Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses imunisasi pada anak, termasuk pengertian, jenis, dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis, campak, hepatitis B, dan typhus abdominalis. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemberian imunisasi serta hal-hal yang perlu diperhatikan.
Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksualNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit yang menyebar melalui kontak seksual. Ia menjelaskan analisis situasi IMS di Asia Tenggara dan Indonesia serta triad epidemiologi penyakit tersebut yang meliputi agen penyebab, inang, dan lingkungan. Dokumen ini juga membahas tentang penularan, gejala umum, dan pencegahan IMS.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin pada bayi, anak, dan orang dewasa. Imunisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, dengan tujuan mencegah penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan tubuh, genetik, dan kualitas vaksin dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi yang merupakan metode pencegahan utama penyakit infeksi. Terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan sesuai jadwal untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit seperti campak, polio, HIB, pneumokokus, hepatitis, dan lainnya. Imunisasi sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada anak.
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses imunisasi pada anak, termasuk pengertian, jenis, dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis, campak, hepatitis B, dan typhus abdominalis. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemberian imunisasi serta hal-hal yang perlu diperhatikan.
Dokumen tersebut merangkum jadwal dan jenis imunisasi dasar yang diberikan kepada bayi dan anak, termasuk hepatitis B, polio, BCG, DPT, campak, dan Hib. Imunisasi ini bertujuan untuk mencapai tingkat kekebalan yang memadai untuk mencegah berbagai penyakit menular seperti hepatitis, polio, tuberkulosis, tetanus, pertusis, campak, dan infeksi Hib.
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksualNajMah Usman
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit yang menyebar melalui kontak seksual. Ia menjelaskan analisis situasi IMS di Asia Tenggara dan Indonesia serta triad epidemiologi penyakit tersebut yang meliputi agen penyebab, inang, dan lingkungan. Dokumen ini juga membahas tentang penularan, gejala umum, dan pencegahan IMS.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin pada bayi, anak, dan orang dewasa. Imunisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, dengan tujuan mencegah penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan tubuh, genetik, dan kualitas vaksin dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian
Maaf, saya tidak bisa menjawab kasus 7-12 karena informasi yang diberikan masih kurang lengkap. Perlu ditanyakan informasi lebih lanjut seperti status kehamilan saat ini, usia kehamilan, dll agar bisa menentukan status dan jadwal pemberian TT.
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
MTBS adalah upaya untuk menurunkan angka kematian balita dengan peningkatan kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit di sarana kesehatan. Strategi MTBS mencakup penatalaksanaan penyakit utama balita seperti ISPA, diare, campak, malaria dan malnutrisi secara bersamaan. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian balita terkait penyebab utama penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
5 jenis vaksin imunisasi dasar untuk bayi, yaitu vaksin Polio, Campak, BCG, Hepatitis B, dan DPT. Vaksin-vaksin ini diberikan secara suntikan atau tetesan mulut untuk mencegah 7 penyakit berbahaya pada bayi seperti TBC, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus, Poliomielitis, Campak dan Hepatitis B. Jadwal dan cara pemberian vaksin ditetapkan.
Dokumen ini membahas tentang perkembangan janin selama kehamilan, mulai dari proses konsepsi hingga persiapan kelahiran. Janin akan berkembang dari sel-sel awal hingga organ tubuh yang lengkap pada minggu ke-16, dan siap untuk dilahirkan pada minggu ke-38.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui pemberian vaksin secara aktif atau pasif. Imunisasi memberikan manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan angka kematian dan kesakitan, serta mencegah penyakit seperti TBC, difteri, tetanus, polio, campak, dan hepatitis B.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan. Kontrasepsi suntik tiga bulan efektif mencegah kehamilan dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat gamet. Kontrasepsi ini diberikan setiap tiga bulan dengan lokasi penyuntikan di bokong. Kontrasepsi ini memiliki keuntungan dan keterbatasan tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi polio, termasuk jenis vaksin polio, cara kerja, dosis pemberian, efek samping, dan kontraindikasinya. Vaksin polio terdiri dari vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan secara suntik dan vaksin virus polio oral (OPV) yang diberikan secara oral. Kedua jenis vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus polio dengan memicu produksi antibodi di tub
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS, gejala, pencegahan, dan penanganannya. Virus HIV dapat menular melalui cairan tubuh tertentu seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI. Kelompok berisiko tinggi adalah mereka yang melakukan hubungan seks tidak aman dan pengguna narkoba melalui jarum suntik. Pencegahannya adalah dengan abstinensi, kondom, serta menghindari narkoba.
1. Proses adaptasi yang kompleks terjadi pada bayi baru lahir dari kehidupan intrauterus menuju kehidupan ekstrauterus, termasuk perubahan sistem pernafasan, peredaran darah, pengaturan suhu, pencernaan, kekebalan tubuh, ginjal, reproduksi, muskuloskeletal, neurologi, dan integumen.
2. Beberapa adaptasi utama adalah permulaan nafas, penyesuaian sirkulasi darah, pengaturan suhu tubuh, pematangan sist
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ lain, menimbulkan gejala seperti batuk berkepanjangan dan demam. Pencegahan TB meliputi vaksinasi BCG dan menutup mulut saat batuk. Pengobatan TB efektif dilakukan dengan regimen obat selama enam bulan untuk mencegah resistensi bakteri.
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti implan, IUD, sterilisasi wanita (MOW), dan sterilisasi pria (MOP) merupakan metode kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan dalam jangka panjang. Namun, tingkat penggunaan MKJP di Indonesia masih rendah. Dokumen ini membahas berbagai jenis kontrasepsi termasuk MKJP beserta keuntungan dan kelemahannya dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin. Terdapat beberapa metode imunisasi seperti imunisasi aktif dan pasif, serta berbagai program imunisasi seperti imunisasi rutin, tambahan, dan kampanye khusus untuk penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan, genetik, dan kualitas vaksin dapat memp
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Dokumen ini membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta booster yang dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti TBC, polio, campak, dan hepatitis.
Dokumen tersebut merupakan format satuan acara penyuluhan tentang imunisasi dasar yang akan diselenggarakan di Puskesmas Warungkiara pada 3 April 2013. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang imunisasi dasar agar dapat menyebutkan pengertian, manfaat, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta efek dari tidak melakukan imunisasi. Materi penyuluhan mencakup pengertian
Maaf, saya tidak bisa menjawab kasus 7-12 karena informasi yang diberikan masih kurang lengkap. Perlu ditanyakan informasi lebih lanjut seperti status kehamilan saat ini, usia kehamilan, dll agar bisa menentukan status dan jadwal pemberian TT.
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
MTBS adalah upaya untuk menurunkan angka kematian balita dengan peningkatan kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit di sarana kesehatan. Strategi MTBS mencakup penatalaksanaan penyakit utama balita seperti ISPA, diare, campak, malaria dan malnutrisi secara bersamaan. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian balita terkait penyebab utama penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
5 jenis vaksin imunisasi dasar untuk bayi, yaitu vaksin Polio, Campak, BCG, Hepatitis B, dan DPT. Vaksin-vaksin ini diberikan secara suntikan atau tetesan mulut untuk mencegah 7 penyakit berbahaya pada bayi seperti TBC, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus, Poliomielitis, Campak dan Hepatitis B. Jadwal dan cara pemberian vaksin ditetapkan.
Dokumen ini membahas tentang perkembangan janin selama kehamilan, mulai dari proses konsepsi hingga persiapan kelahiran. Janin akan berkembang dari sel-sel awal hingga organ tubuh yang lengkap pada minggu ke-16, dan siap untuk dilahirkan pada minggu ke-38.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui pemberian vaksin secara aktif atau pasif. Imunisasi memberikan manfaat seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan angka kematian dan kesakitan, serta mencegah penyakit seperti TBC, difteri, tetanus, polio, campak, dan hepatitis B.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan. Kontrasepsi suntik tiga bulan efektif mencegah kehamilan dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat gamet. Kontrasepsi ini diberikan setiap tiga bulan dengan lokasi penyuntikan di bokong. Kontrasepsi ini memiliki keuntungan dan keterbatasan tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi polio, termasuk jenis vaksin polio, cara kerja, dosis pemberian, efek samping, dan kontraindikasinya. Vaksin polio terdiri dari vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan secara suntik dan vaksin virus polio oral (OPV) yang diberikan secara oral. Kedua jenis vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus polio dengan memicu produksi antibodi di tub
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS, gejala, pencegahan, dan penanganannya. Virus HIV dapat menular melalui cairan tubuh tertentu seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI. Kelompok berisiko tinggi adalah mereka yang melakukan hubungan seks tidak aman dan pengguna narkoba melalui jarum suntik. Pencegahannya adalah dengan abstinensi, kondom, serta menghindari narkoba.
1. Proses adaptasi yang kompleks terjadi pada bayi baru lahir dari kehidupan intrauterus menuju kehidupan ekstrauterus, termasuk perubahan sistem pernafasan, peredaran darah, pengaturan suhu, pencernaan, kekebalan tubuh, ginjal, reproduksi, muskuloskeletal, neurologi, dan integumen.
2. Beberapa adaptasi utama adalah permulaan nafas, penyesuaian sirkulasi darah, pengaturan suhu tubuh, pematangan sist
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru-paru dan organ lain, menimbulkan gejala seperti batuk berkepanjangan dan demam. Pencegahan TB meliputi vaksinasi BCG dan menutup mulut saat batuk. Pengobatan TB efektif dilakukan dengan regimen obat selama enam bulan untuk mencegah resistensi bakteri.
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti implan, IUD, sterilisasi wanita (MOW), dan sterilisasi pria (MOP) merupakan metode kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan dalam jangka panjang. Namun, tingkat penggunaan MKJP di Indonesia masih rendah. Dokumen ini membahas berbagai jenis kontrasepsi termasuk MKJP beserta keuntungan dan kelemahannya dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yaitu upaya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit menular melalui pemberian vaksin. Terdapat beberapa metode imunisasi seperti imunisasi aktif dan pasif, serta berbagai program imunisasi seperti imunisasi rutin, tambahan, dan kampanye khusus untuk penyakit tertentu. Faktor-faktor seperti status kekebalan, genetik, dan kualitas vaksin dapat memp
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Dokumen ini membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta booster yang dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti TBC, polio, campak, dan hepatitis.
Dokumen tersebut merupakan format satuan acara penyuluhan tentang imunisasi dasar yang akan diselenggarakan di Puskesmas Warungkiara pada 3 April 2013. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang imunisasi dasar agar dapat menyebutkan pengertian, manfaat, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta efek dari tidak melakukan imunisasi. Materi penyuluhan mencakup pengertian
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen agar tidak terjadi penyakit bila terpapar antigen serupa. Tujuannya adalah mencegah penyakit tertentu pada individu maupun populasi, bahkan menghilangkan penyakit tertentu. Jenis imunisasi yang dibahas adalah imunisasi aktif dan pasif beserta cara kerjanya."
Dokumen ini membahas pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit dan kematian pada bayi serta anak-anak. Tanpa imunisasi, banyak anak yang akan meninggal karena penyakit seperti campak, batuk rejan, dan tetanus. Imunisasi perlu diulang untuk mempertahankan kekebalan dan melindungi dari paparan penyakit. Imunisasi dasar diberikan untuk memberikan kekebalan awal secara aktif pada bayi
Imunisasi Dasar pada Bayi memberikan informasi tentang lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi, yaitu imunisasi BCG untuk mencegah tuberkulosis, imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis B, imunisasi DPT-HB tiga kali untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus dan Hepatitis B, imunisasi polio empat kali untuk mencegah polio, serta imunisasi campak satu kali untuk mencegah camp
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi DPT yang digunakan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Imunisasi DPT diberikan sebanyak tiga kali karena pada pemberian pertama belum memiliki kadar antibodi yang memadai. Imunisasi DPT bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap ketiga penyakit tersebut sekaligus.
1. Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti difteri, pertusis, polio, campak, tetanus, tuberkulosis, dan hepatitis B.
2. Juga membahas tentang jenis kekebalan, baik kekebalan pasif maupun aktif, serta jadwal dan cara pemberian berbagai vaksin imunisasi anak dan dewasa.
3. Termasuk penjelasan singkat mengenai karakteristik
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
Uretritis Non Gonore (UNG) adalah peradangan pada uretra yang disebabkan oleh bakteri selain Neisseria gonorrhoeae seperti Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, dan Mycoplasma hominis. UNG memiliki gejala seperti rasa sakit saat kencing dan keluarnya cairan tubuh kuning-hijau. Pengobatannya meliputi antibiotik seperti azitromisin dan doxycycline untuk mengobati infeksi Chlam
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem KardiovaskulerHanifa Rahmadilla
Terdapat perubahan fisiologis pada sistem kardiovaskuler wanita pascapersalinan akibat hilangnya sirkulasi uteroplasenta dan fungsi endokrin plasenta serta mobilisasi cairan ekstravaskular. Perubahan ini meliputi peningkatan haemokonsentrasi pada persalinan normal dan stabilnya haemokonsentrasi pada persalinan seksio. Masa nifas berlangsung sekitar 6 minggu untuk pemulihan alat kandungan menjadi kondisi semula me
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABURHanifa Rahmadilla
Dokumen tersebut membahas mengenai penanganan gejala-gejala umum pada ibu nifas seperti sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur. Gejala-gejala tersebut dapat disebabkan oleh preeklamsia dan membutuhkan pengobatan seperti obat penurun tekanan darah, magnesium sulfat, serta perlu rujukan jika kondisi memburuk.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Seorang bidan menemukan bayi baru lahir dengan benjolan di pusatnya sebesar telur bebek, (2) Dokter memerintahkan memotong tali pusat di sebelah distal benjolan, dan (3) Kelainannya didiagnosis sebagai omfalokel yang disebabkan oleh kegagalan fusi lipatan dinding abdomen.
Dokumen tersebut membahas tentang hiperemesis gravidarum, yaitu mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Hiperemesis gravidarum disebabkan kombinasi hormon estrogen, progesteron, dan HCG, dengan gejala seperti dehidrasi, penurunan berat badan, dan ikterus. Pengobatannya meliputi isolasi, terapi cairan, dan diet untuk mencegah komplikasi bagi ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Secara singkat, dibahas mengenai stimulus yang mempengaruhi organisme dan respons, baik respons tertutup maupun terbuka. Juga dibahas mengenai pengukuran perilaku kesehatan, determinan perilaku kesehatan menurut beberapa teori, serta tahapan promosi kesehatan.
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai perilaku manusia. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah: 1) perilaku manusia merupakan respons atau reaksi terhadap stimulus lingkungan, 2) perilaku dapat berupa tindakan yang dapat diamati maupun potensial seperti pengetahuan dan motivasi, 3) perilaku dipengaruhi oleh faktor internal seperti genetika dan faktor eksternal seperti lingkungan sosial.
Obstruksi biliaris adalah penyumbatan saluran empedu yang menyebabkan empedu tidak dapat mengalir ke usus. Penyebabnya adalah batu empedu, tumor, radang, atau cedera saluran empedu. Gejalanya berupa nyeri perut, ikterus, demam, dan muntah. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penatalaksanaannya meliputi penghilangan penyebab sumbatan secara bedah atau drenase, serta pemberian g
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung pada bayi, yang ditandai dengan keterlambatan pengeluaran mekonium lebih dari 24 jam setelah lahir dan distensi abdomen. Penyakit ini disebabkan ketidakhadiran sel-sel ganglion pada rektum dan kolon, menyebabkan gangguan peristaltik dan evakuasi usus. Pemeriksaan diagnostik meliputi biospsi rektum dan pemeriksaan enema barium. Komplikasinya dapat berupa
Atresia Ani atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna.Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum.
labioskizis yaitu suatu fisura atau lubang yang dapat terjadi secara tunggal atau secara kombinasi, disebabkan oleh kegagalan jaringan lunak atau jaringan tulang palatum dan rahang atas menyatu selama minggu kelima sampai minggu ke-12 gestasi.
Keracunan merupakan keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan ke dalam tubuh (seperti saluran pencernaan, saluran nafas, kulit atau mukosa) melalui berbagai cara yang berbahaya bagi tubuh. Pertolongan yang salah atau yang secara berlebihan justrumendatangkan bahaya baru bagi korban.
Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak.
Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak.
Dokumen tersebut membahas tentang undang-undang perlindungan anak di Indonesia. Dokumen tersebut menjelaskan definisi anak menurut beberapa sumber hukum dan ketentuan perlindungan anak seperti hak, kewajiban, dan sanksi pidana yang diatur dalam undang-undang terkait perlindungan anak. Dokumen tersebut juga menyebutkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan hak-hak anak di Indonesia.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sangat penting untuk mengetahui kondisi normal atau tidak normal pada bayi, dan tujuannya adalah untuk menilai status kesehatan dan mencari kelainan. Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Imunisasi Dasar
1.
2. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah
memberikan vaksin yang
mengandung kuman yang sudah
dilemahkan, caranya bisa
diteteskan melalui mulut seperti
imunisasi polio dan bisa juga
melalui injeksi. Vaksin yang
masuk dalam tubuh bayi itu akan
merangsang tubuh memproduksi
antibodi. Antibodi itu akan
melawan bibit penyakit yang
masuk kedalam tubuh. dan
memberikan kekebalan pada bayi
dan anak.
3. Kekebalan
Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri
oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu
dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
• Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah
menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang
campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan
terhadap penyakit tersebut.
• Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin
(imunisasi), misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB,
Polio dan lainnya.
4. Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak
membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan
tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat
penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan
lama.
Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
• Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan :
kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari
ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-
kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir)
misalnya difteri, morbili dan tetanus.
• Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini
diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolakan.
5. Tujuan Pemberian
Imunisasi
• Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
• Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian
pada bayi, balita, anak-anak pra sekolah
• Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu
parah dan dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat atau kematian.
6. Tujuh macam penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi:
Penyakit Tuberkolosis (TBC)
• Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah
• Nafsu makan menurun, BB menurun
• Berkeringat malam tanpa aktifitas
• Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi
kuman TBC
Penyakit Difteri
• Difteri merupakan penyakit menular, terutama menyerang
anak kecil,. Ditandai dengan :
• Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu
dikerongkongan dan hidung sehingga menyumbat jalan nafas
• Anak gelisah karena sesak nafas yang semakin berat
• Anak tekak dan amandel membengkak dan merah
7. Penyakit batuk rejan / Pertusis
• Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7- 14 hari.
Kemudian diikuti batuk yang hebat yaitu lebih keras dan
menyambung terus 10-30 kali disertai tarikan nafas dan
berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan
mata berair.
• Batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang.
Penyakit ini dapat menyebabkan radang paru- paru dan terjadi
kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan kejang, pingsan
sampai terjadi kematian.
Penyakit Tetanus
• Kejang/ kaku seluruh tubuh
• Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung
• Kejang dirasakan sangat sakit
• Pada bayi yang baru lahir (5-28 hari) mendadak tidak dapat
menetek karena mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut
ikan
8. Penyakit Polimielitis (kelumpuhan)
• Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher
kaku, sakit kepala, otot badan dan kaki terasa kaku
• Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi
• Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot
menelan yang dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Campak
• Badan panas, natuk, pilek, mata merah dan berair
• Mulut dan bibir kering serta merah
• Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak merah
dikulit dimulai di belakang telinga, leher, muka, dahi,
dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini
adalah radang telinga sampai tuli, radang mata sampai
terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan radang paru-
paru serta radang otak yang dapat menyebabkan
kematian.
9. Penyakit Hepatitis Virus B
Tanda-tanda :
– Mual, muntah serta nafas makan menurun
– Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas
Penularan virus hepatitis B
Melalui jalan lahir.
Melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah.
Melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi
darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak
steril atau peralatan yang ada di klinik gigi.
Upaya pencegahan
– Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu
anggota keluarga dicurigai terkena Virus Hepatitis B, biasanya
dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui
apakah membawa virus atau tidak. Selain itu, imunisasi
merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus
hepatitis B.
10. Macam-macam Imunisasi
1. Imunisasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG)
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerin hidup yang
dilemahkan sebanyak 50.000 – 1.000.000 partikel/dosis. BCG ulangan tidak
dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.
• Tujuan : memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC).
Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak
akan menderita penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat-
ringan.
• Disuntikkan secara intrakutan, maksudnya disuntikkan ke dalam lapisan
kulit (bukan di otot). Bila penyuntikan benar, akan ditandai kulit yang
menggelembung.
• Tempat penyuntikan : pada lengan kanan atas.
• Cara pemberian dan Dosis :
• Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl
0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum
panjang.
• 0,05 ml pada bayi kurang dari 1 tahun, dan 0,1 ml pada anak.
• Diberikan saat bayi berusia < 2 bulan.
11. • Kontra indikasi :
Tenaga kesehatan tidak di
anjurkan untuk melakukan imunisasi
BCG, jika ditemukan hal-hal berikut :
* Terinfeksi HIV atau dengan risiko
tinggi HIV, menderita penyakit
keganasan yang mengenai sumsum
tulang sistem limfa.
*Anak menderita gizi buruk.
*Anak menderita demam tinggi.
*Anak menderita infeksi kulit yang
luas.
*Anak pernah menderita tuberkulosis
12. • Efek samping
Reaksi normal
- Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi
pembengkakan kecil berwarna merah kemudian akan
menjadi luka dengan diameter 10 mm.
- Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan
jaringan parut (scar) dengan diametr 5-7 mm.
Reaksi berat
- Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak
berat/abces yang lebih luas.
- Bila luka mengeluarkan cairan bertambah banyak atau
koreng semakin membesar orang tua harus
membawanya ke dokter
- Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau
ketiak, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan
demam. Reaksi ini normal dan tidak memerlukan
pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
13. 2. Imunisasi DPT
(Diphteri, Pertusis,
Tetanus)
Imunisasi DPT adalah suatu
vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap
penyakit Diphteri, Pertusis, Tetanus.
Tujuan : memberikan kekebalan
terhadap penyakit dipteri, pertusis,
tetanus.
Tempat penyuntikan : Di paha bagian
luar
Kontra indikasi :
– Panas diatas 38º C
– Reaksi berlebihan setelah pemberian
imunisasi DPT sebelumnya seperti
panas tinggi dengan kejang, penurunan
14. Efek samping :
– Reaksi lokal
• Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan
disertai demam ringan selama 1-2 hari.
• Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panik
sebab panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah
dimiliki oleh bayi. Ibu dianjurkan untuk memberikan minum
lebih banyak (ASI atau air buah). Jika demam pakailah pakaian
yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan
air dingin, jika demam berikan parasetamol 15 mg
– Reaksi Umum
• Demam tinggi, kejang dan syok berat.
• Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih
berat) sebaiknya ibu konsultasi pada bidan atau dokter.
15. 3. Imunisasi Hepatitis B
• Indikasi :
- untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi
yang disebabkan oleh virus Hepatitis B
- Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus
Hepatitis A atau C atau yang diketahui dapat
menginfeksi hati
• Cara pemberian dan Dosis :
- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih
dahulu agar suspensi menjadi homogen.
- Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga
mencapai suhu kamar
- Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah)
HB
- Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah)
HB ADS PID,
- Pemberian sebanyak 3 dosis
16. - Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis
berikutnya dengan interval minimum 4 minggu(1
bulan)
- Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka
hanya boleh digunakan selama 4 minggu, sedangkan di
posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan lagi untuk berikutnya
• Tempat penyuntikan : Pada anak di lengan dengan cara
intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat antero
lateral (antero adalah otot-otot bagian depan, lateral adalah
otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tidak dianjurkan
karena bisa mengurangi efektivitas vaksin
• Kontra indikasi : Sampai saat ini belum dipastikan adanya
kontraindikasi terhadap pemberian imunisasi hepatitis B
• Efek samping : Pada umumnya tidak ada
17. 4. Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah
satu maupun kedua lengan/ tungkai. Polio juga bisa menyebabkan
kelumpuhan pada otot-otot pernapasan dan otot untuk menelan. Polio dapat
menyebabkan kematian. Terdapat 2 macam vaksin polio :
1. Vaksin Polio Oral(Oral polio vaccine-OPV).
Mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam
bentuk pil atau cairan. Bentuk irivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk
polio, bentuk monovalent(MOPV) efektif melawan satu jenis polio.
2. Inactived Poliomylitis Vaccine (IPV)
Mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan.
• Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II,III, dan IV) dengan
interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1
tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6
tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia
umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes
(0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang
berisi air gula.
18. • Tujuan: memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis
• Cara pemberian dan Dosis :
– Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial
vaksin
– Diberikan secara oral, 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali
(dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4
minggu.
– Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes yang
baru
• Di pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka
hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan
ketentuan :
– Vaksin belum kadaluarsa
– Vaksin disimpan dalam suhu 2 ºC sampai dengan 8 ºC
– Tidak pernah terendam air
– Sterilitasnya terjaga
– VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
19. • Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah
terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari
berikutnya.
• Kontra indikasi:
– Anak menderita diare berat
– Anak sakit panas
• Efek samping :
– Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada,
kalaupun ada hanya berak-berak ringan.
– Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa
kelumpuhan pada anggota gerak dan tertular kasus
polio orang dewasa.
– Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah
45-100%.
20. 5. Campak
Vaksin campak merupakan vaksin yang virus hidup
yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering
yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril
Tujuan : memberi kekebalan terhadap penyakit campak.
Tempat penyuntikan : Pada lengan kiri atas
Cara pemberian dan Dosis:
– Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5
ml cairan pelarut aquabidest
– Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada lengan
ata, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan pada usia 6-7 tahun (kelas
1 SD)
– Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan
maksimum 6 jam
21. Kontra indikasi :
– Panas lebih dari 38ºC
– Anak yang sakit parah
– Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan
– Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat
– Riwayat kejang demam
Efek samping :
– Panas lebih dari 38ºC
– Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12
– Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah
penyuntikan tetapi kejadian ini jarang terjadi.