Successfully reported this slideshow.
Your SlideShare is downloading. ×

10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx

Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Ad
Upcoming SlideShare
3. Pembiayaan Konsumen.pptx
3. Pembiayaan Konsumen.pptx
Loading in …3
×

Check these out next

1 of 19 Ad

More Related Content

Similar to 10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx (20)

More from donihasmanto (20)

Advertisement

Recently uploaded (20)

10. Pembiayaan Anjak Piutang.pptx

  1. 1. V.1.PEMBIAYAAN ANJAK PIUTANG (FACTORING)
  2. 2. A. Pendahuluan ▪ 1. Pengertian Factoring ▪ Dalam bahasa Indonesia istilah factoring sering diterjemahkan dengan anjak piutang. ▪ Menurut arti kata, istilah Anjak Piutang berasal dari kata "anjak" artinya pindah atau alih, dan kata "piutang" artinya tagihan sejumlah uang. Anjak Piutang artinya alih tagihan sejumlah uang. ▪ Secara lengkap, Anjak Piutang artinya pengalihan piutang/tagihan sejumlah uang dari pemiliknya kepada pihak lain. ▪ Anjak Piutang dalam bahasa Inggris disebut factoring, yaitu pengalihan piutang dari pemiliknya kepada pihak factor. ▪ Pihak factor adalah pihak yang menerima pengalihan piutang atau Perusahaan Anjak Piutang (Factorrng Company)yang menjadi kegiatan usahanya. 2
  3. 3. 3 1. Menurut Keppres Nomor. 61 Tahun 1988, tentang Lembaga Pembiayaan, factorimg merupakan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari suatu perusahaan yang terbit dari suatu transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. 2. Menurut ketentuan Pasal 1 angka (8)Keppres Nomor 61 Tahun 1988 dan Pasal 1 huruf (I) Kepmenkeu Nomor 1251 Tahun 1988, Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan sertapengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. 3. Penjelasan atas Pasal 6 huruf 1 atas Undang-Undang Perbankan, Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, seperti yang telah diubah denganUndang-Undang No. 10 Tahun 1998 memberi arti kepada factoring sebagai kegiatan pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, yang dilakukan dengan carapengambilalihan atau pembelian piutang tersebut.
  4. 4. Unsur-unsur utama pengertian Anjak Piutang ▪ a. Subjek Anjak Piutang, yaitu Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company), Klien (Supplier), dan Nasabah (Customer). ▪ b. Objek Anjak Piutang, yaitu piutang jangka pendek milik Klien (supplier). ▪ c. Peristiwa Anjak Piutang, yaitu kontrak pengalihan piutang ▪ d. Hubungan Anjak Piutang, yaitu hubungan kewajiban dan hak antara Klien dan Perusahaan Anjak Piutang. ▪ e. Jangka waktu Anjak Piutang, yaitu piutangjangka pendek. 4
  5. 5. a. Pihak Perusahaan factoring (Anjak Piutang). Yakni yang merupakan pihak pemberi jasa factoring. Dalam hal ini dia bertindak sebagai pihak pembeli Piutang. Mekanisme Anjak Piutang diawali dari transaksi jual beli barang atau jasa secara kredit. Perusahaan Anjak Piutang bertindak sebagai pembeli piutang. Apabila piutang itu berasal dari perdagangan internasional, maka terdapat 2 (dua) Perusahaan Anjak Piutang, yaitu Perusahaan Anjak Piutang Domestik (Domestic Factor/Import Factor) dan Perusahaan Anjak Piutang Internasional (Internationa Factor/Ekport Factor). 2. Pihak Dalam Anjak Piutang
  6. 6. “ 6 2. Perusahaan Anjak Piutang 1. Perusahaan yang khusus bergerak di bidang Anjak Piutang (Factoring). 2. Perusahaan multifinance yang bergerak di segala bidang usaha pembiayaan, termasuk juga Anjak Piutang (Factoring). 3. Bank dapat juga menjalankan usaha Anjak Piutang berdasarkanUndang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
  7. 7. “ 7 b. Pihak Klien Menurut ketentuan Pasal 1 huruf (m) Keputusan Menkeuangan Nomor 1251 Tahun 1988 memberikan arti Klien adalah perusahaan yang menjual dan/atau mengalihkan piutang atau tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan kepada Perusahaan Anjak Piutang (Perusahaan Factoring). c. Pihak Customer/Nasabah. Customer yakni yang merupakan pihak debitur yang berhutang kepada klien, yang selanjutnya dengan kegiatan factoring, piutangyang terbit dari hutang tersebut dialihkan kepada perusahaan factor.
  8. 8. “ 8 d. Piutang/Tagihan Unsur lain dari bisnis factoring adalah adanya piutang, piutang mana kemudian oleh klien dialihkan kepada perusahaan factor. Sungguhpun objek dari bisnis factoring adalah piutang, tetapi tidak semua jenis piutang sesuaidengan bisnis factoring. e. Pengalihan Piutang Dalam proses transaksi factoring, piutang yang dipunyai oleh klien dialihkan (dijual) kepada perusahaan factor.
  9. 9. 9 Piutang dagang objeknya binis factoring: 1. Piutang yang terdiri dari seluruh tagihan berdasarkan invoice- invoice dari suatu perusahaan yang belum jatuh tempo; 2. Piutang yang timbul dari surat-surat berharga yang belum jatuh tempo; 3. Piutang yang timbul dari suatu proses pengiriman barang, jadi sebagai pengganti L/C; 4. Piutang yang merupakan tagihan-tagihan tertentu yang belum jatuh tempo. Misalnya yang terbit dari penggunaan kartu kredit, biro per jalanan, dan sebagainya.
  10. 10. Novasi (suatu perjanjian yang menyebabkan hapusnya suatu perikatan) dalam Pasl 1413 KUHPerdata dibagi: Novasi Objektif Ini terjadi jika seorang debitur membuat suatu perikatan hutang baru untuk kepentingan kreditur yang menggantikan hutang lama, yang dihapuskan karenanya. Novasi Subjektif Pasif Yakni jika seorang debitur baru ditunjuk untuk menggantikan debitur lama, yang oleh kreditur dibebaskan dari perikatannya. Novasi Subjektif Aktif Akibat dari suatu perjanjian baru, maka seorang kreditur baru ditunjuk untuk menggantikan kreditur lama, di mana debitur dibebaskan hutangnya terhadap kreditur lama, selanjutnya timbul hutang terhadap kreditur baru. 10
  11. 11. ▪ 3. Sejarah dan Perkembangan Factoring ▪ Sejarah factoring di Inggris ini ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: ▪ 1. Factoring tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya perdagangan tekstil. ▪ 2. Pihak factor terdiri dari para pedagang, dalam hal ini pedagang tekstil, bukan para bankers. ▪ Demikianlah maka di USA pun kemudian ternyata factoring berkembang cukup pesat, pada awalnya kegiatan tersebut banyak dilakukan di New York. Dan menjelang dekade 1940-an, factoring sudah sedemikian maju di USA, sementara di Eropa, tidak terjadi perkembangan yang berarti dari institusi factoring ini, kecuali perkembangannya di London di mana bank-bank di sana telah menawarkan produk barunya berupa invoice discounting services. 11
  12. 12. ▪ Di Indonesia pemukulan gong pembukaannya oleh pemerintah dimulai dengan dikeluarkannya Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan ditindaklanjuti oleh Keputusan Menkeuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. ▪ Sejak keluarnya peraturan yang termasuk dalam Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (Pakdes 1988) tersebut, maka mulailah bermunculan perusahaan- perusahaan factor, umumnya melakukan kegiatan bersama-sama dengan kegiatan institusi finansial lainnya (multi finance). 12
  13. 13. 4. Dasar Hukum Factoring a. Dasar Hukum Substantif ▪ Perjanjian adalah sumber utama hukum Anjak Piutang dari segi perdata, sedangkan perundang-undangan adalah sumber utama hukum Anjak Piutang dari segi publik. ▪ Pranata hukum Anjak Piutang di lndonesia dimulai sejak Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 (Pakdes 20. 1988) dengan pengaturan pertama kali dalam Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251 Tahun 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. 13
  14. 14. ▪ b. Dasar Hukum Administratif ▪ Dasar hukum yang bersifat administratif dalam tingkatan undang-undang kita ketemukan dalam undang-undang Perbankan. ▪ 1. Undang-Undang Bidang Hukum Publik ▪ a) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. ▪ Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan ▪ Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985, Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1991 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1991, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Pajak ▪ Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. 14
  15. 15. Dasar Hukum Factoring 1). Dasar Hukum Substantif Murni Yang merupakan dasar hukum substantif murni bagi suatu kegiatan factoring adalah sama dengan kegiatan leasing, yaitu apa yang dikenal dengan “asas kebebasan berkontrak." 2). Dasar Hukum Substantif Bertendensi Prosedural Dasar Hukum Substantif bertendensi prosedural ini juga terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. yakni ketentuan- ketentuan dalam buku kedua tentang Cessie (pengalihan piutang) vide Pasal 613 KUHPerdata. 3). Undang-Undang Bidang Hukum Perdata Perjanjian Anjak Piutang adalah salah satu bentuk perjanjian khusus yang tunduk pada ketentuan Buku III dan Buku II KUHPerdata 15
  16. 16. Perusahaan factor adalah menyangkut dengan pertimbangan biaya. Artinya sejauh mana biaya ekstra yang akan dikeluarkan masih sebanding dengan keuntungan yang akan diperoleh dari keberadaan institusi factoring ke dalam bisnis seorang klien. Biaya tersebut antara lain berupa biaya administrasi, biaya proteksi terhadap bad debt dan biaya atas jasa pemberian bantuan financial. 16 5. Beberapa Pertimbangan dalam Menjual Piutang
  17. 17. a. Manfaat Menggunakan Factoring 1. Factoring dapat menurunkan biaya produksi, dengan adanya pembayaran lebih cepat, maka kegiatan usaha dapat memanfaatkan price discount, dan quantity discount dari suatu produk. 2. Membantu meningkatkan sumber kredit, yakni dengan adanya fasilitas advanced payment dari perusahaan factor. 3. Meningkatkan daya saing dari dunia usaha dengan timbulnya kemungkinan melakukan perdagangan secara open account. 4. Dengan cepatnya mendapatkan instant cash, maka factoring dapatmembantu peningkatan perolehan laba dari dunia usaha. 5. Pengambilalihan risiko kerugian dunia usaha jika ternyata tagihan tidak bisa dicairkan. 6. Secara umum, factoring dapat membantu akselerasi proses perputaran roda perekonomian. 6. Manfaat, Kelemahan dan Keungulan Menggunakan Factoring 17
  18. 18. Kelemahan Menggunakan Factoring: ▪ a) Pemborosan Biaya ▪ b) Menurunkan Reputasi ▪ c) Bisnis Rentan Risiko ▪ d) Kurang Profesional 18 b. Kelemahan Menggunakan Factoring
  19. 19. Thanks……… 19

×