SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
1
Kecerdasan Buatan
Diskusi Sesi 2
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Kelas : IT 501
Konsep Masalah dan Penyelesaian Masalah
Gambar 1. Artificial Intelligence
2.1 Definisi Masalah Dalam Kecerdasan Buatan
Sesuai dengan tujuannya, kecerdasan buatan sengaja diciptakan untuk memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi oleh manusia. Apa yang dimaksud dengan masalah? Secara umum definisi masalah
yang paling mudah dipahami adalah ”kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang
ada”. Sebagai contoh, kita ingin makan enak, tetapi kenyataannya kita tidak punya makanan enak dan
tidak punya uang yang cukup. Tentu saja masalah seperti ini tidak bisa diselesaikan dengan
menggunakan kecerdasan buatan. Oleh karena itu, perlu didefinisikan apa yang dimaksud dengan
masalah dalam kecerdasan buatan.
Masalah dalam kecerdasan buatan adalah maslah-masalah yang dapat dikonversi ke dalam ruang
keadaan (ada yang menyebut sebagai ruang masalah), mempunyai keadaan awal (initial state), dan
keadaan tujuan (goal state), serta dapat dibuat aturan-aturan untuk mengubah suatu keadaan (state) ke
keadaan (state) lainnya. Hal ini akan dijelaskan pada bab berikutnya.
2.2 Masalah dan Metode Pemecahan Masalah
 Sistem yang menggunakan kecerdasan Buatan akan memberikan output berupa solusi dari suatu
masalah berdasarkan kumpulan pengetahuan yang ada.
 Pada gambar 1 sistem AI, input yang diberikan adalah berupa masalah.
 Sistem harus dilengkapi dengan sekumpulan pengetahuan yang ada pada basis pengetahuan.
 Sistem harus memiliki motor inferensi agar mampu mengambil kesimpulan berdasarkan fakta atau
pengetahuan.
2
 Output yang diberikan berupa solusi dari masalah sebagai hasil dari inferensi.
2.3 Komponen Sistem AI
Gambar 2. Komponen Sistem AI
2.4 Tahapan Penyelesaian Masalah AI
Secara umum, ada 4 tahapan untuk membangun sistem AI
1. Mendefinisikan masalah dengan tepat.
Pendefinisian in mencakup spesifikasi yang tepat mengenai keadaan awal (initial state) dan solusi
yang diharapkan (goal state).
2. Menganalisis masalah tersebut serta mencari beberapa teknik penyelesaian masalah yang sesuai.
3. Merepresentasikan pengetahuan yang perlu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
4. Memilih teknik penyelesaian masalah yang terbaik.
Selain itu untuk mendeskripsikan masalah dengan baik, beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya
adalah:
1. Mendefinisikan suatu ruang keadaan.
2. Menciptakan satu atau lebih keadaan awal.
3. Menetapkan satu atau lebih tujuan (goal).
4. Menetapkan kumpulan aturan.
2.5 Mendefinisikan Masalah Sebagai Suatu Ruang Keadaan
Misalkan permasalahan dalam permainan catur, maka harus ditentukan:
1. Posisi awal pada papan catur
Gambar 3. Posisi awal pada papan catur. (catatan: posisi awal selalu sama)
3
Posisi awal setiap permainan catur selalu sama, yaitu semua bidak ditentukan di atas papan
catur dalam 2 sisi, yaitu kubu putih dan kubu hitam.
2. Aturan-aturan untuk melakukan gerakan
Gambar 4. Aturan-aturan untuk melakukan gerakan ilegal.
Aturan-aturan ini sangat berguna untuk menentukan gerakan suatu bidak, yaitu melangkah dari
satu keadaan ke keadaan lain.
Misalkan untuk mempermudah menunjukkan posisi bidak, setiap kotak ditunjukkan dalam
huruf (a, b, c, d, e, f, g, h) pada arah horizontal dan angka (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8) pada arah
vertikal.
Suatu aturan untuk menggerakkan bidak dari posisi (e,2) ke (e,4) dapat ditunjukkan dengan
aturan:
-IF bidak putih pada kotak (e,2),
 AND kotak (e,3) kosong,
 AND kotak (e,4) kosong
-THEN gerakkan bidak dari (e,2) ke (e,4)
3. Tujuan (goal)
Tujuan yang ingin dicapai adalah posisi pada papan catur yang menunjukkan kemenangan
seseorang terhadap lawannya.
 Contoh tersebut menunjukkan representasi masalah dalam Ruang Keadaan (State Space), yaitu
suatu ruang yang berisi semua keadaan yang mungkin.
 Kita dapat memulai bermain catur dengan menempatkan diri pada keadaan awal, kemudian
bergerak dari satu keadaan ke keadaan yang lain sesuai dengan aturan yang ada, dan mengakhiri
permainan jika salah satu telah mencapai tujuan.
2.6 Deskripsi Masalah
Jadi untuk mendeskripsikan masalah dengan baik harus:
1. Mendefinisikan suatu ruang keadaan (state space)
2. menetapkan satu atau lebih keadaan awal (initial state).
4
3. Menetapkan satu atau lebih tujuan (goal state).
4. Menetapkan kumpulan aturan.
2.7 Representasi Ruang Keadaan
Ada beberapa cara untuk merepresentasikan Ruang Keadaan, antara lain:
1. Graph Keadaan
 Graph terdiri dari node-node yang menunjukkan keadaan awal.
 Node-node dalam graph keadaan dihubungkan dengan menggunakan arc (busur) yang diberi
panah untuk menunjukkan arah dari suatu keadaan ke keadaan berikutnya.
Gambar 5. Graph Keadaan
 Gambar 2 merupakan Graph keadaan dengan node M menunjukkan keadaan awal, node T adalah
tujuan. Ada 4 lintasan dari M ke T:
1. M-A-B-C-E-T
2. M-A-B-C-E-H-T
3. M-D-C-E-T
4. M-D-C-E-H-T
Gambar 6. Graph keadaan
Lintasan buntu atau lintasan yang tidak sampai ke tujuan:
1. M-A-B-C-E-F-G
2. M-A-B-C-E-I-J
5
3. M-D-C-E-F-G
4. M-D-C-E-I-J
5. M-D-I-J
2.8 Pohon Pelacakan Pencarian
Gambar 7. Pohon pelacakan/pencarian
 Struktur pohon digunakan untuk menggambarkan keadaan secara hirarkis.
 Node yang terletak pada level-0 disebut ‘akar’.
 Node akar: menunjukkan keadaan awal & memiliki beberapa percabangan yang terdiri atas
beberapa node yang disebut ‘anak’.
 Node-node yang tidak memiliki anak ‘daun’ menunjukkan akhir dari suatu pencarian, dapat
berupa tujuan yang diharapkan (goal) atau jalan buntu (dead end).
 Gambar di atas menunjukkan pohon pencarian untuk graph keadaan dengan 6 level.
2.9 Pohon AND/OR
Gambar 8. Pohon OR
o Masalah M dicari solusinya dengan beberapa kemungkinan yaitu A OR B OR C OR D.
6
Gambar 9. Pohon AND
o Masalah M hanya dapat diselesaikan dengan AAND B AND C AND D
 Contoh: Dengan menggunakan pohon AND/OR tujuan yang dicapai pada pohon di Gambar
sebelumnya bisa dipersingkat hanya sampai level-2 saja, sebagaimana diilustrasikan pada gambar
berikut ini.
Gambar 10. Pohon pelacakan/pencarian
Gambar 11. Pohon AND dan OR
2.10 Contoh 1: Masalah Ember
7
Gambar 12. Masalah Ember
 Ada 2 ember (A dan B) masing-masing berkapasitas 4 galon untuk ember A dan 3 galon untuk
ember B.
 Kemudian ada pompa air yang akan digunakan untuk mengisi air pada ember tersebut.
 Bagaimana dapat mengisi air tepat 2 galon ke dalam ember berkapasitas 4 galon?
Penyelesaian:
1. Identifikasi ruang keadaan (state space).
 Permasalahan ini dapat digambarkan sebagai himpunan pasangan bilangan bulat:
 X = jumlah air yang diisikan ke ember A sebanyak 4 galon.
 Y = jumlah air yang diisikan ke ember B sebanyak 3 galon.
 Ruang keadaan = (x, y) sedemikian hingga x ∈ {𝟎, 𝟏 𝟐, 𝟑, 𝟒} dan 𝒚 ∈ {𝟎, 𝟏, 𝟐, 𝟑}
2. Keadaan awal dan tujuan
 Keadaan awal: kedua ember kosong = (0,0)
 Tujuan: ember 4 galon berisi 2 galon air = (2,n) dengan sembarang n
3. Keadaan ember
 Keadaan ember bisa digambarkan sebagai berikut:
(0,0) (1,0) (2,0) (3,0) (4,0)
(0,1) (1,1) (2,1) (3,1) (4,1)
(0,2) (1,2) (2,2) (3,2) (4,2)
(0,3) (1,3) (2,3) (3,3) (4,3)
Gambar 10. Gambaran keadaan ember
Ember A kapasitas 4 galon Ember B kapasitas 3 galon
Isi = 2 galon
Keadaan awal
Tujuan
8
4. Aturan-aturan
 Diasumsikan kita dapat mengisi ember air itu dari pompa air, membuang air dari ember ke luar,
 Menuangkan dari ember yang satu ke ember yang lain.
 Kita buat beberapa aturan-aturan yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel aturan If Then
Aturan ke Jika Maka
1 (x,y)
x < 4
(4,y)
Isi ember A
2 (x,y)
y < 3
(x,3)
Isi ember B
3 (x,y)
x > 0
(x - d,y)
Tuang sebagian air keluar dari ember A
4 (x,y)
y > 0
(x,y - d)
Tuang sebagian air keluar dari ember B
5 (x,y)
x > 0
(0,y)
Kosongkan ember A dengan membuang airnya
6 (x,y)
y > 0
(x,0)
Kosongkan ember B dengan membuang airnya
7 (x,y)
x+y ≥ 4 dan y > 0
(4,y – (4 - x))
Tuang air dari ember B ke ember A sampai ember A penuh
8 (x+y)
x+y ≥ 3 dan y > 0
(x– (3 - y),3)
Tuang air dari ember A ke ember B sampai ember B penuh
9 (x,y)
x+y ≤ 4 dan y > 0
(x + y,0)
Tuang seluruh air dari ember B ke ember A
10 (x,y)
x+y ≤ 3 dan x > 0
(0,x + y)
Tuang seluruh air dari ember A ke ember B
11 (0,2) (2,0)
Tuang 2 galon air dari ember B ke ember A
Sampai di sini masalah sudah terdeskripsi dengan baik. Artinya kita sudah bisa menerapkan AI untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
5. Representasi ruang keadan dengan pohon pelacakan
 Pencarian suatu solusi dapat dilukiskan dengan menggunakan pohon.
 Tiap-tiap node menunjukkan satu keadaan.
9
 Jalur dari parent ke child menunjukkan 1 (satu) operasi
 Tiap node memiliki node child yang menunjukkan keadaan yang dapat dicapai oleh parent
6. Penyelesaian:
Gambar 11. Penyelesaian/solusi
7. Solusi 1
Solusi yang ditemukan:
Tabel 2. Solusi 1
Isi ember A Isi ember B Aturan yang dipakai
0 0 1
4 0 8
1 3 6
1 0 10
0 1 1
4 1 8
2 3 Solusi
Tujuan dicapai saat keadaan selanjutnya (2,3). Sampai di sini pencarian dihentikan.
8. Solusi 2
Tabel 3. Solusi 2
Isi ember A Isi ember B Aturan yang dipakai
0 0 2
0 3 9
3 0 2
3 3 7
4 2 5
0 2 9
2 0 Solusi
10
Tujuan dicapai sat keadaan selanjutnya (2,0). Sampai di sini pencarian dihentikan.
Referensi
1. Cian Ramadhona Hassolthine, S. M. (2023, 10 21). Edlink Universitas Siber Asia. Diambil kembali dari
Kecerdasan Buatan: https://edlink.id/panel/classes/563114
2. T.Sutojo, S. M. (2011). Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: C.V ANDI.
Website
https://www.slideshare.net/HendroGunawan8/kecerdasan-buatan-diskusi-2docx

More Related Content

Similar to Kecerdasan Buatan Diskusi 2.docx

Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannyaModul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannyaarif_baehaqi
 
Bahan ajar program linear
Bahan ajar program linearBahan ajar program linear
Bahan ajar program linearLalu Irpahlan
 
program-linear program linear progr.pptx
program-linear program linear progr.pptxprogram-linear program linear progr.pptx
program-linear program linear progr.pptxmulinda3
 
Pengantar intelegensi buatan
Pengantar intelegensi buatanPengantar intelegensi buatan
Pengantar intelegensi buatanadzhar91
 
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptxKelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptxILdaPratama
 
02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx
02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx
02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptxAisMahulauw
 
Bab 2 Program Linear.pptx
Bab 2 Program Linear.pptxBab 2 Program Linear.pptx
Bab 2 Program Linear.pptxbudi125986
 
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadratAmphie Yuurisman
 
unit-1-program-linear.pptx
unit-1-program-linear.pptxunit-1-program-linear.pptx
unit-1-program-linear.pptxFitriMayasari9
 
C. menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
C.  menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linierC.  menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
C. menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linierSMKN 9 Bandung
 
Materi2 problem solving
Materi2 problem solvingMateri2 problem solving
Materi2 problem solvingEddy Tungadi
 
Pertidaksamaan pecahan dan irasional.pptx
Pertidaksamaan pecahan dan irasional.pptxPertidaksamaan pecahan dan irasional.pptx
Pertidaksamaan pecahan dan irasional.pptxssusere59fee
 
Program Linear WIthree
Program Linear WIthreeProgram Linear WIthree
Program Linear WIthreewithree
 
C. menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
C.  menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linierC.  menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
C. menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linierSMKN 9 Bandung
 

Similar to Kecerdasan Buatan Diskusi 2.docx (20)

Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannyaModul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
Modul sistem pertidaksamaan linear dan permasalahannya
 
Bahan ajar program linear
Bahan ajar program linearBahan ajar program linear
Bahan ajar program linear
 
Program linier
Program linierProgram linier
Program linier
 
program-linear program linear progr.pptx
program-linear program linear progr.pptxprogram-linear program linear progr.pptx
program-linear program linear progr.pptx
 
Pengantar intelegensi buatan
Pengantar intelegensi buatanPengantar intelegensi buatan
Pengantar intelegensi buatan
 
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptxKelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
 
02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx
02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx
02. PPT Matematika (Wajib) XI - www.ilmuguru.org.pptx
 
Bab 2 Program Linear.pptx
Bab 2 Program Linear.pptxBab 2 Program Linear.pptx
Bab 2 Program Linear.pptx
 
Persamaan Kuadrat - Dra. Satra Hamzah
Persamaan Kuadrat - Dra. Satra HamzahPersamaan Kuadrat - Dra. Satra Hamzah
Persamaan Kuadrat - Dra. Satra Hamzah
 
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
10 sistem pertidaksamaan linier dan kuadrat
 
unit-1-program-linear.pptx
unit-1-program-linear.pptxunit-1-program-linear.pptx
unit-1-program-linear.pptx
 
unit-1-program-linear.pdf
unit-1-program-linear.pdfunit-1-program-linear.pdf
unit-1-program-linear.pdf
 
C. menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
C.  menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linierC.  menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
C. menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
 
Materi2 problem solving
Materi2 problem solvingMateri2 problem solving
Materi2 problem solving
 
Pertidaksamaan pecahan dan irasional.pptx
Pertidaksamaan pecahan dan irasional.pptxPertidaksamaan pecahan dan irasional.pptx
Pertidaksamaan pecahan dan irasional.pptx
 
Program Linear WIthree
Program Linear WIthreeProgram Linear WIthree
Program Linear WIthree
 
Ppt program linear1
Ppt program linear1Ppt program linear1
Ppt program linear1
 
Lks prolin
Lks prolinLks prolin
Lks prolin
 
C. menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
C.  menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linierC.  menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
C. menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 

More from HendroGunawan8

Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdfHendroGunawan8
 
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...HendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfHendroGunawan8
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxHendroGunawan8
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfHendroGunawan8
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...HendroGunawan8
 

More from HendroGunawan8 (20)

Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-6 - Salin.pdf
 
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Diskusi PPT Si...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-6.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-6.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-5.pdf
 
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docxEstetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
Estetstika Humanisme_Hendro Gunawan_200401072103_IT-05.docx
 
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdfJaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan Video Pertemuan Ke-4.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-4 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-4.pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-4.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-4.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Part Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdfDiskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
Diskusi Modul Sistem Pakar Sesi Ke-3.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-3 (DipulihkanOtomatis).pdf
 
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdfPengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
Pengolahan Citra Diskusi Pertemuan Ke-2.pdf
 
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
Protokol dan prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia audio, v...
 

Recently uploaded

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Kecerdasan Buatan Diskusi 2.docx

  • 1. 1 Kecerdasan Buatan Diskusi Sesi 2 Nama : Hendro Gunawan NIM : 200401072103 Kelas : IT 501 Konsep Masalah dan Penyelesaian Masalah Gambar 1. Artificial Intelligence 2.1 Definisi Masalah Dalam Kecerdasan Buatan Sesuai dengan tujuannya, kecerdasan buatan sengaja diciptakan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia. Apa yang dimaksud dengan masalah? Secara umum definisi masalah yang paling mudah dipahami adalah ”kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada”. Sebagai contoh, kita ingin makan enak, tetapi kenyataannya kita tidak punya makanan enak dan tidak punya uang yang cukup. Tentu saja masalah seperti ini tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan kecerdasan buatan. Oleh karena itu, perlu didefinisikan apa yang dimaksud dengan masalah dalam kecerdasan buatan. Masalah dalam kecerdasan buatan adalah maslah-masalah yang dapat dikonversi ke dalam ruang keadaan (ada yang menyebut sebagai ruang masalah), mempunyai keadaan awal (initial state), dan keadaan tujuan (goal state), serta dapat dibuat aturan-aturan untuk mengubah suatu keadaan (state) ke keadaan (state) lainnya. Hal ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. 2.2 Masalah dan Metode Pemecahan Masalah  Sistem yang menggunakan kecerdasan Buatan akan memberikan output berupa solusi dari suatu masalah berdasarkan kumpulan pengetahuan yang ada.  Pada gambar 1 sistem AI, input yang diberikan adalah berupa masalah.  Sistem harus dilengkapi dengan sekumpulan pengetahuan yang ada pada basis pengetahuan.  Sistem harus memiliki motor inferensi agar mampu mengambil kesimpulan berdasarkan fakta atau pengetahuan.
  • 2. 2  Output yang diberikan berupa solusi dari masalah sebagai hasil dari inferensi. 2.3 Komponen Sistem AI Gambar 2. Komponen Sistem AI 2.4 Tahapan Penyelesaian Masalah AI Secara umum, ada 4 tahapan untuk membangun sistem AI 1. Mendefinisikan masalah dengan tepat. Pendefinisian in mencakup spesifikasi yang tepat mengenai keadaan awal (initial state) dan solusi yang diharapkan (goal state). 2. Menganalisis masalah tersebut serta mencari beberapa teknik penyelesaian masalah yang sesuai. 3. Merepresentasikan pengetahuan yang perlu untuk menyelesaikan masalah tersebut. 4. Memilih teknik penyelesaian masalah yang terbaik. Selain itu untuk mendeskripsikan masalah dengan baik, beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya adalah: 1. Mendefinisikan suatu ruang keadaan. 2. Menciptakan satu atau lebih keadaan awal. 3. Menetapkan satu atau lebih tujuan (goal). 4. Menetapkan kumpulan aturan. 2.5 Mendefinisikan Masalah Sebagai Suatu Ruang Keadaan Misalkan permasalahan dalam permainan catur, maka harus ditentukan: 1. Posisi awal pada papan catur Gambar 3. Posisi awal pada papan catur. (catatan: posisi awal selalu sama)
  • 3. 3 Posisi awal setiap permainan catur selalu sama, yaitu semua bidak ditentukan di atas papan catur dalam 2 sisi, yaitu kubu putih dan kubu hitam. 2. Aturan-aturan untuk melakukan gerakan Gambar 4. Aturan-aturan untuk melakukan gerakan ilegal. Aturan-aturan ini sangat berguna untuk menentukan gerakan suatu bidak, yaitu melangkah dari satu keadaan ke keadaan lain. Misalkan untuk mempermudah menunjukkan posisi bidak, setiap kotak ditunjukkan dalam huruf (a, b, c, d, e, f, g, h) pada arah horizontal dan angka (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8) pada arah vertikal. Suatu aturan untuk menggerakkan bidak dari posisi (e,2) ke (e,4) dapat ditunjukkan dengan aturan: -IF bidak putih pada kotak (e,2),  AND kotak (e,3) kosong,  AND kotak (e,4) kosong -THEN gerakkan bidak dari (e,2) ke (e,4) 3. Tujuan (goal) Tujuan yang ingin dicapai adalah posisi pada papan catur yang menunjukkan kemenangan seseorang terhadap lawannya.  Contoh tersebut menunjukkan representasi masalah dalam Ruang Keadaan (State Space), yaitu suatu ruang yang berisi semua keadaan yang mungkin.  Kita dapat memulai bermain catur dengan menempatkan diri pada keadaan awal, kemudian bergerak dari satu keadaan ke keadaan yang lain sesuai dengan aturan yang ada, dan mengakhiri permainan jika salah satu telah mencapai tujuan. 2.6 Deskripsi Masalah Jadi untuk mendeskripsikan masalah dengan baik harus: 1. Mendefinisikan suatu ruang keadaan (state space) 2. menetapkan satu atau lebih keadaan awal (initial state).
  • 4. 4 3. Menetapkan satu atau lebih tujuan (goal state). 4. Menetapkan kumpulan aturan. 2.7 Representasi Ruang Keadaan Ada beberapa cara untuk merepresentasikan Ruang Keadaan, antara lain: 1. Graph Keadaan  Graph terdiri dari node-node yang menunjukkan keadaan awal.  Node-node dalam graph keadaan dihubungkan dengan menggunakan arc (busur) yang diberi panah untuk menunjukkan arah dari suatu keadaan ke keadaan berikutnya. Gambar 5. Graph Keadaan  Gambar 2 merupakan Graph keadaan dengan node M menunjukkan keadaan awal, node T adalah tujuan. Ada 4 lintasan dari M ke T: 1. M-A-B-C-E-T 2. M-A-B-C-E-H-T 3. M-D-C-E-T 4. M-D-C-E-H-T Gambar 6. Graph keadaan Lintasan buntu atau lintasan yang tidak sampai ke tujuan: 1. M-A-B-C-E-F-G 2. M-A-B-C-E-I-J
  • 5. 5 3. M-D-C-E-F-G 4. M-D-C-E-I-J 5. M-D-I-J 2.8 Pohon Pelacakan Pencarian Gambar 7. Pohon pelacakan/pencarian  Struktur pohon digunakan untuk menggambarkan keadaan secara hirarkis.  Node yang terletak pada level-0 disebut ‘akar’.  Node akar: menunjukkan keadaan awal & memiliki beberapa percabangan yang terdiri atas beberapa node yang disebut ‘anak’.  Node-node yang tidak memiliki anak ‘daun’ menunjukkan akhir dari suatu pencarian, dapat berupa tujuan yang diharapkan (goal) atau jalan buntu (dead end).  Gambar di atas menunjukkan pohon pencarian untuk graph keadaan dengan 6 level. 2.9 Pohon AND/OR Gambar 8. Pohon OR o Masalah M dicari solusinya dengan beberapa kemungkinan yaitu A OR B OR C OR D.
  • 6. 6 Gambar 9. Pohon AND o Masalah M hanya dapat diselesaikan dengan AAND B AND C AND D  Contoh: Dengan menggunakan pohon AND/OR tujuan yang dicapai pada pohon di Gambar sebelumnya bisa dipersingkat hanya sampai level-2 saja, sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut ini. Gambar 10. Pohon pelacakan/pencarian Gambar 11. Pohon AND dan OR 2.10 Contoh 1: Masalah Ember
  • 7. 7 Gambar 12. Masalah Ember  Ada 2 ember (A dan B) masing-masing berkapasitas 4 galon untuk ember A dan 3 galon untuk ember B.  Kemudian ada pompa air yang akan digunakan untuk mengisi air pada ember tersebut.  Bagaimana dapat mengisi air tepat 2 galon ke dalam ember berkapasitas 4 galon? Penyelesaian: 1. Identifikasi ruang keadaan (state space).  Permasalahan ini dapat digambarkan sebagai himpunan pasangan bilangan bulat:  X = jumlah air yang diisikan ke ember A sebanyak 4 galon.  Y = jumlah air yang diisikan ke ember B sebanyak 3 galon.  Ruang keadaan = (x, y) sedemikian hingga x ∈ {𝟎, 𝟏 𝟐, 𝟑, 𝟒} dan 𝒚 ∈ {𝟎, 𝟏, 𝟐, 𝟑} 2. Keadaan awal dan tujuan  Keadaan awal: kedua ember kosong = (0,0)  Tujuan: ember 4 galon berisi 2 galon air = (2,n) dengan sembarang n 3. Keadaan ember  Keadaan ember bisa digambarkan sebagai berikut: (0,0) (1,0) (2,0) (3,0) (4,0) (0,1) (1,1) (2,1) (3,1) (4,1) (0,2) (1,2) (2,2) (3,2) (4,2) (0,3) (1,3) (2,3) (3,3) (4,3) Gambar 10. Gambaran keadaan ember Ember A kapasitas 4 galon Ember B kapasitas 3 galon Isi = 2 galon Keadaan awal Tujuan
  • 8. 8 4. Aturan-aturan  Diasumsikan kita dapat mengisi ember air itu dari pompa air, membuang air dari ember ke luar,  Menuangkan dari ember yang satu ke ember yang lain.  Kita buat beberapa aturan-aturan yang dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1. Tabel aturan If Then Aturan ke Jika Maka 1 (x,y) x < 4 (4,y) Isi ember A 2 (x,y) y < 3 (x,3) Isi ember B 3 (x,y) x > 0 (x - d,y) Tuang sebagian air keluar dari ember A 4 (x,y) y > 0 (x,y - d) Tuang sebagian air keluar dari ember B 5 (x,y) x > 0 (0,y) Kosongkan ember A dengan membuang airnya 6 (x,y) y > 0 (x,0) Kosongkan ember B dengan membuang airnya 7 (x,y) x+y ≥ 4 dan y > 0 (4,y – (4 - x)) Tuang air dari ember B ke ember A sampai ember A penuh 8 (x+y) x+y ≥ 3 dan y > 0 (x– (3 - y),3) Tuang air dari ember A ke ember B sampai ember B penuh 9 (x,y) x+y ≤ 4 dan y > 0 (x + y,0) Tuang seluruh air dari ember B ke ember A 10 (x,y) x+y ≤ 3 dan x > 0 (0,x + y) Tuang seluruh air dari ember A ke ember B 11 (0,2) (2,0) Tuang 2 galon air dari ember B ke ember A Sampai di sini masalah sudah terdeskripsi dengan baik. Artinya kita sudah bisa menerapkan AI untuk menyelesaikan masalah tersebut. 5. Representasi ruang keadan dengan pohon pelacakan  Pencarian suatu solusi dapat dilukiskan dengan menggunakan pohon.  Tiap-tiap node menunjukkan satu keadaan.
  • 9. 9  Jalur dari parent ke child menunjukkan 1 (satu) operasi  Tiap node memiliki node child yang menunjukkan keadaan yang dapat dicapai oleh parent 6. Penyelesaian: Gambar 11. Penyelesaian/solusi 7. Solusi 1 Solusi yang ditemukan: Tabel 2. Solusi 1 Isi ember A Isi ember B Aturan yang dipakai 0 0 1 4 0 8 1 3 6 1 0 10 0 1 1 4 1 8 2 3 Solusi Tujuan dicapai saat keadaan selanjutnya (2,3). Sampai di sini pencarian dihentikan. 8. Solusi 2 Tabel 3. Solusi 2 Isi ember A Isi ember B Aturan yang dipakai 0 0 2 0 3 9 3 0 2 3 3 7 4 2 5 0 2 9 2 0 Solusi
  • 10. 10 Tujuan dicapai sat keadaan selanjutnya (2,0). Sampai di sini pencarian dihentikan. Referensi 1. Cian Ramadhona Hassolthine, S. M. (2023, 10 21). Edlink Universitas Siber Asia. Diambil kembali dari Kecerdasan Buatan: https://edlink.id/panel/classes/563114 2. T.Sutojo, S. M. (2011). Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: C.V ANDI. Website https://www.slideshare.net/HendroGunawan8/kecerdasan-buatan-diskusi-2docx