Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai koloid, termasuk definisi, ukuran partikel, sifat, dan berbagai cara pembuatan koloid seperti dispersi langsung, homogenisasi, peptisasi, busur Bredig, reaksi rediksi, oksidasi, hidrolisis, dan penggantian pelarut.
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 1000 nm), sehingga mengalami Efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya, sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 1000 nm), sehingga mengalami Efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya, sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.
Presentasi mengenai sistem koloid untuk kelas XI, dibuat dalam rangka memenuhi tugas kimia.
Berisi mengenai pengertian, cara pembuatan, sifat-sifat, penggunaan dan lain halnya yang berhubungan mengenai koloid termasuk dispersi dan yang terdispersi.
Pengertian Koloid. Perbedaan antara Larutan, Koloid, dan Suspensi. Sistem Dispersi. Sistem Dispersi Koloid. Penggolongan Koloid. Perbedaan antara Koloid Liofil dengan Koloid Liofob
Presentasi mengenai sistem koloid untuk kelas XI, dibuat dalam rangka memenuhi tugas kimia.
Berisi mengenai pengertian, cara pembuatan, sifat-sifat, penggunaan dan lain halnya yang berhubungan mengenai koloid termasuk dispersi dan yang terdispersi.
Pengertian Koloid. Perbedaan antara Larutan, Koloid, dan Suspensi. Sistem Dispersi. Sistem Dispersi Koloid. Penggolongan Koloid. Perbedaan antara Koloid Liofil dengan Koloid Liofob
Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam medium pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau dengan mengubah larutan menjadi koloid. Jika ditinjau dari pengubahan ukuran partikel zat terdispersi, cara pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu pembuatan koloid secara dispersi dan pembuatan koloid secara kondensasi.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)Gita Ardeny
Presentasi Kelompok
Pelajaran : Kimia kelas XI MIPA
Kurikulum : K-13
Bab : Sistem Koloid
Dalam presentasi berikut menjelaskan tentang :
- pengertian
- komponen-komponen sistem koloid
- macam-macam sistem koloid
- sifat-sifat sistem koloid
- proses pembuatan sistem koloid
- kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalFerdiana Agustin
Penyakit periodontal adalah suatu inflamasi kronis pada jaringan pendukung gigi (periodontium). (Muleer, 1980)
Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis.
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan. (Widayanti, 2014)
Gingiva merupakan bagian dari jaringan periodontal yang melekat pada prosesus alveolaris dan gigi. Fungsi gingiva adalah melindungi akar gigi, selaput periodontal dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya dari bakteri-bakteri dalam mulut (Itjiningsih, 1995). Dalam istilah awam disebut gusi (gum). Gingiva merupakan bagian terluar dari jaringan periodontal yang nampak secara klinis.
Email adalah jaringan terkeras dari gigi dan merupakan sistem biologis kompleksyang dibentuk oleh sel-sel ameloblast. Email gigi berguna untuk memotong makananmenjadi partikel yang kecil agar dapat dicernakan secara efektif oleh enzim pencernaan. Email mengandung hidroksiapatit yangmemberikan kekerasan pada gigi, sehingga gigi dapat bertahan lebih lama apabiladijaga dengan baik. Kelainan pada struktur jaringan keras gigi dapat terjadi pada tahap histodiferensiasi,aposisi dan klasifikasi selama tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, yang dapatmengenai gigi sulung maupun gigi tetap.
Variasi normal rongga mulut bukan merupakan suatu gambaran klinis yang tidak biasa, tetapi ada beberapa gambaran klinis yang merupakan bukti adanya gambaran klinis dari variasi normal rongga mulut. Sebagian besar etiologinya adalah genetik.
Kelenjar limfe atau lymph node adalah kelenjar yang berbentuk bulat lonjong mirip buncis yang banyak tersebar dalam sistem limfatik. Kelenjar limfe memegang peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Gigi Geraham depan (Premolar) Gigi Geraham depan (Premolar) adalah jenis gigi yang memiliki dua akar dan berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan. Manusia dewasa memiliki 8 gigi premolar, yaitu 4 di rahang bawah (2 dikiri dan 2 dikanan) dan 4 di rahang atas (2 dikiri dan 2 dikanan).
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa.
Gingival Crevicular Fluid (GCF) adalah cairan eksudat maupun transudat yang terkumpul pada margin gingiva atau sulkus gingiva( antara margin gingiva dan permukaan gigi) dan jika terjadi patologis akan berada di poket gingiva.
Gingival Crevicular Fluid (GCF) adalah cairan eksudat maupun transudat yang terkumpul pada margin gingiva atau sulkus gingiva( antara margin gingiva dan permukaan gigi) dan jika terjadi patologis akan berada di poket gingiva.
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFerdiana Agustin
Strukut rongga mulut yang rapat menghalangi bakteri masuk lebih dalam, dan mengalami keratinasi dan deskuamasi sehinga perlekatan dengan bakteri susah. Terdapat saliva yang antibakteri, lamina propria yang terdapat sel-sel pertahanan yang memfagosit bakteri (sel langerhans). Oral epitelium sebagai barier mikroorganisme patogen dari sintesis, mukosa oral ada kelenjar saliva yang menghasilkan enzim untuk menyerang bakteri patogen.
Jantung merupakan salah satu organ yang sangat vital dalam tubuh manusia, bagaimana tidak jantung merupakan salah satu media yang memiliki peranan sangat penting untuk bisa mengalirnya darah yang membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh.
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama "Compound light microscope" adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.
Tugas utama usus besar adalah menyerap air dan mineral dari sisa makanan tersebut sehingga membuatnya menjadi lebih padat dan membentuk tinja. Gerak peristaltik kemudian akan mendorong tinja menuju rektum hingga dikeluarkan melalui anus.
Tugas utama usus besar adalah menyerap air dan mineral dari sisa makanan tersebut sehingga membuatnya menjadi lebih padat dan membentuk tinja. Gerak peristaltik kemudian akan mendorong tinja menuju rektum hingga dikeluarkan melalui anus.
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga”. (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).
Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah ‘Azza wa Jalla melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk berbakti kepada orang tuanya.
3. Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat atau emulsi padat,dapat juga di artikan
sebagai hasil bentukan dari penggumpalan sebagai sol cair
4. Sifat Larutan Koloid Suspensi
Ukuran 1 nm 1-100 nm > 100 nm
Pengyaringan Filter/membran Filter
Tidak dengan filter atau
membran
Ukuran partikel Tidak nampak
Tampak dengan mikroskop
elektron
Tampak dengan mikroskop
cahaya
Lintasan cahaya Transparan
Kadang tembus
cahaya/buram
Sering kali buram mungkin
tembus cahaya
Jumlah fasa satu dua dua
Contoh
Air teh,larutan
gula,larutan garam dll
Sabun,susu,keju,cat,kabut,
asap
Pasir dalam air
5. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB
Koloid Liofil
Sol liofil atau koloid liofil merupakan jenis koloid yang fase terdispersinya dapat mengikat atau
menarik medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air disebut hidrofil.
Contoh : protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
Koloid Liofob
Koloid liofob atau sol liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya tidak dapat menarik medium
pendispersinya (tidak suka cairan). Jika medium pendispersinya air disebut hidrofob.Contoh : susu,
mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida, dan sol-sol logam. Perbandingan sifat koloid liofil
dengan koloid liofob.
6. PERBANDINGAN SIFAT KOLOID LIOFIL
DENGAN KOLOID LIOFOB
Koloid Liofob
• Tidak mengadsorpsi mediumnya
• Hanya stabil pada konsentrasi kecil
• Mudah menggumpal pada penambahan
elektrolit
• Viskositas hampir sama dengan mediumnya
• Tidak reversibel
• Efek Tyndall lebih jelas
Koloid Liofil
• Mengadsorpsi mediumnya
• Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif
besar
• Tidak mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit
• Viskositas(kekentalan) lebih besar daripada
mediumnya
• Bersifat reversibel
• Efek Tyndall lemah
7. SIFAT-SIFAT KOLOID
Efek Tyndall
Adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel dalam sistem koloid dapat
berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar akan menghamburkan cahaya ke segala arah.
Gerak Brown
Adalah gerak acak (zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak Brown dalam
sistem koloid menyebabkan partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan tidak
memisah meskipun didiamkan (stabil).
Adsorpsi
Adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap dan
zat yang menyerap disebut adsorpen. Peristiwa adsorpsi disebabkan gaya tarik molekul-molekul
pada permukaan adsorpen.
8. Koagulasi Koloid
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Di mana partikel-partikel koloid mengendap sehingga
fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi diakibatkan
oleh peristiwa mekanis (pemanasan dan pendinginan) atau peristiwa kimia (pencampuran kolid yang berbeda
muatan). Contoh penerapan sifat koagulasi: penjernihan air, proses penggumpalan debu atau asap pabrik, dan
pengolahan karet dengan lateks.
Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Koloid pelindung
ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. Koloid pelindung
melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi (penggumpalan). Contoh penerapan sifat koloid pelindung:
penambahan minyak silikon pada cat, penambahan kasein pada susu, dan penambahan gelatin pada es krim.
9. CARA PEMBUATAN KOLOID (DISPERSI)
Dispersi langsung (mekanik)
Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan ke dalam medium pendispersi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggiling atau menggerus partikel sampai ukuran tertentu. Sebagai
contoh adalah pembuatan sol belerang dalam air, serbuk belerang dihaluskan terlebih dahulu dengan
menggerus bersama kristal gula secara berulang–ulang. Campuran semen dengan air dapat membentuk koloid
secara langsung karena partikel–partikel semen sudah digiling sedemikian rupa sehingga ukuran partikelnya
menjadi ukuran koloid.
Homogenisasi
Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam
air di dalam mesin homogenisasi sehingga partikel – partikel susu berubah menjadi seukuran partikel koloid.
Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi mengunakan mesin homogenisasi.
10. Peptisasi
Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah partikel – partikel besar, misalnya suspensi, gumpalan, atau
endapan dengan menambahkan zat pemecah tertentu. Sebagai contoh, endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi
koloid dengan menambahkan AlCl3 ke dalamnya. Endapan AgCl akan berubah menjadi koloid dengan
menambahkan larutan NH3 secukupnya. Contoh lain, karet bisa dipeptisasi oleh bensin, agar – agar oleh air,
nitroselulosa oleh aseton. Endapan NiS dapat dipeptisasi oleh H2S.
Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam.
Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian
diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.
Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga
membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
11. CARA PEMBUATAN KOLOID (KONDENSASI)
Reaksi Reduksi
Contoh 1: Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam
pereduksi organik formaldehida HCOH:
2AuCl3(aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
Pada reaksi tersebut ion Au3+direduksi menjadi Au (logam). Au padat adalah parikel fase dispersi yang terbentuk dan
menyusun sol emas. Warna sol emas bergantung pada besarnya partikel Au, umumnya berwarna biru sampai merah.
Reaksi Oksidasi
2H2S(g) + SO2 (aq) → 3S(s) + 2H2O(l)
Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh: Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam
air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) →Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
12. Pergantian ion/Metatesis
Adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit. Pada reaksi ini, setidaknya satu produk reaksi
akan membentuk endapan, gas atau elektrolit lemah.
Contoh: Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
Sol As2S3 berwarna kuning dan bermuatan negatif, termasuk liofob.
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) → As2S3(koloid) + 6H2O(l)
Terbentuknya partikel berukuran koloid karena belerang yang terbentuk akan beragregat yang semakin
lama semakin besar sampai berukuran koloid. Bila konsentrasi pereaksi dan suhu reaksi tidak
dikendalikan, dispersi koloid tidak akan terbentuk, sebab partikel belerang akan tumbuh terus menjadi
endapan yang tidak larut dalam air.
13. Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semula larut setelah diganti
pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya: untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut
dalam alkohol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru
kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga
belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
Reaksi Penggaraman
Pada pereaksi yang encer dapat membentuk partikel koloid dari beberapa sol garam yang sukar larut, seperti BaSO4, PbI2,
AgCl, PbSO4, AgBr.
Contoh:
AgNO3 + NaCl –> AgCl + NaNO3
Pendinginan
Kelarutan zat sebanding dengan suhu sehingga pendinginan dapat menggumpalkan koloid. Contoh : pembuatan sol
belerang dapat dibuat dengan melarutkan belerang ke dalam air panas, kemudian didinginkan.