SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
E
I
t)
pada Hewan dan Ternak
Bambang Poernomo Soenardirahardjo
a
L
pada Hewan dan Ternak
Dr. Bambang Poernomo Soenardirahardjo drh., M.S.
F akultas Kedokter an H cwan
Uniaersitas Airlangga
fusot Penelbilon don Percelokon UNAIR
jarmana
r dengan
a paling
7 (tuiuh)
ah).
meniual
k Terkait
5 (lima)
)iah).
n Lrntuk
peniara
00 (lima
Pen ara
,00 (satu
avat (3)
paling
pidana
banyak
pidana
Penjara
155
nvak
(satu
Airlonggo University Press
@
paling
PerDustakaan asional Rl. Data Kataloc Dalam Terbitan (KDT)
Soenaldirahardjo, B. P.
Teratologi pada Hewan dan Ternak/Bambang
Poernomo Soenardi rahardj o - Cet.1 -Surabaya:
Airlangga University Press, 2017.
137 h1m.: 23 cm.
rsBN 978-602-6646-21 -3
1 . Teratologi I. Judul
51t .91 6
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) UNAIR
Kampus C Unair, Gedung Kahuripan Lt. 2, Mulyorejo Surabaya 60115
Telp. (031) 59204244 Fax. (031) 5920532 E-mail: p4ua@lunair.ac.id
Dicetak oleh:
Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP)
(oc 107/03.17/AUP-A5E)
Cetakan pertama
- 2017
Dilarang mengutip dan/atau memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Penerbit sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun.
PRAKATA
Segala pr
sehingga kan
Teratologi d<
Teratologi ini
pemerhati d.
tentang embr
perkembanga
Meski Bu
buku pegang
bahasa yang
harus menge
mendalami m
terdapat di p
pengetahuan
Gambar d
termasuk inte
berwarna, ser
karena pertir
peneliti.
Telah larr
dengan label
pelajaran ur
mempelaiari
masiid, kitab !
yang terkait (
Akibatnya ter
nrempelaiari I
untuk memp
untut memg
abu-abu.
Padalul p
sebagian bes
Teratologi yar
dikaitkan dri
Teratologi pada Hewan dan Ternak
Bambang Poernomo Soenardirahardjo
Penerbit:
Airlangga University Press
Kampus C Unair, Mulyorejo Surabaya 60115
Telp. (031) 5992246,5992247 Fax. (031) 5992248 E-mail: aup.unair@gmail.com
ANGGOTA IKAPI: 00UJT1/95
ANGGOTA APPTI: 001/KTA./APPTI0V2012
AUP 500/26.666/06.17 (0.05)
PRAKATA
N (KDT}
rair@gmait.com
IR
iol15
:.id
Segala puji bagi Allah swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku Referensi berjudul
Teratologi dengan pembicaraan khusus pada hewan dan ternak. Buku
Teratologi ini dibuat sebagai bahan referensi bagi dosen, para ahli, peneliti,
pemerhati dan siapa pun yang berminat untuk mendalami lebih lanjut
tentang embriologi dan biologi perkembangan. Khususnya tentang patologi
perkembangan suatu individu.
Meski Buku Teratologi ini ditulis terutama diperuntukkan sebagai
buku pegangan bagi para peneliti, namun buku ini ditulis dengan gaya
bahasa yang ringan sehingga juga layak dibaca oleh berbagai pihak tanpa
harus mengernyitkan alis. Selanjutnya, diharapkan para pembaca dapat
mendalami masalah teratologi menggunakan buku acuan atau majalah yang
terdapat di perpustakaan atau sumber lain untuk memperkaya khazanah
pengetahuan.
Gambar dan foto yang terdapat buku ini diperoleh dari pelbagai sumber
termasuk irrtemet maupun dari buku teks. Beberapa gambar yang seharusnya
berwarna, sengaia dicetak hitam putih dengan mengorbankan kualitasnya
karena pertimbangan harga jual buku agar tetap terjangkau oleh kantung
peneliti.
Telah lama kita ketahui bahwa dalam Pondok Pesantren dan sekolah
dengan label Islami, mata pelaiaran dibagi atas dua bagian pokok. Mata
pelaiaran umum dan mata pela,aran agama. Mata pelajaran umum
mempelaiari bidang yang tidak bersinggungan langsung dengan urusan
masjid, kitab suci dsb. Sebaliknya mata pelaiaran agama mempelajari hal-hal
yang terkait dengan tartil, membaca kitab suci, tata cara sembahyang dsb.
Akibatnya teriadi salah konsepsi, seakan-akan mata pelajaran umum hanya
mempelaiari hal-hal yang berada di luar konteks agama. Jadi pelaiaran agama
untuk mempelajari berbagai hal yang halal, sebaliknya pelajaran umum
untuk mempelaiari berbagai hal yang hitam kelam atau setidaknya bidang
abu-abu.
Padahal pernyataan itu tidak selalu benar. Pada umumnya atau setidaknya
sebagian besar mata pelaiaran umum didasarkan atas agama. Lihatlah
Teratologi yang mempelajari perkembangan embrio di dalam rahim dapat
dikaitkan dengan Surat dan Hadis berikut.
arl
tcntang hai
i gang ada
6t apa yang
nhui di bumi
u Mengenal"
DAFTAR ISI
i Ibnu Umar.
s mengetahui
fiim (bayi)
g mengetahui
i kapan akan
ang mana dia
tcrjadi kiamat
PRAKATA...........
DAFTAR GAMBAR..
DAFTAR TA8EL........
tx
t
Bab 1 PROSES PERTUMBUHAN EMBRIO (EMBRIOGENESIS)
Pendahuluan..
Morulasi .........
1
6
8
0
2
at 34, bahwa
ketahui oleh
rg teriadi di
alam dalam
Blastulasi
Gastrulasi
Neurulasi
1
1
Rangkuman 22
rusun, maka
ra itu semua
ranfaat buku
Bab 2 PROSES PERTUMBUHAN ORGAN
(ORGANOGENESIS)
Pendahuluan
Ektoderm......
23
31
32
32
33
34
34
37
nbaca, baik
at di bidang
amater agar
kat banyak.
Mesoderm .............
Mesomer
Endoderm
Rangkuman
Bab 3 PERKEMBANGAN ALAT REPRODUKSI MASA
EMBRIONAL
l0 April 2017
39
40
42
42
45
45
46
47
Ductus Mesoneph ricus ..............
Ductus Pa ramesonephricus .......
Rangku man.........
LSUn
vlt
Bab 4 PATOLOGI PERKEMBANGAN ORGANISME
DAFTAI
Pendahuluan
Sejarah Perkembangan Teratologi...
Prinsip Teratolo9i........................
Bab 5 MEKANISME TERATOGEN
Agen Penycbab Terato1ogi.................
Rangkuman.........
49
58
65
/7
87
Mani festasi Teratogenesis.......
Pendahuluan.......
Rangkuman.........
Mekanisme Kejadian Teratogenesis
Periode Rentan pada Perkembangan Embrio
89
90
97
101
"1"1,2
Gambar 1.
Gambar 2-
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Bab 6 PERKEMBANGAN ABNORMAL PADA HEWAN
DAFTAR PUSTAKA
113
118
722
127
133
135
Cambar 7.
Garrrbat E.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12
Gambar 13.
Gambar ld
Cambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Cambar lE.
Carrbar 19.
Gambar Z).
Gambar 21.
Cambar 22
Gambar 23-
Gambar 2{.
vllt
Pendahuluan.......
Hambatan Pertumbuhan (Retardasi).
Malformasi Perkembangan ....
Kematian lntra Uterine ........
Rangkuman.........
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Cambar 3-
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Ganbar 13.
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Gambar 18.
Gambar L9.
Gambar 20.
Tahap pembelahan 2 sel hingga 32 sel..............................
Tahap Moru I a Akhi r .............................
Tahap perkembangan awal embrio mamalia...................
Pembentu kan neural tube..........
Embrio memasuki tahap organogenesis...........................
Tiga lapisan germinal embrio berkembang menjadi
orgar dasar selama proses organogenesis ......................
Pengembangan ketiga lapis dermis...................................
Bibir suinbing pada kucin9..................
Polidaktili pada kucing ..
Agenesis pada a-na k sapi ..............
Kromosom yang mengalami kelainan Sindrom
Klenifelter............
Rodensia yang mengalami Sindrom Douttr ........
Foto otak fetus yang mengalami Iesi...................
Dwarfisme pada Domba .........
Seekor sapi yang mengalami gigantisme.
Produk Thalidomid berupa kapsul putih
Kapsul Tha1idomide...................................
Cacat karena mutasi seperti albino...........
Kucing terpajan Herpes
Perokok pasif atau aktif akan menghisap racun
yang berba}aya
Gambaran virus yang mempunyai efek teratogen..........
Perbandingan pertumbuhan masa embrional
pada beberapa spesies..................
Pembentukan rongga blastocoel......
Rattus domestica mempunyai ukuran cukup besar
tx
6
7
9
13
24
89
90
97
101
172 31
35
52
53
53
113
118
722
127
133
54
55
55
135 57
58
59
68
79
86
87
Gambar 21..
Gambar 22.
Gambar 23.
Gambar 24.
105
109
124
49
58
65
/J
87
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan embriogenesis pada amphioxus, aves,
amphibi, dan mama1ia...............
Perkembangan Organ Ayam ...........
21
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel7.
Tabel 8.
Sekilas tentang Thalidomide
29
59
7t
72
74
75
G/ossary Bahan Teratogenik.........
Karakterisasi eksposur teratogenik
Bentuk, Rumus, dan Keterangan kromosom......................
Glossary mutan yang menyebabkan cacat pada hewan.......
Perbandingan kejadian cacat lahir dan frekuensi
timbulnya . 98
Tabel 9. Hubungan waktu perkembangan dengan ienis teratogen
dan kelainan yang d ia kibatkan
Penelitian Teratogenesis pada Beberapa Hewan............
Tabel 10.
111
114
xt
BAB 1
PROSES PERTUMBUHAN EMBRIO (EMBRIOGENESIS)
PENDAHULUAN
Embriogenesis adalah proses pertumbuhan embrio. Dimaksudkan dengan
proses pertumbuhan bukan hanya pertambahan jumlah dan massa sel
blastomer embriq namun juga meliputi perubahan dari aktivitas sel blastomer.
Oleh karena itu proses ini lebih tepat disebut dengan proses pembentukan dan
perkembangan embrio. Jadi dalam proses pertumbuhan embrio akan terjadi
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi.
(Wilson dan Fraser, 1977)
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel.
Namun kecepatan pembelahan setiap sel tidak sama. Hasil pembekahan sel
pada embriogenesis disebut sebagai sel blastomer. Karena kecepatan pembelahan
berjalan tidak sama, maka akan dibentuk sel blastomer yang lambat membelah
dan sel blastomer yang membelah lebih cepat. Sel blastomer yang Iambat
membelah akan tampak lebih besar sehingga disebut makromer. Sedangkan
sel blastomer yang membelah lebih cepat akan membentuk sel blastomer yang
lebih kecil sehingga disebut sebagai mikromer. (Warkany, 1983)
Embriogenesis merupakan proses perkembangan bentuk zigot. Dari
bentuk sederhana satu sel akan berkembang bentuk multiseluler karena te4adi
pembentukan organ tubuh (organogenesis). Sehingga terbentuk individu yang
fungsional. Proses ini merupakan rangkaian proses: pembelahan, blastulasi,
gastrulasi, dan neurulasi. Pembelahan merupakan suatu rangkaian proses
mitosis yang berlangsung berturut-turut setelah terjadi fertilisasi. Pembelahan
zigot te4adi secara cepat sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan sel anak
makin kecil sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pada akhir pembelahan
menghasilkan sekelompok sel yang kompak dan padat yang disebut morula
(Yatim, 1994).
Besar morula tidak jauh berbeda dengan besar zigot, karena selama
pembelahan berlangsung, zona pellusida tetap utuh. Sel blastomer yang berada
dalam tahap morula akan saling terikat oleh suatu kekuatan yang disebut
tigmotaksis. Kekuatan ikatan tersebut akan nampakbila sel blastomer pada tahap
1
morula pada mencit dipisahkan secara mekanis, blastomer tersebut bergerak
tidak menentu. Sel blastomer yang bergerak bebas tersebut akan melekat pada
blastomer lain bila saling bersentuhan (Soenardirahardjo 1990).
Kecepatan pembelahan berbeda-beda tergantung dari tipe sel telur atau
jumlah dan penyebaran yolk dalam sitoplasma sel telur. Makin banyak jumlah
yolk makin lambat kecepatan pembelahannya.
Kecepatan pembelahan pada beberapa hewan ternak dapat diketahui
berdasarkan perkiraan jumlah waktu (jam/hari) setelah ovulasi. Proses
pembelahan terjadi di dalam tuba falopi dan pada akhirnya blastosis masuk
ke dalam tanduk rahim. Pada waktu embrio (blastosis) sampai terakhir, cairan
rahim mempunyai komposisi kimia yang berlainan dengan komposisi cairan
ampula atau isthmus. Hal ini membuktikan bahwa embrio pada waktu muda
(2-16 sel) memerlukan medium pertumbuhan yang khusus dan bila sudah
masuk tahap lanjut (morula) medium juga harus sesuai. Cairan rahim yang
terdapat dalam rahim sesuai untuk morula. Oleh karena itu, bila embrio
sampai ke dalam rahim beLum berbentuk morula maka embrio ini akan mati.
Kecepatan pembelahan berbeda-beda tergantung pada tipe sel telur atau rumlah
dan penyebaran yolk dalam sitoPlasma sel telur. Makin banyak jumlah yolk
makin lambat kecepatan pembelahannya. Balfour (dalam Poernomo, et a|.2004)
mengatakary kecepatan pembelahan sel berbanding terbalik dengan iumlah
yolk ataui
R=+
Dimaksud dengan R adalah kecepatan pembelahan, P adalah jumlah
protoplasma dan D adalah jumlah yol,t. Apabila sebuah sel telur tidak
mempunyai yolk (D = 0 dan R menjadi tidak terbatas) berarti bahwa sel
tersebut sangat cepat membelah. Nilai R kecil pada sel telur yang mengandung
banyak yolk.
Strukturumum dari sel telur ialah bentuknya bulat atau oval dannonmotil
(tidak bergerak sendiri). Sel telur selalu mengandung yolk sebagai sumber
nutrisi bagi embrio setelah proses fertilisasi. Luas sel telur dari setiap
spesies berbeda-beda. Pada katak, diameternya sekitar 2,0 mm, pada ikan
5 mm, pada manusia 0,15 mm, pada mamalia umumnya antara 0,5 sampai
25 mm dan pada ikan hiu mempunyai diameter yang Paling paniang hingga
mencapai 140 mm. Menurut Yatim (1994) berdasarkan banyaknya yolk, maka
sel telur dari beberapa spesies dapat digolongkan meniadi tiga golongary yaitu:
1) sel telur yang mengandung banyak yolt dan tertimbun pada salah satu area
yang disebut Polylecithal, sel tefur yang mengandung yolt dalam rumlah tidak
terlalu banyak dan tersebar, tetapi banyak yang tertimbun di daerah vegetal
dan s
hanp
1l
rePrll
sef*l
sekali
mata
ndt
r?ns,
dapal
ekster
[lami
trE
m
a
2 | reratolosi
4 | Teratologi
2. Pembelahan Meroblastik, yangberarti mitosis tidak disertai olehpembagian
yolk sehingga pembaginya adalah inti sel dan sitoplasma di kutub animal'
Pembelahan meroblastik terbagi menjadi dua:
a. Pembelahan m eroblastlk discoidal: terdaPat pada sel teltt politelolecithal
seperti anggota Aves, Reptilia dan Mamalia bertelur
b. Pembelahan meroblastik superficial: terdaPat pada sel telur
centromesolecithal seperti anggota Arthropoda.
Secara umum, embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi sel dari embrio manusia yang terradi pada saat tahap-tahap
awal dari perkembangan hewan dan ternak. TePatnya, embriogenesis teriadi
pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut
fertilisasi. Pada manusia proses ini terjadi pada minggu ke-8 (Langman, 194)'
Telah diketahui bahwa, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui
beberapa fase. Fase awal adalah pembentukan sel zigot yang merupakan sel
tunggal yang telah dibuahi. Selanjutnya berkembang sel blastomer sebagai
hasil pembelahan sel (c/eaacge). Kemudian diikuti perkembangan fase blastula,
gastrula, dan neurula. Akhirnya terbentuk embrio yang merupakan hasil akhir
pembentukan individu awal. Tahapan embrionik yaitu fase pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan
peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya ianin di dalam tubuh induk
betina.
Secara rinci tahapan fase embrionik tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan proses fusi antara satu sel sperma yang sudah
dewasa dan sudah mengalami pematangan selama dalam perialanan
alat reproduksi induk. Kemudian di dalam tuba Falopii induk akan
mengadakan fusi dengan satu sel ovum yang sudah matang' Proses
pembuahan ini terjadi di Ampula, yaitu bagian salutan Fallopii yang
paling lebar. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut
dengan zigot dan akan melakukan pembelahan diri /pembelahan sel
(cleauage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio'
Menurut Sudarwati (2012) fertilisasi merupakan proses peleburan dua
macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetik
yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Yatim (1990)
fertilisasi merupakan masuknya sPermatozoa ke dalam ovum' Setelah
spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menradi individu baru'
Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim
hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum
agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut
Z
g
a
d oleh pembagian
di kutub animal.
elw politelolecithal
pada sel telu r
relahan sel dan
;aat tahap-tahap
riogenesis terjadi
rm yang disebut
(-angmar; 1994).
iembang melalui
rg merupakan sel
,lastomer sebagai
gan fase blastul4
.pakan hasil akhir
'ertumbuhan
dan
; diawali dengan
Llam tubuh induk
iuraikan sebagai
rma yang sudah
alam perjalanan
lopii induk akan
L matang. Proses
ran Fallopii yang
raru yang disebut
/pembelahan sel
njadi embrio.
]s peleburan dua
ngan sifat genetik
urut Yatim (1990)
m ovum. Setelah
ividu baru.
,hasilkan enzim
pelindung ovum
h. Enzim tersebut
merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida
hanya untuk satu sperma saia. Badan dan ekor sperma terpisah dari
kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel
bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami
pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma,
sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).
b. Pembelahanl cle aaage
Proses pembelahan terjadi pada awal kehidupan suatu individu. Proses
pembelahan ini merupakan pembelahan sel blastomer tanpa disertai
dengan pertambahan massa sel. Sehingga terjadi proses pembelahan
sel tanpa diikuti oleh pertumbuhan sel atau ekspresi gen. Pembelahan
ata cleaoage atau juga disebut segmentasi, teriadi setelah pembuahan.
Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil. Sel
ini disebut blastomer. Pembelahan itu dapat meliputi seluruh bagian,
dapat pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pembelahan ini teriadi secara
mitosis, meskipun terkadang iuga diikuti pembelahan inti yang terus
menerus tanpa diikuti sitoplasma.
Saat fertilisasi, seluruh sel spermatozoa menembus dinding sel telur dan
masuk ke dalam sitoplasma sel telur. Menurut Poernomo et al. (2004)
bagian ekor dan lehernya ikut masuk ke dalam sel telur, meskipun
belum diketahui manfaatnya. Selanjutnya, inti sel (nukleus) telur dan
inti sel sperma membentuk pronukleus betina dan pronukleus jantan.
Kedua pronukleus tersebut mengadakan fusi di bagian tengah sel telur
pada daerah yang disebut titik Amphigoni. Setelah bersatu, sel ovum
yang awalnya haploid berubah menjadi zigot yang diploid. Selanjutnya
sambil bergerak ke arah uterus (rahim), zigot membelah berkali-kali. Zigot
membelah diri menjadi2,4,8, 16, dan seterusnya.
c. Pembentukan blastokista, errbrioblast, dan rcngga amnion
Pada waktu waktu morulla memasuki rongga rahim, maka cairan rahim
mulai menembus zona pelusida. Cairan tersebut masuk ke dalam ruang
antar sel yang ada pad.a inner cell rrass. Selanjutnya ruang antar sel
menyatu, dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga. Rongga ini disebut
sebagai blastosul. Pada saat ini embrio dikenal sebagai blastokista. Sel di
dalarn inner cell nass berkembang menjadi embrio yang disebut embrioblast .
Sedangkan sel di luar inner cell mass akan menjadi trofoblast. Sel trofoblast
akan menipis dan membentuk dinding epitel untuk blastokista yang
selanjutnya menjadi bagian dari plasenta yang disebut rongga amnion.
Segera setelah terbentuk rongga amnion maka proses implantasi dapat
dimulai.
Proses Pertumbuhan Embrio {Embriogen€sis) | 5
I
d. Cakram embrio trilaminer
Embrioblas yang b erasal dari inner cell rtass akan berdiferensiasi meniadi
epiblas dan hipoblas. Kedua lapis sel ini akan menjadi cakram embrio
bilaminer. Pada manusia biasa terjadi menjelang hari ke-8 sampai hari
ke-9. Selanjutnya epiblas akan membentuk rongga amnion. Pada saat
yang sama hipoblas akan membentuk rongga eksoselom. Rongga ini
merupakan cikal bakal kantung yol,t primitif. Selanjutnya, terjadi proses
gastrulasi. Pada gastrulasi epiblas berdiferensiasi meniadi tiga lapisan
germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Sehingga pada
akhir fase ini terbentuk cakram embrio trilaminer.
MORULAST
Morula merupakan pembelahan sel yang teriadi setelah sel beriumlah
32 sel dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang
berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat
untuk menjadi blqstodisc kecil yang membentuk dua lapisan sel. Pada saat
ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai
membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutub animal. Stadium
morula berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer.
Blastomer kemudian memadat men adi blasfodlsc kecil membentuk dua lapis
sel.
Morula adalah suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan
sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat
Ketika zigot telah terbentuk, dengan terbentuknya zi8ot maka dimulailah
pembelahan mitosis pada zi1ot yar.g dikenal dengan tahapan pembelahan
(clenoage)- Setelah itu zigot berubah bentuk dari sel tunggal menladi sebuah
masa sel yang solid/padat disebut morula.
G.mbar 2.
Pada
Hrr- Itlet
+6ma, s
s.npit b(
&!€bu I
+€fEE-
Ydt o
pd. ketr
EFtaL s
pa$dah
dmra
kieara
Sd bu
q+tLlyd
sdi}l,m
uhrnn b
&a,fan s.
6 | reratolosi
(f
I
) t
t I
t a
-
,J
.s
J

Gambar 1. Tahap pembelahan 2 sel hingga 32 5el. (Sumber: http://abi5jatuhbangunlagi.
wordpress.com/20,l 7/03/l 8/pertumbuhan-dan-perkembangan-)
hbangunlagi
Isiasi meniadi
kram embrio
I sampai hari
ln. Pada saat
r. Rongga ini
Lerjadi proses
i tiga lapisan
:hingga pada
el berjumlah
istomer yan8
but memadat
;el. Pada saat
rg dan mulai
mal. Stadium
m blastomer.
rtuk dua lapis
t pembelahan
r adalah rapat
.a dimulailah
pembelahan
:niadi sebuah
G.mbar2. Tahap Morula Akhir. (Sumber: http://abisjatuhbangunlagi.wordpress.
com/201 7 /03/ 18/ pefiumbuhan-dan-perkembangan-)
Pada amfibia, saat fertilisasi teriadi pengaturan kembali sitoplasma sel
telur. Membran plasma dan korteks berotasi menuju titik tempat masuknya
sperma, sehingga membuka daerah pada sitoplasma yang berbentuk pita
sempit berwarna abu-abu muda (bulan sabit abu-abu/grey crescelf). Sabit
abu-abu terletak dekat ekuator berseberangan dengan tempat masuknya
sPerma.
Yolk cenderung menghalangi pembelahan, akibatnya pembelahan zigot
pada katak teriadi lebih cepat pada belahan animal dibanding belahan
vegetal, sehingga menghasilkan embrio dengan ukuran berbeda-beda. Dua
pembelahan pertama terjadi secara polar (vertikal) sehingga dihasilkan empat
sel memanjang dari kutub animal ke kutub vegetal. Pembelahan ketiga secara
horisontal (ekuatorial), hingga dihasilkan 8 sel.
Sel bulu babi (sea arcftin) dan kebanyakan hewan lainnya mempunyai lebih
sedikit yolk, tetapi masih mempunyai sumbu animal-vegetal. Karena yolk yang
sedikil maka kelajuan pembelahannya hampir sama, sehingga menghasilkan
ukuran blastomer yang hampir sama. Pola pembelahan sampai tahapan
delapan sel untuk golongan hewan echinodennata, chorLlata, dar. deuterostomatn
memperlihatkan pola yang hampir sama dengan amfibia.
Proses P€ umbuhan Embrio (Embriogenesis) |7
 -i
a
n-)
,*
t
,)
')
Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama
kelompok sel utama (blastoderm), yang meliputi sel formatik atau gumpalan
sel dalam (irner mass cells), fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah
kelompok sel pelengkap, yang melipuli trophoblast, periblast, dan auxilliary cells.
Fungsinya melindungi dan menghubungi antara embrio dengan induk atau
lingkungan luas.
Trophoblast melekat pada dinding uterus. Selnya memperbanyak
diri dengan cepat dan memasuki epitelium uterus Pada tahap awal
implantasi. Setelah t hari, seluruh blastokista tertahan dalam dinding
uterus. Sewaktu ini berlangsunS, sel yang berada di sebelah bawah dari
masa sel dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm
primer yang akan membentuk saluran pencernaan makanan. Sel sisa dari
masa sel dalam memipih membentuk suatu keping yaitu keping embrio.
Antara keping embrio dan trophoblast yang menutupi akan timbul rongga
(rongga amnion) yang berisi carian. Dinding rongga yaitu amniory menyebar
mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion. Berikut
gambar yang berkaitan dengan morulasi:
BLASTULASI
Blastulasi merupakan proses pembentukan blastula. Blastula dapat
dibedakan dari morula, karena blastula memiliki suatu ruangan yang disebut
Blastosul. Berdasarkan ada atau tidaknya blastosul, maka dapatdibedakan atas:
1) Blastula berongga (suloblastula) yanB terdaPat pada blastula katak dan
Amphioxus, d,an 2) Blastula tidak berongga (stercoblastula) yang terdapat Pada
blastula ikan dan Amphibia. Lapisan blastomer yang mengelilingi blastosul
terdiri atas satu lapis atau lebih.
Berdasarkan ada tidaknya sel tropoblas, blastula daPat dibedakan atas
blastula bertropoblas yang terdapat pada blastula reptil aves dan mamalia,;
serta blastula tidak bertropoblas yang terdapat pada blastula katak dan
Amphioxus.
Pada blastula bertropoblas dapat dibedakan dua macam sel, yaituformatiae
cells (sel utama), yaitu sel yang nantinya akan membentuk sel tubuh embrio,
dan auxiliaryltropoblas (sel pelengkap), yaitu sel yang berfungsi sebagai
selaput pelindung dan merupakan jembatan penghubung antara induk dan
embrio. sel tropoblas berkembang lebih awal daripada sel utama.
Pada blastula embrio unggas, sel utama terletak di bagian tepi
berbentuk seperti cakram yang disebut Diskoblastula. pada fase blastula
dikenal istilah potensi, yaitu kesanggupan sel untuk berdiferensiasi.
Ibtipoten adalah kesanggupan blastomer untuk berdiferensiasi secara luas,
8 | re'atotoqi
i
L
a
lq
t
ama
alan
alah
cells.
atau
ryak
twal
ding
dari
lerm
dari
rbrio.
n88a
yebar
:rikut
dapat
isebut
n atas:
k dan
t pada
stosul
n atas
nalia,;
k dan
,fiatiae
mbrio,
ebagai
uk dan
n tepi
Iastula
:nsiasi.
ra luas,
e
Proses Pertumbuhan Embrio {Embriogenesis) I 9
Keteranqan:
z.D. = Zona pelusida, pgl. = Polar body'
;" = i;;"rtr;;;: rahap empai set; c = rahap delapan-sel; d dan e = rahap morula
Gambar 3. Tahap perkembangan awal embrio mamalia (Sumber: Staveley' 201 1)
vaitu kemampuan setiaP sel blastomer untuk berkembang sempurna adalah
ffi: iilffi epuuiiu pot"'"'ti sel blastomer sudah sedemikian terbatas'
;; ;t'#;; tel blastomer disebut unipoten' Teknik transplantasi sering
arp"trir"Urgrt penunjang untuk menetapkan daerah permukaan blastula
.,,.'o srrdah ditetapkan lpreJorurcd)' Tiga macam transPlantasi' yaitu: 1)
i:,f.;;;;;' ;;i"i"uiu'ip"''"aahan faringan dalam satu lubuh embrio)'
iiiruirpru.,".' n"moplastii lpeminda han ia riigan a nta r embrio yang seienis)'
ianiiri""tpr"",asi sunoplusiik lpemindahan jaringan antar ienis tapi masih
segenus).
^"
4;;i" (dalam Poernomo dkk' 2004) yang mengembangkan dasar teori
gr"d;;;;;;rk"" al dengan Theory of Physioignnt Gradienrrnengamati tubuh
cacing yang terPotongpotong mei'inturrg dut't'giu" yang hilang mengalami
reeenerasi. Potongan anterior akan tumbitt'' tepaI aa'-' posterior akan tumbuh
"'ail;"i
il#;"i'kkt" t'"p potongan memPunyai potaritas faal Pada
;J;k;;;r."".n.,,itul, pola i"iauotl",''e blastula ditetaPkan berdasarkan
derajat pengurangan intensitas warna'
Pusat kegiatan tumbuh suatu bagian blastula ditandai oleh kegiatan
metabolisme yang tinggi atau sebaliknya, yaitu kegiatan metabolisme suatu
bagian embrio merupakan petuniuk bagi kegiatan perkembangan. Pada
sel telur urachin terdapat dua faktor yang berinteraksi antagonis. Untuk
mencapai normal perkembangan, maka kedua faktor tersebut berada dalam
kesetimbangan. Sebaran kegiatan faktor tersebut disebut gradien.
Arah gradien kutub animalberlawanan dengan kutub vegetal yang dikenal
dengan gradien animal dan gradien vegetal. Kesetimbangan gradien dapat
dipengaruhi oleh bahan kimia yang dapat menekan salah satu gradien kutub.
Bila gradien animal yang ditekan oleh bahan kimia (sePerti Satarn lithium,
natrium azitle, dinitrophenol), maka terjadi vegetalisasi embrio (embrio lebih
berkembang di kutub vegetal). Ion llllriurri menekan konsumsi peningkatan
oksigen yang terjadi pada awal gastrulasi, sedang azlde mengaktivasi sistem
sitokrom oksidase dan dinitrophenol mengganggu pernafasan dengan mencegah
fosforisasi oksidatit yaitu pembentukan ikatan-ikatan kaya energi antara asam
fosfor dan adenosin diphosphat. Bahan kimia yang menekan perkembangan
kutub vegetal sehingga kutub animal lebih berkembang (animalisasi), seperti
seng (Zn), air raksa (Hg), tripsin, khimotripsin, zat warna yang mempunyai
gugus sulfonik (HSO3) seperti eaans blueltrypan bluelcongo red atav yal:.1
mempunyai gugus karboksil (COOH), seperti uranin dan rose bengal.
GASTRULASI
Gastrulasi adalah proses pembentukan ketiga daun kecambah, yaitu
ektoderm, mesoderm, dan entoderm. Gastrulasi erat hubungannya dengan
pembentukan susunan saraf (neurulasi), penjelmaan bentuk tubuh primitif
dan merupakan periode kritis perkembangan. Sejak blastula, daerah
ektoderm, mesoderm, entoderm, notochord dan dar;;n saraf dapat ditentukan
dengan teknik pewarnaan vital. Pada gastrulasi, teriadi rentetan perpindahan
daerah tersebut dari permukaan blastula ke sebelah dalam menuju temPat-
tempat definitif.
Gastrulasi merupakan proses dimana sel berkembang dan bermigrasi
dalam embrio untuk mengubah masa sel dalam tahap blastokista meniadi
embrio yang berisi tiga lapisan germinal primer. Migrasi sel tersebut teriadi
secara terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan
morfogenik. Hasil penting gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau
dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini
akan mentransformasikan blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut
dengan gastrula. Saat blastula terimplantasi di uterug masa sel bagian dalam
membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian atas (epiblast) dan lapisan
l0 | reratotogi
DAFTAR PUSTAKA
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, and Walter P.2002. Molecular
Biology of The Cell. New York and London: Garland Science NCBI
Books.
s.n. 2009. Turunan Mesoderm. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Mataram: Diakses dari http://dosyin.blogspot.com. Pada
tanggal 18 Maret 2014.
s. z. 2011.http://cari-nur.blogspot.com/201U08/down-sindrom.html
s.n. 2012. http://php.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title s=
Gastrulation # Human-Gastrulation
s.n. 201,2. http://w w w. ehd. orglf lash.php?mov-id=5&language
=40&illustrated=l
s.n.2012.htlpllabisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2012l12l30/pertumbuhan-
dan -perkembangan-1/
s.n. 2012. hftpl lwww.ehd.org/flash.php?mov-id = 7 &language = 40&illustrated
=1
s.n.2072..hftp'.llwww.ehd.org/flash.php?mov-id=7&language=tlO&illustrated
s.n. 2013. Teratologi. Diakses dari http;//bioedulima.blogspot.com/2013/04/
teratologi-pada manusia-8.html pada tanggal 9 Maret 2017.
s.n. 2017 hltpl lepyfkh.blog.unair.ac.id/category/ teratologi/
s.n. 2017 httplI w ww.f kh.una ir.ac.id/materi/materi%20kulia hT"20embriologi/12-
Pato logi%20Perkembangan.ppt
s.n. 2017 http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Klinefelterwinxworld30.
blogspot.com
s.n.2017 hltpllwww.ayahbunda.co.idlArtikel/Gizi+dan+Kesehatan/kelainan.
jaripolidaktili.pad a.b ay il 00U00 1128211 /4
s.n. 2017.hltp:l/php.med.unsw.edu.aulembryology/index.php?title=Main-
Page
s. n. 2017. hftpl I w ww.scribd.com/doc /21126249lgastrdasi
s.n. 2017. Nature Neuro Sciene. Diakses dari http://www.nature.com/ neuro/
journallv5ln2l hg-tab/nn0202-87-Fl}tml pada tanggal 15 Maret 2017.
s.r. 2017.www.sith.itb.ac.id/.../Gastrulasi-Final.pdf
s.n.2017.hftpllphp.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title=File:Human
_Carnegie_stage_1-23.ipg
Daftar Pustaka I r35
s.n.2017:httpllabisjatuhbangunlagi.wordpress.com/201703/18/pertumbuhan-
dan- perkembangan
s.n.2077. httpllww w.google.co.id/#hl=id&q=blastula+mamalia&meta=&aq=&
oq= blastu la+mamal ia&fp=7e99b3a5dfl4a093
s.n. 2017. http://images.google.co.idlimages?hl=id&q=manusia&gbv=2 httpll
sectioca daveris.wordpress.com/a rtikel-kedokteran/pertumbuhan-dan-
perkembangan-pada-masa-embriogenik-dan-masa-janin/
s.n. 2077. http://spfaust.wordpress.com/2011/05/15/hemophiliacs-hope-for-
positive- changes-with-health-care-insurance-reform
s.n. 2017 httpl lherd-it.org/herpes-simplex /
s.n. 2077 htlpllrepository.usu.ac.id/bitstream/1234567891347T7/kedokteran-
man syur .pdf
s. n. 20-17 hftplI php.med.unsw.edu.au/embryology/index. php?title=Birth
Basic. 2003. Notochord and Neural Tube formation.Diakses dari http://missinglink.
ucsf .edu/lm/ ids_l01_embryology_ basics/notochord_and_neural_ tube_
formation.htm
Berry, CL and Poswillo, DE. 7975. Trend and Applicahons. New York: Springer-
Verlag.
Canadian. 2070. Migrate Along Specifc Pathway. Diakses dari http://thebrain.
mcgill.calflash/i/i_09|i_09_crli_09_cr_dev/i_09_cr_devhtml pad atanggal
15 Maret 2012
Dana. 2013. Building Blocks in The Brain. Diakses dari hftps.//www.dana.orgl
news/ brainhealth/detail.aspx?id=10050 pada tanggal 4 April 2013.
Davidson. 2009. Neural Tube Closure Requires Disheztelled-Dependent Conaergent
Extension Of The Midline. Diakses dari http://dev.biologists.orgl
contentll29/2415875/F1. expansion.html pada tanggal 4 April 2013.
Fayazza.207'l-. Kelninan pada Proses Perkembangan Embrio. Diakses dari http://
fayazza. blogspot.com/2011/01/teratologi-kelainan-pada-proses.html pada
tanggal 9 Maret 2017.
Guelph. 2012. Neu ral Tube Dettelopmerl. Diakses dari http://www.uoguelph.cal
zoology ldevobiol2lOlabs/neuraldevell.html pada tanggal 4 April 2013.
lnmha. 2004. Forrz Fertilization To Embryo.Diakses dari http://thebrain.mcgill.
c a I fla sh I d I d _09 Id_09_crld-09_cr_dev/d_09-cr_devhtml
Loolie. 2013. Dettelopment Of Neural Tube. Diakses dari http://commons.
wikimedia.org /wiki/File:Development_of_the_neural_tube.png pada
tanggal 4 April 2013.
Persaud, TA. dan Chudley SR. 1985. Basic Concept in Teratology. New York:
AR. Lisg Inc.
Poernomo, 8., Mafruchati, M., Widiiati, Luqmary EM., Masithah, ED, dan
Mukti, AT. 2004. Penuntun Embriologi Edrsi 3. Surabaya: Pustaka Melati.
136 | reratotogi
n Soenardirahardjo BP. 1990. Kajian Manipulasi Mudigah pada Tikus. Disertasi.
Institut Pertanian Bogor.
Soenardirahardjo B.P (Ed). 2071. Buku Ajar Embriologi. Surabaya: Airlangga
University Press.
Sumiarsitu S. 2012. Makalah Embrio Manusia.Diakses dari http://sri-sumiarsih.
blogspot.com /2012l01/ makalah-embryo-manusia.html
Staveley, BE. 2011. Molecular and Developmental Biology. Newfoundland:
Department of Biology. Memorial Biology of Newfoundland. (http://
www.mun.caldesmid/brian /BIOL. 3530/DB-01/DBNHist.html)
Sudarmaii, Adi Heru Sutomo dan Agus Suwarni. 2004. Konsumsi Ikan Laul
Kadar Merkuri dalam rambut, dan kesehatan nelayan di Pantai Kenjeran
Surabaya. Universitas Airlangga.
Warkany, |. 1983. Issues snd Rertieus in Teratology oolume I, edited by Kalter H.
New York: Plenum Press.
Wilsoru IG. dan Fraser FC,
-1977a.
Handbook of Teratology. Volume I, General
Principles and Ethiology. New York: Plenum Press.
Wilsoru JG. dan Fraser FC. 7977b. Handbook of Teratology Volume II, Mechanism
and Pathogenesis. New York: Plenum Press.
Yatim, W. 7990. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Penerbit Tarsito.
7994. Embriologi untuk Malusiswa Biologi dan Kedokteran Bandung:
Penerbit Tarsito.
ohana.2007. Perkembangan Hewan. DDC 580 / ISBN 9796897571. : httpllpustaka.
ut.ac.id..
h
aq=&
httpl/
an-
e-for-
teran-
tube_
8er-
brain.
nggal
a.otg/
aergent
ts.orgl
http://
pada
lph.cal
12013.
.mcgill.
tmons.
g pada
v York:
D, dan
r{elati.
Daftar Pustaka 1137
Airlangga Unimrsity PrGss
E
l{-A
[:tr,i
otilo

o
pada Hewan dan Ternak
ISElii 178-60a-t L!6-??- l
ililltltJxlll[ilxillil

More Related Content

Similar to karil_27_(teratologi).pdf-karil_27_(teratologi).pdf

Buku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfBuku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfSaepulFadilah
 
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08angelinasharon1
 
Modul-Blok-1.1-Mahasiswa.pdf
Modul-Blok-1.1-Mahasiswa.pdfModul-Blok-1.1-Mahasiswa.pdf
Modul-Blok-1.1-Mahasiswa.pdfTimotiusHariyanto
 
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1homeworkping3
 
RPP SMA Biologi Kelas XII
RPP SMA Biologi Kelas XIIRPP SMA Biologi Kelas XII
RPP SMA Biologi Kelas XIIDiva Pendidikan
 
pendahuluan biologi........................
pendahuluan biologi........................pendahuluan biologi........................
pendahuluan biologi........................syayidahnuriyah1
 
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - SelMakalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - Selfatkhurochmanekhu
 
Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Muh Qomari
 
Rpkps biologi reproduksi i
Rpkps biologi reproduksi iRpkps biologi reproduksi i
Rpkps biologi reproduksi iEvi Rinata
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfAgathaHaselvin
 
Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologiCabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologiMalinda Gani
 
Makalah MK Embriologi Manusia Sistem Pernafasan.pdf
Makalah MK Embriologi Manusia Sistem Pernafasan.pdfMakalah MK Embriologi Manusia Sistem Pernafasan.pdf
Makalah MK Embriologi Manusia Sistem Pernafasan.pdfekadarmayantiputrisi
 
RPS SPH2BERBASIS KEHIDUPAN REVISI.doc
RPS SPH2BERBASIS KEHIDUPAN REVISI.docRPS SPH2BERBASIS KEHIDUPAN REVISI.doc
RPS SPH2BERBASIS KEHIDUPAN REVISI.doccenduricenduri
 
Contoh rpp kurikulum_2013_biologi
Contoh rpp kurikulum_2013_biologiContoh rpp kurikulum_2013_biologi
Contoh rpp kurikulum_2013_biologiAndi Kristanto
 

Similar to karil_27_(teratologi).pdf-karil_27_(teratologi).pdf (20)

Buku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfBuku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdf
 
Makalah tentang sel
Makalah tentang selMakalah tentang sel
Makalah tentang sel
 
ebook Mutasi - Biologi
ebook Mutasi - Biologiebook Mutasi - Biologi
ebook Mutasi - Biologi
 
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
Kiranadi b fisiologi-saraf-...-2018-10-08
 
teori etologi
teori etologiteori etologi
teori etologi
 
Modul-Blok-1.1-Mahasiswa.pdf
Modul-Blok-1.1-Mahasiswa.pdfModul-Blok-1.1-Mahasiswa.pdf
Modul-Blok-1.1-Mahasiswa.pdf
 
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
194598945 makalah-kelainan-hipotalamus-case-1-ems-1
 
RPP SMA Biologi Kelas XII
RPP SMA Biologi Kelas XIIRPP SMA Biologi Kelas XII
RPP SMA Biologi Kelas XII
 
pendahuluan biologi........................
pendahuluan biologi........................pendahuluan biologi........................
pendahuluan biologi........................
 
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - SelMakalah Fisiologi Hewan Air - Sel
Makalah Fisiologi Hewan Air - Sel
 
Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)Laporan praktikum(repaired)
Laporan praktikum(repaired)
 
Rpkps biologi reproduksi i
Rpkps biologi reproduksi iRpkps biologi reproduksi i
Rpkps biologi reproduksi i
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
 
Bab1hakekatbiologi
Bab1hakekatbiologiBab1hakekatbiologi
Bab1hakekatbiologi
 
Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologiCabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologi
 
Makalah MK Embriologi Manusia Sistem Pernafasan.pdf
Makalah MK Embriologi Manusia Sistem Pernafasan.pdfMakalah MK Embriologi Manusia Sistem Pernafasan.pdf
Makalah MK Embriologi Manusia Sistem Pernafasan.pdf
 
Buku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan SelBuku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan Sel
 
RPS SPH2BERBASIS KEHIDUPAN REVISI.doc
RPS SPH2BERBASIS KEHIDUPAN REVISI.docRPS SPH2BERBASIS KEHIDUPAN REVISI.doc
RPS SPH2BERBASIS KEHIDUPAN REVISI.doc
 
Contoh rpp kurikulum_2013_biologi
Contoh rpp kurikulum_2013_biologiContoh rpp kurikulum_2013_biologi
Contoh rpp kurikulum_2013_biologi
 
BIOLOGI_M4KB2
BIOLOGI_M4KB2BIOLOGI_M4KB2
BIOLOGI_M4KB2
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxAgathaHaselvin
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxAgathaHaselvin
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxAgathaHaselvin
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxAgathaHaselvin
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxAgathaHaselvin
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxAgathaHaselvin
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxAgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxAgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxAgathaHaselvin
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxAgathaHaselvin
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxAgathaHaselvin
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxAgathaHaselvin
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxAgathaHaselvin
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxAgathaHaselvin
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxAgathaHaselvin
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxAgathaHaselvin
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptAgathaHaselvin
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptAgathaHaselvin
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptAgathaHaselvin
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptAgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

Recently uploaded

PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.pptPENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.pptaprilianto6
 
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptxMateri Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptxEkaOktaviani24
 
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)ahmad0548
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxEmmyKardianasari
 
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasiUji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasiHadisHasyimiMiftahul
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxEmmyKardianasari
 
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdfTUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdfAbdulHalim854302
 
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbimilhamulqolbi81
 

Recently uploaded (8)

PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.pptPENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
PENGEMBANGAN & PERBANYAKAN TRICHODERMA SP.ppt
 
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptxMateri Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
Materi Presentasi Dasar Perkembangan Tanaman.pptx
 
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
Bahasa Arab kelas 4 BAB 6 (kosa kata tentang perlengkapan yang ada di rumah)
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasiUji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
Uji triaxial pada material batuan beku sebagai penanda kekuatan pondasi
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdfTUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
TUGAS MANDIRI 3 _ SKETSA KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA.pdf
 
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
3_Kerangka Kompetensi Numerasi - M Ilhamul Qolbi
 

karil_27_(teratologi).pdf-karil_27_(teratologi).pdf

  • 1. E I t) pada Hewan dan Ternak Bambang Poernomo Soenardirahardjo
  • 2. a L pada Hewan dan Ternak Dr. Bambang Poernomo Soenardirahardjo drh., M.S. F akultas Kedokter an H cwan Uniaersitas Airlangga fusot Penelbilon don Percelokon UNAIR jarmana r dengan a paling 7 (tuiuh) ah). meniual k Terkait 5 (lima) )iah). n Lrntuk peniara 00 (lima Pen ara ,00 (satu avat (3) paling pidana banyak pidana Penjara 155 nvak (satu Airlonggo University Press @ paling
  • 3. PerDustakaan asional Rl. Data Kataloc Dalam Terbitan (KDT) Soenaldirahardjo, B. P. Teratologi pada Hewan dan Ternak/Bambang Poernomo Soenardi rahardj o - Cet.1 -Surabaya: Airlangga University Press, 2017. 137 h1m.: 23 cm. rsBN 978-602-6646-21 -3 1 . Teratologi I. Judul 51t .91 6 Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) UNAIR Kampus C Unair, Gedung Kahuripan Lt. 2, Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 59204244 Fax. (031) 5920532 E-mail: p4ua@lunair.ac.id Dicetak oleh: Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP) (oc 107/03.17/AUP-A5E) Cetakan pertama - 2017 Dilarang mengutip dan/atau memperbanyak tanpa izin tertulis dari Penerbit sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun. PRAKATA Segala pr sehingga kan Teratologi d< Teratologi ini pemerhati d. tentang embr perkembanga Meski Bu buku pegang bahasa yang harus menge mendalami m terdapat di p pengetahuan Gambar d termasuk inte berwarna, ser karena pertir peneliti. Telah larr dengan label pelajaran ur mempelaiari masiid, kitab ! yang terkait ( Akibatnya ter nrempelaiari I untuk memp untut memg abu-abu. Padalul p sebagian bes Teratologi yar dikaitkan dri Teratologi pada Hewan dan Ternak Bambang Poernomo Soenardirahardjo Penerbit: Airlangga University Press Kampus C Unair, Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5992246,5992247 Fax. (031) 5992248 E-mail: aup.unair@gmail.com ANGGOTA IKAPI: 00UJT1/95 ANGGOTA APPTI: 001/KTA./APPTI0V2012 AUP 500/26.666/06.17 (0.05)
  • 4. PRAKATA N (KDT} rair@gmait.com IR iol15 :.id Segala puji bagi Allah swt atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku Referensi berjudul Teratologi dengan pembicaraan khusus pada hewan dan ternak. Buku Teratologi ini dibuat sebagai bahan referensi bagi dosen, para ahli, peneliti, pemerhati dan siapa pun yang berminat untuk mendalami lebih lanjut tentang embriologi dan biologi perkembangan. Khususnya tentang patologi perkembangan suatu individu. Meski Buku Teratologi ini ditulis terutama diperuntukkan sebagai buku pegangan bagi para peneliti, namun buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang ringan sehingga juga layak dibaca oleh berbagai pihak tanpa harus mengernyitkan alis. Selanjutnya, diharapkan para pembaca dapat mendalami masalah teratologi menggunakan buku acuan atau majalah yang terdapat di perpustakaan atau sumber lain untuk memperkaya khazanah pengetahuan. Gambar dan foto yang terdapat buku ini diperoleh dari pelbagai sumber termasuk irrtemet maupun dari buku teks. Beberapa gambar yang seharusnya berwarna, sengaia dicetak hitam putih dengan mengorbankan kualitasnya karena pertimbangan harga jual buku agar tetap terjangkau oleh kantung peneliti. Telah lama kita ketahui bahwa dalam Pondok Pesantren dan sekolah dengan label Islami, mata pelaiaran dibagi atas dua bagian pokok. Mata pelaiaran umum dan mata pela,aran agama. Mata pelajaran umum mempelaiari bidang yang tidak bersinggungan langsung dengan urusan masjid, kitab suci dsb. Sebaliknya mata pelaiaran agama mempelajari hal-hal yang terkait dengan tartil, membaca kitab suci, tata cara sembahyang dsb. Akibatnya teriadi salah konsepsi, seakan-akan mata pelajaran umum hanya mempelaiari hal-hal yang berada di luar konteks agama. Jadi pelaiaran agama untuk mempelajari berbagai hal yang halal, sebaliknya pelajaran umum untuk mempelaiari berbagai hal yang hitam kelam atau setidaknya bidang abu-abu. Padahal pernyataan itu tidak selalu benar. Pada umumnya atau setidaknya sebagian besar mata pelaiaran umum didasarkan atas agama. Lihatlah Teratologi yang mempelajari perkembangan embrio di dalam rahim dapat dikaitkan dengan Surat dan Hadis berikut. arl
  • 5. tcntang hai i gang ada 6t apa yang nhui di bumi u Mengenal" DAFTAR ISI i Ibnu Umar. s mengetahui fiim (bayi) g mengetahui i kapan akan ang mana dia tcrjadi kiamat PRAKATA........... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TA8EL........ tx t Bab 1 PROSES PERTUMBUHAN EMBRIO (EMBRIOGENESIS) Pendahuluan.. Morulasi ......... 1 6 8 0 2 at 34, bahwa ketahui oleh rg teriadi di alam dalam Blastulasi Gastrulasi Neurulasi 1 1 Rangkuman 22 rusun, maka ra itu semua ranfaat buku Bab 2 PROSES PERTUMBUHAN ORGAN (ORGANOGENESIS) Pendahuluan Ektoderm...... 23 31 32 32 33 34 34 37 nbaca, baik at di bidang amater agar kat banyak. Mesoderm ............. Mesomer Endoderm Rangkuman Bab 3 PERKEMBANGAN ALAT REPRODUKSI MASA EMBRIONAL l0 April 2017 39 40 42 42 45 45 46 47 Ductus Mesoneph ricus .............. Ductus Pa ramesonephricus ....... Rangku man......... LSUn vlt
  • 6. Bab 4 PATOLOGI PERKEMBANGAN ORGANISME DAFTAI Pendahuluan Sejarah Perkembangan Teratologi... Prinsip Teratolo9i........................ Bab 5 MEKANISME TERATOGEN Agen Penycbab Terato1ogi................. Rangkuman......... 49 58 65 /7 87 Mani festasi Teratogenesis....... Pendahuluan....... Rangkuman......... Mekanisme Kejadian Teratogenesis Periode Rentan pada Perkembangan Embrio 89 90 97 101 "1"1,2 Gambar 1. Gambar 2- Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Bab 6 PERKEMBANGAN ABNORMAL PADA HEWAN DAFTAR PUSTAKA 113 118 722 127 133 135 Cambar 7. Garrrbat E. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12 Gambar 13. Gambar ld Cambar 15. Gambar 16. Gambar 17. Cambar lE. Carrbar 19. Gambar Z). Gambar 21. Cambar 22 Gambar 23- Gambar 2{. vllt Pendahuluan....... Hambatan Pertumbuhan (Retardasi). Malformasi Perkembangan .... Kematian lntra Uterine ........ Rangkuman.........
  • 7. DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Cambar 3- Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Ganbar 13. Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar L9. Gambar 20. Tahap pembelahan 2 sel hingga 32 sel.............................. Tahap Moru I a Akhi r ............................. Tahap perkembangan awal embrio mamalia................... Pembentu kan neural tube.......... Embrio memasuki tahap organogenesis........................... Tiga lapisan germinal embrio berkembang menjadi orgar dasar selama proses organogenesis ...................... Pengembangan ketiga lapis dermis................................... Bibir suinbing pada kucin9.................. Polidaktili pada kucing .. Agenesis pada a-na k sapi .............. Kromosom yang mengalami kelainan Sindrom Klenifelter............ Rodensia yang mengalami Sindrom Douttr ........ Foto otak fetus yang mengalami Iesi................... Dwarfisme pada Domba ......... Seekor sapi yang mengalami gigantisme. Produk Thalidomid berupa kapsul putih Kapsul Tha1idomide................................... Cacat karena mutasi seperti albino........... Kucing terpajan Herpes Perokok pasif atau aktif akan menghisap racun yang berba}aya Gambaran virus yang mempunyai efek teratogen.......... Perbandingan pertumbuhan masa embrional pada beberapa spesies.................. Pembentukan rongga blastocoel...... Rattus domestica mempunyai ukuran cukup besar tx 6 7 9 13 24 89 90 97 101 172 31 35 52 53 53 113 118 722 127 133 54 55 55 135 57 58 59 68 79 86 87 Gambar 21.. Gambar 22. Gambar 23. Gambar 24. 105 109 124 49 58 65 /J 87
  • 8. DAFTAR TABEL Tabel 1. Perbedaan embriogenesis pada amphioxus, aves, amphibi, dan mama1ia............... Perkembangan Organ Ayam ........... 21 Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel7. Tabel 8. Sekilas tentang Thalidomide 29 59 7t 72 74 75 G/ossary Bahan Teratogenik......... Karakterisasi eksposur teratogenik Bentuk, Rumus, dan Keterangan kromosom...................... Glossary mutan yang menyebabkan cacat pada hewan....... Perbandingan kejadian cacat lahir dan frekuensi timbulnya . 98 Tabel 9. Hubungan waktu perkembangan dengan ienis teratogen dan kelainan yang d ia kibatkan Penelitian Teratogenesis pada Beberapa Hewan............ Tabel 10. 111 114 xt
  • 9. BAB 1 PROSES PERTUMBUHAN EMBRIO (EMBRIOGENESIS) PENDAHULUAN Embriogenesis adalah proses pertumbuhan embrio. Dimaksudkan dengan proses pertumbuhan bukan hanya pertambahan jumlah dan massa sel blastomer embriq namun juga meliputi perubahan dari aktivitas sel blastomer. Oleh karena itu proses ini lebih tepat disebut dengan proses pembentukan dan perkembangan embrio. Jadi dalam proses pertumbuhan embrio akan terjadi tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. (Wilson dan Fraser, 1977) Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Namun kecepatan pembelahan setiap sel tidak sama. Hasil pembekahan sel pada embriogenesis disebut sebagai sel blastomer. Karena kecepatan pembelahan berjalan tidak sama, maka akan dibentuk sel blastomer yang lambat membelah dan sel blastomer yang membelah lebih cepat. Sel blastomer yang Iambat membelah akan tampak lebih besar sehingga disebut makromer. Sedangkan sel blastomer yang membelah lebih cepat akan membentuk sel blastomer yang lebih kecil sehingga disebut sebagai mikromer. (Warkany, 1983) Embriogenesis merupakan proses perkembangan bentuk zigot. Dari bentuk sederhana satu sel akan berkembang bentuk multiseluler karena te4adi pembentukan organ tubuh (organogenesis). Sehingga terbentuk individu yang fungsional. Proses ini merupakan rangkaian proses: pembelahan, blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Pembelahan merupakan suatu rangkaian proses mitosis yang berlangsung berturut-turut setelah terjadi fertilisasi. Pembelahan zigot te4adi secara cepat sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan sel anak makin kecil sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pada akhir pembelahan menghasilkan sekelompok sel yang kompak dan padat yang disebut morula (Yatim, 1994). Besar morula tidak jauh berbeda dengan besar zigot, karena selama pembelahan berlangsung, zona pellusida tetap utuh. Sel blastomer yang berada dalam tahap morula akan saling terikat oleh suatu kekuatan yang disebut tigmotaksis. Kekuatan ikatan tersebut akan nampakbila sel blastomer pada tahap 1
  • 10. morula pada mencit dipisahkan secara mekanis, blastomer tersebut bergerak tidak menentu. Sel blastomer yang bergerak bebas tersebut akan melekat pada blastomer lain bila saling bersentuhan (Soenardirahardjo 1990). Kecepatan pembelahan berbeda-beda tergantung dari tipe sel telur atau jumlah dan penyebaran yolk dalam sitoplasma sel telur. Makin banyak jumlah yolk makin lambat kecepatan pembelahannya. Kecepatan pembelahan pada beberapa hewan ternak dapat diketahui berdasarkan perkiraan jumlah waktu (jam/hari) setelah ovulasi. Proses pembelahan terjadi di dalam tuba falopi dan pada akhirnya blastosis masuk ke dalam tanduk rahim. Pada waktu embrio (blastosis) sampai terakhir, cairan rahim mempunyai komposisi kimia yang berlainan dengan komposisi cairan ampula atau isthmus. Hal ini membuktikan bahwa embrio pada waktu muda (2-16 sel) memerlukan medium pertumbuhan yang khusus dan bila sudah masuk tahap lanjut (morula) medium juga harus sesuai. Cairan rahim yang terdapat dalam rahim sesuai untuk morula. Oleh karena itu, bila embrio sampai ke dalam rahim beLum berbentuk morula maka embrio ini akan mati. Kecepatan pembelahan berbeda-beda tergantung pada tipe sel telur atau rumlah dan penyebaran yolk dalam sitoPlasma sel telur. Makin banyak jumlah yolk makin lambat kecepatan pembelahannya. Balfour (dalam Poernomo, et a|.2004) mengatakary kecepatan pembelahan sel berbanding terbalik dengan iumlah yolk ataui R=+ Dimaksud dengan R adalah kecepatan pembelahan, P adalah jumlah protoplasma dan D adalah jumlah yol,t. Apabila sebuah sel telur tidak mempunyai yolk (D = 0 dan R menjadi tidak terbatas) berarti bahwa sel tersebut sangat cepat membelah. Nilai R kecil pada sel telur yang mengandung banyak yolk. Strukturumum dari sel telur ialah bentuknya bulat atau oval dannonmotil (tidak bergerak sendiri). Sel telur selalu mengandung yolk sebagai sumber nutrisi bagi embrio setelah proses fertilisasi. Luas sel telur dari setiap spesies berbeda-beda. Pada katak, diameternya sekitar 2,0 mm, pada ikan 5 mm, pada manusia 0,15 mm, pada mamalia umumnya antara 0,5 sampai 25 mm dan pada ikan hiu mempunyai diameter yang Paling paniang hingga mencapai 140 mm. Menurut Yatim (1994) berdasarkan banyaknya yolk, maka sel telur dari beberapa spesies dapat digolongkan meniadi tiga golongary yaitu: 1) sel telur yang mengandung banyak yolt dan tertimbun pada salah satu area yang disebut Polylecithal, sel tefur yang mengandung yolt dalam rumlah tidak terlalu banyak dan tersebar, tetapi banyak yang tertimbun di daerah vegetal dan s hanp 1l rePrll sef*l sekali mata ndt r?ns, dapal ekster [lami trE m a 2 | reratolosi
  • 11. 4 | Teratologi 2. Pembelahan Meroblastik, yangberarti mitosis tidak disertai olehpembagian yolk sehingga pembaginya adalah inti sel dan sitoplasma di kutub animal' Pembelahan meroblastik terbagi menjadi dua: a. Pembelahan m eroblastlk discoidal: terdaPat pada sel teltt politelolecithal seperti anggota Aves, Reptilia dan Mamalia bertelur b. Pembelahan meroblastik superficial: terdaPat pada sel telur centromesolecithal seperti anggota Arthropoda. Secara umum, embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio manusia yang terradi pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan hewan dan ternak. TePatnya, embriogenesis teriadi pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi. Pada manusia proses ini terjadi pada minggu ke-8 (Langman, 194)' Telah diketahui bahwa, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase. Fase awal adalah pembentukan sel zigot yang merupakan sel tunggal yang telah dibuahi. Selanjutnya berkembang sel blastomer sebagai hasil pembelahan sel (c/eaacge). Kemudian diikuti perkembangan fase blastula, gastrula, dan neurula. Akhirnya terbentuk embrio yang merupakan hasil akhir pembentukan individu awal. Tahapan embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya ianin di dalam tubuh induk betina. Secara rinci tahapan fase embrionik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Fertilisasi Fertilisasi merupakan proses fusi antara satu sel sperma yang sudah dewasa dan sudah mengalami pematangan selama dalam perialanan alat reproduksi induk. Kemudian di dalam tuba Falopii induk akan mengadakan fusi dengan satu sel ovum yang sudah matang' Proses pembuahan ini terjadi di Ampula, yaitu bagian salutan Fallopii yang paling lebar. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zigot dan akan melakukan pembelahan diri /pembelahan sel (cleauage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio' Menurut Sudarwati (2012) fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetik yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya sPermatozoa ke dalam ovum' Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menradi individu baru' Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut Z g
  • 12. a d oleh pembagian di kutub animal. elw politelolecithal pada sel telu r relahan sel dan ;aat tahap-tahap riogenesis terjadi rm yang disebut (-angmar; 1994). iembang melalui rg merupakan sel ,lastomer sebagai gan fase blastul4 .pakan hasil akhir 'ertumbuhan dan ; diawali dengan Llam tubuh induk iuraikan sebagai rma yang sudah alam perjalanan lopii induk akan L matang. Proses ran Fallopii yang raru yang disebut /pembelahan sel njadi embrio. ]s peleburan dua ngan sifat genetik urut Yatim (1990) m ovum. Setelah ividu baru. ,hasilkan enzim pelindung ovum h. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saia. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n). b. Pembelahanl cle aaage Proses pembelahan terjadi pada awal kehidupan suatu individu. Proses pembelahan ini merupakan pembelahan sel blastomer tanpa disertai dengan pertambahan massa sel. Sehingga terjadi proses pembelahan sel tanpa diikuti oleh pertumbuhan sel atau ekspresi gen. Pembelahan ata cleaoage atau juga disebut segmentasi, teriadi setelah pembuahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil. Sel ini disebut blastomer. Pembelahan itu dapat meliputi seluruh bagian, dapat pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pembelahan ini teriadi secara mitosis, meskipun terkadang iuga diikuti pembelahan inti yang terus menerus tanpa diikuti sitoplasma. Saat fertilisasi, seluruh sel spermatozoa menembus dinding sel telur dan masuk ke dalam sitoplasma sel telur. Menurut Poernomo et al. (2004) bagian ekor dan lehernya ikut masuk ke dalam sel telur, meskipun belum diketahui manfaatnya. Selanjutnya, inti sel (nukleus) telur dan inti sel sperma membentuk pronukleus betina dan pronukleus jantan. Kedua pronukleus tersebut mengadakan fusi di bagian tengah sel telur pada daerah yang disebut titik Amphigoni. Setelah bersatu, sel ovum yang awalnya haploid berubah menjadi zigot yang diploid. Selanjutnya sambil bergerak ke arah uterus (rahim), zigot membelah berkali-kali. Zigot membelah diri menjadi2,4,8, 16, dan seterusnya. c. Pembentukan blastokista, errbrioblast, dan rcngga amnion Pada waktu waktu morulla memasuki rongga rahim, maka cairan rahim mulai menembus zona pelusida. Cairan tersebut masuk ke dalam ruang antar sel yang ada pad.a inner cell rrass. Selanjutnya ruang antar sel menyatu, dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga. Rongga ini disebut sebagai blastosul. Pada saat ini embrio dikenal sebagai blastokista. Sel di dalarn inner cell nass berkembang menjadi embrio yang disebut embrioblast . Sedangkan sel di luar inner cell mass akan menjadi trofoblast. Sel trofoblast akan menipis dan membentuk dinding epitel untuk blastokista yang selanjutnya menjadi bagian dari plasenta yang disebut rongga amnion. Segera setelah terbentuk rongga amnion maka proses implantasi dapat dimulai. Proses Pertumbuhan Embrio {Embriogen€sis) | 5
  • 13. I d. Cakram embrio trilaminer Embrioblas yang b erasal dari inner cell rtass akan berdiferensiasi meniadi epiblas dan hipoblas. Kedua lapis sel ini akan menjadi cakram embrio bilaminer. Pada manusia biasa terjadi menjelang hari ke-8 sampai hari ke-9. Selanjutnya epiblas akan membentuk rongga amnion. Pada saat yang sama hipoblas akan membentuk rongga eksoselom. Rongga ini merupakan cikal bakal kantung yol,t primitif. Selanjutnya, terjadi proses gastrulasi. Pada gastrulasi epiblas berdiferensiasi meniadi tiga lapisan germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Sehingga pada akhir fase ini terbentuk cakram embrio trilaminer. MORULAST Morula merupakan pembelahan sel yang teriadi setelah sel beriumlah 32 sel dan berakhir bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blqstodisc kecil yang membentuk dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutub animal. Stadium morula berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat men adi blasfodlsc kecil membentuk dua lapis sel. Morula adalah suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat Ketika zigot telah terbentuk, dengan terbentuknya zi8ot maka dimulailah pembelahan mitosis pada zi1ot yar.g dikenal dengan tahapan pembelahan (clenoage)- Setelah itu zigot berubah bentuk dari sel tunggal menladi sebuah masa sel yang solid/padat disebut morula. G.mbar 2. Pada Hrr- Itlet +6ma, s s.npit b( &!€bu I +€fEE- Ydt o pd. ketr EFtaL s pa$dah dmra kieara Sd bu q+tLlyd sdi}l,m uhrnn b &a,fan s. 6 | reratolosi (f I ) t t I t a - ,J .s J Gambar 1. Tahap pembelahan 2 sel hingga 32 5el. (Sumber: http://abi5jatuhbangunlagi. wordpress.com/20,l 7/03/l 8/pertumbuhan-dan-perkembangan-)
  • 14. hbangunlagi Isiasi meniadi kram embrio I sampai hari ln. Pada saat r. Rongga ini Lerjadi proses i tiga lapisan :hingga pada el berjumlah istomer yan8 but memadat ;el. Pada saat rg dan mulai mal. Stadium m blastomer. rtuk dua lapis t pembelahan r adalah rapat .a dimulailah pembelahan :niadi sebuah G.mbar2. Tahap Morula Akhir. (Sumber: http://abisjatuhbangunlagi.wordpress. com/201 7 /03/ 18/ pefiumbuhan-dan-perkembangan-) Pada amfibia, saat fertilisasi teriadi pengaturan kembali sitoplasma sel telur. Membran plasma dan korteks berotasi menuju titik tempat masuknya sperma, sehingga membuka daerah pada sitoplasma yang berbentuk pita sempit berwarna abu-abu muda (bulan sabit abu-abu/grey crescelf). Sabit abu-abu terletak dekat ekuator berseberangan dengan tempat masuknya sPerma. Yolk cenderung menghalangi pembelahan, akibatnya pembelahan zigot pada katak teriadi lebih cepat pada belahan animal dibanding belahan vegetal, sehingga menghasilkan embrio dengan ukuran berbeda-beda. Dua pembelahan pertama terjadi secara polar (vertikal) sehingga dihasilkan empat sel memanjang dari kutub animal ke kutub vegetal. Pembelahan ketiga secara horisontal (ekuatorial), hingga dihasilkan 8 sel. Sel bulu babi (sea arcftin) dan kebanyakan hewan lainnya mempunyai lebih sedikit yolk, tetapi masih mempunyai sumbu animal-vegetal. Karena yolk yang sedikil maka kelajuan pembelahannya hampir sama, sehingga menghasilkan ukuran blastomer yang hampir sama. Pola pembelahan sampai tahapan delapan sel untuk golongan hewan echinodennata, chorLlata, dar. deuterostomatn memperlihatkan pola yang hampir sama dengan amfibia. Proses P€ umbuhan Embrio (Embriogenesis) |7 -i a n-) ,* t ,) ')
  • 15. Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel utama (blastoderm), yang meliputi sel formatik atau gumpalan sel dalam (irner mass cells), fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok sel pelengkap, yang melipuli trophoblast, periblast, dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi antara embrio dengan induk atau lingkungan luas. Trophoblast melekat pada dinding uterus. Selnya memperbanyak diri dengan cepat dan memasuki epitelium uterus Pada tahap awal implantasi. Setelah t hari, seluruh blastokista tertahan dalam dinding uterus. Sewaktu ini berlangsunS, sel yang berada di sebelah bawah dari masa sel dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang akan membentuk saluran pencernaan makanan. Sel sisa dari masa sel dalam memipih membentuk suatu keping yaitu keping embrio. Antara keping embrio dan trophoblast yang menutupi akan timbul rongga (rongga amnion) yang berisi carian. Dinding rongga yaitu amniory menyebar mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion. Berikut gambar yang berkaitan dengan morulasi: BLASTULASI Blastulasi merupakan proses pembentukan blastula. Blastula dapat dibedakan dari morula, karena blastula memiliki suatu ruangan yang disebut Blastosul. Berdasarkan ada atau tidaknya blastosul, maka dapatdibedakan atas: 1) Blastula berongga (suloblastula) yanB terdaPat pada blastula katak dan Amphioxus, d,an 2) Blastula tidak berongga (stercoblastula) yang terdapat Pada blastula ikan dan Amphibia. Lapisan blastomer yang mengelilingi blastosul terdiri atas satu lapis atau lebih. Berdasarkan ada tidaknya sel tropoblas, blastula daPat dibedakan atas blastula bertropoblas yang terdapat pada blastula reptil aves dan mamalia,; serta blastula tidak bertropoblas yang terdapat pada blastula katak dan Amphioxus. Pada blastula bertropoblas dapat dibedakan dua macam sel, yaituformatiae cells (sel utama), yaitu sel yang nantinya akan membentuk sel tubuh embrio, dan auxiliaryltropoblas (sel pelengkap), yaitu sel yang berfungsi sebagai selaput pelindung dan merupakan jembatan penghubung antara induk dan embrio. sel tropoblas berkembang lebih awal daripada sel utama. Pada blastula embrio unggas, sel utama terletak di bagian tepi berbentuk seperti cakram yang disebut Diskoblastula. pada fase blastula dikenal istilah potensi, yaitu kesanggupan sel untuk berdiferensiasi. Ibtipoten adalah kesanggupan blastomer untuk berdiferensiasi secara luas, 8 | re'atotoqi i L a lq
  • 16. t ama alan alah cells. atau ryak twal ding dari lerm dari rbrio. n88a yebar :rikut dapat isebut n atas: k dan t pada stosul n atas nalia,; k dan ,fiatiae mbrio, ebagai uk dan n tepi Iastula :nsiasi. ra luas, e Proses Pertumbuhan Embrio {Embriogenesis) I 9 Keteranqan: z.D. = Zona pelusida, pgl. = Polar body' ;" = i;;"rtr;;;: rahap empai set; c = rahap delapan-sel; d dan e = rahap morula Gambar 3. Tahap perkembangan awal embrio mamalia (Sumber: Staveley' 201 1) vaitu kemampuan setiaP sel blastomer untuk berkembang sempurna adalah ffi: iilffi epuuiiu pot"'"'ti sel blastomer sudah sedemikian terbatas' ;; ;t'#;; tel blastomer disebut unipoten' Teknik transplantasi sering arp"trir"Urgrt penunjang untuk menetapkan daerah permukaan blastula .,,.'o srrdah ditetapkan lpreJorurcd)' Tiga macam transPlantasi' yaitu: 1) i:,f.;;;;;' ;;i"i"uiu'ip"''"aahan faringan dalam satu lubuh embrio)' iiiruirpru.,".' n"moplastii lpeminda han ia riigan a nta r embrio yang seienis)' ianiiri""tpr"",asi sunoplusiik lpemindahan jaringan antar ienis tapi masih segenus). ^" 4;;i" (dalam Poernomo dkk' 2004) yang mengembangkan dasar teori gr"d;;;;;;rk"" al dengan Theory of Physioignnt Gradienrrnengamati tubuh cacing yang terPotongpotong mei'inturrg dut't'giu" yang hilang mengalami reeenerasi. Potongan anterior akan tumbitt'' tepaI aa'-' posterior akan tumbuh "'ail;"i il#;"i'kkt" t'"p potongan memPunyai potaritas faal Pada ;J;k;;;r."".n.,,itul, pola i"iauotl",''e blastula ditetaPkan berdasarkan derajat pengurangan intensitas warna'
  • 17. Pusat kegiatan tumbuh suatu bagian blastula ditandai oleh kegiatan metabolisme yang tinggi atau sebaliknya, yaitu kegiatan metabolisme suatu bagian embrio merupakan petuniuk bagi kegiatan perkembangan. Pada sel telur urachin terdapat dua faktor yang berinteraksi antagonis. Untuk mencapai normal perkembangan, maka kedua faktor tersebut berada dalam kesetimbangan. Sebaran kegiatan faktor tersebut disebut gradien. Arah gradien kutub animalberlawanan dengan kutub vegetal yang dikenal dengan gradien animal dan gradien vegetal. Kesetimbangan gradien dapat dipengaruhi oleh bahan kimia yang dapat menekan salah satu gradien kutub. Bila gradien animal yang ditekan oleh bahan kimia (sePerti Satarn lithium, natrium azitle, dinitrophenol), maka terjadi vegetalisasi embrio (embrio lebih berkembang di kutub vegetal). Ion llllriurri menekan konsumsi peningkatan oksigen yang terjadi pada awal gastrulasi, sedang azlde mengaktivasi sistem sitokrom oksidase dan dinitrophenol mengganggu pernafasan dengan mencegah fosforisasi oksidatit yaitu pembentukan ikatan-ikatan kaya energi antara asam fosfor dan adenosin diphosphat. Bahan kimia yang menekan perkembangan kutub vegetal sehingga kutub animal lebih berkembang (animalisasi), seperti seng (Zn), air raksa (Hg), tripsin, khimotripsin, zat warna yang mempunyai gugus sulfonik (HSO3) seperti eaans blueltrypan bluelcongo red atav yal:.1 mempunyai gugus karboksil (COOH), seperti uranin dan rose bengal. GASTRULASI Gastrulasi adalah proses pembentukan ketiga daun kecambah, yaitu ektoderm, mesoderm, dan entoderm. Gastrulasi erat hubungannya dengan pembentukan susunan saraf (neurulasi), penjelmaan bentuk tubuh primitif dan merupakan periode kritis perkembangan. Sejak blastula, daerah ektoderm, mesoderm, entoderm, notochord dan dar;;n saraf dapat ditentukan dengan teknik pewarnaan vital. Pada gastrulasi, teriadi rentetan perpindahan daerah tersebut dari permukaan blastula ke sebelah dalam menuju temPat- tempat definitif. Gastrulasi merupakan proses dimana sel berkembang dan bermigrasi dalam embrio untuk mengubah masa sel dalam tahap blastokista meniadi embrio yang berisi tiga lapisan germinal primer. Migrasi sel tersebut teriadi secara terintegrasi yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasikan blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat blastula terimplantasi di uterug masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian atas (epiblast) dan lapisan l0 | reratotogi
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, and Walter P.2002. Molecular Biology of The Cell. New York and London: Garland Science NCBI Books. s.n. 2009. Turunan Mesoderm. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram: Diakses dari http://dosyin.blogspot.com. Pada tanggal 18 Maret 2014. s. z. 2011.http://cari-nur.blogspot.com/201U08/down-sindrom.html s.n. 2012. http://php.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title s= Gastrulation # Human-Gastrulation s.n. 201,2. http://w w w. ehd. orglf lash.php?mov-id=5&language =40&illustrated=l s.n.2012.htlpllabisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2012l12l30/pertumbuhan- dan -perkembangan-1/ s.n. 2012. hftpl lwww.ehd.org/flash.php?mov-id = 7 &language = 40&illustrated =1 s.n.2072..hftp'.llwww.ehd.org/flash.php?mov-id=7&language=tlO&illustrated s.n. 2013. Teratologi. Diakses dari http;//bioedulima.blogspot.com/2013/04/ teratologi-pada manusia-8.html pada tanggal 9 Maret 2017. s.n. 2017 hltpl lepyfkh.blog.unair.ac.id/category/ teratologi/ s.n. 2017 httplI w ww.f kh.una ir.ac.id/materi/materi%20kulia hT"20embriologi/12- Pato logi%20Perkembangan.ppt s.n. 2017 http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Klinefelterwinxworld30. blogspot.com s.n.2017 hltpllwww.ayahbunda.co.idlArtikel/Gizi+dan+Kesehatan/kelainan. jaripolidaktili.pad a.b ay il 00U00 1128211 /4 s.n. 2017.hltp:l/php.med.unsw.edu.aulembryology/index.php?title=Main- Page s. n. 2017. hftpl I w ww.scribd.com/doc /21126249lgastrdasi s.n. 2017. Nature Neuro Sciene. Diakses dari http://www.nature.com/ neuro/ journallv5ln2l hg-tab/nn0202-87-Fl}tml pada tanggal 15 Maret 2017. s.r. 2017.www.sith.itb.ac.id/.../Gastrulasi-Final.pdf s.n.2017.hftpllphp.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title=File:Human _Carnegie_stage_1-23.ipg Daftar Pustaka I r35
  • 19. s.n.2017:httpllabisjatuhbangunlagi.wordpress.com/201703/18/pertumbuhan- dan- perkembangan s.n.2077. httpllww w.google.co.id/#hl=id&q=blastula+mamalia&meta=&aq=& oq= blastu la+mamal ia&fp=7e99b3a5dfl4a093 s.n. 2017. http://images.google.co.idlimages?hl=id&q=manusia&gbv=2 httpll sectioca daveris.wordpress.com/a rtikel-kedokteran/pertumbuhan-dan- perkembangan-pada-masa-embriogenik-dan-masa-janin/ s.n. 2077. http://spfaust.wordpress.com/2011/05/15/hemophiliacs-hope-for- positive- changes-with-health-care-insurance-reform s.n. 2017 httpl lherd-it.org/herpes-simplex / s.n. 2077 htlpllrepository.usu.ac.id/bitstream/1234567891347T7/kedokteran- man syur .pdf s. n. 20-17 hftplI php.med.unsw.edu.au/embryology/index. php?title=Birth Basic. 2003. Notochord and Neural Tube formation.Diakses dari http://missinglink. ucsf .edu/lm/ ids_l01_embryology_ basics/notochord_and_neural_ tube_ formation.htm Berry, CL and Poswillo, DE. 7975. Trend and Applicahons. New York: Springer- Verlag. Canadian. 2070. Migrate Along Specifc Pathway. Diakses dari http://thebrain. mcgill.calflash/i/i_09|i_09_crli_09_cr_dev/i_09_cr_devhtml pad atanggal 15 Maret 2012 Dana. 2013. Building Blocks in The Brain. Diakses dari hftps.//www.dana.orgl news/ brainhealth/detail.aspx?id=10050 pada tanggal 4 April 2013. Davidson. 2009. Neural Tube Closure Requires Disheztelled-Dependent Conaergent Extension Of The Midline. Diakses dari http://dev.biologists.orgl contentll29/2415875/F1. expansion.html pada tanggal 4 April 2013. Fayazza.207'l-. Kelninan pada Proses Perkembangan Embrio. Diakses dari http:// fayazza. blogspot.com/2011/01/teratologi-kelainan-pada-proses.html pada tanggal 9 Maret 2017. Guelph. 2012. Neu ral Tube Dettelopmerl. Diakses dari http://www.uoguelph.cal zoology ldevobiol2lOlabs/neuraldevell.html pada tanggal 4 April 2013. lnmha. 2004. Forrz Fertilization To Embryo.Diakses dari http://thebrain.mcgill. c a I fla sh I d I d _09 Id_09_crld-09_cr_dev/d_09-cr_devhtml Loolie. 2013. Dettelopment Of Neural Tube. Diakses dari http://commons. wikimedia.org /wiki/File:Development_of_the_neural_tube.png pada tanggal 4 April 2013. Persaud, TA. dan Chudley SR. 1985. Basic Concept in Teratology. New York: AR. Lisg Inc. Poernomo, 8., Mafruchati, M., Widiiati, Luqmary EM., Masithah, ED, dan Mukti, AT. 2004. Penuntun Embriologi Edrsi 3. Surabaya: Pustaka Melati. 136 | reratotogi
  • 20. n Soenardirahardjo BP. 1990. Kajian Manipulasi Mudigah pada Tikus. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Soenardirahardjo B.P (Ed). 2071. Buku Ajar Embriologi. Surabaya: Airlangga University Press. Sumiarsitu S. 2012. Makalah Embrio Manusia.Diakses dari http://sri-sumiarsih. blogspot.com /2012l01/ makalah-embryo-manusia.html Staveley, BE. 2011. Molecular and Developmental Biology. Newfoundland: Department of Biology. Memorial Biology of Newfoundland. (http:// www.mun.caldesmid/brian /BIOL. 3530/DB-01/DBNHist.html) Sudarmaii, Adi Heru Sutomo dan Agus Suwarni. 2004. Konsumsi Ikan Laul Kadar Merkuri dalam rambut, dan kesehatan nelayan di Pantai Kenjeran Surabaya. Universitas Airlangga. Warkany, |. 1983. Issues snd Rertieus in Teratology oolume I, edited by Kalter H. New York: Plenum Press. Wilsoru IG. dan Fraser FC, -1977a. Handbook of Teratology. Volume I, General Principles and Ethiology. New York: Plenum Press. Wilsoru JG. dan Fraser FC. 7977b. Handbook of Teratology Volume II, Mechanism and Pathogenesis. New York: Plenum Press. Yatim, W. 7990. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Penerbit Tarsito. 7994. Embriologi untuk Malusiswa Biologi dan Kedokteran Bandung: Penerbit Tarsito. ohana.2007. Perkembangan Hewan. DDC 580 / ISBN 9796897571. : httpllpustaka. ut.ac.id.. h aq=& httpl/ an- e-for- teran- tube_ 8er- brain. nggal a.otg/ aergent ts.orgl http:// pada lph.cal 12013. .mcgill. tmons. g pada v York: D, dan r{elati. Daftar Pustaka 1137
  • 21. Airlangga Unimrsity PrGss E l{-A [:tr,i otilo o pada Hewan dan Ternak ISElii 178-60a-t L!6-??- l ililltltJxlll[ilxillil