2. Latar Belakang Ilmu Filsafat
Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik
secara substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak
dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan
ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Ilmu atau sains
merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam semua
strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari
ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam
kehidupan sehari-hari. Ilmu dianggap sebagai hafalan saja,
bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan,
menjelaskan, memprediksikan gejala alam untuk kesejahteraan
dan kenyamanan hidup.
3. Latar Belakang Feminisme
Feminisme sebagai Filsafat dan gerakan lahir di era pencerahan
Eropa, dipelopori pemikiran Lady Mary Wortley Montagudan Marquis
De Condercet yang menginginkan Pendidikan untuk perempuan.
Menjelang abad 19 Feminisme menjadi gerakan yang cukup mendapat
perhatian dari para perempuan kulit putih Eropa. Mereka
memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai Universal
sisterhood. Pergerakan di pusat Eropa kemudian berpindah ke
Amerika. Gerakan ini memang diperlukan pada saat itu, saat
kebebasan perempuan di Pasung. Perempuan dirugikan dalam segala
bidang dan di nomorduakan oleh laki-laki dalam masyarakat yang
Patriarkal. Dalam pekerjaan, Pendidikan dan lebih-lebih Politik
perempuan memiliki akses yang sangat kurang disbanding laki-laki.
4. Pengertian Filsafat ilmu
Filsafat ilmu
Filsafat Ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi
dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan
ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat
dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat
menjelaskan masalah-masalah seperti apa dan bagaimana suatu konsep dan
pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut
dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta
memanfaatkan alam melalui teknologi cara menentukan validitas dari sebuah
informasi formulasi dan penggunaan metode ilmiah macam-macam penalaran
yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan serta implikasi metode
dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu
sendiri.
5. Teori Feminisme
Feminisme adalah suatu kesadaran akan penindasan dan eksploitasi
terhadap perempuan yang terjadi baik dalam keluarga, di tempat kerja,
maupun di masyarakat serta adanya tindakan sadar akan laki-laki maupun
perempuan untuk mengubah keadaan tersebut secara leksikal. Feminisme
adalah gerakan kaum perempuan yang menuntut persamaan hak
sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki “.
Pengertian feminisme dapat berubah dikarenakan oleh pemahaman atau
pandangan para feminis yang didasarkan atas realita secara historis dan
budaya, serta tingkat kesadaran persepsi dan perilaku. Bahkan diantara
perempuan dengan jenis-jenis yang hampir mirip terdapat perbedaan
pendapat dan perdebatan mengenai pemikiran feminis, sebagaian
didasarkan atas alasan (misalnya akar kebudayaan) patriarkhi dan
dominasi laki-laki, dan sampai resolusi final atas perjuangan perempuan
akan non-eksploitasi lingkungan, kebebasan kelas, latar belakang, ras, dan
gender.
6. Kesimpulan
Teori feminisme menfokuskan diri pada pentingnya kesadaran
mengenaipersamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam semua
bidang. Teori ini berkembang sebagai reaksi dari fakta yang terjadi di
masyarakat, yaitu adanya konflik kelas, konflik ras, dan, terutama,
karena adanya konflik gender. Feminisme mencoba untuk
mendekonstruksi sistem yang menimbulkan kelompok yang
mendominasi dan didominasi, serta sistem hegemoni di mana
kelompok subordinat terpaksa harus menerima nilai-nilai yang
ditetapkan oleh kelompok yang berkuasa. Feminisme mencoba untuk
menghilangkan pertentangan antara kelompok yang lemah dengan
kelompok yang dianggap lebih kuat.