SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk
penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV (Human
Immunodeficiency Virus), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS),
Tuberkolosis, Malaria, Hepatitis, Demam Berdarah Dengue (DBD) influenza, dan
flu burung. 1
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir
telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan
subtropik di seluruh dunia terutama daerah perkotaan dan pinggiran kota.
Distribusi geografis demam berdarah, frekuensi, dan jumlah kasus DBD telah
meningkat tajam selama dua dekade terakhir. Frekuensi menunjukkan kepada
besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada kelompok masyarakat sedangkan
jumlah kasus adalah jumlah mereka yang terkena atau terserang penyakit DBD.
Diperkirakan 2,5 milyar penduduk (sekitar 2/5 dari populasi penduduk dunia)
sangat berisiko terinfeksi DBD. 2
2
Sejak tahun 1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai
negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi nomor dua di
dunia setelah Thailand. Hal yang sama juga dilaporkan WHO bahwa sejak tahun
2000 hingga tahun 2010 daerah endemik DBD banyak terdapat di wilayah Asia
Tenggara. Sebagaimana yang dilaporkan Cases of Dengue in SEA Region
Countries, pada tahun 2010 penderita DBD di Indonesia berjumlah 80.065
penderita dengan Incidence Rate (IR) 34,29% dan Case Fatality Rate (CFR)
0,93%. 2
Di Indonesia pada tahun 2015 jumlah penderita DBD yang dilaporkan
sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071 orang (IR /
angka kesakitan = 50,75/100.000 penduduk dan CFR / angka kematian = 0,83 %).
Dibandingkan tahun 2014 dengan kasus sebanyak 100.347 serta IR 39,80 terjadi
peningkatan kasus pada tahun 2015. Target Renstra kementrian kesehatan untuk
angka kesakitan DBD tahun 2015 sebesar < 49 per 100.000 penduduk, dengan
demikian Indonesia belu mencapai target Restra 2015. Angka kesakitan DBD dan
jumlah kabupaten / kota terjangkit DBD pada tahun 2015 sama – sama
mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar 433 (84,74%) menjadi 446
kabupaten / kota (86,77%) pada tahun 2015. 3
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581 / Menkes / SK /VII / 1992
tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue menyebutkan bahwa:
1. Upaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan melalui
kegiatan pencegahan, penemuan, pelaporan, penderita, pengamatan
3
penyakit dan penyelidikan epidiomologi, penanggulangan seperlunya,
penanggulangan lain dan penyuluhan kepada masyarakat.
2. Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan pelacakan penderita / tersangka
lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular penyakit demam berdarah
dengue di rumah penderita / tersangka dan rumah - rumah sekitarnya
dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat umum yang
diperkirakan menjadi sumber penyebaran penyakit lebih lanjut. Sedangkan
penanggulangan seperlunya adalah penyemprotan insektisida dan / atau
pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan berdasarkan hasil
penyelidikan epidemiologi.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581 / Menkes / SK / VII / 1992
juga menetapkan bahwa pelaksanaan kegiatan pemberantasan penyakit demam
berdarah dengue dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat di bawah koordinasi
Kepala Wilayah / Daerah. Pemberantasan vektor merupakan upaya yang mutlak
untuk memutuskan rantai penularan Strategi yang dilakukan di Indonesia adalah
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengasapan (fogging), dan larvasida, yaitu
memusnahkan jentik nyamuk dengan menaburkan bubuk abate ke air yang
tergenang di dalam tampungan - tampungan air. 4
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 374 / MENKES /
PER / III / 2010 tentang Pengendalian Vektor yaitu :
 Pengendalian vektor adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menurunkan populasi sehingga penularan penyakit tular vektor dapat
dicegah melalui Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) yang menggunakan
4
kombinasi beberapa metode pengendalian vektor yang dilakukan
berdasarkan azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya
serta dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya.
 Upaya penyelenggaraan pengendalian vektor dapat dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan / atau pihak swasta dengan
berdasarkan data hasil kajian surveilans epidemiologi antara lain informasi
tentang vektor dan dinamika penularan penyakit tular vektor. 5
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunte
tahun 2011, mengenai Peranan Puskesmas Dalam Upaya Penanggulangan Demam
Berdarah Dengue menyebutkan bahwa upaya dan tindakan yang dilaksanakan
Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan Cukup berhasil. Hal ini di tandai
dengan tidak bertambahnya warga yang terkena DBD dan Kecamatan sidorejo
Hilir Medan tidak teraksud daerah Endemik. Akan tetapi perlu di tingkatkan
penyuluhan DBD dan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan
fogging di sekolah – sekolah dan tempat tinggal secara serentak serta pembagian
bubuk abate gratis.6
Penelitian yang berkaitan juga dilakukan oleh Tairas, tahun 2014,
mengenai Analisis Pelaksanaan Pengendalian DBD di Kabupaten Minahasa. Hasil
penelitiannya memperlihatkan bahwa pelaksanaan pengendalian DBD di
Kabupaten Minahasa Utara yang meliputi survailanse kasus, diagnosis dan
tatalaksana kasus, pengendalian vektor DBD, kewaspadaan dini dan
penanggulangan KLB, Penyuluhan dan Peran serta masyarakat dan monitoring
5
evaluasi secara umum sudah berjalan baik dan dirasa cukup sebagai program
untuk menanggulangi penyakit DBD. 7
Data Puskesmas Helvetia tahun 2016 menyebutkan bahwa ada 65 kasus
yang terjadi di Kecamatan Medan Helvetia yaitu : Kelurahan Helvetia 7 kasus,
Helvetia Tengah 25 kasus, Helvetia Timur 6 kasus, Sikambing CII 5 kasus, Dwi
Kora 12 kasus, Tanjung Gusta 6 kasus, dan Kelurahan Cinta Dame ada 4 kasus. 8
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan melalui wawancara dengan
petugas P2 DBD diperoleh informasi bahwa program yang dilaksanakan dalam
upaya penanggulangan penyakit DBD adalah penyuluhan yang dilakukan ke
keluharan – kelurahan dan sekolah – sekolah, survei jentik, fogging dan Abatisasi,
dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Penyuluhan dilakukan didalam dan
luar gedung di saat dilakukannya PSN. Dalam melakukan kegiatan ini petugas P2
DBD di bantu oleh petugas Kesling dan Tenaga Kesehatan lainnya. Kenyataan di
lapangan juga menunjukkan bahwa Puskesmas seolah-olah menjadi penanggung
jawab tunggal atas masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Berdasarkan
wawancara dengan Petugas P2 DBD Puskesmas Medan Helvetia, kendala-kendala
yang dihadapi dalam masalah penanggulangan DBD yaitu Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) yang dilakukan setiap jumat pagi belum berjalan dengan optimal,
masih ada warga yang menolak saat akan diperiksa jentik di rumahnya, persepsi
warga yang menganggap masalah DBD hanyalah masalah puskesmas sehingga
puskesmas lah yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Selain itu, kepedulian dari sektor lain belum terlihat. Saat akan dilaksanakannya
PSN, Pada saat penyuluhan banyak warga yang tidak hadir karna menganggap
6
kegiatan penyuluhan tidak penting. Mereka beranggapan bahwa fogging saja sudh
cukup untuk mencegah penyakit DBD.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk menganalisis Pelaksanaan Program Pemberantasan Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Tahun 2017.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi Rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Analisis Pelaksanaan Program
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Helvetia Tahun
2017.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Analisis Program Pemberatasan DBD di Puskesmas
Helvetia tahun 2017.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Masyarakat
Sebagai pengetahuan dan informasi dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit DBD sehingga mampu meningkatkan peran serta
masyarakat dalam program penanggulangan DBD.
2. Bagi Puskesmas
7
Memberikan informasi bagi puskesmas bahwa Program Pelaksanaan
Pemberantasan DBD Puskesmas tersebut sudah berhasil atau belum di
masyarakat.
3. Bagi Institut Kesehatan Helvetia
Sebagai bahan masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa sebagai
referensi tentang Pelaksanaan Program Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Puskesmas Helvetia Tahun 2017 serta sebagai bahan
bacaan yang bermanfaat bagi pembacanya di perpustakaan Institusi
Kesehatan Helvetia.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai dasar dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya secara
lebih mendalam yang berhubungan dengan skripsi ini.

More Related Content

What's hot

NEWSLETTER DITJEN P2P KEMENKES RI EDISI IV TAHUN 2017
NEWSLETTER DITJEN P2P KEMENKES RI EDISI IV TAHUN 2017NEWSLETTER DITJEN P2P KEMENKES RI EDISI IV TAHUN 2017
NEWSLETTER DITJEN P2P KEMENKES RI EDISI IV TAHUN 2017Ditjen P2P Kemenkes
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013humasditjenppdanpl
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
 
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015Ditjen P2P Kemenkes
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatanPanca Titis
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3DR Irene
 
Pedoman Nasiaonal Penyakit TB 2014
Pedoman Nasiaonal Penyakit TB 2014Pedoman Nasiaonal Penyakit TB 2014
Pedoman Nasiaonal Penyakit TB 2014Dokter Tekno
 
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020Ditjen P2P Kemenkes
 
Proposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatanProposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatanDinnurAulia
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541STISIPWIDURI
 

What's hot (20)

NEWSLETTER DITJEN P2P KEMENKES RI EDISI IV TAHUN 2017
NEWSLETTER DITJEN P2P KEMENKES RI EDISI IV TAHUN 2017NEWSLETTER DITJEN P2P KEMENKES RI EDISI IV TAHUN 2017
NEWSLETTER DITJEN P2P KEMENKES RI EDISI IV TAHUN 2017
 
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
 
Jurnal klinik sanitasi
Jurnal klinik sanitasiJurnal klinik sanitasi
Jurnal klinik sanitasi
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
 
JURNAL KESEHATAN TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN TAHUN 2019JURNAL KESEHATAN TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN TAHUN 2019
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
 
Pedoman Nasiaonal Penyakit TB 2014
Pedoman Nasiaonal Penyakit TB 2014Pedoman Nasiaonal Penyakit TB 2014
Pedoman Nasiaonal Penyakit TB 2014
 
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
Newletter DItjen P2P Edisi II Tahun 2020
 
Proposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatanProposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatan
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
 
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab munaPerencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
 
Laporan pbl dan puskesmas
Laporan pbl dan puskesmasLaporan pbl dan puskesmas
Laporan pbl dan puskesmas
 
demam berdarah dengue
demam berdarah denguedemam berdarah dengue
demam berdarah dengue
 
59022671 bab-i-sd-v
59022671 bab-i-sd-v59022671 bab-i-sd-v
59022671 bab-i-sd-v
 
Perencanaan program
Perencanaan programPerencanaan program
Perencanaan program
 

Similar to Bab i

TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docxTOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docxMTHORIEKIKI
 
Tugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbdTugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbddenis41
 
TM 7_Surveilans PTVZ.pdf
TM 7_Surveilans PTVZ.pdfTM 7_Surveilans PTVZ.pdf
TM 7_Surveilans PTVZ.pdfElvaRosida
 
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxEvapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxRizkaIndayani
 
Buku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdf
Buku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdfBuku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdf
Buku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdfalin450032
 
Hiv..strategi dan rencana
Hiv..strategi dan rencanaHiv..strategi dan rencana
Hiv..strategi dan rencanaguest3643a1
 
Laporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanLaporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanNai Na
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxBudimanSetiawan5
 
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmPencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmRian Alfajri
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Joni Saputra
 

Similar to Bab i (20)

KAK NEWDBD.docx
KAK NEWDBD.docxKAK NEWDBD.docx
KAK NEWDBD.docx
 
Modul pengendalian
Modul pengendalianModul pengendalian
Modul pengendalian
 
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docxTOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
 
Tugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbdTugas dekan penyakit dbd
Tugas dekan penyakit dbd
 
Dengue Fever.pptx
Dengue Fever.pptxDengue Fever.pptx
Dengue Fever.pptx
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Laporan pkm fogging
Laporan pkm foggingLaporan pkm fogging
Laporan pkm fogging
 
TM 7_Surveilans PTVZ.pdf
TM 7_Surveilans PTVZ.pdfTM 7_Surveilans PTVZ.pdf
TM 7_Surveilans PTVZ.pdf
 
Kelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptxKelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptx
 
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptxEvapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
Evapro_Kel1_Adriani Rizka_TB.pptx
 
Buku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdf
Buku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdfBuku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdf
Buku Saku Stranas Dengue_REV 01 22 Juli 2021.pdf
 
Hiv..strategi dan rencana
Hiv..strategi dan rencanaHiv..strategi dan rencana
Hiv..strategi dan rencana
 
Laporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanLaporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatan
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmPencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
 
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabahKonsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
Konsep pencegahan dan pengendalian klb wabah
 
Tugas epid b.utik
Tugas epid b.utikTugas epid b.utik
Tugas epid b.utik
 
Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
1.KAK klinik sanitasi.doc
1.KAK klinik sanitasi.doc1.KAK klinik sanitasi.doc
1.KAK klinik sanitasi.doc
 
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
Policy Brief Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Imunisasi Dasar L...
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 

Recently uploaded (18)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 

Bab i

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), Tuberkolosis, Malaria, Hepatitis, Demam Berdarah Dengue (DBD) influenza, dan flu burung. 1 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan subtropik di seluruh dunia terutama daerah perkotaan dan pinggiran kota. Distribusi geografis demam berdarah, frekuensi, dan jumlah kasus DBD telah meningkat tajam selama dua dekade terakhir. Frekuensi menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada kelompok masyarakat sedangkan jumlah kasus adalah jumlah mereka yang terkena atau terserang penyakit DBD. Diperkirakan 2,5 milyar penduduk (sekitar 2/5 dari populasi penduduk dunia) sangat berisiko terinfeksi DBD. 2
  • 2. 2 Sejak tahun 1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertinggi nomor dua di dunia setelah Thailand. Hal yang sama juga dilaporkan WHO bahwa sejak tahun 2000 hingga tahun 2010 daerah endemik DBD banyak terdapat di wilayah Asia Tenggara. Sebagaimana yang dilaporkan Cases of Dengue in SEA Region Countries, pada tahun 2010 penderita DBD di Indonesia berjumlah 80.065 penderita dengan Incidence Rate (IR) 34,29% dan Case Fatality Rate (CFR) 0,93%. 2 Di Indonesia pada tahun 2015 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071 orang (IR / angka kesakitan = 50,75/100.000 penduduk dan CFR / angka kematian = 0,83 %). Dibandingkan tahun 2014 dengan kasus sebanyak 100.347 serta IR 39,80 terjadi peningkatan kasus pada tahun 2015. Target Renstra kementrian kesehatan untuk angka kesakitan DBD tahun 2015 sebesar < 49 per 100.000 penduduk, dengan demikian Indonesia belu mencapai target Restra 2015. Angka kesakitan DBD dan jumlah kabupaten / kota terjangkit DBD pada tahun 2015 sama – sama mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar 433 (84,74%) menjadi 446 kabupaten / kota (86,77%) pada tahun 2015. 3 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581 / Menkes / SK /VII / 1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue menyebutkan bahwa: 1. Upaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan melalui kegiatan pencegahan, penemuan, pelaporan, penderita, pengamatan
  • 3. 3 penyakit dan penyelidikan epidiomologi, penanggulangan seperlunya, penanggulangan lain dan penyuluhan kepada masyarakat. 2. Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan pelacakan penderita / tersangka lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue di rumah penderita / tersangka dan rumah - rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran penyakit lebih lanjut. Sedangkan penanggulangan seperlunya adalah penyemprotan insektisida dan / atau pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581 / Menkes / SK / VII / 1992 juga menetapkan bahwa pelaksanaan kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat di bawah koordinasi Kepala Wilayah / Daerah. Pemberantasan vektor merupakan upaya yang mutlak untuk memutuskan rantai penularan Strategi yang dilakukan di Indonesia adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengasapan (fogging), dan larvasida, yaitu memusnahkan jentik nyamuk dengan menaburkan bubuk abate ke air yang tergenang di dalam tampungan - tampungan air. 4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 374 / MENKES / PER / III / 2010 tentang Pengendalian Vektor yaitu :  Pengendalian vektor adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menurunkan populasi sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah melalui Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) yang menggunakan
  • 4. 4 kombinasi beberapa metode pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas dan efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya.  Upaya penyelenggaraan pengendalian vektor dapat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan / atau pihak swasta dengan berdasarkan data hasil kajian surveilans epidemiologi antara lain informasi tentang vektor dan dinamika penularan penyakit tular vektor. 5 Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunte tahun 2011, mengenai Peranan Puskesmas Dalam Upaya Penanggulangan Demam Berdarah Dengue menyebutkan bahwa upaya dan tindakan yang dilaksanakan Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir Medan Cukup berhasil. Hal ini di tandai dengan tidak bertambahnya warga yang terkena DBD dan Kecamatan sidorejo Hilir Medan tidak teraksud daerah Endemik. Akan tetapi perlu di tingkatkan penyuluhan DBD dan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan fogging di sekolah – sekolah dan tempat tinggal secara serentak serta pembagian bubuk abate gratis.6 Penelitian yang berkaitan juga dilakukan oleh Tairas, tahun 2014, mengenai Analisis Pelaksanaan Pengendalian DBD di Kabupaten Minahasa. Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa pelaksanaan pengendalian DBD di Kabupaten Minahasa Utara yang meliputi survailanse kasus, diagnosis dan tatalaksana kasus, pengendalian vektor DBD, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB, Penyuluhan dan Peran serta masyarakat dan monitoring
  • 5. 5 evaluasi secara umum sudah berjalan baik dan dirasa cukup sebagai program untuk menanggulangi penyakit DBD. 7 Data Puskesmas Helvetia tahun 2016 menyebutkan bahwa ada 65 kasus yang terjadi di Kecamatan Medan Helvetia yaitu : Kelurahan Helvetia 7 kasus, Helvetia Tengah 25 kasus, Helvetia Timur 6 kasus, Sikambing CII 5 kasus, Dwi Kora 12 kasus, Tanjung Gusta 6 kasus, dan Kelurahan Cinta Dame ada 4 kasus. 8 Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan melalui wawancara dengan petugas P2 DBD diperoleh informasi bahwa program yang dilaksanakan dalam upaya penanggulangan penyakit DBD adalah penyuluhan yang dilakukan ke keluharan – kelurahan dan sekolah – sekolah, survei jentik, fogging dan Abatisasi, dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Penyuluhan dilakukan didalam dan luar gedung di saat dilakukannya PSN. Dalam melakukan kegiatan ini petugas P2 DBD di bantu oleh petugas Kesling dan Tenaga Kesehatan lainnya. Kenyataan di lapangan juga menunjukkan bahwa Puskesmas seolah-olah menjadi penanggung jawab tunggal atas masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Berdasarkan wawancara dengan Petugas P2 DBD Puskesmas Medan Helvetia, kendala-kendala yang dihadapi dalam masalah penanggulangan DBD yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan setiap jumat pagi belum berjalan dengan optimal, masih ada warga yang menolak saat akan diperiksa jentik di rumahnya, persepsi warga yang menganggap masalah DBD hanyalah masalah puskesmas sehingga puskesmas lah yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, kepedulian dari sektor lain belum terlihat. Saat akan dilaksanakannya PSN, Pada saat penyuluhan banyak warga yang tidak hadir karna menganggap
  • 6. 6 kegiatan penyuluhan tidak penting. Mereka beranggapan bahwa fogging saja sudh cukup untuk mencegah penyakit DBD. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk menganalisis Pelaksanaan Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Tahun 2017. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Analisis Pelaksanaan Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Helvetia Tahun 2017. 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Analisis Program Pemberatasan DBD di Puskesmas Helvetia tahun 2017. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Masyarakat Sebagai pengetahuan dan informasi dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD sehingga mampu meningkatkan peran serta masyarakat dalam program penanggulangan DBD. 2. Bagi Puskesmas
  • 7. 7 Memberikan informasi bagi puskesmas bahwa Program Pelaksanaan Pemberantasan DBD Puskesmas tersebut sudah berhasil atau belum di masyarakat. 3. Bagi Institut Kesehatan Helvetia Sebagai bahan masukan dan pengetahuan bagi mahasiswa sebagai referensi tentang Pelaksanaan Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Helvetia Tahun 2017 serta sebagai bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembacanya di perpustakaan Institusi Kesehatan Helvetia. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai dasar dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya secara lebih mendalam yang berhubungan dengan skripsi ini.