Teks tersebut merangkum tentang TCP/IP dan alamat IP. TCP/IP terdiri atas empat lapisan yaitu aplikasi, transport, internet, dan interface jaringan. Alamat IP terdiri atas dua bagian yaitu alamat jaringan dan komputer lokal, yang digunakan untuk routing dan mengidentifikasi komputer. Ada dua versi IP yaitu IPv4 dan IPv6, dengan pengalamatan dan notasi yang berbeda.
1. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Seklias Tentang TCP/IP
Sebelum ke IP Address Perlu diketahui dahulu, TCP/IP dibentuk dalam beberapa lapisan
(layer). Dengan dibentuk dalam layer, akan mempermudah untuk pengembangan dan
pengimplementasian. Antar layer dapat berkomunikasi ke atas maupun ke bawah dengan suatu
penghubung interface. Tiap-tiap layer memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda dan saling
mendukung layer diatasnya.
Gambar : Protokol TCP/IP
Pada Gambar di atas, sistem protokol TCP/IP yang dibagi menjadi 4 layer sebagai berikut :
1. Layer Aplikasi (Aplications)
Layer aplikasi digunakan pada program untuk berkomunikasi menggunakan TCP/IP.
Contoh aplikasi antara lain Telnet dan File Transfer Protocol (FTP). Interface yang digunakan
untuk saling berkomunikasi adalah nomer port dan socket.
2. Layer Transport
Layer transport memberikan fungsi pengiriman data secara end-to-end ke sisi remote.
Aplikasi yang beragam dapat melakukan komunikasi secara serentak (simulaneously). Protokol
pada layer transport yang paling sering digunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP),
dimana memberikan fungsi pengiriman data secara connection oriented, pencegahan duplikasi
data, congestion control dan flow control. Protokol lainnya adalah User Datagram Protocol
(UDP), dimana memberikan fungsi pengiriman connectionless, jalur yang tidak reliabel. UDP
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
2. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
banyak digunakan pada aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan dapat metoleransi
terhadap kerusakan data.
3. Layer Internetwork
Layer Internetwork biasa disebut juga layer internet atau layer network, dimana
memberikan “vitual network” pada internet. Internet Protocol (IP) adalah protokol yang paling
penting. IP memberikan fungsi routing pada jaringan dalam pengiriman data. Protokol lainnya
antara lain : IP, ICMP, IGMP, ARP, RARP
4. Layer Network Interface
Layer network interface disebut juga layer link atau layer datalink, yang merupakan
perangkat keras pada jaringan. Contoh : IEEE802.2, X.25, ATM, FDDI, dan SNA.
Pengantar IP Address
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar
32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam
jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit
(untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan
Internet berbasis TCP/IP.
Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer
yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk
komunikasi antara node-nya.
Meski alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar
memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8:
0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6).
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan
menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk
tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork.
Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya,
208.77.188.166/24.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
1. IP versi 4 (IPv4)
2. IP versi 6 (IPv6)
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
3. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Pengiriman data dalam jaringan TCP/IP berdasarkan IP address komputer pengirim dan
komputer penerima. IP address memiliki dua bagian, yaitu alamat jaringan (network address) dan
alamat komputer lokal (host address) dalam sebuah jaringan.
Alamat jaringan digunakan oleh router untuk mencari jaringan tempat sebuah komputer lokal
berada, semantara alamat komputer lokal digunakan untuk mengenali sebuah komputer pada
jaringan lokal.
Untuk berkomunikasi dengan host lain didalam suatu jaringan, sebuah host harus mempunyai IP
(Internet Protocol) address.
IP address sendiri terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Network address
2. Node/host address
IPv4 terdiri dari 5 class, yaitu A, B, C, D dan E. Kelas D digunakan untuk multicasting,
sedangkan kelas E untuk riset.
Berikut adalah alokasi bit alamat IPV4 :
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
4. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Gambar : Alokasi bit alamat IPV4
Berikut adalah IP Address Range untuk masing-masing kelas- Ipv 4 :
Kelas Ip Address Range Ip Address Netmask Default
Kelas A 1.0.0.0 - 127.0.0.0 255.0.0.0
Kelas B 128.0.0.0 - 191.255.0.0 255.255.0.0
Kelas C 192.0.0.0 - 223.225.225.0 255.255.255.255
Kelas D 224.0.0.0 - 239.255.255.255 -
Kelas E 240.0.0.0 - 254.0.0.0 -
Gambar : Tabel Range IP Address IPV4
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
5. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
A. Contoh Penerapan IPV4 :
Misalkan tersedia network address 192.168.1.0 / 24 “ berarti kelas C ”. (Lihat tabel di atas)
Misal kita membutuhkan 6 kelompok jaringan/network, maka yang kita lakukan adalah membagi
alamat tersebut menjadi 6 subnet. Maka rumus yang digunakan adalah 2^n >= jumlah subnet.
Variabel n menunjukkan jumlah bit yang dipinjam dari bit-bit host untuk dijadikan bit subnet.
Perhitungan
2^n >= 6 => 2^3 >= 6 ,sehingga n = 3
Perhitungan dengan metode binary :
- subnet mask default (dlm biner) : 11111111.11111111.11111111.00000000
- tambahkan 3 bit 1 di ruas paling belakang : 11111111.11111111.11111111.11100000
- konversi subnet tsb ke desimal : 255.255.255. 224
(Berarti subnet mask addressnya adalah 255.255.255.224 untuk mendapatkan 6 subnet)
Sekarang untuk mengetahui jumlah IP yang dapat dipakai untuk tiap host di tiap subnet, maka
dilakukan operasi berikut :
256 jumlah rentang dari 0 – 255
224 nilai ruas terakhir dari subnet yang baru
32 digunakan sebagai range buat subnetnya
Hasil 32 menunjukkan IP yang dapat dipakai untuk tiap subnet mask yang baru. Berikut ini
adalah daftar semua subnet untuk subnet mask class C 255.255.255 224 :
Subnet ke 0 : 192.168.1.0 – 192.168. 1. 31
Subnet ke 1 : 192.168.1.32 - 192.168.1. 63
Subnet ke 2 : 192.168.1.64 - 192.168.1. 95
Subnet ke 3 : 192.168.1.96 - 192.168.1.127
………………………………sampai………
Subnet ke 7 : 192.168.1.224 – 192.168.1.255
Dari atas sudah di dapatkan SUBNET nya maka langkah selanjutnya adalah menghitung
broadcast address.
Sebagai Contoh kita mnecoba menghitung broadcast address dan network address untuk IP
192.168.1.4 /29
Jawab : /29 berarti netmask = 255.255.255.248
IP Adress : 192.168.1.4 11000000.10101000.00000001.00000100
Netmask : 255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
6. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Network Address : 192.168.1.0 11000000.10101000.00000001.00000000
(AND)
Broadcast Address : 192.168.1.7 11000000.10101000.00000001.00000111
(invers)
B. Contoh Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373 :
Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang
digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4
yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101
010000000001111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner
di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011
0000001010101010 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Dari Biner diatas lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam
bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan
menggunakan tanda titik dua (:).
Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok
yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka
0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
7. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni
dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah
alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung
beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan
menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan
alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena
kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang
direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam alamat tersebut.
Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli Alamat asli yang disederhanakan Alamat setelah dikompres
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA
2
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2 FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002 FF02:0:0:0:0:0:0:2
FF02::2
Gambar : Tabel Ilustrasi Penyederhanaan dalam Ipv6
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua
titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok
yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka
tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok
alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:
1. Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung
antara dua host dalam sebuah jaringan.
2. Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke
banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam
komunikasi one-to-many.
3. Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota
terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many.
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
8. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan
diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat
berikut:
1. Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
2. Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
3. Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet IPv6.
C. Mengenal CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)
Perhitungan subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP Addressing
dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ), namun sebelum
membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting menggunakan CIDR. Pada tahun
1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan
supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix
dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan
jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix
dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.
Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas
sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai. Sebelum kita melakukan perhitungan IP address
menggunakan metode CIDR
Berikut ini adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan :
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
9. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Gambar : Tabel Subnet dan CIDR nya
Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
• Untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada oktat terakhir
karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0
• Untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 2 oktat terakhir
karena pada IP Address kelas B subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0
• Untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada 3 oktat terakhir
karena IP Address kelas A subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0
Rancangan Topologi Wireless Menggunakan Konsep CIDR
Jaringan komputer yang akan dibuat menggunakan tiga subnet. Dalam setiap subnet
memerlukan kapasitas host yang berbeda. Untuk itulah digunakan metode VLSM dalam
subnettingnya. Subnet pertama membutuhkan 25 host, subnet kedua membutuhkan 3 host, dan
subnet ketiga membutuhkan 35 host. Menghitung jumlah host yang digunakan dengan konsep
CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Untuk mengetahui berapa saja subnet mask yang bias
di pakai bias melihat table subnet di atas.
Perhitungan jumlah host yaitu 2^x - 2 , dimana x adalah jumlah bit IP Address dikurangi
nilai CIDR (32 – nilai CIDR). Subnet pertama membutuhkan 25 host. 25 berada pada range 2^5 -
2 , sehingga nilai CIDR adalah /27. Subnet pertama diberi IP Address 192.168.0.1/27.
Subnet kedua membutuhkan 3 host. 3 berada pada range 2^3 - 2 , sehingga nilai CIDR
adalah /29. Subnet kedua diberi IP Address 10.0.10.4/29.
Subnet ketiga membutuhkan 35 host. 35 berada pada range 2^6 - 2 , sehingga nilai CIDR
adalah /26. Subnet ketiga diberi IP Address 128.50.32.94/26.
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
10. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Berikut topologi jaringan komputer yang telah dirancang.
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
11. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013
12. Nama :PARWITO
NIM :10018060
Jurusan :Teknik Informatika
Univ .Ahmad Dahlan Yogyakarta
Gambar : Topologi Jaringan
Referensi :
http://gap.web.id/2011/03/pengertian-ip-address/
http://www.tcpipguide.com/free/t_IPVariableLengthSubnetMaskingVLSM.html
Modul Praktikum Universitas Indonesia
Paper - Agita Primasanti- 1204 100 036-ITS
Tugas01-10018060-TIF-TeknologiWirelessDanAplikasinya-2012/2013