2. Definisi Gender
Secara etomologis kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti “jenis kelamin”. Dalam
Webster’s New World Dictionary, sebgaimana yang dikutip Nasarudin Umar dalam Argumen
Keseteraan Gender: Perspektif Al-Qur’an, gender diartikan sebagai perbadaan yang tampak anta laki-
lakidanperempuandilihardariseginilaidantingkahlaku.
Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep
kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristikemosionalantaralaki-lakidanperempuanyangberkembang dalammasyarakat.
3. Munculnya paham keseteraan gender dilatarbelakangi oleh konsep masyarakat Barat yang
telah lama mengalami problem hubungan antara laki-laki dan perempuan. Menurut Hamid Fahmy
Zarkasyi dalam kata pengantar buku Indahnya Keserasian Gender dalam Islam karya Henry
Shalahuddin (dkk.), bahwa konsep tersebut terbentuk dari protes para wanita dalam sebuah gerakan
yangdisebutgerakanfeminisme(feminism).
Jadi, awal mula munculnya paham kesetaraan gender ini berasal dari gerakan para aktivis
feminisme yang menuntut adanya kesetaraan dan keadilan gender dengan laki-laki dalam segala hal.
IstilahfeminismeberasaldaribahasaLatin“femina”,perempuan.
Muculnya paham kesetaraan gender
4. Timbulnya gerakan feminisme adalah keyakinan dasar masyrakat Barat yang merupakan
kombinasi dari berbagai unsur yang mencerminkan worldview mereka. Secara teoritis, worldview
merupakansumbergerakan dansosial.
Di Barat telah terjadi perubahan sosial, jika pada umumnya seorang laki-laki (suami) sebagai
pencari nafkah dan perempuan (istri) sebagai peramu atau ibu rumahtangga, di zaman industri teori
fungsionaltersebuttidakberlakulagi.
Menurut Wollstonecraft dalam A Vindication of the Rights of Woman, di abad ke-18,
perempuanmulaibekerjadiluarrumahkarenadidorongolehkapitalismeindustri.Perubahanfungsiitu
awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani, namun kemudian berkembang menjadi ambisi
sosial,atautuntutanhaksosialdanpolitik.MakatidakheranjikaperempuanBaratpadazamanindustri
dibingungkanolehduapilihan;akanmenjadiwanitakariratauiburumahtangga.
Feminisme
5. Feminis mulai terdengar di Barat (Eropa) pada abad pertengahan di mana gereja saat itu
berperan sebagai sentral kekuatan dan Paus sebagai pipinan gereja, menempatkan dirinya sebagai pusat
dansumberkekuasaan. RobertHeld,dalam bukunya Inquisition,memuatfoto-fotodanlukisan-lukisan
yang sangat mengerikan tentang kejahatan inquisisi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh gereja ketika itu.
Dipaparkan ada lebih dari 50 jenis dan model alat-alat penyiksa yang sangat brutal, seperti alat
pembakaran hidup-hidup, gergaji pembelah tubuh manusia, alat pemotong lidah, pengahancur kepala
dan lainnya. Ironisnya, sekitar 85 persen korban penyiksaan tersebut adalah perempuan. Antara tahun
1450-1800, diperkirakan sekitar 2 sampai 4 juta wanita telah dibakar hidup-hidup di daratan Katolik
maupunProtestanEropa.Haliniterjadikarenadidasarianggapan negatifterhadapkaumwanita.
Feminisme
6. Doktrin gereja lainnya yang menentang kodrat manusia dan memberatkan kaum wanita
adalah menganggap hubungan seksual antara pria dan wanita adalah peristiwa kotor walaupun mereka
sudah dalam ikatan perkawinan sah. Hal ini berimplikasi bahwa menghindari perkawinan adalah
simbolkesucian,kemurnian, danketinggian moral.Jikaseseoranginginhidupdilingkungan agamayang
bersih dan murni, maka lelaki tersebut tidak diperbolehkan menikah, atau mereka harus berpisah dari
istrinya, mengsingkan diri dan pantang melakukan hubungan badan. Kehidupan keras yang dialami
oleh perempuan-perempuan pada saat gereja memerintah Eropa tertuang dalam essai Francis Bacon
yangberjudulMarriageandSingleLifepadatahun1612.
Feminisme
7. Dalam pandangan St. Jerome, wanita adalah akar dari segala kejahatan (the root of all evil).
Penilaian serupa juga dinyatakan oleh St. John Chrycostom, “Tidak ada gunanya laki-laki menikah.
Karena, perempuan itu tidak lain dan tidak lebih merupakan lawan dari persahabatan, kejahatan yang
diperlukan, godaan alami, musuh dalam selimut, gangguan yang menyenangkan. Tokoh sesudahnya, St.
Augustine, menganggap hubungan intim anatara suami dan istri sebagai perbuatan kotor. St. Albertus
Magnus menguatkan: Perempuan adalah laki-laki yang cacat sejak awalnya, serba kurang dibanding
laki-laki. Makhluk yang tidak pernah yakin pada dirinya sendiri dan cenderung melakukan berbagai
cara demi mencapai keinginannya dengan berdusta dan tipu muslihat ala iblis. Perempuan tidak cerdas
namunlicik,sepertiularberbisadansetanbertanduk.
Feminisme
8. Latar belakang perempuan Barat yang kelam akhirnya memunculkan gerakan-gerakan
perempuan yang menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum laki-laki serta mulai mempersoalkan
masalah perceraian,prostitusi,danperangereja dalammensubordinasiperempuan.
Revolusiyangterjadi di Eropamembuat gerakan perempuan mendapatkan kesempatan untuk
ikut menyeruakan kepentingan mereka. Pada Revolusi Puritan di Inggris Raya pada abad 17, kaum
perempuan Puritan berusaha untuk mendefinisikan ulang area aktifitas perempuan yang menarik
legitimasi dari doktrin-doktrin yang menjadi otoritas bapak, laki-laki, pendeta, dan pemimpin politik.
Revolusi Puritan telah menghasilkan ferment dimana semua bentuk hierarki ditulis semua oleh anggota
sekteyangradikaldiInggrisRaya.
Revolusi
9. Pada awal abad 20,feminisme mulaidigunakan diAmerikadan Eropauntukmendeskripsikan
elemen khusus dalam pergerakan perempuan yang menekankan pada keistimewaan dan perbedaan
perempuan, daripada mencari kesetaraan. Feminisme digunakan untuk mendeskripsikan tidak hanya
kampanyepolitikuntukpemilihanumumtetapijugahakekonomidansosial.
Kaum feminis kemudian mengembangkan konsep gender pada tahun 1970 sebagai alat untuk
mengenali bahwa perempuan tidak dihubungkan dengan laki-laki di setiap budaya dan bahwa
kedudukan perempuan di masyarakat pada akhirnya berbeda-beda. Kemudian wacana gender
diperkenalkan oleh sekelompok feminis di London pada awal tahun 1977. Sejak saat itu para feminis
mengusung konsep gender equality atau keseteraan gender sebagai mainstream gerakan mereka. Untuk
ituperluuntukdipaparkanapaitufeminisme.
Revolusi