Pencemaran air disebabkan oleh berbagai sumber seperti limbah rumah tangga, industri, dan pertanian. Jenis pencemaran termasuk kimia, fisika, dan biologi yang dapat merusak ekosistem perairan dan menyebabkan gangguan kesehatan. Upaya pencegahan dan penanganan pencemaran perlu dilakukan untuk menjaga kualitas air.
1. SUMBER PENCEMARAN AIR
Secara spesifik Michael (1990) mendefinisikan pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air
dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Banyak air tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa
pembuangan kotoran dan cairan pembuangan limbah rumah tangga ke dalam sungai. Cairan pembuangan
adalah sisa-sisa pembuangan dalam suatu bentuk cairan yang dihasilkan oleh proses industri dan kegiatan
rumah tangga. Pencemaran air oleh cairan ini berupa zat-zat racun, bahan-bahan yang mengendap atau
deoksigenasi (Michael, 1990).
Secara garis besar, ada dua tipe polutan yang masuk ke dalam perairan yaitu: pertama, zat yang
memperkaya perairan sehingga merangsang pertumbuhan mikroorganisme dan alga, dan yang kedua
adalah materi-materi yang bersifat racun sehingga dapat membunuh mikroorganisme yang hidup dalam
air. Zat yang memperkaya perairan pada umumnya sampah organik yang dibuang oleh manusia dan
terbawa ke perairan, kotoran dan deterjen.
Menurut Solihin dan Darsati (1993) pencemaran air dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe
yaitu;
Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik.
Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi tersuspensi,
Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba phatogen, lumut dan tumbuh-tumbuhan air.
Pencemaran air bersumber dari limbah, baik darat, udara, maupun dari aktivitas yang berlangsung
di perairan itu sendiri. Secara terperinci sumber pencemaran di perairan sebagai berikut :
Air hujan mengalirkan limbah dari daratan seperti limbah rumah tangga, pertanian, industri dan
lain-lain ke sungai, danau atau laut.
Air buangan dari kota-kota dan daerah industri melalui saluran pembuangan.
Bahan-bahan pencemar melalui udara seperti debu, asam-asam organik dan anorganik, dan lain-
lain.
2. PENANGANAN PENCEMARAN AIR
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang
sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak
membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan
pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah
pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman
air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alajmi misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang
masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui
pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun
diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan
karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-
logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap
pencemaran yang telah terjadi.
3. PENYEBAB PENCEMARAN AIR
Pencemaran air terjadi pada suJmber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah yang
disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang
sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun
fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat
disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan
ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan
anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber
utama pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan
lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik (plastik, gelas,
kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar dalam pencemaran air, baik air di
permukaan maupun air tanah.
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan
kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air. Patogen/bakteri
mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan
sifat fisika dan kimia air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan
air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah)
merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan
oleh pencemaran air.
4. DAMPAK PENCEMARAN AIR
Pada akhir abad XX ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam seluruh.negeri. Hal
ini disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat di
tanah melalui difusi limbah tersebut dapat menyebar ke mana-mana (Syah, 1995).
Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan
kematian. Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan
kuantitas biota perairan (ikan dan udang). Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau dapat
menimbulkan suburnya enceng gondok. Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian
diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian
karang.
Akibat pencemaran itu kehidupan dalam air dapat terganggu dengan mematikan binatang-binatang
dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air akan habis dipakai untuk
dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.
5. PENCEMARAN PENCEMARAN AIR
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi,
badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak
dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Pencemaran yang tidak disebabkan oleh sifat racun dari bahan-bahan pencemar adalah :
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada
air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap
seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama
yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Kandungan lumpur yang meningkat di dalam air mengurangi jumlah cahaya yang masuk yang
diperlukan untuk berfotosintesis. Unsur hara yang masuk berlebihan ke ekosistem perairan dapat
menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat dari algae atau tanaman air, sehingga menyebabkan
berkurangnya bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan kerang-kerangan.
Buangan air panas meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat merubah kondisi dari
lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan berkembang lebih cepat sedang yang lain
justru dapat terhambat. Kelakuan ikan yang selalu berpindah (migration) dapat berubah disebabkan
adanya perubahan suhu yang relatif cepat pada jarak yang pendek.
Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih
terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan. Pencemaran sungai
oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri patogen dan non
patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme
menjadi pesat. Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat dan meningkat, akibatnya kadar
oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan
mikroorganisme dan organisme air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah
drastis. Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi pertumbuhan
mikroorganisme flora dan fauna air itu. Lingkungan hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak
lagi bagi kebutuhan hidup kita (Ardhana, 1994).