SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
HUKUM & GENDER
Gerakan feminis pada mulanya adalah gerak sekelompok
aktivis perempuan barat, yang kemudian lambat laun
menjadi gelombang akademik di universitas-universitas,
termasuk negara-negara Islam, melalui program ”woman
studies”. Gerakan perempuan telah mendapat
“restu” dari Perserikatan Bangsa Bangsa perempuan
dengan dikeluarkannya CEDAW (Convention on the
Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women).
DOKTRIN TENTANG PEREMPUAN
Perempuan ibu dari dosa yg menjerumuskan laki-laki ke dalam dosa,
kejahatan dan membawa ke neraka
Tertullian (150M): Wanita yang membukakan pintu bagi masuknya godaan
setan dan membimbing kaum pria ke pohon terlarang untuk melanggar
hukum Tuhan, dan membuat laki-laki menjadi jahat serta menjadi bayangan
Tuhan.
Mengapa Muncul Gerakan ini?
Dekade 1560 dan 1648 merupakan penurunan
status perempuan di masyarakat Eropa.
Reformasi yang dilakukan para agamawan
pembaharu tidak banyak membantu nasib
perempuan.
Mc Kay :
Studi-studi spiritual kemudian
dilakukan untuk memperbaharui konsep
Saint Paul’s tentang perempuan, yaitu
perempuan dianggap sebagai sumber
dosa dan merupakan makhluk kelas dua
di dunia ini.
01
02
Perempuan menikah di abad pertengahan
juga tidak memiliki hak untuk bercerai dari
suaminya dengan alasan apapun.
Pada tahun 1595,
seorang profesor dari
Wittenberg University
melakukan
perdebatan serius
mengenai apakah
perempuan itu manusia
atau bukan. Pelacuran
merebak dan dilegalkan
oleh negara.
03
04
PEREMPUAN DIANGGAP SEBAGAI MAKHLUK INFERIOR
KONDISI PEREMPUAN BARAT
ABAD PERTENGAHAN
St John Chrysostom (Yunani, 345M-407M) : perempuan adalah setan
yang tidak bisa dihindari, suatu kejahatan dan bencana yang abadi dan
menarik.
Thomas Aquinas dalam buku Summa Theologia, 1266-1272 : dalam
tulisannya Aquinas sepakat dengan Aristoteles, bahwa perempuan
adalah laki-laki yang cacat atau memiliki kekurangan (defect male).
Menurut Aquinas, bagi para filsuf, perempuan adalah laki-laki yang
diharamkan.
Sedangkan Immanuel Kant berpendapat bahwa perempuan
mempunyai perasaan kuat tentang kecantikan, keanggunan, dan
sebagainya, tetapi kurang dalam aspek kognitif, dan tidak dapat
memutuskan tindakan moral.
Raja James I, sangat membenci perempuan.
Perempuan-perempuan yang dituduh sebagai
”nenek sihir”, dibakar dan dibunuh pada dasarnya
merupakan ekspresi anti perempuan.
Hukuman yang brutal dijatuhkan kepada seorang
perempuan yang melanggar perintah suaminya.
Tradisi ini mengembangkan pemikiran bahwa
perempuan menyimpan bibit-bibit ”keburukan”
sehingga harus terus menerus di awasi dan
ditertibkan oleh anggota keluarnya yang laki-laki atau
suaminya bila ia sudah menikah. Pemikiran ini
membawa konsekuensi bagi pemikiran lainnya
seperti ide bahwa lebih baik seorang laki-laki tinggal
sendiri, tidak menikah dan jauh dari perempuan.
Hidup tanpa nikah ini merupakan kehidupan ideal
laki-laki, jauh dari pengaruh buruk dan beban anak-
anak sehingga laki-laki bisa berkonsentrasi pada
dunia publiknya. Pemikiran-pemikiran seperti ini
tercermin dalam karya Francis Bacon.
Perempuan barat, menjadi
makhluk lemah dan tidak
berdaya dilihat dari hampir
seluruh aspek kehidupan.
Hal itulah yang kemudian
mendorong para perempuan
barat bergerak
untuk mendapatkan kembali
hak individu dan hak sipil
mereka yang terampas selama
ratusan tahun.
GERAKAN PEREMPUAN (WOMAN MOVEMENT)
Latar belakang perempuan barat yang kelam akhirnya memunculkan gerakan-
gerakan perempuan yang menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum laki-laki.
Gerakan perempuan memunculkan sejumlah tokoh perempuan, seperti Susan B.
Anthony dan Elizabeth Cady Staton, yang memiliki surat kabar sendiri yaitu The
Revolution.
Melalui surat kabar ini perempuan-perempuan itu menuliskan pemikiran mereka
yang mempersoalkan masalah perceraian, prostitusi dan peran gereja dalam
mensubordinasi perempuan.
Sebelum feminis digunakan sebagai ungkapan umum dalam bahasa inggris,
kata-kata seperti “womanism, the woman movement, atau woman questions
telah digunakan terlebih dulu.
Kata “feminist” pertama kali ditemukan pada awal abad ke 19 oleh seorang sosialis
berkebangsaan Perancis, yaitu Charles Fourier.
Ide yang diusungnya adalah transformasi perempuan oleh masyarakat
berdasarkan saling ketergantungan dan kerjasama,
bukan pada kompetisi dan mencari keuntungan.
Pemikirannnya ini mempengaruhi banyak perempuan dan mengkombinasikan
antara emansipasi pribadi dengan emansipasi sosial.
GERAKAN PEREMPUAN (WOMAN MOVEMENT)
Revolusi yang terjadi di Eropa membuat gerakan perempuan mendapatkan kesempatan
untuk ikut menyuarakan kepentingan mereka.
Pada Revolusi Puritan di Inggris Raya pada abad 17, kaum perempuan puritan berusaha
untuk mendefinisikan ulang area aktivitas perempuan dengan menarik legitimasi dari
doktrin-doktrin yang menjadi otoritas bapak, laki-laki, agamawan dan pemimpin politik.
Pada tahun 1890, kata feminis digunakan untuk mendeskripsikan kampanye perempuan
pada pemilihan umum ketika banyak organisasi telah didirikan di Inggris untuk
menyebarkan ide liberal tentang hak individual perempuan
Revolusi Perancis (1789) juga telah memberi pengaruh besar pada gerakan perempuan di
Barat.
Kaum perempuan saat itu terus bergerak memanfaatkan gejolak politik di tengah revolusi
yang mengusung isu liberty, equality dan fraternity.
Pada bulan oktober 1789 perempuan – perempuan pasar di Perancis berjalan dari Versailles
yang diikuti oleh pasukan keamanan nasional. Roti hilang dari pasaran, para perempuan
miskin kemudian melakukan aksi masa menuntut Raja agar mengontrol harga dan
konsumsi dan menyediakan roti murah bagi rakyat.
Di Perancis, saat itu masyarakat terpecah menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok
moderat yang masih menghendaki Konsitusi Monarki dan kelompok radikal yang
mengingikan Monariki berakhir. Gerakan perempuan aktif mendukung kelompok radikal
yang mendukung ide-ide Republik, walaupun kemudian akhirnya mereka terlibat dalam
pertikaian politik antar faksi-faksi yang ada. Dan akhirnya pada tahun 1792, kaum
perempuan memperoleh hak untuk bisa bercerai dengan suaminya.
GERAKAN PEREMPUAN (WOMAN MOVEMENT)
Dua feminis yang terkemuka, Lucretia Mott dan Elizabeth Cady Stanton, pada tahun 1848
mengorganisir pertemuan akbar Konvensi Hak-Hak Perempuan di Seneca Falls yang
dihadiri oleh 300 peserta laki-laki dan perempuan. Pertemuan itu kemudian
menghasilkan deklarasi yang menuntut reformasi hukum-hukum perkawinan,
perceraian, properti dan anak.
Di dalam deklarasi tersebut mereka memberi penekanan kepada hak perempuan untuk
berbicara dan berpendapat di dunia publik.
Pada awal abad 20 “Feminisme” digunakan di Amerika dan Eropa
untuk mendeskripsikan elemen khusus dalam pergerakan perempuan yang menekankan
pada keistimewaaan” dan perbedaan perempuan, dari pada mencari kesetaraan.
Feminisme digunakan untuk mendeskripsikan tidak hanya kampanye politik untuk
pemilihan umum
tetapi juga hak ekonomi dan sosial, seperti pembayaran yang setara (equal pay) sampai KB
atau (birth control).
Di sekitar perang dunia I, beberapa perempuan muda meyakinkan bahwa feminisme saja
tidak cukup, kemudian mereka menyebut diri mereka sendiri sebagai feminis sosialis.
Kaum sosialis perempuan yang lain menentang feminisme.
Mereka melihat feminisme hanya mengespresikan secara eklusif kepentingan perempuan
kelas menengah dan professional.
GERAKAN PEREMPUAN (WOMAN MOVEMENT)
Kaum Feminis kemudian mengembangkan konsep jender pada tahun 1970
sebagai alat untuk mengenali bahwa perempuan tidak dihubungkan dengan laki-laki di setiap
budaya dan bahwa kedudukan perempuan di masyarakat pada akhirnya berbeda-beda.
Kemudian wacana jender diperkenalkan oleh sekelompok feminis di London pada awal tahun
1977. Sejak itu para feminis mengusung konsep gender equality atau kesetaraan jender
sebagai mainstream gerakan mereka. Jender menurut Unger adalah,
“a term used to encompass the social expectations associated with feminity and msculinity.“
Para feminis berpendapat jender merupakan konstruk sosialdan berbeda dengan “sex“ yang
merujuk pada anatomi biologis.
Jender dipengaruhi oleh kondisi sosial-budaya, agama, dan hukum yang berlaku di
masyarakat serta faktor-faktor lainnya.
Lips berpendapat, jender tidak hanya terdiri dari dua jenis, yaitu feminin dan maskulin,
seperti umumnya diketahui oleh masyarakat luas.
Tetapi ia mengakui adanya jender ketiga yang bersifat cair dan bisa berubah-
ubah,dan telah dikenal oleh masyarakat pada berbagai macam budaya yang
berbeda. Jender ketiga ini tidak bisa dikategorikan sebagai feminin atau maskulin,
tetapi mereka adalah kaum homoseksual dan transvestite (seseorang yang senang
berpakaian jender lainnya)
Peristiwa kebakaran di pabrik garmen bernama
Triangle Shirtwaist Factory di Amerika pada tahun
1911 paling dipercaya sebagai momentum
dicanangkannya tanggal 8 Maret sebagai Women’s
International Day.
Pada masa itu kondisi kerja dan fasilitas yang
diterima para buruh wanita di Amerika sangat jauh
dari layak. Hingga pada akhirnya sebuah kebakaran
hebat terjadi pada bulan Maret tahun 1911 dan
menewaskan 140 orang pekerja perempuan.
Peristiwa tersebut disebut-sebut sebagai bencana
industri paling mematikan dalam sejarah kota New
York. Peristiwa ini memicu aksi besar Aksi tersebut
dimotori oleh buruh-buruh perempuan dari pabrik
pakaian dan tekstil dan dilaksanakan tepat pada
tanggal 8 Maret 1957.
HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL
(HPI) LAHIR DALAM PERGOLAKAN
SOSIAL YANG BESAR
Bertahun-tahun sebelum tahun 1910, pada pergantian
menuju abad 20, kaum perempuan di negara-negara yang
tengah mengalami industrialisasi, mulai memasuki kerja
upahan. Pekerjaan mereka dipisahkan menurut jenis
kelamin, dan umumnya kaum perempuan ditempatkan di
industri tekstil, manufaktur, dan layanan-layanan domestik
dimana kondisi-kondisinya sangat parah dan
menyengsarakan. Saat itu adalah masa dimana Serikat-
Serikat Buruh tengah mengalami perkembangan dan di sisi
lain sengketa-sengketa industrial mulai meletus, termasuk
sengketa yang muncul di antara seksi-seksi pekerja
perempuan yang tidak bergabung dalam serikat. Eropa saat
itu tengah berada dalam kemungkinan terseret ke dalam api
revolusi.
Di seluruh penjuru Eropa, Inggris, Amerika, dan kurang
lebih juga di Australia, kaum perempuan dari seluruh
lapisan sosial berjuang dan berkampanye untuk menuntut
hak pilih dalam pemilihan umum.
Tanggal 8 Maret, Perserikatan Bangsa Bangsa menetapkan
sebagai Hari Perempuan Internasional. Penetapan oleh PBB
terjadi pada tahun 1978, tiga tahun sebelumnya PBB menetapkan
tahun 1975 sebagai Women’s Year dan bulan Maret didedikasikan
sebagai Bulan Perempuan dimana secara resmi dimasukkan
dalam daftar yang dianjurkan untuk diliburkan oleh PBB. Sekjen
PBB mengeluarkan pesan tahunannya dan menganjurkan negara
anggota untuk memperingatinya. Di Amerika Serikat Kongres dan
Senat tahun 1997 mengeluarkan resolusi bulan Maret sebagai
Bulan Sejarah Perempuan. Seiring dengan meningkatnya
pengajaran sejarah perempuan dalam kurikulum di berbagai
sekolah di Amerika dan Eropa
Hingga penghujung abad 20 banyak kesepakatan
internasional yang telah diratifikasi negara-negara
anggota PBB yang bisa dijadikan peta penujuk jalan
dan landasan aksi menuju penguatan perempuan,
diantaranya Convention on the Political Rights of
Women (1952), Comvention on the Elimination of
All Forms of Discrimination Against Women
(CEDAW, 1979), International Conference on
Population and Development (ICPD, 1994), Beijing
Declaration and Platform For Action (BPFA,1995)
dan Millenium Development Goals (MDGs, 2001)
Konferensi I PBB tentang Perempuan-1975
(Mexico City)
• Pencanangan tahun 1975 sbg Tahun Internasional
Perempuan
• Secara resmi menjadi awal perjuangan meningkatkan
kedudukan perempuan sedunia
• Tuntutan gerakan awal kaum perempuan dalam
pembangunan pertama kali secara global dilakukan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memproklamirkan bahwa
tahun 1975 sebagai tahun Wanita Intenasional (World
Conference of the International Women’s Year) yang
diadakan di Mexico City, dalam hal ini konferensi tersebut
secara garis besar membahas partisipasi penuh kaum
perempuan dalam pembangunan, perempuan seharusnya
turut berperan penting dalam jalannya pembangunan,
tidak bisa lagi hanya dianggap sebelah mata.
Beberapa Konferensi Perempuan
Internasional Berikutnya
• Konvensi CEDAW (ditandatangani tahun 1979,
berlaku tahun 1981, diratifikasi dengan UU No. 7
tahun 1984 tentang Pengesahan CEDAW)
• Kopenhagen-1980
• Nairobi-1985
• Beijing-1995
• Seluruh konferensi tersebut mendorong
penguatan dimensi perempuan di bidang hukum,
ekonomi, sosial dan politik
Konferensi PBB IV ttg Perempuan Beijing-1995
(BPFA)
• Konferensi ini merupakan salah satu
konferensi terbesar dunia yang dihadiri 189
negara-negara anggota PBB
• Menghasilkan 12 butir aksi bagi perempuan
12 BUTIR (BPFA)
• PEREMPUAN & KEMISKINAN
• PENDIDIKAN & PELATIHAN BAGI PEREMPUAN
• PEREMPUAN & KESEHATAN
• KEKERASAN THD PEREMPUAN
• PEREMPUAN & KONFLIK BERSENJATA
• PEREMPUAN & EKONOMI
12 BUTIR (BPFA)
• PEREMPUAN DLM KEKUASAAN &
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• MEKANISME INSTITUSIONAL UTK KEMAJUAN
PEREMPUAN
• HAK ASASI PEREMPUAN
• PEREMPUAN & MEDIA
• PEREMPUAN & LINGKUNGAN
• ANAK PEREMPUAN
KONFERENSI TINGKAT DUNIA KE-IV DI BEIJING, 1995
Sebuah Konferensi Tingkat Dunia ke-IV tentang
Perempuan yang bertema Persamaan, Pembangunan,
dan Perdamaian yang diselenggarakan di Beijing (Cina)
pada tanggal 4-15 September 1995. Hasilnya ialah
Deklarasi Beijing dan Landasan Aksi (BPFA; Beijing
Declaration and Platform for Action).
Pesertanya terdiri atas 189 negara anggota PBB yang
telah sepakat menandatangani deklarasi itu termasuk
Indonesia, sebagai upaya mewujudkan persamaan
harkat dan martabat kaum perempuan dan
meningkatkan akses dan kontrol kaum perempuan
atas sumber daya ekonomi, politik, sosial dan budaya.
TUJUAN
Menjunjung tinggi persamaan hak dan martabat kaum
perempuan dan laki-laki serta menyatakan bahwa hak-
hak kaum perempuan adalah Hak Asasi Manusia
sebagaimana yang terkandung dalam Piagam PBB,
Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia, Konvensi Hak
Anak, Konvensi Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Kaum Perempuan (CEDAW),
Deklarasi Penghapusan Tindak Kekerasan Terhadap
Perempuan, dan Deklarasi tentang Hak atas
Pembangunan.
LANDASAN AKSI
Ini merupakan agenda kerja pemberdayaan kaum
perempuan yang bertujuan mempercepat
pelaksanaan kemajuan kaum perempuan (dalam
Konferensi Tingkat Tinggi Nairobi, 1985). Prinsip
kebersamaan dalam kekuasaan dan tanggungjawab
harus diciptakan di antara perempuan dan laki-laki
dalam rumah tangga, di tempat kerja, dan di
masyarakat nasional maupun internasional yang
lebih luas. Persamaan perempuan dan laki-laki
adalah masalah hak asasi, syarat dari keadilan sosial
dan persamaan pembangunan dan perdamaian.
Sidang Khusus ke-23 Majelis Umum PBB di New York, 2000
Sidang Khusus ke-23 Majelis Umum PBB di Markas Besarnya di
New York pada 5-10 Juni 2000 yang membahas tema mengenai
“Women 2000: Gender Equality Development and Peace for
the Twenty First Century” (Beijing +5).
Tujuan
Untuk mengevaluasi 5 tahun pelaksanaan Deklarasi dan
Landasan Aksi Beijing (1995-2000), maka dibahas “best
practises, positives actions, lessons learned” dan tantangan
yang masih tersisa dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan
gender di milenium baru.
HASIL:
Diterima dan disepakatinya Deklarasi Politik dan Dokumen
akhir berjudul “Further Actions and Initiatives to
Impelement the Beijing Declaration and Platform for
Action” (Langkah-langkah dan Prakarsa-prakarsa lanjut
untuk melaksanakan Deklarasi dan Kerangka Aksi Beijing).
Dokumen ini memuat komitmen untuk melaksanakan
target-target dan strategi baru guna mendukung
pelaksanaan Kerangka Aksi Beijing 1995 baik di tingkat
nasional maupun internasional

More Related Content

Similar to HUKUM DAN GENDER

Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptxKomunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptxRintaArina
 
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !! Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !! Ar Rayyan
 
GENERASI MUDA DALAM KEPUNGAN FEMINISME MUSLIM.pptx
GENERASI MUDA DALAM KEPUNGAN FEMINISME MUSLIM.pptxGENERASI MUDA DALAM KEPUNGAN FEMINISME MUSLIM.pptx
GENERASI MUDA DALAM KEPUNGAN FEMINISME MUSLIM.pptxIndriYani55495
 
Media massa dan feminisme (tugas matakuliah prinsop dasar komunikasi dan mana...
Media massa dan feminisme (tugas matakuliah prinsop dasar komunikasi dan mana...Media massa dan feminisme (tugas matakuliah prinsop dasar komunikasi dan mana...
Media massa dan feminisme (tugas matakuliah prinsop dasar komunikasi dan mana...Rina Ren
 
Benarkah kartini mengajarkan emansipasi
Benarkah kartini mengajarkan emansipasiBenarkah kartini mengajarkan emansipasi
Benarkah kartini mengajarkan emansipasiLoneli Costaner
 
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.pptGender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.pptDPKPLHNiasBarat
 
Siapa yang butuh kesetaraan
Siapa yang butuh kesetaraanSiapa yang butuh kesetaraan
Siapa yang butuh kesetaraanrasih0405
 
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenialKorelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenialwidia wati
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeAdiba Qonita
 
8sejarah n-ilmu-sosial
8sejarah n-ilmu-sosial8sejarah n-ilmu-sosial
8sejarah n-ilmu-sosialRusnaini Soleh
 
4. marxist dan sosialis'
4. marxist dan sosialis'4. marxist dan sosialis'
4. marxist dan sosialis'evinurleni
 
Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminismesyawiril
 
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin MudzakkirKegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin MudzakkirPerpus Maya
 
TEORI FEMINISME KEL 10 DDIS.pptx
TEORI FEMINISME KEL 10 DDIS.pptxTEORI FEMINISME KEL 10 DDIS.pptx
TEORI FEMINISME KEL 10 DDIS.pptxnandapianie
 
perkembangan paham-paham yang berpengaruh terhadap kemerdekaan di asia dan af...
perkembangan paham-paham yang berpengaruh terhadap kemerdekaan di asia dan af...perkembangan paham-paham yang berpengaruh terhadap kemerdekaan di asia dan af...
perkembangan paham-paham yang berpengaruh terhadap kemerdekaan di asia dan af...aswansetiawan
 
Presentasi isu isu tematik ilmu & feminisme
Presentasi isu isu tematik ilmu & feminismePresentasi isu isu tematik ilmu & feminisme
Presentasi isu isu tematik ilmu & feminismepriyaqfahanif
 

Similar to HUKUM DAN GENDER (20)

Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptxKomunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
Komunikasi Gender 2-3_Feminism Wave(s) and Gender Difference.pptx
 
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !! Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
Konsep FEMINISME dalam fahaman LIBERAL !!
 
GENERASI MUDA DALAM KEPUNGAN FEMINISME MUSLIM.pptx
GENERASI MUDA DALAM KEPUNGAN FEMINISME MUSLIM.pptxGENERASI MUDA DALAM KEPUNGAN FEMINISME MUSLIM.pptx
GENERASI MUDA DALAM KEPUNGAN FEMINISME MUSLIM.pptx
 
Media massa dan feminisme (tugas matakuliah prinsop dasar komunikasi dan mana...
Media massa dan feminisme (tugas matakuliah prinsop dasar komunikasi dan mana...Media massa dan feminisme (tugas matakuliah prinsop dasar komunikasi dan mana...
Media massa dan feminisme (tugas matakuliah prinsop dasar komunikasi dan mana...
 
Benarkah kartini mengajarkan emansipasi
Benarkah kartini mengajarkan emansipasiBenarkah kartini mengajarkan emansipasi
Benarkah kartini mengajarkan emansipasi
 
Revisi feminism
Revisi feminismRevisi feminism
Revisi feminism
 
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.pptGender-dan-Kesetaraan.ppt
Gender-dan-Kesetaraan.ppt
 
Siapa yang butuh kesetaraan
Siapa yang butuh kesetaraanSiapa yang butuh kesetaraan
Siapa yang butuh kesetaraan
 
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenialKorelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
Korelasi feminisme terhadap krisis moral wanita era milenial
 
Islam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan FeminismeIslam, Perempuan, dan Feminisme
Islam, Perempuan, dan Feminisme
 
Gender dan Kesetaraan
Gender dan KesetaraanGender dan Kesetaraan
Gender dan Kesetaraan
 
8sejarah n-ilmu-sosial
8sejarah n-ilmu-sosial8sejarah n-ilmu-sosial
8sejarah n-ilmu-sosial
 
4. marxist dan sosialis'
4. marxist dan sosialis'4. marxist dan sosialis'
4. marxist dan sosialis'
 
Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminisme
 
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin MudzakkirKegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
 
TEORI FEMINISME KEL 10 DDIS.pptx
TEORI FEMINISME KEL 10 DDIS.pptxTEORI FEMINISME KEL 10 DDIS.pptx
TEORI FEMINISME KEL 10 DDIS.pptx
 
perkembangan paham-paham yang berpengaruh terhadap kemerdekaan di asia dan af...
perkembangan paham-paham yang berpengaruh terhadap kemerdekaan di asia dan af...perkembangan paham-paham yang berpengaruh terhadap kemerdekaan di asia dan af...
perkembangan paham-paham yang berpengaruh terhadap kemerdekaan di asia dan af...
 
Revolusi perancis xi.iis.3
Revolusi perancis xi.iis.3Revolusi perancis xi.iis.3
Revolusi perancis xi.iis.3
 
Presentasi isu isu tematik ilmu & feminisme
Presentasi isu isu tematik ilmu & feminismePresentasi isu isu tematik ilmu & feminisme
Presentasi isu isu tematik ilmu & feminisme
 
Fundmentalisme
FundmentalismeFundmentalisme
Fundmentalisme
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

HUKUM DAN GENDER

  • 2.
  • 3. Gerakan feminis pada mulanya adalah gerak sekelompok aktivis perempuan barat, yang kemudian lambat laun menjadi gelombang akademik di universitas-universitas, termasuk negara-negara Islam, melalui program ”woman studies”. Gerakan perempuan telah mendapat “restu” dari Perserikatan Bangsa Bangsa perempuan dengan dikeluarkannya CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women).
  • 4. DOKTRIN TENTANG PEREMPUAN Perempuan ibu dari dosa yg menjerumuskan laki-laki ke dalam dosa, kejahatan dan membawa ke neraka Tertullian (150M): Wanita yang membukakan pintu bagi masuknya godaan setan dan membimbing kaum pria ke pohon terlarang untuk melanggar hukum Tuhan, dan membuat laki-laki menjadi jahat serta menjadi bayangan Tuhan.
  • 5. Mengapa Muncul Gerakan ini? Dekade 1560 dan 1648 merupakan penurunan status perempuan di masyarakat Eropa. Reformasi yang dilakukan para agamawan pembaharu tidak banyak membantu nasib perempuan. Mc Kay : Studi-studi spiritual kemudian dilakukan untuk memperbaharui konsep Saint Paul’s tentang perempuan, yaitu perempuan dianggap sebagai sumber dosa dan merupakan makhluk kelas dua di dunia ini. 01 02 Perempuan menikah di abad pertengahan juga tidak memiliki hak untuk bercerai dari suaminya dengan alasan apapun. Pada tahun 1595, seorang profesor dari Wittenberg University melakukan perdebatan serius mengenai apakah perempuan itu manusia atau bukan. Pelacuran merebak dan dilegalkan oleh negara. 03 04 PEREMPUAN DIANGGAP SEBAGAI MAKHLUK INFERIOR
  • 6. KONDISI PEREMPUAN BARAT ABAD PERTENGAHAN St John Chrysostom (Yunani, 345M-407M) : perempuan adalah setan yang tidak bisa dihindari, suatu kejahatan dan bencana yang abadi dan menarik. Thomas Aquinas dalam buku Summa Theologia, 1266-1272 : dalam tulisannya Aquinas sepakat dengan Aristoteles, bahwa perempuan adalah laki-laki yang cacat atau memiliki kekurangan (defect male). Menurut Aquinas, bagi para filsuf, perempuan adalah laki-laki yang diharamkan. Sedangkan Immanuel Kant berpendapat bahwa perempuan mempunyai perasaan kuat tentang kecantikan, keanggunan, dan sebagainya, tetapi kurang dalam aspek kognitif, dan tidak dapat memutuskan tindakan moral.
  • 7. Raja James I, sangat membenci perempuan. Perempuan-perempuan yang dituduh sebagai ”nenek sihir”, dibakar dan dibunuh pada dasarnya merupakan ekspresi anti perempuan. Hukuman yang brutal dijatuhkan kepada seorang perempuan yang melanggar perintah suaminya. Tradisi ini mengembangkan pemikiran bahwa perempuan menyimpan bibit-bibit ”keburukan” sehingga harus terus menerus di awasi dan ditertibkan oleh anggota keluarnya yang laki-laki atau suaminya bila ia sudah menikah. Pemikiran ini membawa konsekuensi bagi pemikiran lainnya seperti ide bahwa lebih baik seorang laki-laki tinggal sendiri, tidak menikah dan jauh dari perempuan. Hidup tanpa nikah ini merupakan kehidupan ideal laki-laki, jauh dari pengaruh buruk dan beban anak- anak sehingga laki-laki bisa berkonsentrasi pada dunia publiknya. Pemikiran-pemikiran seperti ini tercermin dalam karya Francis Bacon. Perempuan barat, menjadi makhluk lemah dan tidak berdaya dilihat dari hampir seluruh aspek kehidupan. Hal itulah yang kemudian mendorong para perempuan barat bergerak untuk mendapatkan kembali hak individu dan hak sipil mereka yang terampas selama ratusan tahun.
  • 8. GERAKAN PEREMPUAN (WOMAN MOVEMENT) Latar belakang perempuan barat yang kelam akhirnya memunculkan gerakan- gerakan perempuan yang menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum laki-laki. Gerakan perempuan memunculkan sejumlah tokoh perempuan, seperti Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Staton, yang memiliki surat kabar sendiri yaitu The Revolution. Melalui surat kabar ini perempuan-perempuan itu menuliskan pemikiran mereka yang mempersoalkan masalah perceraian, prostitusi dan peran gereja dalam mensubordinasi perempuan. Sebelum feminis digunakan sebagai ungkapan umum dalam bahasa inggris, kata-kata seperti “womanism, the woman movement, atau woman questions telah digunakan terlebih dulu. Kata “feminist” pertama kali ditemukan pada awal abad ke 19 oleh seorang sosialis berkebangsaan Perancis, yaitu Charles Fourier. Ide yang diusungnya adalah transformasi perempuan oleh masyarakat berdasarkan saling ketergantungan dan kerjasama, bukan pada kompetisi dan mencari keuntungan. Pemikirannnya ini mempengaruhi banyak perempuan dan mengkombinasikan antara emansipasi pribadi dengan emansipasi sosial.
  • 9. GERAKAN PEREMPUAN (WOMAN MOVEMENT) Revolusi yang terjadi di Eropa membuat gerakan perempuan mendapatkan kesempatan untuk ikut menyuarakan kepentingan mereka. Pada Revolusi Puritan di Inggris Raya pada abad 17, kaum perempuan puritan berusaha untuk mendefinisikan ulang area aktivitas perempuan dengan menarik legitimasi dari doktrin-doktrin yang menjadi otoritas bapak, laki-laki, agamawan dan pemimpin politik. Pada tahun 1890, kata feminis digunakan untuk mendeskripsikan kampanye perempuan pada pemilihan umum ketika banyak organisasi telah didirikan di Inggris untuk menyebarkan ide liberal tentang hak individual perempuan Revolusi Perancis (1789) juga telah memberi pengaruh besar pada gerakan perempuan di Barat. Kaum perempuan saat itu terus bergerak memanfaatkan gejolak politik di tengah revolusi yang mengusung isu liberty, equality dan fraternity. Pada bulan oktober 1789 perempuan – perempuan pasar di Perancis berjalan dari Versailles yang diikuti oleh pasukan keamanan nasional. Roti hilang dari pasaran, para perempuan miskin kemudian melakukan aksi masa menuntut Raja agar mengontrol harga dan konsumsi dan menyediakan roti murah bagi rakyat. Di Perancis, saat itu masyarakat terpecah menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok moderat yang masih menghendaki Konsitusi Monarki dan kelompok radikal yang mengingikan Monariki berakhir. Gerakan perempuan aktif mendukung kelompok radikal yang mendukung ide-ide Republik, walaupun kemudian akhirnya mereka terlibat dalam pertikaian politik antar faksi-faksi yang ada. Dan akhirnya pada tahun 1792, kaum perempuan memperoleh hak untuk bisa bercerai dengan suaminya.
  • 10. GERAKAN PEREMPUAN (WOMAN MOVEMENT) Dua feminis yang terkemuka, Lucretia Mott dan Elizabeth Cady Stanton, pada tahun 1848 mengorganisir pertemuan akbar Konvensi Hak-Hak Perempuan di Seneca Falls yang dihadiri oleh 300 peserta laki-laki dan perempuan. Pertemuan itu kemudian menghasilkan deklarasi yang menuntut reformasi hukum-hukum perkawinan, perceraian, properti dan anak. Di dalam deklarasi tersebut mereka memberi penekanan kepada hak perempuan untuk berbicara dan berpendapat di dunia publik. Pada awal abad 20 “Feminisme” digunakan di Amerika dan Eropa untuk mendeskripsikan elemen khusus dalam pergerakan perempuan yang menekankan pada keistimewaaan” dan perbedaan perempuan, dari pada mencari kesetaraan. Feminisme digunakan untuk mendeskripsikan tidak hanya kampanye politik untuk pemilihan umum tetapi juga hak ekonomi dan sosial, seperti pembayaran yang setara (equal pay) sampai KB atau (birth control). Di sekitar perang dunia I, beberapa perempuan muda meyakinkan bahwa feminisme saja tidak cukup, kemudian mereka menyebut diri mereka sendiri sebagai feminis sosialis. Kaum sosialis perempuan yang lain menentang feminisme. Mereka melihat feminisme hanya mengespresikan secara eklusif kepentingan perempuan kelas menengah dan professional.
  • 11. GERAKAN PEREMPUAN (WOMAN MOVEMENT) Kaum Feminis kemudian mengembangkan konsep jender pada tahun 1970 sebagai alat untuk mengenali bahwa perempuan tidak dihubungkan dengan laki-laki di setiap budaya dan bahwa kedudukan perempuan di masyarakat pada akhirnya berbeda-beda. Kemudian wacana jender diperkenalkan oleh sekelompok feminis di London pada awal tahun 1977. Sejak itu para feminis mengusung konsep gender equality atau kesetaraan jender sebagai mainstream gerakan mereka. Jender menurut Unger adalah, “a term used to encompass the social expectations associated with feminity and msculinity.“ Para feminis berpendapat jender merupakan konstruk sosialdan berbeda dengan “sex“ yang merujuk pada anatomi biologis. Jender dipengaruhi oleh kondisi sosial-budaya, agama, dan hukum yang berlaku di masyarakat serta faktor-faktor lainnya. Lips berpendapat, jender tidak hanya terdiri dari dua jenis, yaitu feminin dan maskulin, seperti umumnya diketahui oleh masyarakat luas. Tetapi ia mengakui adanya jender ketiga yang bersifat cair dan bisa berubah- ubah,dan telah dikenal oleh masyarakat pada berbagai macam budaya yang berbeda. Jender ketiga ini tidak bisa dikategorikan sebagai feminin atau maskulin, tetapi mereka adalah kaum homoseksual dan transvestite (seseorang yang senang berpakaian jender lainnya)
  • 12. Peristiwa kebakaran di pabrik garmen bernama Triangle Shirtwaist Factory di Amerika pada tahun 1911 paling dipercaya sebagai momentum dicanangkannya tanggal 8 Maret sebagai Women’s International Day. Pada masa itu kondisi kerja dan fasilitas yang diterima para buruh wanita di Amerika sangat jauh dari layak. Hingga pada akhirnya sebuah kebakaran hebat terjadi pada bulan Maret tahun 1911 dan menewaskan 140 orang pekerja perempuan. Peristiwa tersebut disebut-sebut sebagai bencana industri paling mematikan dalam sejarah kota New York. Peristiwa ini memicu aksi besar Aksi tersebut dimotori oleh buruh-buruh perempuan dari pabrik pakaian dan tekstil dan dilaksanakan tepat pada tanggal 8 Maret 1957.
  • 13. HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL (HPI) LAHIR DALAM PERGOLAKAN SOSIAL YANG BESAR Bertahun-tahun sebelum tahun 1910, pada pergantian menuju abad 20, kaum perempuan di negara-negara yang tengah mengalami industrialisasi, mulai memasuki kerja upahan. Pekerjaan mereka dipisahkan menurut jenis kelamin, dan umumnya kaum perempuan ditempatkan di industri tekstil, manufaktur, dan layanan-layanan domestik dimana kondisi-kondisinya sangat parah dan menyengsarakan. Saat itu adalah masa dimana Serikat- Serikat Buruh tengah mengalami perkembangan dan di sisi lain sengketa-sengketa industrial mulai meletus, termasuk sengketa yang muncul di antara seksi-seksi pekerja perempuan yang tidak bergabung dalam serikat. Eropa saat itu tengah berada dalam kemungkinan terseret ke dalam api revolusi. Di seluruh penjuru Eropa, Inggris, Amerika, dan kurang lebih juga di Australia, kaum perempuan dari seluruh lapisan sosial berjuang dan berkampanye untuk menuntut hak pilih dalam pemilihan umum.
  • 14. Tanggal 8 Maret, Perserikatan Bangsa Bangsa menetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional. Penetapan oleh PBB terjadi pada tahun 1978, tiga tahun sebelumnya PBB menetapkan tahun 1975 sebagai Women’s Year dan bulan Maret didedikasikan sebagai Bulan Perempuan dimana secara resmi dimasukkan dalam daftar yang dianjurkan untuk diliburkan oleh PBB. Sekjen PBB mengeluarkan pesan tahunannya dan menganjurkan negara anggota untuk memperingatinya. Di Amerika Serikat Kongres dan Senat tahun 1997 mengeluarkan resolusi bulan Maret sebagai Bulan Sejarah Perempuan. Seiring dengan meningkatnya pengajaran sejarah perempuan dalam kurikulum di berbagai sekolah di Amerika dan Eropa
  • 15. Hingga penghujung abad 20 banyak kesepakatan internasional yang telah diratifikasi negara-negara anggota PBB yang bisa dijadikan peta penujuk jalan dan landasan aksi menuju penguatan perempuan, diantaranya Convention on the Political Rights of Women (1952), Comvention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW, 1979), International Conference on Population and Development (ICPD, 1994), Beijing Declaration and Platform For Action (BPFA,1995) dan Millenium Development Goals (MDGs, 2001)
  • 16. Konferensi I PBB tentang Perempuan-1975 (Mexico City) • Pencanangan tahun 1975 sbg Tahun Internasional Perempuan • Secara resmi menjadi awal perjuangan meningkatkan kedudukan perempuan sedunia • Tuntutan gerakan awal kaum perempuan dalam pembangunan pertama kali secara global dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memproklamirkan bahwa tahun 1975 sebagai tahun Wanita Intenasional (World Conference of the International Women’s Year) yang diadakan di Mexico City, dalam hal ini konferensi tersebut secara garis besar membahas partisipasi penuh kaum perempuan dalam pembangunan, perempuan seharusnya turut berperan penting dalam jalannya pembangunan, tidak bisa lagi hanya dianggap sebelah mata.
  • 17. Beberapa Konferensi Perempuan Internasional Berikutnya • Konvensi CEDAW (ditandatangani tahun 1979, berlaku tahun 1981, diratifikasi dengan UU No. 7 tahun 1984 tentang Pengesahan CEDAW) • Kopenhagen-1980 • Nairobi-1985 • Beijing-1995 • Seluruh konferensi tersebut mendorong penguatan dimensi perempuan di bidang hukum, ekonomi, sosial dan politik
  • 18. Konferensi PBB IV ttg Perempuan Beijing-1995 (BPFA) • Konferensi ini merupakan salah satu konferensi terbesar dunia yang dihadiri 189 negara-negara anggota PBB • Menghasilkan 12 butir aksi bagi perempuan
  • 19. 12 BUTIR (BPFA) • PEREMPUAN & KEMISKINAN • PENDIDIKAN & PELATIHAN BAGI PEREMPUAN • PEREMPUAN & KESEHATAN • KEKERASAN THD PEREMPUAN • PEREMPUAN & KONFLIK BERSENJATA • PEREMPUAN & EKONOMI
  • 20. 12 BUTIR (BPFA) • PEREMPUAN DLM KEKUASAAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN • MEKANISME INSTITUSIONAL UTK KEMAJUAN PEREMPUAN • HAK ASASI PEREMPUAN • PEREMPUAN & MEDIA • PEREMPUAN & LINGKUNGAN • ANAK PEREMPUAN
  • 21. KONFERENSI TINGKAT DUNIA KE-IV DI BEIJING, 1995 Sebuah Konferensi Tingkat Dunia ke-IV tentang Perempuan yang bertema Persamaan, Pembangunan, dan Perdamaian yang diselenggarakan di Beijing (Cina) pada tanggal 4-15 September 1995. Hasilnya ialah Deklarasi Beijing dan Landasan Aksi (BPFA; Beijing Declaration and Platform for Action). Pesertanya terdiri atas 189 negara anggota PBB yang telah sepakat menandatangani deklarasi itu termasuk Indonesia, sebagai upaya mewujudkan persamaan harkat dan martabat kaum perempuan dan meningkatkan akses dan kontrol kaum perempuan atas sumber daya ekonomi, politik, sosial dan budaya.
  • 22. TUJUAN Menjunjung tinggi persamaan hak dan martabat kaum perempuan dan laki-laki serta menyatakan bahwa hak- hak kaum perempuan adalah Hak Asasi Manusia sebagaimana yang terkandung dalam Piagam PBB, Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia, Konvensi Hak Anak, Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Kaum Perempuan (CEDAW), Deklarasi Penghapusan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan, dan Deklarasi tentang Hak atas Pembangunan.
  • 23. LANDASAN AKSI Ini merupakan agenda kerja pemberdayaan kaum perempuan yang bertujuan mempercepat pelaksanaan kemajuan kaum perempuan (dalam Konferensi Tingkat Tinggi Nairobi, 1985). Prinsip kebersamaan dalam kekuasaan dan tanggungjawab harus diciptakan di antara perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga, di tempat kerja, dan di masyarakat nasional maupun internasional yang lebih luas. Persamaan perempuan dan laki-laki adalah masalah hak asasi, syarat dari keadilan sosial dan persamaan pembangunan dan perdamaian.
  • 24. Sidang Khusus ke-23 Majelis Umum PBB di New York, 2000 Sidang Khusus ke-23 Majelis Umum PBB di Markas Besarnya di New York pada 5-10 Juni 2000 yang membahas tema mengenai “Women 2000: Gender Equality Development and Peace for the Twenty First Century” (Beijing +5). Tujuan Untuk mengevaluasi 5 tahun pelaksanaan Deklarasi dan Landasan Aksi Beijing (1995-2000), maka dibahas “best practises, positives actions, lessons learned” dan tantangan yang masih tersisa dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di milenium baru.
  • 25. HASIL: Diterima dan disepakatinya Deklarasi Politik dan Dokumen akhir berjudul “Further Actions and Initiatives to Impelement the Beijing Declaration and Platform for Action” (Langkah-langkah dan Prakarsa-prakarsa lanjut untuk melaksanakan Deklarasi dan Kerangka Aksi Beijing). Dokumen ini memuat komitmen untuk melaksanakan target-target dan strategi baru guna mendukung pelaksanaan Kerangka Aksi Beijing 1995 baik di tingkat nasional maupun internasional