SlideShare a Scribd company logo
Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah
memberikan vaksin yang
mengandung kuman yang sudah
dilemahkan, caranya bisa
diteteskan melalui mulut seperti
imunisasi polio dan bisa juga
melalui injeksi. Vaksin yang
masuk dalam tubuh bayi itu akan
merangsang tubuh memproduksi
antibodi. Antibodi itu akan
melawan bibit penyakit yang
masuk kedalam tubuh. dan
memberikan kekebalan pada bayi
dan anak.
Kekebalan
 Kekebalan aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri
oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu
dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
• Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah
menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang
campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan
terhadap penyakit tersebut.
• Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin
(imunisasi), misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB,
Polio dan lainnya.
 Kekebalan pasif
Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak
membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan
tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat
penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan
lama.
Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
• Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan :
kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari
ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira-
kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir)
misalnya difteri, morbili dan tetanus.
• Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini
diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolakan.
Tujuan Pemberian
Imunisasi
• Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
• Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian
pada bayi, balita, anak-anak pra sekolah
• Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu
parah dan dapat mencegah gejala yang dapat
menimbulkan cacat atau kematian.
Tujuh macam penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi:
Penyakit Tuberkolosis (TBC)
• Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah
• Nafsu makan menurun, BB menurun
• Berkeringat malam tanpa aktifitas
• Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi
kuman TBC
Penyakit Difteri
• Difteri merupakan penyakit menular, terutama menyerang
anak kecil,. Ditandai dengan :
• Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu
dikerongkongan dan hidung sehingga menyumbat jalan nafas
• Anak gelisah karena sesak nafas yang semakin berat
• Anak tekak dan amandel membengkak dan merah
Penyakit batuk rejan / Pertusis
• Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7- 14 hari.
Kemudian diikuti batuk yang hebat yaitu lebih keras dan
menyambung terus 10-30 kali disertai tarikan nafas dan
berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan
mata berair.
• Batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang.
Penyakit ini dapat menyebabkan radang paru- paru dan terjadi
kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan kejang, pingsan
sampai terjadi kematian.
Penyakit Tetanus
• Kejang/ kaku seluruh tubuh
• Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung
• Kejang dirasakan sangat sakit
• Pada bayi yang baru lahir (5-28 hari) mendadak tidak dapat
menetek karena mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut
ikan
Penyakit Polimielitis (kelumpuhan)
• Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher
kaku, sakit kepala, otot badan dan kaki terasa kaku
• Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi
• Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot
menelan yang dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Campak
• Badan panas, natuk, pilek, mata merah dan berair
• Mulut dan bibir kering serta merah
• Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak merah
dikulit dimulai di belakang telinga, leher, muka, dahi,
dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini
adalah radang telinga sampai tuli, radang mata sampai
terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan radang paru-
paru serta radang otak yang dapat menyebabkan
kematian.
Penyakit Hepatitis Virus B
 Tanda-tanda :
– Mual, muntah serta nafas makan menurun
– Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas
 Penularan virus hepatitis B
 Melalui jalan lahir.
 Melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah.
 Melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi
darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak
steril atau peralatan yang ada di klinik gigi.
 Upaya pencegahan
– Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu
anggota keluarga dicurigai terkena Virus Hepatitis B, biasanya
dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui
apakah membawa virus atau tidak. Selain itu, imunisasi
merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus
hepatitis B.
Macam-macam Imunisasi
1. Imunisasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG)
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerin hidup yang
dilemahkan sebanyak 50.000 – 1.000.000 partikel/dosis. BCG ulangan tidak
dianjurkan karena keberhasilannya diragukan.
• Tujuan : memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC).
Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak
akan menderita penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat-
ringan.
• Disuntikkan secara intrakutan, maksudnya disuntikkan ke dalam lapisan
kulit (bukan di otot). Bila penyuntikan benar, akan ditandai kulit yang
menggelembung.
• Tempat penyuntikan : pada lengan kanan atas.
• Cara pemberian dan Dosis :
• Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl
0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum
panjang.
• 0,05 ml pada bayi kurang dari 1 tahun, dan 0,1 ml pada anak.
• Diberikan saat bayi berusia < 2 bulan.
• Kontra indikasi :
Tenaga kesehatan tidak di
anjurkan untuk melakukan imunisasi
BCG, jika ditemukan hal-hal berikut :
* Terinfeksi HIV atau dengan risiko
tinggi HIV, menderita penyakit
keganasan yang mengenai sumsum
tulang sistem limfa.
*Anak menderita gizi buruk.
*Anak menderita demam tinggi.
*Anak menderita infeksi kulit yang
luas.
*Anak pernah menderita tuberkulosis
• Efek samping
 Reaksi normal
- Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi
pembengkakan kecil berwarna merah kemudian akan
menjadi luka dengan diameter 10 mm.
- Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan
jaringan parut (scar) dengan diametr 5-7 mm.
 Reaksi berat
- Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak
berat/abces yang lebih luas.
- Bila luka mengeluarkan cairan bertambah banyak atau
koreng semakin membesar orang tua harus
membawanya ke dokter
- Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau
ketiak, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan
demam. Reaksi ini normal dan tidak memerlukan
pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
2. Imunisasi DPT
(Diphteri, Pertusis,
Tetanus)
Imunisasi DPT adalah suatu
vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap
penyakit Diphteri, Pertusis, Tetanus.
Tujuan : memberikan kekebalan
terhadap penyakit dipteri, pertusis,
tetanus.
Tempat penyuntikan : Di paha bagian
luar
Kontra indikasi :
– Panas diatas 38º C
– Reaksi berlebihan setelah pemberian
imunisasi DPT sebelumnya seperti
panas tinggi dengan kejang, penurunan
Efek samping :
– Reaksi lokal
• Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan
disertai demam ringan selama 1-2 hari.
• Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panik
sebab panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah
dimiliki oleh bayi. Ibu dianjurkan untuk memberikan minum
lebih banyak (ASI atau air buah). Jika demam pakailah pakaian
yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan
air dingin, jika demam berikan parasetamol 15 mg
– Reaksi Umum
• Demam tinggi, kejang dan syok berat.
• Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih
berat) sebaiknya ibu konsultasi pada bidan atau dokter.
3. Imunisasi Hepatitis B
• Indikasi :
- untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi
yang disebabkan oleh virus Hepatitis B
- Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus
Hepatitis A atau C atau yang diketahui dapat
menginfeksi hati
• Cara pemberian dan Dosis :
- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih
dahulu agar suspensi menjadi homogen.
- Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga
mencapai suhu kamar
- Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah)
HB
- Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah)
HB ADS PID,
- Pemberian sebanyak 3 dosis
- Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis
berikutnya dengan interval minimum 4 minggu(1
bulan)
- Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka
hanya boleh digunakan selama 4 minggu, sedangkan di
posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan lagi untuk berikutnya
• Tempat penyuntikan : Pada anak di lengan dengan cara
intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat antero
lateral (antero adalah otot-otot bagian depan, lateral adalah
otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tidak dianjurkan
karena bisa mengurangi efektivitas vaksin
• Kontra indikasi : Sampai saat ini belum dipastikan adanya
kontraindikasi terhadap pemberian imunisasi hepatitis B
• Efek samping : Pada umumnya tidak ada
4. Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah
satu maupun kedua lengan/ tungkai. Polio juga bisa menyebabkan
kelumpuhan pada otot-otot pernapasan dan otot untuk menelan. Polio dapat
menyebabkan kematian. Terdapat 2 macam vaksin polio :
1. Vaksin Polio Oral(Oral polio vaccine-OPV).
Mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam
bentuk pil atau cairan. Bentuk irivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk
polio, bentuk monovalent(MOPV) efektif melawan satu jenis polio.
2. Inactived Poliomylitis Vaccine (IPV)
Mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan.
• Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II,III, dan IV) dengan
interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1
tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6
tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia
umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes
(0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang
berisi air gula.
• Tujuan: memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis
• Cara pemberian dan Dosis :
– Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial
vaksin
– Diberikan secara oral, 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali
(dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4
minggu.
– Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes yang
baru
• Di pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka
hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan
ketentuan :
– Vaksin belum kadaluarsa
– Vaksin disimpan dalam suhu 2 ºC sampai dengan 8 ºC
– Tidak pernah terendam air
– Sterilitasnya terjaga
– VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah
terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari
berikutnya.
• Kontra indikasi:
– Anak menderita diare berat
– Anak sakit panas
• Efek samping :
– Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada,
kalaupun ada hanya berak-berak ringan.
– Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa
kelumpuhan pada anggota gerak dan tertular kasus
polio orang dewasa.
– Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah
45-100%.
5. Campak
Vaksin campak merupakan vaksin yang virus hidup
yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering
yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril
 Tujuan : memberi kekebalan terhadap penyakit campak.
 Tempat penyuntikan : Pada lengan kiri atas
 Cara pemberian dan Dosis:
– Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5
ml cairan pelarut aquabidest
– Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada lengan
ata, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan pada usia 6-7 tahun (kelas
1 SD)
– Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan
maksimum 6 jam
 Kontra indikasi :
– Panas lebih dari 38ºC
– Anak yang sakit parah
– Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan
– Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat
– Riwayat kejang demam
 Efek samping :
– Panas lebih dari 38ºC
– Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12
– Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah
penyuntikan tetapi kejadian ini jarang terjadi.
Tempat Pelayanan Imunisasi
• Posyandu
• Puskesmas
• Bidan/ dokter praktek
• Rumah bersalin
• Rumah sakit
Imunisasi Dasar

More Related Content

What's hot

Kunjungan neonatus &amp; bbl (yona)
Kunjungan neonatus &amp; bbl (yona)Kunjungan neonatus &amp; bbl (yona)
Kunjungan neonatus &amp; bbl (yona)
YonaFirdaliRanti
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
Joni Iswanto
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Candra Wiguna
 
Mtbs
MtbsMtbs
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
Alma Faeez Ali Khan
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Skrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptxSkrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptx
YaniArpha
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
Chaicha Ceria
 
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPTKEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
Nurindah Nurindah
 
Presentation imunisasi
Presentation imunisasiPresentation imunisasi
Presentation imunisasi
Yunda Harida Utami
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
Lilis c'Ben
 
Tetanus Neonatorum
Tetanus NeonatorumTetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum
Dessy Adeliana
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
Height Corporation
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
Chiyapuri
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
novaangelia125
 
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
Zakiah dr
 
Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)
sicua050896
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
resiy
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
Ira Rosita
 

What's hot (20)

Kunjungan neonatus &amp; bbl (yona)
Kunjungan neonatus &amp; bbl (yona)Kunjungan neonatus &amp; bbl (yona)
Kunjungan neonatus &amp; bbl (yona)
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaPenggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga Berencana
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
Skrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptxSkrining pranikah.pptx
Skrining pranikah.pptx
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPTKEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
KEHAMILAN DAN PERKEMBANGAN JANIN PPT
 
Presentation imunisasi
Presentation imunisasiPresentation imunisasi
Presentation imunisasi
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 
Tetanus Neonatorum
Tetanus NeonatorumTetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
 
Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 

Similar to Imunisasi Dasar

Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
StephanieLexyLouis1
 
Sap immunisasi
Sap immunisasiSap immunisasi
Sap immunisasi
Warung Bidan
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
erlenstikeskharisma
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
andielvi1
 
Imunisasi pgra
Imunisasi pgraImunisasi pgra
Imunisasi pgra
Jusnaidi Teknik
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
ssuser1017eb
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
IwanSyaputra6
 
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptxImunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
fitrianakartikasari5
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
Henki Ata
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
Andriey Setyawan
 
imunisasi.pptx
imunisasi.pptximunisasi.pptx
imunisasi.pptx
MustikaDewiSetyaning1
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
PTBOGORSARINUTRISI
 
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiLeaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Warung Bidan
 
LP BCG.docx
LP BCG.docxLP BCG.docx
LP BCG.docx
rudhirinaldhi3
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
Klinik Atlanta
 

Similar to Imunisasi Dasar (20)

Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan BalitaMateri kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
Materi kuliah Neonatus, Bayi dan Balita
 
Sap immunisasi
Sap immunisasiSap immunisasi
Sap immunisasi
 
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
Imunisasi pgra
Imunisasi pgraImunisasi pgra
Imunisasi pgra
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITAKONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
KONSEP DASAR IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
 
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptxImunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
Imunisasi pada Anak fitriana karikasari.pptx
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
imunisasi.pptx
imunisasi.pptximunisasi.pptx
imunisasi.pptx
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiLeaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
 
LP BCG.docx
LP BCG.docxLP BCG.docx
LP BCG.docx
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 

More from Hanifa Rahmadilla

NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
NYERI PERUT BAGIAN BAWAHNYERI PERUT BAGIAN BAWAH
NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
Hanifa Rahmadilla
 
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Hanifa Rahmadilla
 
Uretritis Non Gonore
Uretritis Non GonoreUretritis Non Gonore
Uretritis Non Gonore
Hanifa Rahmadilla
 
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem KardiovaskulerPerubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Hanifa Rahmadilla
 
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABURPENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
Hanifa Rahmadilla
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
Hanifa Rahmadilla
 
OMFALOKEL
OMFALOKELOMFALOKEL
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence PhallusBayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Hanifa Rahmadilla
 
Hiperemesis kehamilan
Hiperemesis kehamilanHiperemesis kehamilan
Hiperemesis kehamilan
Hanifa Rahmadilla
 
Konsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku KesehatanKonsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku Kesehatan
Hanifa Rahmadilla
 
Manusia dan perilakunya
Manusia dan perilakunyaManusia dan perilakunya
Manusia dan perilakunya
Hanifa Rahmadilla
 
OBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARISOBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARIS
Hanifa Rahmadilla
 
Hisprung
HisprungHisprung
Atresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia AniAtresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia Ani
Hanifa Rahmadilla
 
Atresia Esofagus
Atresia EsofagusAtresia Esofagus
Atresia Esofagus
Hanifa Rahmadilla
 
Labioskisis
LabioskisisLabioskisis
Labioskisis
Hanifa Rahmadilla
 
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan KeracunanPertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Hanifa Rahmadilla
 
Kekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada AnakKekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada Anak
Hanifa Rahmadilla
 
UU Perlindungan Anak
UU Perlindungan AnakUU Perlindungan Anak
UU Perlindungan Anak
Hanifa Rahmadilla
 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Hanifa Rahmadilla
 

More from Hanifa Rahmadilla (20)

NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
NYERI PERUT BAGIAN BAWAHNYERI PERUT BAGIAN BAWAH
NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
 
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
 
Uretritis Non Gonore
Uretritis Non GonoreUretritis Non Gonore
Uretritis Non Gonore
 
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem KardiovaskulerPerubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sitem Kardiovaskuler
 
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABURPENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABUR
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
OMFALOKEL
OMFALOKELOMFALOKEL
OMFALOKEL
 
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence PhallusBayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
Bayi Besar, Hydrocephalus, Anence Phallus
 
Hiperemesis kehamilan
Hiperemesis kehamilanHiperemesis kehamilan
Hiperemesis kehamilan
 
Konsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku KesehatanKonsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku Kesehatan
 
Manusia dan perilakunya
Manusia dan perilakunyaManusia dan perilakunya
Manusia dan perilakunya
 
OBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARISOBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARIS
 
Hisprung
HisprungHisprung
Hisprung
 
Atresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia AniAtresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia Ani
 
Atresia Esofagus
Atresia EsofagusAtresia Esofagus
Atresia Esofagus
 
Labioskisis
LabioskisisLabioskisis
Labioskisis
 
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan KeracunanPertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
Pertolongan Pertama Pada Anak Dengan Keracunan
 
Kekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada AnakKekerasan Pada Anak
Kekerasan Pada Anak
 
UU Perlindungan Anak
UU Perlindungan AnakUU Perlindungan Anak
UU Perlindungan Anak
 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
 

Recently uploaded

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 

Imunisasi Dasar

  • 1.
  • 2. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh. dan memberikan kekebalan pada bayi dan anak.
  • 3. Kekebalan  Kekebalan aktif Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama. • Kekebalan aktif alamiah Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang campak lagi, karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit tersebut. • Kekebalan aktif buatan Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi), misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio dan lainnya.
  • 4.  Kekebalan pasif Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak tahan lama. Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara : • Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan : kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. Kekebalan ini tidak berlangsung lama (kira- kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir) misalnya difteri, morbili dan tetanus. • Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolakan.
  • 5. Tujuan Pemberian Imunisasi • Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu • Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita, anak-anak pra sekolah • Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
  • 6. Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi: Penyakit Tuberkolosis (TBC) • Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah • Nafsu makan menurun, BB menurun • Berkeringat malam tanpa aktifitas • Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC Penyakit Difteri • Difteri merupakan penyakit menular, terutama menyerang anak kecil,. Ditandai dengan : • Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan hidung sehingga menyumbat jalan nafas • Anak gelisah karena sesak nafas yang semakin berat • Anak tekak dan amandel membengkak dan merah
  • 7. Penyakit batuk rejan / Pertusis • Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7- 14 hari. Kemudian diikuti batuk yang hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10-30 kali disertai tarikan nafas dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair. • Batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat menyebabkan radang paru- paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan kejang, pingsan sampai terjadi kematian. Penyakit Tetanus • Kejang/ kaku seluruh tubuh • Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung • Kejang dirasakan sangat sakit • Pada bayi yang baru lahir (5-28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut ikan
  • 8. Penyakit Polimielitis (kelumpuhan) • Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot badan dan kaki terasa kaku • Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi • Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit Campak • Badan panas, natuk, pilek, mata merah dan berair • Mulut dan bibir kering serta merah • Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak merah dikulit dimulai di belakang telinga, leher, muka, dahi, dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini adalah radang telinga sampai tuli, radang mata sampai terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan radang paru- paru serta radang otak yang dapat menyebabkan kematian.
  • 9. Penyakit Hepatitis Virus B  Tanda-tanda : – Mual, muntah serta nafas makan menurun – Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas  Penularan virus hepatitis B  Melalui jalan lahir.  Melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah.  Melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik gigi.  Upaya pencegahan – Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai terkena Virus Hepatitis B, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B.
  • 10. Macam-macam Imunisasi 1. Imunisasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerin hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000 – 1.000.000 partikel/dosis. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. • Tujuan : memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi kemungkinan anak akan menderita penyakit TBC ringan, akan tetapi terhindar dari TBC berat- ringan. • Disuntikkan secara intrakutan, maksudnya disuntikkan ke dalam lapisan kulit (bukan di otot). Bila penyuntikan benar, akan ditandai kulit yang menggelembung. • Tempat penyuntikan : pada lengan kanan atas. • Cara pemberian dan Dosis : • Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang. • 0,05 ml pada bayi kurang dari 1 tahun, dan 0,1 ml pada anak. • Diberikan saat bayi berusia < 2 bulan.
  • 11. • Kontra indikasi : Tenaga kesehatan tidak di anjurkan untuk melakukan imunisasi BCG, jika ditemukan hal-hal berikut : * Terinfeksi HIV atau dengan risiko tinggi HIV, menderita penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang sistem limfa. *Anak menderita gizi buruk. *Anak menderita demam tinggi. *Anak menderita infeksi kulit yang luas. *Anak pernah menderita tuberkulosis
  • 12. • Efek samping  Reaksi normal - Setelah 2-3 minggu pada tempat penyuntikan akan terjadi pembengkakan kecil berwarna merah kemudian akan menjadi luka dengan diameter 10 mm. - Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut (scar) dengan diametr 5-7 mm.  Reaksi berat - Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat/abces yang lebih luas. - Bila luka mengeluarkan cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar orang tua harus membawanya ke dokter - Pembengkakan pada kelenjar limfe pada leher atau ketiak, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal dan tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.
  • 13. 2. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus) Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap penyakit Diphteri, Pertusis, Tetanus. Tujuan : memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus. Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar Kontra indikasi : – Panas diatas 38º C – Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti panas tinggi dengan kejang, penurunan
  • 14. Efek samping : – Reaksi lokal • Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan disertai demam ringan selama 1-2 hari. • Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panik sebab panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh bayi. Ibu dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI atau air buah). Jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin, jika demam berikan parasetamol 15 mg – Reaksi Umum • Demam tinggi, kejang dan syok berat. • Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih berat) sebaiknya ibu konsultasi pada bidan atau dokter.
  • 15. 3. Imunisasi Hepatitis B • Indikasi : - untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B - Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau yang diketahui dapat menginfeksi hati • Cara pemberian dan Dosis : - Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. - Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar - Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB - Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB ADS PID, - Pemberian sebanyak 3 dosis
  • 16. - Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu(1 bulan) - Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk berikutnya • Tempat penyuntikan : Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat antero lateral (antero adalah otot-otot bagian depan, lateral adalah otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tidak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin • Kontra indikasi : Sampai saat ini belum dipastikan adanya kontraindikasi terhadap pemberian imunisasi hepatitis B • Efek samping : Pada umumnya tidak ada
  • 17. 4. Imunisasi Polio Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/ tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernapasan dan otot untuk menelan. Polio dapat menyebabkan kematian. Terdapat 2 macam vaksin polio : 1. Vaksin Polio Oral(Oral polio vaccine-OPV). Mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk irivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalent(MOPV) efektif melawan satu jenis polio. 2. Inactived Poliomylitis Vaccine (IPV) Mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan. • Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II,III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.
  • 18. • Tujuan: memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis • Cara pemberian dan Dosis : – Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin – Diberikan secara oral, 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. – Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes yang baru • Di pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan : – Vaksin belum kadaluarsa – Vaksin disimpan dalam suhu 2 ºC sampai dengan 8 ºC – Tidak pernah terendam air – Sterilitasnya terjaga – VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
  • 19. • Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya. • Kontra indikasi: – Anak menderita diare berat – Anak sakit panas • Efek samping : – Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak ringan. – Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan pada anggota gerak dan tertular kasus polio orang dewasa. – Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah 45-100%.
  • 20. 5. Campak Vaksin campak merupakan vaksin yang virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril  Tujuan : memberi kekebalan terhadap penyakit campak.  Tempat penyuntikan : Pada lengan kiri atas  Cara pemberian dan Dosis: – Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest – Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada lengan ata, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) – Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan maksimum 6 jam
  • 21.  Kontra indikasi : – Panas lebih dari 38ºC – Anak yang sakit parah – Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan – Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat – Riwayat kejang demam  Efek samping : – Panas lebih dari 38ºC – Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 – Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini jarang terjadi.
  • 22. Tempat Pelayanan Imunisasi • Posyandu • Puskesmas • Bidan/ dokter praktek • Rumah bersalin • Rumah sakit