastis Gel non-elastis adalah gel yang tidak berubah bentuk jika diberi gaya. Contoh gel non-elastis adalah gel silika. C. Sifat Koloid 1. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Efek ini pertama kali ditemukan oleh seorang ahli fisika Inggris, JohnTyndall (1820 – 1893). Oleh karena itulah dinamakan efek Tyndall. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dengan larutan. Pada larutan, tidak terjadi penghamburan sinar karena ukuran partikel-partikelnya relatif kecil. Sementara itu, pada koloid terjadi penghamburan sinar karena ukuran partikel- partikelnya relatif besar. 2. Gerak Brown GerakBrownadalahgerakanpartikel-partikelkoloiddenganlintasanlurus,tetapiarahnya tidak menentu (gerak acak/ tidak beraturan). Jika koloid diamati di bawah mikroskop ultra, akan terlihat bahwa partikel-partikel tersebut bergerak secara zigzag. Pergerakan zigzag inilah yang dinamakan gerak Brown. Partikel-partikelsuatuzatsenantiasabergerak.Padazatcairdangas,gerakantersebut dapat bersifat acak (termasuk gerak Brown), sedangkan pada zat padat hanya berosilasi di tempat (tidak termasuk gerak Brown). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, gerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel itu sendiri. Oleh karena ukuran partikelnya cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang ke segala arah. Akibatnya, terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Sebaliknya, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan, dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen antara zat cair dan zat padat (suspensi). Selain dipengaruhi oleh ukuran partikel, gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel- partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin lambat.
  • 5. 5 3. Adsorpsi Adsorpsiadalahperistiwapenyerapanionatausenyawalainolehpermukaan-permukaaan partikel koloid. Peristiwa ini terjadi karena luasnya permukaan partikel koloid. Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan di dalam suatu partikel. Contoh: a. Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+ . b. Koloid As2 S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2- . 4. Muatan Koloid Berdasarkan muatannya, koloid dibedakan menjadi dua, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif. 5. Koagulasi Koloid Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid sehingga terbentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, zat terdispersi tidak lagi membentuk suatu koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik melalui pemanasan, pendinginan, dan pengadukan, atau secara kimia melalui penambahan elektrolit dan pencampuran koloid yang berbeda muatan. 6. Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. Koloid pelindung membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid lain untuk melindungi muatan partikel koloid tersebut. 7. Dialisis Dialisis adalah proses pemisahan koloid dari ion-ion pengotor. Dialisis dilakukan dengan cara mengalirkan cairan melalui membran semipermeabel yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan, tetapi tidak dapat dilewati koloid. Akibatnya, koloid dan cairan akan terpisah. 8. Elektroforesis Elektroferesis adalah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. Proses elektroforesis ini berguna untuk menentukan jenis muatan koloid.
  • 6. 6 9. Koloid Liofil dan Liofob Koloid liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid. Contoh koloid liofil adalah agar-agar. Sementara itu, koloid liofob adalah koloid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid liofob stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yaitu pemurnian medium pendispersi dari elektrolit. D. Cara Pembuatan Koloid 1. Cara Kondensasi Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan menggumpalkan partikel yang sangat kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Penggumpalan partikel ini dapat dilakukan dengan cara berikut. a. Reaksi Pengendapan Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan. Contoh: AgNO3 + NaCl → AgCl (s) + NaNO3 b. Reaksi Hidrolisis Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air. Contoh: AlCl3 + H2 O → Al(OH)3 (s) + HCl c. Reaksi Redoks Sistem koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks, seperti reaksi pada larutan emas berikut. Reaksi: AuCl3 + HCOH → Au + HCl + HCOH Emas formaldehid d. Reaksi Pergeseran Pembuatan koloid dengan reaksi ini dapat diamati pada pembuatan sol As2 S3 . Pembuatan sol As2 S3 dilakukan dengan cara mengalirkan gas H2 S ke dalam larutan H3 AsO3 encer pada suhu tertentu. Reaksi: 2H3 AsO3 + 3H2 S → 6H2 O + As2 S3
  • 7. 7 e. Reaksi Penggantian Pelarut Pembuatan koloid dengan reaksi ini dapat diamati pada pembuatan gel kalsium asetat. Pembuatan gel kalsium asetat dapat dilakukan dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh. 2. Cara Dispersi Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang kasar menjadi partikel koloid yang lebih lembut. Beberapa metode yang dapat dilakukan pada proses dispersi adalah cara mekanik, cara peptisasi, cara busur Bredig, dan cara ultrasonik. a. Cara Mekanik Pembuatan dengan cara mekanik dilakukan melalui proses penggerusan atau penggilinganpartikel-partikelyangberukuranbesarmenjadiberukurankoloid(lebih kecil). Partikel-partikel koloid tersebut kemudian diaduk dalam medium pendispersi sehingga terbentuk sistem koloid. Contoh: 1.) Gilingan gumpalan tawas yang dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid. 2.) Penghalusan karbon dengan penggiling koloid, kemudian didispersikan dalam air akan membentuk tinta. 3.) Penghalusan belerang bersama gula (1 : 1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air akan membentuk sol belerang. b. Cara Peptisasi Pembuatan koloid dengan cara peptisasi dilakukan dengan menambahkan ion sejenis, sehingga terjadi pemecahan partikel endapan oleh zat kimia. Contoh: 1.) Sol Fe(OH)3 dipeptisasi oleh FeCl3 . 2.) Sol NiS dipeptisasi oleh H2 S. 3.) Karet dipeptisasi oleh bensin. 4.) Agar-agar dipeptisasi oleh air. 5.) Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3 .
  • 8. 8 c. Cara Busur Bredia/Bredig PembuatankoloiddengancarabusurBredia/Bredigdilakukandenganmencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air. Kawat logam tersebut akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air. d. Cara Ultrasonik Pembuatan koloid dengan cara ultrasonik dilakukan dengan menghancurkan butiran-butiran besar melalui alat ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz). E. Pemanfaatan Koloid Koloid dengan berbagai jenisnya banyak digunakan dalam dunia industri karena tidak dilarutkan secara homogen, keadaannya stabil, dan tidak mudah rusak. Penggunaan koloid dalam industri antara lain sebagai berikut. 1. Industri Kosmetik Industri kosmetik banyak menggunakan emulsi dan buih, misalnya foundation, sampo, pembersih wajah, deodoran, dan pelembab badan. 2. Industri Tekstil Pewarna tekstil dalam bentuk sol membuat warna dapat menyerap dengan baik. 3. Industri Farmasi Obat-obatan banyak dibuat dalam bentuk sol. 4. Industri Sabun dan Detergen Sabun dan detergen adalah pengemulsi kotoran dan air pada pakaian, sehingga pakaian menjadi bersih. 5. Industri Makanan dan Minuman Makanan dan minuman seperti kecap, saus, susu, mayones, dan mentega dibuat dalam berbagai bentuk koloid. Selain jenis-jenis koloid, sifat-sifat dari koloid juga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut.
  • 9. 9 1. Efek Tyndall Pada bioskop yang sorot lampunya terlalu terang, kap lampu dapat dibuat dari koloid sehingga cahaya dapat terhamburkan. 2. Sifat Elektroforesis Sifat ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi DNA pada korban pelaku kejahatan. 3. Sifat Adsorpsi a. Pemutihan Gula Tebu Warna merah pada gula tebu dapat diadsorpsi oleh tanah diatom. Adsorbsi dapat dilakukan dengan melarutkan gula pada air, lalu mengalirkan larutan tersebut melalui tanah diatom. b. Penjernihan Air Penjernihan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat ke dalam air. Tawas atau aluminium sulfat akan menyerap polutan air dan karbon aktif. Untuk pencemaran yang sangat tinggi, tambahkan pasir sebagai penyaring, kaporit sebagai desinfektan, serta kapur tohor untuk menaikkan nilai pH akibat penggunaan tawas. 4. Sifat Koagulasi a. Penggumpalan Karet Karet diperoleh dari lateks (karet mentah). Proses pemisahan karet dari lateks dapat dilakukan dengan menambahkan asam asetat atau asam formiat ke dalam lateks. Penambahan asam asetat dan asam formiat ini berfungsi untuk menggumpalkan karet sehingga karet terpisah dari lateks. b. Penjernihan Air Kotoran-kotoran dalam air dapat digumpalkan dengan menggunakan tawas. c. Pembuangan Asap Pabrik Sebelum dibuang ke cerobong, asap dialirkan menuju logam bertegangan tinggi (20 – 75 kV), sehingga molekul udara di sekitarnya terion. Ion-ion ini diadsorpsi oleh asap sehingga asap memiliki muatan. Setelah itu, asap ditarik oleh elektroda lain sehingga gas yang dibuang kecerobong bebas dari asap.
  • 10. 10 5. Koloid Pelindung a. Air susu dilindungi oleh kasein yang mencegah penggumpalan lemak. b. Mentega dilindungi oleh lesitin yang mencegah penggumpalan lemak. c. Es krim dilindungi oleh gelatin yang mencegah pembentukan kristal gula atau es batu. d. Tinta dan cat dilindungi oleh minyak silikon yang membuat tinta dan cat lebih tahan lama.