3. MENGAPA FARMASIS PERLU TAHUTENTANG HASIL PEMERIKSAAN
LAB?
Bukan untuk menggurui
dokter
Monitoring Efektivitas Obat
Monitoring Efek Samping
Obat yang mungkin muncul
Pelayanan optimal
terhadap pasien
Bukan untuk
mendiagnosa
Monitoring
perkembangan
klinis pasien selama
pemberian obat
4. FUNGSI MONITORING
Hasil lab, radiography,
penunjang lainnya
Kondisi klinis pasien
Monitoring
perkembangan
klinis pasien selama
pemberian obat
8. PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP (CBC / COMPLETE BLOOD
COUNT + DIFF.)
Pemeriksaan Keterangan
Hemoglobin Menunjukkan jumlah total Hb dalam darah, sebagai pengukuran RBC secara tidak langsung
RBC Untuk mengevaluasi jumlah RBC dalam darah, terkait dengan hemoglobin dan hematocrit
Hematocrit Pengukuran persentase total volume darah yang terdiri atas RBC, merupakan pengukuran
jumlah dan volume RBC secara tidak langsung
Mean Corpuscular
Volume (MCV)
Menunjukkan ukuran atau volume RBC tunggal
Mean Corpuscular
Hemoglobin (MCH)
Menunjukkan kadar hemoglobin dalam RBC
Mean Corpuscular
Hemoglobin
Concentration
(MCHC)
Menunjukkan konsentrasi hemoglobin dalam RBC
Red Blood Cell
DistributionWidth
(RDW)
Menunjukkan variasi ukuran RBC
9. RBC
Rendah pada kondisi:
Perdarahan
Hemolysis (mis: G6PD deficiency, dll)
Kurang gizi (fe atau B12 tidak mencukupi)
Genetik (thalassemia / sicle cell anemia)
Konsumsi obat (chloramphenicol, quinidine)
Gagal sum-sum tulang belakang (leukemia, fibrosis, kemoterapi)
Penyakit kronis (tumor, sepsis)
Kegagalan organ (gagal ginjal)
Tinggi pada kondisi:
Polycythemia vera
Penyakit jantung bawaan → hipoksia kronik → kompensasi: peningkatan RBC
15. WBC
Neutrophil → fungsi: fagositosis → stab ↑ → interpretasi: infeksi bakteri akut
Basophil dan eosinophil → reaksi alergi
Monosit → fungsi fagositosis
Limfosit → system imun terkait virus dan infeksi bakteri kronis
Fungsi monitoring:WBC ↑ → Neutrophil ↑ → perburukan
infeksi
16. PLATELET
Subyek Nilai normal ( / mm3)
Dewasa / lansia 150.000 – 400.000
Anak 150.000 – 400.000
Infant 200.000 – 475.000
Premature infant 100.000 – 300.000
Newborn 150.000 – 300.000
Nilai Kritis: <20.000 atau >1 juta /
mm3
= thrombosit
Fungsi platelet: memulai proses koagulasi → melibatkan agregasi platelet → pembekuan darah
18. KASUS 1
Pasien A dengan diagnosa post op appendicitis, dilakukan pemeriksaan darah dengan hasil sbb:
Terdapat peningkatan leukosit jika dibandingkan dengan 3 hari sebelumnya (WBC = 9 Ribu/μl)
Pasien A diketahui mendapatkan terapi antibiotik: Ceftriaxone IV 1x1 g
Apa saran Anda sebagai farklin kepada DPJP pasien A?
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 14,4 13,3 – 16,2 g/dl
Hematokrit 41 38,8 – 46,4 %
Leukosit 11,4 3,54 – 9,06 Ribu/μl
Eritrosit 5,13 4,3 – 5,6 Juta/ul
Trombosit 328 165 – 415 Ribu/ul
20. BUN
= Blood Urea Nitrogen = pengukuran urea nitrogen dalam darah
Merupakan pengukuran kasar dan tidak langsung terhadap fungsi renal dan GFR (pada kondisi liver yang normal)
Dapat digunakan sebagai pengukuran fungsi liver
Sering digunakan untuk pengukuran rutin tes lab
Urea dibentuk di liver sebagai hasil dari proses metabolism dan pencernaan
Pencernaan
Protein
dipecah
Ammonia Urea
Ditransport
ke ginjal
↑ = gangguan ginjal
↓ = gangguan liver
21. BUN
Subyek Nilai Normal (mg/dl)
Dewasa 10 – 20
Lansia Dapat sedikit lebih tinggi dari dewasa
Anak 5 – 18
Infant 5 – 18
Newborn 3 – 12
Nilai Kritis: >100 mg/dl >>
gangguan fungsi renal serius
22. BUN
Peningkatan BUN Penurunan BUN
Pre-renal:
Syok, luka bakar, dehidrasi, gagal jantung kongestif, infak
miokard, perdarahan GI, asupan protein berlebih,
katabolisme protein berlebihan, gizi buruk, sepsis
Gagal hati
Renal:
Gangguan renal (mis: glomerulonephritis, pyelonephritis,
acute tubular necrosis), gagal ginjal, obat nefrotoksik
Kelebihan cairan
Post-renal:
Obstruksi ureteral (batu, tumor, kelainan bawaan);
obstruksi saluran kemih (mis: hipertrofi prostat, cancer,
kelainan bawaan)
Kekurangan nitrogen (malnutrisi, malabsorbsi)
Kondisi kehamilan
Sindrom nefrotik
23. BUN
Faktor pengganggu:
Perubahan asupan protein
Massa otot → pria cenderung lebih tinggi dari wanita
Kehamilan → hasil proses metabolisme protein yang tinggi
Perdarahan GI → BUN meningkat
Overhidrasi → mengencerkan BUN >> BUN menurun
Dehidrasi → BUN meningkat
Obat-obatan: allopurinol, aminoglikosida, cephalosporin, chloral hydrate, cisplatin, furosemide,
indomethacin, methotrexate, methyldopa, obat nefrotoksik, propranolol, rifampicin, spironolactone,
tetracycline, diuretic thiazide
24. CREATININE
Merupakan produk katabolic dari kreatin fosfat, yang digunakan untuk kontraksi otot.
Pembentukan kreatinin bergantung pada massa otot, dan fluktuasinya sangat kecil
Kreatinin sepenuhnya diekskresi oleh ginjal
Sedikit sekali dipengaruhi oleh fungsi liver
Digunakan untuk memperkirakan GFR (Glomerular Filtration Rate)
Faktor pengganggu: massa otot dan asupan protein
Dapat
digunakan
untuk
pemeriksaan
fungsi ginjal
26. CREATININE
Peningkatan Cr Penurunan Cr
Penurunan fungsi ginjal Debilitasi
Rhabdomyolysis Penurunan massa otot
Acromegaly
Gigantism
• Glomerulonephritis
• Pyelonephritis
• Acute tubular necrosis
• Obstruksi pada saluran kemih
• Penurunan aliran darah (syok, dehidrasi, gagal jantung
kongestif, atherosclerosis)
• Diabetic nephropathy
• Nephritis
27. CREATININE
Asupan daging berlebih
Penggunaan ACE inhibitor, aminoglikosida,
cimetidine, kemoterapi (mis: cisplatin),
cephalosporin
Creatinine ↑
Dipengaruhi oleh
massa otot
28. CREATININE CLEARANCE
Merupakan pengukuran GFR = jumlah filtrate (dalam ml) yang melewati ginjal per menit.
Kemampuan ginjal dalam me-filtrasi obat tergantung dari:
Jumlah darah yang difiltrasi (menurun pada kondisi atherosclerosis arteri, dehidrasi, syok)
Kemampuan nefron melakukan filtrasi (menurun pada kondisi glomerulonephritis, acute tubular necrosis)
Jika salah satu ginjal rusak → kompensasi pada ginjal lainnya → fungsi ginjal terlihat normal
29. CREATININE CLEARANCE
Peningkatan GFR Penurunan GFR
Olahraga Gangguan fungsi ginjal
Kehamilan Penurunan aliran darah ke ginjal
Sindroma curah jantung yang berlebih → aliran darah
meningkat
Nephrotoxic drug
32. SGOT
= Aspartate aminotransferase (AST)
Banyak ditemukan pada otot jantung, sel liver, sel otot skeletal
Sedikit ditemukan pada ginjal, pancreas, sel darah merah
Kerusakan pada organ2 tsb → sel lisis → AST keluar menuju darah → peningkatan AST darah
Peningkatan AST setara dengan jumlah sel organ terkait yang lisis
33. SGOT
Usia Nilai Normal (unit / L)
0 – 5 hari 35 – 140
<3 tahun 15 – 60
3 – 6 tahun 15 – 50
6 – 12 tahun 10 – 50
12 – 18 tahun 10 – 40
Dewasa 0 – 35
Lansia Sedikit lebih tinggi dibandingkan dewasa
34. SGOT
Peningkatan SGOT Penurunan SGOT
Penyakit liver (hepatitis, sirhosis, drug-induced liver injury,
metastasis, nekrosis, pasca operasi, tumor)
Gangguan ginjal akut
Penyakit otot skeletal (trauma, pasca operasi, luka bakar
dalam, myopathy, myositis, dll)
Beriberi
Penyakit lainnya: acute hemolytic anemia, acute
pancreatitis
Diabetic ketoacidosis
Penggunaan obat hepatotoksik: isoniazid, methyldopa,
kontrasepsi oral, opioid, salisilat, verapamil
kehamilan
Dialisis
35. SGPT
= Alanine Aminotransferase (ALT)
Dominan terdapat pada liver
Sangat sedikit ditemukan pada ginjal, jantung, otot skeletal
Pengukuran untuk disfungsi liver lebih spesifik dibanding AST
Dapat digunakan untuk monitoring perbaikan fungsi liver
Nilai normal: 4 – 46 unit /L
Infant: s/d 2x lebih tinggi
37. KASUS II
Pasien B di-diagnose menderita STEMI, Diabetes mellitus tipe 2 (gula darah sewaktu = 130 mg/dl), dan CKD dengan
GFR = 10 ml/mnt, mendapat terapi sbb:
Aspirin 1x80 mg PO
Amlodipine 1x10 mg PO
Clopidogrel 1x75 mg PO
Bisoprolol 1x2,5 mg PO
Atorvastatin 1x40 mg ON
Metformin 1x850 mg PO
Glimepiride 1x2 mg PO
Apa yang menjadi perhatian pada kasus ini?
38. POTASIUM
Subyek Nilai Normal (meq/l)
Dewasa / lansia 3,5 – 5,0
Anak 3,4 – 4,7
Infant 4,1 – 5,3
Newborn 3,9 – 5,9
Nilai kritis dewasa: <3 atau >6,1
Anak : ,2,5 ATAU >8
39. SODIUM
Subyek Nilai Normal (meq/l)
Dewasa / lansia 136 – 145
Anak 136 – 145
Infant 134 – 150
Newborn 134 - 144
Nilai kritis: <120 atau >160
40. PEMERIKSAAN LAINNYA
aPTT (Activated Partial ThromboplastinTime)
Normal: 30 – 40 s
Nilai kritis: 70 s
PTT (Partial ThromboplastinTime)
Normal: 60 – 70 s
Nilai kritis: >100 s
Prothrombin Time (PT)
Normal: 11,0 – 12,5 s; 85 – 100%
Antikoagulan therapy: >1,5 – 2x kontrol
Nilai kritis >20 s
INR (International Normalized Ratio)
Normal: 0,8 – 1,1
Nilai kritis > 5
Pasien dengan terapi
antikoagulan: 1,5 – 2,5x nilai
kontrol
41. REFERENSI
Pagana KD, PaganaTJ. Mosby’s Manual of Diagnostic and LaboratoryTests. 5th Ed. 2014. Canda: Elsevier.
AndersonW. Brickell J. Clinical Chemistry:A Laboratory Perspective. 2007. Philadelphia: F.A. Davis Company