Reog adalah tarian tradisional dari Ponorogo, Jawa Timur yang masih dipengaruhi nilai-nilai mistis. Terdiri dari beberapa elemen seperti Jathil Jathil, Warok, Barongan, Klono Sewandono, dan Bujang Ganong.
2. Reog adalah salah satu kesenian budaya yang
berasal dari Ponorogo, bagian barat laut Jawa
Timur.
Reog adalah salah satu budaya daerah di
Indonesia yang masih sangat kental dengan
hal-hal yang berbau mistis dan ilmu kebatinan
yang kuat.
3. • Jathil Jathil adalah prajurit
berkuda yang
menggambarkan
ketangkasannya berlatih
di atas kuda.
Jathilan ini dibawakan
oleh penari di mana
antara penari yang satu
dengan yang lainnya
saling berpasangan.
Para penari jathilan
adalah perempuan.
4. • Warok
Warok adalah wong kang
sugih wewarah (orang yang
kaya akan ilmu) dan mampu
memberikan pengajaran
kepada orang lain tentang
hidup yang baik.
Warok adalah seorang yang
betul-betul menguasai ilmu
baik lahir maupun batin.
5. • Barongan ( Dadak
Merak )
Barongan (Dadak merak)
merupakan peralatan tari
yang paling dominan
dalam kesenian Reog
Ponorogo
Bagian-bagiannya antara
lain;
Kepala Harimau
(caplokan),
Dadak merak,
Krakap terbuat dari kain
beludru warna hitam
disulam dengan monte,
merupakan aksesoris
dan tempat menuliskan
identitas grup reog.
Dadak merak ini berukuran
panjang sekitar 2,25
meter, lebar sekitar 2,30
meter, dan beratnya
hampir 50 kilogram.
6. • Klono Sewandono
Klono Sewandono atau
Raja Kelono adalah
seorang raja sakti
mandraguna yang
memiliki pusaka andalan
berupa Cemeti yang
sangat ampuh,
kemanapun sang Raja
pergi selalu membawa
pusaka tersebut.
Kegagahan sang Raja
digambarkan dalam gerak tari
yang lincah serta berwibawa,
dalam suatu kisah Prabu Klono
Sewandono berhasil
menciptakan kesenian indah
hasil dari daya ciptanya untuk
menuruti permintaan Putri
(kekasihnya).
Karena sang Raja dalam
keadaan mabuk asmara maka
gerakan tarinyapun kadang
menggambarkan seorang yang
sedang kasmaran.
7. • Bujang Ganong
(Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan)
atau Patih Pujangga Anom
adalah salah satu tokoh
yang enerjik, kocak
sekaligus mempunyai
keahlian dalam seni bela diri
sehingga di setiap
penampilannya senantiasa
ditunggu - tunggu oleh
penonton khususnya anak -
anak. Bujang Ganong
menggambarkan sosok
seorang Patih Muda yang
cekatan, berkemauan keras,
cerdik, jenaka dan sakti.
8. Sintren adalan kesenian tari tradisional
masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon.
Kesenian Sintren dikenal juga dengan nama
Lais. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian
dengan aroma mistis/magis yang bersumber
dari cerita cinta Sulasih dengan Sulandono.
9. Sintren diperankan seorang
gadis yang masih suci,
dibantu oleh pawang
dengan diiringi gending 6
orang. Dalam
perkembangannya tari
sintren sebagai hiburan
budaya, kemudian
dilengkapi dengan penari
pendamping dan bodor
(lawak).
Alat-alat musiknya yang
terbuat dari tembikar dan
kipas dari bambu yang
ketika ditabuh dengan cara
tertentu menimbulkan
suara yg khas. Tetapi ada
pula yang diiringi musik
berirama dangdut.
Si pawang (dalang) sering
mengundang Roh Dewi
Lanjar untuk masuk ke
dalam permainan Sintren.
Bila roh Dewi Lanjar
berhasil diundang, maka
penari Sintren akan
terlihat lebih cantik dan
membawakan tarian lebih
lincah dan mempesona.
10.
11. Tari Seudati merupakan
seni tari yang berasal
dari Aceh. Kata “seudati”
berasal dari Bahasa Arab
“syahadatain” yang
artinya pengakuan atas
keesaan Allah dan Nabi
Muhammad sebagai
utusan Allah.
Tari Seudati digunakan
sebagai media dakwah
dan hiburan rakyat.
Tarian ini tergolong
kategori Tribal Dance
atau tarian perang
dimana makna dalam
syairnya dapat
membangkitkan
semangat.
12. Pada video ini, Tari Seudati dibawakan oleh enam
belas orang wanita sebagai penari utama. Selain
itu, ada satu orang penyanyi sebagai pengiring tari
yang disebut aneuk syahi.
Tari Seudati tidak diiringi alat musik, melainkan
hanya berasal dari tepukan tangan ke dada dan
pinggul, hentakan kaki ke lantai, dan petikan jari.
Busana yang dipakai para penari pada video ini
berwarna merah jambu dan biru. Para penari
memakai celana panjang hitam serta kain songket
nan indah. Gerakan tarian ini amat bervariasi,
karena temponya ada yang cepat dan ada yang
lambat.
13. Tari Piring atau dalam
bahasa Minangkabau
disebut dengan Tari
Piriang adalah salah satu
seni tari tradisonal di
Indonesia yang berasal
dari Kota Solok,
Sumatera Barat.
Tarian ini dimainkan
dengan menggunakan
piring sebagai media
utama. Tari Piring
diiringi oleh alat musik
Talempong dan Saluang
Jumlah penari biasanya
terdiri dari 3-7 orang.
Pakaian yang digunakan
para penari haruslah
pakaian yang cerah,
dengan nuansa warna
kuning keemasan.
14. Sejarah Gerakan
Pada awalnya, Tari
Piring merupakan
ucapan rasa syukur
masyarakat setempat
kepada dewa-dewa
setelah mendapatkan
hasil panen yang
melimpah ruah. Setelah
masuknya agama Islam
ke Minangkabau, tradisi
Tari Piring digunakan
sebagai sarana hiburan
rakyat.
Meletakkan dua buah piring
di atas dua telapak tangan
yang kemudian diayun dan
diikuti oleh gerakan-gerakan
tari yang cepat, dan diselingi
dentingan piring atau
dentingan dua cincin di jari
penari terhadap piring yang
dibawanya. Pada akhir tarian,
biasanya piring-piring yang
dibawakan oleh para penari
dilemparkan ke lantai dan
kemudian para penari akan
menari di atas pecahan-
pecahan piring tersebut.
15.
16. Tari Balumpa adalah tarian tradisional Indonesia
dari Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Tari Balumpa merupakan tarian selamat datang
yang dipentaskan untuk menyambut kehadiran
tamu dalam acara-acara penting dan besar
seperti sail Wakatobi, sail Indonesia atau sail
Bunaken dan lain-lain.
17. Alat musik : Alat musik gambus yang diiringi
dendang lagu.
Tarian ini dibawakan oleh
8 orang, ditampilkan oleh
penari wanita saja tetapi
ada juga yang ditampilkan
secara berpasangan penari
pria dan wanita.
Keindahan tarian ini
tertuang ketika para penari
balumpa ini berdendang
dengan hati yang tulus dan
memahami makna gerakan
yang dilakukan.
.
Tarian Balumpa
Wakatobi
menceritakan
tentang sekelompok
gadis-gadis cantik
yang sedang
berdendang seiring
lagu musik daerah