Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Caplak adalah nama umum bagi hewan kecil berkaki delapan anggota teodoidea. yang bersama-sama dengan tungau dimasukkan kedalam kelas Acarina. ordo Arachnoidea. prsentasi ini menjelaskan tentang klasifikasi dari beberapa caplak seperti :Boophilus, Ixodes, Dermacentor, ambiyomma, hyalomma dll.
Caplak adalah nama umum bagi hewan kecil berkaki delapan anggota teodoidea. yang bersama-sama dengan tungau dimasukkan kedalam kelas Acarina. ordo Arachnoidea. prsentasi ini menjelaskan tentang klasifikasi dari beberapa caplak seperti :Boophilus, Ixodes, Dermacentor, ambiyomma, hyalomma dll.
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas (kosmopolitan) dibandingkan mahluk hidup yang lain.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri merupakan anggota kingdom monera.
Adapun dalam system klasifikasi enam kingdom, monera dibedakan lagi menjadi Archaebacteria dan Eubacteria.
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Amali 1 bakteria
1. 1
AMALI BIOLOGI 1
Tajuk :
Memeriksa slaid tersedia bakteria
Pengenalan :
Bakteria merupakan organisma yang sangat seni dan mempunyai struktur
serta sifat-sifat yang khas. Menurut Mader (2010), bakteria diklasifikasikan dalam
alam Monera yang terbahagi kepada dua kumpulan utama iaitu bakteria sebenar
(eubacteria) dan bakteria kuno (archaebacteria). Terdapat beberapa bakteria
berbahaya yang boleh menyebabkan penyakit dan ada juga yang penting bagi kita
untuk terus hidup. Bakteria boleh membantu menguraikan organisma yang telah
mati dan membantu dalam sistem pencernaan kita.
Bakteria atau eubakteria wujud dalam pelbagai bentuk seperti kokus, basilus
dan spiral serta dapat hidup secara tunggal ataupun berkoloni. Habitat bakteria
sangat luas iaitu air, tanah, udara dan juga terdapat pada pelbagai hidupan. Menurut
Chen (1992), eubakteria dan archaebakteria adalah prokariot yang tidak mempunyai
nukleus untuk menyimpan bahan genetik (DNA) sebaliknya bahan DNA tersebar di
dalam sitoplasma sel. Hal ini membezakan archaebakteria dan eubakteria daripada
eukariot yang mempunyai DNA yang tersimpan di dalam nukleus. Namun begitu,
eubakteria dan archaeabakteria mempunyai perbezaan dari segi komposisi dinding
sel, struktur membran lipid dan habitat mereka masing-masing.
Menurut Starr (2007), archaebakteria membiak dalam persekitaran yang luar biasa
seperti larutan bergaram misalnya Laut Mati, kawasan air panas dan gunung berapi.
Mereka adalah kumpulan prokariot yang paling primitif yang dipercayai telah
berkembang sejurus selepas evolusi kehidupan pertama. Mereka terdiri daripada
tiga jenis iaitu metanogens, halofil dan termoasidophilies.
Tujuan :
Memerhati bakteria dari segi struktur morfologi dan pewarnaan Gram
2. 2
Bahan Dan Radas :
Mikroskop dan slaid tersedia bakteria
Prosedur :
1. Beberapa slaid tersedia bakteria yang dibekalkan diperhatikan di bawah
mikroskop kuasa rendah, kemudian kuasa tinggi.
2. Bentuk, warna, struktur serta corak susunan koloninya diperhatikan bagi
setiap jenis bakteria.
3. Hasil pemerhatian dicatat dan dilukis dengan jelas, kemas dan berlabel. Satu
kaedah pengelasan yang sesuai telah dipilih untuk melaporkan pemerhatian yang
diperoleh.
Hasil pemerhatian :
Jadual 1 : Bentuk, warna, struktur serta corak susunan koloni bakteria
Bakteria Bentuk Struktur Corak
susunan
koloni
Warna Pewarnaan
Gram
Staphylococcus
aureus
Kokus -Tiada flagela kluster
(gugusan)
Ungu Gram-
positif
Smear : spirillum
Spiral -Mempunyai
flagela
bipolar
Tunggal Merah Gram-
negatif
3. 3
Bacillus
Rod -Mempunyai
flagela
Berkelompok Ungu Gram-
positif
Escherichia coli
Rod -Mempunyai
flagela
Tunggal dan
dalam
rumpun
besar
(clump)
Merah Gram-
negatif
Pleurokokus
Kokus -Tiada flagela Kumpulan
berdua, tiga,
empat atau
lebih.
Merah Gram-
negatif
Rhizobium,
legumininosarum
Rod -Tiada flagela Tidak teratur
(rawak)
Merah Gram-
negatif
4. 4
Perbincangan :
Bakteria merupakan organisma prokariotik uniselular. Berbeza dengan
eukaryot, sel-sel bakteria tidak mempunyai nukleus yang tersusun, mitokondria,
kloroplas dan organel berlapis membran yang lain. Sel bakteria hanya mempunyai
DNA berbentuk bulat berterusan (plasmid) yang tidak dikaitkan dengan protein
histone. Bakteria tidak dapat membiak secara seksual. Mereka membiak secara
aseksual terutamanya melalui pembelahan dedua (binary fission) dibawah keadaan
tertentu yang menggalakkan. Bakteria tertentu mempunyai flagela yang membantu
pergerakan sel. Menurut Chen (1992), sel-sel bakteria mempunyai corak susunan
koloni seperti tunggal, berpasangan (diplo), rantaian (strepto) atau gugusan
(staphylo). Antara bentuk bakteria ialah sfera (kokus), rod (basilus), koma (vibrio)
dan lingkaran (spiral). (Rujuk Rajah 1)
Rajah 1 : Corak susunan koloni dan bentuk-bentuk bakteria
Komposisi dinding sel yang berbeza antara bakteria merupakan salah satu
faktor yang paling penting dalam menganalisis spesies bakteria. Kebanyakan sel
bakteria dilindungi oleh dinding sel yang mengandungi molekul unik iaitu
peptidoglikan. Peptidoglikan ialah kompleks polisakarida yang bertautan dengan
asid amino (Mader, 2010). Satu teknik telah diperkenalkan oleh doktor Denmark
Hans Christian Gram pada tahun 1884 iaitu teknik pewarnaan Gram. Teknik ini
adalah satu kaedah untuk membezakan spesies bakteria kepada dua kumpulan
utama, iaitu Gram-positif dan Gram-negatif berdasarkan tindakbalas atau sifat
5. 5
bakteria terhadap teknik pewarnaan mengikut komposisi atau struktur dinding sel
masing-masing.
Pewarnaan Gram melibatkan tiga proses iaitu pewarnaan dengan pewarna
larut air yang dipanggil kristal violet, penyahwarnaan (decolorization) dan mengesan
(counterstaining) dengan safranin. Oleh kerana terdapat perbezaan ketebalan
lapisan peptidoglikan dalam dinding sel di antara bakteria Gram-positif dan Gram-
negatif, bakteria Gram-positif dengan lapisan peptidogikan yang lebih tebal pada
bahagian luar dinding sel akan mengekalkan warna kristal ungu semasa proses
penyahwarnaan. Manakala, bakteria Gram-negatif akan kehilangan warna kristal
ungu dalam proses ini kerana bakteria tersebut mempunyai lapisan peptidoglikan
yang lebih nipis pada bahagian tengah dinding sel dan lapisan lipoprotein yang tebal
beserta lipopolisakarida pada lapisan terluar sel (Rujuk Rajah 2). Namun, bakteria
Gram-negatif akan berwarna merah setelah diwarnakan dengan safranin pada akhir
proses pewarnaan Gram.
Rajah 2 : Perbezaan komposisi dinding sel bakteria Gram-positif dan Gram-negatif
Bakteria juga boleh diklasifikasikan berdasarkan posisi flagela iaitu tanpa
flagela (atrichous), satu flagela pada salah satu bahagian hujung sel (monotrichous),
flagela pada kedua-dua bahagian hujung sel (amphitrichous), flagela pada salah
satu hujung sel (lophotrichous) dan beberapa flagela mengelilingi permukaan sel
(peritrichous). (Rujuk Rajah 3)
6. 6
Rajah 3 : Posisi flagela pada bakteria
Berdasarkan pemerhatian terhadap enam jenis slaid tersedia bakteria
didpatai bahawa setiap bakteria mempunyai bentuk, warna, struktur serta corak
susunan koloni yang tersendiri.
Staphylococcus aureus
Berdasarkan pemerhatian terhadap slaid tersedia bakteria Staphylococcus
aureus, didapati bahawa bakteria ini berbentuk sfera (kokus) dan hidup berkoloni
dalam jumlah yang banyak seperti gugusan anggur (staphylo) serta berwarna ungu
apabila dilihat dibawah mikroskop cahaya. Warna ungu menunjukkan bahawa
bakteria ini merupakan bakteria Gram positif. Bakteria ini juga membiak secara
berkelompok dan tidak teratur. Menurut Holt et. al, (1994), bakteria ini tidak
bergerak, tidak menghasilkan spora, tidak mempunyai flagela, anaerob,
kemoorganotrofik dan metabolisme fermentatif. Staphylococcus aureus biasanya
ditemui pada kulit, rambut, hidung dan tekak manusia atau haiwan. Bakteria ini
terdapat sehingga 25 peratus pada manusia yang sihat dan lebih banyak lagi bagi
mereka yang mempunyai jangkitan kulit, mata, hidung atau tekak. Selain itu, bakteria
ini juga boleh menyebabkan keracunan makanan.
7. 7
Jadual 2 : Pengelasan bakteria Staphylococcus aureus
Domain Bakteria
Alam Eubakteria
Filum Firmikutes
Kelas Bacilli
Order Bacillales
Famili Staphylococcaceae
Genus Staphylococcus
Spesies S. aureus
Smear : spirillum
Berdasarkan pemerhatian terhadap slaid tersedia bakteria Spirillum sp. pula,
didapati bahawa bakteria ini berbentuk seperti lingkaran (spiral) dan hidup tunggal
namun dalam jumlah yang banyak. Apabila dilihat di bawah mikroskop cahaya,
bakteria ini kelihatan berwarna merah. Warna tersebut menunjukkan bahawa
bakteria ini merupakan bakteria Gram negatif. Menurut Krieg (1976), Spirillum sp
mempunyai diameter 1.4 hingga 1.7 mikrometer dan panjang sehingga 60
mikrometer. Bakteria ini mempunyai flagela bipolar (amphitrichous) iaitu mempunyai
flagela pada kedua-dua hujung sel (amphitrichous). Ia berfungsi untuk membantu
pergerakan bakteria ini dengan cara berputar pada kelajuan tinggi membentuk
konfigurasi revolusi. Kebiasaannya, bakteria ini membiak dalam air bertakung yang
mengandungi pelbagai bahan organik.
8. 8
Jadual 3 : Pengelasan bakteria Spirillum sp.
Domain Bakteria
Alam Eubakteria
Filum Proteobakteria
Kelas Betaproteobakteria
Order Nitrosomonadales
Famili Spirillaceae
Genus Spirillum
Spesies Spirillum sp.
Bacillus sp.
Hasil pemerhatian terhadap slaid tersedia bakteria Bacillus sp. menunjukkan
bahawa bakteria ini berbentuk rod (basilus) dan berwarna ungu yang menunjukkan
bahawa ia merupakan bakteria Gram-positif. Bakteria ini juga hidup berkoloni dan
mempunyai flagela pada permukaan sel. Menurut Mader dan Windelspecht (2015),
basilus adalah istilah yang telah digunakan secara umum untuk semua bakteria
berbentuk silinder atau batang. Pada keadaan persekitaran yang buruk, semua
spesies Bacillus boleh membentuk spora. Endospora mempunyai daya tahan yang
tinggi terhadap panas, bahan kimia dan cahaya matahari sehingga ia dapat hidup
dalam tempoh masa yang lama. Endospora yang dihasilkan oleh bakteria ini juga
membiak secara meluas di dalam tanah dan air.
Jadual 4 : Pengelasan bakteria Bacillus sp.
Domain Bakteria
Alam Eubakteria
Filum Firmicutes
Kelas Bacilli
Order Bacillales
Famili Bacillaceae
Genus Bacillus
Spesies Bacillus sp.
9. 9
Escherichia coli
Berdasarkan pemerhatian terhadap slaid tersedia bakteria Escherichia coli (E.
coli), warna yang kelihatan di bawah mikroskop cahaya adalah warna merah. Hal ini
menunjukkan bahawa bakteria tersebut adalah Gram-negatif. Ia juga berbentuk rod
(basilus) dan mempunyai flagela mengelilingi permukaan sel (peritrichous). Menurut
Cambell et. al (2011), flagela ini berfungsi membantu bakteria untuk bergerak dari
uretra ke dalam pundi kencing. Bakteria ini hidup berkoloni secara rawak dalam
jumlah yang banyak. Bakteria E.coli biasanya terdapat di dalam usus besar
organisma berdarah panas (endotherms) seperti manusia dan haiwan (Cambell &
Reece, 2007). Kebanyakan strain E. coli tidak berbahaya, tetapi sesetengah bakteria
seperti E. Coli jenis O157:H7 boleh menyebabkan keracunan makanan yang serius
kepada manusia (Nicole, 2001). Strain E.coli yang tidak berbahaya di dalam usus
berfungsi untuk menghasilkan vitamin K2 dan dapat mencegah pembentukan
bakteria patogen dalam usus. Ia juga hidup dalam usus manusia untuk membantu
pencernaan bahan makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus manusia misalnya
laktosa.
Jadual 5 : Pengelasan bakteria Escherichia coli
Domain Bakteria
Alam Eubakteria
Filum Proteobakteria
Kelas Gammaproteobakteria
Order Enterobakteriales
Famili Enterobakteriaceae
Genus Escherichia
Spesies E. coli
10. 10
Pleurokokus
Pemerhatian terhadap slaid tersedia Pleurococcus sp. menunjukkan bahawa
bakteria tersebut berbentuk bulat (sfera) dan hidup berkoloni sama ada bersendirian,
kumpulan berdua, tiga, empat atau lebih. Bakteria ini merupakan bakteria Gram-
negatif. Menurut Mader (2005), bakteria ini merupakan cyanobakteria iaitu salah
satu filum dibawah alam eubakteria dan genus alga biru-hijau yang boleh
memperbaiki semula kandungan nitrogen dalam atmosfera. Cyanobakteria kelihatan
berwarna kerana ia mengandungi pigmen fotosintetik iaitu klorofil (hijau) dan
fotokianin (biru). Ini bermakna bahawa mereka boleh menghasilkan makanan
mereka sendiri melalui fotosintesis. Sesetengah cyanobacteria juga boleh kelihatan
merah atau merah jambu kerana kehadiran pigmen phycoerythrin.
Spesies Pleurococcus dapat ditemui pada batang pokok, permukaan batu dan tanah
yang lembab membentuk lapisan hijau yang nipis (Mader, 2010). Bakteria ini
mempunyai dinding sel yang berfungsi melindungi mereka daripada kehilangan air
secara berlebihan. Bakteria ini juga tidak mempunyai vakuol dan pirenoid. Setiap sel
mengandungi kloroplas padat yang besar berbentuk lobe. Sel ini juga membiak
melalui pembahagian vegetatif. Selain itu, bakteria ini penting untuk meningkatkan
kandungan nitrat dan menambahkan kesuburan tanah. Misalnya, Nostoc sp. dan
Anabaena sp.
Jadual 6 : Pengelasan bakteria Pleurococcus sp.
Domain Bakteria
Alam Eubakteria
Filum Cyanobacteria
Kelas Cyanophyceae
Order Chroococcales
Famili Chroococcaceae
Genus Pleurococcus
Spesies Pleurococcus
vulgaris
11. 11
Rhizobium, legumininosarum
Berdasarkan pemerhatian terhadap slaid tersedia bakteria Rhizobium
legumininosarum, didapati bahawa bakteria ini berbentuk rod (basilus) yang
membentuk koloni rawak (staphylo). Bakteria ini berwarna merah apabila dilihat
dibawah mikroskop cahaya menunjukkan bahawa bakteria ini merupakan bakteria
Gram-negatif. Menurut Solomon, Berg dan Martin (2008), bakteria Rhizobium
merupakan bakteria yang hidup bersimbiosis dengan Leguminosa (pokok
kekacang). Ia hidup pada bahagian nodul akar tumbuhan. Hal ini terbukti apabila
warna merah Gram dapat dilihat pada slaid keratan rentas nodul tumbuhan
Leguminosa yang dikaji. Bakteria ini berfungsi dalam proses kitaran nitrogen dari
atmosfera (nitrogen fixation). Akar tumbuhan Leguminosa akan membekalkan
karbohidrat dan nutrien lain kepada bakteria manakala bakteria pula berfungsi untuk
mengikat nitrogen pada akar tumbuhan. Kemudian, nodul-nodul akar ini akan
membebaskan molekul nitrogen organik ke dalam tanah. Dengan ini, tanah akan
menjadi lebih subuh dan secara tidak langsung dapat mempertingkatkan hasil
kekacang secara optimum. Tumbuhan ini tidak dapat menjalankan kitaran nitrogen
tanpa bantuan bakteria ini. Oleh itu, tumbuhan tanpa nodul akan menyerap nitrat
dan ammonia melalui tanah (Mader, 2010).
Jadual 7 : Pengelasan bakteria Rhizobium legumininosarum
Domain Bacteria
Alam Eubakteria
Filum Proteobacteria
Kelas Rhizobiales
Order Rhizobiaceae
Famili Rhizobium/agrobacterium
group
Genus Rhizobium
Spesies Rhizobium
leguminosarum
12. 12
Kesimpulan :
Setiap bakteria mempunyai mempunyai bentuk, struktur serta corak susunan
koloni yang berbeza. Spesies bakteria juga dapat dianalisis berdasarkan perbezaan
yang terdapat pada komposisi dinding sel bagi menentukan sama ada bakteria
tersebut adalah bakteria Gram-positif atau Gram-negatif. Hal ini dapat dikenalpasti
melalui teknik pewarnaan Gram.
Soalan Perbincangan:
1. Dengan bantuan gambarajah berlabel yang jelas, tunjukkan struktur-struktur
umum pada bakteria dan nyatakan kepentingan setiap struktur tersebut.
Pili merupakan filamen protein yang membantu bakteria untuk melekat pada
permukaan sel bakteria penerima bagi menghantar plasmid melalui mekanisma
konjugasi prokaryotik (Starr, 2007). Proses ini penting bagi menghasilkan sel
bakteria yang baharu. Pili juga membantu bakteria melekat pada sel dan permukaan
lain seperti gigi, usus, dan batu. Tanpa pili, banyak bakteria penyebab penyakit
kehilangan keupayaannya untuk menjangkiti kerana mereka tidak dapat melekat
pada tisu perumah.
Flagela pula merupakan struktur seperti rerambut yang membantu bakteria
untuk bergerak dan ia tidak dapat membengkok namun berputar seperti kipas
kerana flagela bakteria tidak mempunyai mikrotubul (Starr, 2007). Flagela membantu
bakteria bergerak ke arah nutrien, menjauhi bahan kimia toksik atau bergerak ke
arah cahaya misalnya Cyanobakteria menjalankan proses fotosintesis. Struktur ini
13. 13
boleh didapati pada kedua-dua hujung bakterium, salah satu hujung bakterium atau
seluruh permukaannya.
Selain itu, setiap bakteria mempunyai dinding sel yang terdiri daripada
molekul peptidoglikan dan protein-gula (polisakarida). Dinding sel memberikan
bentuk pada bakteria, mengelilingi membran sitoplasma serta melindungi
persekitaran sel. Dinding sel juga berfungsi untuk mengelakkan sel daripada pecah
apabila terdapat perbezaan yang besar dalam tekanan osmotik antara sitoplasma
dan persekitarannya.
Seterusnya, sitoplasma atau protoplasma merupakan kawasan untuk
pertumbuhan sel, metabolisme dan replikasi berlaku. Ia adalah matriks seperti gel
terdiri daripada air, enzim, nutrien, sisa dan gas serta mengandungi struktur sel
seperti ribosom, kromosom dan plasmid. Sitoplasma mempunyai membran sel yang
melindungi komponen dalamnya. Namun, bakteria tidak mempunyai nukleus yang
dibungkus membran. Kromosom, satu helai berterusan DNA, dilokalisasikan, tetapi
tidak terkandung dalam kawasan sel iaitu nukleoid. Semua komponen selular lain
bertaburan di seluruh sitoplasma.
Plasmid diperbuat daripada sekeping DNA bulat seperti kromosom. Tetapi,
plasmid tidak terlibat dalam pembiakan. Hanya kromosom mempunyai arahan
genetik untuk memulakan dan menjalankan pembahagian sel, atau pembelahan
dedua yang merupakan cara utama pembiakan bakteria. Plasmid berperanan
penting dalam perwarisan sifat-sifat khas bakteria kepada bakteria lain seperti
rintangan ubat antibiotik dan rintangan kepada logam berat.
Membran sitoplasmik terdiri daripada lapisan fosfolipid dan protein yang
berfungsi untuk mengawal aliran bahan masuk dan keluar dari sel. Membran ini
adalah sangat teratur, asimetri, mempunyai permukaan yang berbeza dan fungsi
yang berbeza. Membran juga dinamik dan sentiasa menyesuaikan diri dengan
keadaan yang berbeza.
Ribosom pula berfungsi menterjemahkan kod genetik untuk menghasilkan protein.
Protein adalah molekul yang menjalankan segala fungsi sel dan organisma hidup.
Ribosom bakteria tidak terikat kepada organel lain tetapi bebas tersebar pada
seluruh sitoplasma .
14. 14
Sesetengah bakteria mempunyai kapsul yang terdiri daripada polisakarida
(karbohidrat kompleks). Menurut Starr (2007), kapsul ialah lapisan luar sel yang
membantu sel-sel melekat pada permukaan bakteria dan menghalang serangan sel
darah putih yang dijangkiti jangkitan (infection-fighting). Kapsul juga memainkan
peranan untuk melindungi bakteria daripada difagositosis oleh mikroorganisma yang
lebih besar.
Nukleoid adalah kawasan sitoplasma yang mempunyai DNA kromosom.
Nukleus bakteria tidak mempunyai membran yang mengikatnya, tetapi ia merupakan
satu kawasan sitoplasma yang mempunyai kehadiran helaian DNA. Kebanyakan
bakteria mempunyai kromosom tunggal berpusat yang berfungsi untuk menjalankan
proses replikasi. Namun, beberapa spesies bakteria mempunyai dua atau lebih
kromosom.
2. Bezakan bakteria Gram-positif daripada bakteria Gram-negatif.
Bakteria Gram-positif Bakteria Gram-negatif
Dinding sel terdiri daripada lapisan
peptidoglikan yang tebal tanpa
lipopolisakarida.
Dinding sel terdiri daripada lapisan
peptidoglikan yang nipis pada lapisan
dalam sel dan lapisan lipoprotein yang
tebal beserta lipopolisakarida pada
lapisan terluar sel.
Kesan berwarna biru atau ungu Kesan berwarna merah
Antibiotik penisilin menghalang
penghasilan peptidoglikan. Maka, dinding
sel adalah rapuh dan mudah
dimusnahkan.
Kehadiran lipopolisakarida yang tebal
pada lapisan terluar menyebabkan
penisilin kurang berkesan untuk
memusnahkan bakteria.
Contoh :
Streptococcus sp. , Staphylococcus sp.
Contoh :
Escherichia coli, Salmonella sp.
15. 15
3. Dalam Alam yang manakah bakteria digolongkan? Beri sebab bagi jawapan anda.
Bakteria tergolong dalam alam eubakteria. Pada awalnya, bakteria tergolong
dalam alam Monera berdasarkan sistem klasifikasi lima alam (Robert Whittaker,
1969). Pembangunan teknologi dan kajian biologi molekular yang lebih mendalam
membawa pembaharuan dalam sistem klasifikasi ini dengan membahagikan alam
Monera kepada dua alam iaitu bakteria sebenar (eubacteria) dan bakteria kuno
(archaebacteria). Archaebakteria merupakan golongan bakteria yang dapat
membiak dalam persekitaran yang luar biasa seperti gunung berapi dan Laut Mati.
Eubakteria pula merupakan bakteria yang hidup di kawasan yang biasa seperti air,
tanah, udara dan juga terdapat pada pelbagai hidupan.
Menurut Mader (2005), eubakteria atau bakteria sebenar mampu membiak
melalui proses pembelahan dedua (binary fission). Sel induk akan menyalin DNA
dirinya dan kemudian membahagikan bahan genetik tersebut kepada dua sel yang
sama. Oleh itu, sel yang baru akan mempunyai ciri-ciri dan kandungan bahan
genetik yang sama dengan sel induk. Bakteria juga tergolong dalam alam eubakteria
kerana persamaan komposisi dalam dinding sel mereka yang terdiri daripada gula
amino iaitu peptidoglikan. Eubakteria juga mempunyai ciri-ciri yang sangat unik dan
menarik. Mereka boleh wujud hampir di mana sahaja dan mempunyai daya tahan
yang tinggi terhadap suhu yang sangat tinggi dan rendah. Beberapa jenis monera
mempunyai keupayaan untuk bergerak menggunakan flagela mereka dan ada juga
yang tidak boleh bergerak sendiri.
16. 16
Selain itu, terdapat beberapa bakteria yang boleh membuat makanan mereka
sendiri dan ada bakteria yang mendapatkan nutrien dengan memakan organisma
mati. Bakteria biru-hijau atau alga biru-hijau adalah sejenis bakteria monera yang
boleh menghasilkan makanan sendiri melalui fotosintesis. Ini kerana bakteria biru-
hijau mengandungi klorofil (Mader, 2010).
4. Apakah perbezaan utama antara bakteria dan virus.
Bakteria Aspek Virus
Hadir Ribosom Tidak hadir
Terdiri daripada peptidoglikan
atau lipopolisakarida
Dinding sel Tiada tetapi mempunyai salutan
protein
Antibiotik Rawatan Vaksin untuk menghalang
penyebaran dan melambatkan
proses reproduksi tetapi tidak
dapat menyembuhkan penyakit
sepenuhnya.
.
Dapat membiak di dalam atau
di luar badan sel perumah
Pembiakan Tidak dapat membiak luar
daripada badan sel perumah
Melalui belahan dedua Cara
pembiakan
utama
Menyerang sel perumah dan
membiak melaluinya
Kecil tetapi lebih besar daripada
virus (1000nm)
Saiz Sangat kecil (20 - 400nm)
17. 17
5. Berikan empat kepentingan bakteria kepada manusia.
Menurut Cambell et. al. (2011), bakteria adalah penting bagi menjalankan
proses kitaran nitrogen dan penguraian bahan organik untuk mengitar semula
elemen-elemen kimia dalam ekosistem. Misalnya, Rhizobium sp adalah bakteria
yang terdapat pada akar tumbuhan dan ia dapat menukarkan gas nitrogen (N2)
kepada ammonia (NH3). Selain itu, bakteria tanah dan cyanobakteria (alga biru-
hijau) juga memainkan peranan yang sama.
Bakteria juga penting dalam penghasilan produk makanan seperti keju,
yogurt, Spirulina dan cuka. Penggunaan bakteria yang berbeza memberikan rasa
dan ciri yang berbeza kepada makanan. Contohnya, campuran Lactobacillus casei,
Streptococcus thermophilus dan Propionibacterium shermanii memainkan peranan
penting dalam proses pematangan keju Swiss. Manakala, Brevibacterium linen
bertanggungjawab untuk memberi rasa pada keju Limburger.
Selain itu, bakteria digunakan untuk menghasilkan vaksin, antibiotik dan ubat-
ubatan untuk melawan jangkitan. Antibiotik dapat membunuh atau menghalang
pertumbuhan bakteria misalnya bakteria Streptomyces sp. Walaupun antibiotik tidak
berkesan terhadap jangkitan virus seperti selesema biasa, beberapa bakteria telah
ditemui dapat menentang virus. Vaksin dihasilkan untuk membantu sistem
ketahanan badan untuk melawan penyakit (Mader, 2010).
Bakteria juga penting dalam hubungan simbiotik. Misalnya, bakteria
Escherichia coli hidup dalam usus manusia untuk membantu pencernaan bahan
makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus manusia misalnya laktosa. Bakteria
dalam sistem pencernaan juga membekalkan vitamin yang diperlukan oleh badan
manusia seperti biotin dan vitamin K. Selain itu, bakteria yang dinamakan
Lactobacillus casei Shirota (LcS) yang digunakan bagi menghasilkan minuman kultur
dapat menghalang bakteria perosak daripada berkembang di dalam usus serta
membantu meningkatkan aktiviti semula jadi dan imunisasi badan (Cambell et. al
,2011).
18. 18
Rujukan :
Cambell, N.A. & Reece, J.B. (2007). Biology (8th Ed.). Pearson : The Benjamin
Cummings Publishing Company, Inc.
Cambell et. al (2011). Biology (9th Ed.). Pearson : The Benjamin
Cummings Publishing Company, Inc.
Gan W.Y. (2012). Eksplorasi biologi. Selangor : Oxford Fajar Sdn.Bhd
Mader, S.S. & Windelspecht, M (2015). Essentials of Biology (4th Ed). New York :
McGraw Hill Education.
Mader, S.S. (2005). Biology (9th Ed). New York : McGraw Hill Education
Solomon , E.P., Berg, L.R. & Martin, D.W. (2008). Biology (8th Ed.). US : Brooks
Cole/Thompson.
Shafinaz Sheikh Maznan (1998, November 14). Tanaman kekacang untuk
kesuburan tanah. Diakses pada Februari 4, 2018, daripada Utusan Online
:http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=1998&dt=1214&pub=Utusan_Mal
aysi a&sec=Gaya_Hidup&pg=ls_03.htm
Krieg, N. R. (1976). Biology of the chemoheterotrophic spirilla. Bacteriological
reviews, 40(1), 55.
Holt J. G., Kreig, N.R., Sneath, P.H.A., Stanley, J.T. & Williams, S.T. (1994).
Bergeys Manual Determinative Bacteriology. Baltimore: Williamn and Wilkins
Baltimore.
Perna, N. T., Plunkett III, G., Burland, V., Mau, B., Glasner, J. D., Rose, D. J., ... &
Pósfai, G. (2001). Genome sequence of enterohaemorrhagic Escherichia coli
O157: H7. Nature, 409(6819), 529.