Indonesia adalah negara kepulauan, maka dari itu Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat, dan agama. kali ini saya akan memposting ppt saya tentang kebudayaan daerah yang ada di Indonesia
3. Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Gayo
bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo.
Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane.
Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian
kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para
penari’
Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu,
khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW
atau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tetapi saat ini Tari Saman dapat
ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan,
seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya.
Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga
yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang
lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama
dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
4. Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai,
tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat
memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan
penonton. Syair-syair yang di lantunkan dalam tari Saman juga berisi
petuah-petuah dan dakwah.
Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi
lebih sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan,
dan acara-acara lain.
5. Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian :
Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yang
sebelumnya telah dilakukan keketar / pidato pembukaan). Rengum ini adalah
tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan
kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang
yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang
penari pada bagian tengah tari.
Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang
tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan
oleh penari solo.
6. Gerakan Tari Saman
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yaitu : Tepuk tangan dan tepuk dada.
Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu
kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair
dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan
gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang,
surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Dalam Tari Saman biasanya,
temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.
7. Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi
jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga
dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang
dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil
bernyanyi.
Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan
semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di
sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari Saman.
8. Kostum Tari Saman
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua
segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang
putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait,
baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan
warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna
menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan
kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
12. Ngurek adalah atraksi menusuk diri dengan menggunakan senjata keris, ini
berlangsung ketika para pelaku berada dalam keadaan kerasukan (diluar
kesadaran). Ngurek berkaitan erat dengan ritual keagamaan bahkan disejumlah
desa adat di Bali tradisi ini wajib dilangsungkan. Ngurek bisa disebut juga dengan
Ngunying, Ngurek merupakan wujud bakti seseorang yang dipersembahkan kepada
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Karena Ngurek dilakukan dalam
kondisi kerasukan atau diluar kesadaran, maka roh lain yang masuk ketubuh akan
memberi kekuatan, sehingga orang yang melakukan Ngurek ini menjadi kebal.
Ngurek dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat, tapi suasananya tetap
yaitu mereka melakukannya dalam keadaan kerasukan atau trance. Kendati keris
yang terhunus itu ditancapkan ketubuh, namun tidak setitikpun darah yang keluar
atau terluka.
Ngurek ini biasa dilakukan di luar kompleks pura utama. Sebelum Ngurek dilakukan,
biasanya Barong dan Rangda serta para pepatih yang kerasukan itu keluar dari
dalam kompleks pura utama dan mengelilingi wantilan pura sebanyak 3 kali. Saat
melakukan hal itulah, para pepatih mengalami titik kulminasi spiritual tertinggi.
13. Kerasukan dalam Ngurek, biasanya terjadi setelah melakukan proses ritual. Untuk
mencapai klimaks kerasukan, mereka harus melakukan beberapa tahapan.
Tahapan-tahapan tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga yang terdiri dari:
Nusdus adalah merangsang para pelaku ngurek dengan asap yang beraroma
harum menyengat agar segera kerasukan.
Masolah merupakan tahap menari dengan iringan lagu-lagu dan koor kecak
atau bunyi-bunyian gamelan.
Ngaluwur berarti mengembalikan pelaku ngurek pada jati dirinya
para pengurek yang kerasukan, langsung menancapkan senjata, biasanya berupa
keris pada bagian tubuh di atas pusar seperti dada, dahi, bahu, leher, alis dan mata
14. Setelah upacara selesai, para pelaku ngurek kembali ke kompleks pura utama.
Tradisi Ngurek ini merupakan kebiasaan masyarakat Bali, dimana saat upacara
mengundang roh leluhur dilakukan, para roh diminta untuk berkenan memasuki badan
orang-orang yang telah ditunjuk, dan menjadi sebuah tanda, bahwa roh-roh yang
diundang telah hadir di sekitar mereka. Tradisi Ngurek juga dipercaya, untuk
mengundang Ida Bhatara dan para Rencang-Nya, berkenan menerima persembahan
ritual saat upacara. Jika orang-orang yang ditunjuk sudah kerasukan dan mulai Ngurek,
maka masyarakat bisa mengetahui dan meyakini kalau Ida Bhatara sudah turunnya
ke marcapada (dunia), maka umat yang mengikuti prosesi ritual kian mantap dengan
semangat bhaktinya.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, apa pun yang kita lakukan dengan
pasrah, berserah diri dan ihklas kepada Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa), maka
akan mendapat anugrah dan karunia.