SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
IP address 
ALAMAT IP versi 4 
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan 
jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP 
versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar 
host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut 
didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai 
maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol 
sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. 
sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 
atau IPv6. 
Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3. 
Representasi Alamat 
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal 
notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku 
referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya 
berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai). 
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask 
jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni: 
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk 
mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat 
network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan 
didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan 
logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah 
praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang 
sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat 
unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak 
dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah 
yang disebut dengan routing error. 
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. 
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk 
mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang 
berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 
dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
JENIS-JENIS ALAMAT 
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut: 
Alamat Unicast, 
merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke 
sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. 
Alamat Broadcast, 
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan 
yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. 
Alamat Multicast, 
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen 
jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. 
KELAS-KELAS ALAMAT 
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, 
seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner 
yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk 
lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal. 
Kelas A 
1–126 (desimal) 
0xxx xxxx (biner) 
Alamat unicast untuk jaringan skala besar 
Kelas B 
128–191 (desimal) 
10xx xxxx (biner) 
Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar 
Kelas C 
192–223 (desimal) 
110x xxxx (biner) 
Alamat unicast untuk jaringan skala kecil 
Kelas D 
224–239 (desimal) 
1110 xxxx (biner) 
Alamat multicast (bukan alamat unicast) 
Kelas E 
240–255 (desimal) 
1111 xxxx (biner) 
Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat 
unicast)
KELAS A 
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam 
alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi 
oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) 
merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 
16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena 
digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang 
bersangkutan. 
KELAS B 
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit 
pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit 
berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 
bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 
network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya. 
KELAS C 
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet 
pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga 
oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) 
akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah 
network, dan 254 host untuk setiap network-nya. 
KELAS D 
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan 
tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 
bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih 
jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4. 
KELAS E 
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan 
dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan 
biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali 
host.
ALAMAT UNICAST 
Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan 
menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast 
address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang 
diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang 
langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA 
Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan 
antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit. 
Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling 
terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) 
dan alamat jaringan (network identifier). 
Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah 
disebutkan sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah 
alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask. 
JENIS-JENIS ALAMAT UNICAST 
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas 
alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan 
teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua 
jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan 
private address (alamat pribadi). 
ALAMAT PUBLIK 
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa 
buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan 
alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet. 
ALAMAT ILEGAL 
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam 
sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai 
lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih 
terkoneksi dengan Internet. 
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke 
Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik 
yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk 
menghubungkan intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat 
mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi
lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut 
juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya. 
ALAMAT PRIVAT 
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork 
IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan 
membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan 
Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya 
ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya 
tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global. 
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para 
desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di 
dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host 
yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, 
biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan 
aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya 
membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node 
tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung 
secara langsung ke Internet. 
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke 
Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak 
dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan 
sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. 
Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai 
sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga 
dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan 
ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan 
menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan 
alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network. 
ALAMAT MULTICAST 
Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan 
satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, 
sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke 
subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap 
lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat 
multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke
beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 
1112 
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang 
berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 
224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh 
lalu lintas multicast dalam subnet lokal. 
Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA. 
ALAMAT BROADCAST 
Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk- 
semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan 
alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan 
menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP 
multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak 
dapat digunakan sebagai alamat sumber. 
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets- 
directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast 
tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan 
menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang 
digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP 
akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF. 
NETWORK BROADCAST 
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit 
host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, 
dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network 
broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam 
sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan 
dengan alamat network broadcast. 
SUBNET BROARDCAST 
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host 
menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, 
dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet 
broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah 
dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket 
yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
LIMITED BROADCAST 
Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas 
alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang 
tidak menggunakan kelas alamat IP. 
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 
menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan 
ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam 
sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya 
adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol 
(BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, 
sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan 
hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya. 
Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket 
jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat 
ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini 
hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, 
mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat 
ini disebut sebagai limited broadcast. 
ALL-SUBNET-DIRECTED BROADCAST 
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network 
identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak 
berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke 
semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang 
asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets- 
directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini 
adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam 
contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default 
memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255. 
Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan 
memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk 
meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang 
asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan. 
Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak 
relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini 
telah ditinggalkan.
IPv6 
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari 
Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki 
kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, 
yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuanro u tin g baru 
yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamatanycast yang dapat digunakan untuk 
pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan 
alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secaraPlug &Play, serta 
menyediakanplat for m bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data 
secara real.Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play). Alamat 
pada IPv4 pada dasarnya statis terhadaphost. Biasanya diberikan secara berurut pada host. 
Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP 
(Dynamic Host Configuration 
Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, 
sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara standar dan 
merupakandefau lt-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari penggunaan 
address, yaitu setting otomatiss tate les s dans tate full. 
1.Setting otomatis statefull 
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan 
menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip dengan 
cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan 
antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah 
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group management 
Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4. 
2. Setting otomatis stateless 
Pada cara ini tidak perlu menyediakanserver untuk pengelolaan dan pembagian IP address, 
hanya men-setting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang 
ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host 
menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP 
address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada 
informasi unik bagi host ini, digunakan antara address MAC darinetwork interface. Pada setting 
otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu 
memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan 
yaitu efisiensi penggunaan alamat yang buruk
3. Link local address 
adalah alamat yang dipakai di dalam satulin k saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan 
lokal yang saling tersambung pada satu level. Alamat ini dibuat secara otomatis oleh host yang 
belum mendapat alamat global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan field 
sepanjang 118-n bityang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada 
pemberian alamat IP secara otomatis.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"Riyo D'lasphaga
 
Jaringan Komputer - Jilid III
Jaringan Komputer - Jilid IIIJaringan Komputer - Jilid III
Jaringan Komputer - Jilid IIIrezarmuslim
 
Konsep dasar ip address
Konsep dasar ip addressKonsep dasar ip address
Konsep dasar ip addressfiqhan
 
IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol)IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol)Muhamad XF
 
2110165028 konjar lj_1
2110165028 konjar lj_12110165028 konjar lj_1
2110165028 konjar lj_1Nanda Afif
 
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6Pertemuan 16 ipv4 & ipv6
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6jumiathyasiz
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Riyo D'lasphaga
 
Jaringan Komputer Pertemuan 5- ip adress
Jaringan Komputer Pertemuan 5- ip adressJaringan Komputer Pertemuan 5- ip adress
Jaringan Komputer Pertemuan 5- ip adressIhsan Nurhalim
 
Tugas jarkom ramasatria_2110165007
Tugas jarkom ramasatria_2110165007Tugas jarkom ramasatria_2110165007
Tugas jarkom ramasatria_2110165007ramasatriaf
 
Pertemuan 09 client server
Pertemuan 09   client serverPertemuan 09   client server
Pertemuan 09 client serveraingaingaing
 
Pengantar jaringan komputer
Pengantar jaringan komputerPengantar jaringan komputer
Pengantar jaringan komputerHary HarysMatta
 
Jaringan Komputer Pertemuan 4-metode-akses
Jaringan Komputer Pertemuan 4-metode-aksesJaringan Komputer Pertemuan 4-metode-akses
Jaringan Komputer Pertemuan 4-metode-aksesIhsan Nurhalim
 
Binder buku linux_networking_02-2008
Binder buku linux_networking_02-2008Binder buku linux_networking_02-2008
Binder buku linux_networking_02-2008Sinta Bahari
 

What's hot (19)

Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Jaringan perangkat lokal"
 
Jaringan Komputer - Jilid III
Jaringan Komputer - Jilid IIIJaringan Komputer - Jilid III
Jaringan Komputer - Jilid III
 
Konsep dasar ip address
Konsep dasar ip addressKonsep dasar ip address
Konsep dasar ip address
 
IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol)IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol)
 
Jarkom Pertemuan 7
Jarkom Pertemuan 7Jarkom Pertemuan 7
Jarkom Pertemuan 7
 
2110165028 konjar lj_1
2110165028 konjar lj_12110165028 konjar lj_1
2110165028 konjar lj_1
 
Kelompok 4 ip address
Kelompok 4 ip addressKelompok 4 ip address
Kelompok 4 ip address
 
Pertemuan9
Pertemuan9Pertemuan9
Pertemuan9
 
Tugas komjar 1
Tugas komjar 1Tugas komjar 1
Tugas komjar 1
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6Pertemuan 16 ipv4 & ipv6
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
 
Jaringan Komputer Pertemuan 5- ip adress
Jaringan Komputer Pertemuan 5- ip adressJaringan Komputer Pertemuan 5- ip adress
Jaringan Komputer Pertemuan 5- ip adress
 
Tugas jarkom ramasatria_2110165007
Tugas jarkom ramasatria_2110165007Tugas jarkom ramasatria_2110165007
Tugas jarkom ramasatria_2110165007
 
Pertemuan 09 client server
Pertemuan 09   client serverPertemuan 09   client server
Pertemuan 09 client server
 
Pengantar jaringan komputer
Pengantar jaringan komputerPengantar jaringan komputer
Pengantar jaringan komputer
 
Tugas sister
Tugas sisterTugas sister
Tugas sister
 
Jaringan Komputer Pertemuan 4-metode-akses
Jaringan Komputer Pertemuan 4-metode-aksesJaringan Komputer Pertemuan 4-metode-akses
Jaringan Komputer Pertemuan 4-metode-akses
 
Binder buku linux_networking_02-2008
Binder buku linux_networking_02-2008Binder buku linux_networking_02-2008
Binder buku linux_networking_02-2008
 

Viewers also liked

Fauna Bagian Timur Dan Barat
Fauna Bagian Timur Dan BaratFauna Bagian Timur Dan Barat
Fauna Bagian Timur Dan BaratFirdika Arini
 
Topologi Jaringan Bus
Topologi Jaringan BusTopologi Jaringan Bus
Topologi Jaringan BusFirdika Arini
 
Perankat Keras Jaringan Komputer
Perankat Keras Jaringan KomputerPerankat Keras Jaringan Komputer
Perankat Keras Jaringan KomputerFirdika Arini
 
Ciri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
Ciri Zaman Megalitikum Berserta GambarnyaCiri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
Ciri Zaman Megalitikum Berserta GambarnyaFirdika Arini
 
Aspek Kehidupan Kerajaan Hindu
Aspek Kehidupan Kerajaan HinduAspek Kehidupan Kerajaan Hindu
Aspek Kehidupan Kerajaan HinduFirdika Arini
 
Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem Ekonomi KerakyatanSistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem Ekonomi KerakyatanFirdika Arini
 
Latihan Soal Matematika Kelas 6 SD
Latihan Soal Matematika Kelas 6 SDLatihan Soal Matematika Kelas 6 SD
Latihan Soal Matematika Kelas 6 SDFirdika Arini
 
Ciri Khusus Pada Hewan
Ciri Khusus Pada HewanCiri Khusus Pada Hewan
Ciri Khusus Pada HewanFirdika Arini
 
Gambar Ilustrasi Kartun, Karikartur, Komik Dan Ilustrasi Karya Sastra
Gambar Ilustrasi Kartun, Karikartur, Komik Dan Ilustrasi Karya SastraGambar Ilustrasi Kartun, Karikartur, Komik Dan Ilustrasi Karya Sastra
Gambar Ilustrasi Kartun, Karikartur, Komik Dan Ilustrasi Karya SastraFirdika Arini
 
Biografi Pangeran Diponegoro Dan Ki Hajar Dewantara
Biografi Pangeran Diponegoro Dan Ki Hajar DewantaraBiografi Pangeran Diponegoro Dan Ki Hajar Dewantara
Biografi Pangeran Diponegoro Dan Ki Hajar DewantaraFirdika Arini
 
PowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiPowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiFirdika Arini
 
ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBAR
 ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBAR ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBAR
ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBARFirdika Arini
 
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIAPOWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIAFirdika Arini
 

Viewers also liked (17)

7 Pertanda Kiamat
7 Pertanda Kiamat7 Pertanda Kiamat
7 Pertanda Kiamat
 
Fauna Bagian Timur Dan Barat
Fauna Bagian Timur Dan BaratFauna Bagian Timur Dan Barat
Fauna Bagian Timur Dan Barat
 
Topologi Jaringan Bus
Topologi Jaringan BusTopologi Jaringan Bus
Topologi Jaringan Bus
 
Perankat Keras Jaringan Komputer
Perankat Keras Jaringan KomputerPerankat Keras Jaringan Komputer
Perankat Keras Jaringan Komputer
 
Resep Masakan
Resep MasakanResep Masakan
Resep Masakan
 
Ciri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
Ciri Zaman Megalitikum Berserta GambarnyaCiri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
Ciri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
 
Aspek Kehidupan Kerajaan Hindu
Aspek Kehidupan Kerajaan HinduAspek Kehidupan Kerajaan Hindu
Aspek Kehidupan Kerajaan Hindu
 
Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem Ekonomi KerakyatanSistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem Ekonomi Kerakyatan
 
Latihan Soal Matematika Kelas 6 SD
Latihan Soal Matematika Kelas 6 SDLatihan Soal Matematika Kelas 6 SD
Latihan Soal Matematika Kelas 6 SD
 
Manfaat Sayuran
Manfaat SayuranManfaat Sayuran
Manfaat Sayuran
 
Ciri Khusus Pada Hewan
Ciri Khusus Pada HewanCiri Khusus Pada Hewan
Ciri Khusus Pada Hewan
 
JENIS-JENIS TARI
JENIS-JENIS TARIJENIS-JENIS TARI
JENIS-JENIS TARI
 
Gambar Ilustrasi Kartun, Karikartur, Komik Dan Ilustrasi Karya Sastra
Gambar Ilustrasi Kartun, Karikartur, Komik Dan Ilustrasi Karya SastraGambar Ilustrasi Kartun, Karikartur, Komik Dan Ilustrasi Karya Sastra
Gambar Ilustrasi Kartun, Karikartur, Komik Dan Ilustrasi Karya Sastra
 
Biografi Pangeran Diponegoro Dan Ki Hajar Dewantara
Biografi Pangeran Diponegoro Dan Ki Hajar DewantaraBiografi Pangeran Diponegoro Dan Ki Hajar Dewantara
Biografi Pangeran Diponegoro Dan Ki Hajar Dewantara
 
PowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem TransmisiPowerPoint Sistem Transmisi
PowerPoint Sistem Transmisi
 
ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBAR
 ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBAR ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBAR
ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN GAMBAR
 
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIAPOWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
POWER POIN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
 

Similar to IP Address

I pv6(internet protokol)
I pv6(internet protokol)I pv6(internet protokol)
I pv6(internet protokol)Renol Doang
 
Eli purwanti 18312061-jarkom if18 b
Eli purwanti 18312061-jarkom if18 bEli purwanti 18312061-jarkom if18 b
Eli purwanti 18312061-jarkom if18 bEliPurwanti1
 
Klasifikasi ip teknik jaringan
Klasifikasi ip   teknik jaringanKlasifikasi ip   teknik jaringan
Klasifikasi ip teknik jaringanadjie1258
 
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18cKenJago
 
Pengertian Ip Address
Pengertian Ip AddressPengertian Ip Address
Pengertian Ip AddressDian Arifin
 
Bab v-jarkom-internet
Bab v-jarkom-internetBab v-jarkom-internet
Bab v-jarkom-internetAri Haidari
 
Jarkom Ardi prayoga 2019
Jarkom Ardi prayoga 2019Jarkom Ardi prayoga 2019
Jarkom Ardi prayoga 2019ArdiPrayoga3
 
03module 12 tcp-ip-and-ip-address-concepts
03module 12 tcp-ip-and-ip-address-concepts03module 12 tcp-ip-and-ip-address-concepts
03module 12 tcp-ip-and-ip-address-conceptsindonesia
 
15011 10-915861063479
15011 10-91586106347915011 10-915861063479
15011 10-915861063479Lina Ernita
 
Dikaputraramadhan 18312138 if18_c
Dikaputraramadhan 18312138 if18_cDikaputraramadhan 18312138 if18_c
Dikaputraramadhan 18312138 if18_cDikaPutra43
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkombalahong
 
Jaringan perangkat lokal
Jaringan perangkat lokalJaringan perangkat lokal
Jaringan perangkat lokalRiyo D'lasphaga
 
Pptinternetprotokolhsienndbhdhuueijejwnwbbebbeb
PptinternetprotokolhsienndbhdhuueijejwnwbbebbebPptinternetprotokolhsienndbhdhuueijejwnwbbebbeb
Pptinternetprotokolhsienndbhdhuueijejwnwbbebbebanandaamandaputri943
 

Similar to IP Address (20)

I pv6(internet protokol)
I pv6(internet protokol)I pv6(internet protokol)
I pv6(internet protokol)
 
Eli purwanti 18312061-jarkom if18 b
Eli purwanti 18312061-jarkom if18 bEli purwanti 18312061-jarkom if18 b
Eli purwanti 18312061-jarkom if18 b
 
Pengertian ip addrees
Pengertian ip addreesPengertian ip addrees
Pengertian ip addrees
 
Klasifikasi ip teknik jaringan
Klasifikasi ip   teknik jaringanKlasifikasi ip   teknik jaringan
Klasifikasi ip teknik jaringan
 
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
18312227 kenjago dewobaskoroksp_if18c
 
PROTOCOL, IP ADDRESS.ppt
PROTOCOL, IP ADDRESS.pptPROTOCOL, IP ADDRESS.ppt
PROTOCOL, IP ADDRESS.ppt
 
IP address
IP addressIP address
IP address
 
Pengertian Ip Address
Pengertian Ip AddressPengertian Ip Address
Pengertian Ip Address
 
Bab v-jarkom-internet
Bab v-jarkom-internetBab v-jarkom-internet
Bab v-jarkom-internet
 
PPT Protokol pengalaman jaringan
PPT Protokol pengalaman jaringanPPT Protokol pengalaman jaringan
PPT Protokol pengalaman jaringan
 
Memahami ip address
Memahami ip addressMemahami ip address
Memahami ip address
 
Jarkom Ardi prayoga 2019
Jarkom Ardi prayoga 2019Jarkom Ardi prayoga 2019
Jarkom Ardi prayoga 2019
 
03module 12 tcp-ip-and-ip-address-concepts
03module 12 tcp-ip-and-ip-address-concepts03module 12 tcp-ip-and-ip-address-concepts
03module 12 tcp-ip-and-ip-address-concepts
 
15011 10-915861063479
15011 10-91586106347915011 10-915861063479
15011 10-915861063479
 
Dikaputraramadhan 18312138 if18_c
Dikaputraramadhan 18312138 if18_cDikaputraramadhan 18312138 if18_c
Dikaputraramadhan 18312138 if18_c
 
Pengenalan IPv6
Pengenalan IPv6Pengenalan IPv6
Pengenalan IPv6
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
 
Jaringan perangkat lokal
Jaringan perangkat lokalJaringan perangkat lokal
Jaringan perangkat lokal
 
Pptinternetprotokolhsienndbhdhuueijejwnwbbebbeb
PptinternetprotokolhsienndbhdhuueijejwnwbbebbebPptinternetprotokolhsienndbhdhuueijejwnwbbebbeb
Pptinternetprotokolhsienndbhdhuueijejwnwbbebbeb
 
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi LanLaporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
Laporan 2 instalasi dan konfigurasi Lan
 

More from Firdika Arini

Kumpulan fabel bahasa inggris
Kumpulan fabel bahasa inggrisKumpulan fabel bahasa inggris
Kumpulan fabel bahasa inggrisFirdika Arini
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisFirdika Arini
 
Soal dan pembahasan statika
Soal dan pembahasan statikaSoal dan pembahasan statika
Soal dan pembahasan statikaFirdika Arini
 
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan airBiokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan airFirdika Arini
 
Fungsi limit aljabar tak terhingga
Fungsi limit aljabar tak terhinggaFungsi limit aljabar tak terhingga
Fungsi limit aljabar tak terhinggaFirdika Arini
 
Sistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaSistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaFirdika Arini
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisFirdika Arini
 
Kumpulan mite bahasa jawa
Kumpulan mite bahasa jawaKumpulan mite bahasa jawa
Kumpulan mite bahasa jawaFirdika Arini
 
Cara menggunakan email
Cara menggunakan emailCara menggunakan email
Cara menggunakan emailFirdika Arini
 
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggrisCerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggrisFirdika Arini
 
Lapora study tour ke malang
Lapora study tour ke malangLapora study tour ke malang
Lapora study tour ke malangFirdika Arini
 
Macam macam sistem informasi
Macam macam sistem informasiMacam macam sistem informasi
Macam macam sistem informasiFirdika Arini
 
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahFirdika Arini
 
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)Firdika Arini
 
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikutUn bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikutFirdika Arini
 
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikanUn bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikanFirdika Arini
 
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikanUn bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikanFirdika Arini
 
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikanUn bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikanFirdika Arini
 

More from Firdika Arini (20)

Kumpulan fabel bahasa inggris
Kumpulan fabel bahasa inggrisKumpulan fabel bahasa inggris
Kumpulan fabel bahasa inggris
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
 
Soal dan pembahasan statika
Soal dan pembahasan statikaSoal dan pembahasan statika
Soal dan pembahasan statika
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan airBiokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
Biokimia, sel, biomolekul, enzim dan air
 
Fungsi limit aljabar tak terhingga
Fungsi limit aljabar tak terhinggaFungsi limit aljabar tak terhingga
Fungsi limit aljabar tak terhingga
 
Sistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusiaSistem pencernaan manusia
Sistem pencernaan manusia
 
Narrative text
Narrative textNarrative text
Narrative text
 
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggrisCerita timun mas dalam bahasa inggris
Cerita timun mas dalam bahasa inggris
 
Kumpulan mite bahasa jawa
Kumpulan mite bahasa jawaKumpulan mite bahasa jawa
Kumpulan mite bahasa jawa
 
Cara menggunakan email
Cara menggunakan emailCara menggunakan email
Cara menggunakan email
 
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggrisCerita tentang kelurga bahasa inggris
Cerita tentang kelurga bahasa inggris
 
Lapora study tour ke malang
Lapora study tour ke malangLapora study tour ke malang
Lapora study tour ke malang
 
Macam macam sistem informasi
Macam macam sistem informasiMacam macam sistem informasi
Macam macam sistem informasi
 
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyahSejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
Sejarah perkembangan islam di masa bani umayyah
 
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut(1)
 
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikutUn bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
Un bio-2014-terjadinya-spesies-berikut
 
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikanUn bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-peranan-perhatikan
 
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikanUn bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
Un bio-2014-terjadinya-manakah-perhatikan
 
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikanUn bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
Un bio-2014-salah-perhatikan-perhatikan
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

IP Address

  • 1. IP address ALAMAT IP versi 4 Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3. Representasi Alamat Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai). Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni: Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
  • 2. JENIS-JENIS ALAMAT Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut: Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. KELAS-KELAS ALAMAT Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal. Kelas A 1–126 (desimal) 0xxx xxxx (biner) Alamat unicast untuk jaringan skala besar Kelas B 128–191 (desimal) 10xx xxxx (biner) Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar Kelas C 192–223 (desimal) 110x xxxx (biner) Alamat unicast untuk jaringan skala kecil Kelas D 224–239 (desimal) 1110 xxxx (biner) Alamat multicast (bukan alamat unicast) Kelas E 240–255 (desimal) 1111 xxxx (biner) Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
  • 3. KELAS A Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan. KELAS B Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya. KELAS C Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya. KELAS D Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4. KELAS E Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
  • 4. ALAMAT UNICAST Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit. Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier). Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask. JENIS-JENIS ALAMAT UNICAST Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi). ALAMAT PUBLIK alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet. ALAMAT ILEGAL Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet. Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi
  • 5. lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya. ALAMAT PRIVAT Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global. Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke Internet. Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network. ALAMAT MULTICAST Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke
  • 6. beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112 Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal. Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA. ALAMAT BROADCAST Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk- semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber. Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets- directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF. NETWORK BROADCAST Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast. SUBNET BROARDCAST Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
  • 7. LIMITED BROADCAST Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP. Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya. Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast. ALL-SUBNET-DIRECTED BROADCAST Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets- directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255. Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan. Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.
  • 8. IPv6 IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuanro u tin g baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamatanycast yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secaraPlug &Play, serta menyediakanplat for m bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara real.Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration (plug&play). Alamat pada IPv4 pada dasarnya statis terhadaphost. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakandefau lt-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatiss tate les s dans tate full. 1.Setting otomatis statefull Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada IPv4. 2. Setting otomatis stateless Pada cara ini tidak perlu menyediakanserver untuk pengelolaan dan pembagian IP address, hanya men-setting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara address MAC darinetwork interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat yang buruk
  • 9. 3. Link local address adalah alamat yang dipakai di dalam satulin k saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu level. Alamat ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat alamat global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan field sepanjang 118-n bityang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian alamat IP secara otomatis.