SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Imunisasi Dasar pada Bayi 
Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi: 
 Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. 
Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di 
Posyandu. 
 Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke 
bayi saat persalinan. 
 Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus 
dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi 
berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B 
dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB. 
 Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 
(empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu. 
 Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi 
berumur 9 bulan. 
Efek samping Imunisasi 
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul - 
betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai berikut: 
BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 
minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 
±10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil . 
DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun 
dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat 
suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan 
sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak 
memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang. 
Polio: Jarang timbuk efek samping. 
Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan. 
Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. 
Pertanyaan yang sering ditanyakan: 
1. Anak saya batuk pilek tapi ga demam, bolehkah imunisasi?- Boleh. Sebetulnya demam 
ringanpun boleh imunisasi tapi takutnya akan rancu dengan demam yg timbul akibat 
imunisasinya. 
2. Anak saya ketinggalan imunisasi x nya, sekarang umur sekian, masih bisa diberikan 
tidak?- Bisa. Hanya rotavirus yang harus selesai maksimal usia 32 minggu utk rotateq, dan 24 
minggu utk rotarix. Kedua vaksin rotavirus harus sudah dimulai sebelum usia 14 minggu. 
Banyak vaksin lain yg malah masih diberikan pad orang dewasa.Utk imunisasi campak yg 
tertinggal, bila terlewat hingga usia lebih dari 1 tahun sebaiknya kejar ketinggalan langsung 
dengan imunisasi MMR.
3. Saya ditawari vaksin x, pentingkah?- semua vaksin penting. Vaksin hanya dibuat utk 
penyakit2 penting yg membahayakan karena angka kematiannya atau angka kecacatannya tinggi. 
Penyakit ecek2 biarpun menyebalkan tidak akan dibuat vaksinnya. 
4. Kenapa utk penyakit2 berbahaya seperti penyakit x,y,z tidak ada vaksinnya?- banyak 
penyakit berbahaya sedang diteliti vaksinnya, tp seringkali kendalanya banyak. Jadi sabar saja, 
seandainya vaksinnya sudah ditemukan pasti akan dilaunching ke masyarakat. 
5. Saya dengar vaksin x punya efek samping yg berbahaya. Amankah vaksin x? - penelitian 
terhadap vaksin bisa dibilang adlaah penelitian paling mendalam terhadap suatu obat. Vaksin 
akan dilaunching kalau terbukti efektif dan aman dalam penelitian sevelum dijual. Efek samping 
vaksin kadang kala baru terlihat setelah dipakai oleh jutaan pemakai. Bila efek samping tersebut 
berbahaya maka pasti vaksin tersebut ditarik dari peredaran dan diteliti lagi hingga ditemukan 
vaksin yg lebih aman. 
6. Bolehkah imunisasi dengan vaksin yg berbeda merk?- sebaiknya pakai vaksin yg sama 
merknya, tapi berbagai vaksin sudah diteliti apakah bisa berganti2 merk dan ternyata bisa 
dilakukan pergantian merk bila terpaksa karena hasil penelitian mendapatkan hasil kadar 
antibodi yg masih adekuat utk perlindungan walaupun tidak optimal. Sejauh ini yg masih tidak 
boleh berbeda merk adalah imunisasi rotavirus dan pneumokokus. 
7. Suntikan BCG anak saya tidak meninggalkan bekas. Haruskah diulang?- bila yakin 
sudah disuntikkan dan kualitas vaksin yg dipakai memang masih bagus maka tidak usah diulang. 
8. Anak saya sudah terkena campak. Apakah masih perlu imunisasi campak?- masih. 
Karena banyak penyakit dengan tampilan mirip campak dan bahkan dokterpun sering tertipu. 
Jadi tetap berikan imunisasi campak biarpun anak anda sudah terkena "campak".
Imunisasi Dasar Wajib 
Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diberikan pada bayi. Dengan imunisasi wajib, maka 
bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap menyerang. Di antara berbagai jenis 
imunisasi, yang termasuk imunisasi wajib adalah imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan 
Hepatitis B. 
1. Vaksin BCG 
a. Penjelasan 
Vaksin BCG mengandung jenis kuman TBC yang masih hidup tapi sudah dilemahkan. 
Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit 
tuberkulosis (TBC). 
b. Cara imunisasi 
Imunisasi BCG dapat diberikan pada bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan. Tetapi, sebaiknya 
pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Pada anak berumur Iebih 
dari 2 – 3 bulan, dianjurkan untuk melakukan uji mantoux / PPD sebelum imunisasi BCG. 
Gunanya untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Seandainya uji mantoux 
positif, maka anak tersebut tidak mendapat imunisasi BCG lagi. 
Bila pemberian imunisasi itu berhasil, setelah 1 – 2 bulan di tempat suntikan akan terdapat suatu 
benjolan kecil. Tempat suntikan itu biasanya berbekas. Dan kadang – kadang benjolan itu akan 
bernanah, tetapi akan sembuh sendiri meskipun lambat. 
c. Kekebalan 
Imunisasi BCG tidak dapat menjamin 100% anak akan terhindar penyakit TBC. Tetapi, 
seandainya bayi yang telah diimunisasi BCG terjangkit TBC, maka ia hanya akan menderita 
penyakit TBC ringan. 
d. Reaksi imunisasi 
Setelah suntikan BCG, biasanya bayi tidak akan menderita demam. Bila ia demam setelah 
imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh hal lain. 
e. Efek samping 
Pada imunisasi BCG, umumnya jarang dijumpai efek samping. Memang, kadang terjadi 
pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas, tapi biasanya sembuh dengan 
sendirinya walaupun lambat. 
Bila suntikan BCG dilakukan di lengan atas, pembengkakan kelenjar terjadi di ketiak atau di 
leher bagian bawah. Suntikan di paha dapat menimbulkan pembengkakkan di kelenjar 
selangkangan. 
f. Indikasi kontra 
Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG kecuali pada anak berpenyakit TBC atau 
menunjukkan uji mantoux positif. 
2. Vaksin Hepatitis B 
a. Penjelasan 
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B. Vaksin 
tersebut bagian dari virus hepatitis B yang dinamakan HBs Ag, yang dapat menimbulkan 
kekebalan tapi tidak menimbulkan penyakit. HBs Ag ini dapat diperoleh dari serum manusia atau 
dengan rekayasa genetik dengan bantuan sel ragi . 
b. Cara imunisasi 
Imunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian suntikan dasar sebanyak tiga kali dengan jarak 
waktu satu bulan antara suntikan satu dan dua, lima bulan antara suntikan dua dan tiga.
Imunisasi ulang diberikan setelah lima tahun pasca imunisasi dasar. Cara pemberian imunisasi 
dasar tersebut dapat berbeda, tergantung dari rekomendasi pabrik pembuat vaksin hepatitis B 
mana yang akan dipergunakan. 
Misalnya imunisasi dasar vaksin hepatitis B buatan Pasteur, Perancis berbeda dengan jadwal 
vaksinasi vasksin buatan MSD, Amerika Serikat. 
Khusus bayi yang lahir dari seorang ibu pengidap virus hepatitis B, harus diberikan imunisasi 
pasif dengan imunoglobulin anti hepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam. 
Berikutnya bayi tersebut harus pula mendapat imunisasi aktif 24 jam setelah lahir, dengan 
penyuntikan vaksin hepatitis B dengan pemberian yang sama seperti biasa. 
Mengingat daya tularnya yang tinggi dari ibu ke bayi, sebaiknya ibu hamil di Indonesia 
melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi apakah is mengidap virus hepatitis B sehingga 
dapat dipersiapkan tindakan yang diperlukan menjelang kelahiran bayi. 
Imunisasi Wajib 
Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diberikan pada bayi. Dengan imunisasi wajib, maka 
bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap menyerang. Di antara berbagai jenis 
imunisasi, yang termasuk imunisasi wajib adalah imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan 
Hepatitis B. 
3. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus) 
a. Penjelasan 
Vaksinasi DPT akan menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap 
penyakit Difteria, Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari), dan tetanus. 
Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga kemasan, yaitu 
dalam bentuk kemasan tunggal bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT (difteria dan tetanus), 
dan kombinasi DPT (difteria, pertusis, dan tetanus). 
Vaksin difteria dibuat dari toksin / racun kuman difteria yang telah dilemahkan dinamakan 
toksoid. Biasanya diolah dan dikemas bersama – sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk 
vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan pertusis dalam bentuk vaksin DTP. 
Vaksin tetanus yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah toksoid tetanus atau toksin / racun 
kuman tetanus yang sudah dilemahkan kemudian dimurnikan. Ada tiga macam kemasan vaksin 
tetanus, yaitu bentuk kemasan tunggal dan kombinasi dengan vaksin difteria (vaksin DT) atau 
kombinasi dengan vaksin difteria dan pertusis (vaksin DTP). 
Vaksin terhadap penyakit batuk rejan atau batuk seratus hari terbuat dari kuman Bordetella 
Pertussisyang telah dimatikan. Selanjutnya dikemas bersama vaksin difteria dan tetanus (vaksin 
DTP) 
b. Cara imunisasi 
Imunisasi dasar DPT diberikan tiga kali, sejak bayi berumur dua bulan dengan selang waktu 
antara dua penyuntikan minimal empat minggu. Imunisasi ulangan/booster yang pertama 
dilakukan pada usia 11/2 – 2 tahun atau satu tahun setelah suntikan imunisasi dasar ketiga. 
Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia enam tahun atau di saat kelas 1 SD. Pada saat 
kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT. Vaksin pertusis (batuk rejan) tidak 
dianjurkan pada anak yang berusia Iebih dari tujuh tahun karena reaksi yang timbul dapat lebih 
hebat selain itu juga perjalanan penyakit pertusis pada anak berumur lebih dari lima tahun tidak 
parah.
Pada masa mendatang telah dipikirkan untuk memberikan vaksin tetanus khusus untuk anak 
perempuan yang belum pernah mendapat imunisasi DPT, atau imunisasi DPT tidak lengkap, 
sebanyak dua kali lagi pada saat kelas dua dan kelas 3 SD tindakan ini diperkirakan 
cukup untuk memberikan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit tetanus sehingga bayi 
yang kaiak dikandung dapat terlindung dari penyakit tetanus neonatorum atau tetanus pada bayi 
baru lahir. 
Di indonesia penyakit tetanus pada bayi baru lahir masih merupakan penyebab kematian yang 
kadang terjadi pada saat bayi baru lahir. 
Imunisasi ulang sewaktu, diperlukan juga bila anak berhubungan dengan anak lain yang 
menderita difteria atau batuk rejan. Atau bila diduga luka pada anak akan terinfeksi tetanus. 
Dalam hal imunisasi tidak perlu cemas seandainya anak mendapatkan suntikan ulang sebelum 
waktunya. Atau bila diduga luka pada anak akan terinfeksi tetanus, biasanya akan memberikan 
suntikan ulang. Lebih baik memberikan imunisasi berlebih daripada kurang. 
c. Kekebalan 
Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteria cukup baik, yaitu sebesar 80 – 95% dan daya 
proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90 – 95%. Sedangkan daya proteksi vaksin 
pertusis masih rendah, yaitu 50 – 60%. 
Oleh karena itu anak yang telah mendapat imunisasi pertusis masih dapat terjangkit penyakit 
batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan. 
d. Reaksi imunisasi 
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam, pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan 
selama satu – dua hari. 
e. Efek samping 
Kadang – kadang timbul reaksi akibat efek samping yang berat, seperti demam tinggi atau 
kejang, yang disebabkan oleh unsur pertusisnya. 
f. Kontra indikasi 
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan pada anak yang sakit parah dan anak yang menderita 
penyakit kejang demam kompleks. Juga tidak boleh diberikan kepada anak dengan batuk yang 
diduga sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan 
(defisiensi umum). 
4. POLIO 
Umur pemberian 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, sebanyak 4 kali, untuk mencegah penularan 
polio yang menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan atau lengan. 
Bila pada suntikan DPI pertama, ASI dapat diberikan seperti biasa karena ASI tidak berpengaruh 
terhadap vaksin polio. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. 
Pemberian imunisasi ulang perlu tetap diberikan seandainya seorang anak pernah terjangkit 
polio. Karena mungkin saja anak yang menderita polio itu terjangkit virus polio tipe I. artinya, 
apabila penyakitnya telah sembuh ia hanya mempunyai kekebalan terhadap virus polio tipe I, 
tetapi tidak mempunyai kekebalan terhadap jenis virus polio tipe II dan III. Karena itu untuk 
mendapat kekebalan terhadap ketiga virus tersebut perlu diberikan imunisasi ulang polio. 
a. Kekebalan 
Daya proteksi vaksin polio sangat baik, yaitu sebesar 95 – 100%. 
b. Reaksi imunisasi 
Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan mengalami berak – berak ringan 
c. lndikasi kontra
Pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah imunisasi polio sebaiknya 
ditangguhkan demikian pula pada anak yang menderita gangguan kekebalan (defisiensi imun) 
tidak diberikan. Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam atau diare ringan imunisasi 
polio bisa diberikan seperti biasanya. 
5. Vaksin Campak (Morbili) 
a. Penjelasan 
Imunisasi diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksin 
campak mengandung virus campak yang telah dilemahkan. 
Vaksin campak yang beredar di Indonesia dapat diperoleh dalam bentuk kemasan kering tunggal 
atau dalam kemasan kering dikombinasi dengan vaksin gondong / bengok (mumps) dan rubella 
(campak jerman). 
Di Amerika Serikat kemasan terakhir ini dikenal dengan nama vaksin MMR (Mesles-Mumps- 
Rubella vacine). 
b. Cara imunisasi 
Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap penyakit campak dalam 
kandungan dari ibunya. Makin lanjut umur bayi, makin berkurang kekebalan pasif tersebut. 
Waktu berumur enam bulan biasanya sebagian dari bayi tidak mempunyai kekebalan pasif lagi. 
Dengan adanya kekebalan pasif ini sangat jarang seorang bayi menderita campak pada umur 
kurang dari enam bulan. 
Menurut WHO (1973) imunisasi campak cukup satu kali suntikan setelah bayi berumur sembilan 
bulan. Lebih baik lagi setelah ia berumur Iebih dari satu tahun. Karena kekebalan yang diperoleh 
berlangsung seumur hidup, maka tidak diperlukan imunisasi ulang lagi. 
Di Indonesia keadaannya berlainan. Kejadian campak masih tinggi dan sering dijumpai bayi 
menderita penyakit campak ketika masih berumur antara enam – sembilan bulan, jadi pada saat 
sebelum ketentuan batas umur sembilan bulan untuk mendapat vaksinasi campak seperti yang 
dianjurkan WHO. 
Dengan demikian di Indonesia dianjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi sebelum bayi 
berumur sembilan bulan, misalnya pada umur enam – sembilan bulan ketika kekebalan pasif 
yang diperoleh dari ibu mulai menghilang. Akan tetapi kemudian harus mendapat suntikan ulang 
setelah berumur lima belas bulan. 
Perlukah vaksinasi campak diulang pada anak yang telah menderita campak karena infeksi 
alamiah? Sebenarnya bila anak tersebut telah benar – benar menderita sakit campak, maka 
vaksinasi campak tidak perlu diberikan lagi. Masalahnya adalah apakah anak tersebut benar 
menderita campak? Biasanya seorang ibu mendasarkan dugaan sakit anaknya itu hanya karena 
adanya demam yang disertai timbulnya bercak merah di kulit. 
Gejala demam dengan bercak merah tidak hanya pada penyakit campak, tetapi dapat juga 
dijumpai pada penyakit lain, seperti penyakit “demam tiga hari”, demam berdarah, campak 
Jerman dan sebagainya. 
menderita kurang gizi dalam derajat besar. 
Daya proteksi vaksin hepatitis B cukup tinggi, yaitu berkisar antara 94 – 96% . 
c. Reaksi imunisasi 
Umumnya tidak didapatkan reaksi, walaupun sangat jarang tetapi pada beberapa keadaan dapat 
terjadi reaksi. Biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang kemudian disertai demam 
ringan atau pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
d. Efek samping 
Tidak dilaporkan adanya efek samping yang berarti. Kemungkinan terjangkit oleh penyakit 
AIDS akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma, merupakan berita yang 
terlalu dibesarbesarkan. 
e. Indikasi kontra 
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi hepatitis B 
dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membahayakan janin. Bahkan 
memberikan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun kepada bayi 
selama beberapa bulan setelah lahir.

More Related Content

What's hot

Sosialisasi imun masyarakat
Sosialisasi imun masyarakatSosialisasi imun masyarakat
Sosialisasi imun masyarakatluluk setiawan
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTYASLARASATI
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiLutfi Imansari
 
Pentingnya Imunisasi
Pentingnya ImunisasiPentingnya Imunisasi
Pentingnya ImunisasiHappy Islam
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK Abdul H-u
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasiIra Rosita
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)whenny
 
Imunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologiImunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologisartita ode
 
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Sosialisasi imun masyarakat
Sosialisasi imun masyarakatSosialisasi imun masyarakat
Sosialisasi imun masyarakat
 
Sap imunisasi
Sap imunisasiSap imunisasi
Sap imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Penkes imunisasi
Penkes imunisasiPenkes imunisasi
Penkes imunisasi
 
Immunisasi
Immunisasi Immunisasi
Immunisasi
 
Sap imunisasi
Sap imunisasiSap imunisasi
Sap imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anakTm 1 konsep dasar keperawatan anak
Tm 1 konsep dasar keperawatan anak
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Vaksinasi
VaksinasiVaksinasi
Vaksinasi
 
Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1
 
Pentingnya Imunisasi
Pentingnya ImunisasiPentingnya Imunisasi
Pentingnya Imunisasi
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
 
Imunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologiImunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologi
 
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 

Viewers also liked

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iudOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskes Makalah penjaskes
Makalah penjaskes Jhon Sijabat
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasiresiy
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalTrisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (11)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...
 
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iudPercakapan konseling antara bidan dengan pasien  tentang iud
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang iud
 
Makalah penjaskes
Makalah penjaskes Makalah penjaskes
Makalah penjaskes
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 

Similar to Imunisasi dasar pada bayi

LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfMimaBaitanu1
 
IMUNISASI DASAR.ppt
IMUNISASI  DASAR.pptIMUNISASI  DASAR.ppt
IMUNISASI DASAR.pptciu171091
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Warung Bidan
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Dedi Kun
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudusFania Nisa
 
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxIMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxAtinzunikah2
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanDitjen P2P
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.andielvi1
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppterlenstikeskharisma
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaStephanieLexyLouis1
 
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02MarrCenllon Hia
 

Similar to Imunisasi dasar pada bayi (20)

Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
IMUNISASI DASAR.ppt
IMUNISASI  DASAR.pptIMUNISASI  DASAR.ppt
IMUNISASI DASAR.ppt
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
 
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptxIMUNISASI PADA ANAK.pptx
IMUNISASI PADA ANAK.pptx
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
 
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
 
Vaccine
VaccineVaccine
Vaccine
 
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02Vaksinasi 110712062015-phpapp02
Vaksinasi 110712062015-phpapp02
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 

Recently uploaded

Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 

Recently uploaded (13)

Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 

Imunisasi dasar pada bayi

  • 1. Imunisasi Dasar pada Bayi Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:  Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.  Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.  Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.  Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.  Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan. Efek samping Imunisasi Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul - betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai berikut: BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah ±10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil . DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang. Polio: Jarang timbuk efek samping. Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan. Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. Pertanyaan yang sering ditanyakan: 1. Anak saya batuk pilek tapi ga demam, bolehkah imunisasi?- Boleh. Sebetulnya demam ringanpun boleh imunisasi tapi takutnya akan rancu dengan demam yg timbul akibat imunisasinya. 2. Anak saya ketinggalan imunisasi x nya, sekarang umur sekian, masih bisa diberikan tidak?- Bisa. Hanya rotavirus yang harus selesai maksimal usia 32 minggu utk rotateq, dan 24 minggu utk rotarix. Kedua vaksin rotavirus harus sudah dimulai sebelum usia 14 minggu. Banyak vaksin lain yg malah masih diberikan pad orang dewasa.Utk imunisasi campak yg tertinggal, bila terlewat hingga usia lebih dari 1 tahun sebaiknya kejar ketinggalan langsung dengan imunisasi MMR.
  • 2. 3. Saya ditawari vaksin x, pentingkah?- semua vaksin penting. Vaksin hanya dibuat utk penyakit2 penting yg membahayakan karena angka kematiannya atau angka kecacatannya tinggi. Penyakit ecek2 biarpun menyebalkan tidak akan dibuat vaksinnya. 4. Kenapa utk penyakit2 berbahaya seperti penyakit x,y,z tidak ada vaksinnya?- banyak penyakit berbahaya sedang diteliti vaksinnya, tp seringkali kendalanya banyak. Jadi sabar saja, seandainya vaksinnya sudah ditemukan pasti akan dilaunching ke masyarakat. 5. Saya dengar vaksin x punya efek samping yg berbahaya. Amankah vaksin x? - penelitian terhadap vaksin bisa dibilang adlaah penelitian paling mendalam terhadap suatu obat. Vaksin akan dilaunching kalau terbukti efektif dan aman dalam penelitian sevelum dijual. Efek samping vaksin kadang kala baru terlihat setelah dipakai oleh jutaan pemakai. Bila efek samping tersebut berbahaya maka pasti vaksin tersebut ditarik dari peredaran dan diteliti lagi hingga ditemukan vaksin yg lebih aman. 6. Bolehkah imunisasi dengan vaksin yg berbeda merk?- sebaiknya pakai vaksin yg sama merknya, tapi berbagai vaksin sudah diteliti apakah bisa berganti2 merk dan ternyata bisa dilakukan pergantian merk bila terpaksa karena hasil penelitian mendapatkan hasil kadar antibodi yg masih adekuat utk perlindungan walaupun tidak optimal. Sejauh ini yg masih tidak boleh berbeda merk adalah imunisasi rotavirus dan pneumokokus. 7. Suntikan BCG anak saya tidak meninggalkan bekas. Haruskah diulang?- bila yakin sudah disuntikkan dan kualitas vaksin yg dipakai memang masih bagus maka tidak usah diulang. 8. Anak saya sudah terkena campak. Apakah masih perlu imunisasi campak?- masih. Karena banyak penyakit dengan tampilan mirip campak dan bahkan dokterpun sering tertipu. Jadi tetap berikan imunisasi campak biarpun anak anda sudah terkena "campak".
  • 3. Imunisasi Dasar Wajib Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diberikan pada bayi. Dengan imunisasi wajib, maka bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap menyerang. Di antara berbagai jenis imunisasi, yang termasuk imunisasi wajib adalah imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. 1. Vaksin BCG a. Penjelasan Vaksin BCG mengandung jenis kuman TBC yang masih hidup tapi sudah dilemahkan. Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). b. Cara imunisasi Imunisasi BCG dapat diberikan pada bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan. Tetapi, sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Pada anak berumur Iebih dari 2 – 3 bulan, dianjurkan untuk melakukan uji mantoux / PPD sebelum imunisasi BCG. Gunanya untuk mengetahui apakah ia telah terjangkit penyakit TBC. Seandainya uji mantoux positif, maka anak tersebut tidak mendapat imunisasi BCG lagi. Bila pemberian imunisasi itu berhasil, setelah 1 – 2 bulan di tempat suntikan akan terdapat suatu benjolan kecil. Tempat suntikan itu biasanya berbekas. Dan kadang – kadang benjolan itu akan bernanah, tetapi akan sembuh sendiri meskipun lambat. c. Kekebalan Imunisasi BCG tidak dapat menjamin 100% anak akan terhindar penyakit TBC. Tetapi, seandainya bayi yang telah diimunisasi BCG terjangkit TBC, maka ia hanya akan menderita penyakit TBC ringan. d. Reaksi imunisasi Setelah suntikan BCG, biasanya bayi tidak akan menderita demam. Bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh hal lain. e. Efek samping Pada imunisasi BCG, umumnya jarang dijumpai efek samping. Memang, kadang terjadi pembengkakan kelenjar getah bening setempat yang terbatas, tapi biasanya sembuh dengan sendirinya walaupun lambat. Bila suntikan BCG dilakukan di lengan atas, pembengkakan kelenjar terjadi di ketiak atau di leher bagian bawah. Suntikan di paha dapat menimbulkan pembengkakkan di kelenjar selangkangan. f. Indikasi kontra Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG kecuali pada anak berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif. 2. Vaksin Hepatitis B a. Penjelasan Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B. Vaksin tersebut bagian dari virus hepatitis B yang dinamakan HBs Ag, yang dapat menimbulkan kekebalan tapi tidak menimbulkan penyakit. HBs Ag ini dapat diperoleh dari serum manusia atau dengan rekayasa genetik dengan bantuan sel ragi . b. Cara imunisasi Imunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian suntikan dasar sebanyak tiga kali dengan jarak waktu satu bulan antara suntikan satu dan dua, lima bulan antara suntikan dua dan tiga.
  • 4. Imunisasi ulang diberikan setelah lima tahun pasca imunisasi dasar. Cara pemberian imunisasi dasar tersebut dapat berbeda, tergantung dari rekomendasi pabrik pembuat vaksin hepatitis B mana yang akan dipergunakan. Misalnya imunisasi dasar vaksin hepatitis B buatan Pasteur, Perancis berbeda dengan jadwal vaksinasi vasksin buatan MSD, Amerika Serikat. Khusus bayi yang lahir dari seorang ibu pengidap virus hepatitis B, harus diberikan imunisasi pasif dengan imunoglobulin anti hepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam. Berikutnya bayi tersebut harus pula mendapat imunisasi aktif 24 jam setelah lahir, dengan penyuntikan vaksin hepatitis B dengan pemberian yang sama seperti biasa. Mengingat daya tularnya yang tinggi dari ibu ke bayi, sebaiknya ibu hamil di Indonesia melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi apakah is mengidap virus hepatitis B sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang diperlukan menjelang kelahiran bayi. Imunisasi Wajib Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diberikan pada bayi. Dengan imunisasi wajib, maka bayi akan terlindung terhadap penyakit yang kerap menyerang. Di antara berbagai jenis imunisasi, yang termasuk imunisasi wajib adalah imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. 3. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus) a. Penjelasan Vaksinasi DPT akan menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit Difteria, Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari), dan tetanus. Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT (difteria dan tetanus), dan kombinasi DPT (difteria, pertusis, dan tetanus). Vaksin difteria dibuat dari toksin / racun kuman difteria yang telah dilemahkan dinamakan toksoid. Biasanya diolah dan dikemas bersama – sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan pertusis dalam bentuk vaksin DTP. Vaksin tetanus yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah toksoid tetanus atau toksin / racun kuman tetanus yang sudah dilemahkan kemudian dimurnikan. Ada tiga macam kemasan vaksin tetanus, yaitu bentuk kemasan tunggal dan kombinasi dengan vaksin difteria (vaksin DT) atau kombinasi dengan vaksin difteria dan pertusis (vaksin DTP). Vaksin terhadap penyakit batuk rejan atau batuk seratus hari terbuat dari kuman Bordetella Pertussisyang telah dimatikan. Selanjutnya dikemas bersama vaksin difteria dan tetanus (vaksin DTP) b. Cara imunisasi Imunisasi dasar DPT diberikan tiga kali, sejak bayi berumur dua bulan dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal empat minggu. Imunisasi ulangan/booster yang pertama dilakukan pada usia 11/2 – 2 tahun atau satu tahun setelah suntikan imunisasi dasar ketiga. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia enam tahun atau di saat kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT. Vaksin pertusis (batuk rejan) tidak dianjurkan pada anak yang berusia Iebih dari tujuh tahun karena reaksi yang timbul dapat lebih hebat selain itu juga perjalanan penyakit pertusis pada anak berumur lebih dari lima tahun tidak parah.
  • 5. Pada masa mendatang telah dipikirkan untuk memberikan vaksin tetanus khusus untuk anak perempuan yang belum pernah mendapat imunisasi DPT, atau imunisasi DPT tidak lengkap, sebanyak dua kali lagi pada saat kelas dua dan kelas 3 SD tindakan ini diperkirakan cukup untuk memberikan perlindungan seumur hidup terhadap penyakit tetanus sehingga bayi yang kaiak dikandung dapat terlindung dari penyakit tetanus neonatorum atau tetanus pada bayi baru lahir. Di indonesia penyakit tetanus pada bayi baru lahir masih merupakan penyebab kematian yang kadang terjadi pada saat bayi baru lahir. Imunisasi ulang sewaktu, diperlukan juga bila anak berhubungan dengan anak lain yang menderita difteria atau batuk rejan. Atau bila diduga luka pada anak akan terinfeksi tetanus. Dalam hal imunisasi tidak perlu cemas seandainya anak mendapatkan suntikan ulang sebelum waktunya. Atau bila diduga luka pada anak akan terinfeksi tetanus, biasanya akan memberikan suntikan ulang. Lebih baik memberikan imunisasi berlebih daripada kurang. c. Kekebalan Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteria cukup baik, yaitu sebesar 80 – 95% dan daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90 – 95%. Sedangkan daya proteksi vaksin pertusis masih rendah, yaitu 50 – 60%. Oleh karena itu anak yang telah mendapat imunisasi pertusis masih dapat terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan. d. Reaksi imunisasi Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam, pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan selama satu – dua hari. e. Efek samping Kadang – kadang timbul reaksi akibat efek samping yang berat, seperti demam tinggi atau kejang, yang disebabkan oleh unsur pertusisnya. f. Kontra indikasi Imunisasi DPT tidak boleh diberikan pada anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks. Juga tidak boleh diberikan kepada anak dengan batuk yang diduga sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi umum). 4. POLIO Umur pemberian 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, sebanyak 4 kali, untuk mencegah penularan polio yang menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan atau lengan. Bila pada suntikan DPI pertama, ASI dapat diberikan seperti biasa karena ASI tidak berpengaruh terhadap vaksin polio. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. Pemberian imunisasi ulang perlu tetap diberikan seandainya seorang anak pernah terjangkit polio. Karena mungkin saja anak yang menderita polio itu terjangkit virus polio tipe I. artinya, apabila penyakitnya telah sembuh ia hanya mempunyai kekebalan terhadap virus polio tipe I, tetapi tidak mempunyai kekebalan terhadap jenis virus polio tipe II dan III. Karena itu untuk mendapat kekebalan terhadap ketiga virus tersebut perlu diberikan imunisasi ulang polio. a. Kekebalan Daya proteksi vaksin polio sangat baik, yaitu sebesar 95 – 100%. b. Reaksi imunisasi Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan mengalami berak – berak ringan c. lndikasi kontra
  • 6. Pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan demikian pula pada anak yang menderita gangguan kekebalan (defisiensi imun) tidak diberikan. Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam atau diare ringan imunisasi polio bisa diberikan seperti biasanya. 5. Vaksin Campak (Morbili) a. Penjelasan Imunisasi diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak yang telah dilemahkan. Vaksin campak yang beredar di Indonesia dapat diperoleh dalam bentuk kemasan kering tunggal atau dalam kemasan kering dikombinasi dengan vaksin gondong / bengok (mumps) dan rubella (campak jerman). Di Amerika Serikat kemasan terakhir ini dikenal dengan nama vaksin MMR (Mesles-Mumps- Rubella vacine). b. Cara imunisasi Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap penyakit campak dalam kandungan dari ibunya. Makin lanjut umur bayi, makin berkurang kekebalan pasif tersebut. Waktu berumur enam bulan biasanya sebagian dari bayi tidak mempunyai kekebalan pasif lagi. Dengan adanya kekebalan pasif ini sangat jarang seorang bayi menderita campak pada umur kurang dari enam bulan. Menurut WHO (1973) imunisasi campak cukup satu kali suntikan setelah bayi berumur sembilan bulan. Lebih baik lagi setelah ia berumur Iebih dari satu tahun. Karena kekebalan yang diperoleh berlangsung seumur hidup, maka tidak diperlukan imunisasi ulang lagi. Di Indonesia keadaannya berlainan. Kejadian campak masih tinggi dan sering dijumpai bayi menderita penyakit campak ketika masih berumur antara enam – sembilan bulan, jadi pada saat sebelum ketentuan batas umur sembilan bulan untuk mendapat vaksinasi campak seperti yang dianjurkan WHO. Dengan demikian di Indonesia dianjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi sebelum bayi berumur sembilan bulan, misalnya pada umur enam – sembilan bulan ketika kekebalan pasif yang diperoleh dari ibu mulai menghilang. Akan tetapi kemudian harus mendapat suntikan ulang setelah berumur lima belas bulan. Perlukah vaksinasi campak diulang pada anak yang telah menderita campak karena infeksi alamiah? Sebenarnya bila anak tersebut telah benar – benar menderita sakit campak, maka vaksinasi campak tidak perlu diberikan lagi. Masalahnya adalah apakah anak tersebut benar menderita campak? Biasanya seorang ibu mendasarkan dugaan sakit anaknya itu hanya karena adanya demam yang disertai timbulnya bercak merah di kulit. Gejala demam dengan bercak merah tidak hanya pada penyakit campak, tetapi dapat juga dijumpai pada penyakit lain, seperti penyakit “demam tiga hari”, demam berdarah, campak Jerman dan sebagainya. menderita kurang gizi dalam derajat besar. Daya proteksi vaksin hepatitis B cukup tinggi, yaitu berkisar antara 94 – 96% . c. Reaksi imunisasi Umumnya tidak didapatkan reaksi, walaupun sangat jarang tetapi pada beberapa keadaan dapat terjadi reaksi. Biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang kemudian disertai demam ringan atau pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
  • 7. d. Efek samping Tidak dilaporkan adanya efek samping yang berarti. Kemungkinan terjangkit oleh penyakit AIDS akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma, merupakan berita yang terlalu dibesarbesarkan. e. Indikasi kontra Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membahayakan janin. Bahkan memberikan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan setelah lahir.