1. KEBUDAYAAN DARI INDONESIA BAGIAN TENGAH
A. Kebudayaan dari Nusa Tenggara
Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya,
provinsi ini meliputi bagian barat kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini
adalah Lombok yang terletak dibarat dan Sumbawa yang terletak ditimur. Ibukota provinsi ini
adalah Kota Mataram yang berada di pulau Lombok. Sebagian besar dari penduduk Lombok
berasal dari Suku Sasak , sementara Suku BIma dan Sumbawa merupakan kelompok etnis
terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam (96%).
Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai bermacam-macam kebudayaan , baik itu dalam
hal seni tari , kerajinan tangan , pakaian adat , rumah adat , lagu daerah , alat music daerah ,
upacara adat , makanan khas daerah sampai obyek wisata. Seni tari daerah Nusa Tenggara Barat
yaitu Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga. Tari Mpaa Lenggogo merupakan sebuah
tarian untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Tarian ini sering dipertunjukkan pada
upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja. Sedangkan Tari Batu Nganga
merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat yang mengisahkan tentang kecintaan
rakyat terhadap putri raja yang masuk batu dan permohonan mereka agar sang putri dapat keluar
dari dalam batu. Berikut ini adalah salah satu gambar Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu
Nganga.
1. Kerajinan Tangan
Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai beragam kerajinan tangan. Diantaranya adalah
Gerabah Banyumulek dan Kain Tenun khas Nusa Tenggara Barat. Kerajinan tangan khas Busa
Tenggara Barat ini telah dilakukan secara turun menurun sejak dahulu kala. Gerabah
Banyumulek adalah kerajinan tangan khas Nusa Tenggara Barat yang dibuat dengan alat berupa
lempengan bulat yang dapat diputar dengan tangan. Gerabah Banyumulek terbuat dari bahan
tanah liat dan tanah liat tersebut dibentuk dengan alat pemutar , setelah jadi tanah liat yang tadi
sudah dibentuk dijemur dan dibakar. Jadilah kerajinan tangan khas Nusa Tenggara Barat yang
bernama Gerabah Banyumulek. Namun ada produk yang unik dan paling banyak laku di pasaran
yakni adalah kendi maling. Kain tenun atau dikenal dengan kain songket adalah ciri khas dari
Pulau Lombok. Kain songket merupakan kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah
benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas
benang lungsi. Terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam.
Selain kain songket yang dikenal saat ini, ada cara pembuatan kain tenun dengan cara klasik.
Pembuatan kain tenun dengan cara klasik ini dimulai dari mempersiapkan pembuatan benang
serta pembuatan zat warna. Pembuatan benang secara tradisional dengan menggunakan pemberat
yang diputar-putar dengan jari-jari tangan. Pemberat tersebut berbentuk seperti gasing terbuat
dari kayu atau terakota. Bahan membuat benang selain dari kapas, bisa juga dari kulit kayu, serat
2. pisang, serat nanas, daun palem dan sebagainya. Pembuatan zat warnanya terdiri dari dua warna
yaitu biru dan merah. Warna biru didapatkan dari indigo atau Mirinda citrifonela atau mengkudu.
Selain itu ada juga pewarna dari tumbuhan lain, seperti kesumba (sono keling). Motif kain
songket Lombok bermacam-macam, ada motif ayam, motif kembang delapan, motif kembang
empat dan masih banyak lagi motif-motif lainnya :
a. Gerabah Banyumulek
b. Kain Songket Motif Ayam
c. Sarung Tenun
d. Tenun dari sutera
2. Pakaian adat
Pakaian adat Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Pakaian Adat Lombok. Sedangkan
Rumah Adat Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Rumah Dalam Loka.
3. Lagu Daerah
Lagu daerah provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain Pai Mura Rame, Desaku, Tutu
Koda, Helele U Ala de Teang, Potong bebek, Anak Kambing Saya, O Nina Noi, Lereng Wutun,
Bole Lebo, O Re Re dan Tebe Ona Na.
4. Upacara
a. Upacara U’a Pua
Upacara U’a Pua merupakan sebuah tradisi masyarakat Lombok yang dipengaruhi
oleh ajaran Islam. Upacara U’a Pua dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW yang juga dirangkai dengan penampilan atraksi Seni
Budaya masyarakat Suku Mbojo (Bima) yang berlangsung selama 7 hari.Prosesi U’a
Pua diawali dengan Pawai dari Istana Bima yang diikuti oleh semua Laskar
Kesultanan, Keluarga Istana, Group Kesenian Tradisional Bima dengan dua Penari
Lenggo yang dilengkapi dengan Upacara Ua Pua. Selama proses pawai berlangsung
Group Kesenian terus memainkan Genda Mbojo, Silu dan Genda Lenggo. Ketika
memasuki Istana, Penunggang Kuda menari dengan suka ria (Jara Sara’u), Sere,
Soka dan lain-lain sampai Ketua Rombongan bertemu dengan Sultan yang diiringi
dengan Penari Lenggo. Pada sa’at itu diserahkan ”Sere Pua” dan Al-Qur’an kepada
Sultan.
b. Upacara Perang Topat
Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh orang Sasak.
Perang Topat adalah upacara ritual sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada
tuhan atas kemakmuran berupa tanah yang subur, banyak hujan. Upacara Perang
3. Topat ditampilkan di Taman Lingsar oleh Masyarakat Hindu, Masyarakat Sasak
dengan saling melemparkan Topat (Ketupat).
Upacara ini berlangsung setelah selesai “Pedande” memuja yaitu selama periode
“Rokok Kembang Waru” sekitar pukul 17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap
tahun pada saat purnama ke 6 menurut Kalender Sasak atau sekitar Bulan Nopember
–Desember.
c. Bau Nyale
Upacara tahunan khas Sasak, antara Februari-Maret, di Pantai Seger Kuta, sekitar
65 km dari Mataram. Menurut legenda, Nyale atau cacing laut merupakan
reinkarnasi dari Putri Mandalika yaitu seorang Putri yang cantik dan berbudi luhur.
Ia menceburkan dirinya ke laut karena tidak ingin mengecewakan para pangeran
yang memperebutkannya.Kemunculannya di pantai selatan Pulau Lombok hanya
terjadi sekali setahun ditandai dengan keajaiban alam sebagai suatu karunia Tuhan
kepada hambanya. Bagi masyarakat Lombok Selatan banyaknya Nyale yang
muncul merupakan karunia Tuhan sebagai tanda akan mendapatkan hasil panen
yang baik
5. Tarian
Tari nusa tenggara dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tari Gendang Beleg
2. Tari Lumense
3. Tari
B. Kebudayaan Dari Kalimantan Timur
Kalimantan Timur atau biasa disingkat Kaltim adalah sebuah provinsi Indonesia diPulau
Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 245.238 km² dan populasi
sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah keempat
di nusantara. Ibukotanya adalah Samarinda.
1. Jenis Tarian di Kalimantan Timur
a. Tari Gantar.
Tarian ini berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Tonyooi. Tarian ini dikenal sebagai tarian
pergaulan antara muda mudi dan juga untuk menyambut tamu yang datang. Tarian ini
melukiskan kegembiraan dalam menanam padi.
4. Gantar adalah sepotong bambu yang didalamnya diisi dengan biji-biji padi dan tongat
panjang yang merupakan asek untuk membuat lubang ditanah saat menanam padi. Juga
melukiskan keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang datang ke
Kalimantan Timur baik sebagai turis maupun investor dan para tamu yang dihormati
kemudian diajak turut menari. Pakain yang dipakai di sebut Ulap Doyo kain tenunan asli
suku Dayak Benuaq yang diambil dari serat doyo
b. Kancet Tebengang Madang (Tari Enggang Terbang)
Kancet Tebengang Madang yang dalam bahasa Indonesia berarti Tari Enggang Terbang.
Tarian ini berasal dari Suku Dayak Kenyah yang menggambarkan perpindahan mereka
dari Apau Kayan secara menyebar keseluruh wilaayah di Kalimantan Timur, demi
mencari kehidupan yang lebih baik.
Dimana burung enggang selalu mengikuti pemimpinnya, begitu juga dengan suku Dayak
Kenyah, yang selalu menuruti apa perintah pemimpinnya. Burung enggang juga
merupakan symbol perdamaian. Tarian ini diawali dengan “lemaloq” yang merupakan
syair dalam bahasa Dayak Kenyah bercerita tentang perjalanan mereka. Tarian ini
dibawakan dengan lemah gemulai oleh gadis–gadis Dayak laksana burung enggang yang
sedang terbang.
c. Tari Hudoq
Tari ini berasal dari suku Dayak Bahau dan Modang, yang merupakan tarian untuk
mengusir hama-hama tanaman atau mengusir roh jahat. Biasanya para penari memakai
topeng-topeng yang menakutkan dan menyeramkan, supaya dapat mengecoh dan
mengusir hama tanaman atau pun roh jahat.
d. Kancet Hudoq Aban
Tarian ini berasal dari suku Dayak Kenyah. Sama halnya dengan suku Dayak Bahau,
tarian ini juga dimaksudkan untuk mengusir hama tanaman dan roh jahat yang
mengganggu. Hanya bedanya, adalah pada topeng yang digunakan, dan penari dari
Hudoq Aban adalah perempuan yang mengenakan cadar dari bahan manik-manik (Aban).
e. Tari Belian Bawo
Belian adalah salah satu bentuk dari kebudayaan suku Dayak Tonyooi dan Dayak Benuaq
untuk mengobati orang sakit. Ada berbagai macam Belian sehingga ada berbagai macam
kostum dan berbagai macam gerak tari dan musik yang mengiringi sesuai dengan maksud
dari Belian itu sendiri. “Pemelian” atau dukun bertindak sebagai perantara manusia
dengan roh roh atau para penguasa dunia dalam menyembuhkan orang sakit.
5. 2. Rumah Lamin (Kalimantan Timur)
Rumah Lamin merupakan rumah adat dayak, khusunya yang berada di Klaimantan timur.
Kata ’Rumah Lamin’ memililki arti rumah panjang kita semua, di mana rumah ini digunakan
untuk beberapa keluarga yang tergabung dalam satu keluarga besar. Ciri dari rumah ini
berbentuk panggung degan ketinggian kolong sampai 3 meter. Denahnya berbentuk segi empat
memanjang dengan atap pelana. Bagian gevel diberi teritis dengan kemiringan curam. Tiang-
tiang rumah terdiri dari dua bagian, bagian pertama menyangga rumah dari bawah sampai atap,
bagian kedua merupakan tiang kecil yang mendukung balok-balok lantai panggung. Baik tiang
utama maupun pendukung yang berada di bagian kolong terkadang diukir dengan bentuk patung-
patung untuk mengusir gangguan roh jahat.
3. Suku Bangsa
Kalimantan Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh
masyarakat luas, padahal selain dayak atau suku beradat dayak ada 1 suku yang juga memegang
peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Suku Kutai merupakan suku dayak beradat melayu
asli Kalimantan Timur, yang termelayukan akibat sistem politik masa lampau ( Budaya Melayu
yang masuk dari arah selatan ( Pasca takluknya sriwijaya dari Kerajaan Cola ) , Kekuasaan Jawa
Kartanegara dan UU Braja Niti ) awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Lalu
dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai Martadipurayang berdiri
lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai
Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura, dan lalu berubah nama
menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
4. Senjata Tradisional
1. Mandau - Manaau
2. Gayang
3. Keris Buritkang
4. Sumpit - Potaatn
5. Perisai - Keleubet
6. Tombak - Belokokng