SlideShare a Scribd company logo
1 of 118
Skenario 2
Bagaimana imunisasi pada anak saya ?...
Keyword
 Ny. An inpartu
 Prematur
 Bblr 1800gr
 hbsAg (+)
 Ny. Es inpartu
 Bblcb 2700gr
 Ibu tb paru aktif 1
bulan
 Imunisasi
Klarifikasi istilah
 BBLR : berat bayi lahir rendah, setiap bayi baru
lahir dengan berat badan kurang atau sama
dengan 2500gr
 Inpartu : seorang wanita yang sedang dalam
keadaan persalinan
 Pervagina : persalinan yang dimulai secara
sepontan beresiko rendah pada awal persalinan
dan tetap demikian selama proses persalinan.
 BBLCB : partus matur atau aterm dengan masa
kehamilan 37-42 minggu atau janin matur dengan
BB 2500-4000gr.
 Imunisasi : imunisasi dan vaksinasi sering diartikan
sama , imunisasi adalah suatu pemindahan antibodi
secara pasif, vaksinasi sebagai pemberian vaksin
yang dapat dirangsang pembentukan imunitas dari
sistem imun di dalam tubuh.
 HbsAg : merupakan parameter untuk mengetahui
atau sebagai penanda awal apakah seorang
terinfeksi hepatitis B.
Rumusan masalah Apa tujuan dari imunisasi ?
 Apa penyebab kehamilan prematur ?
 Adakah pengaruh ibu bermasalah dengan BBL ?
 Apakah anak bisa tertular dari ibu hepatitis B dan TB
paru positif ?
 Apa yang harus dilakukan dokter pada anak ny. An
dengan kehamilan prematur, BBLR 1800gr, dan ibu
HBSAg (+)?
 Bagaimana penatalaksanaan awal untuk anak dari ibu
TB paru positif ?
 Bagaimana jadwal imunisasi kdua anak tersebut?
 Apa dampak jika tidak dilakukan pencegahan pada
kedua bayi tersebut?
 Pemeriksaan penunjang apa yang bisa dilakukan untuk
kedua anak tersebut?
Hipotesis
 Apa tujuan dari imunisasi ?
jawab : untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu pada sekelompok masyarakat,
menurunkan prevalensi penyakit, membuat
kekebalan tubuh, eradikasi penyakit.
 Apa penyebab kehamilan prematur ?
jawab : faktor ibu ( nutrisi, infeksi, preklamsi,
penyalahangunaan obat2an,ketuban pecah
dini,insufisiensi placenta,
faktor fetal : kehamilan ganda atau multiple,
distress janin, eritoblastosis, hidrop fetalis
faktor placenta ( previa ), solusio
 Adakah pengaruh ibu bermasalah dengan BBL ?
jawab : ada, karena BBLR dapat terinfeksi dari ibu
 Apakah anak bisa tertular dari ibu hepatitis B dan TB
paru positif ?
jawab ? Bisa, hepatitis B: cairan tubuh, darah ibu
saat melahirkan
TB paru : placenta, menghirup amnion yang
tercemar atau melalui pernafasan setelah bayi lahir.
 Apa yang harus dilakukan dokter pada anak ny. An
dengan kehamilan prematur, BBLR 1800gr, dan ibu
HBSAg (+)?
jawab : saat lahir segera berikan vaksin hepatitis B
dan HBIG 0,5ml IM kurang dari 12 jam.
 Bagaimana penatalaksanaan awal untuk anak dari
ibu TB paru positif ?
jawab :, hanya beri INH 5 mg/kg sekali sehari oral, 8
minggu baru test mantoux, tb positif beri OAT,
segera lakukan pemeriksaan anatomi placenta
 Bagaimana jadwal imunisasi kedua anak tersebut?
jawab : anak dari ibu hepatitis B : kurang dari 12 jam
saat lahir, 1-2 bulan setelah vaksin pertama, 3-6
bulan,, butuh dosis HB 1, Hb 2, Hb 3, Hb 4,
- < 2000gr samapai 4 kali pemberian vaksin, periksa
HbsAg pada usia 9-15 bulan.
- ulangan umur 5 tahun dan 19 tahun
- jika anti HbsAg <10 dilakukan booster
 Apa dampak jika tidak dilakukan pencegahan pada kedua bayi
tersebut?
jawab : ibu TB : bayi terkena TB sekitar 50% pada tahun
pertama yang disebut sebagai tuberkolisis prenatal, kematian
akibat Tb kongenital yang tidak terobati
- ibu hepatitis B : 9-10 bayi yang dilahirkan akan menjadi
karier selama hidupnya jika tidak mendapat vaksinasi, ada
masalah pada livernya
- infeksi hepatitis kronis
 Pemeriksaan penunjang apa yang bisa dilakukan untuk kedua
anak tersebut?
jawab : tes HbsAg, tes TB, tes foto thorax, shake test, darah
rutin, analisis gas darah,histologi lambung, aspirasi lambung
 Bagaimana prognosis untuk anak tersebut?
jawab :
- baik jika ada penanganan dini
LO
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami imunisasi
( definisi,syarat, manfaat,jadwal,jenis ( combo ) dan tata
cara : penyimpanan, persiapan alat, transportasi, teknik
safe injection, pencatatan dan pelaporan ), isi,
kontraindikasi, teknik .
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bayi lahir
dari ibu bermasalah
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dasar
imunologi vaksinasi
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
imunokompremise yang mempengaruhi vaksinasi
Imunisasi
Risyuana Ulfa Cholily
Definisi
 Imunisasi adalah
suatu cara untuk
meningkatkan
kekebalan seseorang
secara aktif terhadap
suatu antigen,
sehingga bila kelak ia
terpajan pada antigen
yang serupa tidak
terjadi penyakit
 Imunisasi dasar
adalah pemberian
imunisasi awal pada
bayi yang baru lahir
sampai usia satu
tahun untuk mencapai
kadar kekebalan
diatas ambang
perlindungan.
(Depkes RI, 2005)
Definisi Definisi
Tujuan
 Tujuan umum :
yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi akibat Penyakit Yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit
dimaksud antara lain : Difteri, Tetanus,
Pertusis(batuk rejam), Measles (campak), Polio
dan Tuberculosis
 Tujuan khusus :
a) Tercapainya target Universal Child
Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% secara merata pada bayi
di 100% desa Kelurahan pada tahun 2010.
b) Tercapainya ERAPO (Eradiksi Polio), yaitu tidak
adanya virus polio liar di Indonesia yang
dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus
polio liar pada tahun 2008.
c) Tercapainya ETN (Eliminasi Tetanus
Neonatorum), artinya menurunkan kasus TN
sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup
dalam 1 tahun pada tahun 2008
d) Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya
angka kesakitan campak turun pada tahun 2006.
Manfaat
1. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan
yang disebabkan oleh penyakit menular yang
sering berjangkit
2. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan
kecemasan serta biaya pengobatan jika anak
sakit
3. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat
kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan
negara (Depkes RI, 2001)
Syarat
 Menurut Depkes RI (2005) :
1. Diberikan pada bayi atau anak yang sehat
2. Vaksin yang diberikan harus baik
3. Disimpan di lemari es dan belum lewat masa berlaku
4. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
5. Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis
imunisasi yang diterima
6. Meneliti jenis vaksin yang diberikan
7. Memberikan dosis yang sesuai
8. Mencatat nomer batch pada buku anak atau kartu imunisasi
serta memberikan informent concent kepada orang tua atau
keluarga sebelum melakukan tindakan imunisasi yang
sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tua apa manfaat
dan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang
timbul setelah pemberian imunisasi.
Keadaan yang tidak boleh
memperoleh imunisasi
 Sakit keras
 Keadaan fisik lemah
 Dalam masa tunas suatu penyakit
 Sedang mendapat pengobatan dengan
kortikosteroid atau obat imunosupresif
Jadwal imunisasi
Jadwal imunisasi
 BCG
Imunisasi BCG diberikan optimal pada usia 2-3
bulan. Dosis untuk bayi dan anak < 1 tahun
adalah 0,05 ml. cara pemberian intrakutan di
daerah insersio M. deltoideus kanan.
 Hepatitis B
Diberikan sedini mungkin setelah lahir.
Pemberian imunisasi hepatitis B harus berdasarkan
status HBsAg ibu pada saat melahirkan sebagai berikut
:
A. Bayi lahir dari ibu dengan status HBsAg yang tidak
diketahui. Diberikan vaksin rekombinan (HB Vax-II 5
µg atau energerix B 10 µg) atau vaksin plasma
derived 10 µg, IM , dalam waktu 12 jam setelah lahir.
Dosis kedua diberikan umur 1-2 bulan dan dosis
ketiga umur 6 bulan. Apabila pada pemeriksaan
selanjutnya diketahui ibu HbsAg-nya positif, segera
berikan 0,5 ml HBIG (sebelum 1 minggu)
B. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif dalam waktu 12 jam
setelah lahir, secara bersamaan, diberikan 0,5 ml HBIG
dan vaksin rekombinan, IM di sisi tubuh yang berlainan.
Dosis kedua diberikan 1-2 bulan sesudahnya dan dosis
ketiga diberikan pada usia 6 bulan.
C. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg negatif diberikan
vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived secara
IM , pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua diberikan 1-2
bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan
setelah imunisasi pertama.
 DPT
Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur
2 bulan dengan interval 4-6 minggu.
1. DPT 1 diberikan pada umur 2-4 bulan
2. DPT 2 pada umur 3-5 bulan
3. DPT 3 pada umur 4-6 bulan.
Ulangan (DPT4) selanjutnya diberikan satu
tahun setelah DPT 3 yaitu pada umur 18-24
bulan dan DPT 5 pada saat masuk sekolah
umur 5-7 tahun (BIAS). Ulangan DT 6 diberikan
pada umur 12 tahun, mengingat masih dijumpai
defteri pada umur .> 10 tahun
 Polio
 Polio-0  saat bayi baru lahir akan
dipulangkan dr rs
 Polio- 2, 3, 4  usia 2, 4, 6 bulan; interval
antar 2 imunisasi tidak kurang dr 4 minggu
 Imunisasi polio ulangan  1 th sejak
imunisasi polio-4  selanjutnya saat
masuk sekolah usia 5-6 th
 Bila terlambat, jangan mengulang
vaksinasi dr awal, tetap lanjutkan dan
lengkapi vaksinasi sesuai jadwal, tanpa
melihat jarak waktu dari pemberian
sebelumnya
 Campak
Diberikan pada umur 9 bulan , dalam satu dosis 0,5
ml sub-kutan dalam. Pemberian vaksin campak
ulangan pada saat masuk sekolah dasar (5-6
tahun).
 MMR
 Vaksin I  usia 15-18 bln, min interval 6
bulan dgn imunisasi campak (usia 9 bln)
 Dosis 0,5 ml subkutan
 Diberikan minimal 1 bulan sebelum atau
sesudah imunisasi lain
 MMR-2 diberikan pd usia 6 th
 Hib (H. influenzae tipe B)
Diberikan sejak umur 2-4-6 bl, ulangan
pada 18 bulan, Dosis: 0,5 ml secara
intramuskular.
Bila anak belum pernah vaksinasi Hib,
datang pada usia 1-5 th  Hib hanya
diberikan 1x
 Pneumokokus
Terdapat 2 jenis vaksin :
1. Polisakarida murni  23 serotipe
- “pneumococcus polysaccharide vaccine”
(PPV23)
- Imunitas jangka pendek : Pneumo-23
(sanofi p)
2. Polisakarida konjugasi  pneumococcal
conjugate
vaccine”
- 7 serotipe  PCV7
- 10 serotipe  PCV10
- imunitas jangka panjang : Prevenar,
 Vaksin PCV diberikan sjk usia 2 bln – 9 th, Dosis
pertama tdk diberikan sebelum usia 6 minggu.
Bayi BBLR ( 1500g)  diberikan usia kronologis
6-8 mgg, tanpa memperhatikan usia kehamilan
 Hepatitis A
 Umur > 2 tahun, dosis
 2-12 tahun 720 U ~ 0,5 ml
 > 19 tahun 1440 U ~ 1 ml
 2 dosis, ulangan 6 -12 bulan berikutnya
 Varisella
 Diberikan usia 1 th, dosis 0,5 ml, subkutan, 1x
Anak yg kontak dgn pasien varisela  dapat
mencegah bila diberikan < 72 jam setelah kontak
usia > 13 th / dewasa  diberikan 2x dng jarak 4-
8 minggu
 Rotavirus
 Monovalen dan Pentavalen ( 5 strain virus)
 Dosis :
 Monovalen : oral 2x, dosis pertama usia 6-14 mgg,
dosis kedua minimal interval 4 minggu. Tidak
melampaui usia 24 minggu
 Pentavalen : oral 3x, dosis pertama usia 6-12 mgg,
interval dr ke-2 dan ke-3 adalah 4-10 mgg,
diberikan pd usia < 32 mgg (interval min 4 mgg)
Jenis – Jenis Imunisasi dan Kombo
Gita Risti Novianti
201110330311013
Vaksin
BCG Berasal dari kuman Bacillus Calmette Guerin yg telah
dilemahkan
; Memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC
DPT Berasal dari kuman Bordetella Pertusis yg telah dimatikan ;
Memberikan kekebalan terhadap penyakit Difteria pertusis
dan Tetanus
Hepatitis B Berasal dari protein kuman hepatitis B;
Melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat
menginfeksi hati
Campak Berasal dari virus yang dilemahkan;
Memberikan kekebalan terhadap penyakit campak
Polio Berasal dari kuman yg dilemahkan ;
Memberikan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
Influenza Bertujuan untuk memberikan kekebalan bagi tubuh terhadap
serangan virus influenza
Vaksin
MMR Virus yang dilemahkan
Hepatitis A Strain hepatitis A inaktivasi ;
HPV melindungi terhadap dua jenis virus penyebab penyakit
menular seksual yang merupakan penyebab paling umum
kanker serviks
Jadwal Imunisasi
Vaksin Kombo
 Vaksin Kombo merupakan gabungan beberapa
antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen
untuk mencegah penyakit yang berbeda.
Misalnya vaksin kombinasi DPT/Hb adalah
gabungan antigen D-P-T dengan antigen Hb
untuk mencegah penyakit difteria, pertusis,
tetanus, dan Hb.
Mengapa ada Vaksin Kombinasi?
 Alasan utama pembuatan vaksin kombinasi
adalah :
1. Kemasannya lebih praktis dibandingkan dengan
vaksin monovalen, sehingga mempermudah
pemberian maka dapat meningkatkan vakupan
imunisasi
2. Mengurangi frekuensi kunjungan ke fasilitas
kesehatan sehingga mengurangi biaya
pengobatan
3. Untuk mengejar imunisasi yang terlambat.
4. Memudahkan menambah vaksin baru ke dalam
program imunisasi yang telah ada.
Vaksin Kombinasi
 Indikasi :
Vaksin ini digunakan
untuk pencegahan
terhadap difteri, tetanus,
pertusis, hepatitis B,
dan infeksi
Haemophilus influenzae
tipe B secara stimultan.
 Cara Pemberian:
disuntikkan secara im
pada anterolateral
vastus lateralis
 Jadwal imunisasi :
tidak diberikan pada
BBL, vaksin ini efektif
aman digunakan
bersamaan dengan
vaksin BCG, campak,
polio, vitamin A, yellow
fever.
 Efek samping :
KIPI yang terjadi tidak
berbeda secara
bermakna dengan
vaksin yang diberikan
secara terpisah.
 Kontraindikasi :
Hipersensitif
Pada dosis pertama
DPT mis. Kejang yg
KI trhdp komponen
pertusis diganti
dengan vaksin DT
saja, sedangkan
vaksin Hep. B dan
HiB diberikan secara
terpisah
 Penyimpanan :
Harus disimpan dan
ditransportasikan
pada suhu antara +2
dan 8 derajat celcius.
LOKASI PENYUNTIKAN &TEKNIK
PENYUNTIKAN
 Jarum suntik harus
disuntikkan dengan
sudut 45°-60° ke otot
vastus lateralis atau
otot deltoid.
 Pada otot vastus,
jarum diarahkan ke
lutut, pada deltoid
jarum diarahkan ke
pundak.
 Otot vastus lateralis
dipakai pada bayi
<12 bulan
BCG
 Sebelum disuntikkan
vaksin BCG harus
dilarutkan dengan 4 ml
pelarut NaCl 0,9%.
Melarutkan dengan
menggunakan alat
suntik steril dengan
jarum panjang.
 Dosis pemberian 0,05
ml pada neonatus dan
0,1 pada usia 2-3
bulan, sebanyak 1 kali
IC.
POLIO
 Sebelum digunakan pipet penetes
harus dipasangkan pada vial
vaksin.
 Diberilan secara oral, 1 dosis
adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4
kali (dosis) pemberian, dengan
interval setiap dosis minimal 4
minggu.
 Setiap membuka vial baru harus
menggunakan penetes (dropper)
yang baru.
 Di unit pelayanan statis, vaksin
polio yang telah dibuka hanya
boleh digunakan selama 2 minggu
dengan ketentuan :
 vaksin belum kadaluarsa
 vaksin disimpan dalam suhu 2
derajat Celcius sampai dengan
8 derajat Celcius
 tidak pernah terendam air
 sterilitasnya terjaga
 VVM (Vaksin Vial Monitor)
DPT
 Pemberian dengan cara intra
muskuler 0,5 ml pada tengah
pangkal paha.
 Diberikan pada bulan ke 2, 4, 6,
18, tahun ke 5, dan 12.
 Dalam pelayanan di unit statis,
vaksin yang sudah dibuka dapat
dipergunakan paling lama 4
minggu dengan penyimpanan
sesuai ketentuan.
 Reaksi lokal seperti rasa sakit,
kemerahan dan pembengkakan
di sekitar tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat
ringan dan biasanya hilang
setelah 2 hari.
HEPATITIS
 Sebelum digunakan vaksin
harus dikocok terlebih dahulu
agar suspensi menjadi
homogen.
 Sebelum disuntikkan,
kondisikan vaksin hingga
mencapai suhu kamar.
 Vaksin disuntikkan dengan
dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB,
pemberian suntikkan secara
intra muskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha.
 Pemberian sebanyak 3 dosis.
 Dosis pertama diberikan pada
usia <12 jam, kedua pada usia
2 bulan dan yang ketiga pada
usia 6 bulan.
 Di unit pelayanan statis, vaksin
HB yang telah dibuka hanya
boleh digunakan selama 4
minggu.Sedangkan di
posyandu vaksin yang sudah
CAMPAK
 Sebelum disuntikkan vaksin
Campak terlebih dahulu harus
dilarutkan dengann pelarut
steril yang telah tersedia yang
berisi 5 ml cairan pelarut
aquabidest.
 Dosis pemberian 0,5 ml
disuntikkan secara subkutan
pada lengan atas, pada usia 9-
11 bulan. Dan ulangan
(booster) pada usia 6-7 tahun
(kelas 1 SD) setelah cath-up
campaign Campak pada anak
Sekolah Dasar kelas 1-6.
 Vaksin campak yang sudah
dilarutkan hanya boleh
digunakan maksimum 6 jam.
 Efek samping dapat berupa
demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat
terjadi 8-12 hari setelah
Pelayanan Imunisasi
Tambahan
Pencatatan dan Pelaporan
Widya Wahyuningtias
201110330311111
Pencatatan dan Pelaporan
Definisi :
Pencatatan dan pelaporan imunisasi adalah pencatatan
dan pelaporan data program imunisasi, meliputi hasil
cakupan imunisasi, data logistik, dan inventaris
peralatan imunisasi dan kasus yang diduga KIPI atau
KIPI
Pencatatan dan Pelaporan
Manfaat :
1. Memantau hasil kegiatan dan mengambil tindakan
koreksi secara cepat terutama pada tingkat puskesmas
dan kabupaten/kota
2. Memantau distribusi serta efiisiensi penggunaan
logistik
3. Membuat analisis untuk perbaikan program dan
perencanaan
4. Sebagai pertanggungjawaban akuntabilitas program
Pencatatan
 Pelayanan Luar Gedung (Tingkat Desa)
 Data cakupan imunisasi
 Pelayanan Dalam Gedung (Tingkat Puskesmas)
 Data cakupan imunisasi
 Data rekapitulasi pelayanan imunisasi
 Data Vaksin dan Logistik Lainnya
 Data Suhu Lemari Es
Pelaporan Cakupan imunisasi rutin setiap bulan dari puskesmas
ke kabupaten/kota, provinsi, pusat
 UCI desa dilaporkan dalam periode satu tahun
 Cakupan imunisasi dan pemakaian vaksin dan
logistik BIAS
 Laporan pemakaian vaksin dan logistik
 Laporan keadaan rantai vaksin
 Kasus KIPI atau diduga KIPI
Pelaporan KIPI
 Identitas anak lengkap dan jelas
 Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa
yang memberikan. Vaksin sisa disimpan dan
diperlakukan seperti vaksin utuh (perhatikan cold
chain)
 Nama dokter yang bertanggung jawab
 Riwayat KIPI pada imunisasi terdahulu
 Gejala klinis yang timbul dan atau diagnosis. Pengobatan
yang diberikan dan perjalanan . Hasil laboratorium,
penyakit lain
 Waktu pemberian imunisasi
 Saat timbulnya KIPI hingga diketahui, berapa lama interval
waktu antara pemberian imunisasi dengan terjadinya KIPI,
lama gejala KIPI.
 Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh
 Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI
 Adakah tuntutan dari keluarga
Bayi lahir dari ibu yang bermasalah
Definisi
 Bayi Baru Lahir yang terlahir dari Ibu yang
bermasalah
menderita suatu penyakit sebelum, selama
hamil, atau pada saat menghadapi proses
persalinan.
penyakit
 kecurigaan infeksi intra uterin, Hepatitis B,
Tuberkulosis, Diabetes Mellitus, Sifilis,
 dan HIV yang tampaknya jumlah penderita
semakin meningkat serta Ibu dengan
 kecanduan Obat.
Tanda tanda ibu mengalami
infeksi
 Ibu mengalami panas tubuh lebih atau sama dengan 38
C selama proses
 persalinan sampai 3 hari pasca persalinan,
 Cairan ketuban hijau keruh apalagi berbau busuk,
 Cairan ketuban pecah 18 sampai 24 jam sebelum bayi
lahir, Atau pecah pada saat umur kehamilan baru
menginjak 37 minggu.
Ibu dg hepatitis b
 1. Bila ibu mengidap HBsAg positif untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan dan
tetap positif selama masa kehamilan dan melahirkan.
 2. Bila status HbsAg positif tidak disertai dengan peningkatan SGOT/PT maka,
status ibu adalah pengidap hepatitis B.
 3. Bila disertai dengan peningkatan SGOT/PT pada lebih dari kali
pemeriksaan
dengan interval pemeriksaan 2-3 bulan, maka status ibu adalah penderita
hepatitis B kronik.
 4. Status HbsAg positif tersebut dapat disertai dengan atau tanpa HBeAg
positif.
PENGELOLAAN BAYI BARU LAHIR
DENGAN IBU HEPATITIS B
 Ibu yang menderita hepatitis akut atau test serologis HBsAg positif, dapat
menularkan
hepatitis B pada bayinya :
 Berikan dosis awal Vaksin Hepatitis B (VHB) 0,5 ml segera setelah lahir,
seyogyanya dalam 12 jam sesudah lahir disusul dosis ke-2, dan ke-3 sesuai dengan
 jadwal imunisasi hepatitis.
Bila tersedia pada saat yang sama beri Imunoglobulin Hepatitis B 200 IU IM
 (0,5 ml) disuntikkan pada paha yang lainnya, dalam waktu 24 jam sesudah lahir
(sebaiknya dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir).
 Mengingat mahalnya harga immunoglobulin hepatitis B, maka bila orang tua tidak
mempunyai biaya, dilandaskan pada beberapa penelitian, pembelian HBIg tersebut
tidak dipaksakan. Dengan catatan, imunisai aktif hepatitis B tetap diberikan
secepatnya.
 Yakinkan ibu untuk tetap menyusui dengan ASI, apabila vaksin diatas sudah
diberikan (Rekomendasi CDC), tapi apabila ada luka pada puting susu dan ibu
mengalami Hepatitis Akut, sebaiknya tidak diberikan ASI.
Penatalaksanaan khusus
a. Dilakukan pemeriksaan anti HBs dan HbaAg berkala pada usia 7 bulan (satu bulan
setelah penyuntikan vaksin hepatitis B ketiga) 1, 3, 5 tahun dan selanjutnya setiap
1 tahun.
1) Bila pada usia 7 bulan tersebut anti HBs positif, dilakukan pemeriksaan ulang
anti HBs dan HBsAg pada usia 1, 3, 5 dan 10 tahun.
2) Bila anti HBs dan HBsAg negatif, diberikan satu kali tambahan dosis vaksinasi
dan satu bulan kemudian diulang pemeriksaan anti HBs. Bila anti HBs positif,
dilakukan pemeriksaan yang sama pada usia 1, 3, dan 5 tahun seperti pada butir a.
3) Bila pasca vaksinasi tambahan tersebut anti HBs dan HBsAg tetap negatif, bayi
dinyatakan sebagai non responders dan memerlukan pemeriksaan lanjutan yang
tidak akan dibahas pada makalah ini karena terlalu teknis.
4) Bila pada usia 7 bulan anti HBs negatif dan HBsAg positif, dilakukan
pemeriksaan HBsAg ulangan 6 bulan kemudian. Bila masih positif,
dianggap
sebagai hepatitis kronis dan dilakukan pemeriksaan SGOT/PT, USG
hati, alfa
feto protein, dan HBsAg, idealnya disertai dengan pemeriksaan
HBV-DNA
setiap 1-2 tahun.
 b. Bila HBsAg positif selama 6 bulan, dilakukan pemeriksaan
SGOT/PT setiap 2-3
bulan. Bila SGOT/PT meningkat pada lebih dari 2 kali pemeriksaan
dengan interval
waktu 2-3 bulan, pertimbangkan terapi anti virus.
Bayi lahir dengan ibu TB
 Bila menderita Tuberkulosis paru aktif dan mendapat pengobatan kurang dari
2 bulan sebelum melahirkan, atau didiagnosis TBC setelah melahirkan :
 Jangan diberi vaksin BCG saat setelah lahir;
 Beri profilaksis Isoniazid (INH) 5 mg/kg sekali sehari secara oral;
 Pada umur 8 minggu lakukan evaluasi kembali, catat berat badan dan lakukan
 pemeriksaan tes Mantoux dan radiologi bila memungkinkan :
bila ditemukan kecurigaan TBC aktif, mulai berikan pengobatan anti TBC
lengkap (sesuaikan dengan program pengobatan TBC pada bayi dan anak dan
kirim ke pusat pelayanan kesehatan setempat);
 bila bayi baik dan dan hasil tes negatif, lanjutkan pencegahan dengan
isoniazid selama waktu 6 bulan
 Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu
setelah pengobatan selesai. Bila
 vaksin BCG sudah terlanjur diberikan, ulang
pemberiannya 2 minggu setelah
 pengobatan INH selesai.
 Yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh diberikan.
Lakukan tindak lanjut terhadap
 bayinya tiap 2 minggu untuk menilai kenaikan berat
bayi.
 Obat yang diminum ibunya seperti INH, Rifampisin,
Ethambutol, aman untuk
 Breast Feeding. Tapi pemberian PAS pada ibu, hati
hati karena efek pada bayinya.
Dasar Imunologi
Imunisasi
-Diah Intan Firdaus-
-079-
-Erfian Prissantika-
-115-
Ilmu yang mempelajari reaksi/ perubahan yang terjadi di dalam
tubuh sebagai akibat masuknya benda asing atau yang dianggap
asing oleh tubuh
Imunologi
Sistem Imun
Respon imune
Innate
(Nonspecific)
1o line of defense
Adaptive
(Specific)
2o line of defense
Protects/re-exposure
Cellular Components Humoral Components Cellular Components Humoral Components
Interactions between the two systems
Sistem Imun
Innate/non
spesifik
Adaptive/
spesifik
Imunitas
nonspesifik yang
tidak
memerlukan
kontak dengan
antigen
First line of
defense
Second line of
defense
Imunitas yang
didapat dengan
cara pemaparan
antigen pada
penjamu yang
responsif.
Third line of
defense
Sistem Imun
humoral
biokimia
Adaptive
Immunity
IMMUNE RESPONSE
Hours Days
Time after infection
Complement
6 12 1 3 5
NK cells
Phagocytes
Epithelial
barriers
Microbe
T lymphocytes
B lymphocytes Antibodies
Effector T cells
Adaptive immunityInnate immunity
0
Innate and adaptive immunity
IMMUNE RESPONSE
IMMUNE RESPONSE
IMMUNE RESPONSE
8
0
Fungsi Efektor
Antibodi
Abbas.A, Basic
Immunology, 2 ed, 2004
A
IMMUNE RESPONSE
IMMUNE RESPONSE
IMUNITY
ACQUIRED
NATURAL
RESISTANCE
PASSIVE
ARTIFICIAL NATURAL
ACTIVE
ARTIFICIAL NATURAL
Natural Artificial
Imunitas Aktif
 Exposure to subclinical
infections
 Attenuated Organisms
 Killed Organism
 Sub-celluler fragments
 Toxins
 etc
Imunitas Pasif
 Placental Transfer of
IgG
 Colostral transfer of IgA
 Antibodies or
immunoglobulin
 Immune cells
Natural Artificial
Istilah
• Imunisasi : pemindahan / transfer
antibodi secara pasif
• Vaksinasi : pemberian vaksin
(antigen) yang dapat merangsang
pembentukan imunitas (antibodi) dari
sistem imun di dalam tubuh
• Istilah imunisasi lebih umum dipakai
mencakup kedua pengertian di atas
Imunisasi Aktif
• Tubuh anak akan
membuat sendiri zat
anti setelah mendapat
rangsangan antigen
• Membutuhkan waktu
yang lama untuk
membuat zat anti
• Kekebalan bertahan
lama (bertahun-tahun)
• Ex: vaksin BCG
Imunisasi Pasif
• Zat anti diperoleh dari
luar anak
• Tidak butuh waktu
yang lama untuk
membuat zat anti
• Kekebalan tdk brlgsg
lama (hanya bbrapa
bulan)
• Ex: pemberian HBIg
Untuk memperoleh kekebalan yang cukup,
jumlah zat anti dalam tubuh harus
meningkat
Dasar Imunisasi
Kelebihan dan Kekurangan Imunisasi
Pasif
Advantages
 Immediate Protection
Disadvantages
 No Long term
Protection
 Serum Sickness
 Risk Of hepatitis and
Aids
 etc
Keuntungan Vaksin
Infection dan Immunity
infection immunity
Bolus of infection x virulence
immunity
Disease =
Jaminan imunisasi terhadap suatu penyakit
≠ 100%.
Jadi bisa saja anak terkena peny. ttt
meski telah diimunisasi. Namun akan
berlangsung ringan dan tidak
 Sistem imun yang melindungi tubuh terhadap mikroba
penyerang dan benda benda yang ada dalam lingkungan ,ada
dua bentuk :
Imunitas alamiah,yg sudah ada sejak lahir dan melindungi
neonatus dari mikroba patogen.
Imunitas adaptif,atau didapat yg timbul pada inang sebagai
akibat terkena pajanan mikroba atau benda asing.
Imunology Klinik,medical notes,Michael J.Parmely
IMMUNOCOMPROMISED
 Immunocompromised adalah suatu kondisi abnormal
dimana kemampuan seseorang untuk melawan infeksi
mengalami penurunan.hal ini dapat disebabkan oleh
proses penyakit,obat-obatan tertentu,atau kondisi saat
lahir.
kamuskesehatan
 Fungsi primer sistem imun adalah melenyapkan agen infeksi dan
meminimalkan kerusakan yg terjadi
FAKTOR PENYEBAB IMMUNOCOMPROMISED
 Neutropeni
 Adanya kerusakan pada imunitas seluler dan humoral
 Perubahan pada sawar fisik
 Gizi buruk
 Adanya obstruksi
Saripediatri.IDAI.or.id/abstrak
 Defek genetik
 Infeksi
Immunodefisiensi transien (campak,varicella)
Immunodefisiensi permanent (infeksi HIV,infeksi Rubella kongenital)
 Obat atau toksin
Immunosupresan(kortikosteroid,siklosporin)
Antikonvulsan(fenitoin)
 Penyakit nutrisi atau metabolik
Malnutrisi(misal kwashihorkor),defisiensi
vitamin(biotin,transkobalamin)
Stiehm dkk,2005
 Kurang tidur
 Racun tubuh
Tubuh memproduksi racun sendiri selama metabolisme.jika racun tidak
berhasil keluar tubuh dapat berdampak buruk pada sistem kekebalan
tubuh
 Paparan zat berbahaya
Bahan pembersih kimia biasanya sering ditemukan dirumah.
 Kekurangan gizi
Dimana tubuh memerlukan mikronutrien seperti vitamin dan
mineral.Kekurangan gizi berkepanjangan bisa berakibat fatal
Putrinda Wisty Anailyka
Imunokompremise yang
mempengaruhi vaksinasi
Imunisasi Polio
Kontraindikasi OPV untuk pasien :
- Pasien yang sedang terapi kortokosteroid
- Pasien HIV
Kontaindikasi IPV untuk :
- Tidak ada kontraindikasi untuk bayi yang
terinfeksi HIV untuk tidak diberikan imunisasi
polio secara IPV
- Vaksin polio pada ibu hamil tidak diberikan
Imunisasi BCG
 Kontraindikasi :
- anak yang positif HIV
- sedang mendapat terapi imunosupresi atau
radioterapi
Imunisasi Campak
 Kontraindikasi :
- pada pasien yang mengalami imunodefisiensi
- pasien yang menderita gangguan respon imun
karena leukimia atau limfoma
- wanita hamil
Imunisasi MMR
 Kontraindikasi untuk :
 penderita HIV
 Pasien yang mendapat terapi imunosupresif,
antimetabolit,alkylating agent atau radiasi
 Wanita hamil
 Pasien dengan terapi imunokompremise berat
dapat diberikan imunisasi setelah 3 bulan
Imunisasi pada kelompok
berisiko
Pasien imunokompremise
Bayi prematur
Pasien Transplantasi sumsum tulangPasien HIV
Pasien terapi kortikosteroid
Pasien imonokompremise
Kenapa tidak boleh
di imunisasi???
Tidak boleh diberi vaksin
hidup karena vaksin akan
bereplikasi didalam tubuh
Vaksin OPV, MMR, BCG
Imunisasi yang boleh diberikan
Hepatitis B, hepatitis A, DPT, influenza dan HIB
Pasien dalam terapi
kortikosteroid
 Pasien dengan terapi kortikosteroid topikal,injeksi
lokal misal aerosol,salep kulit, kortikosteroid dosis
rendah boleh diberikan vaksin hidup
 Jika terapi kortikosteroid dosis tinggi setiap hari
atau selang hari selama lebih dari 14 hari  bisa
diberikan vaksin hidup setelah penghentian
pengobatan 1 bulan
Pasien infeksi HIV
 Vaksin hidup tidak dapat diberikan karena akan
mengaktifkan sistem imun yang dapat
meningkatkan replikasivirus HIV sehingga
memperberat penyakit HIV
Pasien transplantasi sumsum tulang
 Pasien resipien akan mengalami imunodefisiensi
karena :
- pengobatan imunosupresi terhadap penyakit
primer
- kemoterapi atau radioterapi yang diberikan pada
penjamu
-reaktivitas imunologi
- pengobatan imunosupresi yang diberikan
setelah transplantasi diberikan
 Jadi pasien ini bisa diberikan imunisasi sebelum
melakukan tranplantasi seperti imunisasi polio
dan DPT
1. Ny. An menunjukkan HbsAg (+) melahirkan anak
laki-laki usia kehamilan prematur dengan BBLR
1800 gr.
Permasalahan : Virus Hepatitis B menyebabkan penyakit
hepatitis pd manusia. Manifestasi klinis berupa hepatitis akut;
berkembang menjadi kronis dan dapat berakibat menjadi
hepatoselular karsinoma fatal. Bayi yang lahir dari ibu dengan
HbsAg (+) dapat terinfeksi saat periode perinatal (transmisi
vertikal) dan resiko infeksi hepatitis kronis pada bayinya
sebesar 80 sampai 95%
Pembahasan:
PRENATAL
• kunjungan pertama bumil
dan trisemester ketiga
lakukan screening Hepatitis
B
• imunisasi HBV pd bumil
dengan faktor resiko tinggi
(pasangan sex >1 dalam 6
bln terakhir, evaluasi atau
pengobatan terdahulu utk
PMS, penggunaan obat-
obatan injeksi, pasangan sex
HbsAg (+))
• 1 minggu sebelum taksiran
partus, usahakan pula
pemberian HBIG
• diskusikan dg dokter
spesialis anak atau bidan
yang akan menolong
persalinan.
PERINATAL
• POST EXPOSURE
IMMUNOPROPHYLAXIS
WITH HEPATITIS B
VACCINE AND HBIG CAN
EFFECTIVELY PREVENT
INFECTION AFTER
EXPOSURE TO THE
VIRUS”
• beri vaksin HB-1 0,5 mL IM
setelah lahir (<12 jam)
• usahakan beri HBIG 200 IU
IM (0,5mL) pada paha
lainnya (<12jam)
• tetap beri ASI, apabila vaksin
diatas sudah diberikan
(Rekomendasi CDC), bila
ada luka di puting susu ibu
dg hepatitis akut pemberian
ASI sebaiknya tidak
dilakukan.
PASCA PERIODE
PERINATAL
• jadwal imunisasi HBV
berikutnya diberikan sesuai
dengan jadwal  HB-2 usia
1 bln, HB-3 usia 3-6 bln.
(BBLR <2000gr memerlukan
4 serial dosis vaksin pada
usia 0, 1, 2-3, 6-7 bln
• testing Anti-HBs dan HbsAg
pada usia 7 bln lalu 1,3,5 th
dan selanjutnya tiap th
• Bila HBsAg (+) selama 6
bulan, lakukan pemeriksaan
SGOT/PT tiap 2-3 bln. Bila
SGOT/PT meningkat pd lebih
dari 2 kali pemeriksaan dg
interval 2-3 bln,
pertimbangkan terapi anti
virus
• pemantauan tumbuh-
kembang, gizi, serta
pemberian imunisasi,
dilakukan sebagaimana
pemantauan terhadap bayi
normal lainnya.
2. Ny. Es menderita TB paru aktif melahirkan bayi
perempuan BBLCB 2700gr.
Permasalahan : Pada ibu yang menderita
Tuberkulosis aktif, penularan dapat terjadi
sebelum bayi lahir melalui plasenta, atau
menghirup amnion yang tercemar, atau melalui
pernapasan setelah bayi lahir . Yang sangat
tinggi resiko terjadi TB bayi adalah pada saat
proses persalinan dan segera sesudah lahir
Pembahasan
PRENATAL
• screening TB pd
bumil dg faktor
resiko (kemiskinan,
penggunaan obat-
obatan, HIV,
lingkungan tinggal,
imigran dr daerah
endemis)
• pemberian vaksin
BCG kontraindikasi
pd bumil
• terapi pencegahan
dg INH sangat efektif
dan tak ada resiko
teratogenik dg dosis
standar (max 300
mg/hri) selama 6-12
bln
PERINATAL
• jangan diberi vaksin
BCG saat setelah
lahir
• beri profilaksis
Isoniazid (INH) 5
mg/kg sekali sehari
secara oral
• yakinkan ibu bahwa
ASI tetap boleh
diberikan. Lakukan
tindak lanjut
terhadap bayinya
tiap 2 minggu untuk
menilai kenaikan
berat bayi
• Obat yang diminum
ibunya seperti INH,
Rifampisin,
Ethambutol, aman
untuk Breast
Feeding.
PASCA PERIODE
PERINATAL
• jadwal imunisasi BCG
ditunda sampai 2minggu
pengobatan selesai
• pada umur 8 minggu
lakukan evaluasi, catat
berat badan dan lakukan
pemeriksaan tes Mantoux
dan radiologi
• bila ditemukan kecurigaan
TBC aktif, mulai berikan
pengobatan anti TBC
lengkap (sesuaikan
dengan program
pengobatan TBC pada
bayi dan anak
• § bila bayi baik dan dan
hasil tes negatif, lanjutkan
pencegahan dengan
isoniazid selama waktu 6
bulan.
• pemantauan tumbuh-
kembang, gizi, serta
pemberian imunisasi,
dilakukan sebagaimana
pemantauan terhadap
bayi normal lainnya.
Jadwal Imunisasi lainnya pada bayi-
bayi tersebut SAMA
Makasih...

More Related Content

What's hot (20)

Immunisasi
Immunisasi Immunisasi
Immunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Imunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologiImunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologi
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
 
Sosialisasi imun masyarakat
Sosialisasi imun masyarakatSosialisasi imun masyarakat
Sosialisasi imun masyarakat
 
Vaksin by Biofarma
Vaksin by BiofarmaVaksin by Biofarma
Vaksin by Biofarma
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
MuI imunisasi halal
MuI imunisasi halalMuI imunisasi halal
MuI imunisasi halal
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
 
Penyuluhan Imunisasi
Penyuluhan ImunisasiPenyuluhan Imunisasi
Penyuluhan Imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 

Viewers also liked

Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasiJoni Iswanto
 
04. efek samping & teknik imunisasi
04. efek samping & teknik imunisasi04. efek samping & teknik imunisasi
04. efek samping & teknik imunisasiJoni Iswanto
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasiresiy
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indrashafhandustur
 

Viewers also liked (18)

Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
04. efek samping & teknik imunisasi
04. efek samping & teknik imunisasi04. efek samping & teknik imunisasi
04. efek samping & teknik imunisasi
 
Presentation imunisasi
Presentation imunisasiPresentation imunisasi
Presentation imunisasi
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Pertusis
PertusisPertusis
Pertusis
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASILeaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASI
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Managemen laktasi
Managemen laktasiManagemen laktasi
Managemen laktasi
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
 
4. aktivitas terapi
4. aktivitas terapi4. aktivitas terapi
4. aktivitas terapi
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Anestesi pediatrik
Anestesi pediatrikAnestesi pediatrik
Anestesi pediatrik
 
Asi formula
Asi   formulaAsi   formula
Asi formula
 

Similar to Imunisasi tumbuh kembang 1

LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfMimaBaitanu1
 
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxIMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxAtinzunikah2
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]Nurul Adeatma
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.andielvi1
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppterlenstikeskharisma
 
IMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxIMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxSulasmiMirai
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaStephanieLexyLouis1
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4eliza293643
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiHenki Ata
 
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02MarrCenllon Hia
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Amalia Ifanasari
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAIwanSyaputra6
 
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptxBEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptxriswanto13
 

Similar to Imunisasi tumbuh kembang 1 (20)

LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxIMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
 
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi PediatriVaksinasi-Imunisasi Pediatri
Vaksinasi-Imunisasi Pediatri
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
 
Vaccine
VaccineVaccine
Vaccine
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
IMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptxIMUNISASI BAYI.pptx
IMUNISASI BAYI.pptx
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
 
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptxBEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
BEV. PROGRAM IMUNISASI SD MEI 2023.pptx
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
 
Ebp3 kh
Ebp3 khEbp3 kh
Ebp3 kh
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Imunisasi tumbuh kembang 1

  • 1. Skenario 2 Bagaimana imunisasi pada anak saya ?...
  • 2. Keyword  Ny. An inpartu  Prematur  Bblr 1800gr  hbsAg (+)  Ny. Es inpartu  Bblcb 2700gr  Ibu tb paru aktif 1 bulan  Imunisasi
  • 3. Klarifikasi istilah  BBLR : berat bayi lahir rendah, setiap bayi baru lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500gr  Inpartu : seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan  Pervagina : persalinan yang dimulai secara sepontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan.
  • 4.  BBLCB : partus matur atau aterm dengan masa kehamilan 37-42 minggu atau janin matur dengan BB 2500-4000gr.  Imunisasi : imunisasi dan vaksinasi sering diartikan sama , imunisasi adalah suatu pemindahan antibodi secara pasif, vaksinasi sebagai pemberian vaksin yang dapat dirangsang pembentukan imunitas dari sistem imun di dalam tubuh.  HbsAg : merupakan parameter untuk mengetahui atau sebagai penanda awal apakah seorang terinfeksi hepatitis B.
  • 5. Rumusan masalah Apa tujuan dari imunisasi ?  Apa penyebab kehamilan prematur ?  Adakah pengaruh ibu bermasalah dengan BBL ?  Apakah anak bisa tertular dari ibu hepatitis B dan TB paru positif ?  Apa yang harus dilakukan dokter pada anak ny. An dengan kehamilan prematur, BBLR 1800gr, dan ibu HBSAg (+)?  Bagaimana penatalaksanaan awal untuk anak dari ibu TB paru positif ?  Bagaimana jadwal imunisasi kdua anak tersebut?  Apa dampak jika tidak dilakukan pencegahan pada kedua bayi tersebut?  Pemeriksaan penunjang apa yang bisa dilakukan untuk kedua anak tersebut?
  • 6. Hipotesis  Apa tujuan dari imunisasi ? jawab : untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat, menurunkan prevalensi penyakit, membuat kekebalan tubuh, eradikasi penyakit.  Apa penyebab kehamilan prematur ? jawab : faktor ibu ( nutrisi, infeksi, preklamsi, penyalahangunaan obat2an,ketuban pecah dini,insufisiensi placenta, faktor fetal : kehamilan ganda atau multiple, distress janin, eritoblastosis, hidrop fetalis faktor placenta ( previa ), solusio
  • 7.  Adakah pengaruh ibu bermasalah dengan BBL ? jawab : ada, karena BBLR dapat terinfeksi dari ibu  Apakah anak bisa tertular dari ibu hepatitis B dan TB paru positif ? jawab ? Bisa, hepatitis B: cairan tubuh, darah ibu saat melahirkan TB paru : placenta, menghirup amnion yang tercemar atau melalui pernafasan setelah bayi lahir.
  • 8.  Apa yang harus dilakukan dokter pada anak ny. An dengan kehamilan prematur, BBLR 1800gr, dan ibu HBSAg (+)? jawab : saat lahir segera berikan vaksin hepatitis B dan HBIG 0,5ml IM kurang dari 12 jam.  Bagaimana penatalaksanaan awal untuk anak dari ibu TB paru positif ? jawab :, hanya beri INH 5 mg/kg sekali sehari oral, 8 minggu baru test mantoux, tb positif beri OAT, segera lakukan pemeriksaan anatomi placenta
  • 9.  Bagaimana jadwal imunisasi kedua anak tersebut? jawab : anak dari ibu hepatitis B : kurang dari 12 jam saat lahir, 1-2 bulan setelah vaksin pertama, 3-6 bulan,, butuh dosis HB 1, Hb 2, Hb 3, Hb 4, - < 2000gr samapai 4 kali pemberian vaksin, periksa HbsAg pada usia 9-15 bulan. - ulangan umur 5 tahun dan 19 tahun - jika anti HbsAg <10 dilakukan booster
  • 10.  Apa dampak jika tidak dilakukan pencegahan pada kedua bayi tersebut? jawab : ibu TB : bayi terkena TB sekitar 50% pada tahun pertama yang disebut sebagai tuberkolisis prenatal, kematian akibat Tb kongenital yang tidak terobati - ibu hepatitis B : 9-10 bayi yang dilahirkan akan menjadi karier selama hidupnya jika tidak mendapat vaksinasi, ada masalah pada livernya - infeksi hepatitis kronis  Pemeriksaan penunjang apa yang bisa dilakukan untuk kedua anak tersebut? jawab : tes HbsAg, tes TB, tes foto thorax, shake test, darah rutin, analisis gas darah,histologi lambung, aspirasi lambung
  • 11.  Bagaimana prognosis untuk anak tersebut? jawab : - baik jika ada penanganan dini
  • 12. LO  Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami imunisasi ( definisi,syarat, manfaat,jadwal,jenis ( combo ) dan tata cara : penyimpanan, persiapan alat, transportasi, teknik safe injection, pencatatan dan pelaporan ), isi, kontraindikasi, teknik .  Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bayi lahir dari ibu bermasalah  Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dasar imunologi vaksinasi  Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami imunokompremise yang mempengaruhi vaksinasi
  • 14. Definisi  Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit  Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005) Definisi Definisi
  • 15. Tujuan  Tujuan umum : yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit dimaksud antara lain : Difteri, Tetanus, Pertusis(batuk rejam), Measles (campak), Polio dan Tuberculosis
  • 16.  Tujuan khusus : a) Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa Kelurahan pada tahun 2010.
  • 17. b) Tercapainya ERAPO (Eradiksi Polio), yaitu tidak adanya virus polio liar di Indonesia yang dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada tahun 2008. c) Tercapainya ETN (Eliminasi Tetanus Neonatorum), artinya menurunkan kasus TN sampai tingkat 1 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun pada tahun 2008
  • 18. d) Tercapainya RECAM (Reduksi Campak), artinya angka kesakitan campak turun pada tahun 2006.
  • 19. Manfaat 1. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit menular yang sering berjangkit 2. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan jika anak sakit 3. Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Depkes RI, 2001)
  • 20. Syarat  Menurut Depkes RI (2005) : 1. Diberikan pada bayi atau anak yang sehat 2. Vaksin yang diberikan harus baik 3. Disimpan di lemari es dan belum lewat masa berlaku 4. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat 5. Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang diterima 6. Meneliti jenis vaksin yang diberikan 7. Memberikan dosis yang sesuai 8. Mencatat nomer batch pada buku anak atau kartu imunisasi serta memberikan informent concent kepada orang tua atau keluarga sebelum melakukan tindakan imunisasi yang sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tua apa manfaat dan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang timbul setelah pemberian imunisasi.
  • 21. Keadaan yang tidak boleh memperoleh imunisasi  Sakit keras  Keadaan fisik lemah  Dalam masa tunas suatu penyakit  Sedang mendapat pengobatan dengan kortikosteroid atau obat imunosupresif
  • 23. Jadwal imunisasi  BCG Imunisasi BCG diberikan optimal pada usia 2-3 bulan. Dosis untuk bayi dan anak < 1 tahun adalah 0,05 ml. cara pemberian intrakutan di daerah insersio M. deltoideus kanan.
  • 24.  Hepatitis B Diberikan sedini mungkin setelah lahir. Pemberian imunisasi hepatitis B harus berdasarkan status HBsAg ibu pada saat melahirkan sebagai berikut : A. Bayi lahir dari ibu dengan status HBsAg yang tidak diketahui. Diberikan vaksin rekombinan (HB Vax-II 5 µg atau energerix B 10 µg) atau vaksin plasma derived 10 µg, IM , dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan. Apabila pada pemeriksaan selanjutnya diketahui ibu HbsAg-nya positif, segera berikan 0,5 ml HBIG (sebelum 1 minggu)
  • 25. B. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif dalam waktu 12 jam setelah lahir, secara bersamaan, diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan, IM di sisi tubuh yang berlainan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan sesudahnya dan dosis ketiga diberikan pada usia 6 bulan. C. Bayi lahir dari ibu dengan HBsAg negatif diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived secara IM , pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi pertama.
  • 26.  DPT Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu. 1. DPT 1 diberikan pada umur 2-4 bulan 2. DPT 2 pada umur 3-5 bulan 3. DPT 3 pada umur 4-6 bulan. Ulangan (DPT4) selanjutnya diberikan satu tahun setelah DPT 3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DPT 5 pada saat masuk sekolah umur 5-7 tahun (BIAS). Ulangan DT 6 diberikan pada umur 12 tahun, mengingat masih dijumpai defteri pada umur .> 10 tahun
  • 27.  Polio  Polio-0  saat bayi baru lahir akan dipulangkan dr rs  Polio- 2, 3, 4  usia 2, 4, 6 bulan; interval antar 2 imunisasi tidak kurang dr 4 minggu  Imunisasi polio ulangan  1 th sejak imunisasi polio-4  selanjutnya saat masuk sekolah usia 5-6 th  Bila terlambat, jangan mengulang vaksinasi dr awal, tetap lanjutkan dan lengkapi vaksinasi sesuai jadwal, tanpa melihat jarak waktu dari pemberian sebelumnya
  • 28.  Campak Diberikan pada umur 9 bulan , dalam satu dosis 0,5 ml sub-kutan dalam. Pemberian vaksin campak ulangan pada saat masuk sekolah dasar (5-6 tahun).
  • 29.  MMR  Vaksin I  usia 15-18 bln, min interval 6 bulan dgn imunisasi campak (usia 9 bln)  Dosis 0,5 ml subkutan  Diberikan minimal 1 bulan sebelum atau sesudah imunisasi lain  MMR-2 diberikan pd usia 6 th
  • 30.  Hib (H. influenzae tipe B) Diberikan sejak umur 2-4-6 bl, ulangan pada 18 bulan, Dosis: 0,5 ml secara intramuskular. Bila anak belum pernah vaksinasi Hib, datang pada usia 1-5 th  Hib hanya diberikan 1x
  • 31.  Pneumokokus Terdapat 2 jenis vaksin : 1. Polisakarida murni  23 serotipe - “pneumococcus polysaccharide vaccine” (PPV23) - Imunitas jangka pendek : Pneumo-23 (sanofi p) 2. Polisakarida konjugasi  pneumococcal conjugate vaccine” - 7 serotipe  PCV7 - 10 serotipe  PCV10 - imunitas jangka panjang : Prevenar,
  • 32.  Vaksin PCV diberikan sjk usia 2 bln – 9 th, Dosis pertama tdk diberikan sebelum usia 6 minggu. Bayi BBLR ( 1500g)  diberikan usia kronologis 6-8 mgg, tanpa memperhatikan usia kehamilan
  • 33.  Hepatitis A  Umur > 2 tahun, dosis  2-12 tahun 720 U ~ 0,5 ml  > 19 tahun 1440 U ~ 1 ml  2 dosis, ulangan 6 -12 bulan berikutnya
  • 34.  Varisella  Diberikan usia 1 th, dosis 0,5 ml, subkutan, 1x Anak yg kontak dgn pasien varisela  dapat mencegah bila diberikan < 72 jam setelah kontak usia > 13 th / dewasa  diberikan 2x dng jarak 4- 8 minggu
  • 35.  Rotavirus  Monovalen dan Pentavalen ( 5 strain virus)  Dosis :  Monovalen : oral 2x, dosis pertama usia 6-14 mgg, dosis kedua minimal interval 4 minggu. Tidak melampaui usia 24 minggu  Pentavalen : oral 3x, dosis pertama usia 6-12 mgg, interval dr ke-2 dan ke-3 adalah 4-10 mgg, diberikan pd usia < 32 mgg (interval min 4 mgg)
  • 36. Jenis – Jenis Imunisasi dan Kombo Gita Risti Novianti 201110330311013
  • 37. Vaksin BCG Berasal dari kuman Bacillus Calmette Guerin yg telah dilemahkan ; Memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC DPT Berasal dari kuman Bordetella Pertusis yg telah dimatikan ; Memberikan kekebalan terhadap penyakit Difteria pertusis dan Tetanus Hepatitis B Berasal dari protein kuman hepatitis B; Melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menginfeksi hati Campak Berasal dari virus yang dilemahkan; Memberikan kekebalan terhadap penyakit campak Polio Berasal dari kuman yg dilemahkan ; Memberikan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis Influenza Bertujuan untuk memberikan kekebalan bagi tubuh terhadap serangan virus influenza
  • 38. Vaksin MMR Virus yang dilemahkan Hepatitis A Strain hepatitis A inaktivasi ; HPV melindungi terhadap dua jenis virus penyebab penyakit menular seksual yang merupakan penyebab paling umum kanker serviks
  • 40. Vaksin Kombo  Vaksin Kombo merupakan gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda. Misalnya vaksin kombinasi DPT/Hb adalah gabungan antigen D-P-T dengan antigen Hb untuk mencegah penyakit difteria, pertusis, tetanus, dan Hb.
  • 41. Mengapa ada Vaksin Kombinasi?  Alasan utama pembuatan vaksin kombinasi adalah : 1. Kemasannya lebih praktis dibandingkan dengan vaksin monovalen, sehingga mempermudah pemberian maka dapat meningkatkan vakupan imunisasi 2. Mengurangi frekuensi kunjungan ke fasilitas kesehatan sehingga mengurangi biaya pengobatan 3. Untuk mengejar imunisasi yang terlambat.
  • 42. 4. Memudahkan menambah vaksin baru ke dalam program imunisasi yang telah ada.
  • 44.  Indikasi : Vaksin ini digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe B secara stimultan.  Cara Pemberian: disuntikkan secara im pada anterolateral vastus lateralis  Jadwal imunisasi : tidak diberikan pada BBL, vaksin ini efektif aman digunakan bersamaan dengan vaksin BCG, campak, polio, vitamin A, yellow fever.  Efek samping : KIPI yang terjadi tidak berbeda secara bermakna dengan vaksin yang diberikan secara terpisah.
  • 45.  Kontraindikasi : Hipersensitif Pada dosis pertama DPT mis. Kejang yg KI trhdp komponen pertusis diganti dengan vaksin DT saja, sedangkan vaksin Hep. B dan HiB diberikan secara terpisah  Penyimpanan : Harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu antara +2 dan 8 derajat celcius.
  • 46. LOKASI PENYUNTIKAN &TEKNIK PENYUNTIKAN  Jarum suntik harus disuntikkan dengan sudut 45°-60° ke otot vastus lateralis atau otot deltoid.  Pada otot vastus, jarum diarahkan ke lutut, pada deltoid jarum diarahkan ke pundak.  Otot vastus lateralis dipakai pada bayi <12 bulan
  • 47. BCG  Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.  Dosis pemberian 0,05 ml pada neonatus dan 0,1 pada usia 2-3 bulan, sebanyak 1 kali IC.
  • 48. POLIO  Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.  Diberilan secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.  Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.  Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan :  vaksin belum kadaluarsa  vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius  tidak pernah terendam air  sterilitasnya terjaga  VVM (Vaksin Vial Monitor)
  • 49. DPT  Pemberian dengan cara intra muskuler 0,5 ml pada tengah pangkal paha.  Diberikan pada bulan ke 2, 4, 6, 18, tahun ke 5, dan 12.  Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan.  Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
  • 50. HEPATITIS  Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.  Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar.  Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB, pemberian suntikkan secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.  Pemberian sebanyak 3 dosis.  Dosis pertama diberikan pada usia <12 jam, kedua pada usia 2 bulan dan yang ketiga pada usia 6 bulan.  Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah
  • 51. CAMPAK  Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.  Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9- 11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah cath-up campaign Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.  Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan maksimum 6 jam.  Efek samping dapat berupa demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
  • 52. Pelayanan Imunisasi Tambahan Pencatatan dan Pelaporan Widya Wahyuningtias 201110330311111
  • 53. Pencatatan dan Pelaporan Definisi : Pencatatan dan pelaporan imunisasi adalah pencatatan dan pelaporan data program imunisasi, meliputi hasil cakupan imunisasi, data logistik, dan inventaris peralatan imunisasi dan kasus yang diduga KIPI atau KIPI
  • 54. Pencatatan dan Pelaporan Manfaat : 1. Memantau hasil kegiatan dan mengambil tindakan koreksi secara cepat terutama pada tingkat puskesmas dan kabupaten/kota 2. Memantau distribusi serta efiisiensi penggunaan logistik 3. Membuat analisis untuk perbaikan program dan perencanaan 4. Sebagai pertanggungjawaban akuntabilitas program
  • 55. Pencatatan  Pelayanan Luar Gedung (Tingkat Desa)  Data cakupan imunisasi  Pelayanan Dalam Gedung (Tingkat Puskesmas)  Data cakupan imunisasi  Data rekapitulasi pelayanan imunisasi  Data Vaksin dan Logistik Lainnya  Data Suhu Lemari Es
  • 56.
  • 57. Pelaporan Cakupan imunisasi rutin setiap bulan dari puskesmas ke kabupaten/kota, provinsi, pusat  UCI desa dilaporkan dalam periode satu tahun  Cakupan imunisasi dan pemakaian vaksin dan logistik BIAS  Laporan pemakaian vaksin dan logistik  Laporan keadaan rantai vaksin  Kasus KIPI atau diduga KIPI
  • 58. Pelaporan KIPI  Identitas anak lengkap dan jelas  Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa yang memberikan. Vaksin sisa disimpan dan diperlakukan seperti vaksin utuh (perhatikan cold chain)  Nama dokter yang bertanggung jawab  Riwayat KIPI pada imunisasi terdahulu
  • 59.  Gejala klinis yang timbul dan atau diagnosis. Pengobatan yang diberikan dan perjalanan . Hasil laboratorium, penyakit lain  Waktu pemberian imunisasi  Saat timbulnya KIPI hingga diketahui, berapa lama interval waktu antara pemberian imunisasi dengan terjadinya KIPI, lama gejala KIPI.  Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh  Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI  Adakah tuntutan dari keluarga
  • 60. Bayi lahir dari ibu yang bermasalah
  • 61. Definisi  Bayi Baru Lahir yang terlahir dari Ibu yang bermasalah menderita suatu penyakit sebelum, selama hamil, atau pada saat menghadapi proses persalinan.
  • 62. penyakit  kecurigaan infeksi intra uterin, Hepatitis B, Tuberkulosis, Diabetes Mellitus, Sifilis,  dan HIV yang tampaknya jumlah penderita semakin meningkat serta Ibu dengan  kecanduan Obat.
  • 63. Tanda tanda ibu mengalami infeksi  Ibu mengalami panas tubuh lebih atau sama dengan 38 C selama proses  persalinan sampai 3 hari pasca persalinan,  Cairan ketuban hijau keruh apalagi berbau busuk,  Cairan ketuban pecah 18 sampai 24 jam sebelum bayi lahir, Atau pecah pada saat umur kehamilan baru menginjak 37 minggu.
  • 64. Ibu dg hepatitis b  1. Bila ibu mengidap HBsAg positif untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan dan tetap positif selama masa kehamilan dan melahirkan.  2. Bila status HbsAg positif tidak disertai dengan peningkatan SGOT/PT maka, status ibu adalah pengidap hepatitis B.  3. Bila disertai dengan peningkatan SGOT/PT pada lebih dari kali pemeriksaan dengan interval pemeriksaan 2-3 bulan, maka status ibu adalah penderita hepatitis B kronik.  4. Status HbsAg positif tersebut dapat disertai dengan atau tanpa HBeAg positif.
  • 65. PENGELOLAAN BAYI BARU LAHIR DENGAN IBU HEPATITIS B  Ibu yang menderita hepatitis akut atau test serologis HBsAg positif, dapat menularkan hepatitis B pada bayinya :  Berikan dosis awal Vaksin Hepatitis B (VHB) 0,5 ml segera setelah lahir, seyogyanya dalam 12 jam sesudah lahir disusul dosis ke-2, dan ke-3 sesuai dengan  jadwal imunisasi hepatitis. Bila tersedia pada saat yang sama beri Imunoglobulin Hepatitis B 200 IU IM  (0,5 ml) disuntikkan pada paha yang lainnya, dalam waktu 24 jam sesudah lahir (sebaiknya dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir).  Mengingat mahalnya harga immunoglobulin hepatitis B, maka bila orang tua tidak mempunyai biaya, dilandaskan pada beberapa penelitian, pembelian HBIg tersebut tidak dipaksakan. Dengan catatan, imunisai aktif hepatitis B tetap diberikan secepatnya.  Yakinkan ibu untuk tetap menyusui dengan ASI, apabila vaksin diatas sudah diberikan (Rekomendasi CDC), tapi apabila ada luka pada puting susu dan ibu mengalami Hepatitis Akut, sebaiknya tidak diberikan ASI.
  • 66. Penatalaksanaan khusus a. Dilakukan pemeriksaan anti HBs dan HbaAg berkala pada usia 7 bulan (satu bulan setelah penyuntikan vaksin hepatitis B ketiga) 1, 3, 5 tahun dan selanjutnya setiap 1 tahun. 1) Bila pada usia 7 bulan tersebut anti HBs positif, dilakukan pemeriksaan ulang anti HBs dan HBsAg pada usia 1, 3, 5 dan 10 tahun. 2) Bila anti HBs dan HBsAg negatif, diberikan satu kali tambahan dosis vaksinasi dan satu bulan kemudian diulang pemeriksaan anti HBs. Bila anti HBs positif, dilakukan pemeriksaan yang sama pada usia 1, 3, dan 5 tahun seperti pada butir a. 3) Bila pasca vaksinasi tambahan tersebut anti HBs dan HBsAg tetap negatif, bayi dinyatakan sebagai non responders dan memerlukan pemeriksaan lanjutan yang tidak akan dibahas pada makalah ini karena terlalu teknis.
  • 67. 4) Bila pada usia 7 bulan anti HBs negatif dan HBsAg positif, dilakukan pemeriksaan HBsAg ulangan 6 bulan kemudian. Bila masih positif, dianggap sebagai hepatitis kronis dan dilakukan pemeriksaan SGOT/PT, USG hati, alfa feto protein, dan HBsAg, idealnya disertai dengan pemeriksaan HBV-DNA setiap 1-2 tahun.  b. Bila HBsAg positif selama 6 bulan, dilakukan pemeriksaan SGOT/PT setiap 2-3 bulan. Bila SGOT/PT meningkat pada lebih dari 2 kali pemeriksaan dengan interval waktu 2-3 bulan, pertimbangkan terapi anti virus.
  • 68. Bayi lahir dengan ibu TB  Bila menderita Tuberkulosis paru aktif dan mendapat pengobatan kurang dari 2 bulan sebelum melahirkan, atau didiagnosis TBC setelah melahirkan :  Jangan diberi vaksin BCG saat setelah lahir;  Beri profilaksis Isoniazid (INH) 5 mg/kg sekali sehari secara oral;  Pada umur 8 minggu lakukan evaluasi kembali, catat berat badan dan lakukan  pemeriksaan tes Mantoux dan radiologi bila memungkinkan : bila ditemukan kecurigaan TBC aktif, mulai berikan pengobatan anti TBC lengkap (sesuaikan dengan program pengobatan TBC pada bayi dan anak dan kirim ke pusat pelayanan kesehatan setempat);  bila bayi baik dan dan hasil tes negatif, lanjutkan pencegahan dengan isoniazid selama waktu 6 bulan
  • 69.  Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu setelah pengobatan selesai. Bila  vaksin BCG sudah terlanjur diberikan, ulang pemberiannya 2 minggu setelah  pengobatan INH selesai.  Yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh diberikan. Lakukan tindak lanjut terhadap  bayinya tiap 2 minggu untuk menilai kenaikan berat bayi.  Obat yang diminum ibunya seperti INH, Rifampisin, Ethambutol, aman untuk  Breast Feeding. Tapi pemberian PAS pada ibu, hati hati karena efek pada bayinya.
  • 70. Dasar Imunologi Imunisasi -Diah Intan Firdaus- -079- -Erfian Prissantika- -115-
  • 71. Ilmu yang mempelajari reaksi/ perubahan yang terjadi di dalam tubuh sebagai akibat masuknya benda asing atau yang dianggap asing oleh tubuh Imunologi
  • 72. Sistem Imun Respon imune Innate (Nonspecific) 1o line of defense Adaptive (Specific) 2o line of defense Protects/re-exposure Cellular Components Humoral Components Cellular Components Humoral Components Interactions between the two systems
  • 73. Sistem Imun Innate/non spesifik Adaptive/ spesifik Imunitas nonspesifik yang tidak memerlukan kontak dengan antigen First line of defense Second line of defense Imunitas yang didapat dengan cara pemaparan antigen pada penjamu yang responsif. Third line of defense
  • 74.
  • 77. Hours Days Time after infection Complement 6 12 1 3 5 NK cells Phagocytes Epithelial barriers Microbe T lymphocytes B lymphocytes Antibodies Effector T cells Adaptive immunityInnate immunity 0 Innate and adaptive immunity IMMUNE RESPONSE
  • 82.
  • 84. Natural Artificial Imunitas Aktif  Exposure to subclinical infections  Attenuated Organisms  Killed Organism  Sub-celluler fragments  Toxins  etc
  • 85. Imunitas Pasif  Placental Transfer of IgG  Colostral transfer of IgA  Antibodies or immunoglobulin  Immune cells Natural Artificial
  • 86. Istilah • Imunisasi : pemindahan / transfer antibodi secara pasif • Vaksinasi : pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh • Istilah imunisasi lebih umum dipakai mencakup kedua pengertian di atas
  • 87. Imunisasi Aktif • Tubuh anak akan membuat sendiri zat anti setelah mendapat rangsangan antigen • Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat zat anti • Kekebalan bertahan lama (bertahun-tahun) • Ex: vaksin BCG Imunisasi Pasif • Zat anti diperoleh dari luar anak • Tidak butuh waktu yang lama untuk membuat zat anti • Kekebalan tdk brlgsg lama (hanya bbrapa bulan) • Ex: pemberian HBIg Untuk memperoleh kekebalan yang cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat Dasar Imunisasi
  • 88. Kelebihan dan Kekurangan Imunisasi Pasif Advantages  Immediate Protection Disadvantages  No Long term Protection  Serum Sickness  Risk Of hepatitis and Aids  etc
  • 90. Infection dan Immunity infection immunity Bolus of infection x virulence immunity Disease = Jaminan imunisasi terhadap suatu penyakit ≠ 100%. Jadi bisa saja anak terkena peny. ttt meski telah diimunisasi. Namun akan berlangsung ringan dan tidak
  • 91.
  • 92.
  • 93.  Sistem imun yang melindungi tubuh terhadap mikroba penyerang dan benda benda yang ada dalam lingkungan ,ada dua bentuk : Imunitas alamiah,yg sudah ada sejak lahir dan melindungi neonatus dari mikroba patogen. Imunitas adaptif,atau didapat yg timbul pada inang sebagai akibat terkena pajanan mikroba atau benda asing. Imunology Klinik,medical notes,Michael J.Parmely
  • 94. IMMUNOCOMPROMISED  Immunocompromised adalah suatu kondisi abnormal dimana kemampuan seseorang untuk melawan infeksi mengalami penurunan.hal ini dapat disebabkan oleh proses penyakit,obat-obatan tertentu,atau kondisi saat lahir. kamuskesehatan
  • 95.  Fungsi primer sistem imun adalah melenyapkan agen infeksi dan meminimalkan kerusakan yg terjadi
  • 96. FAKTOR PENYEBAB IMMUNOCOMPROMISED  Neutropeni  Adanya kerusakan pada imunitas seluler dan humoral  Perubahan pada sawar fisik  Gizi buruk  Adanya obstruksi Saripediatri.IDAI.or.id/abstrak
  • 97.  Defek genetik  Infeksi Immunodefisiensi transien (campak,varicella) Immunodefisiensi permanent (infeksi HIV,infeksi Rubella kongenital)  Obat atau toksin Immunosupresan(kortikosteroid,siklosporin) Antikonvulsan(fenitoin)  Penyakit nutrisi atau metabolik Malnutrisi(misal kwashihorkor),defisiensi vitamin(biotin,transkobalamin) Stiehm dkk,2005
  • 98.  Kurang tidur  Racun tubuh Tubuh memproduksi racun sendiri selama metabolisme.jika racun tidak berhasil keluar tubuh dapat berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh  Paparan zat berbahaya Bahan pembersih kimia biasanya sering ditemukan dirumah.  Kekurangan gizi Dimana tubuh memerlukan mikronutrien seperti vitamin dan mineral.Kekurangan gizi berkepanjangan bisa berakibat fatal
  • 99.
  • 100. Putrinda Wisty Anailyka Imunokompremise yang mempengaruhi vaksinasi
  • 101. Imunisasi Polio Kontraindikasi OPV untuk pasien : - Pasien yang sedang terapi kortokosteroid - Pasien HIV Kontaindikasi IPV untuk : - Tidak ada kontraindikasi untuk bayi yang terinfeksi HIV untuk tidak diberikan imunisasi polio secara IPV - Vaksin polio pada ibu hamil tidak diberikan
  • 102. Imunisasi BCG  Kontraindikasi : - anak yang positif HIV - sedang mendapat terapi imunosupresi atau radioterapi
  • 103. Imunisasi Campak  Kontraindikasi : - pada pasien yang mengalami imunodefisiensi - pasien yang menderita gangguan respon imun karena leukimia atau limfoma - wanita hamil
  • 104. Imunisasi MMR  Kontraindikasi untuk :  penderita HIV  Pasien yang mendapat terapi imunosupresif, antimetabolit,alkylating agent atau radiasi  Wanita hamil  Pasien dengan terapi imunokompremise berat dapat diberikan imunisasi setelah 3 bulan
  • 105. Imunisasi pada kelompok berisiko Pasien imunokompremise Bayi prematur Pasien Transplantasi sumsum tulangPasien HIV Pasien terapi kortikosteroid
  • 106. Pasien imonokompremise Kenapa tidak boleh di imunisasi??? Tidak boleh diberi vaksin hidup karena vaksin akan bereplikasi didalam tubuh Vaksin OPV, MMR, BCG
  • 107. Imunisasi yang boleh diberikan Hepatitis B, hepatitis A, DPT, influenza dan HIB
  • 108. Pasien dalam terapi kortikosteroid  Pasien dengan terapi kortikosteroid topikal,injeksi lokal misal aerosol,salep kulit, kortikosteroid dosis rendah boleh diberikan vaksin hidup  Jika terapi kortikosteroid dosis tinggi setiap hari atau selang hari selama lebih dari 14 hari  bisa diberikan vaksin hidup setelah penghentian pengobatan 1 bulan
  • 109. Pasien infeksi HIV  Vaksin hidup tidak dapat diberikan karena akan mengaktifkan sistem imun yang dapat meningkatkan replikasivirus HIV sehingga memperberat penyakit HIV
  • 110. Pasien transplantasi sumsum tulang  Pasien resipien akan mengalami imunodefisiensi karena : - pengobatan imunosupresi terhadap penyakit primer - kemoterapi atau radioterapi yang diberikan pada penjamu -reaktivitas imunologi - pengobatan imunosupresi yang diberikan setelah transplantasi diberikan  Jadi pasien ini bisa diberikan imunisasi sebelum melakukan tranplantasi seperti imunisasi polio dan DPT
  • 111.
  • 112.
  • 113. 1. Ny. An menunjukkan HbsAg (+) melahirkan anak laki-laki usia kehamilan prematur dengan BBLR 1800 gr. Permasalahan : Virus Hepatitis B menyebabkan penyakit hepatitis pd manusia. Manifestasi klinis berupa hepatitis akut; berkembang menjadi kronis dan dapat berakibat menjadi hepatoselular karsinoma fatal. Bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg (+) dapat terinfeksi saat periode perinatal (transmisi vertikal) dan resiko infeksi hepatitis kronis pada bayinya sebesar 80 sampai 95% Pembahasan:
  • 114. PRENATAL • kunjungan pertama bumil dan trisemester ketiga lakukan screening Hepatitis B • imunisasi HBV pd bumil dengan faktor resiko tinggi (pasangan sex >1 dalam 6 bln terakhir, evaluasi atau pengobatan terdahulu utk PMS, penggunaan obat- obatan injeksi, pasangan sex HbsAg (+)) • 1 minggu sebelum taksiran partus, usahakan pula pemberian HBIG • diskusikan dg dokter spesialis anak atau bidan yang akan menolong persalinan. PERINATAL • POST EXPOSURE IMMUNOPROPHYLAXIS WITH HEPATITIS B VACCINE AND HBIG CAN EFFECTIVELY PREVENT INFECTION AFTER EXPOSURE TO THE VIRUS” • beri vaksin HB-1 0,5 mL IM setelah lahir (<12 jam) • usahakan beri HBIG 200 IU IM (0,5mL) pada paha lainnya (<12jam) • tetap beri ASI, apabila vaksin diatas sudah diberikan (Rekomendasi CDC), bila ada luka di puting susu ibu dg hepatitis akut pemberian ASI sebaiknya tidak dilakukan. PASCA PERIODE PERINATAL • jadwal imunisasi HBV berikutnya diberikan sesuai dengan jadwal  HB-2 usia 1 bln, HB-3 usia 3-6 bln. (BBLR <2000gr memerlukan 4 serial dosis vaksin pada usia 0, 1, 2-3, 6-7 bln • testing Anti-HBs dan HbsAg pada usia 7 bln lalu 1,3,5 th dan selanjutnya tiap th • Bila HBsAg (+) selama 6 bulan, lakukan pemeriksaan SGOT/PT tiap 2-3 bln. Bila SGOT/PT meningkat pd lebih dari 2 kali pemeriksaan dg interval 2-3 bln, pertimbangkan terapi anti virus • pemantauan tumbuh- kembang, gizi, serta pemberian imunisasi, dilakukan sebagaimana pemantauan terhadap bayi normal lainnya.
  • 115. 2. Ny. Es menderita TB paru aktif melahirkan bayi perempuan BBLCB 2700gr. Permasalahan : Pada ibu yang menderita Tuberkulosis aktif, penularan dapat terjadi sebelum bayi lahir melalui plasenta, atau menghirup amnion yang tercemar, atau melalui pernapasan setelah bayi lahir . Yang sangat tinggi resiko terjadi TB bayi adalah pada saat proses persalinan dan segera sesudah lahir Pembahasan
  • 116. PRENATAL • screening TB pd bumil dg faktor resiko (kemiskinan, penggunaan obat- obatan, HIV, lingkungan tinggal, imigran dr daerah endemis) • pemberian vaksin BCG kontraindikasi pd bumil • terapi pencegahan dg INH sangat efektif dan tak ada resiko teratogenik dg dosis standar (max 300 mg/hri) selama 6-12 bln PERINATAL • jangan diberi vaksin BCG saat setelah lahir • beri profilaksis Isoniazid (INH) 5 mg/kg sekali sehari secara oral • yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh diberikan. Lakukan tindak lanjut terhadap bayinya tiap 2 minggu untuk menilai kenaikan berat bayi • Obat yang diminum ibunya seperti INH, Rifampisin, Ethambutol, aman untuk Breast Feeding. PASCA PERIODE PERINATAL • jadwal imunisasi BCG ditunda sampai 2minggu pengobatan selesai • pada umur 8 minggu lakukan evaluasi, catat berat badan dan lakukan pemeriksaan tes Mantoux dan radiologi • bila ditemukan kecurigaan TBC aktif, mulai berikan pengobatan anti TBC lengkap (sesuaikan dengan program pengobatan TBC pada bayi dan anak • § bila bayi baik dan dan hasil tes negatif, lanjutkan pencegahan dengan isoniazid selama waktu 6 bulan. • pemantauan tumbuh- kembang, gizi, serta pemberian imunisasi, dilakukan sebagaimana pemantauan terhadap bayi normal lainnya.
  • 117. Jadwal Imunisasi lainnya pada bayi- bayi tersebut SAMA