SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKOLUSIS (OAT) PADA PASIEN
TUBERKOLUSIS PARU DEWASA DI PUSKESMAS MANONJAYA PERIODE 01
JANUARI-30 Juni 2021
Disusun Oleh :
ENCEP IZMAL MAULANA HERMAN
1804010006
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2022
POKOK BAHASAN
•Latar Belakang •Rumusan Masalah •Manfaat Penelitian •Tinjauan Pustaka
•Faktor yang
dapat
mempengaruhi
TB paru
•Pengertian
puskesmas dan
penyakit TBC
•Metodelogi
penelitian
• Daftar pustaka
PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH
PENGERTIAN
TINJAUAN
PUSTAKA
MANFAAT
PENELITIAN
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Laporan dari World Health Organization (WHO) mencakup penilaian sementara tentang dampak pandemi
COVID-19 pada layanan TB. Beban penyakit TB dan kemajuan menuju target. Edisi 2021 ini memberikan hasil
yang diperbaharui , lebih pasti, dan lebih luas. Selain itu pada bulan Februari – Maret 2021, data pemberitahuan
kasus bulanan atau triwulan dari oran baru terdiagnosis dengan TB pada tahun 2020 dikumpulkan dari 84 negara
yang bersama – sama memiliki hampir 90% kasus TB Global. Sejak April 2021 data tersebut telah diminta dari
100 Negara secara berkelanjutan dengan visualisasi dari semua data yang dilaporkan secara Real Time. Data
sangat penting untuk pemantauan tepat waktu dampak pandemi COVID- 19 pada deteksi kasus TB. ( World
Health Organization, 2020).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Regional Asia Tenggara (WHO SEARO) menyebutkan bahwa TB
menyebabkan 800 ribu kematian di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 2021, terdapat 4,74 kasus TB baru di Asia
Tenggara dengan Bangladesh, Korea utara, India, Indonesia, Myanmar dan Thailand termasuk dalam 30 negara
dengan beban tertinggi di dunia.(Kemenkes RI, 2021)
RUMUSAN MASALAH
PENGERTIAN
SISTEM
MANFAAT
PENELITIAN
PENDAHULUAN
Tuberkolusis (TBC) adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Tuberkulosis Paru (TB paru) adalah penyebab utama kesembilan kematian di seluruh dunia dan
penyebab utama dari satu agen infeksius, hal ini menjadi tantangan besar dalam bidang kesehatan
sebagai masalah beban ganda yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satu penyakit menular yang
berkontribusi terhadap kematian adalah penyakit TB paru (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
2017).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018), tingginya jumlah penderita TB paru di
Provinsi Jawa Barat (0,63%), menduduki peringkat ketiga terbesar di Indonesia setelah Papua dan
Banten. Hasil data dan informasi diperoleh jumlah penderita TB paru sebesar 62.218 kasus, dengan
BTA positif sebesar 34.123 kasus. Data tersebut mengindikasikan bahwa kasus TB paru di Jawa
barat masih cukup tinggi.
RUMUSAN MASALAH
PENGERTIAN
SISTEM
MANFAAT
PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
PENGERTIAN
SISTEM
MANFAAT PENELITIAN
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui pola penggunaan Obat anti Tuberkulosis
(OAT) meliputi tepat obat,tepat dosis,tepat indikasi,tepat cara
pemberian obat,tepat cara penggunaan obat, tepat diagnosis
dan hasil pengobatan di Puskesmas Manonjaya pada tahun
2021.
Rumusan Masalah :
Bagaimana pola penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
meliputi tepat obat,tepat dosis,tepat indikasi,tepat cara
pemberian obat,cara penggunaan obat ,tepat diagnosis, dan hasil
pengobatan di Puskesmas Manonjaya pada tahun 2021?
MANFAAT PENELITIAN
PENGERTIAN
TINJAUAN
PUSTAKA
PENDAHULUAN RUMUSAN MASALH
Bagi Peneliti
Dengan dilakukan penelitian ini, maka akan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman serta dapat diketahui bagaimana
gambaran penggunaan obat anti tuberkulosis secara tepat obat, tepat
dosis dan tepat hasil pengobatannya.
Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kepustakaan
dan pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Farmasi
Universitas Perjuangan Tasikmalaya.
Bagi Tenaga Kesehatan
Menghasilkan informasi yang berguna bagi ilmu pengetahuan dalam bidang farmasiz serta
meningkatkan pelayanan kesehatan dalam menangani penderita TB Paru.
Dapat digunakan sebagai masukan mengenai penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
yang rasional dalam peningkatan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan strategi
penanggulangan tuberkulosis yaitu strategi DOTS.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN
PENDAHULUAN RUMUSAN
MASALAH
MANFAAT
PENELITIAN
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru dan disebabkan oleh bakteri
mycobacterium tuberculosis, meskipun dapat mengenai organ apapun di dalam tubuh. Infeksi TB berkembang
ketika bakeri masuk melalui droplet di udara. (WHO. 2015)
PERILAKU
LINGKUNGAN
STATUS
KESEHATAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENULARAN TB PARU
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENULARAN TB PARU
PENGERTIAN
PENDAHULUAN RUMUSAN
MASALAH
MANFAAT
PENELITIAN
Manusia merupakan satu-satunya inang bagi Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran bakteri terjadi melalui titik-
titik cairan (droplet) yang dipancarkan ke udara (misal batuk, bersin, atau berbicara). Partikel-partikel ini
berdiameter 1 hingga 5 µm dan mengandung Mycoplasma tuberculosis. Seseorang dapat mengeluarkan 1000 droplet
yang infeksius per kali batuk. 10 bakteri atau kurang telah dapat menyebabkan infeksi paru-paru (Meyer, V. 2015).
PENGERTIAN PUSKESMAS DAN PENGERTIAN PENYAKIT TBC
PENGERTIAN PUSKESMAS DAN PENGERTIAN PENYAKIT TBC
PENGERTIAN
PENDAHULUAN RUMUSAN
MASALAH
MANFAAT
PENELITIAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar
kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang dan
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan
sehingga disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
PENGERTIAN PUSKESMAS
PENGERTIAN PENAYKIT TBC
METODELOGI PENELITIAN
METODELOGI PENELITIAN
PENDAHULUAN RUMUSAN
MASALAH
MANFAAT
PENELITIAN
TINJAUAN
PUSTAKA
• Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
bulan Mei s/d juni 2022 di
Puskesmas Manonjaya
• Populasi Sampel
Populasi : pasien yang
menderita TB Paru
Sampel : sampel yang
digunakan yaitu buku
Rekam Medik
• Metode Penelitian:
Penelitian yang dilakukan adalah non eksperimental,analisis
deskriptip,dan retrospektif. Dikatakan non eksperimental
(observasional) karena penelitian yang dilakukan terhadap
kejadian atau fenomena casual-effect (sebab akibat) yang telah
terjadi dan penyebabnya bukan karena adanya
perlakuan/intervensi dari peneliti. Penelitian deskriptif
ditunjukan untuk mendeskripsi secara sistematis,faktual dan
akurat terhadap suatu populasi tertentu mengenai sifat atau
faktor tertentu. Retrospektif karena dilakukan pengumpulan
data dari peristiwa yang sudah terjadi di masalalu (melihat
kembali).
• Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian menggunakan buku
Rekam Medik
METODELOGI PENELITIAN
PENDAHULUAN RUMUSAN
MASALAH
MANFAAT
PENELITIAN
TINJAUAN
PUSTAKA
• Kriteria
Penelitian :
 Kriteria Inklusi
 Kriteria Ekslusi
• Variabel Penelitian
 Variabel Bebas :
o Variabel dalam penelitian ini
yaitu : jenis kelamin,umur,tepat
obat, dan tepat dosis, tepat
indikasi, tepat cara pemberian
obat, cara penggunaan obat, cara
penggunaan obat, tepat diagnois
dan hsil pengobatan
 Variabel Terikat :
o Variabel terikat pada penelitian
ini adalah hasil pengobatan
• Analisis Data
:
Dalam penelitian
ini menggunakan
teknik pengolahan
data dengan
bantuan program
Microsoft excel
• Prosedur Penelitian :
Pembuatan Proposal Penelitian
Mengurus surat perizinan untuk
penelitian di Puskesmas Manonjaya
Pengambilan data secara retrospektif
Pengolahan Data dari buku rekamedik
Kesimpulan dan saran
Pembahasan tentang penggunaan Obat
Anti Tuberkoluis (OAT) pada pasien
paru dewasa
 PROFILE PUSKESMAS MANONJAYA :
Profil kesehatan Manonjaya 2021 sebagai publikasi data dan informasi yang komprehensif dapat digunakan
sebagai landasan dalam pengambilan keputusan pada setiap proses manajemen kesehatan di wilayah kerja Manonjaya.
Puskesmas Manonjaya merupakan salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Manonjaya Kabupaten
Tasikmlaya Provinsi Jawa Barat. Terletak diarah timur dan berjarak 11 Km dari Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya. Kepala
Puskesmas Manonjaya yaitu bapak H. Ijang Budiana Nur, S.km., M.Km.
Fasilitas pelayanan yang ada di Puskesmas Manonjaya diantaranya adalah pelayanan rawat jalan, pelayanan
rawat inap, pelayanan penunjang/tindakan medis pelayanan umum, pelayanan rawat jalan terdiri dari Instalasi Gawat
Darurat (IGD) 24 jam. Poli Klinik (Kandungan, THT, DOTS). Pelayanan Rawat Inap terdiri dari ruang perawatan, kelas I A (1
bed) dan kelas 1B (2 bed). Pelayanan penunjang/tindakan medis terdiri dari Instalasi Farmasi, Labolatorium dan
Ambulance.
 TUJUAN PUSKESMAS MANONJAYA
• Memberikan gambaran kesehatan secara menyeluruh di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Manonjaya dalam rangka
meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna.
• Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan arah program pembangunan kesehatan demi tercapainya
peningkatan derajat kesehatan.
• Mengetahui upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta evaluasi
program pembangunan kesehatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan melalui data sekunder yaitu rekam medik Puskesmas Manonjaya data dari bulan
Januari sampai dengan Juni 2021/ jumlah pasien yang terdiagnosis TB dan mendapat pengobatan OAT Puskesmas
Manonjaya tahun 2021 sebanyak 72 pasien. Subjek penelitian adalah pasien yang berobat di Puskesmas Manonjaya
dan mendapatkan pengobatan OAT mulai dari bulan Januari sampai Juni 2021. Data diambil dari kelengkapan data,
tanggal pengoatan pasien, jenis kelamin, usia pasien, hasil pemeriksaan labolatorium, tipe pasien, jenis
pengobatan,kategori pengobatan dan hasil pengobatan..
1. JUMLAH DATA YANG DI JADIKAN SAMPEL
0
2
4
6
8
10
12
14
Pasien
Baru
Pasien
Kambu
h
Sembuh Pengob
atan
Lengka
p
Gagal Putus
Berobat
Mening
gal
Jenis Pasien Frekuensi
Januari 11 6 3 2
Februari 11 7 3 1
Maret 9 8 1
April 12 1 10 2 1
Mei 14 1 11 2 1
Juni 13 12 1
Jumlah
Pasien
TBC
Berdasarkan grafik 4.3 jumlah pasien dengan diagnosis TB di Puskesmas
Manonjaya dan mendapat pengobatan OAT dari bulan Januari – Juni tahun
2021 yang dijadikan sampel sebanyak 72 pasien. Pada bulan Januari terdapat 11
pasien baru. 6 pasien dinyatakan sembuh, dan 3 pasien yang dinyatakan
pengobatan lengkap,2 pasien dinyatakan putus berobat (dropout). Bulan
Februari 11 pasien baru. 7 pasien dinyatakan sembuh, 3 pasien dinyatakan
pengobatan lengkap, 1 pasien dinyatakan meninggal. Bulan Maret 9 pasien
baru, 8 pasien dinyatakan sembuh dan 1 pasien dinyatakan pengobaan lengkap.
Bulan April 12 pasien baru, 1 pasien dinyatakan kambuh (relaps), 10 pasien
dinyatakan sembuh, 2 pasen dinyatakan pengobatan lengkap dan 1 pasien
dinyatakan putus berobat (dropout). Bulan Mei 14 pasien baru, 1 pasien
dinyatakan kambuh (relaps), 11 pasien dinyatakan sembuh, 2 pasien dinyatakan
pengobatan lengkap dan 1 pasien dinyatakan meninggal. Bulan Juni 13 pasien
baru, 12 pasien dinyatakan sembuh dan 1 pasien dinyatakan meninggal. Pasien
yang paling banyak mendapatkan pengobatan OAT pada bulan Mei dan paling
sedikit pada bulan Maret 2021.
2. BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Dapat disimpulkan bahwa di Puskesmas Manonjaya terdapat 32 pasien (44%) pasien laki-laki dan 40 pasien
(56%) pasien perempuan. Hal ini terjadi pada perempuan karena penularan terjadi melalui kontak anggota keluarga
yang tinggal di rumah atau karena lingkungan yang kebanyak terkena penyakit TBC. Perempuan juga dapat terkena
penyakit TB dikarenakan mengurusi anggota keluarga yang terkena TB. Sistim imun yang lemah bakteri gampang
masuk kedalam tubuh dan mengakibatkan penularan penyakit TB.
Pasien laki-laki biasanya lebih mudah terkena penyakit TB dikarenakan laki-laki mempunyai mobilitas
yang tinggi daripada perempuan sehingga kemungkinan untuk terpapar lebih besar. Selain itu, kebiasaan seperti
merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat memudahkan laki-laki terkena penyakit TB paru. Merokok diketahui
mempunyai hubungan dengan meningkatkan risiko untuk terkena kanker paru-paru, penyakit jantung koroner,
brochitis kronik, dan kanker kantung kemih.
No Jenis kelamin Jumlah Persentase
1 Laki-laki 32 44%
2 Perempuan 40 56%
Jumlah 72 100%
1 Laki-laki
44%
2 Perempuan
56%
Jenis Kelamin
1 Laki-laki 2 Perempuan
3. BERDASARKAN USIA
Pasien terbanyak yang terkena penyakit TB paru di Puskesmas Manonjaya pada usia 17-25 tahun dikarenakan pola
hidup dan lingkungan sekitar yang meyebabkan mudahnya bakteri TB menyebar. Dan bisa juga karena mengurus
keluarga yang terkena penyakit TB atau terlalu dekat berkomunikasi dengan orang yang terkena penyakit TB
akhirnya itu bisa menjadi penularan. Adapun di beberapa pasien yang terkena penyakit TB karena adanya penyakit
penyerta seperti diabetes. Orang yang terkena penyakit diabetes mudah terpapar penyakit lain dikarenakan sistim
imun yang lemah jadi bakteri mudah masuk kedalam tubuh orang tersebut.
No Usia Frekuensi Persentase
1 17 - 25 Tahun 17 24%
2 26 - 35 Tahun 15 21%
3 36- 45 Tahun 9 12%
4 46- 55 Tahun 8 11%
5 56- 65 Tahun 15 21%
6 66- 80 Tahun 8 11%
Jumlah 72 100%
24%
21%
12%
11%
21%
11%
Usia Pasien
17 - 25 Tahun
26 - 35 Tahun
36- 45 Tahun
46- 55 Tahun
56- 65 Tahun
66- 80 Tahun
4. TIPE PASIEN
NO
Tipe Pasien
Jumlah Persentase
1 Kasus Baru (B) 70 97%
2 Kasus Kambuh (K) - -
3 Kasus setelah putus berobat (default) (D) - -
4 Kasus setelah gagal (Failure) (G) - -
5 Kasus Pindahan (P) - -
6 Kasus Kronik (K) 2 3%
7 Kasus lain (L) - -
Total 72 100%
97%
3%
Tipe Pasien
Kasus Baru (B) Kasus Kambuh (K)
Kasus setelah putus berobat (default) (D) Kasus setelah gagal (Failure) (G)
Kasus Pindahan (P) Kasus Kronik (K)
Kasus lain (L)
5. HASIL PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
Berdasarkan data hasil pemeriksaan labolatorium tersebut maka dikelompokkan menjadi pasien dengan pemeriksaan
labolatorium lengkap dan tidak lengkap. Adapun tabel distribusi frekuensi berdasarkan kelengkapan hasil
pemeriksaan labolatorium adalah sebagai berikut :
No. Hasil Labolatorium Frekensi Persentase
1 BTA (+3) 4 6%
2 BTA (+2) 6 8%
3 BTA (+1) Rontgen (+) 13 18%
4 BTA (-) Rongen (+) 22 31%
5 Hasil Pemeriksaan Tidak lengkap
27 37%
Jumlah 72 100%
6% 8%
18%
31%
37%
Hasil Labolatorium
BTA (+3)
BTA (+2)
BTA (+1) Rontgen (+)
BTA (-) Rongen (+)
NO Hasil Labolatorium Frekuensi Persentase
1 Hasil pemeriksaan lengkap 35 49%
2 Hasil pemeriksaan tidak lengkap 37 51%
Jumlah 72 100%
6. KATEGORI PENGOBATAN
Pasien yang termasuk kedalam pengobatan kategori I adalah pasien dengan status pasien baru tuberkulosis paru BTA
positif (+), dan pasien tuberkulosis BTA negatif (-) dan foto thorak positif. Pasien baru artinya pasien yang belum
pernah diobati dengan Oat atau sudah pernah mengkonsumsi OAT dari satu bulan. Pasien termasuk dalam pengobatan
kategori II adalah pasien dengan status kambuh (relaps) yaitu pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap didiagnosis kembali dengan BTA
positif.
NO Kategori Pengobatan Frekuensi Persentase
1 Kategori I 70 97%
2 Kategori II 2 3%
Jumlah 72 100%
Kategori I
97%
Kategori II
3%
Kategori Pengobatan
7. JENIS PAKET PENGOBATAN
Menunjukkan distribusi frekuensi pasien TB berdasarkan jenis OAT yang diberikan. Dari 72 pasien penderita TB paru
di Puskesmas Manonjaya pada bulan Januari- Juni 2021 didapatkan seluruh pasien diberikan pengobatan OAT-KDT
yaitu 72 pasien (100%).
No Jenis OAT Frekuensi Persentase
1 OAT KDT 72 100%
2 OAT Kombipak - -
Total 72 100%
100%
OAT KDT OAT Kombipak
8. JENIS PAKET OBAT TBC
Jenis Sifat Efek Samping
Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati Perifer (gangguan saraf tepi), psikosis toksik, gangguan fungsi hati,
kejang.
Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome ( gejala influenza berat), gangguan gastrointestinal, urine
berwarna merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam, skin rash,
sesak nafas, anemia hemolitik.
Pirazinamid (Z) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout arthritis.
Streptomisin (S) Bakterisidal Nyeri ditempat suntikan, gangguan keseimbangan dan pendengaran,renjatan
anafilaktik, anemia, agranulositosis, trombositopeni.
Etambutol (E) Bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis perifer (gangguan saraf tepi)
• Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT).
Tablet OAT-KDT ini terdiri dari 2 kombinasi dan 4 jenis obat dalam satu tablet.dosisnya disesuaikan dengan berat
badan pasien. Paduan ini dikemas dalam 1 masa pengobatan.
• Paket kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), dan
Etambutol (E) yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk pasien yang tidak
bisa menggunakan paduan KDT-OAT.
• Paduan OAT disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin
kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien untuk satu (1) masa
pengobatan.
9. TEPAT DOSIS
Obat Dosis Rekomendasi
Harian 3 kali per minggu
Dosis
(Mg/KgBB)
Maksimum
(Mg)
Dosis
(Mg/KgBB)
Maksimum
(Mg)
Isoniazid (H) 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Rifampisin (R) 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600
Pirazinamid (Z) 25 (20-30) 35 (25-35)
Etambutol (E) 15 (15-20) 30 (25-35)
Streptomisin (S)* 15 (12-18) 15 (12-18)
Berat Badan Tahap Intensif setiap hari
RHZE (150/75/400/275)
Tahap Lanjutan setiap hari
RH(150/75)
Selama 56 hari Selama 16 minggu
30 – 37 Kg 2 Tablet 4 KDT 2 Tablet
38 – 54 Kg 3 Tablet 4 KDT 3 Tablet
55 - 70 Kg 4 Tablet 4 KDT 4 Tablet
≥ 71 Kg 5 Tablet 4 KDT 5 Tablet
 DOSIS KATEGORI 1
Paduan OAT ini diberikan untuk
pasien baru :
• Pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis
• Pasien TB paru terdiagnosis
klinis
• Pasien TB ekstra paru
Dosis harian {2(HRZE) / 4(HR)}
 Dosis harian fase awal dan dosis
intermiten fase lanjutan {2(HRZE) /
4(HR)3}
Berat Badan Tahap Intensif setiap hari
RHZE (150/75/400/275)
Tahap Lanjutan setiap hari
RH(150/75)
Selama 56 hari Selama 16 minggu
30 – 37 Kg 2 Tablet 4 KDT 2 Tablet 2 KDT
38 – 54 Kg 3 Tablet 4 KDT 3 Tablet 2 KDT
55 - 70 Kg 4 Tablet 4 KDT 4 Tablet 2 KDT
≥ 71 Kg 5 Tablet 4 KDT 5 Tablet 2 KDT
 DOSIS KATEGORI 2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien
BTA positif yang pernah diobati
sebelumnya (pengobatan ulang) yaitu :
• Pasien Kambuh
• Pasien gagal pada pengobatan
sebelumnya dengan paduan OAT
kategori-1 sebelumnya
• Pasien yang diobati kembali setelah
putus berobat (lost to follow-up)
Berat Badan Tahap Intensif setiap hari RHZE (150/75/400/275) + S Tahap Lanjutan setiap hari
RHE(150/75/275)
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
30 – 37 Kg 2 Tablet 4 KDT + 500 Mg
Streptomisin Inj.
2 Tablet 4 KDT 2 Tablet
38 – 54 Kg 3 Tablet 4 KDT + 750 Mg
Streptomisin Inj.
3 Tablet 4 KDT 3 Tablet
55 - 70 Kg 4 Tablet 4 KDT + 1000 Mg
Streptomisin Inj.
4 Tablet 4 KDT 4 Tablet
≥ 71 Kg 5 Tablet 4 KDT + 1000 Mg
Streptomisin Inj.
5 Tablet 4 KDT ( > DO Maks) 5 Tablet
 Dosis harian {2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HRE)}
Berat Badan Tahap Intensif setiap hari RHZE (150/75/400/275) + S Tahap Lanjutan 3 Kali
Seminggu RH(150/150) +
E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
30 – 37 Kg 2 Tablet 4 KDT + 500 Mg
Streptomisin Inj.
2 Tablet 4 KDT 2 Tablet 2 KDT + 2 Tab
Etambutol
38 – 54 Kg 3 Tablet 4 KDT + 750 Mg
Streptomisin Inj.
3 Tablet 4 KDT 3 Tablet 2 KDT + 3 Tab
Etambutol
55 - 70 Kg 4 Tablet 4 KDT + 1000 Mg
Streptomisin Inj.
4 Tablet 4 KDT 4 Tablet 2 KDT + 4 Tab
Etambutol
≥ 71 Kg 5 Tablet 4 KDT + 1000 Mg
Streptomisin Inj.
5 Tablet 4 KDT ( > DO Maks) 5 Tablet 2 KDT + 5 Tab
Etambutol
 Dosis harian fase awal dan dosis intermiten fase lanjutan {2(HRZE)S / 5(HR)3E3}
10. HASIL PENGOBATAN
No
Hasil Pengobatan Jumlah Persentase
1 Sembuh 54 75%
2 Pengobatan Lengkap 11 15%
3 Meninggal 4 6%
4 Pindah - -
5 Putus Berobat 3 4%
6 Gagal - -
Jumlah 72 100%
75%
15%
6% 4%
Hasil Pengobatan
Sembuh
Pengobatan Lengkap
Meninggal
Pindah
Putus Berobat
Gagal
Pasien
Kambuh (2
Pasien)
Kombipak (0
Pasien)
KDT (3
Pasien)
Sembuh ( 5
Pasien)
Putus Berobat
(3 Pasien
 Diagram Pengobatan Pasien dan hasil pengobatan TB
Pasien Baru
(72 Pasien)
Kombipak ( 0
Pasien)
KDT (72
Pasien)
Putus Berobat
(3 Pasien)
Sembuh (54
Pasien)
Pengobatan Lengkap
(11Pasien)
Meninggal (4
Pasien)
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
• Jumlah pasien yang terdiagnosis TB dan mendapat pengobatan OAT di Puskesmas Manonjaya bulan Januari – Juni
2021 sebanyak 72 pasien.
• Berdasarkan jenis paket pengobatan yang diberikan pasien diperoleh hasil bahwa 72 pasien TB paru mendapatkan
pengobatan OAT yang terdiri dari kategori 1 sebanyak 70 pasien (97%) dan kategori 2 sebanyak 2 pasien (3%) di
Puskesmas Manonjaya pada bulan Januari - Juni 2021, semuanya diberikan OAT dengan jenis Kombinasi Dosis
Tetap (KDT).
• Kelengkapan data hasil pemeriksaan labolatorium telah memenuhi kesesuaian pasien dengan data hasil Pasien
pemeriksaan BTA positif (+3) sebanyak 4 pasien (6%), BTA positif (+2) sebanyak 6 pasien (8%), pasien BTA
positif (+1) rontgen positif (+) sebanyak 13 pasien (18%), pasien dengan data hasil pemeriksaan BTA negatif (-)
dan foto rontgen positif (+) sebanyak 22 pasien (31%) dan pasien dengan data hasil pemeriksaan labolatorium
tidak lengkap sebanyak 27 pasien (37%).
• Kesesuaian dalam penggunaan obat anti tuberkulosis berdasarkan kategori paduan OAT yang diberikan pada
pasien baru dan pasien kambuh, telah memenuhi kesesuaian 100% sesuai dengan standar pengobatan berdasarkan
pedoman penanggulangan Tuberkulosis dari Depkes RI tahun 2008.
• Berdasarkan tipe pasien dan hasil pengobatan terdapat 72 pasien penderita TB paru dengan status pasien sembuh
sebanyak 54 pasien (57%),pasien pengobatan lengkap sebanyak 11 pasien (15%), pasien yang dinyatakan
meninggal sebanyak 4 pasien (6%), dan pasien yang gagal berobat (dropout) sebanyak 3 pasien (4%).
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN RUMUSAN
MASALAH
TINJAUAN
PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan Tuberculosis di
Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Mayoritas Penderita Tuberkulosis Paru di Indonesia. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes RI, (2014). Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2011- 2014. Jakarta, 2011
Kementrian Kesehatan RI. 2021 Profil Kesehatan Indonesia 2021 Jakarta:Kemenkes RI. Diakses pada tanggal
31 Januari 2021
Meyer, V. 2015,’Pharmacology of Anti-TB Medications’, heartlandntbc
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, (2017). Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta:
PDPI;
World Health Organization.2015. Global Tuberculosis Report 2015. Switzerland
BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to GAMBARAN PENGGUNAAN OAT

pengendalian tuberculosis resistan obat
pengendalian tuberculosis resistan obatpengendalian tuberculosis resistan obat
pengendalian tuberculosis resistan obativon debian
 
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Operator Warnet Vast Raha
 
mini project tb paru
mini project tb parumini project tb paru
mini project tb paruHari Kesuma
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.pptEpidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.pptAyuEnjelitaGultom
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3DR Irene
 
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...BidangTFBBPKCiloto
 
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoliEdukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoliNurMahdiyahMerly
 
03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chnSyahrum Syuib
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPocut Kasim
 
TATA LAKSANA TBC 2019.pdf
TATA LAKSANA TBC 2019.pdfTATA LAKSANA TBC 2019.pdf
TATA LAKSANA TBC 2019.pdfssuserd58201
 
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdfPEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdfedisambas1
 
Journal of Tuberculosis Nasional University Syiah Kuala
Journal of Tuberculosis Nasional University Syiah KualaJournal of Tuberculosis Nasional University Syiah Kuala
Journal of Tuberculosis Nasional University Syiah KualaSyiah Kuala University
 

Similar to GAMBARAN PENGGUNAAN OAT (20)

pengendalian tuberculosis resistan obat
pengendalian tuberculosis resistan obatpengendalian tuberculosis resistan obat
pengendalian tuberculosis resistan obat
 
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
Tingkat keberhasilan penyembuhan tuberkulosis paru primer pada anak usia 1 6 ...
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
 
bab 4.4.pdf
bab 4.4.pdfbab 4.4.pdf
bab 4.4.pdf
 
mini project tb paru
mini project tb parumini project tb paru
mini project tb paru
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.pptEpidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
Epidemiologi Dalam Pelayanan Kebidanan Tarutung.ppt
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
 
Tb paruuuu
Tb paruuuuTb paruuuu
Tb paruuuu
 
Tugas epid b.utik
Tugas epid b.utikTugas epid b.utik
Tugas epid b.utik
 
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...Md.3   dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
Md.3 dasar-dasar epidemiologi kesehatan dan kode etik profesi epidemiolgi k...
 
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoliEdukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
Edukasi TB paru pengetahuan sikap kader posyandu melalu permainan monopoli
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn03. epidemiologi dalam chn
03. epidemiologi dalam chn
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
 
Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
 
TATA LAKSANA TBC 2019.pdf
TATA LAKSANA TBC 2019.pdfTATA LAKSANA TBC 2019.pdf
TATA LAKSANA TBC 2019.pdf
 
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdfPEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
 
Journal of Tuberculosis Nasional University Syiah Kuala
Journal of Tuberculosis Nasional University Syiah KualaJournal of Tuberculosis Nasional University Syiah Kuala
Journal of Tuberculosis Nasional University Syiah Kuala
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

GAMBARAN PENGGUNAAN OAT

  • 1. GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKOLUSIS (OAT) PADA PASIEN TUBERKOLUSIS PARU DEWASA DI PUSKESMAS MANONJAYA PERIODE 01 JANUARI-30 Juni 2021 Disusun Oleh : ENCEP IZMAL MAULANA HERMAN 1804010006 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA 2022
  • 2. POKOK BAHASAN •Latar Belakang •Rumusan Masalah •Manfaat Penelitian •Tinjauan Pustaka •Faktor yang dapat mempengaruhi TB paru •Pengertian puskesmas dan penyakit TBC •Metodelogi penelitian • Daftar pustaka PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH PENGERTIAN TINJAUAN PUSTAKA MANFAAT PENELITIAN
  • 3. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Laporan dari World Health Organization (WHO) mencakup penilaian sementara tentang dampak pandemi COVID-19 pada layanan TB. Beban penyakit TB dan kemajuan menuju target. Edisi 2021 ini memberikan hasil yang diperbaharui , lebih pasti, dan lebih luas. Selain itu pada bulan Februari – Maret 2021, data pemberitahuan kasus bulanan atau triwulan dari oran baru terdiagnosis dengan TB pada tahun 2020 dikumpulkan dari 84 negara yang bersama – sama memiliki hampir 90% kasus TB Global. Sejak April 2021 data tersebut telah diminta dari 100 Negara secara berkelanjutan dengan visualisasi dari semua data yang dilaporkan secara Real Time. Data sangat penting untuk pemantauan tepat waktu dampak pandemi COVID- 19 pada deteksi kasus TB. ( World Health Organization, 2020). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia Regional Asia Tenggara (WHO SEARO) menyebutkan bahwa TB menyebabkan 800 ribu kematian di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 2021, terdapat 4,74 kasus TB baru di Asia Tenggara dengan Bangladesh, Korea utara, India, Indonesia, Myanmar dan Thailand termasuk dalam 30 negara dengan beban tertinggi di dunia.(Kemenkes RI, 2021) RUMUSAN MASALAH PENGERTIAN SISTEM MANFAAT PENELITIAN
  • 4. PENDAHULUAN Tuberkolusis (TBC) adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis Paru (TB paru) adalah penyebab utama kesembilan kematian di seluruh dunia dan penyebab utama dari satu agen infeksius, hal ini menjadi tantangan besar dalam bidang kesehatan sebagai masalah beban ganda yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satu penyakit menular yang berkontribusi terhadap kematian adalah penyakit TB paru (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2017). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018), tingginya jumlah penderita TB paru di Provinsi Jawa Barat (0,63%), menduduki peringkat ketiga terbesar di Indonesia setelah Papua dan Banten. Hasil data dan informasi diperoleh jumlah penderita TB paru sebesar 62.218 kasus, dengan BTA positif sebesar 34.123 kasus. Data tersebut mengindikasikan bahwa kasus TB paru di Jawa barat masih cukup tinggi. RUMUSAN MASALAH PENGERTIAN SISTEM MANFAAT PENELITIAN
  • 5. RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN PENGERTIAN SISTEM MANFAAT PENELITIAN PENDAHULUAN Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pola penggunaan Obat anti Tuberkulosis (OAT) meliputi tepat obat,tepat dosis,tepat indikasi,tepat cara pemberian obat,tepat cara penggunaan obat, tepat diagnosis dan hasil pengobatan di Puskesmas Manonjaya pada tahun 2021. Rumusan Masalah : Bagaimana pola penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) meliputi tepat obat,tepat dosis,tepat indikasi,tepat cara pemberian obat,cara penggunaan obat ,tepat diagnosis, dan hasil pengobatan di Puskesmas Manonjaya pada tahun 2021?
  • 6. MANFAAT PENELITIAN PENGERTIAN TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN RUMUSAN MASALH Bagi Peneliti Dengan dilakukan penelitian ini, maka akan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat diketahui bagaimana gambaran penggunaan obat anti tuberkulosis secara tepat obat, tepat dosis dan tepat hasil pengobatannya. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kepustakaan dan pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Farmasi Universitas Perjuangan Tasikmalaya. Bagi Tenaga Kesehatan Menghasilkan informasi yang berguna bagi ilmu pengetahuan dalam bidang farmasiz serta meningkatkan pelayanan kesehatan dalam menangani penderita TB Paru. Dapat digunakan sebagai masukan mengenai penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang rasional dalam peningkatan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan strategi penanggulangan tuberkulosis yaitu strategi DOTS.
  • 7. TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA PENGERTIAN PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru dan disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, meskipun dapat mengenai organ apapun di dalam tubuh. Infeksi TB berkembang ketika bakeri masuk melalui droplet di udara. (WHO. 2015) PERILAKU LINGKUNGAN STATUS KESEHATAN
  • 8. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENULARAN TB PARU FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENULARAN TB PARU PENGERTIAN PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN Manusia merupakan satu-satunya inang bagi Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran bakteri terjadi melalui titik- titik cairan (droplet) yang dipancarkan ke udara (misal batuk, bersin, atau berbicara). Partikel-partikel ini berdiameter 1 hingga 5 µm dan mengandung Mycoplasma tuberculosis. Seseorang dapat mengeluarkan 1000 droplet yang infeksius per kali batuk. 10 bakteri atau kurang telah dapat menyebabkan infeksi paru-paru (Meyer, V. 2015).
  • 9. PENGERTIAN PUSKESMAS DAN PENGERTIAN PENYAKIT TBC PENGERTIAN PUSKESMAS DAN PENGERTIAN PENYAKIT TBC PENGERTIAN PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan sehingga disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA) PENGERTIAN PUSKESMAS PENGERTIAN PENAYKIT TBC
  • 10. METODELOGI PENELITIAN METODELOGI PENELITIAN PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA • Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei s/d juni 2022 di Puskesmas Manonjaya • Populasi Sampel Populasi : pasien yang menderita TB Paru Sampel : sampel yang digunakan yaitu buku Rekam Medik • Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan adalah non eksperimental,analisis deskriptip,dan retrospektif. Dikatakan non eksperimental (observasional) karena penelitian yang dilakukan terhadap kejadian atau fenomena casual-effect (sebab akibat) yang telah terjadi dan penyebabnya bukan karena adanya perlakuan/intervensi dari peneliti. Penelitian deskriptif ditunjukan untuk mendeskripsi secara sistematis,faktual dan akurat terhadap suatu populasi tertentu mengenai sifat atau faktor tertentu. Retrospektif karena dilakukan pengumpulan data dari peristiwa yang sudah terjadi di masalalu (melihat kembali). • Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian menggunakan buku Rekam Medik
  • 11. METODELOGI PENELITIAN PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA • Kriteria Penelitian :  Kriteria Inklusi  Kriteria Ekslusi • Variabel Penelitian  Variabel Bebas : o Variabel dalam penelitian ini yaitu : jenis kelamin,umur,tepat obat, dan tepat dosis, tepat indikasi, tepat cara pemberian obat, cara penggunaan obat, cara penggunaan obat, tepat diagnois dan hsil pengobatan  Variabel Terikat : o Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil pengobatan • Analisis Data : Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data dengan bantuan program Microsoft excel • Prosedur Penelitian : Pembuatan Proposal Penelitian Mengurus surat perizinan untuk penelitian di Puskesmas Manonjaya Pengambilan data secara retrospektif Pengolahan Data dari buku rekamedik Kesimpulan dan saran Pembahasan tentang penggunaan Obat Anti Tuberkoluis (OAT) pada pasien paru dewasa
  • 12.  PROFILE PUSKESMAS MANONJAYA : Profil kesehatan Manonjaya 2021 sebagai publikasi data dan informasi yang komprehensif dapat digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan pada setiap proses manajemen kesehatan di wilayah kerja Manonjaya. Puskesmas Manonjaya merupakan salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmlaya Provinsi Jawa Barat. Terletak diarah timur dan berjarak 11 Km dari Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya. Kepala Puskesmas Manonjaya yaitu bapak H. Ijang Budiana Nur, S.km., M.Km. Fasilitas pelayanan yang ada di Puskesmas Manonjaya diantaranya adalah pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan penunjang/tindakan medis pelayanan umum, pelayanan rawat jalan terdiri dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam. Poli Klinik (Kandungan, THT, DOTS). Pelayanan Rawat Inap terdiri dari ruang perawatan, kelas I A (1 bed) dan kelas 1B (2 bed). Pelayanan penunjang/tindakan medis terdiri dari Instalasi Farmasi, Labolatorium dan Ambulance.  TUJUAN PUSKESMAS MANONJAYA • Memberikan gambaran kesehatan secara menyeluruh di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Manonjaya dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna. • Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan arah program pembangunan kesehatan demi tercapainya peningkatan derajat kesehatan. • Mengetahui upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta evaluasi program pembangunan kesehatan. HASIL DAN PEMBAHASAN
  • 13. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang dilakukan melalui data sekunder yaitu rekam medik Puskesmas Manonjaya data dari bulan Januari sampai dengan Juni 2021/ jumlah pasien yang terdiagnosis TB dan mendapat pengobatan OAT Puskesmas Manonjaya tahun 2021 sebanyak 72 pasien. Subjek penelitian adalah pasien yang berobat di Puskesmas Manonjaya dan mendapatkan pengobatan OAT mulai dari bulan Januari sampai Juni 2021. Data diambil dari kelengkapan data, tanggal pengoatan pasien, jenis kelamin, usia pasien, hasil pemeriksaan labolatorium, tipe pasien, jenis pengobatan,kategori pengobatan dan hasil pengobatan..
  • 14. 1. JUMLAH DATA YANG DI JADIKAN SAMPEL 0 2 4 6 8 10 12 14 Pasien Baru Pasien Kambu h Sembuh Pengob atan Lengka p Gagal Putus Berobat Mening gal Jenis Pasien Frekuensi Januari 11 6 3 2 Februari 11 7 3 1 Maret 9 8 1 April 12 1 10 2 1 Mei 14 1 11 2 1 Juni 13 12 1 Jumlah Pasien TBC Berdasarkan grafik 4.3 jumlah pasien dengan diagnosis TB di Puskesmas Manonjaya dan mendapat pengobatan OAT dari bulan Januari – Juni tahun 2021 yang dijadikan sampel sebanyak 72 pasien. Pada bulan Januari terdapat 11 pasien baru. 6 pasien dinyatakan sembuh, dan 3 pasien yang dinyatakan pengobatan lengkap,2 pasien dinyatakan putus berobat (dropout). Bulan Februari 11 pasien baru. 7 pasien dinyatakan sembuh, 3 pasien dinyatakan pengobatan lengkap, 1 pasien dinyatakan meninggal. Bulan Maret 9 pasien baru, 8 pasien dinyatakan sembuh dan 1 pasien dinyatakan pengobaan lengkap. Bulan April 12 pasien baru, 1 pasien dinyatakan kambuh (relaps), 10 pasien dinyatakan sembuh, 2 pasen dinyatakan pengobatan lengkap dan 1 pasien dinyatakan putus berobat (dropout). Bulan Mei 14 pasien baru, 1 pasien dinyatakan kambuh (relaps), 11 pasien dinyatakan sembuh, 2 pasien dinyatakan pengobatan lengkap dan 1 pasien dinyatakan meninggal. Bulan Juni 13 pasien baru, 12 pasien dinyatakan sembuh dan 1 pasien dinyatakan meninggal. Pasien yang paling banyak mendapatkan pengobatan OAT pada bulan Mei dan paling sedikit pada bulan Maret 2021.
  • 15. 2. BERDASARKAN JENIS KELAMIN Dapat disimpulkan bahwa di Puskesmas Manonjaya terdapat 32 pasien (44%) pasien laki-laki dan 40 pasien (56%) pasien perempuan. Hal ini terjadi pada perempuan karena penularan terjadi melalui kontak anggota keluarga yang tinggal di rumah atau karena lingkungan yang kebanyak terkena penyakit TBC. Perempuan juga dapat terkena penyakit TB dikarenakan mengurusi anggota keluarga yang terkena TB. Sistim imun yang lemah bakteri gampang masuk kedalam tubuh dan mengakibatkan penularan penyakit TB. Pasien laki-laki biasanya lebih mudah terkena penyakit TB dikarenakan laki-laki mempunyai mobilitas yang tinggi daripada perempuan sehingga kemungkinan untuk terpapar lebih besar. Selain itu, kebiasaan seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat memudahkan laki-laki terkena penyakit TB paru. Merokok diketahui mempunyai hubungan dengan meningkatkan risiko untuk terkena kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, brochitis kronik, dan kanker kantung kemih. No Jenis kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 32 44% 2 Perempuan 40 56% Jumlah 72 100% 1 Laki-laki 44% 2 Perempuan 56% Jenis Kelamin 1 Laki-laki 2 Perempuan
  • 16. 3. BERDASARKAN USIA Pasien terbanyak yang terkena penyakit TB paru di Puskesmas Manonjaya pada usia 17-25 tahun dikarenakan pola hidup dan lingkungan sekitar yang meyebabkan mudahnya bakteri TB menyebar. Dan bisa juga karena mengurus keluarga yang terkena penyakit TB atau terlalu dekat berkomunikasi dengan orang yang terkena penyakit TB akhirnya itu bisa menjadi penularan. Adapun di beberapa pasien yang terkena penyakit TB karena adanya penyakit penyerta seperti diabetes. Orang yang terkena penyakit diabetes mudah terpapar penyakit lain dikarenakan sistim imun yang lemah jadi bakteri mudah masuk kedalam tubuh orang tersebut. No Usia Frekuensi Persentase 1 17 - 25 Tahun 17 24% 2 26 - 35 Tahun 15 21% 3 36- 45 Tahun 9 12% 4 46- 55 Tahun 8 11% 5 56- 65 Tahun 15 21% 6 66- 80 Tahun 8 11% Jumlah 72 100% 24% 21% 12% 11% 21% 11% Usia Pasien 17 - 25 Tahun 26 - 35 Tahun 36- 45 Tahun 46- 55 Tahun 56- 65 Tahun 66- 80 Tahun
  • 17. 4. TIPE PASIEN NO Tipe Pasien Jumlah Persentase 1 Kasus Baru (B) 70 97% 2 Kasus Kambuh (K) - - 3 Kasus setelah putus berobat (default) (D) - - 4 Kasus setelah gagal (Failure) (G) - - 5 Kasus Pindahan (P) - - 6 Kasus Kronik (K) 2 3% 7 Kasus lain (L) - - Total 72 100% 97% 3% Tipe Pasien Kasus Baru (B) Kasus Kambuh (K) Kasus setelah putus berobat (default) (D) Kasus setelah gagal (Failure) (G) Kasus Pindahan (P) Kasus Kronik (K) Kasus lain (L)
  • 18. 5. HASIL PEMERIKSAAN LABOLATORIUM Berdasarkan data hasil pemeriksaan labolatorium tersebut maka dikelompokkan menjadi pasien dengan pemeriksaan labolatorium lengkap dan tidak lengkap. Adapun tabel distribusi frekuensi berdasarkan kelengkapan hasil pemeriksaan labolatorium adalah sebagai berikut : No. Hasil Labolatorium Frekensi Persentase 1 BTA (+3) 4 6% 2 BTA (+2) 6 8% 3 BTA (+1) Rontgen (+) 13 18% 4 BTA (-) Rongen (+) 22 31% 5 Hasil Pemeriksaan Tidak lengkap 27 37% Jumlah 72 100% 6% 8% 18% 31% 37% Hasil Labolatorium BTA (+3) BTA (+2) BTA (+1) Rontgen (+) BTA (-) Rongen (+) NO Hasil Labolatorium Frekuensi Persentase 1 Hasil pemeriksaan lengkap 35 49% 2 Hasil pemeriksaan tidak lengkap 37 51% Jumlah 72 100%
  • 19. 6. KATEGORI PENGOBATAN Pasien yang termasuk kedalam pengobatan kategori I adalah pasien dengan status pasien baru tuberkulosis paru BTA positif (+), dan pasien tuberkulosis BTA negatif (-) dan foto thorak positif. Pasien baru artinya pasien yang belum pernah diobati dengan Oat atau sudah pernah mengkonsumsi OAT dari satu bulan. Pasien termasuk dalam pengobatan kategori II adalah pasien dengan status kambuh (relaps) yaitu pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap didiagnosis kembali dengan BTA positif. NO Kategori Pengobatan Frekuensi Persentase 1 Kategori I 70 97% 2 Kategori II 2 3% Jumlah 72 100% Kategori I 97% Kategori II 3% Kategori Pengobatan
  • 20. 7. JENIS PAKET PENGOBATAN Menunjukkan distribusi frekuensi pasien TB berdasarkan jenis OAT yang diberikan. Dari 72 pasien penderita TB paru di Puskesmas Manonjaya pada bulan Januari- Juni 2021 didapatkan seluruh pasien diberikan pengobatan OAT-KDT yaitu 72 pasien (100%). No Jenis OAT Frekuensi Persentase 1 OAT KDT 72 100% 2 OAT Kombipak - - Total 72 100% 100% OAT KDT OAT Kombipak
  • 21. 8. JENIS PAKET OBAT TBC Jenis Sifat Efek Samping Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati Perifer (gangguan saraf tepi), psikosis toksik, gangguan fungsi hati, kejang. Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome ( gejala influenza berat), gangguan gastrointestinal, urine berwarna merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni, demam, skin rash, sesak nafas, anemia hemolitik. Pirazinamid (Z) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout arthritis. Streptomisin (S) Bakterisidal Nyeri ditempat suntikan, gangguan keseimbangan dan pendengaran,renjatan anafilaktik, anemia, agranulositosis, trombositopeni. Etambutol (E) Bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis perifer (gangguan saraf tepi)
  • 22. • Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT-KDT ini terdiri dari 2 kombinasi dan 4 jenis obat dalam satu tablet.dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam 1 masa pengobatan. • Paket kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), dan Etambutol (E) yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk pasien yang tidak bisa menggunakan paduan KDT-OAT. • Paduan OAT disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai. Satu (1) paket untuk satu (1) pasien untuk satu (1) masa pengobatan.
  • 23. 9. TEPAT DOSIS Obat Dosis Rekomendasi Harian 3 kali per minggu Dosis (Mg/KgBB) Maksimum (Mg) Dosis (Mg/KgBB) Maksimum (Mg) Isoniazid (H) 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900 Rifampisin (R) 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600 Pirazinamid (Z) 25 (20-30) 35 (25-35) Etambutol (E) 15 (15-20) 30 (25-35) Streptomisin (S)* 15 (12-18) 15 (12-18)
  • 24. Berat Badan Tahap Intensif setiap hari RHZE (150/75/400/275) Tahap Lanjutan setiap hari RH(150/75) Selama 56 hari Selama 16 minggu 30 – 37 Kg 2 Tablet 4 KDT 2 Tablet 38 – 54 Kg 3 Tablet 4 KDT 3 Tablet 55 - 70 Kg 4 Tablet 4 KDT 4 Tablet ≥ 71 Kg 5 Tablet 4 KDT 5 Tablet  DOSIS KATEGORI 1 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru : • Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis • Pasien TB paru terdiagnosis klinis • Pasien TB ekstra paru Dosis harian {2(HRZE) / 4(HR)}  Dosis harian fase awal dan dosis intermiten fase lanjutan {2(HRZE) / 4(HR)3} Berat Badan Tahap Intensif setiap hari RHZE (150/75/400/275) Tahap Lanjutan setiap hari RH(150/75) Selama 56 hari Selama 16 minggu 30 – 37 Kg 2 Tablet 4 KDT 2 Tablet 2 KDT 38 – 54 Kg 3 Tablet 4 KDT 3 Tablet 2 KDT 55 - 70 Kg 4 Tablet 4 KDT 4 Tablet 2 KDT ≥ 71 Kg 5 Tablet 4 KDT 5 Tablet 2 KDT
  • 25.  DOSIS KATEGORI 2 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati sebelumnya (pengobatan ulang) yaitu : • Pasien Kambuh • Pasien gagal pada pengobatan sebelumnya dengan paduan OAT kategori-1 sebelumnya • Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up) Berat Badan Tahap Intensif setiap hari RHZE (150/75/400/275) + S Tahap Lanjutan setiap hari RHE(150/75/275) Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu 30 – 37 Kg 2 Tablet 4 KDT + 500 Mg Streptomisin Inj. 2 Tablet 4 KDT 2 Tablet 38 – 54 Kg 3 Tablet 4 KDT + 750 Mg Streptomisin Inj. 3 Tablet 4 KDT 3 Tablet 55 - 70 Kg 4 Tablet 4 KDT + 1000 Mg Streptomisin Inj. 4 Tablet 4 KDT 4 Tablet ≥ 71 Kg 5 Tablet 4 KDT + 1000 Mg Streptomisin Inj. 5 Tablet 4 KDT ( > DO Maks) 5 Tablet  Dosis harian {2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HRE)}
  • 26. Berat Badan Tahap Intensif setiap hari RHZE (150/75/400/275) + S Tahap Lanjutan 3 Kali Seminggu RH(150/150) + E(400) Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu 30 – 37 Kg 2 Tablet 4 KDT + 500 Mg Streptomisin Inj. 2 Tablet 4 KDT 2 Tablet 2 KDT + 2 Tab Etambutol 38 – 54 Kg 3 Tablet 4 KDT + 750 Mg Streptomisin Inj. 3 Tablet 4 KDT 3 Tablet 2 KDT + 3 Tab Etambutol 55 - 70 Kg 4 Tablet 4 KDT + 1000 Mg Streptomisin Inj. 4 Tablet 4 KDT 4 Tablet 2 KDT + 4 Tab Etambutol ≥ 71 Kg 5 Tablet 4 KDT + 1000 Mg Streptomisin Inj. 5 Tablet 4 KDT ( > DO Maks) 5 Tablet 2 KDT + 5 Tab Etambutol  Dosis harian fase awal dan dosis intermiten fase lanjutan {2(HRZE)S / 5(HR)3E3}
  • 27. 10. HASIL PENGOBATAN No Hasil Pengobatan Jumlah Persentase 1 Sembuh 54 75% 2 Pengobatan Lengkap 11 15% 3 Meninggal 4 6% 4 Pindah - - 5 Putus Berobat 3 4% 6 Gagal - - Jumlah 72 100% 75% 15% 6% 4% Hasil Pengobatan Sembuh Pengobatan Lengkap Meninggal Pindah Putus Berobat Gagal Pasien Kambuh (2 Pasien) Kombipak (0 Pasien) KDT (3 Pasien) Sembuh ( 5 Pasien) Putus Berobat (3 Pasien  Diagram Pengobatan Pasien dan hasil pengobatan TB Pasien Baru (72 Pasien) Kombipak ( 0 Pasien) KDT (72 Pasien) Putus Berobat (3 Pasien) Sembuh (54 Pasien) Pengobatan Lengkap (11Pasien) Meninggal (4 Pasien)
  • 28. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : • Jumlah pasien yang terdiagnosis TB dan mendapat pengobatan OAT di Puskesmas Manonjaya bulan Januari – Juni 2021 sebanyak 72 pasien. • Berdasarkan jenis paket pengobatan yang diberikan pasien diperoleh hasil bahwa 72 pasien TB paru mendapatkan pengobatan OAT yang terdiri dari kategori 1 sebanyak 70 pasien (97%) dan kategori 2 sebanyak 2 pasien (3%) di Puskesmas Manonjaya pada bulan Januari - Juni 2021, semuanya diberikan OAT dengan jenis Kombinasi Dosis Tetap (KDT). • Kelengkapan data hasil pemeriksaan labolatorium telah memenuhi kesesuaian pasien dengan data hasil Pasien pemeriksaan BTA positif (+3) sebanyak 4 pasien (6%), BTA positif (+2) sebanyak 6 pasien (8%), pasien BTA positif (+1) rontgen positif (+) sebanyak 13 pasien (18%), pasien dengan data hasil pemeriksaan BTA negatif (-) dan foto rontgen positif (+) sebanyak 22 pasien (31%) dan pasien dengan data hasil pemeriksaan labolatorium tidak lengkap sebanyak 27 pasien (37%). • Kesesuaian dalam penggunaan obat anti tuberkulosis berdasarkan kategori paduan OAT yang diberikan pada pasien baru dan pasien kambuh, telah memenuhi kesesuaian 100% sesuai dengan standar pengobatan berdasarkan pedoman penanggulangan Tuberkulosis dari Depkes RI tahun 2008. • Berdasarkan tipe pasien dan hasil pengobatan terdapat 72 pasien penderita TB paru dengan status pasien sembuh sebanyak 54 pasien (57%),pasien pengobatan lengkap sebanyak 11 pasien (15%), pasien yang dinyatakan meninggal sebanyak 4 pasien (6%), dan pasien yang gagal berobat (dropout) sebanyak 3 pasien (4%).
  • 29. DAFTAR PUSTAKA PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TINJAUAN PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan Tuberculosis di Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Mayoritas Penderita Tuberkulosis Paru di Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI, (2014). Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2011- 2014. Jakarta, 2011 Kementrian Kesehatan RI. 2021 Profil Kesehatan Indonesia 2021 Jakarta:Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2021 Meyer, V. 2015,’Pharmacology of Anti-TB Medications’, heartlandntbc Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, (2017). Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI; World Health Organization.2015. Global Tuberculosis Report 2015. Switzerland
  • 30. BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 TERIMA KASIH