Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
2. PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan
pencegahan primer terhadap
penyakit infeksi yang paling
efektif. Imunisasi bukan saja
dapat melindungi individu dari
penyakit yang serius namun
dapat juga menghindari
tersebarnya penyakit menular
4. DEFINISI
• Imunisasi adalah suatu pemindahan
atau transfer antibody secara pasif.
Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen,
sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa, tidak terjadi
penyakit
5. TUJUAN IMUNISASI
• Untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan
penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat
(populasi) atau
menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia.
7. PROSEDUR IMUNISASI
• Prosedur imunisasi dimulai dari
menyiapkan dan membawa
vaksin, mempersiakan anak dan
orang tua, teknik penyuntikan
yang aman, pencatatan,
pembuangan limbah sampai
pada teknik penyimpanan dan
penggunaan sisa vaksin dengan
benar.
8.
9. BCG
• Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1
tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1
tahun). Vaksin BCG diberikan secara
intrakutan di daerah lengan kanan
atas.
• KIPI : limfadenitis, BCG-itis
• Rekomendasi
– BCG diberikan pada bayi < 2bulan.
– Pada bayi yang kontak erat dengan
penderita TB sebaiknya diberikan
profilaksis dulu, apabila pasien kontak
sudah tenang bayi dapat diberi BCG.
10. Hep B
• Vaksin hepatitis B (hep B) harus
segera diberikan setelah lahir,
• Vaksin diberikan secara
intramuscular dalam.
• Bayi dg HBsAg :
– Tdk diketahui : berikan HB0 dlm 12
jm pertama (bb >2000 gram)
– Positif : HbsAg dan HBIG dlm 12 jm
pertama
11. • Ulangan hep B (hepB 4) dapat
dipertimbangkan pada umur 10-12
tahun apabila kadar anti HBs<10 ug
• Imunisasi pada bayi prematur
• Efek samping
– Umumnya berupa reaksi local yang
ringan dan bersifat sementara.
Kadang-kadang dapat menimbulkan
demam ringan untuk 1-2 hari.
• Kontra indikasi (-)
12. DTwP (whole-cell pertussis) dan DTap
(acelluler pertussis)
• Dosis DTwP atau DTaP atau DT adalah
0,5 ml, intramuscular, baik untuk
imunisasi dasar maupun ulangan.
• Kejadian ikutan pasca imunisasi DTP
– Reaksi local kemerahan, bengkak dan
nyeri
– Proporsi Demam ringan dengan reaksi
local sama dan diantaranya dapat
mengalami hiperpireksia.
– inconsolable crying
– Terjadinya ensefelopati dan raksi
anafilaktik
13. • Kontra indikasi
– anafilaksis pada pemberian vaksin
sebelumnya.
– Ensefalopati sesudah pemberian vaksin
pertusis sebelumnya.
– Keadaan lain dapat dinyatakan sebagai
perhatian khusus (precaution)
– Riwayat kejang dalam keluarga dan
kejang yang tidak berhubungan dengan
pemberian vaksin sebelumnya
14. POLIO
• Terdapat 2 macam vaksin polio:
• IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin
Salk), mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan.
• OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin
Sabin), mengandung vaksin hidup
yang telah dilemahkan dan diberikan
dalam bentuk pil atau cairan.
15. • Dosis pertama dan kedua diperlukan
untuk menimbulkan respon kekebalan
primer, sedangkan dosis ketiga dan
keempat diperlukan untuk meningkatkan
kekuatan antibody sampai pada tingkat
yang tertinggi.
• Cara Pemberian:
Bisa lewat suntikan atau lewat mulut (
• Efek Samping:
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja
yang mengalami pusing, diare ringan, dan
sakit otot.
16. CAMPAK (MORBILLI)
• Indikasi
Untuk Imunisasi aktif terhadap penyakit campak.
• Komposisi
Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan
mengandung : Virus Campak >= 1.000 CCID50,
Kanamycin sulfat <= 100 mcg, Erithromycin <= 30
mcg
• Dosis dan Cara Pemberian
Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang
disuntikkan secara SUBKUTAN
• Efek Samping:
Umumnya tidak ada
• Sediaan
Vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml
pelarut dalam ampul.
17. Imunisasi HIB
• Sesuai namanya, imunisasi ini bermanfaat untuk
mencekal kuman HiB (Haemophyllus influenzae
type B).
• Terdapat dua jenis vaksin Hib konjungat yang yang
berisi PRP-T (capsular polysaccharide polyriibosyl
ribitol phosphate- konjugasi dengan protein
tetanus) dan PRP-OMP (PRP berkonjugasi outer
membrane protein complex).
• Dosis
– Satu dosis Hib berisi 0,5 ml, diberikan secara
intramuscular.
– Tersedia vaksin kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib,
DTaP/Hib/IPV (vaksin kombinasi yang beredar berisi
vaksin Hib PRT-P) dalam kemasan prefilled syringe
0,5 ml.
18. PCV
• PCV atau Pneumococcal Vaccine alias
imunisasi pneumokokus memberikan
kekebalan terhadap serangan penyakit IPD
(Invasive Peumococcal Diseases), yakni
meningitis (radang selaput otak), bakteremia
(infeksi darah), dan pneumonia (radang paru).
• Terdapat 2 jenis vaksin pneumokokus yang
beredar di Indonesia, pneumococus
polysaccharide vaccine (PPV23) dan
pneumococcal conjungate vaccine (PCV7).
• Vaksin PCV7 dikemas dalam prefilled syringe 5
ml dieberikan intramuskular.
19. MMR
• Memberikan kekebalan terhadap serangan
penyakit Mumps (gondongan/parotitis),
Measles (campak), dan Rubella (campak
Jerman).
• Toksin MMR diberikan pada umur 15 -18
bulan minimal interval 6 bulan antara
imunisasi campak (9 bulan) dan MMR.
Dosis satu kali 0,5 ml secara sub kutan.
• Apabila seorang anak telah mendapat
imunisasi MMR pada umur 12 -18 bulan
dan 6 tahun, imunisasi campak tambahan
pada umur 5-6 tahun tidak perlu diberikan.
Ulangan imunisasi MMR diberikan pada
umur 6 tahun.
20. Imunisasi Influenza
• Influenza merupakan penyakit infeksi
saluran napas yang disebabkan virus.
• Jadwal
Vaksin influenza diberikan pada anak
umur 6 sampai 23 bulan, baik anak
sehat maupun dengan risiko (asma,
penyakit jantung, penyakit sel sickle,
HIV, dan Diabetes).
21. Imunisasi Tifoid
• Ada 2 jenis vaksin tifoid yang bisa
diberikan ke anak, yakni vaksin oral
(Vivotif) dan vaksin suntikan
(TyphimVi). Keduanya efektif
mencekal demam tifoid alias
penyakit tifus, yaitu infeksi akut
yang disebabkan bakteri Salmonella
typhi.
• Imunisasi ulangan diberikan setiap
3-5 tahun.
22. • Jenis vaksin
– Vaksin kapsuler Vi polisakarida
• Diberikan pada umur lebih dua tahun,
ulangan dilakukan setiap 3 tahun.
• Kemasan dalam prefilled syringe 0,5 ml
pemberian secara intramuskular.
– Tifoid oral Ty21a
• Diberikan pada umur lebih dari 6 tahun.
• Dikemas dalam kapsul, diberikan 3 dosis
dengan interval selang sehari (hari 1,3,5).
23. Imunisasi Hepatitis A
• Vaksin Hep A diberikan pada umur
lebih dari 2 tahun. Vaksin kombinasi
HepB atau HepA diberikan pada bayi
kurang dari 12 bulan.
• Kemasan liquid satu dosis/vial
prefilled syringe 0,5 ml. Dosis
pediatrik 720 ELISA units diberikan 2
kali dengan interval 6-12 bulan,
intramuskular di daerah deltoid.
24. Imunisasi Varisela
• Memberikan kekebalan terhadap cacar air
atau chicken pox, penyakit yang disebabkan
virus varicella zooster
• Imunisasi varisela diberikan pada anak
umur lebih dari 5 tahun. Untuk anak yang
mengalami kontak dengan pasien varisela,
imunisasi dapat mencegah apabila
diberikan dalam kurun 72 jam setelah
kontak. Dosis 0,5 ml subkutan satu kali.
Untuk umur lebih dari 13 tahun atau
dewasa, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8
minggu.
25. IMUNISASI HPV
• Terdapat 2 jenis vaksin HPV, vaksin
bivalen (tipe 16 dan 18, cervarix)
vaksin quadrivalen (tipe 6, 11, 16 dan
18, gardasil)
• Imunisasi vaksin HPV diperuntukkan
pada anak perempuan sejak umur >
10 tahun
• Dosis 0,5 ml diberikan secara
intramuskular pada deltoid
• Jadwal bivalen (0,1,dan 6 bulan);
kuadrivalen (0,2,6 bulan)
29. PENUTUP
• Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa imunisasi
merupakan cara preventif yang
efektif untuk mengurangi angka
mortalitas dan morbiditas pada
anak dan balita. Peningkatan
angka kecukupan imunisasi akan
meningkatkan angka harapan
hidup.
30. DAFTAR PUSTAKA
• Ign, Ranuh. 2008. Pedoman Imunisasi di
Indonesia edisi ketiga tahun 2008. IDAI
• Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2012. Depkes
• American academy of pediatrics. 2012.
AAP 2012 childhood and adult
immunization schedule. United states
• Karnen Grada, Baratawijaya. 2005.
Immunologi dasar. FKUI