Secara etimologis ideologi berasal dari kata
idea = gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
logos = ilmu.
Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita.
Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.
Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajad tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
b.Oleh karena itu mewujudkan asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PANCASILA IDEOLOGI
1. PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI NASIONAL
Nama : Antonius
NPM : 120405010034
Fak/Jurusan : Ilmu Hukum
Universitas
Kanjuruhan Malang
2. Asal Mula Pancasila
Pancasila sebagai dasar Filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia
bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh
seseorang sebagaimana pada ideologi lain, namun terbentuknya Pancasila
melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Agar memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses terjadinya Pancasila,
maka secara ilmiah harus ditinjau berdasarkan proses kualitasnya.
Secara kualitas
asal mula
Pancasila
dibedakan menjadi
Asal Mula Langsung, berkaitan dengan asal mula
sejak dirumuskan oleh BPUPKI dan sesudah
Proklamasi Pancasila disahkan sebagai dasar
filsafat negara.
Asal Mula Tak Langsung, berkaitan dengan
sebelum Proklamasi kemerdekaan.
3. Asal Mula Langsung Pancasila
Menurut Notonegoro, pengertian asal mula Pancasila
secara ilmiah filsafati dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
Asal mula bahan (Kausa Materialis)
Hakikat nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri yang terdiri dari
nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia.
Asal mula bentuk (Kausa Formalis)
Hal ini dimaksudkan tentang asal mula bentuk atau bagaimana bentuk Pancasila itu
dirumuskan sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian
asal mula bentuk Pancasila berasal dari BPUPKI yang merumuskan dan membahas
Pancasila dalam hal bentuk, rumusan serta nama pancasila
Asal Mula Karya (Kausa Efisien)
Hal ini berkaitan dengan asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar
Negara menjadi Dasar Negara yang sah. Adapun asal mula karya Pancasila adalah
PPKI sebagai pembentuk Negara yang mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara.
Asal mula tujuan (Kausa Finalis)
Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang BPUPKI dan PPKI tujuannya untuk
dijadikan dasar negara.
4. Asal Mula Tidak Langsung Pancasila
Jauh sebelum Proklamasi Kemerdekaan,
masyarakat Indonesia hidup dalam tatanan
kehidupan yang penuh nilai Ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
nilai keadilan.
Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk
negara, yang berupa nilai adat-istiadat, nilai
kebudayaan serta nilai religius.
Oleh karena itu secara tidak langsung, pancasila
merupakan penjelmaan bangsa Indonesia sendiri,
karena apa yang terkandung dalam pancasila adalah
kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia
“Pancasila adalah lima mutiara galian dari ribuan tahun sap-sapnya sejarah bangsa
sendiri” Ir. Sukarno
5. Hubungan Pandangan Hidup dan
Ideologi dan Dasar Negara
Pandangan
Hidup
Ideologi
Dasar
Negara
Nilai dasar atau
norma dalam
ideologi untuk
mengatur
penyelenggaraan
negara
Pandangan hidup
yang ada di
dalam
masyarakat
menjadi ideologi
bangsa dan
ideologi bangsa
yang diterima
menjadi
pandangan hidup
negara disebut
ideologi negara
Pandangan hidup terdiri dari
kesatuan-kesatuan nilai-nilai luhur
sebagai suatu wawasan yang
menyeluruh untuk menata
kehidupan sendiri dan interaksi antar
manusia serta alam-alam sekitarnya
6. KedudukanPancasila Sebagai Idelogi Bangsa dan Negara
A. Pengertian Ideologi
• Secara etimologis ideologi berasal dari kata
idea = gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
logos = ilmu.
• Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide
atau cita-cita.
• Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus
dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar,
pandangan, paham.
• Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi
basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan
bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian
yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajad tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan
b. Oleh karena itu mewujudkan asas kerokhanian, pandangan dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
7. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
IDEOLOGI
ASPEK
TERBUKA TERTUTUP
Ciri Khas
Nilai-nilai dan cita-cita digali
dari kekayaan adat istiadat,
budaya dan religius
masyarakat
Nilai-nilai dan cita-cita
dihasilkan dari pemikiran
individu atau kelompok yang
berkuasa
Menerima reformasi Menolak reformasi
Hubungan rakyat
dan penguasa
Penguasa bertanggung jawab
pada rakyat sebagai
pengemban amanah
Masyarakat harus taat pada
ideologi elit penguasa
Totaliter
8. Ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif
• Menurut Karl Manheim yang beraliran Marx, secara sosiologis
ideologi dibedakan menjadi :
Ideologi
Aspek
Partikular Komprehensif
Ciri khas Nilai-nilai dan cita-cita
merupakan suatu keyakinan
–keyakinan yang tersusun
secara sistematis dan
terkait erat dengan
kepentingan kelas sosial
tertentu
Mengakomodasi nilai-nilai
dan cita-cita yang bersifat
menyeluruh tanpa berpihak
pada golongan tertentu atau
melakukan transformasi sosial
secara besar-besaran menuju
bentuk tertentu
Hubungan penguasa
dengan rakyat
Negara komunis membela
kaum proletar
Negara liberal membela
kebebasan individu
Negara mengakomodasi
berbagai bentuk idealisme
yang berkembang dalam
masyarakat yang bersifat
majemuk, seperti Indonesia
9. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup,
namun bersifat reformatif dinamis dan terbuka. Hal ini
dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila mampu menyesuaikan
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Dalam ideologi terbuka, cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar bersifat tetap
dan tidak berubah, sehingga tidak langsung bersifat operasional, sehingga
harus dinyatakan. Penyataan dilakukan dengan menghadapkan pada berbagai
masalah yang silih berganti melalui refleksi yang rasional, sehingga terungkap
makna operasionalnya.
10. Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi
Pancasila
Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan
dinamika masyarakat yang berkembang secara
cepat.
Kenyataan menujukkan bahwa bangkrutnya ideologi
yang tertutup dan beku cenderung meredupkan
perkembangan dirinya.
Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai
dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat
mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam
rangka mencapai tujuan nasional.
11. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi
Terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka secara
struktural memiliki 3 dimensi yaitu :
Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung bersifat
sistematis, rasional dan menyeluruh yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila tersebut bersumber pada filsafat Pancasila.
Dimensi normatif, yaitu nilai-nilai yang terkandung pada pancasila
perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma sebagaimana norma-norma
kenegaraan.
Dimensi realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat secara nyata (konkrit) baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara.
12. Batas-batas Keterbukaan Ideologi
Pancasila
Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka,
namun ada batas-batas yang tidak boleh dilanggar :
Stabilitas nasional yang dinamis
Larangan terhadap ideologi marxisme, leninnisme
dan komunisme
Mencegah berkembangnya paham liberalisme
Larangan terhadap pandangan ekstrim yang
menggelisahkan kehidupan bermasyarakat
Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.
13. Perbandingan Ideologi
ASPEK LIBERALISME KOMUNISME SOSIALISME PANCASILA
Politik Hukum Demokrasi
Liberal
Hukum untuk
melindungi
individu
Dalam politk
mementingkan
individu
Demokrasi untuk
rakyat
Satu parpol
berkuasa mutlak
Hukum untuk
melanggengkan
komunis
Demokrasi
untuk
kolektivitas
Diutamakan
kebersamaan
Masyarakat
sama dengan
negara
Demokrasi
Pancasila
Hukum untuk
menjujung
tinggi keadilan
dan keberadaan
individu
Ekonomi Peran negara
kecil
Swasta
mendominasi
Kapitalisme
Monopolisme
Persaingan
bebas
Peran negara
dominan
Demi kolektivitas
berarti demi
negara
Monopoli negara
Peran negara
ada untuk
pemerataan
Keadilan
distributif
diutamakan
Peran negara
ada untuk tidak
terjadi monopoli
yang merugikan
14. Perbandingan Ideologi
ASPEK LIBERALISME KOMUNISME SOSIALISME PANCASILA
AGAMA Agama urusan
pribadi
Bebas
beragama,
memilih atau
tidak beragama
Agama candu
masyarakat
Agama harus
dijauhkan dari
masyarakat/
Ateis
Agama
mendorong
berkembangnya
kebersamaan.
Diutamakan
kebersamaan
Bebas memilih
salah satu
agama
Agama harus
menjiwai dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan
bernegara.
PANDANGAN
THD INDIVIDU
DAN
MASYARAKAT
Individu lebih
penting
daripada
masyarakat
Masyarakat
diabdikan bagi
individu
Individu tidak
penting –
masyarakat
tidak penting
Kolektivitas yang
dibentuk negara
lebih penting
Masyarakat
lebih penting
daripada
individu
Individu diakui
keberadaannya
Hubungan
individu dan
masyarakat
selaras, serasi
dan seimbang